Anda di halaman 1dari 20

Objek ( spesimen )

: Salamander Axolotl ( Ambystoma mexicanum )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Amphibi

Ordo

: Caudata

Famili

: Ambystomatidae

Genus

: Ambystoma

Spesies

: Ambystoma mexicanum

Deskripsi Morfologi
Salamander axolotl memiliki alat pernapasan eksternal, yaitu 3 pasang insang
dibagian belakang kepala terletak pada sisi kanan dan kiri. Insang-insang tersebut menyerupai
tanduk-tanduk. Axolotl memiliki panjang tubuh 20-30 cm, dengan berat 60-110 g.
Salamander betina memiliki tubuh yang lebih besar dan kloaka kecil dan bulat. Sedangkan
salamander jantan lebih ramping, dengan kloaka lebih menonjol. Salamander memiliki 4
tungkai yang mempunyai 5 jari-jari kecil dan runcing. Ekor axolotl menyerupai bulu,
berfungsi untuk berenang. Warna tubuhnya bervariasi, hijau, agak kehitaman, cokelat, hingga
merah muda. Pakan : Salamander ini memakan apa saja yang dapat ditangkapnya. Beberapa
jenis hewan yang diketahui menjadi makanannya adalah ikan, moluska dan arthropoda.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

: Habitat asli axolotl adalah perairan tawar, tepatnya di danau daerah Mexico

dengan ketinggian daratan 2.274 m.


Peran

Perilaku

Axolotl merupakan hewan yang hidup soliter sejak menetas dari telur.

Mereka cenderung berdiam diri saat berenang, kecuali saat makan. Waktu aktifnya setiap
saat.
Cara Reproduksi

Musim kawin berlangsung dari bulan Maret-Juni, menghasilkan 100-300 telur yang
diletakkan pada substrat di dalam air. Telur-telur akan menetas setelah berumur 10-14 hari,
selanjutnya mereka akan hidup sendiri dan mulai memasuki kematangan seksual pada musim
kawin selanjutnya.
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: Katak Budgett ( Lepidobatrachus asper )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Amphibi

Ordo

: Anura

Famili

: Leptodactilydae

Genus

: Lepidobatrachus

Spesies

: Lepidobatrachus asper

Deskripsi Morfologi
Katak ini merupakan jenis yang memiliki ukuran tubuh besar, katak dewasa memiliki
panjang tubuh sekitar 9-12 cm dan lebar tubuh 5-8 cm. Bentuk tubuh pipih, dengan kepala
lebar ujungnya tumpul. Memiliki mulut yang lebar dan gigi yang tajam. Warna tubuh
beragam, kuning muda, hijau, atau kecokelatan. Mata terdapat di bagian atas kepala,
berbentuk bulat dan menonjol. Pakan : Katak jenis ini memakan hamper seluruh jenis
serangga, cacing, udang-udangan, ikan kecil, katak kecil, kadal dan ular kecil, bahkan mampu
memakan mamalia kecil. Katak ini juga dikenal sebagai katak kanibal, karena dapat
memakan katak lain yang sejenisnya.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

: Hewan ini hidup di tempat-tempat lembab, berlumpur atau di genangan air

yang dangkal. Katak ini hidup di sekitar perairan tawar. Penyebarannya di hampir seluruh
daerah Paraguay.
Peran

Perilaku

: Merupakan jenis hewan predator yang sangat rakus. Katak dapat

mengeluarkan suara yang menakutkan jika dalam keadaan terancam. Mulutnya yang lebar
dengan gigi yang tajam digunakan sebagai senjata untuk melumpuhkan mangsa atau

melawan hewan lain yang mengancam keberadaannya. Gerakan katak ini sangat lambat dan
bukan pelompat yang baik, tetapi merupakan jenis katak yang sangat pandai berenang.
Cara Reproduksi
Katak jantan memiliki ciri di bagian tenggorokan terdapat warna hitam atau warna gelap.
Katak betina akan bertelur di daerah berpasir dan hangat, suhu air sekitar 26-27oC. Katak
betina mampu menghasilkan 1000-2000 butir telur yang di letakkan pada tanaman air.
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: Katak Pesek ( Litoria caerulea )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Amphibi

