LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM 2
Oleh :
Nama :
NIM :
Kelompok :
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
LAMPIRAN GAMBAR.......................................................................................25
ii
BAB I. PENDAHULUAN
Biologi adalah salah satu bagian dari IPA yang mempelajari tentang kajian
tentang kehidupan, makhluk hidup, dan lain-lain. Cakupan materi biologi
sangatlah luas. Bahan kajian ilmu biologi mulai dari organisme kecil hingga yang
Nampak seperti manusia. Biologi menjelaskan secara rinci mengenai kajian
kehidupan makhluk hidup. Salah satu contoh yang dikaji dalam ilmu biologi
adalah struktur tubuh penyusun mahkluk hidup, fungsi-fungsi organ tubuh
makhluk hidup, pertumbuhan, evolusi, persebaran, hingga taksonominya.
Salah satu ciri atau sifat dari makhluk hidup adalah mampu tumbuh dan
berkembang biak. Perkembangbiakan dapat terjadi melalui suatu dua cara yaitu
vegetatif dan generatif (perkawinan) yang nantinya akan menghasilkan suatu
keturunan. Keturunan mewarisi sifat parental (sel induknya), salah satu sifat
dikontrol oleh DNA di dalam inti maupun di luar inti. Pewarisan di luar inti sering
dihubungkan dengan efek maternal. Sitoplasma menyediakan lingkungan tempat
gen-gen mengambil peranan. Oleh karena itu induk betina diharapkan
mempengaruhi peranan gen-gen tertentu, lebih banyak daripada induk jantan
(Wahyuni, 2013).
Pewarisan sifat inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai ajuan dan
tolak ukur dalam penentuan pewarisan sifat dan karakter dari gen orang tuanya
kepada yang diwarisi sifat (yaitu anaknya).
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu mempelajari pewarisan sifat pada keluarga
1.3.2 Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan pewarisan sifat yang
dapat diturunkan dan sifat yang tidak dapat diturunkan.
1.3.3 Mahasiswa menjelaskan penyebab sifat dapat diturunkan dan sifat yang
tidak dapat diturunkan
1.3.4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi sifat yang diturunkan dari masing-
masing anggota keluarga yang dilakukan observasi
1.3.5 Mahasiswa mampu membuat peta silsilah anggota keluarga
Sejarah singkat ditemukannya ilmu genetika saat ini, berasal dari jauh
sebelum teori pewarisan sifat ditemukan oleh Mendel. Pada jaman dahulu
manusia telah berusaha mengartikan dan memahami bagaimana sifat-sifat
diturunkan dari induk ke keturunannya. Konsep tentang pewarian sifat sebenarnya
sudah diketahui oleh peradaban manusia bahkan pada masa mesir kuno. Dalam
perspektif sejarah, ilmu genetika berkembang sebagai ilmu pengetahuan setelah
melalui berbagai tahapan dan penemuan yang mendahuluinya (Yunus Effendi,
180:17)
Melatar belakangi dari hasil penemuan dan penelitian dari Gregor Mendel
mengenai hukum pewarisan sifat yang kemudian menjadi dasar dalam penentuan
pewarisan sifat pada manusia. Sejak saat itulah ilmu tentang genetika semakin
berkembang pesat dan berasal dari pemikirannya yang membawa Gregor Mendel
dijuluki sebagai bapak genetika. Sifat dan ciri khas dari setiap makhluk hidup
didapat dari gen parental dari induknya yang mengikuti pola penurunan tertentu
(Ramandhani, 2013). Sifat-sifat manusia yang terkait autosom dapat disebabkan
oleh gen dominan ataupun resesif. Menurut Arsal (2012), penurunan yang
ditentukan oleh gen resesif ditandai dengan adanya pelompatan generasi dalam
munculnya suatu karakter pada individu, sedangkan gen dominan ditandai dengan
penurunan secara berkesinambungan atau tidak terjadinya pelompatan generasi
dalam pemunculannya.
dari DNA (kecuali pada beberapa virus RNA), dimana gen mengkode protein
(Dewi, 2017:06)
Hereditas adalah suatu gen yang diwariskan dari induk pada keturunannya
dan akan membuat keturunan yang dihasilkan memiliki karakter yang sama
seperti induknya. Warna kulit tinggi badan warna rambut, bentuk hidung bahkan
<penyakit warisan= merupakan dampak dan hasil dari penurunan sifat yang
diturunkan dari induknya kepada keturunannya. Hereditas itu sendiri dibawa oleh
oleh gen yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk hidup dan pada
makluk hidup multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai trilyunan sel
dengan massa DNA yang saling mengkait (Meilinda, 2017:63).
Definisi hereditas diartikan sebagai transmisi genetik dari orang tua pada
keturunannya merupakan suatu penyederhanaan yang berlebih karena
sesungguhnya yang diwariskan oleh orangtua kepada anaknya adalah satu set alel
dari masing-masing orang tua serta mitokondria yang terletak di luar nukleus (inti
sel), kode genetik inilah yang kemudian memproduksi protein yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk membentuk suatu karakter fenotif (Mehler, 1996).
Istilah hereditas akan mengenalkan kita pada istilah terminologi gen dan alel
sebagai ekspresi alternatif yang terkait sifat. Setiap individu memiliki sepasang
alel yang memiliki kekhasan yang berbeda. Pasangan alel ini dinamakan genotif
apabila individu memiliki pasangan alel yang sama maka individu tersebut
bergenotipe homozigot dan jika berbeda maka disebut heterozigot (Campbell,
1999). Jadi karakter atau sifat merupakan fenotif dan manusia merupakan karakter
yang komplek dari interaksi genotif yang unik dan lingkungan yang khas.
Pewarisan sifat sangat menetukan sifat dan karakter yang diturunkan dari
orang tuanya kepada keturunannya. Dalam pewarisan sifat tak selamanya sifat
orang tua dimiliki oleh keturunannya. Semua itu tergantung pada gen yang
bersifat dominan atau resesif diantara kedua orang tuanya. Namun selain terdapat
gen yang resesif atau dominan terdapat pula kelainan genetik yang terjadi akibat
suatu anak tidak memiliki ciri-ciri dari orang tuanya. Kelainan genetik adalah
suatu kondisi di mana terjadi perubahan sifat dan komponen di dalam gen
sehingga menimbulkan penyakit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh mutasi baru
pada DNA.
a. Tempat :-
b. Hari :-
c. Waktu Penelitian :-
3.2.1 Alat
a. Alat Tulis
3.2.2 Bahan
AYAH () IBU ()
tahun tahun
SAYA () ADIK ()
tahun tahun
Keluarga
No. Karakteristik
Ayah Ibu Saya Adik
1. Foto
2. Umur
3. Bentuk Rambut Lurus Bergelombang Bergelombang Lurus
4. Warna Rambut Hitam Hitam Hitam Hitam
5. Bentuk Wajah Oval Oval Oval Oval
Warna Kulit Sawo Sawo
6. Sawo matang Sawo Matang
matang Matang
Postur dan Tegap – Tegap – Tegap – Tegap –
7.
Tinggi Tubuh Tinggi Sedang Pendek Pendek
8. Bentuk Hidung Mancung Pesek Pesek Pesek
9. Bentuk Alis Tebal Tipis Tebal Tipis
Mata Mata
10. Bentuk Mata Mata Dalam Mata Dalam
Dalam Dalam
11. Warna Mata Hitam Hitam Hitam Hitam
12. Suara Cempreng Cempreng Cempreng Cempreng
13. Bentuk Jari Panjang Pendek Pendek Panjang
14. Bulu tangan Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kondisi Kulit
15. Bermiyak Kering Kering Bermiyak
Wajah
Bibir atas Bibir atas
Bibir atas dan Bibir atas dan
16. Bentuk Bibir dan bawah dan bawah
bawah tebal bawah tebal
tipis tipis
17. Bentuk Telinga Oval Oval Oval Oval
Lidah
18. Bisa Tidak Bisa Tidak Bisa Bisa
menggulung
Tidak Tidak Tidak Tidak
19. Tulang pipi
Menonjol Menonjol Menonjol Menonjol
20. Kumis Ada – Tidak ada Tidak Ada Tidak ada
Tebal
Golongan
21. - - - -
Darah
Rambut pada
22. Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
dahi
Sedangkan bapak saya mewarisi karakteristik pada adik saya yaitu terletak
pada bentuk rambut yang sama lurus, warna rambut hitam, memiliki bentuk wajah
oval, dengan warna kulit sawo matang, postur tubuh dan tinggi badan yang tegap
dan pendek, bentuk hidung yang pesek, bentuk mata dalam, warna mata hitam,
suara yang cempreng, bentuk jari yang panjang, jumlah bulu tangan yang
sedikit,kondisi kulit yang berminyak, bentuk bibir atas dan bawah tipis, bentuk
telinga yang oval, bisa menggulungkan lidah, tulang pipi yang tidak menonjol,
dan tidak ada rambut pada dahi.
10
BAB V. PEMBAHASAN
Genetika merupakan salah satu cabang dari ilmu biologi yang mencoba
menjelaskan persamaan dan perbedaan sifat yang akan diturunkan pada makhluk
hidup. Selain itu, genetika juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan apa yang diturunkan atau diwariskan dari induk kepada turunan nya,
bagaimana mekanisme materi genetika itu diturunkan, dan bagaimana peran
materi genetika tersebut (Yusuf, 2020:06). Awal mula ditemukannya hukum
pewarisan sifat itu sendiri sebenarnya berdasarkan pada penelitian dari beberapa
tokoh. Namun karena percobaan yang dilakukan oleh Gregor Mendel yang
menyatakan sifat dari induknya akan menurunkan pada generasi keturunannya dan
dibuktikan dengan keberhasilan hipotesisinya mengantarkannya pada sebuah
keberhasilan dan berkat penelitiannya tersebut beliau dianggap sebagai bapak
genetika.
John Gregor Mendel adalah orang yang pertama kali mengenalkan satu
mekanisme pewarisan sifat menurun melalui eksperimen sederhananya di bidang
genetika. Berdasarkan percobaan itu maka teori para ilmiah dari genetika saat itu
yakni The Blending Theory of Inheritance dinyatakan tidak benar. Sebelumnya
Mendel melakukan percobaan penyilangan dengan tanaman kapri (Pisum
sativum). Para ahli telah mempunyai pemikiran tentang adanya kehidupan yang
berkesinambungan, yang membawa faktor keturunan dari generasi ke generasi.
Namun para ahli tersebut tidak dapat menyelesaikan penelitianya dikarenakan
keterbatasan alat pada saat itu. Dan hanya Gregor Mendel yang dapat
membuktikan pewarisan sifat dengan pola perkiraan. (Yusuf, 2020:04).
11
Hukum Mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk
yang berupa pasangan dari dua alel yang nantinya akan mengalami pemisahan.
Pemisahan tersebut akan diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk
yang diterimanya. Hukum Mendel I biasa disebut dengan Hukum Segregasi
bebas. Hukum Segregasi Bebas adalah pewarisan sifat yang diturunkan induk
pada pembentukan gamet keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni
terjadi pada persilangan monohibrid. Monohibrid itu sendiri adalah persilangan
antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki satu sifat yang
berbeda. Monohibrid nantinya akan menghasilkan keturunan pertama (F1) yang
seragam. Keturunan pertama (F1) monohibrid mempunyai fenotip yang serupa
dengan induknya yang dominan jika dominansi tampak sepenuhnya (Yusuf,
2020:05).
Dasar dari pemikiran Gregor Mendel inilah yang kemudian dijadikan dasar
dalam memperoleh sifat-sifat yang diinginkan dengan melakukan hibridisasi
(Pembentukan ikatan dupleks stabil antara dua rangkaian nukleotida yang saling
komplementer melalu perpasangan basa N. Hibridisasi dapat menunjukkan suatu
12
Dalam pewarisan sifat terdapat sifat yang dapat diturunkan dan sifat yang
tidak dapat diturunkan. Penurunan sifat ini terjadi karena adanya gen yang
dominan pada saat proses pembelahan terjadi. Kromosom merupakan benang-
benang halus yang berfungsi sebagai faktor pembawa sifat keturunan. Di dalam
kromosom terdapat substansi pembawa sifat keturunan yang terdiri atas senyawa
kimia yang disebut gen. Gen berfungsi sebagai penentu sifat-sifat suatu makhluk
hidup. Kromosom dan gen inilah yang mengendalikan pewarisan sifat pada
makhluk hidup.
Sifat yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya yaitu diantaranya
warna rambut dan warna kulit, bentuk rambut, tempat pelekatan cuping telinga,
golongan darah, tinggi badan, berat badan, dan kelainan genetik. Seseorang bisa
memiliki sifat-sifat yang berbeda dari indukya dikarenakan gen yang membentuk
perbedaan itu. Dalam tubuh manusia terdapat tiga macam gen, yaitu gen A, B, dan
C yang tugasnya mengkode pembentukan pigmen kulit, yaitu melamin. Pignen ini
yang nantinya menyebabkan kulit menjadi gelap. Variasi gen lain pada kulit yaitu
gen a, b, c. Orang yang memiliki gen AABBCC akan memiliki kulit sangat gelap,
sementara orang yang memiliki gen aabbcc akan memiliki kulit sangat terang.
Pada orang yang memiliki gen AaBbCc akan memiliki warna kulit sawo matang
(tengah-tengah antara sangat gelap dan sangat cerah). Begitu pula dengan warna
rambut yang juga ikut dipengaruhi oleh pigmen melamin.
13
sedangkan yang memiliki tipe perlekatan cuping melekat memiliki gen gg.
Perbedaan penggolongan darah manusia juga didasarkan pada setiap variasi atau
beberapa fenotif yang terdeteksi dalam darah dapat dianggap sebagai golongan
darah. Namun, istilah golongan darah biasanya merujuk pada antigen yang
muncul dalam sel darah khususnya untuk antigen pada sel darah merah (Andriko,
2020:114).
Istilah golongan darah mengacu pada seluruh sistem golongan darah yang
terdiri dari antigen sel darah merah yang sifatnya dikendalikan oleh serangkaian
gen yang terkait sangat erat pada kromosom yang sama (Andriko, 2020:114).
Sebuah antigen akan memunculkan sifat tertentu pada darah yang akan direspon
oleh antibodi tertentu pula. Dengan kata lain, golongan darah adalah pembedaan
sifat pada darah berdasarkan ada atau tidak antigen dan antibodi tertentu di dalam
darah. Antigen diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang antibodi
dalam tubuh, antibodi secara spesifik akan bereaksi terhadap antigen tertentu
sehingga akan terjadi penggumpalan pada darah (Andriko, 2020:114)
Dan yang terakhir adalah faktor pewarisan sifat yang diturunkan dari
orang tua kepada anaknya yaitu tinggi badan dan berat badan. Gen yang
memengaruhi tinggi badan seseorang dinamakan gen HMGA2. Perubahan sebuah
huruf dasar di kode genetik HMGA2 yakni sebuah C (Cytosine) akan
memengaruhi tinggi badan seseorang. Seseorang yang hanya mendapatkan C dari
salah satu orangtuanya akan lebih tinggi setengah sentimeter dari yang hanya
memiliki T (Thymin). Jika seseorang memiliki C ganda, maka, ia akan lebih tinggi
satu sentimeter dari yang memiliki T ganda. Selain HMGA2, masih ada lagi gen-
gen yang berkaitan dengan tinggi badan.
14
dari faktor keturunan, tidak menutup kemungkinan juga akibat dari pola aktivitas,
pola makan, dan olahraga seseorang menentukan dalam proses pertumbuhan. Gen
sangat berpengaruh dalam proses pewarisan sifat. Namun gaya hidup juga turut
ambil alih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Sifat yang
tidak diturunkan orangtua kepada anaknya yaitu diantaranya bakat, kemampuan,
dan usaha. Karena semua itu adalah sebuah usaha yang bisa dilakukan seseorang
tanpa butuh suatu pewarisan sifat dari orangtua.
Pada tubuh manusia, tedapat setiap sel somatik (somatic cell)-sel apa pun
selain yang terlibat dalam pembentukan gametmengandung 46 kromosom. Selama
mitosis, kromosom menjadi cukup terkondensasi sehingga bisa terlihat dengan
mikroskop cahaya. Karena kromosom berbeda-beda dalam ukuran, posisi
sentromer, dan pola pita berwarna akibat zat pewarna tertentu, kromosom yang
cukup terkondensasi dapat dibedakan satu sama lain melalui pemeriksaan
mikroskopik (Campbell, 2010:269). Secara total dalam tubuh manusia memiliki
23 pasang kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom tubuh (autosom) dan
1 pasang kromosom seks (gonosom). Autosom mengandung gen yang diperlukan
untuk fungsi normal tubuh manusia.
15
Kromosom tubuh atau biasa dikenal dengan sebutan autosom adalah suatu
komponen kromosom yang terdapat dalam tubuh manusia yang fungsinya
mengatur dan mengendalikan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Kromosom ini
tidak memiliki peran dalam mengatur jenis kelamin. Autosom terdapat pada
individu jantan dan individu betina dengan jumlah yang sama dan berpasangan
(diploid) (Fiktor & Moekti, 2007:46). Sedangkan kromosom kelamin atau biasa
dikenal dengan nama genosom memiliki banyak nama lain, di antaranya aelosom
atau heterokromosom atau kromosom kelamin. Kromosom kelamin ini memiliki
susunan pasangan yang berbeda pada individu jantan dan betina. Pada manusia
gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah kromosom. Sel kelamin (sel sperma
atau sel telur) dalam tubuh manusia hanya memiliki satu kromosm kelamin
(gonosom) sehingga sel kelamin dari betina hanya memiliki gonosom X. Adapun
sel kelamin jantan memiliki gonosom X atau Y yang akan menentukan jenis
kelamin individu setelah terjadi fertilisasi (Fiktor & Moekti, 2007:46).
16
hemoglobin jumlah sel darah merah sedikit. Selain itu, bentuk sel darahnya
abnormal dan ukurannya kecil (Irnaningtyas. 2018).
17
ini akan menyebabkan darah sukar membeku. Dan yang terakhir adalah
anodontia (penderita tidak memiliki gigi) (Irnaningtyas. 2018).
18
ini hanya bisa diwariskan berdasarkan garis keturunan saja. Yang kelima adalah
sindrom edward terjadi akibat kelainan pada jumlah kromosom. Kromosom yang
mengalami kelainan pada sindrom edward adalah kromosom nomor 18. Salah satu
ciri bayi yang mengalami sindrom edward adalah jari yang tumpang tindih dengan
kondisi telapak tangan yang menggenggam. Dan yang terakhir adalah sindrom
metafemale atau sering juga disebut dengan sindrom wanita super. Sindro
metafemale menyebabkan penderitanya menjadi berperawakan lebih besar dari
wanita pada umumnya. Hal ini disebabkan kelebihan kromosom X pada
penderitanya, sehingga penderita Sindrom Metafemale biasanya memiliki
kromosom XXX.
19
saya mewarisi bentuk rambut yang sama bergelombang, warna rambut hitam,
memiliki bentuk wajah oval, dengan warna kulit sawo matang, postur tubuh dan
tinggi badan yang tegap dan pendek, bentuk hidung yang pesek, bentuk mata
dalam, warna mata hitam, suara yang cempreng, bentuk jari yang pendek, jumlah
bulu tangan yang sedikit,kondisi kulit yang kering, bentuk bibir atas dan bawah
tebal, bentuk telinga yang oval, tidak bisa menggulungkan lidah, tulang pipi yang
tidak menonjol, kumis yang tidak ada, dan tidak ada rambut pada dahi.
Sedangkan bapak saya mewarisi karakteristik pada adik saya yaitu terletak
pada bentuk rambut yang sama lurus, warna rambut hitam, memiliki bentuk wajah
oval, dengan warna kulit sawo matang, postur tubuh dan tinggi badan yang tegap
dan pendek, bentuk hidung yang pesek, bentuk mata dalam, warna mata hitam,
suara yang cempreng, bentuk jari yang panjang, jumlah bulu tangan yang
sedikit,kondisi kulit yang berminyak, bentuk bibir atas dan bawah tipis, bentuk
telinga yang oval, bisa menggulungkan lidah, tulang pipi yang tidak menonjol,
dan tidak ada rambut pada dahi.
20
6.1 Kesimpulan
21
6.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Andriko, dkk. 2020. Struktur Aljabar Dalam Pewarisan Golongan Darah. FMIPA
UNTAN. Pontianak. Jurnal Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya
(Bimaster)
Arsal, A., F. 2012. Analisis Pedigree Cadel (Studi Kasus Beberapa Kabupaten di
Sulawesi Selatan). Jurnal Sainsmat. 1 (2): 156-166.
Effendi Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Kabupaten Magelang. Penerbit
Pustaka Rumah C1nta
Irnaningtyas. (2018). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Revisi.
Jakarta: Erlangga.
Meilinda. 2017. Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat
Sains). Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Pembelajaran Biologi
23
Warmadewi Dewi Ayu. 2017. Buku Ajar Mutasi Genetik. Universitas Udayana.
Denpasa, Bali
24
LAMPIRAN GAMBAR
25
Buku
26
27
28
29
30
31
Jurnal
32
33
34
35
36