Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM I
REGULASI SUHU TUBUH DAN KADAR CO₂ DAN O₂ DALAM DARAH

DISUSUN OLEH
Nama : CHINTA ANANDA
NIM : 22312244028
Kelas :C
Tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022
Asisten Praktikum : Anik Ida Wijayanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
A. Judul Praktikum
Regulasi Suhu Tubuh Dan Kadar CO₂ dan O₂ dalam Darah

B. Tujuan Praktikum
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Menjelaskan mekanisme termoregulasi manusia

C. Dasar Teori
Sistem regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan
sistem tubuh bekerja sama secara efisien. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu
melalui sistem saraf, hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat
saraf sedangkan pengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri, 2004).

Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi) adalah suatu proses untuk


mempertahankan keseimbangan cairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik,
osmoregulasi adalah pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara
efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan
homeostasis cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:

1) Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi ke


hypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.
2) Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis untuk
mensekresi hormon ADH (Antidiuretic Hormone) yang akan bekerja pada organ
target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkan konsentrasi
cairan tubuh.
3) Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjal yaitu
menjadi kurang atau lebih bersifat permeabel terhadap air. (Safitri: 2004)

Homeostasis is the body's automatic tendency to maintain a relatively constant


internal environment in terms of temperature, cardiac output, ion concentration,
concentration of wastes, etc. (Caon, 2018)
Homeostasis adalah kecenderungan otomatis tubuh untuk mempertahankan
lingkungan internal yang relatif konstan dalam hal suhu, curah jantung, konsentrasi
ion, konsentrasi limbah, dll. (Caon, 2018)

Faktor internal dan eksternal yg mempengaruhi homeostasis Faktor internal


yang mempengaruhi homeostasis, intrinsik atau internal berarti "dalam" adalah
kontrol yang menyatu atau inhern pada suatu organ. Misalnya, otot yang aktif
dengan cepat memerlukan 02 dan menghasilkan CO2, serta energi untuk menunjang
aktivitas kontraktilnya. Aktivitas otot tersebut cenderung menurunkan konsentrasi
022 dan meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam otot. Keadaan tersebut akan
mempengaruhi secara langsung pada otot polos dinding pembuluh darah yang
memasok 02 kepada otot.

Faktor ekstemal yang mempengaruhi homeostasis, eksentrik atau eksternal


berarti "luar" adalah mekanisme regulasi yang berada di luar suatu organ yang
mengatur aktivitas organ tersebut. Kontrol ekstemal berbagai organ dan sistem
dilaksanakan dengan baik oleh sistem saraf dan sistem endokrin, yaitu dua sistem
kontrol utama dalam tubuh. Kontrol eksternal memungkinkan regulasi yang
terkondisikan dari beberapa organ ke arah tujuan utama, tidak seperti kontrol internal
yang melayani sendiri satu organ dimana gangguan itu terjadi mekanisme regulasi
yang terkoordinasi adalah penting untuk memelihara keadaan konstan yang dinamis
dalam lingkungan internal sebagai keseluruhan (Basoeki. 1999)

Faktor eksternal yang harus dijaga secara homeostatik adalah:

1. Kondisi Molekul makanan

2. Konsentrasi CO2 dan 02

3. pH

4. Konsentrasi garam dan elektrolit lainnya

5. Suhu

Mekanisme homeostasis pada tubuh manusia

a. Suhu dingin
Bagi individu yang beristirahat tanpa baju suhu ruang ideal adalah
sekitar 28- 30°C. Dalam keadaan tersebut suhu kulit berkisar sekitar 33°C,
sedangkan suhu inti berkisar sekitar 37°C, dan gradien antara suhu inti dan
suhu kulit cukup adekuat untuk pengeluaran kelebihan panas metabolik dari
jaringan yang aktif. Bila suhu ruang turun maka gradien antara suhu kulit dan
suhu ruang meningkat, hal ini menyebabkan peningkatan pengeluaran panas
melalui konveksi dan radiasi sehingga suhu kulit menurun. Dengan demikian
darah vena yang kembali dari superfisial mempunyai suhu yang lebih rendah
dan sebagian panas dari darah arteri berpindah ke darah vena. Adanya sistem
counter-current antara arteri yang terletak lebih dalam dengan vena yang
terletak lebih superfisial mencegah pendinginan bagian inti tubuh. Di
samping itu terjadi vasokonstriksi terutama pada bagian akral, dan
konduktans suhu tubuh terhadap lingkungan menurun. Dengan
vasokonstriksi perifer kemampuan isolator kulit dan jaringan subkutan dapat
meningkat sampai enam kali. Vasokonstriksi ini terutama terjadi pada ujung
jari tangan dan kaki (Kukus,2009:113).

Mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuh adalah


dengan meningkatkan laju metabolisme, yaitu dengan kontraksi otot (refleks
menggigil). Pada keadaan menggigil terjadi aktivasi sinkron hampir semua
kelompok otot bahkan otot antagonis saling berkontraksi sehingga efisiensi
mekanik nol dan energi panas yang dihasilkan relatif tinggi. Dengan
mekanisme ini laju metabolik dapat meningkat 2-4 kali dibandingkan dengan
laju metabolik istirahat. Sedangkan kegiatan otot dinamik biasa dapat
meningkatkan laju metabolik sebesar 10 kali lipat atau lebih (Kukus,
2009:113).

b. Suhu panas

Pada individu istirahat tanpa baju yang dipapar terhadap panas (suhu
ruang di atas 28°C), atau selama melakukan kerja otot, panas tubuh
cenderung meningkat. Terjadi vasodilatasi kulit, arus balik darah
berlangsung melalui vena superfisial dan konduktans jaringan meningkat.
Dalam zona nyaman arus darah kulit berkisar sekitar 5% dari volume
semenit jantung. Sedangkan dalam keadaan panas hebat dapat meningkat
sampai 20% atau lebih dan dapat meningkatkan suhu kulit. Bila suhu
lingkungan sekitarnya lebih rendah dari suhu kulit, maka pengeluaran panas
melalui konveksi dan radiasi akan meningkat. Bila beban panas cukup besar
maka kelenjar keringat akan diaktifkan dan keringat yang keluar dievaporasi
sehingga suhu kulit menurun (Kukus, 2009:114)

