JUDUL
ANALISIS DATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RATA-RATA
BERBOBOT
B. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan analisis data pada pengukuran tidak langsung dengan
menggunakan metode rata-rata berbobot serta penerapan aturan angka penting dalam
penulisan hasil akhir pengukuran.
C. DASAR TEORI
E. LANGKAH-LANGKAH
1. Menentukan besaran yang dirata-rata merupakan besaran yang sama.
2. Melakukan uji kecocokan terhadap data, pengujian kecocokan data diakukan
sepasang demi sepasang, namun jika ada data yang tidak cocok maka tidak
diikutkan dalam rata-rata berbobot karena tidak memenuhi persyaratan yang
ada.
3. Menghitung rata-rata berbobot sesuai rumus yang ada.
4. Menghitung ketidakpastian rata-rata berbobot sesaui rumus yang ada.
F. DATA HASIL PRAKTIKUM
G. ANALISIS DATA
H. PEMBAHASAN
dari tabel hasil analisis tersebut pada pengukuran hambatan R1 dengan hasil
pengamatan 140 ± 5 ohm , 150 ± 15 ohm , 130 ± 15 ohm. Dilakukan uji coba
kecocokan atau disebut dikrepansi maka data tersebut cocok dan dapat dilakukan
analisis menggunakan rata-rata berbobot. BN < ( σI + σII ) dengan hasil 10 < 20
kecocokan ini sesuai dengan teori dari (Didik dan Joko, 2020) yang menyatakan
bahwa syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan oleh BN, yaitu dua nilai ukur
dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi : BN < ( σI + σII ). Oleh karena itu
dapat dicari dengan rata-rata berbobot sesuai dengan rumus yang ada, dihasilkan rata-
rata dan ketidakpastiannya sebesar (143±4,6) ohm.
Pada pengukuran hambatan R2 dengan hasil pengamatan 575 ± 5 ohm , 560 ±
15 ohm, 585 ± 15 ohm.Dilakukan uji coba kecocokan atau disebut dikrepansi maka
data tersebut cocok dan dapat dilakukan analisis menggunakan rata-rata berbobot. BN
< (σI + σII) dengan hasil 25 < 30 kecocokan ini sesuai dengan teori dari (Didik dan
Joko, 2020) yang menyatakan bahwa syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan
oleh BN, yaitu dua nilai ukur dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi : BN <
( σI + σII ). Oleh karena itu dapat dicari dengan rata-rata berbobot sesuai dengan
rumus yang ada, dihasilkan rata-rata dan ketidakpastiannya sebesar (585±4,6) ohm.
Pada pengukuran hambatan R2 dengan hasil pengamatan 100 ± 10 ohm, 85 ±
15 ohm, 110 ± 10 ohm .Dilakukan uji coba kecocokan atau disebut dikrepansi maka
data tersebut cocok dan dapat dilakukan analisis menggunakan rata-rata berbobot. BN
< (σI + σII) dengan hasil 15 < 25 kecocokan ini sesuai dengan teori dari (Didik dan
Joko, 2020) yang menyatakan bahwa syarat kesesuaian antara dua nilai ditentukan
oleh BN, yaitu dua nilai ukur dikatakan saling ada kesesuaian apabila dipenuhi : BN <
( σI + σII ). Oleh karena itu dapat dicari dengan rata-rata berbobot sesuai dengan
rumus yang ada, dihasilkan rata-rata dan ketidakpastiannya sebesar (103±6,4) ohm.
Dari analisis data hasil pengamatan secara keseluruhan hasil analisis sesuai
dengan teori dan praktikan dapat menerapkan metode analisis data menggunakan
metode rata-rata berbobot.
H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Joko dan Didik. 2020. Praktikum Alat Ukur dan Metode Pengukuran IPA.
Yogyakarta: FMIPA UNY