Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN TUMBUHAN

OBSERVASI EMBRYOGENI BRYOPHYTA


Laporan Praktikum Ini dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Praktikum Perkembangan Tumbuhan
Dosen Pengampu: Dr. Tri Wahyu Agustina, M. Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Sem. Genap tahun ke-2/Pendidikan Biologi A
Aini Aulia Zahra (1212060005)
Anggi Sintia Meilani (1212060014)
Anna Halimah (1212060016)
Ari Torik Alfahmi (1212060018)
Deris Alfarizi (1212060024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM


NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
MARET 2023
Judul Praktikum : Observasi Embriogeni Bryophyta

Tempat Praktikum : Laboratorium Dasar Pendidikan Biologi

Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 15 Maret 2023

Tujuan Praktikum : 1. Mengidentifikasi/mengobservasi embryogeni

Bryophyta (Lumut Daun, Lumut Hati, Lumut

Tanduk)

2. Mengidentifikasi karakteristik pada Bryophyta

3. Mengetahui Habitat Bryophyta

A. Landasan Teori
Lumut (Bryophyta) merupakan salah satu divisi pada tumbuhan
tingkat rendah. Bryophyta berasal dari kata Bryon artinya lumut dan phyton
berarti lembab atau basah, yang bila digabungkan menjadi satu kata berarti
tumbuhan yang hidup ditempat-tempat lembap atau basah. Lumut dengan
nama latin Bryophyta memiliki sekitar 16.000 spesies yang dikelompokkan
menjadi tiga kelas yakni lumut hati (Hepaticeae), lumut daun (Musci), dan
lumut tanduk (Anthocerotae). Hepaticeae memiliki dua bangsa yaitu bangsa
Marchantiales dan bangsa Jungermaniales. Kelas Musci, memuat tiga
bangsa yakni bangsa Andreaeales, Sphagnales, Bryales. Sedangkan kelas
Anthocerotae terdapat satu bangsa yakni anthocerothales. (Lukitasari, 2018)
Lumut (Bryophyta) merupakan kelompok tumbuhan tingkat rendah
yang tumbuh meluas di daratan. Secara ekologi lumut berperan penting
dalam ekosistem, seperti menjaga keseimbangan air, siklus hara, menjadi
habitat penting bagi organisme lain, dapat dijadikan sebagai bioindikator
karena tumbuhan ini lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan dan
merupakan tumbuhan perintis. (Endang dkk, 2020)
Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tanaman hijau yang
termasuk dalam klasifikasi tanaman rendah dan memiliki tiga divisi penting,
yaitu (Bryopsida atau Musci), liverworts (Hepaticopsida atau Hepaticae),
dan hornworts (Anthocerotopsida atau Anthocerotae). Ketiga divisi
bryphyta tersebut memiliki ciri yang sangat menyolok sehingga dengan
mudah dapat dibedakan dengan tumbuhan vaskuler atau tumbuhan
berpembuluh pada umumnya (Lukitasari, 2018).
1. Lumut Daun (Musci)
Musci (lumut daun) bagian tumbuhan tidak berpembuluh
dan tumbuhan berspora yang termasuk kelas terbesar dalam divisi
tumbuhan lumut atau Bryophyta lebih dikenal dengan lumut sejati,
hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil, memiliki bagian
menyerupai akar (rizhoid), batang (semu), dan daun (Lukitasari,
2018).
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah gundul yang
periodik mengalami masa kekeringan, di antara rerumputan, di atas
batu cadas, pada batangbatang dan cabang pohon. Lumut ini juga
dapat ditemukan di kayu lapuk, tembok-tembok semen, di tepi
saluran irigasi, di tepi sungai dan danau. Beberapa lumut daun hidup
di tempat yang kering, bahkan dapat tahan terhadap kekeringan
hingga berbulan-bulan hingga bertahun-tahun dan tidak mengalami
kerusakan (Fajriah, 2018).
Tumbuhan lumut daun selalu dapat dibedakan bagian-bagian
berupa batang dengan daun. Lumut daun juga memiliki rizoid yang
berfungsi untuk melekat pada substrat (Fajriah, 2018).
2. Lumut hati (Hepaticae)
Divisi ini dinamakan lumut hati dikarenakan talus pada
beberapa spesie tampak berupa lembaran yang menyerupai hati.
Lumut hati dapat dijumpai disekitar air terjun, tepi sungai, danau dan
batang pohon. Sebagian Hepaticae memiliki umbi dibagian bawah
talus yang berfungsi sebagai cadangan makanan jika musim
kemarau. Rizoidnya tidak bercabang yang terlatak di bawah tangkai
atau lembaran talus. Ada dua tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus
(marchantiales) dan lumut hati berdaun (jungermaniales) (Fajriah,
2018).
Lumut hati (hepaticeae) dengan perbedaan bangsa yaitu
lumut hati bertalus (marchantiales) dan lumut hati berdaun
(jungermaniales) didominasi dengan bentuk tumbuhan dominan
talus yang menempel pada permukaan tanah. Memang dibutuhkan
pengamatan yang teliti untuk membedakan dua bangsa pada lumut
hati tersebut. Hal ini karena daun yang menempel pada
jungermaniales hanya sedikit (satu atau dua lembar saja) sehingga
akan sangat sulit untuk membedakan apabila daun tersebut belum
nampak dalam struktur tubuh lumut hati (Lukitasari, 2018).
3. Lumut Tanduk (Anthocerotae)
Bryophyta memiliki klasifikasi yang jelas berdasarkan
bentuk tubuhnya. Lumut tanduk (anthocerotales) selalu memiliki
struktur yang dicirikan dengan adanya sporofit yang berbentuk
tanduk, dengan organ seksual yang tertanam dalam bentuk tubuh
yang disebut talus (Lukitasari, 2018).
Habitat utamanya di tepi danau, tepi sungai atau selokan.
Lumut ini memiliki talus yang melebar mirip dengan lumut hati.
Talus berupa lempengan tipis berbentuk bulat dengan tepi berambut
atau bergerigi. Talus ini menempel di tanah dengan bantuan rizoid
(Fajriah, 2018).
B. Alat dan Bahan
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Alat Tulis 1 set Gambar Bryophyta Secukupnya
(Lumut Daun, Lumut
Hati, Lumut Tanduk)
2 Lembar Kerja 1 buah
Praktikum
3 Pensil warna 1 set

C. Langkah Kerja

Embryogeni bryophyta
Alat dan bahan yang (lumut daun, lumut hati,
diperlukan disiapkan lumut daun) diamati dan
diidentifikasi

Hasil identifikasi/observasi
Hasil identifikasi/observasi digambar dan diberikan
dibahas keterangan pada gambar
dengan jelas

D. Hasil Pengamatan
No Klasifikasi Gambar Deskripsi
Bryophyta
1 Kingdom: Plantae Habitat:
Divisi: Bryophyta Menyukai
Kelas: Andreaeopsida tanah-tanah
Ordo: Andreaeales yang lembab,
Famili: Andreaeaceae diatas batu-
Genus: Andreaea batu cadas,
Spesies: Andreaea batang-batang
rupestris Hedw. pohon.
Reproduksi:
Seksual yaitu
dengan
fertilisasi
antara
spermatozoid
(gamet jantan)
dan ovum
(gamet betina)
Aseksual
yaitu dengan
fragmentasi
batang yang
menghasilkan
karpet lumut
daun baru.
Ciri-ciri:
• Tanaman
kemerahan
hitam,
hitam atau
coklat
kehijauan.
• Daun
melengkung
lebar
menyebar,
pendek-
lanset.
• Ujung daun
miring atau
simetris.
• Terdapat
garis
seluruh
daun, sel
basal
• Lumen
bulat, empat
persegi
panjang
atau tidak
teratur.
• Spora 20-32
(-50) m.
2 Kingdom: Plantae Habitat: di
Divisi: Marchantiophyta tempat atau
Kelas: Hepaticopsida batang yang
Ordo: Marchantiales lembab
Famili: Marchantiaceae Reproduksi:
Genus: Marchantia Seksual yaitu
Spesies: Marchantia pembentukan
polymorpha L. anteridium
penghasil sel
sperma dan
pembentukan
arkegonium
penghasil sel
telur.
Aseksual
yaitu dengan
pembentukan
kuncup atau
gemma.
Ciri-ciri:
• Berbentuk
lembaran-
lembaran
dengan daun
yang
berwarna
hijau tua
• Daun tebal
kaku
• Bagian-
bagian
tepinya
berlekuk
seperti
kuping
• Hanya
terdiri atas
rhizoid dan
thalus,
biasanya
tersusun
berkelompok
(cluster)
• Terdapat
pori-pori
yang
mencolok
3 Kingdom: Plantae Habitat:
Divisi: Anthocerotophyta Tempat
Kelas: Anthocerotopsida lembab diatas
Ordo: Anthocerotales tanah
Famili: Anthocerotacese Reproduksi:
Genus: Phaeoceros Seksual
Spesies: Phaeoceros dengan
laevis memproduksi
sederet
arkegonium
dan
anteridium
dekat
permukaan
atas
gametofit.
Aseksual
yaitu demgan
- Fragmentasi
yaitu
pemisahan
lobus dari
bagian utama
talus.
- Gemma atau
kuncup
- Tuber atau
umbi
Ciri-ciri:
• Thalusnya
membentuk
cluster,
percabangan
menggarpu,
dan thalus
tidak
memiliki
midrib.
• Memiliki
sporofit
berbentuk
seperti
tanduk
• Kapsul
memanjang
silindris,
tegak lurus
terhadap
thalus
• Ujung
kapsul
ketika
matang akan
membelah
dua bagian.

E. Pembahasan
1. Andreaea rupestris (Lumut daun)
Bangsa dari kelas Musci yang hanya memuat satu suku
(famili) yakni suku Andreaceae, dengan satu marga (Genus)
Andreaea. Bangsa Andreaeales memililki ciri-ciri tubuh
gametofitnya sudah dapat dibedakan antara batang dan daun
meskipun belum mempunyai akar selain rhizoid, Bagian seta
umumnya panjang, sedang bagian kapsulnya tersusun atas kotak
spora dimana di dalamnya terdapat kolumela yang diselubungi oleh
jaringan sporogen, Talusnya sudah memiliki daun kecil yang disebut
mikrofil serta mempunyai alat perekat yang berupa rhizoid, Daun-
daunnya berwarna hijau mengandung klorofil-a dan klorofil-b untuk
proses fotosintesis, tersusun spiral rapat dan menutupi batang,
Protonema berbentuk seperti batang atau pita yang bercabang,
Sporofitnya terdiri dari kaki, seta dan kapsul. Berwarna hijau
kehitaman dengan rhizoid menancap di substrat. Memiliki daun
lebat dengan 3 daun setiap kelompok serta dapat bersifat monoceous
(berumah satu) atau dioceous (berumah dua), Habitatnya menyukai
tarah-tanah yang lembab, diatas batu-batu cadas, batang-batang
pohon dengan pembentukan gemet jantan (anteredium) dan gamet
betina (arkegonium) terjadi metagenesis spora bersifat fototrop,
banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang
berwarna hijau. Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra.
Jika sudah masak kemudian pecah dengan 4 katup- katup Kolumela
diselubungi oleh jaringan sporogen. Gametangium terdapat pada
ujung cabang terdiri anteridium dan arkegonium terdapat cabang
yang berbeda.
Andreaea rupestris memiliki ciri- ciri berwarna kemerahan
hitam, hitam atau coklat kehijauan dengan Daun melengkung lebar
menyebar, pendek-lanset ujung daun miring atau simetris terdapat
garis seluruh daun, sel basal, laminal pendek, Sel marjinal panjang-
persegi panjang bulat- kuadrat pendek-persegi panjang lumen bulat,
empat persegi panjang atau tidak teratur, Spora 20-32 (-50)
Andreaea rupestris bereproduksi dengan cara fertilisasi antara
spermatozoid (gamet jantan) dan ovum (gamet betina). Habitat
Andreaea rupestris berada pada batuan halus asam dan terbuka
dibelahan bumi utara.
2. Marchantia polymorpha
Marchantia polymorpha memiliki talus berwarna hijau.
Permukaan atas talus memiliki pola berbentuk heksagonal. Pada
bagian bawah talus, terdapat banyak rizoid yang berfungsi untuk
menempel pada substrat, bagian ini menyerupai akar pada tumbuhan
vaskuler. Ujung dan pangkal talus tumpul atau rata, ujung talus
bergelombang dan bercabang, talus tebal dan kaku. Permukaan talus
halus, memiliki garis hitam, dan terdapat banyak pori-pori
(Febriansah et al., 2019).
Marchantia polymorpha mempunyai 2 jenis alat reproduksi,
yaitu anteridium dan arkegonium. Anteridium memiliki permukaan
rata, berbentuk seperti cawan dengan margin pendek, panjang
mencapai 1 cm. Adapun arkegonium berbentuk radial dan
menyebar, panjang mencapai 1,2 cm. Disamping reproduksi
seksualnya dengan spora, sesies ini bereproduksi secara aseksual
dengan gemmae yang diproduksi di dalam cawan gemmae. Gemmae
berbentuk lentil dan dilepaskan oleh tetesan air. (Solihat, 2021)
3. Phaeoceros laevis
Lumut ini mempunyai gametofit yang mirip dengan
gametofit pada lumut hati, perbedaan antara keduanya hanya
terdapat pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk mempunyai
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Ciri unik dari lumut
tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup
gametofit. Ciri-cirinya yaitu Tubuhnya cukup mirip dengan lumut
hati, tapi memiliki perbedaaan pada sporofitnya. Sporofit ini bisa
membentuk kapsul yang memanjang dan dapat tumbuh seperti
tanduk.
Habitat dari lumut spesies Phaeoceros laevis ada di daerah yang
memiliki kelembaban cukup tinggi. Namun habitat utamanya di tepi
danau, tepi sungai atau selokan.
Seluruh poros sporogonium ini terdiri dari sebuah jaringan
atas dan dari beberapa sel mandul. Kolumela yang diselubungi oleh
jaringan yang kemudian memproduksi spora. Arkespora juga
memproduksi sel-sel mandul yang biasa disebut dengan elatera.
Keunikan dari lumut tanduk jika dibandingkan dengan lumut
lainnya yaitu masaknya kapsul dalam spora pada sporogonium yang
tidak bersamaan, selain itu dimulai dari atas dan terus berturut-turut
menuju bagian bawah. Dinding sporogonium ini memiliki stoma
yang terdapat dua sel penutup
Reproduksi secara seksual dengan memproduksi sederet
arkegonium dan anteridium dekat permukaan atas gametofit.
Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau reproduksi vegetatif
dapat terjadi beberapa cara, yaitu :
• Fragmentasi yaitu pemisahan lobus dari bagian utama talus.
• Gemma atau kuncup
• Tuber atau umbi
Lumut ini memiliki talus yang melebar mirip dengan lumut hati.
Talus berupa lempengan tipis berbentuk bulat dengan
tepi berambut atau bergerigi. Talus ini menempel di tanah dengan
bantuan rizoid (Fajriah, 2018).

F. Kesimpulan
G. Daftar Pustaka

Lukitasari, M. (2018). Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Deskripsi,


Klasifikasi, Potensi dan Cara Mempelajarinya. Magetan: CV. AE MEDIA
GRAFIKA.

Nada Nabila Ivhone J, I. M. (2020). Jenis-jenis Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Pada Berbagai Substrat Di Desa Pasar Melintang. Prosiding Seminar
Nasional Biotik, 172-182.

Rizkina, F. (2018). Keanekaragaman Lumut (Bryophytes) Pada Berbagai Substrat


Di Kawasan Sungai Pucok Krueng. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh.

Solihat, S. S. (2021). Identifikasi Morfologi Marchantia polymorpha dan


Leucobryum glaucum di Bojong Menteng, Kecamatan Cijeruk. Bogor.

Titi Endang, J. D. (2020). Inventarisasi Jenis-Jenis Lumut (Bryophyta) di Daerah


Aliran Sungai KaburaBurana Kecamatan Batauga Kabupaten Buton
Selatan. Jurnal Biologi Tropis, 161 – 172.

Anda mungkin juga menyukai