Panas tubuh diperoleh dari lingkungan dan dihasilkan melalui


metabolisme, kelebihan muatan panas ini harus dikeluarkan untuk menjaga
suhu inti badan sekitar 37°C, sehingga proses ini disebut termoregulasi.
Respon termoregulasi refleks dan semi refleks yang diintegrasikan di dalam
otak tersebut mencakup perubahan otonom, endokrin dan perilaku. Suatu
peningkatan dalam suhu darah kurang dari 10°C mengaktivasi reseptor-
reseptor panas di hipotalamus dan perifer yang memberi sinyal pada pusat
termoregulator hipotalamus, Hipotalamus sendiri sering dipandang sebagai
penyeimbang dan pengontrol suhu tubuh, dan juga memprakarsai terjadinya
respon menggigil serta penyempitan maupun pelebaran pembuluh darah
(Kukus 2009:114)

Mekanisme respon tubuh

Respon tubuh terhadap perubahan suhu berupa respon saraf otonom dan tingkah laku.
Respon saraf otonom antara lain berkeringat, vasokonstriksi dan menggigil. Gejala
menggigil dapat terlihat berbeda derajat dan intensitasnya, kontraksi halus dapat
terlihat pada otot-otot wajah, khususnya pada otot masseter dan meluas ke leher,
badan, dan ekstremitas. Kontraksi itu halus dan cepat, tetapi tidak akan berkembang
menjadi kejang (Ganong, 2008). Kombinasi antara gangguan termoregulasi yang
diakibatkan oleh tindakan anestesi dan paparan suhu lingkungan yang rendah akan
mengakibatkan hipotermia pada pasien yang mengalami pembedahan.

Menurut Dugdale (2008) Secara garis besar mekanisme penurunan suhu tubuh selama
anestesi terjadi melalui:
1) Kehilangan panas pada kulit oleh karena proses radiasi, konveksi, konduksi, dan
evaporasi yang lebih lanjut menyebabkan redistribusi panas inti tubuh ke perifer.

2) Produksi panas tubuh menurun akibat penurunan laju metabolisme.

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan
berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima
berkisar dari 36°C sampai 38°C. suhu normal rata-rata bervariasi tergantung lokasi
pengukuran. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan
perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada batasan normal, hubungan
antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan (Agus,2018:1).

Gambar 1. Suhu tubuh manusia

(Sumber : Diyfacolab)
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri
melintas. Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri. Gelombang yang bertekanan meregang di dinding arteri sepanjang
perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai denyut nadi. Denyut yang
teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke aorta melainkan gelombang
tekanan yang dialihkan dari aorta yang merambat lebih cepat daripada darah itu
sendiri (Kasenda dkk, 2014:1).

Frekuensi Pernafasan, perbedaan frekuensi atau irama dapat dipengaruhi oleh


usia, jenis kelamin, dan berat tubuh. Irama atau frekuensi dasar respirasi ditentukan
oleh sistem saraf. Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh kegiatan otot pernafasan.
Otot-otot ini berkontraksi dan relaksasi sebagai respon impuls saraf yang di transmisi
kepadanya dari pusat otak (Soewolo,2003).

Menurut Irnaningtyas dalam Anggraini, P.D., (2017:26-27) faktor yang


mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia yaitu :

a. Jenis kelamin

Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini
disebabkan paru-paru pada laki-laki dewasa sehat rata-rata mampu
menampung udara sekitar 5, 7 liter, sedangkan pada wanita hanya sekitar 4,7
liter.

b. Umur

Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang
dewasa. Hal itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil dan sel-sel
tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang
tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otot-otot
dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara
pernapasan lebih sedikit
c. Suhu Tubuh

Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.

d. Posisi dan Aktivitas Tubuh

Frekuensi pernapasan pada saat posisi tubuh berdiri lebih banyak atau lebih
tinggi dibandingkan posisi tubuh duduk. Posisi tubuh berdiri menyebabkan
otot-otot kaki kontraksi untuk menjaga tubuh agar tetap tegak, sehingga
diperlukan oksigen yang berpengaruh pada peningkatan frekuensi
pernapasan.

e. Emosi, Rasa Sakit Ketakutan

Hal ini menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan, sehingga


penghirupan udara semakin kuat.

f. Ketinggian Tempat

Tempat yang tinggi memiliki kadar oksigen yang rendah, sehingga jumlah
oksigen yang dihirup lebih sedikit.

Banyak hal yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi di antaranya adalah jenis
kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Frekuensi denyut nadi istirahat anak
laki-laki lebih rendah daripada anak perempuan seusianya. Pada umur 2-7 tahun
anak laki-laki memiliki rata-rata denyut nadi istirahat sebesar 97 denyut per menit,
sedangkan anak perempuan memiliki rata-rata 98 denyut per menit (McArdle et al.,
dalam Sandi, I.N., 2016:2).

Pengaruh umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat dapat dilihat dari
denyut nadi istirahat pada bayi baru lahir yang berkisar sebesar 140 denyut permenit,
pada tahun pertama sebesar 120 denyut permenit, setelah tahun kedua sebanyak 110
denyut permenit, pada umur lima tahun denyut nadi sebanyak 96-100 denyut
permenit, pada umur 10 tahun denyut nadi sebanyak 80-90 denyut per menit,
sedangkan orang dewasa memiliki denyut nadi istirahat sebanyak 60-80 denyut per
menit (Pearce, EC., 2012).
Termoregulasi berasal dari kata "thermos" yang berarti panas dan "regulation"
yang berarti pengaturan. Termoregulasi merupakan usaha untuk mempertahankan
keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas sehingga suhu tubuh
tetap konstan dan dalam batas normal (Yunanto, 2008 dan Vander, 2011 dalam Anita
S., 2019:27)

Manusia merupakan makhluk homoiothermal yang berarti dapat mengatur suhu


tubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan) sehingga suhu
tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 "C. Pusat pengaturan suhu ada di otak
bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat dimana antar mamalia
bervariasi. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Fluktuasi temperatur
dideteksi oleh reseptor yang disebut termoreseptor, contohnya adalah kulit. Jika kita
terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar atau dalam tubuh
kita, maka termoreseptor akan mengirimkan impuls saraf ke hipotalamus.
Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke efektor seperti kulit
untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari permukaan dengan:

1) Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi)


karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya suhu tubuh direspon
dengan penahanan panas tubuh dengan mendatamya bulu rambut karena
relaksasi otot-otot kulit.

2) Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit


untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh
meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali normal.
Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih
banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan
pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan
hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali.

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh gerakan otot
rangka yang menghasilkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik secara luas
didefinisikan sebagai olahraga sehari-hari, pekerjaan, aktivitas santai, dan mobilitas
aktif (Garber et al., 2011).
Menurut Norton et al. (2010) kategori aktivitas fisik meliputi :

a. Aktivitas fisik sedentary


Kata sedentary berasal dari bahasa latin “sedere” yang berarti “ duduk”.
Aktivitas sedenter adalah aktivitas tidak berpindah sama sekali (non transport
activities) atau menetap dalam jangka waktu lama, aktivitas ini sering
dikaitkan dengan aktivitas hanya duduk, membaca, bermain game dan aktivitas
berbaring atau tidur yang sedikit bergerak, termasuk duduk bekerja di kantor.
Istilah aktivitas sedenter di beberapa jurnal digunakan dalam intensitas
aktivitas fisik kategori sangat rendah.

b. Aktivitas fisik rendah/ringan


Aktivitas fisik ringan atau rendah yaitu sebanding dengan aktivitas jenis
aerobik yang tidak menyebabkan perubahan berarti pada jumlah hembusan
nafas. Contoh kegiatan ini adalah berdiri, berjalan pelan atau jalan santai,
pekerjaan rumah, bermain sebentar. Jangka waktu aktivitas yang dilakukan
adalah kurang dari 60 menit

c. Aktivitas fisik sedang


Aktivitas ini meliputi digambarkan berupa melakukan aktivitas aerobik namun
tetap dapat berbicara bercakap cakap atau tidak tersengal sengal. Kegiatan ini
meliputi, berjalan 3,5 - 4,0 mil/jam, berenang, bermain golf, berkebun,
bersepeda dengan kecepatan sedang. Durasi kegiatan ini antara 30 sampai 60
mnt 1-2 kali dalam 7 hari/seminggu

d. Aktivitas fisik berat


Kegiatan yang sering atau rutin dilakukan dalam seminggu dan dengan durasi
kurang lebih 75 menit 5 – 6 kali meliputi aktivitas aerobik dan aktivitas yang
lain seperti berjalan cepat, naik turun tangga, memanjat, kegiatan olahraga
yang membuat nafas terengahengah seperti jogging, sepak bola, voli, dan
basket, kompetisi tenis.
D. Metodologi Praktikum
1. Tempat dan Waktu Praktikum
Lokasi : Lab IPA Dasar Fakultas MIPA UNY

Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022

Jam Praktikum : 11.30 -12.40 WIB

2. Alat dan Bahan


a. Alat
1) Termometer badan
2) Stopwatch
3) Counter
4) Timbangan badan
5) Handphone
6) Alat tulis
b. Bahan
1) Objek berupa 24 orang naracoba (12 orang putra dan 12 orang putri/
kelompok)

3. Langkah Kerja

Menentukan 8 orang nara coba ( 4 orang putra dan 4 orang putri dengan
kriteria 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur sebaya) dan 4
orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur lebih tua).

Mengukurlah suhu tubuh awal naracoba (sebelum melakukan aktivitas).


Mengukurlah frekuensi nadinya /menit sebagai frekuensi nadi awal.

Mengukurlah frekuensi respirasinya (inspirasi atau ekspirasinya) per


menit.

Mengamati ada tidaknya keringat pada naracoba [nyatakan dengan sedikit


(+), banyak (++), atau tidak ada(-)].

Meminta naracoba untuk melakukan aktivitas ringan (misalnya jalan di


tempat) selama 2 menit. Kemudian ukurlah suhu, frekuensi nadi, dan
frekuensi respirasi naracoba tersebut serta amati ada tidaknya keringat
yang muncul baik pada wajah maupun tangan.

Mengulangi langkah 2 sampai seterusnya, dan di langkah ke 6 buatlah


aktivitas yang lebih berat (misalnya lari-lari, naik turun tangga, dll)

Meminta data dari kelompok lain.


Membuat tabulasi data dan organisasikan data sehingga tampak
perbandingan baik antara data dari putri dan putra, umur, maupun
frekuensi olahraga.

Mendiskusikan dengan teman menggunakan referensi untuk menjelaskan


fenomena yang diperoleh.

E. Data Hasil Percobaan


Tabel 1. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)
(Kel 10)

No Naraco Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di


. ba dan di Tempat) Tempat)
Detail
Inform Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah
asinya Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit

1 Nama : 36,9 84 25 - 37,2 89 29 -


Chinta
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

2 Nama : 36,5 88 19 - 37 89 25 -
Safira
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
68 kg
TB :
160 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

3 Nama : 36,7 87 32 - 36,8 105 32 -


Mustaji
b
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
53 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

4 Nama : 35,7 61 28 - 36,3 105 33 -


Amirul
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
44 kg
TB :
163 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

5 Nama : 35,9 71 20 - 36,1 85 22 -


Farlin
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
42 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

6 Nama : 36,3 86 15 - 36,4 91 17 -


Renza
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52,5 kg
TB :
158 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

7 Nama : 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +


Mogas
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
57 kg
TB :
165 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

8 Nama : 35 72 15 - 36 100 40 ++
Rizko
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
62 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

Rata-rata 35,95 75,87 22,5 - 36,33 100 28,5 -


5 75
Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di tempat)
(Kel. 3)
Tabel 3. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (Kel. 9)
No. Naracoba Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan Ditempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan
dan Detail Ditempat)
Informasiny
a Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Juml
Tubu denyut Pernafasa Keringa Tubu denyut Pernafasa ah
h (°C) nadi / n / menit t h (°C) nadi / n Keri
menit menit / menit ngat

1. Nama: 36,5 90 12 - 36,2 115 20 +


Danang
Risfaldy

Umur:18
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 68 kg

TB: 168 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
2. Nama: 36,9 89 21 - 37 96 26 +
Irma Lutfia

Umur: 18
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 42 kg

TB: 156 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
3. Nama: 36,8 91 12 - 36,6 119 17 +
Shafa
Ashila
Alfinafisa

Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 70 kg

TB: 159 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
4. 35,5 98 15 + 35,7 100 17 +
Nama :
Balya Abil
Fanan

Umur : 18
tahun

Jenis
Kelamin :
Laki-laki

TB : 163 cm

BB : 62,5 kg

Frekuensi
olahraga/
minggu : +
5. Nama: 36,3 74 14 + 36,3 82 20 +
Andria
Widya

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 60 kg

TB: 159 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
6. Nama: 35,9 71 20 - 36,1 85 22 
Farlin
Olviana
Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 42 kg

TB: 153 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
7. Nama: 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +
Mogas
Syahfitra

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 57 kg

TB: 165 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
8. Nama: 35 72 15  36 200 40 ++
Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 62 kg

TB: 170 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
35,93 80,37 16,87 36,1 116,625 24
Rata-rata - +

Tabel 4. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga) (Kel. 10)

No Naraco Sebelum Aktivitas Berat (Naik Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun
. ba dan Turun Tangga) Tangga)
Detail
Inform Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah
asinya Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit

1 Nama : 36,9 84 25 - 37,4 103 31 +


Chinta
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

2 Nama : 36,5 88 19 - 37,2 100 30 ++


Safira
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
68 kg
TB :
160 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

3 Nama : 36,7 87 32 - 36,9 136 39 +


Mustaji
b
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
53 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

4 Nama : 35,7 61 28 - 36,6 105 33 +


Amirul
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
44 kg
TB :
163 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

5 Nama : 35,9 71 20 - 36,4 92 25 +


Farlin
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
42 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

6 Nama : 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++


Renza
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52,5 kg
TB :
158 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

7 Nama : 34,6 58 26 - 35,2 152 38 +++


Mogas
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
57 kg
TB :
165 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

8 Nama : 35 72 15 - 37 112 36 +++


Rizko
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
62 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

Rata-rata 35,95 75,87 22,5 - 36,65 114,6 33 ++


5 25

Tabel 5. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga) (Kel. 3)

N Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga) Setelah Aktivitas Berat (Naik Turun
o Detail Tangga)
Informasinya

Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuens Frekuensi Jum


tubu denyut Pernafasa Keringat Tubu i denyut Pernafasa lah
h nadi / n / menit h (°C) nadi / n / menit Keri
(°C) menit menit ngat

1. Nama : Renza 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++


Kusumaningtyas
Umur : 19th
Jenis Kelamin:
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB :158 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +

2. Nama : Farlin 35,9 71 20 - 36,4 92 25 +


Oliviana
Umur : 19th
Jenis Kelamin:
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
3. Nama : Nisrina 35,0 70 19 - 36,7 97 29 ++
Aulia Rahma
Umur : 18th
Jenis Kelamain :
Perempuan
BB : 30 kg
TB : 150 cm
Frekuensi
olahraga/minggu
: ++

4. Nama : Naurah 35,3 74 15 - 36,5 103 34 ++


Zauzanit Sarwa
Umur : 18th
Jenis kelamin :
Perempuan
BB : 45 kg
TB : 160 cm
Frekuensi
olahraga/minggu
: ++

5. Nama : Yoga 35,9 92 26 - 37,4 149 41 ++


Umur : 20th
Jenis Kelamin:
Laki-laki
BB : 109 kg
TB :173 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +

6. Nama : Marcell 35 72 15 - 37 112 36 ++


Umur : 19th
Jenis Kelamin:
Laki-laki
BB : 62  kg
TB :170 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Amirul 35,7 61 28 - 36,3 105 33 +


Umur : 18th
Jenis Kelamin:
Laki-laki
BB : 45 kg
TB : 162 cm
Frekuensi
olahraga/minggu:
+

8. Nama : Nur 36,8 87 32 - 36,7 136 39 +


Mustajib
Umur : 18th
Jenis kelamin:
Laki-laki
BB : 53 kg
TB : 170 cm
Frekuensi
olahraga/minggu:
+

Rata-rata 35,7 76,6 20,5 - 36,6 113,8 33,6 ++

Tabel 6. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (Kel. 9)
No. Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat(Naik Turun Tangga) Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga)
Detail
Informasinya
Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah
Tubuh denyut nadi Pernafasan / Keringat Tubuh denyut nadi Pernafasan Keringat
(°C) / menit menit (°C) / menit / menit

36,2 115 20 + 36,4 160 32 ++


1. Nama:
Danang
Risfaldy

Umur:18
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB:68 kg

TB: 168 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: -

37 96 26 + 36,6 150 35 ++
2. Nama: Irma
Lutfia

Umur: 18
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB:42 kg

TB: 156 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu:+
36,6 119 17 + 36,4 160 28 +++
3. Nama: Shafa
Ashila
Alfinafisa

Umur: 18
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 70 kg

TB: 159 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
35,7 100 17 + 36 107 18 ++
4.
Nama : Balya
Abil Fanan

Umur : 18
tahun

Jenis Kelamin :
Laki-laki

TB : 163 cm

BB : 62,5 kg

Frekuensi
olahraga/
minggu : +
36,3 82 20 + 36,3 123 25 ++
5. Nama: Andria
Widya

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 60

TB: 159

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
36,1 85 22 - 36,4 92 25 +
6. Nama: Farlin
Olviana

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 42 kg

TB: 153 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
34,9 136 30 + 35,2 152 38 +++
7. Nama: Mogas
Syahfitra

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 57 kg

TB: 165 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36 200 40 ++ 37 224 72 +++
8. Nama: Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 62 kg

TB: 170 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36,1 116,625 24 36,2875 146 34,125
Rata-rata + ++

Tabel 7. Rata-rata dari rata-rata keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
ringan (jalan ditempat)

No Kelom Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di


. pok di Tempat) Tempat)

Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah


Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit

1 Kelom 35,95 75,87 22,5 - 36,33 100 28,5 ++


pok 10
2 Kelom 35,7 76,6 20,5 - 36,4 94,3 24 -
pok 3

3 Kelom 35,93 80,37 16,87 - 36,1 116,6 24 +


pok 9

Rata-rata 35,86 77,61 19,95 - 36,27 103,6 25,5 -


3

Tabel 8. Rata-rata dari rata-rata keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
berat (naik turun tangga)

No Kelom Sebelum Aktivitas berat (naik Sesudah Aktivitas berat (naik turun
. pok turun tangga) tangga)

Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah


Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit

1 Kelom 35,95 75,87 22,5 - 36,65 114,6 33 ++


pok 10 2

2 Kelom 35,7 76,6 20,5 - 36,6 113,8 33,6 ++


pok 3

3 Kelom 36,1 116,6 24 36,28 146 34,12


pok 9 + ++

Rata-rata 35,9 89,69 22,33 - 36,51 124,8 33,57 -

Keterangan:
❖ Jumlah Keringat
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Banyak
❖ Frekuensi Olahraga / minggu
+ = Jarang
++ = Sering
❖ BB = Berat Badan
❖ TB = Tinggi Badan

F. Analisis Data

Grafik 1. Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas

Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh


sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
36.6

36.4

36.2

36

35.8

35.6

35.4
Ringan Berat

Sebelum Sesudah

Grafik 2. Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap denyut nadi


Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap denyut nadi
140

120

100

80

60

40

20

0
Ringan Berat

Sebelum Sesudah

Grafik 3. Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap frekuensi pernapasan

Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap frekuensi


pernapasan
40

35

30

25

20

15

10

0
Ringan Berat

Sebelum Sesudah
Grafik 4. Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap jumlah keringat

Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap jumlah keringat


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Ringan Berat

Sebelum Sesudah

Grafik 5. Rata-rata pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi pernapasan

Rata-rata pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi


pernapasan
40

35

30

25

20

15

10

0
Sebelum Ringan Berat

Laki-laki Perempuan

Grafik 6. Rata-rata pengaruh frekuensi olahraga terhadap denyut nadi


Rata-rata pengaruh frekuensi olahraga terhadap denyut
nadi
160

140

120

100

80

60

40

20

0
Sebelum Ringan Berat

+ ++

Grafik 7. Rata-rata pengaruh umur terhadap denyut nadi

Rata-rata pengaruh umur terhadap denyut nadi


160

140

120

100

80

60

40

20

0
Sebelum Ringan Berat

18 tahun 19 tahun 20 tahun

Grafik 8. Rata-rata pengaruh berat badan terhadap frekuensi pernapasan


Rata-rata pengaruh berat badan terhadap frekuensi
pernapasan
40

35

30

25

20

15

10

0
Sebelum Ringan Berat

≤50 ≥50

Grafik 9. Rata-rata pengaruh besarnya suhu terhadap besarnya frekuensi pernapasan


sebelum dan setelah melakukan aktivitas

Chart Title
45

40

35

30

25

20

15

10

0
Sebelum Sesudah

Suhu Frekuensi

Grafik 10. Rata-rata pengaruh jenis aktivitas terhadap suhu


aktivitas ringan aktivitas berat
suhu 35.91 suhu
36.51
40

35

30

25

20

15

10

0
aktivitas ringan aktivitas berat

G. Pembahasan
Praktikum Biologi Umum 1 yang berjudul "Regulasi Suhu Tubuh Dan Kadar
CO₂ dan O₂ dalam Darah" yang dilakukan pada hari Rabu, 9 November 2022 di Lab.
IPA Dasar FMIPA UNY jam 11.10 - 12.50 WIB. Praktikum ini bertujuan untuk
Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia dan Menjelaskan mekanisme
termoregulasi manusia. Alat yang digunakan pada praktikum ini Termometer badan,
Stopwatch, Counter, Timbangan badan, Handphone, dan Alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah Objek berupa 8 orang naracoba (4 orang putra dan 4 orang
putri/ kelompok).

Pada praktikum ini langkah-langkah yang dilakukan, pertama Menentukan 8


orang naracoba 4 orang putra dan 4 orang putri dengan kriteria 4 orang (2 laki-laki dan
2 perempuan dengan umur sebaya) dan 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan
umur lebih tua) lalu masing-masing naracoba diukur suhu tubuh, banyak denyut nadi
per menit dan jumlah nafasnya sebelum melakukan aktivitas ringan dan berat. Setelah
itu naracoba melakukan aktivitas ringan dan berat dan diukur kembali suhu tubuh,
banyak denyut nadi per menit dan jumlah nafasnya. Setelah itu mengamati ada
tidaknya keringat pada naracoba [nyatakan dengan sedikit (+), banyak (++), atau tidak
ada(-).
Dari hasil yang diperoleh mendapatkan data hasil terlampir pada analisis data,
disini kami menggunakan 24 data naracoba yang didapatkan dari kelompok 3 dan
kelompok 9. kegiatan aktivitas ringan yaitu jalan ditempat didapatkan suhu rata-rata
sebelum beraktivitas dari ketiga kelompok sebesar 35,86°C. dan suhu rata-rata setelah
beraktivitas dari ketiga kelompok sebesar 35,91° C sedangkan pada kegiatan aktivitas
berat yaitu naik turun tangga didapatkan suhu rata-rata sebelum beraktivitas dari ketiga
kelompok sebesar 36,27° C dan suhu rata-rata setelah beraktivitas dari ketiga kelompok
sebesar 36,51° C. Ini membuktikan bahwa aktivitas dapat mempengaruhi suhu badan
naracoba, semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin besar pula suhunya.
Pada kegiatan aktivitas ringan yaitu jalan ditempat didapatkan frekuensi pernafasan
rata-rata sebelum aktivitas ringan dari ketiga kelompok tersebut sebesar 19,97/menit
dan frekuensi pernafasan rata-rata sesudah aktivitas ringan dari ketiga kelompok
tersebut sebesar 25.5/menit. Sedangkan pada kegiatan aktivitas berat yaitu naik turun
tangga didapatkan frekuensi pernafasan rata-rata sebelum aktivitas berat dari ketiga
kelompok tersebut sebesar 22,3/menit dan frekuensi pernafasan rata-rata sesudah
aktivitas berat dari ketiga kelompok tersebut sebesar 33,57/menit. Frekuensi pernafasan
pada laki-laki selalu lebih tinggi dibandingkan perempuan karena laki-laki lebih banyak
bergerak sehingga lebih banyak membutuhkan energi, kebutuhan 02 pun menjadi lebih
tinggi dan proses metabolismenya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Irnaningtyas dalam Anggraini, P.D., (2017:26-27) bahwa
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh. Hal ini juga sesuai
dengan pernyataan Soewolo (2013), dimana jenis kelamin laki-laki memiliki frekuensi
pernafasan yang lebih cepat dibandingkan dengan perempuan dan semakin tinggi suhu,
semakin cepat intensitas pernafasannya. Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi
daripada laki-laki, hal ini disebabkan paru-paru pada laki-laki dewasa sehat rata-rata
mampu menampung udara sekitar 5, 7 liter, sedangkan pada wanita hanya sekitar 4,7
liter.

Selanjutnya, pada kegiatan aktivitas ringan jalan ditempat didapatkan


frekuensi denyut nadi rata-rata sebelum aktivitas dari ketiga kelompok tersebut
sebesar 77,61/menit dan frekuensi denyut nadi rata-rata sesudah aktivitas dari ketiga
kelompok tersebut sebesar 103,6/menit. Sedangkan pada kegiatan aktivitas berat yaitu
naik turun tangga didapatkan frekuensi denyut nadi rata-rata sebelum aktivitas berat
dari ketiga kelompok tersebut sebesar 89,7/menit dan frekuensi denyut nadi rata-rata
sesudah aktivitas berat dari ketiga kelompok tersebut sebesar 124,8/menit. Dapat
dilihat dari data hasil bahwa frekuensi denyut nadi pada laki-laki lebih banyak
daripada perempuan sesaat dan setelah melakukan aktivitas. Namun pada saat
sebelum melakukan aktivitas denyut nadi pada perempuan terdeteksi lebih banyak
daripada laki-laki. Pada perempuan, normalnya denyut nadi sebanyak 60- 80
kali/menit, sedangkan pada laki-laki normalnya denyut nadi sebanyak 55-75
kali/menit. Keadaan sesaat setelah beraktivitas dan 5 menit sesudah aktivitas
menunjukkan denyut nadi laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena aktivitas
laki-laki biasanya lebih memerlukan energi yang besar. Hal ini sesuai dengan dasar
teori frekuensi denyut nadi istirahat anak laki-laki lebih rendah daripada anak
perempuan seusianya. Pada umur 2-7 tahun anak laki-laki memiliki rata-rata denyut
nadi istirahat sebesar 97 denyut per menit, sedangkan anak perempuan memiliki rata-
rata 98 denyut per menit (McArdle et al., dalam Sandi, I.N., 2016:2).

Selanjutnya pada kegiatan aktivitas ringan yaitu jalan ditempat


didapatkan keringat dengan rata-rata sebelum aktivitas ringan dari ketiga kelompok
tersebut belum berkeringat dan setelah aktivitas ringan dari ketiga kelompok tersebut
sudah keluar keringat walaupun hanya sedikit. Sedangkan pada kegiatan aktivitas
berat yaitu naik turun tangga didapatkan keringat rata-rata sebelum aktivitas berat
dari ketiga kelompok tersebut belum berkeringat dan setelah aktivitas berat dari
ketiga kelompok tersebut sudah keluar keringat banyak. Pada grafik data hasil
percobaan, dapat diamati bahwa aktivitas ringan menghasilkan jumlah keringat yang
sedikit dibandingkan dengan aktivitas yang berat. Dalam melaakukan aktivitas berat
tubuh cenderung berkeringat banyak dikarenakan suhu tubuh jadi semakin panas
sehingga tubuh membuang keringat agar suhu tubuh tetap konstan, haal ini berkaitan
dengan dasar teori pernyataan tentang Termoregulasi. Termoregulasi merupakan
usaha untuk mempertahankan keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran
panas sehingga suhu tubuh tetap konstan dan dalam batas normal (Yunanto, 2008
dan Vander, 2011 dalam Anita S., 2019:27)
H. Kesimpulan
1. Contoh regulasi dalam tubuh manusia adalah thermoregulasi, yaitu proses
mempertahankan suhu tubuh dalam batas-batas tertentu meskipun terjadi
perubahan suhu di sekitarnya, Osmoregulasi, misalnya pembuangan urine daan
Glukoregulasi, misalnya perubahan glukosa menjadi insulin dan sebaliknya
2. Mekanisme termoregulasi dalam tubuh manusia terjadi ketika saraf tubuh
merespon dingin dan heat stress. Cara tubuh melakukan termoregulasi adalah
Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi)
karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya suhu tubuh direspon
dengan penahanan panas tubuh dengan mendatarnya bulu rambut karena
relaksasi otot-otot kulit. Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi
keringat ke permukaan kulit untuk meningkatkan hilangnya panas dengan
evaporasi jika suhu tubuh meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu
tubuh sudah kembali normal. Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan
melebar untuk membawa lebih banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika
suhu tubuh meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi)
untuk meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal
kembali.

I. Daftar Pustaka
Amalia, Safitri. 2004. Biologi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Basoeki, socjono 1999. Fisiologi Manusia. Malang : UNM.

Garber, C. E., Blissmer, B., Deschenes, M. R., Franklin, B. A., Lamonte, M. J., Lee, I.
Met al,. (2011). Quantity and quality of exercise for developing and
maintaining cardiorespiratory, musculoskeletal, and neuromotor fitness in
apparently healthy adults guidance for prescribing exercise. Medicine &
Science in Sports & Exercise, 43(7)
Kamal, Kasyunnil. 2019. Penerapan Sistem Kesehatan di Industri Hulu Migas.
Jakarta:
Universitas Indonesia.
Kasenda, Ivanny. Sylviah Marunduh dan Herlina Wungouw. 2014. Perbandingan
Denyut Nadi Antara Penduduk Yang Tinggal di Dataran Tinggi dan Dataran
Rendah. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014. Manado :
Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi.

Kukus, Yondri. Wenny Supit dan Fransiska Lintong. 2009. Suhu Tubuh: Homeostasis
dan Efek Terhadap Kinerja Tubuh Manusia. Jumal Biomedik, Volume 1.
Nomor 2. Juli 2009, hlm. 107-118. Manado: Fakultas Kedokteran.
Universitas Sam Ratulangi.
McArdle, WD., Katch, FL., Katch, VL. 2010. Exercise Physiology: Nutrition, Energy,
and Human Performance. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Norton, K., Norton, L., & Sadgrove, D. (2010). Position statement on physical activity
and exercise intensity terminology. Journal of Science and Medicine in
Sport, 13(5)
Pearce, EC. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia.

Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negri Malang Press

J. Lampiran
1) Lampiran gambar

Gambar 1. Mengukur tinggi badan Gambar 2. Mengukur suhu naracoba


naracoba laki-laki sebelum melakukan aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Menimbang berat badan Gambar 4. Menimbang berat badan


naracoba laki-laki naracoba perempuan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5. Mengukur tinggi naracoba Gambar 6. Menghitung denyut nadi


perempuan naracoba dalam waktu satu menit
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 7. Naracoba perempuan
melakukan aktivitas ringan jalan di Gambar 8. Suhu badan naracoba
tempat sesudah beraktivitas ringan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 9. Menghitung denyut nadi Gambar 10. Naracoba perempuan 18


naracoba setelah beraktivitas tahun melakukan aktivitas berat naik
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) turun tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gamba
r 11. Naracoba perempuan 19 tahun Gambar 12. Suhu tubuh naracoba
melakukan aktivitas berat naik turun setelah melakukan aktivitas berat
tangga (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 13. Naracoba laki-laki Gambar 14. Termometer suhu digital


melakukan aktivitas ringan jalan di (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
tempat
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 15. Timbangan badan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2) Laporan Sementara
LAPORAN SEMENTARA

BIOLOGI UMUM I

A. Judul Praktikum
Regulasi Suhu Tubuh Dan Kadar CO₂ dan O₂ dalam Darah

B. Tujuan Praktikum
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Menjelaskan mekanisme termoregulasi manusia

C. Metode Praktikum
4. Tempat dan Waktu Praktikum
Lokasi : Lab IPA Dasar Fakultas MIPA UNY
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022

Jam Praktikum : 11.30 -12.40 WIB

5. Alat dan Bahan


c. Alat
7) Termometer badan
8) Stopwatch
9) Counter
10) Timbangan badan
11) Handphone
12) Alat tulis
d. Bahan
2) Objek berupa 8 orang naracoba (4 orang putra dan 4 orang putri/
kelompok)

6. Langkah Kerja

Menentukan 8 orang nara coba ( 4 orang putra dan 4 orang putri dengan
kriteria 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur sebaya) dan 4
orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur lebih tua).

Mengukurlah suhu tubuh awal naracoba (sebelum melakukan aktivitas).

Mengukurlah frekuensi nadinya /menit sebagai frekuensi nadi awal.


Mengukurlah frekuensi respirasinya (inspirasi atau ekspirasinya) per
menit.

Mengamati ada tidaknya keringat pada naracoba [nyatakan dengan sedikit


(+), banyak (++), atau tidak ada(-)].

Meminta naracoba untuk melakukan aktivitas ringan (misalnya jalan di


tempat) selama 2 menit. Kemudian ukurlah suhu, frekuensi nadi, dan
frekuensi respirasi naracoba tersebut serta amati ada tidaknya keringat
yang muncul baik pada wajah maupun tangan.

Mengulangi langkah 2 sampai seterusnya, dan di langkah ke 6 buatlah


aktivitas yang lebih berat (misalnya lari-lari, naik turun tangga, dll)

Meminta data dari kelompok lain.

Membuat tabulasi data dan organisasikan data sehingga tampak


perbandingan baik antara data dari putri dan putra, umur, maupun
frekuensi olahraga.
Mendiskusikan dengan teman menggunakan referensi untuk menjelaskan
fenomena yang diperoleh.

D. Hasil Kegiatan
Tabel 1. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di
tempat)

No Naraco Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan di


. ba dan di Tempat) Tempat)
Detail
Inform Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah
asinya Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit

1 Nama : 36,9 84 25 - 37,2 89 29 -


Chinta
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

2 Nama : 36,5 88 19 - 37 89 25 -
Safira
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
68 kg
TB :
160 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

3 Nama : 36,7 87 32 - 36,8 105 32 -


Mustaji
b
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
53 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

4 Nama : 35,7 61 28 - 36,3 105 33 -


Amirul
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
44 kg
TB :
163 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

5 Nama : 35,9 71 20 - 36,1 85 22 -


Farlin
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
42 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

6 Nama : 36,3 86 15 - 36,4 91 17 -


Renza
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52,5 kg
TB :
158 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

7 Nama : 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +


Mogas
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
57 kg
TB :
165 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

8 Nama : 35 72 15 - 36 100 40 ++
Rizko
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
62 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

Rata-rata 35,95 75,87 22,5 - 36,33 100 28,5 -


5 75

Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga)

No Naraco Sebelum Aktivitas Berat (Naik Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun
. ba dan Turun Tangga) Tangga)
Detail
Inform Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah
asinya Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit

1 Nama : 36,9 84 25 - 37,4 103 31 +


Chinta
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

2 Nama : 36,5 88 19 - 37,2 100 30 ++


Safira
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
68 kg
TB :
160 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

3 Nama : 36,7 87 32 - 36,9 136 39 +


Mustaji
b
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
53 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

4 Nama : 35,7 61 28 - 36,6 105 33 +


Amirul
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
44 kg
TB :
163 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

5 Nama : 35,9 71 20 - 36,4 92 25 +


Farlin
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
42 kg
TB :
153 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

6 Nama : 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++


Renza
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
52,5 kg
TB :
158 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +

7 Nama : 34,6 58 26 - 35,2 152 38 +++


Mogas
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
57 kg
TB :
165 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

8 Nama : 35 72 15 - 37 112 36 +++


Rizko
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
62 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++

Rata-rata 35,95 75,87 22,5 - 36,65 114,6 33 ++


5 25

Keterangan:
❖ Jumlah Keringat
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Banyak
❖ Frekuensi Olahraga / minggu
+ = Jarang
++ = Sering
❖ BB = Berat Badan
❖ TB = Tinggi Badan

E. Dokumentasi

Gambar 1. Mengukur tinggi badan Gambar 2. Mengukur suhu naracoba


naracoba laki-laki sebelum melakukan aktivitas
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. Menimbang berat badan Gambar 4. Menimbang berat badan


naracoba laki-laki naracoba perempuan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 5. Mengukur tinggi naracoba Gambar 6. Menghitung denyut nadi
perempuan naracoba dalam waktu satu menit
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 7. Naracoba perempuan


melakukan aktivitas ringan jalan di Gambar 8. Suhu badan naracoba
tempat sesudah beraktivitas ringan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 9. Menghitung denyut nadi Gambar 10. Naracoba perempuan 18
naracoba setelah beraktivitas tahun melakukan aktivitas berat naik
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) turun tangga
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gamba
r 11. Naracoba perempuan 19 tahun Gambar 12. Suhu tubuh naracoba
melakukan aktivitas berat naik turun setelah melakukan aktivitas berat
tangga (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 13. Naracoba laki-laki
melakukan aktivitas ringan jalan di
tempat Gambar 14. Termometer suhu digital
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 15. Timbangan badan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Oleh :

Kelompok 10

Yogyakarta, 10 November 2022

No Nama Anggota NIM Tanda Tangan


1. Chinta Ananda

22312244028

2. Farlin Olviana 22312241047

3. Muhammad Nur Mustajib 22312244010

3. Safira Adella Fasya 22312244007

Diserahkan pada Kamis, 10 November 2022 pukul 21.20 WIB

Menyetujui

Asisten Praktikum,

(Anik Ida Wijayanti)


Tabel 1. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (Kel. 3)
Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (Kel. 3)

No Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga) Setelah Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga)
Detail
Informasinya

Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah


tubu denyut Pernafasa Keringat Tubu denyut Pernafasa Keringa
h nadi / n / menit h (°C) nadi / n / menit t
(°C) menit menit

1. Nama : Renza 36,3 86 15 - 36,5 117 32 ++


Kusumaningtyas
Umur : 19th
Jenis Kelamin:
Perempuan
BB : 52,5 kg
TB :158 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +

2. Nama : Farlin 35,9 71 20 - 36,4 92 25 +


Oliviana
Umur : 19th
Jenis Kelamin:
Perempuan
BB : 42 kg
TB : 153 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +

3. Nama : Nisrina 35,0 70 19 - 36,7 97 29 ++


Aulia Rahma
Umur : 18th
Jenis Kelamain :
Perempuan
BB : 30 kg
TB : 150 cm
Frekuensi
olahraga/minggu
: ++

4. Nama : Naurah 35,3 74 15 - 36,5 103 34 ++


Zauzanit Sarwa
Umur : 18th
Jenis kelamin :
Perempuan
BB : 45 kg
TB : 160 cm
Frekuensi
olahraga/minggu
: ++

5. Nama : Yoga 35,9 92 26 - 37,4 149 41 ++


Umur : 20th
Jenis Kelamin:
Laki-laki
BB : 109 kg
TB :173 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +

6. Nama : Marcell 35 72 15 - 37 112 36 ++


Umur : 19th
Jenis Kelamin:
Laki-laki
BB : 62  kg
TB :170 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: ++

7. Nama : Amirul 35,7 61 28 - 36,3 105 33 +


Umur : 18th
Jenis Kelamin:
Laki-laki
BB : 45 kg
TB : 162 cm
Frekuensi
olahraga/minggu:
+

8. Nama : Nur 36,8 87 32 - 36,7 136 39 +


Mustajib
Umur : 18th
Jenis kelamin:
Laki-laki
BB : 53 kg
TB : 170 cm
Frekuensi
olahraga/minggu:
+

Rata-rata 35,7 76,6 20,5 - 36,6 113,8 33,6 ++


(Bella Nur Utami)
Tabel 1. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (Kel. 9)
No. Naracoba Sebelum Aktivitas Ringan (Jalan Ditempat) Sesudah Aktivitas Ringan (Jalan
dan Detail Ditempat)
Informasiny
a Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah
Tubu denyut Pernafasa Keringa Tubu denyut Pernafasa Keringa
h (°C) nadi / n / menit t h (°C) nadi / n t
menit menit / menit

1 Nama: 36,5 90 12 - 36,2 115 20 +


. Danang
Risfaldy

Umur:18
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 68 kg

TB: 168 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
2 Nama: 36,9 89 21 - 37 96 26 +
. Irma Lutfia

Umur: 18
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 42 kg

TB: 156 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
3 Nama: 36,8 91 12 - 36,6 119 17 +
. Shafa
Ashila
Alfinafisa

Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 70 kg

TB: 159 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
4 35,5 98 15 + 35,7 100 17 +
Nama :
. Balya Abil
Fanan

Umur : 18
tahun

Jenis
Kelamin :
Laki-laki

TB : 163 cm

BB : 62,5 kg

Frekuensi
olahraga/
minggu : +
5 Nama: 36,3 74 14 + 36,3 82 20 +
. Andria
Widya

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 60 kg

TB: 159 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
6 Nama: 35,9 71 20 - 36,1 85 22 
. Farlin
Olviana
Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 42 kg

TB: 153 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
7 Nama: 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +
. Mogas
Syahfitra

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 57 kg

TB: 165 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
8 Nama: 35 72 15  36 200 40 ++
. Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 62 kg

TB: 170 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+

Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (Kel. 9)
No. Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat(Naik Turun Tangga) Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga)
Detail
Informasinya
Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah
Tubuh denyut nadi Pernafasan / Keringat Tubuh denyut nadi Pernafasan Keringat
(°C) / menit menit (°C) / menit / menit

36,2 115 20 + 36,4 160 32 ++


1. Nama:
Danang
Risfaldy

Umur:18
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB:68 kg

TB: 168 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: -

37 96 26 + 36,6 150 35 ++
2. Nama: Irma
Lutfia

Umur: 18
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB:42 kg

TB: 156 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu:+
36,6 119 17 + 36,4 160 28 +++
3. Nama: Shafa
Ashila
Alfinafisa

Umur: 18
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 70 kg

TB: 159 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
35,7 100 17 + 36 107 18 ++
4.
Nama : Balya
Abil Fanan

Umur : 18
tahun

Jenis Kelamin :
Laki-laki

TB : 163 cm

BB : 62,5 kg

Frekuensi
olahraga/
minggu : +
36,3 82 20 + 36,3 123 25 ++
5. Nama: Andria
Widya

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 60

TB: 159

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
36,1 85 22 - 36,4 92 25 +
6. Nama: Farlin
Olviana

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Perempuan

BB: 42 kg

TB: 153 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: +
34,9 136 30 + 35,2 152 38 +++
7. Nama: Mogas
Syahfitra

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 57 kg

TB: 165 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36 200 40 ++ 37 224 72 +++
8. Nama: Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi

Umur: 19
tahun

Jenis
Kelamin:
Laki-laki

BB: 62 kg

TB: 170 cm

Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36,1 116,625 24 36,2875 146 34,125
Rata-rata + ++

Anda mungkin juga menyukai