Anda di halaman 1dari 9

A.

JUDUL
ANALISIS DATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RATA-RATA
BERBOBOT

B. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan analisis data pada pengukuran tidak langsung dengan
menggunakan metode rata-rata berbobot serta penerapan aturan angka penting dalam
penulisan hasil akhir pengukuran.

C. DASAR TEORI

Metode berbobot merupakan metode analisa data pengamatan yang dapat


mengkompromikan /mengkombinasikan dua atau lebih hasil pengamatan terhadap
satu besaran fisis, dengan metode pengamatan yang berbeda dan saling independen.
Dengan metode ini, dapat ditentukan hasil pedekatan terbaik yang merupakan
kompromi dari beberapa hasil metode pengamatan yang saling independen dengan
memberikan nilai rata-rata berbobot dari pengukuran-pengukuran tersebut.
Rata-rata berbobot merupakan nilai terbaik hasil kombinasi dari berbagai nilai
yang dihasilkan dengan metode pengamatan yang berbeda terhadap satu besaran fisis
yang diamati. Misalkan : Suatu besaran fisis (X) diamati dengan dua metode yang
berbeda dan saling bebas, dengan hasil akhir masing-masing :
Metode I : XI = xI ± σI
Metode II : XII = xII ± σII
Nilai akhir besaran fisis (X) dapat dihitung dari dua hasil diatas dengan
menghitung nilai terbaiknya yang merupakan kombinasi dari XI dan XII , apabila
dipenuhi syarat kesesuaian antara dua nilai tersebut. Adapun syarat kesesuaian akan
dibahas pada uraian di sub bab berikut.
Untuk mendapatkan nilai terbaik dari kedua metode yang dibandingakan,
perlu ditinjau dahulu “Beda Nilai (BN)” atau istilah lain “Diskrepansi” dari XI dan
XII , ditulis :
BN = l XI – XII l
Syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan oleh BN, yaitu dua nilai ukur
dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi :
BN < ( σI + σII )
Hasil yang memenuhi persamaan diatas, menunjukkan bahwa nilai besaran X
yang dihasilkan oleh metode I bersesuaian dengan metode II, dan saling konsisten;
artinya kedua hasil dapat diperhitungkan atau dikompromikan untuk memperoleh
nilai terbaik dari X dengan metode berbobot. Sebaliknya dua nilai tidak saling sesuai
atau berbeda sama sekali bila dipenuhi,
BN > ( σI + σII )
Secara umum untuk hasil pengukuran besaran fisis dengan berbagai metode
ukur, dan telah memenuhi criteria kesesuaian satu dengan lainya dengan hasil masing-
masing : x1 ; x2 ; x3 ; . . . . . . xN, akan mempunyai nilai rata-rata berbobot sebagai :
Xb = ∑ wi xi / ∑ wi dengan wi = 1/σi 2 Dengan ralat rata-rata berbobotnya : σx = ( ∑
wi ) -1/2

D. ALAT DAN BAHAN


Percobaan sederhana dari praktikum fisika dasar, kimia umum, dan biologi umum
yang menggunakan analisis metode rerata berbobot.

E. LANGKAH-LANGKAH
1. Menentukan besaran yang dirata-rata merupakan besaran yang sama.
2. Melakukan uji kecocokan terhadap data, pengujian kecocokan data diakukan
sepasang demi sepasang, namun jika ada data yang tidak cocok maka tidak
diikutkan dalam rata-rata berbobot karena tidak memenuhi persyaratan yang
ada.
3. Menghitung rata-rata berbobot sesuai rumus yang ada.
4. Menghitung ketidakpastian rata-rata berbobot sesaui rumus yang ada.
F. DATA HASIL PRAKTIKUM

Topik Hasil Hasil Hasil Hasil Analisis


Eksperimen Percobaan-1 Ω Percobaan -2 Percobaan -3
Ω Ω
Pengukuran 140 ± 5 150 ± 15 130 ± 15
Hambatan R1
Pengukuran 575 ± 5 560 ± 15 585 ± 15
Hambatan R2
Pengukuran 100 ± 10 85 ± 15 110 ± 10
Hambatan R3

G. ANALISIS DATA
H. PEMBAHASAN

Praktikum yang berjudul Analisis Data Menggunakan Rata-Rata Berbobot


memiliki tujuan agar mahasiswa mampu melakukan analisis data pada pengukuran
tidak langsung dengan menggunakan metode rata-rata berbobot serta penerapan
aturan angka penting dalam penulisan hasil akhir pengukuran.
Metode berbobot merupakan metode yang digunakan pada analisis data
pengamatan yang memiliki dua atau lebih hasil pengamatan terhadap satu besaran
fisis dan saling berkaitan satu sama lain. Metode ini nantinya dihasilkan hasil terbaik
dari bebrapa hasil metode pengamatan dengan memberika nilai rata-rata berbobot dari
pengukuran-pengukuran tersebut.
Untuk langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menganalisis data
menggunakan metode ini yaitu yang pertama menentukan besaran yang dirata-rata
merupakan besaran yang sama. Kedua melakukan uji kecocokan terhadap data,
pengujian kecocokan data diakukan sepasang demi sepasang, namun jika ada data
yang tidak coco maka tidak diikutkan dalam rata-rata berbobot karena tidak
memenuhi persyaratan yang ada. Ketiga menghitung rata-rata berbobot sesuai rumus
yang ada. Keempat menghitung ketidakpastian rata-rata berbobot sesaui rumus yang
ada.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada pengukuran hambatan untuk
R1, R2, R3 dengan kombinasi 1 ohm, 2 ohm, 3 ohm. Dari hasil analisis data yang
telah dilakukan diperoleh hasil seperti berikut dalam tabel:

Topik Hasil Hasil Hasil Hasil Analisis


Eksperimen Percobaan-1 Ω Percobaan -2 Percobaan -3
Ω Ω
Pengukuran 140 ± 5 150 ± 15 130 ± 15 143 ± 4,6 Ω
Hambatan R1
Pengukuran 575 ± 5 560 ± 15 585 ± 15 585 ± 4,6 Ω
Hambatan R2
Pengukuran 100 ± 10 85 ± 15 110 ± 10 103 ± 6,4 Ω
Hambatan R3

dari tabel hasil analisis tersebut pada pengukuran hambatan R1 dengan hasil
pengamatan 140 ± 5 ohm , 150 ± 15 ohm , 130 ± 15 ohm. Dilakukan uji coba
kecocokan atau disebut dikrepansi maka data tersebut cocok dan dapat dilakukan
analisis menggunakan rata-rata berbobot. BN < ( σI + σII ) dengan hasil 10 < 20
kecocokan ini sesuai dengan teori dari (Didik dan Joko, 2020) yang menyatakan
bahwa syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan oleh BN, yaitu dua nilai ukur
dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi : BN < ( σI + σII ). Oleh karena itu
dapat dicari dengan rata-rata berbobot sesuai dengan rumus yang ada, dihasilkan rata-
rata dan ketidakpastiannya sebesar (143±4,6) ohm.
Pada pengukuran hambatan R2 dengan hasil pengamatan 575 ± 5 ohm , 560 ±
15 ohm, 585 ± 15 ohm.Dilakukan uji coba kecocokan atau disebut dikrepansi maka
data tersebut cocok dan dapat dilakukan analisis menggunakan rata-rata berbobot. BN
< (σI + σII) dengan hasil 25 < 30 kecocokan ini sesuai dengan teori dari (Didik dan
Joko, 2020) yang menyatakan bahwa syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan
oleh BN, yaitu dua nilai ukur dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi : BN <
( σI + σII ). Oleh karena itu dapat dicari dengan rata-rata berbobot sesuai dengan
rumus yang ada, dihasilkan rata-rata dan ketidakpastiannya sebesar (585±4,6) ohm.
Pada pengukuran hambatan R2 dengan hasil pengamatan 100 ± 10 ohm, 85 ±
15 ohm, 110 ± 10 ohm .Dilakukan uji coba kecocokan atau disebut dikrepansi maka
data tersebut cocok dan dapat dilakukan analisis menggunakan rata-rata berbobot. BN
< (σI + σII) dengan hasil 15 < 25 kecocokan ini sesuai dengan teori dari (Didik dan
Joko, 2020) yang menyatakan bahwa syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan
oleh BN, yaitu dua nilai ukur dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi : BN <
( σI + σII ). Oleh karena itu dapat dicari dengan rata-rata berbobot sesuai dengan
rumus yang ada, dihasilkan rata-rata dan ketidakpastiannya sebesar (103±6,4) ohm.
Dari analisis data hasil pengamatan secara keseluruhan hasil analisis sesuai
dengan teori dan praktikan dapat menerapkan metode analisis data menggunakan
metode rata-rata berbobot.

H. KESIMPULAN

Hasil analisis dengan metode analisis menggunakan rata-rata berbobot yaitu :


Pada pengukuran hambatan R1 143 ± 4,6 Ω

Pada pengukuran hambatan R2 585 ± 4,6 Ω

Pada pengukuran hambatan R3 103 ± 6,4 Ω

DAFTAR PUSTAKA
Joko dan Didik. 2020. Praktikum Alat Ukur dan Metode Pengukuran IPA.
Yogyakarta: FMIPA UNY

Anda mungkin juga menyukai