Anda di halaman 1dari 12

SISTEM SARAF PADA VERTEBRATA

MAKALAH
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Perkembangan dan
Pertumbuhan Hewan yang dibina oleh Ibu Sofia Ery Rahayu dan Ibu Umie Lestari

oleh :
Kelompok 3 / Offering C
Alfany Abied Maulana S. (180341617546)
Asha Nabila Putri Yuritama (180341617537)
Caroline Denselina Koirewoa (180341600134)
Naily Adniya Rochmy (180341617575)
Zelvia Aprima Putri (180341617534)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sistem Saraf
pada Vertebrata” selesai dengan lancar dan tepat waktu. Terima kasih kami ucapkan
kepada Ibu Sofia Ery Rahayu dan Ibu Umie Letari selaku pembimbing mata kuliah
Sistem Perkembangan dan Pertumbuhan Hewan 1. Semoga makalah ini dapat
dijadikan sebagai acuan dan juga sumber belajar mengajar di dalam perkuliahan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
kami. Oleh karena itu, kami berharap pembaca memberikan kritikan yang
konstruktif dan logis untuk membangun kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Malang, 3 April 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 2
2.1 Pengertian Sistem Saraf ........ ........................................................ 2
2.2 Sistem Saraf Pusat.......................................................................... 2
2.2.1 Otak...................................................................................... 2
2.2.2 Medula Spinalis ................................................................... 3
2.3 Sistem Saraf Tepi............................................................................ 4
2.3.1 Saraf Somatik ...................................................................... 4
2.3.2 Saraf Otonom ....................................................................... 4
2.4 Sistem Saraf Pada 5 Kelas Vertebrata ............................................. 5
BAB III PENUTUP ....................................…………................………………. 9
Kesimpulan...................................….………................……………….… 9
DAFTAR RUJUKAN.................................…….....................……………….… 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mempelajari Struktur Perkembangan Hewan, sistem Koordinasi
(Sistem Saraf) merupakan penyampaian informasi dengan menggunakan sinyal
listrik yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem endokrin atau hormon karena
hormon umumnya beredar didalam sistem peredaran dan menimbulkan respon pada
reseptor yang terdapat diseluruh bagian tubuh. Bukan saja karena sistem endokrin
ada dibawah pengaruh sistem saraf, tetapi juga karena banyak sel saraf yang
mengkhususkan diri dalam mensekresikan atau penyimpanan neuro hormon yang
berperan mengaktifkan beberapa sel efektor. (Setiadi, 2007)
Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel neuron
sesuai dengan fungsi sel saraf yaitu menghantarkan sinyal atau impuls berupa
rangsangan atau tanggapan agar dapat dirasakan oleh seluruh tubuh. Setiap
rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang
kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa
sistem dalam tubuh. (Setiadi, 2007)
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan
sistem endokrin (hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan,
karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki
oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya. (Setiadi, 2007)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan sistem saraf ?
2. Bagaimana cara kerja sistem saraf ?
3. Apa-apa saja yang terdapat di dalam sistem saraf ?
4. Bagaimana sistem saraf pada hewan vertebrata ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Saraf


saraf adalah jaringan yang merasakan adanya ransangan dan menghantarkan
sinyal dari satu bagian ke bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit fungsional
jaringan saraf adalah neuron, atau sel saraf yang secara unik dikhususkan untuk
menghantarkan untuk mengantar sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron terdiri
atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang disebut
dendrit dan akson. Dendrit berfungsi menerima sinyal dan menyampaikan ke badan
sel. Akson berfungsi Menghantarkan impuls dari badan sel ke neuron lain atau
menyampaikan respon ke organ refektor

Sistem saraf adalah suatu sistem jaringan yang berfungsi untuk


mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol rangsangan. Sistem saraf pada
hewan dapat dibedakan dalam dua bagian utam yaitu sistem saraf pusat dari
berbagai bentuk seperti misalnya planaria,cacing tanah, dan belalang terdiri atas
kelompok-kelompok badan sel, yakni ganglia.

Pada umunya ganglia terdapat di bagian- bagian tubuh yang menerima


banyak sekali informasi sensori atau yang memerlukan pengendalain otot yang
tepat. Ganglia ini dihubungkan sesamanya oleh satu atau lebih tali saraf yang
terutam terdiri atas serabut-serabut (akson) interneuron. Akson akson sensori dan
akson motori, maka akan dinamakan saraf campuran. Pada organisme kompleks
seperti manusia, maka sifat-sifat khusus sostem saraf di pelajari secara terpisah.
Selain ganglia dan akson, sel saraf juga memiliki sel schwan yang
membentuk myelin maupun neurolemma saraf tepi. Neurolemma adalah membran
sitoplasma halus yang dibentuk oleh sel-sel Schwann yang membungkus semua
neuron sistem saraf tepi. Neurolemma merupakan struktur oenyokong dan pelidung
bagi tonjolan saraf.

2
2.2 Sistem Saraf Pusat
Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk
untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf
motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang.
2.2.1 Otak
Secara garis besar otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak
depan, otak tengah, dan otak belakang. Adapun bagian-bagian dari otak adalah
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Otak besar
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri
dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan
b. Otak tengah ( mesencephalon )
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak
kecil. Otak tengah berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat
kelopak mata, refleks penyempitan pupil mata.
c. Otak belakang
Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua
belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian
utama yaitu: jembatan Varol ( pons Varolli ), otak kecil ( serebelum ), dan sumsum
lanjutan ( medula oblongata ). Ketiga bagian otak belakang ini membentuk batang
otak.
2.2.2 Medula Spinalis
Sumsum tulang belakang ( medulla spinalis ) merupakan
perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang
dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang
dari pangkal leher, hingga ke selangkangan.
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem
saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau
biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke
otak. Secara rinci, ruas- ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang

3
belakang ini adalah sebagai berikut: Sumsum tulang belakang terdiri dari : 31
pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari
segmen thorakal, 5 pasang dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan
1 pasang dari segmen koxigeus.
Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan
membentuk daerah tengkuk. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang
berjumlah 12 buah dan membentuk bagian belakang torax atau dada. Vertebra
Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah
lumbal atau pinggang. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah
5 buah dan membentuk os sakrum (tulang kelangkang).Vertebra koksigeus (ruas
tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus (tulang
tungging.
2.3 Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi (SST) adalah terminologi/istilah kolektif untuk struktur
sistem saraf yang tidak berada di dalam SSP. Kebanyakan mayoritas bundel akson
disebut saraf yangdipertimbangkan masuk ke dalam SST, bahkan ketika badan sel
dari neuron berada di dalamotak atau spinal cord.
2.3.1 Saraf Somatik
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika
Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf
ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas
12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang
keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf spinal
tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas pasang saraf
kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakan
saraf sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf
tersebut merupakan saraf motorik.

4
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf
tersebut merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.
2.3.2 Saraf Otonom
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan
pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf
otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda
ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila
hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti
contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut
2.4 Sistem Saraf Pada Vertebrata
a. Pisces
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikan
terdiri atas otak depan, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Sistem saraf
tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf dari sumsum tulang belakang.
Otak depan berhubungan dengan saraf pencium dan hidung, sedangkan otak tengah
berhubungan dengan saraf penglihat. Kedua bagian tersebut kurang berkembang
dengan baik sehingga indra pencium dan penglihat ikan kurang berkembang dengan
baik.
Bagian otak ikan yang berkembang paling baik adalah otak kecil. Otak kecil
berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot-otot ketika
berenang. Keberadaan pusat keseimbangan dan pengaturan gerak ini
memungkinkan ikan dapat bergerak cepàt dalam air tanpa terganggu
keseimbangannya.

5
b. Amphibi
Sistem saraf pusat (otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum
lanjutan). Sistem saraf tepi (serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas

tulang belakang). Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval.


Ujung otak besar berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang
cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil
berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang
berkembang dengan baik.
c.Reptilia
Sistem saraf pusat berupa lobus olfaktorius (pusat penciuman) sangat
berkembang dengan baik, sehingga indra penciumannya lebih tajam.
Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otak tengah menjadi

6
kurang berkembang dengan baik sehingga menyebabkan indra penglihat reptilia
kurang tajam.
Sistem saraf tepinya

d. Aves
Sistem saraf pusatnya adalah otak depan, otak tengah, otak belakang, dan
sumsum lanjutan. Sistem saraf tepinya berupa serabut-serabut saraf yang berasal
dan sela-sela ruas tulang belakang. Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah,
otak belakang, dan sumsum lanjutan.
Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan
kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak
menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia. Otak tengah
burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk
gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di
permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel

7
saraf lebih banyak. Sel saraf yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan pusat
keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan baik.
e. Mamalia
Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan, otak tengah,
dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Memiliki sumsum lanjutan dan

sumsum tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis mamalia memiliki


kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan tersebut mengalami
perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi
hewan dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat
dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan
indra pencium anjing yang sangat tajam.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu sistem jaringan yang tersusun dari sel saraf dan
berfungsi secara kompleks menerima, meneruskan dan mengolah impuls atau
rangsangan. Secara garis besar, sistem saraf terbagi menjadi 2, yaitu sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis,
sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari saraf somatik dan saraf otonom.
Pada pisces, otak kecil lebih berkembang untuk keseimbangan berenang
dalam air. Pada amphibi, otak besar yang lebih berkembang. Pada reptilia, lobus
olfaktori dan lobus optikus berkembang dengan baik. Pada aves, lobus optikus dan
otak kecilnya berkembang baik untuk keseimbangan dalam terbang di udara. Pada
mamalia, semua bagian otak dan medula spinalis berkembang.

DAFTAR RUJUKAN

Guyton, Arthur C. 1987 . Fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC


Setiadi . 2007 . Anatomi dan Fisiologi Manusia . Surabaya: Graha Ilmu Sihombing,
P . 2001 . Buku Pegangan Mahasiswa Struktur Hewan . Medan:
Universitas Negeri Medan (UNIMED)
Price, A. Silvia; Wilson, M. Lorraine . 1995 . Patofisiologi, Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit . Jakarta : EGC
Pujiyanto, Sri . 2008 . Menjelajah Dunia Biologi 2 . Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri (Platinum)
Tenzer, Amy. 2014. Struktur Perkembangan Hewan (SPH 1). Malang: Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai