Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

”Model Pembelajaran Inkuiri”

OLEH :
Hilmi Rizki Anjani (22175010)
Korry Nilyani (22175013)
Nadya Syahdi (22175017)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Fatni Mufit, M.Si
Dr. Asrizal, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Inkuiri”. Makalah ini disusun

untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran

Fisika.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun

karena bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah

Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Ibu Dr. Fatni Mufit, M.Si dan Bapak

Dr. Asrizal, M.Si.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan

demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca semua dengan sebaik-baiknya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I .............................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................3
BAB II............................................................................................................4
A. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry ......................................4
B. Landasan Teori dan Filosofis .......................................................6
C. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry ..................................7
D. Tujuan model pembelajaran inquiry ............................................8
E. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Inquiry ...............................8
F. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Inkuiri ...................................9
G. Langkah/Sintaks Model Pembelajaran Inquiry ..........................10
H. Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry ...............................13
I. Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inquiry ..............................13
J. Sistem Pendukung Model Pembelajaran Inquiry .......................14
K. Dampak Model Pembelajaran Inquiry .......................................17
L. Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry ....................................18
M. Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry .................................20
N. Peta Konsep Model Pembelajaran Inkuiri ..................................21
O. Desain Model Pembelajaran Inkuiri pada RPP ...........................23
BAB III ........................................................................................................40
A. Kesimpulan.................................................................................40
B. Saran ...........................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................42

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam
proses pembelajaran di kelas, siswa diarahkan kepada kemampuan untuk
menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi dan mengaplikasikan
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. hal ini mengakibatkan ketika
anak lulus sekolah, mereka hanya pintar secara teoritis tetapi sangat miskin
aplikasi.

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana


merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai hanya
dengan satu strategi tertentu. Kemajuan teknologi informasi di era globalisasi saat
ini menuntut guru untuk mengubah paradigm tentang mengajar yaitu dari sekedar
menyampaikan materi pelajaran menjadi aktivitas menyampaikan materi pelajaran
menjadi aktivitas mengatur lingkungan agar siswa belajar.

Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara


aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep
fisika. Ada juga sebagian siswa yang sangat paham pada konsep-konsep fisika,
namun tidak mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Untuk menjadikan materi fisika menjadi lebih menarik, maka guru harus
mampu mengambil suatu kebijakan yaitu dengan perbaikan metode mengajar
sehingga kompetensi belajar yang diharapkan akan tercapai dengan baik. Salah
satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika adalah
model pembelajaran inquiry. Model pembelajaran inquiry cocok digunakan pada
materi-materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hai. Model inquiry dapat

1
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan materi yang diberikan dapat lebih bermakna
bagi siswa. Untuk itu penulis akan membahas tentang model pembelajaran
inquiry.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian model pembelajaran inquiry?
2. Apa landasan teori dan filosofis model pembelajaran inkuiri?
3. Apa karakteristik model pembelajaran inquiry?
4. Apa tujuan model pembelajaran inquiry?
5. Apa saja prinsip-prinsip model pembelajaran inquiry?
6. Apa saja unsur-unsur model pembelajaran inquiry?
7. Apa langkah/sintaks model pembelajaran inquiry?
8. Bagaimana sistem sosial model pembelajaran inquiry?
9. Bagaimana prinsip reaksi model pembelajaran inquiry?
10. Bagaimana sistem pendukung model pembelajaran inquiry?
11. Bagaimana penerapan model pembelajaran inquiry?
12. Apa saja kelebihan model pembelajaran inquiry?
13. Apa saja kekurangan model pembelajaran inquiry?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran inquiry
2. Untuk mengetahui landasan teori dan filosofis model pembelajaran
inkuiri.
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran inquiry
4. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran inquiry
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip model pembelajaran inquiry
6. Untuk mengetahui unsur-unsur model pembelajaran inquiry

2
7. Untuk mengetahui langkah/sintaks model pembelajaran inquiry
8. Untuk mengetahui sistem sosial model pembelajaran inquiry
9. Untuk mengetahui prinsip reaksi model pembelajaran inquiry
10. Untuk mengetahui sistem pendukung model pembelajaran inquiry
11. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran inquiry
12. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran inquiry
13. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran inquiry

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan referensi bacaan bagi pembaca.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana model
pembelajaran inquiry.
3. Sebagai masukan bagi tenaga pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas.

3
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry

Kata “Inquiry” berasal dari bahasa inggris yang berarti mengadakan


penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan (Echols dan
Hassan Shadily, 2003: 323). Sedangkan menurut Gulo (2005:84) inkuiri berarti
pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Sumantri (1999:164), menyatakan
bahwa metode inquiry adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan
guru.
Metode inquiry berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada
diri siswa, dan menempatkan siswa dalam suatu peran yang menuntut inisiatif
besar dalam menemukan hal-hal penting untuk dirinya sendiri. Menurut Carin and
sund dalam Ahmadi (2005:108), metode inquiry didefinisikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki masalah secara sistematis, kritis, logis, dan
analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan mereka dengan
rasa percaya diri. Trowbridge & Bybee (1986) mengemukakan “Inquiry is the
process of defining and investigating problems, formulating hypotheses,
designing experiments, gathering data, and drawing conculations about
problems”.
Menurut mereka inquiry adalah proses mendefinisikan dan menyelidiki
masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan
data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut,
dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan atau
suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan
secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Inquiry
pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena inquiry
menuntut peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik

4
pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun
metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peran penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu
menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi, melontarkan
pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik.
National Science Education Standards (NSES) mendefinisikan inkuiri
sebagai aktivitas beraneka ragam yang meliputi observasi, membuat pertanyaan,
memeriksa buku-buku atau sumber informasi lain untuk melihat apa yang telah
diketahui; merencanakan investigasi; memeriksa kembali apa yang telah diketahui
menurut bukti eksperimen; menggunakan alat untuk mengumpulkan,
menganalisa, dan menginterpretasikan data, mengajukan jawaban, penjelasan dan
prediksi, serta mengkomunikasikan hasil. Inkuri memerlukan identifikasi asumsi,
berpikir kritis dan logis, dan pertimbangan keterangan atau penjelasan alternatif.
Kata “Inquiry” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti mengadakan
penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan” (Echols dan
Hassan Shadily, 2003: 323). Sedangkan menurut “Gulo (2005:84) inkuiri berarti
pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan”. Alfred Novak (Haury, 1993)
mendefinikan bahwa “inquiry merupakan usaha manusia untuk menjelaskan
secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu”. Dengan
kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif pencarian
pengetahuan untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu
pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau
mempelajari suatu gejala. Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu
mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang
disajikan guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi
siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai
pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru. Inquiry Based Learning (IBL) adalah sebuah teknik
mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui

5
penggunaan cara-cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal
ini akan memerlukan banyak waktu dalam persiapannya.
Inquiry Based Learning biasanya berupa kerja kolaboratif. Kelas dibagi ke
dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok diberi sebuah pertanyaan atau
permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok bekerja bersama
mengembangkan proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk menemukan
jawabannya. Karena inquiry_based learning berbasis pertanyaan, maka guru harus
menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa dapat
mengembangkan pikirannya. Siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba
menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Lebih dari itu, jika siswa juga diberi
kesempatan untuk mengukur kemajuan belajarnya sendiri, maka hal ini akan
membantu mereka belajar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, megumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri ini
siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan masalah yang
diberikan guru.

B. Landasan Teori dan Filosofis

Model pembelajaran inkuiri didasarkan pada teori belajar kognitif dan


konstruktivis, yang menekankan pada pentingnya pengalaman langsung dan aktif
dari siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Dalam teori kognitif,
belajar dipahami sebagai proses mental yang melibatkan penerimaan, pengolahan,
dan penyimpanan informasi baru dalam memori jangka panjang. Sementara itu,
teori konstruktivis menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun
pemahaman mereka sendiri dengan mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang sudah ada dan melalui refleksi dan interaksi sosial dengan
orang lain.
Filosofi pendidikan yang menjadi landasan model pembelajaran inkuiri
adalah filsafat pragmatisme, yang menekankan pada pentingnya pengalaman

6
langsung dan praktis dalam pembelajaran, serta pentingnya terlibat dalam refleksi
dan tindakan yang bermakna. Filsafat ini juga menekankan pada pentingnya
pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang berguna dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bruner (1961) menyatakan bahwa "Pendidikan adalah suatu proses
konstruktif dimana siswa secara aktif dan kreatif membangun pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan pengetahuan yang sudah ada".
Sementara itu, Dewey (1916) berpendapat bahwa "Pendidikan tidak seharusnya
disamakan dengan pengajaran, melainkan sebagai suatu proses di mana
pengalaman yang berarti dan penting dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran
siswa".

C. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry

Model inquiry ini berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahunanya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan dan
indra_indra lainnya.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri ini, yaitu :
a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
menari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.
b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Dengan
demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
c) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.

7
D. Tujuan model pembelajaran inquiry

Tujuan utama pembelajaran melalui model Inquiry Based Learning ini


adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan
keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif manakala : 1) Siswa dapat
menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan, 2)
Bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang
sudah jadi, 3) Proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu, 4) Guru akan mengajar sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
kemauan dan kemampuan berpikir, 5) Jumlah siswa yang belajar tidak terlalu
banyak, 6) Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.

E. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:


a) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari
pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b) Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan
guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber
belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.
c) Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa
untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk
bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu,

8
pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa
dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang
sedang dipelajarinya.
d) Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah
fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think),
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

F. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Inkuiri

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan model pembelajaran


inkuiri:
1. Rencanakan waktu yang akan digunakan.
2. Dapat dilakukan secara kelompok.
3. Dilakukan dengan diskusi.
4. Menggunakan sumber yang sesuai dengan masalah.
Menurut Mulyasa (2007), model pembelajaran inkuiri terdiri dari tiga
jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Guided inquiry (inkuiri terbimbing)

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-


pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang belum
berpengalaman belajar dengan model inkuiri, dalam hal ini guru memberikan
bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih
banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit di kurangi, sesuai dengan
perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar

9
perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan.
Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data
diberikan oleh guru.

b. Free Inquiry (Inkuiri Bebas)

Pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang
ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya
adalah inkuiri role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok
tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator
kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasian proses.

c. Modified Free Inquiry (Inkuiri bebas yang dimodifikasi)

Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian
peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui
pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

G. Langkah/Sintaks Model Pembelajaran Inquiry

Secara umum, langkah-langkah model pembelajaran inquiry sebagai berikut:


a. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan
maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.
b. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa
siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan

10
teka-teki itu. Dikatakan teka_teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akanmemperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan
logis.
d. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban
yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Gulo (2005) menyatakan

11
bahwa inquiry tidak hanya mengembangkan kemampuan dan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan emosional dan ketrampilan
inquiry merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskn masalah,
merumuskan hipotesis , mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat
kesimpulan Di dalam sistem belajar-mengajar ini, guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuknya yang final, tetapi peserta didik yang diberi
peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
mempergunakanteknik pendekatan pemecahan masalah.
Secara garis besar prosedurnya sebagai berikut:
 Stimulation : Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau
menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan.
 Problem statement : peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang
paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih
ini selanjutnya harus dirumuskan dalam pertanyaan atau hipotesis
(pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan tersebut).
 Data collection : untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis itu.peserta dididk diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca
literatur, mengamati objeknya, mewawancarai narasumber, mencoba (uji
coba) sendiri dan sebagainya.
 Data processing : semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi,
dan sebagainya) itu diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan
kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan dengan tingkat
kepercayaan tertentu.
 Verification : berdasarkan hasil olahan dan tafsiran atau informasi yang
ada tersebut (available information), pertanyaan atau hipotesis yang
dirumuskan terlebih dahulu kemudian dicek, ataukah apakah terjawab
atau, dengan kata lain terbukti atau tidak.
 Generalization : tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa

12
belajar menarik generalisasi/ kesimpulan tertentu.

H. Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry

Dalam kegiatan belajar mengajar tentu ada interaksi sosial atau interaksi
antarmanusia. Interaksi tersebut bisa terjadi antara guru dan siswa, antara siswa
dan siswa, antara kelompok siswa dengan kelompok siswa yang lain. Bentuk
intraksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah siswa atau
mahasiswa (besar atau kecil), latar belakang, kemampuan, dan kematangan siswa
atau mahasiswa, atau bahkan masalah jenis kelamin dan etnis. Setiap model
pembelajaran mensyaratkan situasi atau suasana dan norma tertentu. Situasi atau
suasana dan norma yang berlaku dalam suatu model pembelajaran disebut sistem
sosial. Untuk itu, ketika menerapkan model pembelajaran tertentu Anda harus
mempertimbangkan kemungkinan sistem sosial model yang Anda tetapkan cocok
dengan situasi atau suasana di kelas atau lingkungan belajar yang Anda miliki.
Contoh sistem sosial “Model Pencapaian Konsep” adalah bahwa model ini
memiliki struktur yang moderat. Dalam kegiatan belajar mengajar guru atau
instruktur mengendalikan aktivitas pembelajaran, tetapi dapat dikembangkan
menjadi kegiatan dialog bebas dalam fase itu. Interaksi antarpebelajar dipandu
atau digerakkan oleh pembelajar.

