Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF DALAM PENDIDIKAN

“Memahami Hakikat dan Penerapan Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian


Pengembangan”

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
Pendidikan yang diampu oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati Al Muhdar, M. Si.

Disusun oleh:
Kelompok 3/Offering C
Alfany Abied Maulana Satmaka (220341813937)
M. Ferli Ardian (220341803049)
Muhammad Solehuddin (220341802496)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI
OKTOBER 2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Memahami
Hakikat dan Penerapan Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Pengembangan” guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Landasan dan Problematika Pendidikan Sains Biologi
yang diampu oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati Al Muhdar, M. Si.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengkaji terkait Memahami Hakikat dan Penerapan
Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Pengembangan, sehingga kami memiliki wawasan dan
pengetahuan baru yang dapat dijadikan bekal untuk menjadi seorang guru diwaktu yang akan
datang.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman
pembaca. Kami sadar makalah ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 05 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER DEPAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Penelitian Pengembangan...........................................................3
B. Tujuan Penelitian Pengembangan.................................................................4
C. Karakteristik Penelitian Pengembangan.......................................................5
D. Model dalam Penelitian Pengembangan.......................................................7
E. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Pengembangan.....................15
F. Teknik Analisis data dalam Penelitian Pengembangan..............................16
G. Pengajuan Hasil Penelitian Pengembangan................................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma perguruan tinggi dalam rangka menjawab kebutuhan
tenaga kerja profesional yang dilandasi kemampuan akademik serta pengalaman
dalam bidang keterampilan tertentu serta sikap positip terhadap profesi yang di
embannya merupakan kebutuhan semua pihak. Pemerintah, sector swasta, industri dan
masyarakat pada umumnya, mempunyai harapan yang sama terhadap output dari
setiap jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan
tinggi, diharapkan dapat menghasilkan individu-individu tidak hanya memiliki
pengetahuan tetapi juga harus dapat mengiplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari, paling tidak memberikan kebermaknaan bagi dirinya sendiri.
Persoalan selanjutnya adalah, bila kita lihat pada kenyataan di lapangan
sebagian besar harapan tersebut belum tercermin dari setiap output jenjang pendidikan
yang ada. Lantas pertanyaannya adalah, apa yang salah dengan sistem pembelajaran di
sekolah, di perguruan tinggi, sampai kepada institusi-institusi pendidikan lainnya.
Ironisnya perguruan tinggi, khususnya yang menyelenggarakan pendidikan untuk
menghasilkan tenaga keguruan dan kependidikan mulai dari S1, S2 sampai S3 tidaklah
sedikit jumlahnya. Lantas muncul pertanyaan berikutnya, apa yang salah dengan
dengan hasil-hasil peneltian yang dilakukan, sehingga tidak dapat melakukan
perubahan terhadap pola-pola pembelajaran yang ada. Bahkan untuk mencoba
menggunakan hasil-hasil penelitiannya sendiripun, si peneliti tidak memiliki
keberanian, karena ia tidak yakin dengan apa yang dilakukannya. Meskipun penelitian
yang dilakukannya itu sudah mengikuti prosedur dan persyaratanpersyaratan
penelitian yang berlaku di perguruan tingginya bahkan yang berlaku secara universal.
Namun pada hakikatnya, suatu penelitian dan pengembangan dilakukan untuk
menjembatani atau memutus kesenjangan antara penelitian dasar dan terapan.
Terkadang seorang peneliti melakukan sebuah penelitian dengan pendekatan
penelitian “tradisioanal” (misalnya penelitian survey, korelasi, eksperimen) dengan

1
focus penelitian hannya mendeskripsikan tentang pengetahuan, jarang memberikan
deskripsi yang berguna bagi pemecahan masalah rancangan dan desain dalam
pembelajaran atau pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam materi ini ialah.
1. Apa pengertian Penelitian Pengembangan?
2. Apa Tujuan Penelitian Pengembangan?
3. Bagaimana Karakteristik Penelitian Pengembangan?
4. Bagaimana Model dalam Penelitian Pengembangan?
5. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Pengembangan?
6. Bagaimana Teknik Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan?
7. Bagaimana Pengajuan Hasil Penelitian Pengembangan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan materi ini ialah untuk.
1. Untuk Mengetahui pengertian penelitian pengembangan.
2. Untuk Mengetahui Tujuan Penelitian Pengembangan
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Penelitian Pengembangan
4. Untuk Mengetahui Model dalam Penelitian Pengembangan
5. Untuk Mengetahui Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Pengembangan
6. Untuk Mengetahui Teknik Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan
7. Untuk Mengetahui Pengajuan Hasil Penelitian Pengembangan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode


penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifannya. Menurut Borg and Gall, yang dimaksud dengan model penelitian dan
pengembangan adalah “a process used develop and validate educational product”.
Bahwa penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pengertian
yang hampir sama. dikemukakan oleh Asim bahwa penelitian pengembangan dalam
pembelajaran adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Suhadi Ibnu memberikan pengertian tentang penelitian pengembangan sebagai
jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan suatu produk hardware atau
software melalui prosedur yang khas yang biasanya diawali dengan need assessment,
atau analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan proses pengembangan dan diakhiri
dengan evaluasi.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan di bidang pendidikan merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan
menghasilkan produk- produk untuk pembelajaran yang diawali dengan analisis
kebutuhan, pengembangan produk, evaluasi produk, revisi, dan penyebaran produk
(disseminasi). Penelitian pengembangan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu
model pengembangan berbasis industri, yang temuan- temuannya dipakai untuk
mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji
lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi criteria keefektifan, kualitas,
dan standar tertentu.
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk baru
atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggung jawabkan.
Produk yang dihasilkan tidak harus berbentuk benda perangkat keras (hardware)
namun juga dapat berupa benda yang tidak kasat mata atau perangkat lunak

3
(software). Produk yang dihasilkan (dalam dunia pendidikan) dapat berupa model
pembelajaran, multimedia pembelajaran atau perangkat pembelajaran, seperti RPP,
buku, LKS, soal-soal dll atau bisa juga penerapan teori pembelajaran dengan
menggabungkan pengembangan perangkat pembelajaran. Jika penelitian dan
pengembangan bertujuan menghasilkan produk maka sangat jelas produk ini adalah
objek yang diteliti pada proses awal penelitian sampai akhir, sedangkan jika dilakukan
uji coba dalam kelas peserta didik, maka peserta didik adalah subjek penelitian
(pelaku).
Di sinilah letak perbedaan antara penelitian eksperimental dan pengembangan.
Apabila penelitian pengembangan bukan untuk menguji teori, maka penelitian
eksperimen dimaksudkan untuk menguji teori. Dalam implementasinya, penelitian
pengembangan berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas yang
membutuhkan sentuhan inovasi baik berupa produk perangkat lunak maupun keras
sebagai solusi alternatif. Oleh karena itu, tujuan penelitian pengembangan pada
dasarnya adalah untuk menghasilkan produk kreatif- inovatif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan menghasilkan produk kreatif-inovatif untuk memecahkan
permasalahan pembelajaran. Sependapat dengan hal ini, Richey dan Klien
menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan perpaduan desain penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Cara kerja penelitian ini tidak hanya tergantung pada
problema dan pertanyaan penelitian, melainkan lebih terkait dengan produk dan alat
yang dihasilkan.

B. Tujuan Penelitian Pengembangan


Berbeda dengan penelitian lainnya, tujuan Penelitian dan pengembangan
sedikitnya memiliki tiga hal, yaitu:
1. Menjembatani kesenjangan antara temuan-temuan yang terjadi dalam penelitian
dengan praktek pendidikan, bisa dikatakan antara basic research dengan applied
research.
2. Menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk sehingga penelitian ini
dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara efektif (khususnya Penelitian Pengembangan pada Level 1).

4
3. Menguji satu atau lebih teori yang mendasari lahirnya suatu produk, apakah teori
tersebut efektif berarti produknya efektif, ataukah teorinya sudah tidak relevan pada
era sekarang terbukti produknya tidak efektif, bahkan mungkin teorinya perlu
dikolaboraikan dengan teori lain bila produknya dirancang secara multidisiplin.

C. Karakteristik Penelitian Pengembangan


Penelitian pengembangan di bidang pendidikian sebagai penelitian yang output
dan outcomenya berupa produk pendidikan sebagi sulousi untuk peningkatan kualitas
pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian pada umumnya,
misalnya penelitian deskriptif kualitatif maupun kuantitatif. Apabila penelitian
deskriptif lebih bersifat perian data yang sifatnya informatif praktis maupun teoretis,
maka penelitian pengembangan dicirikan oleh produk yang secara langsung dan
sekaligus dirasakan dampaknya untuk peningkatan kualitas pembelajaran
berdasarkan data empiris di lapangan baik data kuantitiatif maupun kualitatif.
Terkait dengan uraian diatas, maka karakteristik penelitian pengembangan adalah
sebagai berikut :
1. Produk berbasis masalah
Sebagaimana dikemukakan, bahwa output dari penelitian pengembangan adalah
produk (baca produk pendidikan). Akan tetapi, produk yang dikembangkan tidak
sembarang produk melainkan produk yang didesain sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran. Akan tidak efektif, manakala masalah utama
yang dihadapi terkait dengan penggunaan bahan ajar, tetapi produk yang
dikembangkan instrumen asesmen atau media pembelajaran.
Menurut Soenarto, masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara ”yang
seharusnya” dengan ”kenyataan atau afktual, atau fakta empirik” yang dirasakan oleh
pendidik atau peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas/laboratorium.
Selanjutnya dia menegaskan bahwa (a) masalah yang dipilih dapat diselesaikan
dengan menggunakan produk yang akan dihasilkan, (b) masalah yang dipilih adalah
masalah memiliki nilai inovatif dan bukan sesaat, dan memungkinkan ditemukannya
produk pembelajaran yang menarik, mudah digunakan, tersedia dana, dan alat
pendukung, adanya keahlian untuk merancang dan membuat produk, dan produk

5
yang dihasilkan dipergunakan untuk memecahkan masalah yang serumpun.

2. Uji coba produk


Sekalipun inti dari penelitian pengembangan adalah menghasilkan produk (produk
pendidikan), tetapi tidak serta merta produk itu langsung diklaim sebagai hasil yang
efektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk memperoleh produk yang
layak guna, maka sebelum finalisasi produk perlu dilakukan uji coba produk atau
validasi untuk menentukan tingkat efektifitas produk yang dihasilkan. Secara
prosedural ujia coba produk dielaborasi dengan para ahli yang relevan, pengguna
produk, dan uji lapang. Uji coba produk di sini tidak harus dalam bentuk kegiatan
eksperimen dengan mengkaitkan pengaruh variabel X terhadap Y dengan teknik
analisis data kuantitaif , (misalnya teknik uji-t) melainkan untuk mengetahui
sejuahmana tingkat kelayakan, kesesuaian, dan keefektifan produk yang dihasilkan
sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran.
3. Revisi produk
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa produk yang dihasilkan tidak serta merta
dapat diaplikasikan begitu saja, melainkan harus diujicoba terlebih dahulu baik
kepada para ahli, pengguna, maupun uji lapang. Dari uji coba ini, peneliti
memperoleh masukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari para ahli,
pengguna, dan uji lapang. Masukan dari berbagai pihak yang kompeten tersebut
dijadikan bahan oleh peneliti sebagai bahan revisi produk agar produk yang
dihasilkan efektif dan layak guna.
4. Tidak menguji teori
Telah dikemukakan, bahwa pada hakikatnya penelitian pengembangan tidak
dimaksudkan untuk menguji teori, tetapi mengembangkan teori berupa produk
pendidikan untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Dikatakan tidak untuk menguji
teori, karena penelitian pengembangan didasarkan pada suatu asumsi bahwa secara
teoretis-praktis produk yang akan dihasilkan memang efektif sebagai solusi untuk
memecahkan permasalahan di kelas. Untuk itu, sebelum peneliti mengembangkan
jenis produk pendidikan apa yang akan dikembangkan, peneliti terlebih dahulu
melakukan studi pendahuluan dalam bentuk analisis permasalahan dan analisis

6
kebutuhan yang relevan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh guru di
kelas. Dengan ungkapan lain, spesifikasi produk yang dihasilkan didasarkan pada
permasalahan dan kebutuhan yang relevan sebagai solusi untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
5. Kebermanfaatan produk untuk perbaikan
Kemanfaatan produk untuk perbaikan atau untuk peningkatan kualitas
pembelajaran baik dari aspek proses maupun hasil merupakan esensi dari penelitian
pengembangan. Apa arti sebuah produk apabila tidak dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, azas
kemanfaatan produk tidak hanya didasarkan pada seberapa besar biaya yang
dibutuhkan untuk pengembangan produk, melainkan seberapa besar produk tersebut
memiliki daya guna untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

D. Model-Model dalam Penelitian Pengembangan


1. Model Pengembangan Borg dan Gall
Menurut (Borg & Gall, 1983) model pengembangan ini menggunakan alur air
terjun (waterfall) pada tahap pengembangannya. Model pengembangan Borg dan
Gall ini memiliki tahap-tahap yang relatif panjang karena terdapat 10 langkah
pelaksanaan: (1) penelitian dan pengumpulan data (research and information
colleting), (2) perencanaan (planning), (3) pengembangan draft produk (develop
preliminary form of product), (4) uji coba lapangan (preliminary field testing), (5)
penyempurnaan produk awal (main product revision), (6) uji coba lapangan (main
field testing), (7) menyempurnakan produk hasil uji lapangan (operational product
revision), (8) uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing), (9) penyempurnaan
produk akhir (final product revision), dan diseminasi dan implementasi (disemination
and implementation). Langkah tersebut ditunjukkan pada bagan berikut:

7
Tahap yang dilaksanakan pada pengembangan penelitian ini secara rinci sebagai
berikut.
1) Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data melalui
survei), termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan
permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja
penelitian
2) Planning (perencanaan), termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan
keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai
pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan
secara terbatas
3) Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk permulaan dari produk),
yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan.
Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan
pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat
pendukung
4) Preliminary field testing (ujicoba awal lapangan), yaitu melakukan uji coba lapangan
awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada
langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara,
observasi atau angket

8
5) Main product revision (revisi produk), yaitu melakukan perbaikan terhadap produk
awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin
dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba
terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicobakan lebih
luas
6) Main field testing (uji coba lapangan), uji coba utama yang melibatkan seluruh
peserta didik
7) Operational product revision (revisi produk operasional), yaitu melakukan
perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang
dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi
8) Operational field testing (uji coba lapangan operasional), yaitu langkah uji validasi
terhadap model operasional yang telah dihasilkan
9) Final product revision (revisi produk akhir), yaitu melakukan perbaikan akhir
terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final)
10) Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model
yang dikembangkan dan menerapkannya di lapangan.
Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dari model ini yaitu mampu menghasilkan suatu produk dengan nilai
validasi yang tinggi dan mendorong proses inovasi produk yang tiada henti,
sedangkan untuk kelemahan dari model ini yaitu memerlukan waktu yang relatif
panjang, karena prosedur realtif kompleks dan memerlukan sumber dana yang cukup
besar.

2. Model Pengembangan 4D
Menurut (Thiagarajan, 1974) terdiri dari empat tahap pengembangan. Tahap
pertama Define atau sering disebut sebagai tahap analisis kebutuhan, tahap kedua
adalah Design yaitu menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat
pembelajaran, lalu tahap ketiga Develop, yaitu tahap pengembangan melibatkan uji
validasi atau menilai kelayakan media, dan terakhir adalah tahap Disseminate, yaitu
implementasi pada sasaran sesungguhnya yaitu subjek penelitian.

9
Adapun rincian tahapan pengembangan sebagai berikut:
1) Tahap Define (Pendefinisian)
Tahap awal dalam model 4D ialah pendefinisian terkait sayarat pengembangan.
Sederhananya, pada tahap ini adalah tahap analisis kebutuhan. Dalam pengembangan
produk pengembang perlu mengacu kepada syarat pengembangan, manganalisa dan
mengumpulkan informasi sejauh mana pengembangan perlu dilakukan.
Tahap pendefinisian atau analisa kebutuhan dapat dilakukan melalui analisa
terhadap penelitian terdahulu dan studi literatur. (Thiagarajan, 1974) menyebut ada
lima kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap define, yakni meliputi:
a) Front-end Analysis (Analisa Awal)
Analisa awal dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar
permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga melatarbelakangi
perlunya pengembangan. Dengan melakukan analisis awal peneliti/pengembang
memperoleh gambaran fakta dan alternatif penyelesaian. Hal ini dapat membantu
dalan menentukan dan pemilihan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan.
b) Learner Analysis (Analisa Peserta Didik)
Analisa peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi bagaimana
karakteristik peserta didik yang menjadi target atas pengembangan perangkat

10
pembelajaran. Karakteristik yang dimaksud ialah berkaitan dengan kemampuan
akademik, perkembangan kognitif, motivasi dan keterampilan individu yang berkaitan
dengan topik pembelajaran, media, format, dan bahasa.
c) Task Analysis (Analisa Tugas)
Analisa tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dikaji peneliti
untuk kemudian dianalisa ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin
diperlukan. Dalam hal ini, pendidik menganalisa tugas pokok yang harus dikuasai
peserta didik agar peserta didik bisa mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan.
d) Concept Analysis (Analisa Konsep)
Dalam analisa konsep dilakukan identifkasi konsep pokok yang akan diajarkan,
menuangkannya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam
hal yang kritis dan tidak relevan. Analisa konsep selain menganalisis konsep yang
akan diajarkan juga menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional.
e) Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)
Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisa
konsep (concept analysis) dan analisa tugas (task analysis) untuk menentukan perilaku
objek penelitian.

2) Tahap Design (Perancangan)


Tahap kedua dalam model 4D adalah perancangan (design). Ada 4 langkah yang
harus dilalui pada tahap ini yakni constructing criterion-referenced test (penyusunan
standar tes), media selection (pemilihan media), format selection (pemilihan format),
dan initial design (rancangan awal).
a) Constructing Criterion-Referenced Test (Penyusunan Standar Tes)
Penyusunanstandar tes adalah langkah yang menghubungkan tahap
pendefinisan dengan tahap perancangan. Penyusunan standar tes didasarkan pada
hasil analisa spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisa peserta didik. Dari hal ini
disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes disesuaikan dengan kemampuan kognitif
peserta didik dan penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang memuat
penduan penskoran dan kunci jawaban soal.
b) Media Selection (Pemilihan Media)

11
Secara garis besar pemilihan media dilakukan untuk identifikasi media
pembelajaran yang sesuai/relevan dengan karakteristik materi. Pemilihan media
didasarkan kepada hasil analisa konsep, analisis tugas, karakteristik peserta didik
sebagai pengguna, serta rencana penyebaran menggunakan variasi media yang
beragam. Pemilihan media harus didasari untuk memaksimalkan penggunaan bahan
ajar dalam proses pengembanan bahan ajar pada proses pembelajaran.
c) Format Selection (Pemilihan Format)
Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran bertujuan untuk
merumuskan rancangan media pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode,
dan sumber pembelajaran.
d) Initial Design (Rancangan Awal)
Rancangan awal adalah keseluruhan rancangan perangkat pembelajaran yang
harus dikerjakan sebelum ujicoba dilakukan. Rancangan ini meliputi berbagai aktifitas
pembelajaran yang terstruktur dan praktik kemampuan pembelajaran yang berbeda
melalui praktik mengajar (Microteaching).

3) Tahap Develop (Pengembangan)


Tahap ketiga dalam pengembangan perangkat pembelajaran model 4D adalah
pengembangan (develop). Tahap pengembangan merupakan tahap untuk
menghasilkan sebuah produk pengembangan. Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu
expert appraisal (penilaian ahli) yang disertai revisi dan delopmental testing (uji coba
pengembangan).
a) Expert Appraisal (Penilaian Ahli)
Expert appraisal merupakan teknik untuk mendapatkan saran perbaikan materi.
Dengan melakukan penilaian oleh ahli dan mendapatkan saran perbaikan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan selanjutnya direvisi sesuai saran ahli. Penilaian ahli
diharapkan membuat perangkat pembelajaran lebih tepat, efektif, teruji, dan memiliki
teknik yang tinggi.
b) Delopmental Testing (Uji Coba Pengembangan)
Uji coba pengembangan dilaksanakan untuk mendapatkan masukan langsung
berupa respon, reaksi, komentar peserta didik, para pengamat atas perangkat

12
pembelajaran yang sudah disusun. Uji coba dan revisi dilakukan berulang dengan
tujuan memperoleh perangkat pembelajaran yang efektif dan konsisten.

4) Tahap Disseminate (Penyebarluasan)


Tahap terakhir dalam pengembangan perangkat pembelajaran model 4D ialah
tahap penyebarluasan. Tahap akhir pengemasan akhir, difusi, dan adopsi adalah yang
paling penting meskipun paling sering diabaikan.
Tahap penyebarluasan dilakukan untuk mempromosikan produk hasil
pengembangan adar diterima pengguna oleh individu, kelompok, atau sistem.
Pengemasan materi harus selektif agar menghasilkan bentuk yang tepat. Terdapat tiga
tahap utama dalam tahap disseminate yakni validation testing, packaging, serta
diffusion and adoption.

3. Model Pengembangan ADDIE


Menurut Dick et al. (2005) mengembangkan model model pengembangan yaitu
model ADDIE, model tersebut terdiri dari lima tahapan pengembangan.

Model yang melibatkan tahap-tahap pengembangan model dengan lima


langkah/fase pengembangan meliputi: Analysis, Design, Development or Production,
Implementation or Delivery dan Evaluations.Tahap Model Penelitian Pengembangan
ADDIE adalah:
1. Analysis

Dalam model penelitian pengembangan ADDIE tahap pertama adalah


menganalisis perlunya pengembangan produk (model, metode, media, bahan ajar)
13
baru dan menganalisis kelayakan serta syarat-syarat pengembangan produk.
Pengembangan suatu produk dapat diawali oleh adanya masalah dalam produk yang
sudah ada/diterapkan. Masalah dapa muncul dan terjadi karena produk yang ada
sekarang atau tersedia sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan
belajar, teknologi, karakteristik peserta didik dan sebagainya.
2. Design

Kegiatan desain dalam model penelitian pengembangan ADDIE merupakan proses


sistematik yang dimulai dari merancang konsep dan konten di dalam produk tersebut.
Rancangan ditulis untuk masing-masing konten produk. Petunjuk penerapan desain
atau pembuatan produk diupayakan ditulis secara jelas dan rinci. Pada tahap ini
rancangan produk masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses
pengembangan di tahap berikutnya.
3. Development

Development dalam model penelitian pengembangan ADDIE berisi kegiatan


realisasi rancangan produk yang sebelumnya telah dibuat. Pada tahap sebelumnya,
telah disusun kerangka konseptual penerapan produk baru. Kerangka yang masih
konseptual tersebut selanjutnya direalisasikan menjadi produk yang siap untuk
diterapkan. Pada tahap ini juga perlu dibuat intrumen untuk mengukur kinerja produk.
4. Implementation

Penerapan produk dalam model penelitian pengembangan ADDIE dimaksudkan


untuk memperoleh umpan balik terhadap produk yang dibuat/dikembangkan. Umpan
balik awal (awal evaluasi) dapat diperoleh dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan tujuan pengembangan produk. Penerapan dilakukan mengacu kepada
rancangan produk yang telah dibuat.
5. Evaluation

Tahap evaluasi pada penelitian pengembangan model ADDIE dilakukan untuk


memberi umpan balik kepada pengguna produk, sehingga revisi dibuat sesuai dengan
hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk tersebut. Tujuan
akhir evaluasi yakni mengukur ketercapaian tujuan pengembangan.

14
E. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Pengembangan
Salah satu tugas peneliti adalah melakukan survei dalam arti luas (antara lain
melalui observasi, wawancara, penyebaran kuesioner) untuk mengukur terhadap
variabel yang dianggap penting. Menurut Azwar (1999), akurasi dan kecermatan hasil
pengukuran dicerminkan melalui tingkat reliabilitas dan validitas alat ukurnya.
Apabila alat ukur yang digunakan dalam penelitian tidak memenuhi syarat reliabilitas
dan validitas maka kesimpulan hasil penelitian yang bersangkutan sulit untuk
dikatakan valid. Oleh karena itu sangatlah penting untuk menggunakan alat
pengukuran yang valid yang reliabel.
Dalam uji coba penelitian pengembangan, data digunakan sebagai dasar untuk
menentukan keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data
yang akan dikumpulkan dalam penelitian pengembangan harus sesuai dengan produk
yang akan dikembangkan, dan tujuan terciptanya model yang dikembangkan. Data
yang dikumpulkan dapat hanya berupa data tentang pemecahan masalah yang terkait
dengan keefektifan dan efisiensi suatu model, atau berupa data tentang daya tarik
suatu produk.
Data mengenai kecermatan atau ketepatan isi (substansi) dapat digali dari subjek
(pengguna), ahli isi, kelompok kecil, atau ketiganya. Sedangkan dalam uji ahli, data
yang terungkap antara lain, ketepatan substansi, ketepatan metode, dan ketepatan
desain produk. Dalam pengumpulan beragam data tersebut, peneliti dapat
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data atau pengukuran, yang disesuaikan
dengan karakteristik data yang akan dikumpulkan dan sesuai juga dengan responden
penelitian seperti berikut:
a. Teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi
dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses penggunaan model.
Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pandangan maupun
pendapat pengguna terhadap model yang digunakan. Sedangkan kuesioner dapat
digunakan untuk mengumpulkan tentang pendapat, pandangan dan evaluasi pengguna
terhadap model yang digunakan.

15
b. Jika pengumpulan data berupa instrumen yang sudah ada, maka perlu kejelasan
mengenai karateristik instrumen, mencakup kesahihan (validitas), kehandalan
(reliabilitas), dan pernah dipakai dimana dan untuk mengukur apa
c. Jika instrumen dikembangkan sendiri oleh oleh peneliti, maka perlu kejelasan tentang
prosedur pengembangannya, tingkat validitas dan reliabilitasnya.

F. Teknik Analisis Data dalam Penelitian Pengembangan


Pemilihan teknik analisis dalam suatu penelitian selalu disesuaikan dengan tujuan
dan jenis data dikumpulkan. Menurut Puslitjaknov (2008), beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam analisis data dalam penelitian pengembangan sebagai berikut:
1) Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik
dalam bentuk tabel, bagan, maupun grafik.
2) Data perlu diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang
dikembangkan.
3) Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
4) Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tanpa ada
interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
5) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan
permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
6) Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan
disesuaikan dengan pengguna atau calon pemakai produk.

G. Penyajian Hasil Penelitian Pengembangan


Langkah terakhir dalam setiap kegiatan penelitian adalah melaporkan hasil
penelitiannya. Setiap hasil penelitian perlu dipublikasikan atau disebarluaskan
sehingga bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki nilai
praktis yang tinggi. Oleh karena itu, adalah kewajiban setiap peneliti untuk
menyelesaikan rangkaian kegiatan ilmiahnya dalam bentuk laporan dan publikasi
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Laporan hasil penelitian pengembangan bukan berupa hasil uji dari satu hipotesis
namun berupa deskripsi mengenai kelayakan model berdasar pendapat para pengguna

16
dan para ahli. Penyajian data hasil penelitian pengembangan hendaknya komunikatif
dan sistematis, sesuai dengan jenis dan karakteristik produk serta calon konsumen
pemakai produk. Penyajian yang komunikatif dan sistematis tersebut sangat
membantu konsumen atau pengguna produk dalam mencerna informasi yang
disajikan, dan bahkan dapat menumbuhkan ketertarikan untuk menggunakan model
atau produk hasil pengembangan.
Pembahasan hasil penelitian pengembangan dapat berupa penjelasan selama
proses penggunaan maupun pendapat atau masukan dari para ahli maupun pengguna
model. Selain itu, kajian teoritis terkait dengan model yang dikembangkan perlu
digunakan untuk mendukung hasil pembahasan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifannya.
2. Menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk sehingga penelitian
ini dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara efektif.
3. Penelitian pengembangan memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian
pada umumnya, misalnya penelitian deskriptif kualitatif maupun kuantitatif. Apabila
penelitian deskriptif lebih bersifat perian data yang sifatnya informatif praktis
maupun teoretis, maka penelitian pengembangan dicirikan oleh produk yang secara
langsung dan sekaligus dirasakan dampaknya untuk peningkatan kualitas
pembelajaran berdasarkan data empiris di lapangan baik data kuantitiatif maupun
kualitatif.
4. Model Penelitian Pengembangan ada 3 macam yaitu model penelitian 4D, model
ADDIE dan Model Borg and Gall yang masing masing memiliki fungsi dan langkah
yang berbeda dan dapat diterapkan
5. Teknik pengumpulan data dalam penelitian pengembangan adalah observasi,
wawancara, dan kuesioner. Observasi dapat digunakan untuk mengumpulkan data
tentang proses penggunaan model. Wawancara dapat digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai pandangan maupun pendapat pengguna terhadap
model yang digunakan. Sedangkan kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan
tentang pendapat, pandangan dan evaluasi pengguna terhadap model yang digunakan.
6. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data dalam penelitian
pengembangan adalah analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan

18
penyajian data baik dalam bentuk tabel, bagan, maupun grafik, data perlu
diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan, dan
data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
7. Penyajian data hasil penelitian pengembangan hendaknya komunikatif dan sistematis,
sesuai dengan jenis dan karakteristik produk serta calon konsumen pemakai produk.
Penyajian yang komunikatif dan sistematis tersebut sangat membantu konsumen atau
pengguna produk dalam mencerna informasi yang disajikan, dan bahkan dapat
menumbuhkan ketertarikan untuk menggunakan model atau produk hasil
pengembangan.

B. Saran
Dalam penelitian pengembangan peneliti harus melakukan dengan teliti
terhadap semua langkah dalam model penelitian pengembangan yang dianut. Pada
penulisan makalah sebaiknya lebih ditambahkan terkait penjelasan maupun daftar
pustaka yang ada

19
Daftar Rujukan
Asim, 2001. Sistematika Penelitian Pengembangan, Malang: Lembaga Penelitian-
Universitas Negeri Malang.

Borg W.R. and Gall M.D.1983, Educational Research: An Introduction, 4th


edition. London: Longman Inc.

Husein Umar, 1999, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Latief, M.A. (2009). Penelitian Pengembangan. Malang: Fakultas Sastra, Universitas


Negeri Malang Mantra, I.B. (2004). Filsafat Penelitian & Metode Penelitian
Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

MC. Millan, J.H. & Schumacher, S. (2001). Research in Education, A Conceptual


Introduction. Fifth Edition. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode penelitian pendidikan dan pengembangan, Jakarta:


Kencana. Rita C. Richey, and James D. Klein. 2007. Design Development
and Research Methods, Strategies, and Issues. London. Lawrence Erlbaum
Associates Publishers.

Soenarto.1983. Metodologi Pengembangan untuk Peningkatan Kualitas


Pembelajaran. Creswell, J.W. (2008). Educational Research, Planning,
Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Third
Edition. New Jersey: Pearson Education Merrill Prentice Hall.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-5.
Bandung: CV. Alfabeta

Suhadi, Ibnu, 2001. Kebijakan Penelitian Perguruan, Malang: Lembaga Penelitian-


Universitas Negeri Malang

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai