BIOLOGI UMUM I
REGULASI SUHU TUBUH DAN KADAR CO₂ DAN O₂ DALAM DARAH
DISUSUN OLEH
Nama : CHINTA ANANDA
NIM : 22312244028
Kelas :C
Tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022
Asisten Praktikum : Anik Ida Wijayanti
2022
A. Judul Praktikum
Regulasi Suhu Tubuh Dan Kadar CO₂ dan O₂ dalam Darah
B. Tujuan Praktikum
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Menjelaskan mekanisme termoregulasi manusia
C. Dasar Teori
Sistem regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan
sistem tubuh bekerja sama secara efisien. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu
melalui sistem saraf, hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh urat
saraf sedangkan pengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri, 2004).
3. pH
5. Suhu
a. Suhu dingin
Bagi individu yang beristirahat tanpa baju suhu ruang ideal adalah
sekitar 28- 30°C. Dalam keadaan tersebut suhu kulit berkisar sekitar 33°C,
sedangkan suhu inti berkisar sekitar 37°C, dan gradien antara suhu inti dan
suhu kulit cukup adekuat untuk pengeluaran kelebihan panas metabolik dari
jaringan yang aktif. Bila suhu ruang turun maka gradien antara suhu kulit dan
suhu ruang meningkat, hal ini menyebabkan peningkatan pengeluaran panas
melalui konveksi dan radiasi sehingga suhu kulit menurun. Dengan demikian
darah vena yang kembali dari superfisial mempunyai suhu yang lebih rendah
dan sebagian panas dari darah arteri berpindah ke darah vena. Adanya sistem
counter-current antara arteri yang terletak lebih dalam dengan vena yang
terletak lebih superfisial mencegah pendinginan bagian inti tubuh. Di
samping itu terjadi vasokonstriksi terutama pada bagian akral, dan
konduktans suhu tubuh terhadap lingkungan menurun. Dengan
vasokonstriksi perifer kemampuan isolator kulit dan jaringan subkutan dapat
meningkat sampai enam kali. Vasokonstriksi ini terutama terjadi pada ujung
jari tangan dan kaki (Kukus,2009:113).
b. Suhu panas
Pada individu istirahat tanpa baju yang dipapar terhadap panas (suhu
ruang di atas 28°C), atau selama melakukan kerja otot, panas tubuh
cenderung meningkat. Terjadi vasodilatasi kulit, arus balik darah
berlangsung melalui vena superfisial dan konduktans jaringan meningkat.
Dalam zona nyaman arus darah kulit berkisar sekitar 5% dari volume
semenit jantung. Sedangkan dalam keadaan panas hebat dapat meningkat
sampai 20% atau lebih dan dapat meningkatkan suhu kulit. Bila suhu
lingkungan sekitarnya lebih rendah dari suhu kulit, maka pengeluaran panas
melalui konveksi dan radiasi akan meningkat. Bila beban panas cukup besar
maka kelenjar keringat akan diaktifkan dan keringat yang keluar dievaporasi
sehingga suhu kulit menurun (Kukus, 2009:114)
Respon tubuh terhadap perubahan suhu berupa respon saraf otonom dan tingkah laku.
Respon saraf otonom antara lain berkeringat, vasokonstriksi dan menggigil. Gejala
menggigil dapat terlihat berbeda derajat dan intensitasnya, kontraksi halus dapat
terlihat pada otot-otot wajah, khususnya pada otot masseter dan meluas ke leher,
badan, dan ekstremitas. Kontraksi itu halus dan cepat, tetapi tidak akan berkembang
menjadi kejang (Ganong, 2008). Kombinasi antara gangguan termoregulasi yang
diakibatkan oleh tindakan anestesi dan paparan suhu lingkungan yang rendah akan
mengakibatkan hipotermia pada pasien yang mengalami pembedahan.
Menurut Dugdale (2008) Secara garis besar mekanisme penurunan suhu tubuh selama
anestesi terjadi melalui:
1) Kehilangan panas pada kulit oleh karena proses radiasi, konveksi, konduksi, dan
evaporasi yang lebih lanjut menyebabkan redistribusi panas inti tubuh ke perifer.
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan
berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima
berkisar dari 36°C sampai 38°C. suhu normal rata-rata bervariasi tergantung lokasi
pengukuran. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan
perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada batasan normal, hubungan
antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan (Agus,2018:1).
(Sumber : Diyfacolab)
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri
melintas. Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri. Gelombang yang bertekanan meregang di dinding arteri sepanjang
perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai denyut nadi. Denyut yang
teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke aorta melainkan gelombang
tekanan yang dialihkan dari aorta yang merambat lebih cepat daripada darah itu
sendiri (Kasenda dkk, 2014:1).
a. Jenis kelamin
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini
disebabkan paru-paru pada laki-laki dewasa sehat rata-rata mampu
menampung udara sekitar 5, 7 liter, sedangkan pada wanita hanya sekitar 4,7
liter.
b. Umur
Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang
dewasa. Hal itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil dan sel-sel
tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang
tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otot-otot
dada dan diafragma tidak sebaik saat masih muda, sehingga udara
pernapasan lebih sedikit
c. Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini
berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.
Frekuensi pernapasan pada saat posisi tubuh berdiri lebih banyak atau lebih
tinggi dibandingkan posisi tubuh duduk. Posisi tubuh berdiri menyebabkan
otot-otot kaki kontraksi untuk menjaga tubuh agar tetap tegak, sehingga
diperlukan oksigen yang berpengaruh pada peningkatan frekuensi
pernapasan.
f. Ketinggian Tempat
Tempat yang tinggi memiliki kadar oksigen yang rendah, sehingga jumlah
oksigen yang dihirup lebih sedikit.
Banyak hal yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi di antaranya adalah jenis
kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Frekuensi denyut nadi istirahat anak
laki-laki lebih rendah daripada anak perempuan seusianya. Pada umur 2-7 tahun
anak laki-laki memiliki rata-rata denyut nadi istirahat sebesar 97 denyut per menit,
sedangkan anak perempuan memiliki rata-rata 98 denyut per menit (McArdle et al.,
dalam Sandi, I.N., 2016:2).
Pengaruh umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat dapat dilihat dari
denyut nadi istirahat pada bayi baru lahir yang berkisar sebesar 140 denyut permenit,
pada tahun pertama sebesar 120 denyut permenit, setelah tahun kedua sebanyak 110
denyut permenit, pada umur lima tahun denyut nadi sebanyak 96-100 denyut
permenit, pada umur 10 tahun denyut nadi sebanyak 80-90 denyut per menit,
sedangkan orang dewasa memiliki denyut nadi istirahat sebanyak 60-80 denyut per
menit (Pearce, EC., 2012).
Termoregulasi berasal dari kata "thermos" yang berarti panas dan "regulation"
yang berarti pengaturan. Termoregulasi merupakan usaha untuk mempertahankan
keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas sehingga suhu tubuh
tetap konstan dan dalam batas normal (Yunanto, 2008 dan Vander, 2011 dalam Anita
S., 2019:27)
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh gerakan otot
rangka yang menghasilkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik secara luas
didefinisikan sebagai olahraga sehari-hari, pekerjaan, aktivitas santai, dan mobilitas
aktif (Garber et al., 2011).
Menurut Norton et al. (2010) kategori aktivitas fisik meliputi :
3. Langkah Kerja
Menentukan 8 orang nara coba ( 4 orang putra dan 4 orang putri dengan
kriteria 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur sebaya) dan 4
orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur lebih tua).
2 Nama : 36,5 88 19 - 37 89 25 -
Safira
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
68 kg
TB :
160 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +
8 Nama : 35 72 15 - 36 100 40 ++
Rizko
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
62 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++
Umur:18
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 68 kg
TB: 168 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
2. Nama: 36,9 89 21 - 37 96 26 +
Irma Lutfia
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 42 kg
TB: 156 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
3. Nama: 36,8 91 12 - 36,6 119 17 +
Shafa
Ashila
Alfinafisa
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 70 kg
TB: 159 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
4. 35,5 98 15 + 35,7 100 17 +
Nama :
Balya Abil
Fanan
Umur : 18
tahun
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
TB : 163 cm
BB : 62,5 kg
Frekuensi
olahraga/
minggu : +
5. Nama: 36,3 74 14 + 36,3 82 20 +
Andria
Widya
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 60 kg
TB: 159 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
6. Nama: 35,9 71 20 - 36,1 85 22
Farlin
Olviana
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 42 kg
TB: 153 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
7. Nama: 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +
Mogas
Syahfitra
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 57 kg
TB: 165 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
8. Nama: 35 72 15 36 200 40 ++
Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 62 kg
TB: 170 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
35,93 80,37 16,87 36,1 116,625 24
Rata-rata - +
Tabel 4. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga) (Kel. 10)
No Naraco Sebelum Aktivitas Berat (Naik Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun
. ba dan Turun Tangga) Tangga)
Detail
Inform Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah
asinya Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit
Tabel 5. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga) (Kel. 3)
N Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga) Setelah Aktivitas Berat (Naik Turun
o Detail Tangga)
Informasinya
Tabel 6. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (Kel. 9)
No. Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat(Naik Turun Tangga) Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga)
Detail
Informasinya
Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah
Tubuh denyut nadi Pernafasan / Keringat Tubuh denyut nadi Pernafasan Keringat
(°C) / menit menit (°C) / menit / menit
Umur:18
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB:68 kg
TB: 168 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: -
37 96 26 + 36,6 150 35 ++
2. Nama: Irma
Lutfia
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB:42 kg
TB: 156 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu:+
36,6 119 17 + 36,4 160 28 +++
3. Nama: Shafa
Ashila
Alfinafisa
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 70 kg
TB: 159 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
35,7 100 17 + 36 107 18 ++
4.
Nama : Balya
Abil Fanan
Umur : 18
tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
TB : 163 cm
BB : 62,5 kg
Frekuensi
olahraga/
minggu : +
36,3 82 20 + 36,3 123 25 ++
5. Nama: Andria
Widya
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 60
TB: 159
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
36,1 85 22 - 36,4 92 25 +
6. Nama: Farlin
Olviana
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 42 kg
TB: 153 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
34,9 136 30 + 35,2 152 38 +++
7. Nama: Mogas
Syahfitra
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 57 kg
TB: 165 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36 200 40 ++ 37 224 72 +++
8. Nama: Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 62 kg
TB: 170 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36,1 116,625 24 36,2875 146 34,125
Rata-rata + ++
Tabel 7. Rata-rata dari rata-rata keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
ringan (jalan ditempat)
Tabel 8. Rata-rata dari rata-rata keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
berat (naik turun tangga)
No Kelom Sebelum Aktivitas berat (naik Sesudah Aktivitas berat (naik turun
. pok turun tangga) tangga)
Keterangan:
❖ Jumlah Keringat
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Banyak
❖ Frekuensi Olahraga / minggu
+ = Jarang
++ = Sering
❖ BB = Berat Badan
❖ TB = Tinggi Badan
F. Analisis Data
Grafik 1. Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap suhu tubuh sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas
36.4
36.2
36
35.8
35.6
35.4
Ringan Berat
Sebelum Sesudah
120
100
80
60
40
20
0
Ringan Berat
Sebelum Sesudah
35
30
25
20
15
10
0
Ringan Berat
Sebelum Sesudah
Grafik 4. Rata-rata pengaruh aktivitas terhadap jumlah keringat
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Ringan Berat
Sebelum Sesudah
35
30
25
20
15
10
0
Sebelum Ringan Berat
Laki-laki Perempuan
140
120
100
80
60
40
20
0
Sebelum Ringan Berat
+ ++
140
120
100
80
60
40
20
0
Sebelum Ringan Berat
35
30
25
20
15
10
0
Sebelum Ringan Berat
≤50 ≥50
Chart Title
45
40
35
30
25
20
15
10
0
Sebelum Sesudah
Suhu Frekuensi
35
30
25
20
15
10
0
aktivitas ringan aktivitas berat
G. Pembahasan
Praktikum Biologi Umum 1 yang berjudul "Regulasi Suhu Tubuh Dan Kadar
CO₂ dan O₂ dalam Darah" yang dilakukan pada hari Rabu, 9 November 2022 di Lab.
IPA Dasar FMIPA UNY jam 11.10 - 12.50 WIB. Praktikum ini bertujuan untuk
Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia dan Menjelaskan mekanisme
termoregulasi manusia. Alat yang digunakan pada praktikum ini Termometer badan,
Stopwatch, Counter, Timbangan badan, Handphone, dan Alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah Objek berupa 8 orang naracoba (4 orang putra dan 4 orang
putri/ kelompok).
I. Daftar Pustaka
Amalia, Safitri. 2004. Biologi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Basoeki, socjono 1999. Fisiologi Manusia. Malang : UNM.
Garber, C. E., Blissmer, B., Deschenes, M. R., Franklin, B. A., Lamonte, M. J., Lee, I.
Met al,. (2011). Quantity and quality of exercise for developing and
maintaining cardiorespiratory, musculoskeletal, and neuromotor fitness in
apparently healthy adults guidance for prescribing exercise. Medicine &
Science in Sports & Exercise, 43(7)
Kamal, Kasyunnil. 2019. Penerapan Sistem Kesehatan di Industri Hulu Migas.
Jakarta:
Universitas Indonesia.
Kasenda, Ivanny. Sylviah Marunduh dan Herlina Wungouw. 2014. Perbandingan
Denyut Nadi Antara Penduduk Yang Tinggal di Dataran Tinggi dan Dataran
Rendah. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014. Manado :
Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi.
Kukus, Yondri. Wenny Supit dan Fransiska Lintong. 2009. Suhu Tubuh: Homeostasis
dan Efek Terhadap Kinerja Tubuh Manusia. Jumal Biomedik, Volume 1.
Nomor 2. Juli 2009, hlm. 107-118. Manado: Fakultas Kedokteran.
Universitas Sam Ratulangi.
McArdle, WD., Katch, FL., Katch, VL. 2010. Exercise Physiology: Nutrition, Energy,
and Human Performance. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.
Norton, K., Norton, L., & Sadgrove, D. (2010). Position statement on physical activity
and exercise intensity terminology. Journal of Science and Medicine in
Sport, 13(5)
Pearce, EC. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia.
J. Lampiran
1) Lampiran gambar
2) Laporan Sementara
LAPORAN SEMENTARA
BIOLOGI UMUM I
A. Judul Praktikum
Regulasi Suhu Tubuh Dan Kadar CO₂ dan O₂ dalam Darah
B. Tujuan Praktikum
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Menjelaskan mekanisme termoregulasi manusia
C. Metode Praktikum
4. Tempat dan Waktu Praktikum
Lokasi : Lab IPA Dasar Fakultas MIPA UNY
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 9 November 2022
6. Langkah Kerja
Menentukan 8 orang nara coba ( 4 orang putra dan 4 orang putri dengan
kriteria 4 orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur sebaya) dan 4
orang (2 laki-laki dan 2 perempuan dengan umur lebih tua).
D. Hasil Kegiatan
Tabel 1. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas ringan (jalan di
tempat)
2 Nama : 36,5 88 19 - 37 89 25 -
Safira
Umur :
18
tahun
Jenis
Kelami
n :
Peremp
uan
BB :
68 kg
TB :
160 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : +
8 Nama : 35 72 15 - 36 100 40 ++
Rizko
Umur :
19
tahun
Jenis
Kelami
n :
Laki-
Laki
BB :
62 kg
TB :
170 cm
Frekue
nsi
olahrag
a/ming
gu : ++
Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga)
No Naraco Sebelum Aktivitas Berat (Naik Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun
. ba dan Turun Tangga) Tangga)
Detail
Inform Suhu Freku Frekue Jumla Suhu Freku Frekuen Jumlah
asinya Tubu ensi nsi h Tubuh ensi si Keringa
h deny Pernaf Kerin (૦ C) denyu Pernafa t
(૦ C) ut asan/m gat t san/me
nadi/ enit nadi/ nit
menit menit
Keterangan:
❖ Jumlah Keringat
- = Tidak ada
+ = Sedikit
++ = Banyak
❖ Frekuensi Olahraga / minggu
+ = Jarang
++ = Sering
❖ BB = Berat Badan
❖ TB = Tinggi Badan
E. Dokumentasi
Gamba
r 11. Naracoba perempuan 19 tahun Gambar 12. Suhu tubuh naracoba
melakukan aktivitas berat naik turun setelah melakukan aktivitas berat
tangga (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 13. Naracoba laki-laki
melakukan aktivitas ringan jalan di
tempat Gambar 14. Termometer suhu digital
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Oleh :
Kelompok 10
22312244028
Menyetujui
Asisten Praktikum,
No Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga) Setelah Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga)
Detail
Informasinya
Umur:18
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 68 kg
TB: 168 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
2 Nama: 36,9 89 21 - 37 96 26 +
. Irma Lutfia
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 42 kg
TB: 156 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
3 Nama: 36,8 91 12 - 36,6 119 17 +
. Shafa
Ashila
Alfinafisa
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 70 kg
TB: 159 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
4 35,5 98 15 + 35,7 100 17 +
Nama :
. Balya Abil
Fanan
Umur : 18
tahun
Jenis
Kelamin :
Laki-laki
TB : 163 cm
BB : 62,5 kg
Frekuensi
olahraga/
minggu : +
5 Nama: 36,3 74 14 + 36,3 82 20 +
. Andria
Widya
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 60 kg
TB: 159 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
6 Nama: 35,9 71 20 - 36,1 85 22
. Farlin
Olviana
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 42 kg
TB: 153 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
7 Nama: 34,6 58 26 - 34,9 136 30 +
. Mogas
Syahfitra
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 57 kg
TB: 165 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
8 Nama: 35 72 15 36 200 40 ++
. Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 62 kg
TB: 170 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
+
Tabel 2. Keadaan naracoba sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berat (Kel. 9)
No. Naracoba dan Sebelum Aktivitas Berat(Naik Turun Tangga) Sesudah Aktivitas Berat (Naik Turun Tangga)
Detail
Informasinya
Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah Suhu Frekuensi Frekuensi Jumlah
Tubuh denyut nadi Pernafasan / Keringat Tubuh denyut nadi Pernafasan Keringat
(°C) / menit menit (°C) / menit / menit
Umur:18
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB:68 kg
TB: 168 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: -
37 96 26 + 36,6 150 35 ++
2. Nama: Irma
Lutfia
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB:42 kg
TB: 156 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu:+
36,6 119 17 + 36,4 160 28 +++
3. Nama: Shafa
Ashila
Alfinafisa
Umur: 18
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 70 kg
TB: 159 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
35,7 100 17 + 36 107 18 ++
4.
Nama : Balya
Abil Fanan
Umur : 18
tahun
Jenis Kelamin :
Laki-laki
TB : 163 cm
BB : 62,5 kg
Frekuensi
olahraga/
minggu : +
36,3 82 20 + 36,3 123 25 ++
5. Nama: Andria
Widya
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 60
TB: 159
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
36,1 85 22 - 36,4 92 25 +
6. Nama: Farlin
Olviana
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Perempuan
BB: 42 kg
TB: 153 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: +
34,9 136 30 + 35,2 152 38 +++
7. Nama: Mogas
Syahfitra
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 57 kg
TB: 165 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36 200 40 ++ 37 224 72 +++
8. Nama: Rizko
Marcellino
Zenda
Setyadi
Umur: 19
tahun
Jenis
Kelamin:
Laki-laki
BB: 62 kg
TB: 170 cm
Frekuensi
olahraga/
minggu: ++
36,1 116,625 24 36,2875 146 34,125
Rata-rata + ++