Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu : "ethikos" berarti "timbul
dari kebiasaan". Etika berarti suatu filsafat atau pemikiran kritis yang
mempelajari ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan studi pembelajaran
mengenai standar dan penilaian moral. Etika juga mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, hak, kewajiban dan
tanggung jawab. Etika merupakan pedoman yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan adanya kekhawatiran keadaan masyarakat yang selalu berubah
sehingga diharuskan dapat memilih dan menyadari akan kemajemukan dan
keberagaman orang lain.
Bioetika merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu
“bios” yang berarti hidup dan “ethos” yang berarti adat istiadat atau moral,
jadi bioetika berarti etika hidup. Bioetika digambarkan sebagai ilmu
pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan terpusat pada penggunaan
ilmu-ilmu biologis untuk memperbaiki mutu hidup. Dalam arti yang lebih
luas, bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat,
pemeliharaan kesehatan dan bidang-bidang terkait. Makna Bioetika merujuk
pada studi sistematis atas perilaku dalam ilmu-ilmu tentang hidup dan
kesehatan
Tujuan bioetika itu sendiri, yaitu membangun jembatan antara ilmu
pengetahuan dan humaniora (kemanusiaan), membantu “kemanusiaan” untuk
tetap selamat dan lestari, serta menyempurnakan dunia beradab. Bioetika
berupa studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Sebagai sebuah etika rasional,
bioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data ilmiah, biologis, dan
medis. Terkadang, istilah bioetika juga digunakan untuk mengganti istilah
etika medis, yang mencakup masalah etis tentang ilmu-ilmu biologis seperti
penyelidikan tentang hewan, serta usaha-usaha manipulasi spesies-spesies
bentukan genetik non manusiawi. Dengan demikian, maka akan dikaji lebih
dalam mengenai etika dan juga bioetika.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun dari latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah
yaitu sebagai berikut:
1. Apa sajakah yang termasuk contoh pengambilan keputusan menurut
pertimbangan etik, santifik, dan estetika ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan bioetika di Indonesia ?
3. Apa saja contoh dari nilai subyektivisme, cultural relatium, pandangan
supranatural, consequentialism, dan kontianisme ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bioetika.
2. Agar mahasiswa dapat memahami dan mampu menerapkan kaidah
bioetika apabila sudah terjun kedunia kerja yang sesungguhnya.
3. Mengetahui contoh dari pengambilan keputusan menurut pertimbangan
etik, santifik, dan estetika yang sesuai.
4. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan bioetika di Indonesia
5. Mempelajari contoh dari nilai subyektivisme, cultural relatium, pandangan
supranatural, consequentialism, dan kontianisme.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Etik, Santifik, dan Estetika


A. Pertimbangan Etik (baik atau benar)
1) Kebimbangan seorang bidan dalam menghadapi kasus abortus
Seorang wanita (non muslim) meminta seorang bidan untuk melakukan
abortus. Dalam ajaran agama wanita itu,tidak ada hukum yang melarang
tentang tindak abortus. Tetapi di satu sisi bidan(muslim) memiliki keyakinan
bahwa abortus itu dilarang dalam agama.
2) Ketindak lanjutan pasien untuk tindakan pembedahan
Dalam situasi dan kondisi dimana seorang pasien harus segera dioperasi,
sedangkan tidak adanya ahli bedah yang berpengalaman dalam bidang
tersebut,sehingga dokter ahli bedah yang belum be rpengalaman
sekalipun tetap dibenarkan untuk melak ukan tindakan pembedahan
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini dilakukan demi
keselamatan pasien tersebut.

B. Pertimbangan Saintifik (salah atau benar)


1) Kesalahpahaman Komunikasi Antara Perusahaan dan Karyawan
PT Golden Castle, bergerak dalam bidang konveksi atai tekstil mengalami
permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi
disebabkan oleh adanya miss communication dengan adanya kebijakan dalam
perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan akibat
masalah internal, namun pihak perusahaan belum memberitahukan kepada para
karyawan, sehingga para karyawan mengambil tindakan dengan mendemo
perusahaan. Namun tindakan ini berujung pada PHK besar-besaran yang
dilakukan oleh perusahaan.
2) Terhambatnya Program Keluarga Berencana atau KB
Program Keluarga Berencana atau KB semula ditolak masyarakat,
dikarenakan sebagian masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa
“banyak anak banyak rezeki”. Kendati demikian, adanya anggapan budaya ini
yang sangat kuat di masyarakat Indonesia sebagai salah satu penghambat
terbesar program KB ini serta dikarenakan otonomi daerah yang ada di
Indonesia kurang mendukung hal-hal sederhana seperti program KB ini.

