Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI PENCERNAAN MAKANAN PADA Paramecium

Hewan menggunakan berbagai cara untuk memperoleh makanannya. Beberapa hewan


mengintai, mengejar, memukul, menangkap, dan membunuh. Bagi spesies hewan menempel
(sesil), dalam mendapatkan makanan terpaksa harus menggunakan cara yang lebih halus,
seperti mengabsorpsi melalui permukaan tubuh, menyaring makanannya atau menjebak.
Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang menggunakan permukaan
tubuhnya untuk megambil makanan dari medium di sekitarnya. Molekul-molekul kecil
seperti asam amino diambil dari medium encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor
aktif, sedangkan molekul-molekul yang lebih besar atau partikel-partikel diambil melalui
proses endositosis (Soewolo, 2000).
Paramecium merupakan salah satu spesies dari kelas Ciliata, Filum Protozoa. Hewan
ini, seluruh permukaan tubuhnya bersilia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium
biasanya hidup di air tawar dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk.
Hewan ini mudah dibiakkan di dalam laboratorium dengan mendidihkan air dicampuri jerami
(Prasad, 1980).
Pada pengamatan secara mikroskopis, mudah teramati inti yang terdiri dari
makronukleus dan mikronukleus, vakuola kontraktil, vakuola makanan dan rongga mulut.
Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan, mencerna
makanan, dan mengedarkannya ke seluruh bagian sel dengan cara mengelilingi sel. Awalnya
makanan masuk ke dalam mulut melalui rongga mulut atau oral grove, lalu masuk ke
dalam sitostoma atau mulut. Pada saat sampai di mulut, makanan didorong dimasukkan ke
dalam sitofaring (Prasad, 1980). Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, maka
dibentuklah vakuola makanan. Gerakan makanan dimulai dari mulut sampai ke sitofaring
dibantu oleh gerakan silia dan dorongan air yang masuk. Pembentukan vakuola makanan
dapat terjadi setiap 5 menit (Koptal, et al., 1980).
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola makanan
bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis. Enzim pencernaan yang
terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang disekresikan oleh lisosom ke dalam
vakuola makanan. Vakuola makanan yang bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya
secara bertahap karena proses digesti dan absorpsi. Dalam praktikum dengan menggunakan
Congo Red, akan terjadi perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang
menandakan adanya proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola
makanan Paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola
makanan Paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena adanya enzimenzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi
dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000). Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal
pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999). Pada saat terjadi proses pencernaan makanan, vakuola
makanan yang pada awalnya bersifat basa akan berubah menjadi bersifat asam. Dan setelah
proses pencernaan makanan selesai, vakuola makanan akan kembali bersifat basa lagi. Hasil

pencernaan selanjutnya akan berdifusi ke dalam sitoplasma (Koptal, et al., 1980), sedangkan
makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalu cytopage.
HASIL PENGAMATAN
Gambar
Pengamatan

Gambar
Tangan

Gambar Literatur

Keterangan

Sumber : Susilowati, dkk. 2016.


Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan
dan Manusia. Malang : Universitas
Negeri Malang.
ANALISIS DATA
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pencernaan makanan pada Paramecium
yang dilakukan dengan menggunakan alat tambahan berupa CC-TV, diperoleh hasil bahwa
pada menit ke 0, makanan masuk ke dalam sel tubuh Paramecium melalui oral groove dalam
keadaan berwarna merah muda. Pada menit ke 11 lebih 46 detik, makanan yang sudah berada
di dalam sel tubuh Paramecium mulai mengalami perubahan warna menjadi sedikit lebih
gelap dari sebelumnya. Setelah mencapai menit ke 15 lebih 55 detik, makanan yang ada di
dalam sel tubuh Paramecium mengalami perubahan warna lagi menjadi jauh lebih gelap
dibandingkan dengan ketika makanan baru masuk dan makanan yang telah dicerna hingga
menit ke 11 lebih 46 detik. Sedangkan pada menit ke 18.04, makanan mengalami perubahan
warna yang berbeda dari sebelumnya. Pada menit ini, makanan mengalami perubahan warna
menjadi merah muda seperti pada menit pertama di mana makanan masuk ke dalam sel tubuh
Paramecium melalui oral groove. Tidak lama setelah itu, pada menit ke 18 lebih 19 detik,
makanan dikeluarkan dari sel tubuh Paramecium melalui cytopyge.

PEMBAHASAN
Untuk mengetahui proses pencernaan makanan pada Paramecium, maka Paramecium
harus diberi makanan yang terbuat dari yeast yang telah diencerkan dan dipanaskan hingga
mendidih. Kemudian, pada sediaan makanan juga harus diberi Congo Red yang berfungsi

untuk mendeteksi perubahan pH pada saat terjadi proses percernaan makanan di dalam
vakuola makanan Paramecium, yang dapat dilihat berdasarkan perubahan warna yang terjadi.
Congo red memiliki sifat asam dengan pH antara 3 5,2. Pada pH 5, Congo Red akan
berwarna merah. Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola
makanan tersebut bergerak di dalam sitoplasma. Gerakan ini disebut dengan gerak siklosis.
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang kami lakukan untuk mengetahui proses
pencernaan makanan pada Paramecium yang dilakukan dengan bantuan alat tambahan
berupa CC-TV, terlihat bahwa Paramecium mencerna makanannya dalam waktu kurang lebih
selama 18 menit lebih 19 detik. Selama waktu tersebut, terjadi perubahan warna sebanyak
tiga kali. Perubahan warna yang pertama terjadi pada menit ke 11 lebih 46 detik yang artinya
waktu yang dibutuhkan untuk perubahan warna pertama ini adalah selama 11 menit lebih 46
detik. Pada saat ini vakuola makanan mulai mengalami perubahan pH dari basa menjadi
asam. Hal ini terlihat dari makanan yang berada pada vakuola makanan berubah warna dari
merah muda menjadi lebih merah. Hal tersebut terjadi karena proses pencernaan makanan
dimulai. Untuk mencerna makanan, lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo,
2000). Setelah itu lisosom akan mensekresikan enzim yang dihasilkannya. Enzim-enzim
tersebut adalah enzim protease, karbohidrase dan esterase (Koptal, et al., 1980).
Perubahan warna yang kedua terjadi pada menit ke 15 lebih 55 detik. Hal ini
menunjukkan bahwa diperlukan waktu selama 4 menit 9 detik untuk terjadi perubahan warna
lagi dari merah menjadi merah pekat. Hal tersebut terjadi karena enzim-enzim yang
disekresikan oleh lisosom mulai bekerja. Enzim-enzim pada lisosom akan bekerja optimal
pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999). Kemungkinan besar pada menit ke 15 lebih 55 detik ini
vakuola berada pada pH 5 sehingga Congo Red mengalami perubahan warna menjadi merah
pekat. Perubahan warna yang ketiga terjadi pada menit ke 18 lebih 4 detik. Kali ini warna
dari makanan di dalam vakuola makanan berubah menjadi merah muda. Hal ini terjadi karena
proses pencernaan makanan di dalam sel tubuh Paramecium sudah selesai sehingga lisosom
memisahkan diri dengan vakuola makanan dan membawa enzim-enzim yang
disekresikannya. Hal ini membuat vakuola makanan kembali bersifat basa. Oleh karena itu,
Congo Red tidak mengalami perubahan warna menjadi merah yang lebih pekat, melainkan
berubah warna menjadi merah muda lagi mengingat Congo Red bersifat asam dan akan
berwarna merah pada pH sekitar 5. Lima belas detik setelah itu, atau pada menit ke 18 lebih
19 detik, makanan yang tidak dicerna dikeluarkan oleh Paramecium melalui cytopyge. Semua
data yang kami dapatkan dari pengamatan proses pencernaan makanan pada Paramecium ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada awalnya vakola makanan bersifat basa,
kemudia berubah menjadi asam dan akhirnya menjadi basa lagi (Koptal, et al., 1980).

KESIMPULAN

1. Dalam praktikum digunakan indikator warna zat warna Congo Red yang bersifat asam
dan akan berwarna merah pada pH asam.

2. Terjadinya perubahan warna pada makanan di dalam vakuola makanan Paramecium


menandakan adanya proses pencernaan makanan yang sedang berlangsung. Adanya
perubahan warna pada vakuola makanan menunjukkan terjadinya perubahan pH.
3. Ketika sediaan makanan berupa yeast yang telah diberi Congo Red masuk ke dalam
vakuola makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan
berubah menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang
dihasilkan oleh lisosom. Waktu yang diperlukan oleh Paramecium untuk memulai
proses pencernaan makanan adalah sekitar 11 menit 46 detik. Sedangkan waktu yang
diperlukan untuk vakuola berada pada pH asam yang membuat enzim-enzim hasil
sekresi lisosom bekerja dengan optimal adalah sekitar 4 menit lebih 9 detik dari
proses awal dimulainya pencernaan makanan.
4. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka vakuola makanan dan lisosom yang
awalnya berfusi akan berpisah kembali. Lisosom terpisah dari vakuola makanan
dengan membawa enzim-enzim yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana
pada vakuola makanan kembali menjadi basa.
5. Total waktu yang diperlukan oleh Paramecium untuk mencerna makanannya hingga
dikeluarkan dari sel tubuh melalui cytopage adalah sekitar 18 menit lebih 19 detik.
DAFTAR PUSTAKA
Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Koptal, et al. 1980. Protozoa a Textbook for Collage and University Student. India : Rastogi
Publication.
Prasad, S.N. 1980. Life of Invertebrates. New Delhi-India : Typographers.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : DIKTI Departemen Pendidikan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai