Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar Belakang
Mungkin hampir setiap waktu manusia, hewan, dan tumbuan yang berada
dalam kondisi normal selalu bergerak. Baik bergerak pasif maupun bergerak
secara aktif. Bahkan sesorang yang berada dalam kondisi tidur atau baring juga
melakukan kerja. Untuk melakukan semua itu harus memerlukan yang namanya
energi yang digunakan untuk tumbuh, bergerak, mencari makan dan lain
sebagainya dan tanpa semua itu kehidupan akan berhenti atau tidak ada.
Didalam makhluk hidup terjadi yang namanya perombakan senyawa kimia
untuk berbagai keperluan hidupnya yang dikenal sebagai metabolisme.
Metabolisme itu sendiri dibedakan menjadi dua yaitu reaksi penyusun dan reaksi
pengurai. Dan salah satu contoh dari metabolism adalah respirasi.
Respirasi yaitu suatu proses pengoksidasian metabolisme oleh organism
yang terjadi pada saat ada oksigen untuk menangkap energi yang berada dalam
ikatan-ikatan organism tersebut. Respirasi bukanlah hal yang rejadi untuk
menghasilkan energi saja, tetapi tetapi juga menghasilkan produk sampingan
berupa karbon dioksida dan air.
Tujuan respirasi adalah membebaskan segala energi yang tersimpan dalam
makanan. Respirasi dibagi menjadi dua macam, yaitu respirasi aerob dan
respirasi anaerob. Respirasi aerob yaitu respirasi makhluk hidup yang
membutuhkan yang namanya oksigen. Sedangkan respirasi anaerob adalah
repirasi makhluk hidup yang tidak membutuhkan oksigen.
Jumlah CO2 yang dihasilkan dan jumlah O2 yang digunakan dalam respirasi
aerob tidak selalu sama. Itu tergantung pada jenis bahan atau organisme yang
digunakan perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang
dibutuhkan.
Hal ini menunjukkan bahwa saat kita melakukan percobaan mengenai
respirasi, kita harus membandingkan beberapa jenis organism. Adapun yang
organism yang sejenis tapi memiliki ukuran yang berbeda. Karena hal itu
merupakan cepat tidaknya suatu organisme melakukan respirasi.
Dari penjelasan di atas menjadi latar belakang kami melakukan percobaan
respirasi untuk membuktikan pernyataan tentang perbedaan tingkat respirasi tiap
organisme.
B. Tujuan praktikum
1. Membuktikan bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen untuk
respirasinya.
2. Membandingkan kebutuhan oksigen beberapa organisme menurut jenis dan
ukuran berat tubuhnya.
C. Manfaat praktikum
1. Kita mampu membuktikan bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen
untuk respirasi.
2. Mampu membandingkan kebutuhan oksigen organisme yang berbeda jenis
danu kurannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi yaitu proses oksidasi bahan makan atau bahan organic yang terjadi
di dalam sel yang dapat dilakukan secara aerob maupun anaeorob. Dalam kondisi
aerob, respirasi ini memerlukan oksigen bebas dan melepaskan karondioksida serta
energy (Tim pengajar, 2010).
Respirasi yaitu pengambilan oksigen molekuler (O2) dari lingkungan dan
pembuangan karbon dioksida (CO2) ke lingkungan. Hewan memerlukan suplai (O2)
secara terus menerus untuk respirasi seluler sehingga dapat mengubah molekul bahan
bakar yang diperoleh dari makanan menjadi kerja. Hewan juga harus membuang CO2,
produk buangan respirasi seluler (Campbell, 2004).
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan (Marwanard, 2011).
Respirasi yakni proses pengoksidasian metabolit oleh organisme saat ada
oksigen untuk menangkap enrgi yang dikandung dalam ikatan-ikatan metabolit.
Respirasi tidak hanya menghasilkan energy melainkan juga produk-produk samping
berupa karbodioksida dan air (Fried, 2000).
Respirasi sel dapat berlangsung terus menerus, sel-sel hewan harus terus
mensrus diberi oksigen dan karbondioksida harus dibuang. Jumlah oksigen yang
tersedia pada hewan air dan hewan darat dan kebutuhan tersebut juga berbeda.