Sistem sosial yang dikembangkan dalam model ini adalah sesuai dengan
perhatian Suchman yaitu bekerjasama dan teliti. Meskipun model latihan inkuari
ini tersusun dengan baik, dengan banyak dikontrol oleh guru, lingkungan terbuka
untuk semua ide yang relevan; guru dan siswa secara bersama-sama berpartisipasi
terhadap ide yang dikenai. Lebih-lebih, guru harus meyakinkan siswa untuk
berinisiatif menemukan sebanyak mungkin. Jika siswa belajar prinsip inkuari,
struktur dapat berkembang meliputi penggunaan materi sumber, dialog dengan
siswa lain, eksperimentasi, dan diskusi dengan guru.

I. Prinsip Reaksi Model Pembelajaran Inquiry

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, ada pola kegiatan yang


menggambarkan cara dosen atau guru dalam melihat dan memperlakukan para

13
mahasiswa atau siswanya, termasuk cara dosen memberikan respon terhadap
mahasiswa atau guru terhadap siswanya. Pola kegiatan guru atau dosen dalam
memperlakukan atau memberikan respon pada mahasiswa atau pada siswanya
tersebut disebut prinsip reaksi. Oleh karena itu, ketika Anda menerapkan atau
menggunakan model pembelajaran tertentu, Anda harus mempunyai kemampuan
cara memberikan respon pada siswa atau mahasiswa sesuai dengan pola atau
prinsip reaksi yang berlaku dalam model tersebut. Misalnya dalam Model
Pencapaian Konsep, berikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat
hipotesis dari diskusi-diskusi yang berlangsung, berikan bantuan kepada para
pebelajar dalam mempertimbangkan hipotesis yang satu dari yang lainnya,
pusatkan perhatian para pebelajar terhadap contoh-contoh yang spesifik, dan
berikan bantuan kepada para pebelajar dalam mendiskusikan dan menilai strategi
berpikir yang mereka gunakan.

Reaksi yang paling penting dari guru adalah pada fase kedua dan fase
ketiga. Selama fase kedua, tugas guru adalah membantu siswa menemukan tetapi
bukan melakukan penelitian untuk mereka. Jika guru ditanya dengan pertanyaan
yang tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”, dia harus bertanya pada siswa
untuk mengungkapkan kembali pertanyaan agar supaya usaha-usaha mereka
mengumpulkan data dan menghubungkannya dengan situasi masalah. Jika perlu,
guru dapat menjaga inkuiri berpindah dengan membuat informasi baru yang
tersedia untuk kelompok dan dengan memfokuskan pada kejadiankejadian
masalah khusus atau dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Selama fase
terakhir, tugas guru adalah menjaga inkuiri mengarah pada proses investigasi
sendiri.

J. Sistem Pendukung Model Pembelajaran Inquiry

Sistem pendukung suatu model pembelajaran adalah semua sarana,


bahan/perangkat pembelajaran, dan alat/media pembelajaran yang mendukung
pelaksanaan model tersebut. Sistem pendukung model pembelajaran sains
berbasis proses kreatif-inkuiri untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kreatif siswa meliputi: (a) Silabus dan RPP, (b) bahan pembelajaran seperti buku

14
siswa dan buku- buku pendukung lainnya, (b) lembar kegiatan siswa (LKS), (c)
Media pembelajaran seperti papan tulis, LCD, chart, macro media flash 8, alat dan
bahan percobaan dan (d)perangkat evaluasi.
Daya pendukung yang paling mendasar dalam pembelajaran dengan model
Inquiry Learning ini adalah adanya materi ajar yang akan diperlajari. Dalam
hubungan ini, sistem pendukung itu berupa kemampuan/keterampilan dan
fasilitas-fasilitas teknis. Daya pendukung diturunkan dari dua sumber yaitu
kekhususan-kekhususan peranan pembelajar dan tuntutan pebelajar. Fasilitas-
fasilitas yang sangat penting untuk daya dukung itu adalah ruang kelas yang
nyaman untuk proses pembelajaran, kemudian sarana prasarana seperti kursi,
meja, papan tulis, dan masih banyak lagi. Daya dukung sangat berperan besar di
dalam proses pembelajaran, karena tanpa daya pendukung proses pembelajaran
akan kurang atau tidak nyaman.
Menurut Anam (2015 : 15) faktor pendukung dari strategi pembelajaran
inkuiri yaitu: (a) Real Life Skills, Siswa belajar tentang hal-hal penting namun
mudah dilakukan, individu didorong untuk melakukan bukan hanya diam dan
mendengarkan; (b) Open Ended Topic, tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa
bersumber dari mana saja, buku pelajaran, pengalaman diri sendiri atau orang lain,
internet, televisi, radio, dan seterusnya. Siswa akan belajar lebih banyak; (c)
Intuitif, imajinatif, inovatif. Siswa belajar dengan menegrahkan seluruh potensi
yang mereka miliki, mulai dari kreativitas hingga imajinasi. Individu akan
menjadi pembelajar aktif, out of the box, individu akan belajar karena
membutuhkan, bukan sekedar kewajiban; (d) Peluang melakukan penemuan.
Dengan berbagai observasi dan eksperimen, individu memiliki peluang besar
untuk melakukan penemuan. Individu akan segera mendapat hasil dari materi atau
topik yang mereka pelajar.
Bruner (dalam Anam 2015: 16) mengemukakan faktor pendukung strategi
pembelajaran inkuiri antara lain; (a) individu akan memahami konsep-konsep
dasar dan ide-ide lebih baik; (b) membantu dalam menggunakan daya ingat dan
transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru; (c) situasi proses belajar
menjadi lebih merangsang; (d) individu bekerja dan berpikir atas pemikirannya

15
sendiri.
Putra (2015 : 104) mengemukakan tentang faktor pendukung strategi
pembelajaran inkuiri antara lain: (a) SPI meningkatkan potensi intelektual siswa.
Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan
pengalaman sendiri; (b) Ketergantungan siswa tehadap kepuasan ekstrinsik
bergeser kearah kepuasan intrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri
sampai dapat memecahkan masalah yang ada akan meningkatkan kepuasan
intelektualnya yang datang dari dalam dirinya; (c) Siswa memperoleh
pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung dalam proses
penemuan; (d) Belajar melalui inkuiri bisa memperpanjang proses ingatan.
Pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran sendiri pun akan lebih mudah diingat;
(e) Belajar dengan inkuiri, siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan ideide
dengan baik; (f) Pengajaran menjadi terpusat pada siswa. Salah satu prinsip
psikologi belajar menyatakan bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran, semakin besar pula kemampuan belajar siswa tersebut.
Pembelajaran inkuiri tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung jawab,
komunikasi, dan lain sebagainya; (g) Proses pembelajaran inkuiri dapat
membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan kemungkinan
kepadanya untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara
baik; (h) Tingkat harapan meningkat. Tingkat harapan merupakan bagian dari
konsep diri. Ini berarti siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat
menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya;
(i) Strategi pembelajaran pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat.
Manusia memiliki berbagai macam bakat, salah satunya adalah bakat akademik,
semakin banyak jebebasan dalam proses pembelajaran, semakin besar
kemungkinan siswa untuk mengembangkan bakat lainnya seperti kreatif, sosial,
dan lain sebagainya; (j) Strategi pembelajaran pembelajaran inkuiri dapat
menghindarkan siswa dari belajar secara hafalan. Pembelajaran inkuiri

16
menekankan kepada siswa untuk menemukan makna dari lingkungan
sekelilingnya; (k) Strategi pembelajaran pembelajaran inkuiri memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencerna dan mengatur informasi yang
didapatkan.