Ordo

: Anura

Famili

: Hylidae

Genus

: Litoria

Spesies

: Litoria caerulea

Deskripsi Morfologi
Panjang tubuh katak dewasa jantan mencapai 7 cm, sedangkan katak betina panjang
tubuhnya mencapai 11,5 cm. Bagian dorsal tubuhnya berwarna hijau zamrud dengan bintikbintik agak keputihan atu keemasan tersebar dari sisi mulut hingga belakang dan bagian
ujung tungkainya. Bagian ventral tubuhnya cenderung berwarna putih susu. Bantalan kaki
katak ini cenderung lebih besar. Matnya memiliki kornea berwarna hitam horizontal,
sedangkan beberapa anggota dari suku Hylidae lain sebagian besar vertikal. Pada bagian kulit
terdapat kutikula yang berfungsi untuk mempertahankan kelembaban tubuhnya. Kulit pada
bagian tenggorokan katak jantan lebih tipis dan berkeriput karena memiliki kantung suara
yang digunakan saat musim kawin tiba, kantung tersebut berwarna abu-abu. Sedangkan kulit
pada bagian tenggorokan dan bagian tubuh lain pada katak betina lebih tebal seperti
berlemak. Pakan : Katak ini merupakan jenis hewan pemakan berbagai jenis serangga
(insektivora), seperti jangkrik, kecoa, kupu, ngengat, nyamuk dan beberapa jenis serangga
lain.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

: Katak ini mempunyai kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi dengan

lingkungannya. Tubuhnya mampu mengontrol evaporasi sesuai dengan keadaan lingkungan.


Katak ini lebih suka daerah yang lembab dan basah, seperti hutan hujan. Katak ini tersebar di
Australia, Papua Nugini, dan kini ter introduksi di New Zealand dan Amerika.
Peran

Perilaku

: Katak ini aktif pada siang dan juga malam hari (tidak menentu, tergantung

keadaan lingkungannya). Pada saat musim kemarau, katak akan bersembunyi di lubanglubang tanah, kayu lapuk dan bebatuan serta melumuri lubang tersebut dengan lendir untuk
mempertahankan kelembaban tempat persembunyiannya.
Cara Reproduksi
Kematangan seksual katak jantan maupun betina kira-kira setelah berumur 2-3 bulan.
Musim kawin katak ini terjadi saat musim hujan. Saat musim-musim tersebut katak jantan
akan bersuara untuk menarik betinanya. Selanjutnya mereka akan berpindah ke daerah yang
dekat dengan daerah perairan tawar. Katak betina akan menghasilkan 150-300 butir telur
yang akan menetas setelah berumur 3 hari. katak tersebut setelah menetas akan mulai
bermetamorfosis hingga tubuhnya terbentuk seperti katak dewasa membutuhkan waktu
sampai 2 minggu.
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: JULANG EMAS ( Aceros undulatus )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Coraciiformes

Famili

: Bucerotidae

Genus

: Aceros

Spesies

: Aceros undulatus

Deskripsi Morfologi
Burung ini mempunyai ukuran sedang di dalam kelompoknya, panjang tubuh
mencapai 100 cm. Burung julang emas bulu bagian punggung, sayap, perutnya berwarna
hitam dan ekornya berwarna putih. Mempunyai mata berwarna kuning, kulit di sekitar mata
berwarna merah. Paruh berwarna kuning gading dengan bangunan yang terbuat dari bahan
tulang, bentuk mirip tanduk yang berada di atas paruh. Kaki berwarna hitam. Burung yang
berjenis kelamin jantan, bulu kepala berwarna krem, bulu alis kemerahan. Kantung leher
berwarna kuning, tidak berbulu dan terdapat garis berwarna hitam. Sedangkan burung yang
berjenis kelamin betina, kepala dan leher berwarna hitam, kantung keher berwarna biru, tidak
ditumbuhi bulu.
Pakan : Pada waktu mencari pakan sering dijumpai berkelompok dengan dengan
burung julang lainnya. Jenis pakan yang disukai adalah buah-buahan, namun sering dijumpai
makan serangga dan inverbrata lainnya. Kadang juga memakan katak, kadal, telur burung
lainnya, burung kecil, dan tikus. Di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka satwa
ini diberi pakan pisang, pepaya, dan daging.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

:
: Hutan tropika basah, di berbagai ketinggian hingga 2.000 m. Sebarannya di

Kalimantan dan Sumatera, Jawa dan Bali.

Peran

Perilaku

: Pada waktu bereproduksi hidup berpasangan, namun akan membentuk

kelompok di luar waktu musim reproduksi. Burung ini menyukai terbang tinggi di atas hutan
dengan kepakan sayap yang berat dengan kepala tampak menjulur ke depan.
Cara Reproduksi

Status Konservasi ( IUCN) :

Objek ( spesimen )

: Nuri Abu-abu Afrika ( Psittacus erithacus )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Famili

: Psittacidae

Genus

: Psittacus

Spesies

: Psittacus erithacus

Deskripsi Morfologi
Seperti namanya, burung ini memiliki penampilan morfologi (fisik) bulu berwarna
abu-abu, umumnya bagian sayap terlihat sedikit lebih gelap, sedangkan bagian perut ke
belakang berwarna lebih terang. Panjang tubuhnya sekitar 33 cm. Paruh berwarna hitam, ekor
ada yang berwarna abu abu dan ada pula yang berwarna merah. Pakan : Sama seperti jenis
paruh bengkok lainnya, burung ini juga memakan berbagai jenis buah-buahan dan biji-bijian,
terutama kacang-kacangan.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

: Merupakan jenis burung yang hidup di daerah hutan hujan sekunder.

Penyebarannya di benua Afrika, terutama Afrika Barat dan Afrika Tengah.


Peran

Perilaku

: Burung ini hidup di pohon-pohon yang tinggi, berkelompok dan terkadang

dalam pasangan. Beraktifitas pada pagi dan sore hari (diurnal), sedangkan saat siang hari
cenderung akan beristirahat di rimbunan pohon. Burung ini memiliki komunikasi yang sangat
baik antara pasangan atau kawanan dalam kelompoknya.
Cara Reproduksi

Burung betina mampu menghasilkan 1-3 butir telur (umumnya 2 butir). Meletakkan
telur di dalam sarang yang berada di lubang-lubang kayu. Ketika betina mengerami telur,
maka pejantan akan mencari makan untuk betinanya.
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: Elang Bondol ( Haliastur indus )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Falconiformes

Famili

: Accipitridae

Genus

: Haliastur

Spesies

: Haliastur indus

Deskripsi Morfologi
Burung Elang Bondol memiliki ukuran sedang dengan panjang tubuh mencapai 45
cm, berwarna putih dan coklat pirang. Elang bondol remaja memiliki warna bulu seluruh
tubuh kecoklatan. Warna berubah putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu
dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga.Ujung ekor bundar, iris mata coklat, paruh dan sera
abu-abu kehijauan, kaki dan tungkai kuning kusam. Ketika dewasa, warna bulu tubuhnya
pada bagian kepala, leher, dan dada putih, sedangkan bagian sayap, punggung, ekor, dan
perut coklat terang dengan bulu primer yang hitam. Pakan : Burung ini memakan mamalia
kecil, ayam, aves yang berukuran kecil dan beberapa jenis reptil serta serangga.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

: Habitat elang bondol adalah di rawa-rawa. Mereka menyukai pohon yang

tinggi untuk membuat sarang. Sarang-sarang diletakkan di daerah dekat dengan ujung agar
terlindung dari mamalia atau hewan lain yang dapat memakan telur atau anaknya. Mereka
ditemukan di anak benua India, Asia Tenggara dan Australia.
Peran

Perilaku

: Biasanya hidup soliter (sendiri), tetapi di daerah yang makanannya melimpah

dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali
memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara,

kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. Terbang
rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu
mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di
permukaan tanah mencari semut atau serangga-serangga kecil.
Cara Reproduksi
Telur berwarna putih, sedikit berbintik merah, jumlah 1-4 butir.Berkembang biak pada bulan
Januari-Agustus, dan Mei-Juli. Dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan
meninggalkan sarang umur 40-56 hari, menjadi dewasa mandiri setelah 2 bulan kemudian.
Status Konservasi ( IUCN ) :

Objek ( spesimen )

: Elang Brontok ( Spizaetus cirrhatus )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Accipitriformes

Famili

: Accipitridae

Genus

: Spizaetus

Spesies

: Spizaetus cirrhatus

Deskripsi Morfologi
Panjang tubuhnya mencapai 60-72 cm, dengan warna bulu pada umumnya cokelat di
bagian dorsal tubuhnya, dan memiliki garis-garis hitam melintang pada bagian sayap dan
ekor yang Nampak jelas ketika terbang. Terdapat bintik-bintik pada bagian leher dan cokelat
pada bagian dada dan perut. Pada ras-ras tertentu memiliki jambul sekitar 4-6 helai bulu dan
pada beberapa ras lain sedikit berjambul atau tidak berjambul sama sekali. Elang muda
memiliki warna bulu yang pucat dan kurang jelas atau samar. Pakan : Burung ini termasuk
ke dalam binatang karnivora (pemakan daging). Sebagian besar makanannya adalah mamalia
keci, reptil dan beberapa jenis aves berukuran kecil.
Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

Peran

Perilaku

: Elang jenis ini pada umumnya hidup soliter dan akan terlihat berpasangan

hanya saat memasuki musim kawin saja atau saat anak menetas dan selama pengasuhan.
Elang ini suka terbang di daerah terbuka seperti padang rumput, hutan savanna, dan jenis
hutan terbuka lainnya. Burung ini memiliki kemampuan terbang yang sangat baik dan sangat
tinggi, saat menemukan mangsanya umumnya diakan mengelabui dengan terbang mendatar
dan akhirnya akan menukik untuk menangkap mangsanya dari belakang.

Cara Reproduksi
Pada umumnya burung ini memasuki musim kawin saat bulan April-Agustus atau Oktober.
Bertelur di pohon yang sangat tinggi dan terbuat dari ranting-ranting. Memiliki satu butir
telur, jarang sekali dua atau lebih. Telur berwarna putih dengan bintik kemerahan.
Status Konservasi ( IUCN ) :

Objek ( spesimen )

: Kakatua Jambul Kuning ( Cacatua sulphurea )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Famili

: Psittacidae

Genus

: Cacatua

Spesies

: Cacatua sulphurea

Deskripsi Morfologi
Burung kakatua jambul kuning, ukuran tubuhnya sedang di dalam kelompoknya,
panjang tubuhnya 30 cm. Paruh berbentuk bengkok yang bagian atas lebih panjang dari
bagian bawah, jari kaki 2 kearah depan dan 2 lainnya ke arah belakang, mata bulat. Warna
bulu hampir seluruhnya berwarna putih, hanya jambul, di bagian atas kepala berwarna
kuning. Warna paruh, mata coklat gelap, dan kaki, jari-jari kaki berwarna abu-abu gelap, serta
kuku berwarna hitam. Pakan : Di habitat aslinya burung kakatua jambul kuning mekana
buah-buahan dan biji-bijian, daun, kulit batang, serangga.

Persebaran ( Biogeografi )
Ekologi
Habitat

: Di hutan sekunder dan perkebunan. Tersebar di Sulawesi, Nusa Tenggara.

Peran

Perilaku

: Burung kakatua hidup berpasangan dalam jumlah kecil sampai besar. Jika

terbang sering dijumpai dalam kelompok dengan kepakan berat, kadang melayang, disertai
suara riuh. Burung ini mempunyai kemampuan berpegangan pada ranting dengan jari-jari
kaki atau paruhnya. Sedangkan lidahnya baik untuk menyesuaikan diri perilaku berpegang
pada ranting maupun memakan buah, dan biji-bijian. Perilaku pejantan saat menjelang kawin,
melompat, mengembangkan sayap, pengangkat ekor, dan jambulnya akan dinaik-turunkan.
Gerakan pejantang tersebut untuk menarik betina untuk dikawini.

Cara Reproduksi
Jumlah telur induk betina 3-4 butir yang diletakkan di dalam sarang pada lubang pohon.
Pengerman dilakukan secra bergantian oleh induk jantan dan betina. Telurtelur akan menetas
setelah pengerman 16-17 hari.
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: Angsa Hitam ( Cygnus atratus )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Famili

: Psittacidae

Genus

: Cygnus

Spesies

: Cygnus atratus

Deskripsi Morfologi
Tubuhnya ditutupi bulu yang sebagian besar berwarna hitam dan sedikit putih pada
sayapnya. Panjang tubuh sekitar 110-140 cm, rentang sayap 160-200 cm dan berat tubuh
3700-8750 gram. Paruh berwarna merah terang. Jantan berukuran lebih besar ari pada betina.
Hidup dalam kelompok besar. Umumnya mereka hidup menetap, tetapi jika kawasan tersebut
kekurangan sumber pakan maka mereka akan berindah-pindah. Hewan ini biasanya memakan
hewan kecil, amfibi, ikan, reptile kecil, serangga, crustaceae, moluska, dan zooplankton.
Persebaran ( Biogeografi ) : Merupakan hewan asli Australia, tetapi sudah terintroduksi di
Amerika dan di Eropa.
Ekologi
Habitat

: Habitat aslinya disekitar perairan dengan arus tenang, seperti danau, rawa,

dan sungai..
Peran

Perilaku

Cara Reproduksi
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: Angsa Putih ( Cygnus olor )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Famili

: Psittacidae

Genus

: Cygnus

Spesies

: Cygnus olor

Deskripsi Morfologi
Angsa berukuran besar mencapai 144-158 cm, rentang sayap mencapai 2-2,5 m, dan
berat mencapai 7,6 kg. Angsa jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada angsa
betina. Tubuh ditutupi bulu yang berwarna putih, pangkal paruh memiliki warna yang
bermacam-macam, tergantung daerah asalnya. Hewan ini biasanya memakan hewan kecil,
amfibi, ikan, reptile kecil, serangga, crustaceae, moluska, dan zooplankton.
Persebaran ( Biogeografi ) : Daerah persebaran utamanya di Eropa dan Asia Tengah, pada
saat musim dingin mereka bermigrasi ke Afrika Utara.
Ekologi
Habitat

: Habitat aslinya disekitar perairan dengan arus tenang, seperti danau, rawa,

dan sungai.
Peran

Perilaku

Cara Reproduksi
Berbiak pada Bulan Maret-April . Umumnya menghasilkan 5-7 butir telur dengan
masa inkubasi selama 36-38 hari.
Status Konservasi ( IUCN )

Objek ( spesimen )

: Kakaktua Amazon ( Amazon aestiva )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Famili

: Psittacidae

Genus

: Amazon

Spesies

: Amazon aestiva

Deskripsi Morfologi
Memiliki ukuran tubuh sedang, berat berkisar antara 275-500 gram, panjang tubuh
33-38 cm. Umumnya warna bulu hijau cerah dengan beberapa bagian berwarna kuning
( terutama disekitar mata). Beberapa bulu di sekitar sayap berwarna merah dan biru dibagian
ujung. Biasanya memakan biji-bijian, kacang-kacangan, buah, madu dan bunga.
Persebaran ( Biogeografi ) : Amazon dan Amerika Selatan.
Ekologi
Habitat

: mendiami kawasan hingga elevasi 887 mdpl.

Peran

Perilaku

Cara Reproduksi
Musim berbiak terjadi pada bulan Agustus- Desember. Menghasilkan 2-3 butir telur
dan diinkubasi selama 30 hari.
Status Konservasi ( IUCN ) : Least concern.

Objek ( spesimen )

: Kasturi Raja ( Psittrichas fulgidus )

Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Psittaciformes

Famili

: Psittacidae

Genus

: Psittrichas

Spesies

: Psittrichas fulgidus

Deskripsi Morfologi
Memiliki ukuran tubuh sedang, berat berkisar antara 275-500 gram, panjang tubuh
33-38 cm. Umumnya warna bulu hijau cerah dengan beberapa bagian berwarna kuning
( terutama disekitar mata). Beberapa bulu di sekitar sayap berwarna merah dan biru dibagian
ujung. Biasanya memakan biji-bijian, kacang-kacangan, buah, madu dan bunga.
Persebaran ( Biogeografi ) : Amazon dan Amerika Selatan.
Ekologi
Habitat

: mendiami kawasan hingga elevasi 887 mdpl.

Peran

Perilaku

Cara Reproduksi
Musim berbiak terjadi pada bulan Agustus- Desember. Menghasilkan 2-3 butir telur
dan diinkubasi selama 30 hari.
Status Konservasi ( IUCN ) : Least concern.

Anda mungkin juga menyukai