Factor-faktor ini mempengaruhi jenis dan lokasi permukaan tubuh tempat pertukaran
gas itu terjadi (Ville, 1999).
Pada organisme-organisme uniseluler dan multiseluler kecil, pertukaran gas
dilakukan dengan cukup mudah melalui membrane sel. Karena gas-gas terlarut dalam
cairan, maka tersedianya membrane yang cukup lembap memiliki arti yang penting
sekali untuk pergerakkan gas ke dalam dan keluar sel maupun organisme. Organism
bersel tunggal sepenuhnya bergantung pada difusi untuk pergerakkan dan pertukaraan
gas-gas yang terlibat dalam respirasi internal. Oksigen menembus membrane sel
memasukki ajang terjadinya difusi (Fried, 2000).
Sebagian besar hewan merupakqan respirator oksigen. meskipun tergantung
pada berbagai seperti suhu, ikuran, badan aktivitas, tetapi konsumsi oksugen hewan
seperti ini pada tersedianya oksigen dalam lingkungan sampai pada suatu saat ketika
kadar oksigen dibawah suatu tekanan persial tertentu yang disebut titik kritis. Untuk
mendapatkan oksigen ddan membuang karbodioksida, seekor hewan harus
mempunyai suatu membrane pernafasan, yaitu suatu permukaan yang tipis, basah
permeable dan berhubungan dengan lingkungan yang dapat dilalui gas. Perpindahan
gas melalui permukaan membrane pernafasn masuk dan keluar sel selalu dengan cara
difusi (Ville, 1999).
Sebagian hewan merupakan respirator oksigen. meskipun tergantung pada
berbagai suhu, ukuran badan, aktivitas, tetapi konsumsi hewan seperti itu tidak terikat
pada tersedianya oksigen dalam lingkungan sampai pada suatu saat ketika kadar
ksigen di bawah suatu tekanan parsial tertentu yang disebut titik kritis. Di bawah titik
ini keaadaan oksigen dengan sendirinya akan turun drastic. Untuk mendaoatkan
oksigen dan membuang karbondioksida, seekor hewan harus mempunyai suatu
membrane pernafasan yaitu suatu permukaan yang tipis, basah dan permeable dan
berhubungan dengan lingkingan yang dapat di lalui gas. Membrane tesebut berupa
permukaan tubuh yang lazimnya membrane ini berbatasan pada bagian alat
pernafasan, seperti lamella insang, ujung saluran trakea, atau alveolus paru-paru.cjuga
harus ada cara untuk meyalurkan gas-gas tersebut ked an dari membrane pernafasan,
yaitu cara ventilasi permukaanya, dan cara transposnya sangat berbeda-beda,
kebutuhan oksigen dan lingkungan tempat hewan itu hidup (Ville, 1999).
Pemindahan gas melalui permukaan membrane pernafasan, masuk dank e luar
sel tubuh selalu dengan cara difusi. Jika suatu gas tidak tersdia dalam air, gas, itu
akan larut dalam permukaan membrane yang basah. Karena oksigen itu dipergunakan
oleh sel-sel maka kadarnya dalam sel akan selau lebih rendah daripada dalam
lingkungan baik di dalam air maupun di udara tempat hewan itu hidup,. Sebaliknya
hewan-hewan itu memproduksi bkarbondioksida karena itu dalam sel dan tubuh, gas
iitu selalu terdapat dalam jumlah yang lebih besar daripada dalam media sekitarnya
(Ville, 1999).
Sebagai suatu medium respirasi, udara mempunyai banyak keuntungan, salah
satunya tentu saja kandungan oksigen yang tinggi. Selain itu karena oksigen dan
karbondioksida berdifusi lebih cepat di udara dibandingkan dengan didalam air, maka
permukaan respirasi yang terpapar ke udara tidak harus diventilasisecara menyeluruh
seperti insang. Sementara permukaan respirasi mengeluarkan oksigen dari udara dan
mengeluarkan karbondioksida, difusi lebih cepat membwa lebih banyak oksigen ke
permukaaan respirasi dan membuang karbondioksida. Ketika hewan darat melakukan
ventilasi, maka lebih sedikit energy yang digunakan karena udara jauh lebih mudah
digerakkan dibandingkan dengan air. Sistem trakea merupakan alat pernafasan khas
terdapat pada insekta, terdiri dari sistem pembuluh udara (trachea) yang bercabang-
cabang, dimulai dari cabang besar yang makin lama percabangannya tadi makin kecil
dan akhirnya masing-masing cabang kecil tadi berakhir pada sel tubuh. Udara masuk
ke dalam sistem trrakea melalui lubang-lubang (sprikel) pada sisi kanan dan kiri
tubuh insekta (Soewolo, 2000).
Sistem trakea merupakan sistem pernafasan yang sedrahan, karena sel-sel
dapat berhubungan langsung dengan udara luar melalui pembuluh darah. Pertukaran
gas [ada sistem trakeal mungkin hanya secara difusi, tetapi pada beberapa insekta,
khususnya insekta yang aktif, pada bagian tertentu dari sistem trakhealnya diduga
memiliki suatu sistem pemompaan uadar satu arah. Keuntungan sistem aliran udara
satu arah adalah dapat terjadi pertukaran gas yang lebih baik bila dibandingkan
dengan sistem pemompaan dua arah (keluar masuk melalui satu lubang), mengedarka
oksigen ke seluruh tubuh, sebab fungsi ini telah dilakukakn oleh sistem trakeal (
Soewolo, 2000).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Hasil Pengamatan
Penunjukkan skala respirometer menit ke-
Organisme Tipe
I II III IV V
Besar 0,22 0,5 0,72 0,9 MBM
Kecoa
Kecil 0,3 0,55 0,76 0,9 MBM
Besar 0,18 0,3 0,3 0,33 0,44
Belalang
Kecil 0,25 0,45 MBM MBM MBM
Tidak dikuliti 0,15 0,3 0,7 0,85 0,95
Kecambah
Dikuliti 0 0 0 0 0
B. Analisis Data
Untuk mengetahui kecepatan respirasi dari organisme yang digunakan, maka
dipakai rumus sebagai berikut:
s
V=
t
dengan:
s = skala total yang ditunjukkan pada respirometer
t = waktu yang dibutuhkan
1. Kecoa besar
Kecepatan respirasi :
Menit ke-1 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,22
V1 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 0,0036667 ml/s
60
Menit ke-2 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,5
V2 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 120 = 0,0041667 ml/s
Menit ke-3 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,72
V3 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 180 = 0,004 ml/s
Menit ke-4 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,9
V4 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 240 = 0,00375 ml/s
Kebutuhan oksigen :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 0,00787
Vtot = = = 0,0038958 ml/s
𝑛 5
0,0038958
Vo2= = 0,000974 ml/s
4
2. Kecoa kecil
Kecepatan respirasi :
Menit ke-1 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,3
V1 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 0,005 ml/s
60
Menit ke-2 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,55
V2 = = = 0,0045833 ml/s
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 120
Menit ke-3 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,76
V3 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 0,0042 ml/s
180
Menit ke-4 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,9
V4 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 240 = 0,00375 ml/s
Kebutuhan oksigen :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0175333
Vtot = = = 0,0035067 ml/s
𝑛 5
0,0035067
Vo2= = 0,0008767 ml/s
4
3. Belalang besar
Kecepatan respirasi :
Menit ke-1 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,18
V1 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 0,003 ml/s
60
Menit ke-2 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,3
V2 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 120 = 0,0025 ml/s
Menit ke-3 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,3
V3 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 180 = 0,0016667 ml/s
Menit ke-4 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,33
V4 = = = 0,001375 ml/s
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 240
Menit ke-5 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,44
V5 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 0,0014667 ml/s
300
Kebutuhan oksigen :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0100084
Vtot= = = 0,0020017 ml/s
𝑛 5
0,0020017
Vo2= = 0,0004003 ml/s
5
4. Belalang kecil
Kecepatan respirasi :
Menit ke-1 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,25
V1 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 0,0041667 ml/s
60
Menit ke-2 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,45
V2 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 120 = 0,00375 ml/s
Kebutuhan oksigen :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0079167
Vtot = = = 0,0039584 ml/s
𝑛 2
0,0039584
Vo2= = 0,00197992 ml/s
2
Menit ke-2 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,3
V2 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 120 = 0,0025 ml/s
Menit ke-3 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,43
V3 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 180 = 0,0023889 ml/s
Menit ke-4 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,53
V4 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 240 = 0,0022083 ml/s
Menit ke-5 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0,64
V5 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 300 = 0,0021333 ml/s
Kebutuhan oksigen :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 0,0117305
Vtot = = = 0,0023461 ml/s
𝑛 5
0,0023461
Vo2= = 0,0004692 ml/s
5
Menit ke-2 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0
V2 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 120 = 0 ml/s
Menit ke-3 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0
V3 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 180 = 0 ml/s
Menit ke-4 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0
V4 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 240 = 0 ml/s
Menit ke-5 :
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 0
V5 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 300 = 0ml/s
Kebutuhan oksigen :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 0
Vtot = = 5 = 0 ml/s
𝑛
0
Vo2= = 0 ml/s
5
C. Pembahasan
1. Percobaan I
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, belalang dan kecoa membutuhkan
oksigen untuk melakukan respirasi. Hal ini tampak dari eosin yang bergerak
dalam tabung respirometer. Oksigen di dalam tabung diserap oleh organisme
dan mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida yang dihasilkan diikat oleh
padatan KOH dalam kapas, sehingga terjadi penyusutan volume dan tekanan
menurun, akibatnya eosin bergerak menuju tabung respirometer.
Dari hasil analisis data diperoleh kecepatan respirasi kecoa besar adalah
0,0038958 ml/s dan kebutuhan oksigennya adalah0,000974 ml/s sedangkan
kecoa kecil adalah 0,0035067 ml/s dan kebutuhan oksigennya adalah 0,008767
ml/s. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas yang berbeda antara kedua
hewan tersebut.
2. Percobaan II
Pada percobaan II, volume udara hewan yang dibandingkan adalah hewan
yang jenisnya sama tetapi massanya berbeda yaitu belalang besar dan belalang
kecil. kecepatan respirasi untuk belalang besar adalah 0,0020017 ml/s dan
kebutuhan oksigennya adalah 0,0004003 ml/s. Untuk belalang kecil kecepatan
respirasinya adalah 0,0039584 ml/s dan kebutuhan oksigennya adalah
0,00197992 ml/s. Dari hasil analisis data terlihat bahwa belalang yang
mempunyai tubuh lebih berat, lebih membutuhkan banyak oksigen dari pada
yang tubuhnya lebih ringan dengan rentang waktu yang sama. Hal ini terjadi
karena semakin besar dan berat tubuh belalang, maka semakin banyak oksigen
yang ia butuhkan untuk proses metabolisme dalam tubuhnya.
3. Percobaan III
Pada percobaan III, digunakan kecambah kacang hijau dengan jenis yang
berbeda, yaitu kecambah yang dikuliti dan kecambah tidak dikuliti. Ternyata
kecambah kacang hijau pun membutuhkan oksigen. Hal ini dapat dilihat pada
analisis data, yaitu diperoleh untuk kecambah yang dikuliti volume oksigen
yang dibutuhkan adalah 0 ml/s dan untuk kecambah tidak dikuliti 0,0004692
ml/s. Dari hasil analisis data tersebut, dikatakan bahwa kecambah yang dikuliti
membutuhkan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan dengan kecambah yang
tidak dikuliti. Hal ini disebabkan adanya perlakuan yang berbeda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa organisme
membutuhkan oksigen untuk respirasinya. Selain itu dapat pula diketahui bahwa
kebutuhan organisme dengan ukuran tubuh yang besar lebih besar dari pada
organisme yang berukuran kecil. Perbedaan jeniso rganisme juga mempengaruhi
besar kecilnya kebutuhan setiap organisme tergantung pada jenis organismenya.
B. Saran
1. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam membaca skala
pada tabung respirometer agar diperoleh hasil yang akurat.
2. Diharapkan kepada para asisten agar memberikan pengarahan kepada praktikan
dan memperhatikan praktikan saat melakukan pengamatan.
3. Diharapkan kepada laboran agar selalu mengecekalat praktikum yang akan
digunakan sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik dan tepatwaktu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil.A. dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.