C. Pertimbangan Estetik (elok atau jelek)


1) Desain Kamuflase Menara BTS di lingkungan perkotaan

Desain kamuflase menara BTS (Base Transceiver Station) menarik untuk


dibahas karena memungkinkan adanya pengembangan dengan sentuhan desain
yang bernilai estetika dan relatif dapat menyatu pada lingkungannya seperti
pohon palem, lampu jalan dan menara masjid. Desain yang melibatkan

3
pertimbangan estetika seni dan teknologi bertujuan untuk mendapatkan
keamanan, kenyamanan dan keindahan dari produk desain tersebut, serta
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hidup menusia. Tentu saja
pembangunan menara tidaklah mudah karena harus melewati proses yang
panjang dan rumit. Sosialisasi pada masyarakat seringkali menjadi kendala
pembangunan menara BTS karena sebagian merasa keberatan dengan
dibangunnya menara BTS di sekitar tempat tinggal masyarakat tersebut.
Persoalan ini dikemukakan karena munculnya kekhawatiran adanya dampak
negatif radiasi terhadap kesehatan bagi masyarakat di sekitar menara. Namun
WHO dan Fakultas Teknik UGM pernah melakukan penelitian yang
membuktikan bahwa menara BTS tidak menimbulkan radiasi yang
membahayakan kesehatan manusia.
2) Pengembangan dan Modifikasi Estetik dalam Pembuatan Crown dan
Bridge
Pembuatan Crown dan Bridge harus mengacu pada tujuan perawatan
pembuatan gigi tiruan, yaitu mengembalikan fungsi fungsi yang hilang, antara
lain fungsi pengunyahan, fungsi bicara, fungsi estetik dan mempertahankan
kondisi rongga mulut agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut, dalam
konteksnya sebagai suatu kesatuan sistem stomatognati. Untuk memperoleh
hasil estetik yang optimal, pembuatan crown dan bridge memerlukan beberapa
pertimbangan, yaitu dalam melakukan restorasi khususnya dalam pembuatan
crown dan bridge harus dipertimbangkan bentuk gigi asli yang ada sebagai
acuan. Pembuatan bentuk gigi senatural mungkin akan mencegah timbulnya
kesan palsu pada gigi tiruannya. Posisi crown dan bridge disusun sedemikian
rupa sehingga memberikan keserasian dengan lengkung gigi secara
keseluruhan. Adapun beberapa pertimbangan bahan yang akan digunakan
untuk pembuatan crown dan bridge, yaitu porselen, metal porselen, akrilik,
targis vectris, dan metal. Bahan tersebut masing masing memiliki karakteristik
sendiri, sehingga kebutuhan akan estetik dipengaruhi oleh kemampuan untuk
memilih bahan.

2.2 Perkembangan Bioetika di Indonesia


Bioetika di Indonesia bertujuan untuk memberikan pedoman umum etika
bagi pengelola dan pengguna sumber daya hayati dalam rangka menjaga
keanekaragaman dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Berdasarkan Pasal
19 Kep. Menristek No. 112 Tahun 2009, harus dibentuk suatu Komite Etik
Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Hayati yang
bersifat independen, multidisiplin dan berpandangan plural.
Perkembangan bioetika di Indonesia ditunjukkan dengan peraturan
perundangan-undangan yang mengatur tentang penelitian. Perundang-
undangan tersebut antara lain:
1. Perubahan Keempat UUD 45 Pasal 31 ayat (5) yang menyatakan bahwa
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.

4
2. Undang-undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan IPTEK pada Pasal 22 yang mengamanatkan
bahwa Pemerintah menjamin kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara
serta keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
3. Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Pasal 13 yang
mengantisipasi produk pangan yang dihasilkan melalui rekayasa genetika.
4. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman yang memberikan batasan-batasan perlindungan.
5. Keputusan Bersama Menristek, MenKes dan Mentan Tahun 2004 tentang
Pembentukan Komisi Bioetika Nasional.
6. UU No. 18/2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Iptek (RPP Penelitian Beresiko Tinggi).

2.3 Nilai dan Contoh dalam Etika


 Subyektivisme adalah pengambilan keputusan moral yang berdasarkan
perasaan. Sesuatu dapat dikatakan baik apabila disukai. Dianggap sebagai
tolak ukur pertimbangan pengambilan keputusan.
Contoh nilai dari subyektivisme adalah sebagai berikut:
1) Menundukkan badannya ketika berjalan melewati orang lain.
2) Menyapa orang yang dikenal ketika berpapasan di jalan.
3) Menegur sapa orang yang dikenal.

 Cultural Relatium (relativisme budaya) adalah pandangan atau prinsip


yang memandang adanya suatu relativitas antara masing-masing budaya di
masyarakat manusia yang sesuai dengan dimana masyarakat itu sendiri
berasal. Relativisme budaya menganggap bahwa pada dasarnya tidak ada
sesuatu yang benar-benar salah, sehingga pada dasarnya tidak ada sesuatu
yang benar-benar baik, pada setiap budaya.
Contoh dari nilai relativisme budaya itu sendiri adalah sebagai
berikut:
1) Ritual suku Maya kuno yang melukai diri sendiri dan mengorbankan
manusia.
2) Kebiasaan orang Amerika memainkan kembang api pada peringatan hari
kemerdekaannya.
3) Orang Dani yang ada di Papua masih banyak di antaranya yang tidak
berpakaian sehingga biasa disebut juga manusia-manusia “primitif”

5
 Pandangan Supranatural adalah prinsip moral yang dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai agama dan dikatakan baik jika Tuhan
menginginkan.
Contoh dari pandangan supranatural adalah sebagai berikut:
1) Keyakinan umat Islam yang menyatakan bahwa memakan daging babi
tidak diperbolehkan.
2) Penganut agama Hindu berpegangan bahwa lembu adalah binatang suci
dan tidak dibolehkan dimakan
3) Meminta maaf ketika melakukan suatu kesalahan dalam rangka
perdamaian.

 Consequentialism adalah pandangan menilai baik buruk atau salah benar


suatu tindakan dari akibat atau konsekuensinya. Karena itu etika
consequentialism biasa disebut juga teologis (dari kata Yunani, telos
berarti akhir). Suatu tindakan secara moral baik atau benar apabila
berakibat baik.
Contoh dari nilai consequentialism itu sendiri adalah sebagai berikut:
1) Melakukan Aborsi sangat tidak diperbolehkan karena berakibat
menghilangkan kesempatan kehidupan seseorang di dunia.
2) Melakukan tindakan yang meningkatkan kesetiaan dan persahabatan
seperti selalu membantu sahabat dalam keadaan apapun.
3) Menonton televisi dianggap tidak baik karena waktu yang digunakan
untuk kegiatan tersebut sepatutnya digunakan untuk melakukan kegiatan
yang lebih berguna.

 Kontianisme adalah penilaian suatu tindakan salah yang dikarenakan


tindakan itu sendiri dan tidak hanya salah namun mengakibatkan hal yang
buruk.
Contoh dari nilai kontianisme adalah sebagai berikut:
kekerasan, pemerkosaan, korupsi dan penyakit yang ada di masyarakat
itu bisa terjadi karena jauh dari nilai-nilai etika serta jauh dari moralitas
yang menjadi aturan dalam hidup.

6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika berarti suatu filsafat atau pemikiran kritis yang mempelajari
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan studi pembelajaran mengenai standar
dan penilaian moral. Etika merujuk pada analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, hak, kewajiban dan tanggung jawab. Sedangkan
Bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat, pemeliharaan
kesehatan dan bidang-bidang terkait. Makna Bioetika merujuk pada studi
sistematis atas perilaku dalam ilmu-ilmu tentang hidup dan kesehatan
Perkembangan dunia yang semakin pesat memunculkan berbagai
masalah etika. Institusi-institusi telah membahas masalah bioetika seperti
penyelidikan tentang hewan, usaha-usaha manipulasi spesies-spesies bentukan
genetik non manusiawi dan masalah-masalah yang berkaitan dengan kematian
makhluk hidup baik pada manusia, hewan, dan tanaman. Karena bioetika
menyelidiki dimensi etis dari masalah-masalah teknologi yang sudah ada, maka
sejauh ini diterapkan pada kehidupan yang cakupannya luas sekali.

3.2 Saran

Saran penulis kepada yang membaca agar makalah ini bermanfaat


untuk kedepannya, sebagai tambahan literatur dalam bacaan. Dan dalam
pengambilan keputusan yang dianggap paling bermanfaat dari beberapa aspek
hendaklah harus memikirkan dampak negatif dan positif bagi sekitarnya di
masa depan. Serta dalam penerapan Etika dan Bioetika itu sendiri hendaklah
dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga, saling mengingatkan, dan
mengembangkan etika profesi ahli gizi.

7
Daftar pustaka

https://www.academia.edu/9788947/ETIKA_PROFESI_GIZI_ETIKA_PROFESI
_GIZI

https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php

https://id.wikipedia.org/wiki/Bioetika

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-9830-7_00251.pdf

https://www.academia.edu/18122990/cultural_relativism_kebenaran_relatif_

https://www.gotquestions.org/Indonesia/relativisme-budaya.html

https://jurnal-h2o.blogspot.com/2009/06/dilema-pembangunan-kebudayaan-
cultural.html

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2530787/anggapan-banyak-anak-
banyak-rezeki-masih-jadi-hambatan-program-kb

http://digilib.isi.ac.id/2940/1/2017_Makalah%20Simposium%20%20Internasional
%20ARCADESA%202017.pdf

http://scholar.google.co.id/scholar/Fejournal.jurwidyakop3.com/Findex.php/majal
ah-ilmiah-article

https://filsafatlombok.blogspot.com/2015/02/filsafat-etika-immanuel-kant-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai