Anda di halaman 1dari 7

Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak Malang

POLA HORIZONTAL DAN VERTIKAL HEWAN TANAH DI HUTAN


KAWASAN PANTAI KONDANG MERAK MALANG

Khalyli Rimakhusshofa, Ajeng Titis Pujasari, M. Hanif Nurzakki, dan Munawwarotul Khanifah
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No.50, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144

(Dibuat 1 Desember 2019)

Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan
tanah maupun yang hidup di dalam tanah.  Dalam komuitas hewan juga melakukan
penyebaran, dapat seragam, acak, atau berkelompok, baik distribusi horizontal maupun
distribusi vertikal. Distribusi ini berkaitan dengan kondisi lingkungannya, seperti
ketersediaan pangan atau adanya pembatas berupa faktor fisik lainnya. Pengamatan ini
bertujuan untuk Mengetahui pola distribusi horizontal dan Vertikal hewan Tanah yang
ada di hutan daerah wilayah Pantai Kondang Merak.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengamatan ini
dilakukan pada Tanggal 12 – 13 Oktober 2019 di Daerah wilayah Pantai Kondang
Merak tepatnya di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Metode
penelitian secara sistematis dengan menggunakan transek garis sepanjang 10 M dimana
setiap 1 M dipasang perangkap jebak dengan cara menanam aqua kedalam tanah dan
dibiarkan selama 24 jam. Metode yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah
menggunakan pit fall trap ( perangkap jebak).
Hasil yang di dapatkan dari Pengamatan ini ditemukan 7 spesies hewan tanah
dalam 10 plot. Berdasarkan indeks morisita diperoleh hasil bahwa distribusi hewan
tanah di Daerah wilayah Pantai Kondang Merak ada yang Mengelompok, Menyebar,
dan seragam.
Kata Kunci: Distribusi, Hewan tanah, Pit fall Trap

PENDAHULUAN

Hewan tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang
hidup di dalam tanah. Tanah itu sendiri adalah suatatu bentangan alam yang tersusun dari bahan-bahan
mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batu-batuan dan bahan organic yang terdiri dari
organisme tanah dan hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah bahwa hewan tanah
merupakan bagian dari ekosistem tanah. Dengan denikian, kehidupan hewan tanah sangatdi tentukan oleh
faktor fisika-kimia tanah, karena itu dalam mempelajari ekologi hewan tanah faktor fisika-kimia tanah
selalu diukur ( Wolf, 1992).

Tidak semua hewan dalam suatu komunitas biotik individu populasinya dapat dihitung atau
kerapatan populasinya dapat diukur. Dalam hal ini pengetahuan mengenai kelimpahan dalam kerapatan
Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak Malang

relatif sudah cukup, meskipun besar populasi yang sebenarnya tidak kita ketahui namun gambaran
mengenai kelimpahan populasi yang berupa suatu indeks sudah dapat memberikan informasi mengenai
banyak hal. Misalnya mengenai berubah-ubahnya populasi hewan di suatu area pada waktu yang
berbeda atau berbeda-bedanya populasi-populasi hewan pada area atau komunitas yang berbeda. Teknik
dan penentuan indeks kelimpahan itu banyak sekali macamnya tergantung dari spesies hewan berikut
kekhasan prilakunya serta macam habitat yang ditempatinya. Salah satu metode yang akan digunakan
dalam praktikum ini adalah Metode Perangkap Jebak (Pitfall trap). Perangkap jebak itu berupa tabung
atau bejana tinggi sedarhana yang dibenamkan dalam tanah, hingga mulut tabung itu rata dengan
permukaan tanah maupun serasah yang menutupinya (Hidayat, 2008).

Kehidupan hewan tanah maupun hewan lainnya sangat tergantung pada habitatnya, karena
keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis hewan di suatu daerah sangat ditentukan keadaan daerah
itu. Dengan perkataan lain keberadaan dan kepadatan suatu populasi suatu jenis hewan di suatu daerah
sangat tergantung dari faktor lingkungan,yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik (Kalshofen,
1981).

Faktor lingkungan abiotik secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor
fisika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah
salinitas, pH, kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan abiotik sangat
menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat ( Hidayat, 2008).
Faktor lingkungan biotik bagi hewan tanah adalah organisme lain yang juga terdapat di habitatnya
seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan lainya. Pada komunitas itu jenis-jenis
organisme itu saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi itu bisa berupa predasi,
parasitisme, kompetisi dan penyakit ( Campbell, 2003).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat


Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 sampai Minggu, 13 Oktober
2019 di Kawasan Hutan Pantai Kondang Merak yang terletak di Desa Sumberbening, Kecamatan
Bantur, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak Malang

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah meteran, patok kayu, cetok, gelas plastik, alkohol
70%, detergen, dan populasi hewan tanah yang ada di kawasan Hutan Pantai Kondang Merak.
Prosedur Kerja Dibuat garis transek sepanjang 10 meter dimana setiap 1 m dipasang perangkap jebak
dengan cara menanam gelas plastik ke dalam tanah sampai bagian atasnya sejajar dengan permukaan
tanah. Perangkap dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, perangkap diambil dan dibawa ke
laboratorium. Dilakukan identifikasi dan penghitungan

Cara kerja

Pengamatan ini menggunakan metode Pitfall trap untuk mengetahui keberadaan makrofauna
tanah. Pitfall trap dibuat dari gelas plastik yang telah diisi dengan 25 ml alkohol 70% dan 5 tetes
larutan detergen. Pemasangan perangkap jebak (Pitfall) dilakukan pada setiap jarak 1 meter
sepanjang 10 meter garis transek dengan cara ditanam dalam tanah dengan bagian atas permukaan
gelas sejajar tanah. Perangkap jebakan ini kemudian dibiarkan selama 24 jam.

Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan Indeks Morista (Id) dengan rumus sebagai berikut:

Dimana,
n= Jumlah plot
N= Jumlah total individu seluruh plot
X²= Kuadrat jumlah individu per plot

Pola distribusi populasi diuji lebih lanjut dengan rumus Chi-Square:

Dimana,
X² =Nilai chi-square
n=Jumlah plot
= ∑X²= Jumlah kuadrat individu per plot
N= Jumlah total individu seluruh plot
Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak Malang

X² hitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai X2 tabel dengan derajat bebas n-1.
Jika x² hitung < x² tabel, maka dapat disimpulkan bahwa pola distribusi populasi tersebut
tidak berbeda nyata, demikian sebaliknya, jka x² hitung > x² tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa pola distribusi populasi tersebut berbeda nyata.

HASIL

Tabel Hasil Distribusi Tanah


No. Nama Spesimen Plot Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Oecophylla smaradigna 2 1 1 14 4 3 4 8 2 6 82
9 1
2. Dolichoderus hloracicus 1 1 2 15 1 3 4 1 0 0 21
4
3. Herpylius ecclesiasticas 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
4. Reticuliterms 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
5. Sylvicola sp. 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6. Decercia sp. 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
7. Gryllus sp. 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Tabel Analisis Data Distribusi Horizontal Hewan Tanah

Nama Spesimen. ∑x2 X hitung Id Keterangan


Semut merah 1337 81.05 2 Pola distribusi berbeda
(Oecophylla smaradigna) nyata, mengelompok
Semut hitam 259 52.55 2.75 Pola distribusi berbeda
(Dolichoderus hloracicus) nyata, mengelompok
Herpylius ecclesiasticas 4 18 19 Pola distribusi berbeda
nyata, mengelompok
Reticuliterms 1 9 0 Pola distribusi tidak
berbeda nyata,
Seragam
Mimik (Sylvicola sp). 1 9 0 Pola distribusi tidak
berbeda nyata,
Seragam
Decercia sp. 1 9 0 Pola distribusi tidak
berbeda nyata,Seragam
1 9 0 Pola Distribusi tidak
Gryllus sp. berbeda nyata, seragam
Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak Malang

PEMBAHASAN

Hewan tanah yang didapatkan setelah dibiarkan selama 24 jam, didapatkan berupa 82
spesies Oecophylla smaradigna, 21 spesies Dolichoderus hloracicus, 2 spesies Herpylius
ecclesiasticas, 1 spesies Reticuliterms, 1 spesies Sylvicola sp, 1 spesies Decercia sp, 1 spesies
Gryllus sp. Data Hewan Tanah yang telah di identifikasi jenisnya dan dihitung masing-
masing spesiesnya, kemudian dianalisis menggunakan Indeks Morista. Menurut Sofiah
( 2013) bahwa Indeks Penyebaran Morsita dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Selanjutnya, dari perhitungan tersebut berdasarkan hasil tabel Analisis


Data Distribusi Horizontal Hewan Tanah didqapatkan hasil pada spesies Oechopylla
smaradigna, Dolichusderus hioracicus, dan Herpynus ecoesiaschar yaitu Id > 1 yang
artinya pola distribusi berbeda nyata dan mengelompok, sedangkan pada spesies
Reticuliterms, Dacercia, Sylvicola sp , dan Gryllus sp hasilnya Id = 0 sehingga dapat
dikatakan Pola distribusinya tidak berbeda nyata, dan seragam. Hal ini berbeda dengan
pernyataan Sofiah ( 2013) bahwa langkah yang terakhir yakni menentukan pola sebaran
berdasarkan Id, jika Id < 1 maka pola sebarannya seragam, jika Id= 0 maka pola sebarannya
acak, dan jika Id > 1 maka pola sebarannya yaitu menelompok. Perbedaan ini terjadi akibat
panduan praktikum yang digunakan dengan hasil jurnal yang didapatkan berbeda. Menurut
Djufri ( 2002) bahwa distribusi di alam dapat disusun dalam tiga pola dasar, yaitu acak,
teratur, dan mengelompok. Pola distribusi demikian erat hubungannya dengan kondisi
lingkungan. Organisme pada suatu tempat bersifat saling menggantung, sehingga tidak terikat
berdasarkan kesempatan semata, dan bila terjadi gangguan pada suatu organisme atau
sebagian factor lingkungan akan berpengaruh terhadap keseluruhan komunitas.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan pembhasan diatas adalah bahwa Distribusi


hewan tanah di Kawasan Pantai Kondang Merak adalah berbeda nyata dan mengelompok
serta tidak berbeda nyata, dan seragam. Pola distribusi berbeda nyata dan mengelompok di
dapat dari spesies Oechopylla smaradigna, Dolichusderus hioracicus, dan Herpynus
Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak Malang

ecoesiaschar sedangkan pola distribusi tidak berbeda nyata, dan seragam didaptkan dari
spesies Reticuliterms, Dacercia, Sylvicola sp , dan Gryllus sp.

DAFTAER PUSTAKA

Campbell, et al. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Hidayat, P. 2008. Mata Kuliah Entomologi Umum Departemen Proteksi Tanaman. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.S

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. PT. Ichtiar Baru – Van Hoeve :
Jakarta.

Wolf, L. 1992. Ekologi Umum. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Djufri. 2002. Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi, dan Interaksi spesies Tumbuhan Khususnya
Padang Rumput di Taman Nsional Baluran. Jawa Timur. Biodiversitas . Vol 3. No 1

Poole, Wehleer. 1974. Intruduction Ecology. Migraw Hill Company: New York

Sofiah, Siti. 2013. Pola Penyebaran, Kelimpahan dan Asosiasi Bambu Pada Komunitas
Tumbuhan di Taman Wisata Alam Gunung Gallung Jawa Timur. Berita Biologi. Vol
12. No 2
Pola Horizontal dan Vertikal Hewan Tanah di Hutan Kawasan Pantai Kondang Merak

Anda mungkin juga menyukai