K. Dampak Model Pembelajaran Inquiry

Penerapan Inquiry Based Learning dalam pembelajaran diharapkan akan


mampu meningkatkan self directed learning siswa karena dampak pengiring dari
pelaksanaan pembelajaran Inquiry Based Learning adalah terwujudnya
kemandirian belajar peserta didik (Joyce & Weil, 1996). Model pembelajaran ini
menawarkan pembelajaran yang aktif dan otonom, terutama pada saat peserta
didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menguji gagasan yang dihasilkan.
Model ini juga bisa meningkatkan keberanian peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan. Peserta didik akan menjadi lebih terampil dalam ekspresi verbal
seperti mendengarkan pendapat orang lain dan mengingat apa yang telah
diungkapkan (Joyce & Weil, 1996).

Gambar 1. Dampak langsung dan iringan Model latihan inkuiri


(Joyce & Weil, 1996)

17
L. Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry

Dalam Nurdin dan Adriantoni (2016: 219) berikut kelemahan-kelemahan


yang dapat muncul:
1. Terjadi peningkatan kemampuan ingatan dan pemahaman terhadap materi
pembelajaran oleh siswa, karena pengetahuan atau informasi yang mereka
peroleh berdasarkan pengalaman belajar mereka yang otentik ketika mereka
(siswa) menemukan sendiri jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang juga
mereka ajukan sendiri saat proses pembelajaran. Pemahaman yang
mendalam oleh siswa terhadap materi pembelajaran juga membuat mereka
lebih mudah mengaplikasikan pengetahuan itu pada situasi yang baru.
2. Model pembelajaran inkuiri meningkatkan keterampilan siswa dalam
pemecahan masalah pada situasi-situasi baru dan berbeda yang mungkin
mereka dapati pada saat-saat lain (mendatang). Sebagai hasil dari
pembelajaran inkuiri, siswa-siswa menjadi terlatih dan terbiasa menghadapi
permasalahan-permasalahan baru yang ditemui. Mereka juga mempunyai
keterampilan-keterampilan khusus untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Model pembelajaran inkuiri membantu guru secara simultan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Dalam model pembelajaran ini, siswa selalu
diberikan kesempatan untuk mempelajari informasi-informasi yang mereka
minati atau memecahkan masalah-masalah yang mereka formulasikan
sendiri lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di awal pembelajaran.
Secara alamiah motivasi siswa akan terbangun karena apa yang informasi
yang dipelajari atau masalah yang sedang dipecahkan merupakan hal-hal
yang menarik perhatian dan pemikiran mereka.
4. Siswa dalam model pembelajaran inkuiri akan belajar bagaimana mengatur
diri mereka sendiri untuk belajar. Hal ini akan terjadi karena belajar menjadi
kebutuhan bagi mereka. Secara bertahap mereka akan belajar bagaimana
mengatur diri mereka untuk belajar secara efektif dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah. Proses ilmiah (metode

18
ilmiah) yang menjadi dasar langkah-langkah (sintaks) pembelajaran akan
terotomatisasi dalam diri siswa sehingga ketika mereka berhadapan dengan
masalah (juga di dunia nyata/kehidupan sehari-hari), maka mereka akan
menerapkan keterampilan ini.
5. Konsep-konsep dasar suatu materi pembelajaran akan dapat diingat dan
mengendap dengan baik dalam memori siswa. Konsep-konsep dasar suatu
pengetahuan sangat penting bagi perkembangan kognitif siswa sehingga
akan memudahkan mereka menyerap informasi lainnya yang berhubungan.
6. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa
mempunyai waktu yang cukup untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
setiap informasi yang relevan yang mereka peroleh, sehingga pengetahuan
yang mereka miliki akan semakin mantap, luas dan mendalam.
7. Model pembelajaran inkuiri memberikan dorongan secara tidak langsung
kepada siswa untuk bekerja sama, bersikap objektif, jujur, percaya diri,
penuh tanggung jawab, berbagi tugas dan sebagainya. Pada intinya,
beragam keterampilan akan dikuasai oleh siswa dan secara terus-menerus
terasah dalam penerapan model pembelajaran inkuiri ini.
8. Bagi siswa, ketika mereka belajar dengan model pembelajaran inkuiri,
mereka akan tahu bahwa sumber informasi itu bisa datang dari mana saja,
tidak melulu dari guru. Dan ini sangat penting untuk menjadikan mereka
sebagai orang-orang yang rajin mencari dan menggunakan informasi dari
beragam sumber, memilah-milahnya untuk mengambil yang relevan dengan
kebutuhan mereka dan kemudian mengolahnya untuk menjadikannya
sebagai pengetahuan bagi diri mereka sendiri.
9. Bagi guru yang selalu tanpa sadar terjebak dalam pola tradisional
(pembelajaran berpusat pada guru, dan pembelajaran dikuasai oleh guru),
akan dapat mereduksi kemungkinan ini dan secara berangsur-angsur guru
akan bisa menahan diri sehingga siswa tidak melulu memperoleh informasi
dari guru saja, tetapi memungkinkan kelas menjadi lebih hidup dan dinamis
dengan munculnya diskusi-diskusi di dalam kelompok dan arus pertukaran
informasi yang lebih banyak dan bermakna.

19
10. Saat diskusi-diskusi atau pertanyaan-pertanyaan dilontarkan oleh siswa
kepada guru atau kepada siswa lain di kelas tersebut, maka dengan mudah
guru dapat mengambil keuntungan lain, yaitu ia dapat sekaligus mengetahui
dan mengecek pemahaman dan penguasaan siswa terhadap suatu materi
pembelajaran atau suatu permasalahan.

M. Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry

Beberapa kelemahan model pembelajaran inkuiri dapat saja muncul dalam


suatu pembelajaran. Akan tetapi kelemahan-kelemahan ini dapat direduksi
(dikuragni) dengan kemampuan pengelolaan guru dalam melaksanakan model ini
dikelasnya. Kelemahan-kelemahan yang dapat muncul itu antara lain sebagai
berikut:

1. Permasalahan dengan waktu yang dialokasikan. Apabila guru dan siswa


belum begitu terbiasa melaksanakan model pembelajaran inkuri, maka ada
kemungkinan yang besar waktu tidak dapat dimanajemen dengan baik.
Pencarian dan pengumpulan informasi bisa saja akan memakan waktu lama
atau bahkan jauh lebih lama dibanding jika guru langsung memberi tahu
siswa tentang informasi tersebut. Godaan kepada guru untuk segera
memberitahu akan menyebabkan model pembelajaran inkuiri yang
dilaksanakannya menjadi tidak berfungsi dengan baik. Perlu kesabaran guru
untuk menahan diri dari memberi tahu secara langsung. Sebaiknya siswa
diberikan kesempatan dan waktu lebih banyak untuk belajar secara mandiri
dan memanajemen proses belajar mereka, sehingga mereka semakin terbiasa
dan waktu berangsur-angsur tak lagi akan menjadi sebuah masalah besar
dalam implementasi model pembelajaran ini.
2. Pembelajaran inkuri yang dilakukan oleh siswa dapat melenceng arahnya
dari tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya. Seringkali
siswa justru mengumpulkan informasi yang tidak relevan dan tidak begitu
penting. Oleh karena itu, peranan guru sebagai fasilitator pembelajaran yang

20
handal sangat diperlukan. Bersama latihan dan pembelajaran yang lebih
sering, kendala kehilangan arah ini akan dapat direduksi dengan lebih baik.
3. Pada akhir suatu pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran
inkuri, bisa saja setelah segala upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh
siswa dan kelompoknya ternyata membuahkan hasil yang salah, keliru,
kurang lengkap, atau kurang bagus. Ini bisa jadi akan dapat menurunkan
motivasi belajar mereka. Oleh karena itu guru perlu hati-hati dan "awas"
terhadap apa yang sedang berlangsung di dalam kelompok-kelompok
belajar di kelasnya agar setiap pembelajaran yang dilaksanakan memberikan
hasil yang memuaskan bagi siswa.
4. Akan terjadi hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri ini
pada siswa-siswa yang telah terbiasa menerima informasi dari guru. Siswa-
siswa yang tidak terbiasa akan ragu-ragu dalam bertindak sehingga
seringkali pembelajaran macet di tengah jalan. Kesabaran guru di awal-awal
pelaksanaan model pembelajaran ini sangat diperlukan. Ketika siswa mulai
terbiasa, keragu-raguan dalam bertindak, mencari informasi, mengolahnya
untuk kemudian membuat simpulan berdasarkan versi mereka sendiri akan
lebih mudah dan lancar.
5. Jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak, maka guru mungkin akan
mengalami kesulitan untuk memfasilitasi proses belajar seluruh siswa.
6. Ketika pembelajaran inkuiri yang selalu disetting dalam kelompok-
kelompok ini berlangsung, biasanya ada beberapa siswa yang kurang aktif
dalam kelompoknya. Bagaimana cara guru memotivasi dan membantu

N. Peta Konsep Model Pembelajaran Inkuiri

21
PETA KONSEP MODEL
INKUIRY

Karakteristik Model Sintaks Model


Pengertian Model Prinsip-Prinsip Model
Pembelajaran Tujuan model Pembelajaran
Pembelajaran Inquiry Pembelajaran Inquiry
Inquiry pembelajaran inquiry Inquiry

Strategi inkuiri Berorientasi pada


Inkuiry merupakan suatu
menekankan kepada Pengembangan
proses yang ditempuh siswa Orientasi
aktivitas siswa secara Intelektual
untuk memecahkan masalah menolong siswa untuk
maksimal
dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan
disiplin intelektual dan
keterampilan berpikir
Seluruh aktivitas Merumuskan
yang dilakukan Prinsip Interaksi Masalah
siswa

mengembangkan Merumuskan
Prinsip Bertanya Hipotesis
kemampuan berpikir
secara sistematis, logis,
dan kritis
Prinsip Belajar Mengumpulkan
untuk Berpikir data

Prinsip Menguji
Keterbukaan hipotesis

Merumuskan
kesimpulan

22
O. Desain Model Pembelajaran Inkuiri pada RPP

23
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

Nama Mata Pelajaran : Fisika


Tema/Materi Pembelajaran : Fluida Dinamis
Tujuan Materi Pembelajaran : Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing, peserta didik dapat
menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi serta
memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip
dinamika fluida.
Indikator Pembelajaran : (Poin B)
Alokasi waktu : 6 x 45 menit (3 pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI
KI -1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI -2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif,
dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI -3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI -4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDEKS PENCAPAIAN KOMPETENSI


KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4

3.4. Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam 4.4. Memodifikasi ide/gagasan proyek
teknologi sederhana yang menerapkan
prinsip dinamika fluida
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.1 Siswa dapat menjelaskan karakteristik fluida 4.4.1 Siswa dapat melakukan
dinamik. pengamatan
3.4.2 Siswa dapat mendeskripsikan karakteristik fluida 4.4.2 Siswa dapat menyusun alat dan
ideal. bahan sesuai dengan prosedur
3.4.3 Siswa dapat menentukan debit fluida pada luasan percobaan.
dan kecepatan tertentu. 4.4.3 Siswa dapat menentukan variabel
3.4.4 Siswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas. dalam percobaan.
3.4.5 Siswa dapat menjelaskan persamaan Bernoulli. 4.4.4 Siswa dapat melakukan

24
3.4.6 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada percobaan dan berdiskusi tentang
pipa mendatar. hukum Bernoulli.
3.4.7 Siswa dapat menerapkan konsep hukum Bernoulli 4.4.5 Siswa dapat mendemonstrasikan
pada fluida yang diam. terjadinya gaya angkat pada
3.4.8 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada sayap pesawat terbang.
venturimeter.
3.4.9 Siswa dapat menjelaskan contoh penerapan
lainnya tentang hukum Bernoulli
3.4.10 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya angkat pesawat terbang.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing, peserta didik dapat menerapkan prinsip
fluida dinamik dalam teknologi serta memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang
menerapkan prinsip dinamika fluida.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta
 Pesawat terbang
 Air mengalir
 Pipa air
 Alat penyemprot
 Venturimeter
Konsep
 Fluida ideal
 Debit
 Kontinuitas
Prinsip
 Hukum Bernoulli
 Teori Torricelli
Prosedur
 Mendiskusikan tentang Hukum Bernoulli

E. METODE PEMBELAJARAN
Model : Inquiry Learning
Pendekatan : Saintifik
Metode : Tanya jawab, studi pustaka, pengamatan dan diskusi

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber :
 Buku Siswa Fisika kelas XI
 Conceptual Physics : Prentice Hall
2. Media :
 PhET
 Power Point

25
3. Alat :
 Ember  Kursi kecil
 Gayung  Kertas HVS
 Selang 1 meter

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD 4.4
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.1 Siswa dapat menjelaskan karakteristik fluida 4.4.1 Siswa dapat melakukan
dinamik. pengamatan
3.4.2 Siswa dapat mendeskripsikan karakteristik fluida
ideal.
3.4.3 Siswa dapat menentukan debit fluida pada luasan
dan kecepatan tertentu.
3.4.4 Siswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas. PPK
(Religius)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran
dimulai.
 Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. 10
Pendahuluan
 Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah menit
dipelajari sebelumnya, yaitu tentang fluida statis.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
pembelajarannya.
Mengamati 75
 Guru meminta siswa untuk mengamati air yang dialirkan dari menit
selang, aliran sungai, asap dari lilin yang sudah mati serta
beberapa tayangan gambar tentang berbagai bentuk aliran air.
Mempertanyakan
 Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai gambar tersebut. Kemudian, siswa diharapkan mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri, tanpa ada rasa takut dan
Inti salah. Contoh pertanyaan: “Bagaimanakah bentuk aliran air yang
keluar dari selang jika kecepatannya kecil?” PPK (rasa ingin tahu)
Eksperimen/explore
 Guru meminta siswa berdiskusi tentang fluida ideal, debit, dan
persamaan kontinuitas.
 Guru mengarahkan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam
kelompoknya.
 Siswa melakukan percobaan untuk menerapkan persamaan debit

26
Collaboration, Critical Thinking

27
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
dan asas kontinuitas pada keran.
Asosiasi
 Siswa diminta berdiskusi tentang fluida ideal dan persamaan
kontinuitas, serta membahas hasil percobaan.
Komunikasi Communication
 Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
 Laporan dikumpulkan pada guru dan dipresentasikan di depan
kelas.
 Guru menilai jalan diskusi. Guru juga mengarahkan siswa pada
kesimpulan mengenai percobaan yang telah dilakukan.
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini,
serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
berupa adanya ilmu Fisika. 10
Penutup
 Menjawab pertanyaan yang ada di awal dengan mengaitkan menit
dengan pembelajaran hari ini.
 Meminta siswa mempelajari konsep tentang hukum Bernoulli

Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD 4.4
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.4 Siswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas. 4.4.1 Siswa dapat melakukan
3.4.5 Siswa dapat menjelaskan persamaan Bernoulli. pengamatan
3.4.6 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada 4.4.2 Siswa dapat menyusun alat dan
pipa mendatar. bahan sesuai dengan prosedur
3.4.7 Siswa dapat menerapkan konsep hukum Bernoulli percobaan.
pada fluida yang diam. 4.4.3 Siswa dapat menentukan variabel
dalam percobaan.
4.4.4 Siswa dapat melakukan
percobaan dan berdiskusi tentang
hukum Bernoulli.
PPK (Religius)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran
dimulai.
 Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
 Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah
Pendahuluan 5 menit
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
pembelajarannya.
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.

28
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Mengamati
 Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, guru
meminta siswa untuk mengamati tayangan gambar pipa-pipa
PDAM, tangki air, dan video tentang animasi hukum Bernoulli
Mempertanyakan
 Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai gambar tersebut. Contoh pertanyaan: “Bagaimanakah
menentukan besar tekanan pada pipa mendatar?”
Bagaimana pula cara menentukan besar kecepatan air yang
keluar dari tangki yang bocor?”
Eksperimen/explore PPK (rasa ingin tahu, gemar baca)

 Siswa diminta untuk menggali informasi tentang penerapan


persamaan Bernoulli pada pipa mendatar dan teori Torricelli dari
berbagai sumber refensi.
Inti  Guru mendemontrasikan bagaimana cara menentukan kecepatan 75 menit
air yang keluar pada tangki yang bocor menggunakan simulasi
interaktif.
 Siswa dalam kelompok menggunakan laptop bereksperimen
menggunakan simulasi interaktif untuk menentukan kecepatan
jatuh air pada tangki. Collaboration, Critical Thinking
Asosiasi
 Guru meminta siswa berdiskusi tentang hasil percobaan tentang
teori Torricelli
 Guru mengarahkan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam
kelompoknya dan mengembangkan sikap toleransi dan
menghargai pendapat siswa lainnya.
Communication
Komunikasi
 Setiap kelompok siswa menyampaikan hasil diskusinya. Guru
menilai jalan diskusi. Guru juga mengarahkan siswa pada
kesimpulan mengenai percobaan yang telah dilakukan.
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini,
serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
berupa adanya ilmu Fisika.
 Menjawab pertanyaan yang ada di awal dengan mengaitkan
Penutup 10 menit
dengan pembelajaran hari ini.
 Memberikan tugas soal buku paket serta meminta siswa
mempelajari konsep tentang venturimeter dan gaya angkat
pesawat.

29
Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD 4.4
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.8 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada 4.4.5 Siswa dapat mendemonstrasikan
venturimeter. terjadinya gaya angkat pada
3.4.9 Siswa dapat menjelaskan contoh penerapan sayap pesawat terbang.
lainnya tentang hukum Bernoulli
3.4.10 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya angkat pesawat terbang.

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran
dimulai. PPK (Religius)
 Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. 5 menit
Pendahuluan
 Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
pembelajarannya.
Mengamati 75
menit
 Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, guru meminta
siswa untuk mengamati tayangan gambar pesawat terbang, alat
penyemprot nyamuk, dan parfum.
 Guru juga dapat meminta siswa untuk melakukan demonstrasi
meniup selembar kertas.
Mempertanyakan
 Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai gambar tersebut. Contoh pertanyaan: “Mengapa
pesawat terbang yang berbobot besar dapat terangkat atau
terbang ke udara?”
PPK (rasa ingin tahu, ge mar baca)
Eksperimen/explore
Inti  Siswa diminta untuk menggali informasi tentang penerapan
persamaan Bernoulli pada tabung pitot dari berbagai sumber
referensi dan internet.
 Kemudian, siswa diminta untuk melakukan percobaan tentang cara
kerja gaya angkat pesawat terbang. Guru mengarahkan agar semua
siswa dapat terlibat aktif dalam kelompoknya
Collaboration, Crit ical Thinking
Asosiasi
 Guru meminta siswa berdiskusi tentang penerapan persamaan
Bernoulli pada tabung pitot dan membahas hasil percobaan.
 Guru mengarahkan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam
kelompoknya dan mengembangkan sikap ilmiah. Dari percobaan
diperoleh:
Jika kertas ditiup dari arah bawah maka akan naik ke atas. Hal itu

30
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
karena tekanan di atas permukaan kertas lebih kecil dibandingkan
dengan tekanan yang ada di permukaan bawah kertas, sehingga
menyebabkan kertas terangkat ke atas. Jika kertas ditiup dari arah
atas maka kertas akan bergerak ke bawah. Hal itu karena tekanan
di atas permukaan kertas lebih besar dibandingkan dengan
tekanan yang ada di permukaan bawah kertas, sehingga
menyebabkan kertas terangkat ke atas.
Communication
Komunikasi
 Setiap kelompok siswa menyampaikan hasil diskusinya.
 Guru juga mengarahkan siswa pada kesimpulan mengenai
percobaan yang telah dilakukan.
 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini,
serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
10
Penutup berupa adanya ilmu Fisika.
menit
 Memberikan tugas pada siswa untuk mengetahui capaian
pemahaman.

H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

1. Teknik dan Bentuk Instrumen


Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap
Penilaian keterampilan Lembar penilaian kinerja
Tes tulis Pilihan ganda

2. Instrumen
a. Penilaian Sikap
1) Lembar Pengamatan Sikap
Nama Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
No Aspek
1 2 3 4 5
Mengagumi ruang
lingkup Fisika
1
ciptaan Tuhan yang
Maha Esa.
2 Kehadiran siswa
3 Partisipasi
4 Presentasi dan diskusi

31
2) Rubrik Penilaian Sikap

No Aspek Rubrik
Mengagumi ruang 4 : Mimik wajah senang, bersemangat, tertarik terhadap
lingkup Fisika pembelajaran yang dilaksanakan
ciptaan Tuhan 3 : Mimik wajah senang, tertarik, tapi tidak bersemangat
yang Maha Esa. terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
1.
2 : Mimik wajah senang, bersemangat, tetapi tidak tertarik
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
1 : Mimik wajah tidak senang, tertarik, dan bersemangat
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
4 : Datang tepat waktu
3 : Terlambat 3 menit
2. Kehadiran siswa
2 : Terlambat 5 menit
1 : Terlambat 7 menit
4 : aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
3 : aktif bertanya atau menjawab pertanyaan
3. Partisipasi
2 : bertanya sekali dan menjawab sekali
1 : tidak pernah menjawab dan bertanya
4 : presenter
Presentasi dan 3 : aktif bertanya
4.
diskusi 2 : membantu menjawab pertanyaan
1 : tidak berkontribusi

b. Penilaian Keterampilan
1) Lembar Pengamatan Keterampilan
Nama Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
No Aspek
1 2 3 4 5
Pemilihan alat dan
1
bahan
Menyusun alat dan
bahan dengan tepat
2
dan memperhatikan
keselamatan
Melakukan percobaan
3 berdasarkan pada
prosedur
Menggunakan dan
4
membaca alat ukur.
5 Hasil pengukuran
Alat yang digunakan
6
rapi dan bersih.

32
2) Rubrik Penilaian Keterampilan
No Aspek Rubrik
1 Pemilihan alat dan bahan 4 : berdasarkan pada prosedur
3 : melebihi pada prosedur
2 : kurang dari pada prosedur
1 : tak memilih
2 Menyusun alat dan bahan 4 : Menyusun alat dan bahan dengan
dengan tepat dan tepat dan memperhatikan keselamatan
memperhatikan keselamatan 3 : Menyusun alat dan bahan dengan kurang tepat
dan memperhatikan keselamatan
2 : Menyusun alat dan bahan dengan tepat dan tidak
memperhatikan keselamatan.
1 : Menyusun alat dan bahan dengan tidak tepat dan
tidak memperhatikan keselamatan
3 Melakukan percobaan 4 : melakukan semua prosedur
berdasarkan pada prosedur 3 : tidak melakukan 2-3 poin dalam prosedur
2 : tidak melakukan 4 poin dalam prosedur
1 : tidak melakukan percobaan berdasarkan prosedur
4 Menggunakan dan membaca 4 : dapat menggunakan dan membaca alat dengan
alat ukur. baik
3 : dapat menggunakannya, tetapi tidak dapat
membacanya
2 : tidak dapat menggunakannya, tetapi dapat
membacanya
1 : tidak dapat menggunakan dan membacanya
5 Hasil pengukuran 4 : semua hasil memiliki ketelitian yang tinggi
3 : hampir semua hasil memiliki ketelitian yang
tinggi
2 : hampir semua memiliki ketelitian yang rendah
1 : semua hasil tidak memiliki ketelitian
6 Alat yang digunakan rapi 4: Alat yang digunakan rapi dan bersih.
dan bersih. 3: Alat yang digunakan tidak rapi dan bersih.
2: Alat yang digunakan rapi tetapi tidak bersih.
1: Alat yang digunakan tidak rapi dan tidak bersih.

33
c. Penilaian Pengetahuan

1. Petugas PDAM sedang mengisi bak penampungan air dari mobil tangki sebesar 120 liter
dalam waktu 4 menit. Debit air yang keluar dari selang tangki tersebut adalah ......(1 liter =
1 dm3)
-4 3
a. 1 x 10 m /s
-4 3
b. 2 x 10 m /s
-4 3
c. 3 x 10 m /s
-4 3
d. 4 x 10 m /s
-4 3
e. 5 x 10 m /s

2. Air mengalir pada suatu pipa yang luas penampangnya berbeda dengan perbandingan 1 :
2. Jika kecepatan air yang mengalir pada bagian pipa yang besar sebesar 40 m/s, maka
besarnya kecepatan air pada bagian pipa yang kecil sebesar ….
a. 20 m/s
b. 40 m/s
c. 80 m/s
d. 120 m/s
e. 160 m/s

3. Gambar berikut menunjukkan tangki penuh air yang dinding bagian bawahnya bocor.

Jika g = 10 m/s2, maka jarak pancaran maksimum di tanah yang diukur dari titik P….
a. 5 m
b. 10 m
c. 15 m
d. 20 m
e. 35 m

4. Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada
gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.

34
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan
aliran air pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Besar tekanan
pada pipa kecil adalah ….
5
a. 1,0 x 10 Pa
5
b. 2,0 x 10 Pa
5
c. 3,0 x 10 Pa
5
d. 4,0 x 10 Pa
5
e. 5,0 x 10 Pa

5. Sayap pesawat terbang dirancang agar menghasilkan gaya angkat ke atas maksimal,
seperti gambar. Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P adalah tekanan udara, maka
sesuai dengan azas Bernoulli rancangan tersebut dibuat agar ....

a. vA > vB sehingga PA > PB


b. vA > vB sehingga PA < PB
c. vA < vB sehingga PA < PB
d. vA < vB sehingga PA > PB
e. vA > vB sehingga PA = PB

Mengetahui, Surabaya, 13 Juli 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

(Ahmad Fais,S.Si.,M.Pd.) (Angga Riantino, S.Pd.)

35
A. TUJUAN
Menentukan debit air yang dikeluarkan oleh kran air.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Kran air
2. Botol bervolume 600 ml atau 1,5 liter
3. Stopwatch
4. Micrometer skrup

C. TEORI
Debit air adalah banyaknya volume zat cair yang mengalir pada tiap satu satuan waktu, biasanya
dinyatakan dalam satuan liter/detik atau dalam satuan meter kubik (m3) per detik.

Rumus menghitung debit air:

Debit = Volume = m3
Waktu Detik

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan kran air dan letakkan botol di bawah kran
2. Buka kran secara maksimal dan catat waktu kran untuk memenuhi botol air tersebut
3. Lakukan langkah-langkah di atas dengan menggunakan jenis kran yang berbeda-beda

E. DATA
Luas penampang Volume yang diisi
Jenis kran Waktu (s) Debit air (m3/s)
kran (m2) (m3)

F. PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi debit air kran?
2. Jika seseorang ingin mengisi ember dengan air sebanyak 5 liter, tentukan berapa waktu yang
diperlukan untuk mengisi air sampai penuh! (Gunakan data debit pada tiap-tiap kran)

G. KESIMPULAN

36
PERCOBAAN TEORI TORRICELI
A. TUJUAN
Untuk menyelidiki konsep Hukum Bernoulli pada fluida yang diam

B. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop
2. Mistar
3. Media PhET
4. LCD
5. Kalkulator

C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Setiap kelompok menyiapkan media simulasi interaktif PhET dengan judul fluid pressure
and flow yang diinstal pada laptop.
2. Memilih tema simulasi water tower seperti gambar berikut:

3. Mengukur tinggi tangki terhadap tanah (h2) dengan menggeser penutup tangki ke atas.
4. Memilih pengaturan manual terlebih dahulu kemudian membuka penutup tangki samping
kanan bawah sehingga air mengalir keluar dari tangki dan jatuh ke tanah.
5. Setelah air dalam tangki berkurang, memilih pengaturan match leakage agar aliran air yang
keluar, kecepatannya konstan.
6. Mengukur kedalaman lubang tangki (h) dari permukaan air.
7. Mengukur jarak jatuhnya air di tanah (x) dengan mistar.
8. Meletakkan pengukur kelajuan/speed (v) tepat pada lubang bawah tangki seperti gambar.
9. Melakukan screenshoot laman simulasi pada saat airnya jatuh.
10.Mencatat data pada tabel.
11.Mengulangi langkah 4 sampai 10 dengan kedalaman lubang tangki (h) yang berbeda.
12.Membandingkan nilai kelajuan air pada simulasi percobaan dengan hasil perhitungan secara
matematis.
13.Menghitung pula waktu yang dibutuhkan air untuk jatuh ke tanah.

37
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
P Ketinggian Kedalaman Jarak Kecepatan Kecepatan jatuh air Waktu jatuh air
er Tangki: Lubang Jatuh Air: Jatuh Air hasil matematis: hasil matematis:
c. (h2) meter Tangki: (x) meter Hasil v = √𝟐𝒈𝒉 (m/s) t = √𝟐𝒉𝟐 (s)
(h) meter Simulasi: 𝒈
(v) m/s
1

Analisis Data:
1. Bagaimanakah hasil percobaan menentukan kecepatan jatuh air
berdasarkan hasil simulasidibandingan dengan hasil matematis? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
............

2. Bagaimanakah hubungan perubahan kedalaman lubang tangki terhadap


nilai kecepatan danwaktu jatuh air ke tanah? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
............

38
E. SIMPULAN
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………...
.........

39
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan


masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, megumpulkan
dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran
inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan
masalah yang diberikan guru.
2. Ciri utama model pembelajaran inkuiri yaitu: 1) menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal, 2) aktivitas siswa diarahkan untuk menemukan
jawaban sendiri, 3) untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis dan logis.
3. Tujuan utama pembelajaran melalui model Inquiry Based Learning ini adalah
menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan
keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan
mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
4. Prinsip-prinsip model pembelajaran inkuiri yaitu: 1) berorientasi pada
pengembangan intelektual, 2) prinsip interaksi, 3) prinsip bertanya, 4) prinsip
belajar untuk berpikir, 5) prinsip keterbukaan.
5. Model pembelajaran inkuiri terdiri dari 3 jenis yaitu guided inquiry (inkuiri
terbimbing), inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi.
6. Langkah model pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan.
7. Sistem sosial yang dikembangkan dalam model ini adalah sesuai dengan
perhatian Suchman yaitu bekerjasama dan teliti.
8. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, ada pola kegiatan yang
menggambarkan cara dosen atau guru dalam melihat dan memperlakukan para
mahasiswa atau siswanya, termasuk cara dosen memberikan respon terhadap
mahasiswa atau guru terhadap siswanya. Pola kegiatan guru atau dosen dalam
memperlakukan atau memberikan respon pada mahasiswa atau pada siswanya

40
tersebut disebut prinsip reaksi.
9. Sistem pendukung suatu model pembelajaran adalah semua sarana,
bahan/perangkat pembelajaran, dan alat/media pembelajaran yang mendukung
pelaksanaan model tersebut.
10. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman
belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah
sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuiri memungkinkan
siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi
integrasi berbagai disiplin ilmu.
11. Kelebihan model pembelajaran inkuiri diantaranya terjadi peningkatan
kemampuan, meningkatkan keterampilan siswa, membantu guru untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, langkah/sintaks pembelajaran yang baik,
juga diskusi yang baik.
12. Kekurangan model pembelajaran inkuiri yaitu permasalahan waktu yang
dialokasikan, dan juga Ketika pembelajaran inkuiri yang selalu disetting dalam
kelompok-kelompok ini berlangsung, biasanya ada beberapa siswa yang
kurang aktif dalam kelompoknya.

B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu diharapkan kepada
dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar makalah ini lebih baik untuk
selanjutnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.


Anam Khoirul, M.A 2015, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bruner, J. S. (1960). The Process of Education. Cambridge, MA: Harvard University
Press.
Bruner, J. S. (1961). The act of discovery. Harvard Educational Review, 31(1), 21-32.
Dewey, J. (1910). How We Think. Boston, MA: D.C. Heath & Co.
Dewey, J. (1916). Democracy and education. New York: Macmillan.
E. Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.
Echols, M dan hassan shadily. 2003. Kamus Indonesia Inggris. Jakarta: PT Gramedia
Gulo, W. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Harlen, W. (2015). Inquiry-Based Learning: The Power of Asking the Right Questions.
London: Bloomsbury Academic.
Haury, D. L. (1993). Teaching Science through Inquiry. Columbus, OH: ERIC
Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. ED
359048.
Indrawati. (2011). Perencanaan Pembelajaran Fisika: Model-Model Pembelajaran.
Jember: Universitas Jember
Joyce, B., & Weil, M. (1996). Models of Teaching. Allyn & Bacon.
Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model Model Pembelajaran Inovatif.
Surabaya: Unesa University Press.
Kirschner, P. A., Sweller, J., & Clark, R. E. (2006). Why Minimal Guidance During
Instruction Does Not Work: An Analysis of the Failure of Constructivist,
Discovery, Problem-Based, Experiential, and Inquiry-Based Teaching.
Educational Psychologist, 41(2), 75-86.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 1999. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
National Research Council. (2000). Inquiry and the National Science Education

42
Standards: A Guide for Teaching and Learning. Washington, DC: National
Academy Press.
Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Suciati, 2001, Motivasi dan Teori Belajar, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas
Terbuka, Jakarta
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

43

Anda mungkin juga menyukai