OLEH :
Hilmi Rizki Anjani (22175010)
Korry Nilyani (22175013)
Nadya Syahdi (22175017)
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Fatni Mufit, M.Si
Dr. Asrizal, M.Si
JURUSAN FISIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
Fisika.
karena bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
Pengembangan Model Pembelajaran Fisika, Ibu Dr. Fatni Mufit, M.Si dan Bapak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini dapat
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam
proses pembelajaran di kelas, siswa diarahkan kepada kemampuan untuk
menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi dan mengaplikasikan
informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. hal ini mengakibatkan ketika
anak lulus sekolah, mereka hanya pintar secara teoritis tetapi sangat miskin
aplikasi.
1
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan materi yang diberikan dapat lebih bermakna
bagi siswa. Untuk itu penulis akan membahas tentang model pembelajaran
inquiry.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian model pembelajaran inquiry?
2. Apa landasan teori dan filosofis model pembelajaran inkuiri?
3. Apa karakteristik model pembelajaran inquiry?
4. Apa tujuan model pembelajaran inquiry?
5. Apa saja prinsip-prinsip model pembelajaran inquiry?
6. Apa saja unsur-unsur model pembelajaran inquiry?
7. Apa langkah/sintaks model pembelajaran inquiry?
8. Bagaimana sistem sosial model pembelajaran inquiry?
9. Bagaimana prinsip reaksi model pembelajaran inquiry?
10. Bagaimana sistem pendukung model pembelajaran inquiry?
11. Bagaimana penerapan model pembelajaran inquiry?
12. Apa saja kelebihan model pembelajaran inquiry?
13. Apa saja kekurangan model pembelajaran inquiry?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran inquiry
2. Untuk mengetahui landasan teori dan filosofis model pembelajaran
inkuiri.
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran inquiry
4. Untuk mengetahui tujuan model pembelajaran inquiry
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip model pembelajaran inquiry
6. Untuk mengetahui unsur-unsur model pembelajaran inquiry
2
7. Untuk mengetahui langkah/sintaks model pembelajaran inquiry
8. Untuk mengetahui sistem sosial model pembelajaran inquiry
9. Untuk mengetahui prinsip reaksi model pembelajaran inquiry
10. Untuk mengetahui sistem pendukung model pembelajaran inquiry
11. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran inquiry
12. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran inquiry
13. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran inquiry
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan referensi bacaan bagi pembaca.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana model
pembelajaran inquiry.
3. Sebagai masukan bagi tenaga pendidik dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas.
3
BAB II
KERANGKA TEORI
4
pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun
metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang
peran penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu
menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi, melontarkan
pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik.
National Science Education Standards (NSES) mendefinisikan inkuiri
sebagai aktivitas beraneka ragam yang meliputi observasi, membuat pertanyaan,
memeriksa buku-buku atau sumber informasi lain untuk melihat apa yang telah
diketahui; merencanakan investigasi; memeriksa kembali apa yang telah diketahui
menurut bukti eksperimen; menggunakan alat untuk mengumpulkan,
menganalisa, dan menginterpretasikan data, mengajukan jawaban, penjelasan dan
prediksi, serta mengkomunikasikan hasil. Inkuri memerlukan identifikasi asumsi,
berpikir kritis dan logis, dan pertimbangan keterangan atau penjelasan alternatif.
Kata “Inquiry” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti mengadakan
penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan” (Echols dan
Hassan Shadily, 2003: 323). Sedangkan menurut “Gulo (2005:84) inkuiri berarti
pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan”. Alfred Novak (Haury, 1993)
mendefinikan bahwa “inquiry merupakan usaha manusia untuk menjelaskan
secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu”. Dengan
kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif pencarian
pengetahuan untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu
pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau
mempelajari suatu gejala. Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu
mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang
disajikan guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi
siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai
pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru. Inquiry Based Learning (IBL) adalah sebuah teknik
mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui
5
penggunaan cara-cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal
ini akan memerlukan banyak waktu dalam persiapannya.
Inquiry Based Learning biasanya berupa kerja kolaboratif. Kelas dibagi ke
dalam kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok diberi sebuah pertanyaan atau
permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok bekerja bersama
mengembangkan proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk menemukan
jawabannya. Karena inquiry_based learning berbasis pertanyaan, maka guru harus
menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa dapat
mengembangkan pikirannya. Siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba
menemukan sendiri konsep yang diajarkan. Lebih dari itu, jika siswa juga diberi
kesempatan untuk mengukur kemajuan belajarnya sendiri, maka hal ini akan
membantu mereka belajar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, megumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam pembelajaran inkuiri ini
siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan masalah yang
diberikan guru.
6
langsung dan praktis dalam pembelajaran, serta pentingnya terlibat dalam refleksi
dan tindakan yang bermakna. Filsafat ini juga menekankan pada pentingnya
pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang berguna dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bruner (1961) menyatakan bahwa "Pendidikan adalah suatu proses
konstruktif dimana siswa secara aktif dan kreatif membangun pengetahuan baru
berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan pengetahuan yang sudah ada".
Sementara itu, Dewey (1916) berpendapat bahwa "Pendidikan tidak seharusnya
disamakan dengan pengajaran, melainkan sebagai suatu proses di mana
pengalaman yang berarti dan penting dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran
siswa".
Model inquiry ini berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahunanya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam disekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indra pengecapan, pendengaran, penglihatan dan
indra_indra lainnya.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri ini, yaitu :
a) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
menari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.
b) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Dengan
demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
c) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.
7
D. Tujuan model pembelajaran inquiry
8
pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa
dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang
sedang dipelajarinya.
d) Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah
fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think),
yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
9
perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan.
Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data
diberikan oleh guru.
Pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang
ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya
adalah inkuiri role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok
tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator
kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasian proses.
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian
peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui
pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
10
teka-teki itu. Dikatakan teka_teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji
disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akanmemperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan
logis.
d. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban
yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Gulo (2005) menyatakan
11
bahwa inquiry tidak hanya mengembangkan kemampuan dan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan emosional dan ketrampilan
inquiry merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskn masalah,
merumuskan hipotesis , mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat
kesimpulan Di dalam sistem belajar-mengajar ini, guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuknya yang final, tetapi peserta didik yang diberi
peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
mempergunakanteknik pendekatan pemecahan masalah.
Secara garis besar prosedurnya sebagai berikut:
Stimulation : Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau
menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan.
Problem statement : peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang
paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih
ini selanjutnya harus dirumuskan dalam pertanyaan atau hipotesis
(pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan tersebut).
Data collection : untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis itu.peserta dididk diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca
literatur, mengamati objeknya, mewawancarai narasumber, mencoba (uji
coba) sendiri dan sebagainya.
Data processing : semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi,
dan sebagainya) itu diolah diacak diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan
kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan dengan tingkat
kepercayaan tertentu.
Verification : berdasarkan hasil olahan dan tafsiran atau informasi yang
ada tersebut (available information), pertanyaan atau hipotesis yang
dirumuskan terlebih dahulu kemudian dicek, ataukah apakah terjawab
atau, dengan kata lain terbukti atau tidak.
Generalization : tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa
12
belajar menarik generalisasi/ kesimpulan tertentu.
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu ada interaksi sosial atau interaksi
antarmanusia. Interaksi tersebut bisa terjadi antara guru dan siswa, antara siswa
dan siswa, antara kelompok siswa dengan kelompok siswa yang lain. Bentuk
intraksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah siswa atau
mahasiswa (besar atau kecil), latar belakang, kemampuan, dan kematangan siswa
atau mahasiswa, atau bahkan masalah jenis kelamin dan etnis. Setiap model
pembelajaran mensyaratkan situasi atau suasana dan norma tertentu. Situasi atau
suasana dan norma yang berlaku dalam suatu model pembelajaran disebut sistem
sosial. Untuk itu, ketika menerapkan model pembelajaran tertentu Anda harus
mempertimbangkan kemungkinan sistem sosial model yang Anda tetapkan cocok
dengan situasi atau suasana di kelas atau lingkungan belajar yang Anda miliki.
Contoh sistem sosial “Model Pencapaian Konsep” adalah bahwa model ini
memiliki struktur yang moderat. Dalam kegiatan belajar mengajar guru atau
instruktur mengendalikan aktivitas pembelajaran, tetapi dapat dikembangkan
menjadi kegiatan dialog bebas dalam fase itu. Interaksi antarpebelajar dipandu
atau digerakkan oleh pembelajar.
Sistem sosial yang dikembangkan dalam model ini adalah sesuai dengan
perhatian Suchman yaitu bekerjasama dan teliti. Meskipun model latihan inkuari
ini tersusun dengan baik, dengan banyak dikontrol oleh guru, lingkungan terbuka
untuk semua ide yang relevan; guru dan siswa secara bersama-sama berpartisipasi
terhadap ide yang dikenai. Lebih-lebih, guru harus meyakinkan siswa untuk
berinisiatif menemukan sebanyak mungkin. Jika siswa belajar prinsip inkuari,
struktur dapat berkembang meliputi penggunaan materi sumber, dialog dengan
siswa lain, eksperimentasi, dan diskusi dengan guru.
13
mahasiswa atau siswanya, termasuk cara dosen memberikan respon terhadap
mahasiswa atau guru terhadap siswanya. Pola kegiatan guru atau dosen dalam
memperlakukan atau memberikan respon pada mahasiswa atau pada siswanya
tersebut disebut prinsip reaksi. Oleh karena itu, ketika Anda menerapkan atau
menggunakan model pembelajaran tertentu, Anda harus mempunyai kemampuan
cara memberikan respon pada siswa atau mahasiswa sesuai dengan pola atau
prinsip reaksi yang berlaku dalam model tersebut. Misalnya dalam Model
Pencapaian Konsep, berikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat
hipotesis dari diskusi-diskusi yang berlangsung, berikan bantuan kepada para
pebelajar dalam mempertimbangkan hipotesis yang satu dari yang lainnya,
pusatkan perhatian para pebelajar terhadap contoh-contoh yang spesifik, dan
berikan bantuan kepada para pebelajar dalam mendiskusikan dan menilai strategi
berpikir yang mereka gunakan.
Reaksi yang paling penting dari guru adalah pada fase kedua dan fase
ketiga. Selama fase kedua, tugas guru adalah membantu siswa menemukan tetapi
bukan melakukan penelitian untuk mereka. Jika guru ditanya dengan pertanyaan
yang tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”, dia harus bertanya pada siswa
untuk mengungkapkan kembali pertanyaan agar supaya usaha-usaha mereka
mengumpulkan data dan menghubungkannya dengan situasi masalah. Jika perlu,
guru dapat menjaga inkuiri berpindah dengan membuat informasi baru yang
tersedia untuk kelompok dan dengan memfokuskan pada kejadiankejadian
masalah khusus atau dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Selama fase
terakhir, tugas guru adalah menjaga inkuiri mengarah pada proses investigasi
sendiri.
14
siswa dan buku- buku pendukung lainnya, (b) lembar kegiatan siswa (LKS), (c)
Media pembelajaran seperti papan tulis, LCD, chart, macro media flash 8, alat dan
bahan percobaan dan (d)perangkat evaluasi.
Daya pendukung yang paling mendasar dalam pembelajaran dengan model
Inquiry Learning ini adalah adanya materi ajar yang akan diperlajari. Dalam
hubungan ini, sistem pendukung itu berupa kemampuan/keterampilan dan
fasilitas-fasilitas teknis. Daya pendukung diturunkan dari dua sumber yaitu
kekhususan-kekhususan peranan pembelajar dan tuntutan pebelajar. Fasilitas-
fasilitas yang sangat penting untuk daya dukung itu adalah ruang kelas yang
nyaman untuk proses pembelajaran, kemudian sarana prasarana seperti kursi,
meja, papan tulis, dan masih banyak lagi. Daya dukung sangat berperan besar di
dalam proses pembelajaran, karena tanpa daya pendukung proses pembelajaran
akan kurang atau tidak nyaman.
Menurut Anam (2015 : 15) faktor pendukung dari strategi pembelajaran
inkuiri yaitu: (a) Real Life Skills, Siswa belajar tentang hal-hal penting namun
mudah dilakukan, individu didorong untuk melakukan bukan hanya diam dan
mendengarkan; (b) Open Ended Topic, tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa
bersumber dari mana saja, buku pelajaran, pengalaman diri sendiri atau orang lain,
internet, televisi, radio, dan seterusnya. Siswa akan belajar lebih banyak; (c)
Intuitif, imajinatif, inovatif. Siswa belajar dengan menegrahkan seluruh potensi
yang mereka miliki, mulai dari kreativitas hingga imajinasi. Individu akan
menjadi pembelajar aktif, out of the box, individu akan belajar karena
membutuhkan, bukan sekedar kewajiban; (d) Peluang melakukan penemuan.
Dengan berbagai observasi dan eksperimen, individu memiliki peluang besar
untuk melakukan penemuan. Individu akan segera mendapat hasil dari materi atau
topik yang mereka pelajar.
Bruner (dalam Anam 2015: 16) mengemukakan faktor pendukung strategi
pembelajaran inkuiri antara lain; (a) individu akan memahami konsep-konsep
dasar dan ide-ide lebih baik; (b) membantu dalam menggunakan daya ingat dan
transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru; (c) situasi proses belajar
menjadi lebih merangsang; (d) individu bekerja dan berpikir atas pemikirannya
15
sendiri.
Putra (2015 : 104) mengemukakan tentang faktor pendukung strategi
pembelajaran inkuiri antara lain: (a) SPI meningkatkan potensi intelektual siswa.
Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan
pengalaman sendiri; (b) Ketergantungan siswa tehadap kepuasan ekstrinsik
bergeser kearah kepuasan intrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri
sampai dapat memecahkan masalah yang ada akan meningkatkan kepuasan
intelektualnya yang datang dari dalam dirinya; (c) Siswa memperoleh
pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung dalam proses
penemuan; (d) Belajar melalui inkuiri bisa memperpanjang proses ingatan.
Pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran sendiri pun akan lebih mudah diingat;
(e) Belajar dengan inkuiri, siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan ideide
dengan baik; (f) Pengajaran menjadi terpusat pada siswa. Salah satu prinsip
psikologi belajar menyatakan bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran, semakin besar pula kemampuan belajar siswa tersebut.
Pembelajaran inkuiri tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung jawab,
komunikasi, dan lain sebagainya; (g) Proses pembelajaran inkuiri dapat
membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan kemungkinan
kepadanya untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara
baik; (h) Tingkat harapan meningkat. Tingkat harapan merupakan bagian dari
konsep diri. Ini berarti siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat
menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya;
(i) Strategi pembelajaran pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat.
Manusia memiliki berbagai macam bakat, salah satunya adalah bakat akademik,
semakin banyak jebebasan dalam proses pembelajaran, semakin besar
kemungkinan siswa untuk mengembangkan bakat lainnya seperti kreatif, sosial,
dan lain sebagainya; (j) Strategi pembelajaran pembelajaran inkuiri dapat
menghindarkan siswa dari belajar secara hafalan. Pembelajaran inkuiri
16
menekankan kepada siswa untuk menemukan makna dari lingkungan
sekelilingnya; (k) Strategi pembelajaran pembelajaran inkuiri memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencerna dan mengatur informasi yang
didapatkan.
17
L. Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry
18
ilmiah) yang menjadi dasar langkah-langkah (sintaks) pembelajaran akan
terotomatisasi dalam diri siswa sehingga ketika mereka berhadapan dengan
masalah (juga di dunia nyata/kehidupan sehari-hari), maka mereka akan
menerapkan keterampilan ini.
5. Konsep-konsep dasar suatu materi pembelajaran akan dapat diingat dan
mengendap dengan baik dalam memori siswa. Konsep-konsep dasar suatu
pengetahuan sangat penting bagi perkembangan kognitif siswa sehingga
akan memudahkan mereka menyerap informasi lainnya yang berhubungan.
6. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri memungkinkan siswa
mempunyai waktu yang cukup untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
setiap informasi yang relevan yang mereka peroleh, sehingga pengetahuan
yang mereka miliki akan semakin mantap, luas dan mendalam.
7. Model pembelajaran inkuiri memberikan dorongan secara tidak langsung
kepada siswa untuk bekerja sama, bersikap objektif, jujur, percaya diri,
penuh tanggung jawab, berbagi tugas dan sebagainya. Pada intinya,
beragam keterampilan akan dikuasai oleh siswa dan secara terus-menerus
terasah dalam penerapan model pembelajaran inkuiri ini.
8. Bagi siswa, ketika mereka belajar dengan model pembelajaran inkuiri,
mereka akan tahu bahwa sumber informasi itu bisa datang dari mana saja,
tidak melulu dari guru. Dan ini sangat penting untuk menjadikan mereka
sebagai orang-orang yang rajin mencari dan menggunakan informasi dari
beragam sumber, memilah-milahnya untuk mengambil yang relevan dengan
kebutuhan mereka dan kemudian mengolahnya untuk menjadikannya
sebagai pengetahuan bagi diri mereka sendiri.
9. Bagi guru yang selalu tanpa sadar terjebak dalam pola tradisional
(pembelajaran berpusat pada guru, dan pembelajaran dikuasai oleh guru),
akan dapat mereduksi kemungkinan ini dan secara berangsur-angsur guru
akan bisa menahan diri sehingga siswa tidak melulu memperoleh informasi
dari guru saja, tetapi memungkinkan kelas menjadi lebih hidup dan dinamis
dengan munculnya diskusi-diskusi di dalam kelompok dan arus pertukaran
informasi yang lebih banyak dan bermakna.
19
10. Saat diskusi-diskusi atau pertanyaan-pertanyaan dilontarkan oleh siswa
kepada guru atau kepada siswa lain di kelas tersebut, maka dengan mudah
guru dapat mengambil keuntungan lain, yaitu ia dapat sekaligus mengetahui
dan mengecek pemahaman dan penguasaan siswa terhadap suatu materi
pembelajaran atau suatu permasalahan.
20
handal sangat diperlukan. Bersama latihan dan pembelajaran yang lebih
sering, kendala kehilangan arah ini akan dapat direduksi dengan lebih baik.
3. Pada akhir suatu pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran
inkuri, bisa saja setelah segala upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh
siswa dan kelompoknya ternyata membuahkan hasil yang salah, keliru,
kurang lengkap, atau kurang bagus. Ini bisa jadi akan dapat menurunkan
motivasi belajar mereka. Oleh karena itu guru perlu hati-hati dan "awas"
terhadap apa yang sedang berlangsung di dalam kelompok-kelompok
belajar di kelasnya agar setiap pembelajaran yang dilaksanakan memberikan
hasil yang memuaskan bagi siswa.
4. Akan terjadi hambatan dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri ini
pada siswa-siswa yang telah terbiasa menerima informasi dari guru. Siswa-
siswa yang tidak terbiasa akan ragu-ragu dalam bertindak sehingga
seringkali pembelajaran macet di tengah jalan. Kesabaran guru di awal-awal
pelaksanaan model pembelajaran ini sangat diperlukan. Ketika siswa mulai
terbiasa, keragu-raguan dalam bertindak, mencari informasi, mengolahnya
untuk kemudian membuat simpulan berdasarkan versi mereka sendiri akan
lebih mudah dan lancar.
5. Jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak, maka guru mungkin akan
mengalami kesulitan untuk memfasilitasi proses belajar seluruh siswa.
6. Ketika pembelajaran inkuiri yang selalu disetting dalam kelompok-
kelompok ini berlangsung, biasanya ada beberapa siswa yang kurang aktif
dalam kelompoknya. Bagaimana cara guru memotivasi dan membantu
21
PETA KONSEP MODEL
INKUIRY
mengembangkan Merumuskan
Prinsip Bertanya Hipotesis
kemampuan berpikir
secara sistematis, logis,
dan kritis
Prinsip Belajar Mengumpulkan
untuk Berpikir data
Prinsip Menguji
Keterbukaan hipotesis
Merumuskan
kesimpulan
22
O. Desain Model Pembelajaran Inkuiri pada RPP
23
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI INTI
KI -1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI -2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif,
dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI -3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI -4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
3.4. Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam 4.4. Memodifikasi ide/gagasan proyek
teknologi sederhana yang menerapkan
prinsip dinamika fluida
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.1 Siswa dapat menjelaskan karakteristik fluida 4.4.1 Siswa dapat melakukan
dinamik. pengamatan
3.4.2 Siswa dapat mendeskripsikan karakteristik fluida 4.4.2 Siswa dapat menyusun alat dan
ideal. bahan sesuai dengan prosedur
3.4.3 Siswa dapat menentukan debit fluida pada luasan percobaan.
dan kecepatan tertentu. 4.4.3 Siswa dapat menentukan variabel
3.4.4 Siswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas. dalam percobaan.
3.4.5 Siswa dapat menjelaskan persamaan Bernoulli. 4.4.4 Siswa dapat melakukan
24
3.4.6 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada percobaan dan berdiskusi tentang
pipa mendatar. hukum Bernoulli.
3.4.7 Siswa dapat menerapkan konsep hukum Bernoulli 4.4.5 Siswa dapat mendemonstrasikan
pada fluida yang diam. terjadinya gaya angkat pada
3.4.8 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada sayap pesawat terbang.
venturimeter.
3.4.9 Siswa dapat menjelaskan contoh penerapan
lainnya tentang hukum Bernoulli
3.4.10 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya angkat pesawat terbang.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing, peserta didik dapat menerapkan prinsip
fluida dinamik dalam teknologi serta memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang
menerapkan prinsip dinamika fluida.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta
Pesawat terbang
Air mengalir
Pipa air
Alat penyemprot
Venturimeter
Konsep
Fluida ideal
Debit
Kontinuitas
Prinsip
Hukum Bernoulli
Teori Torricelli
Prosedur
Mendiskusikan tentang Hukum Bernoulli
E. METODE PEMBELAJARAN
Model : Inquiry Learning
Pendekatan : Saintifik
Metode : Tanya jawab, studi pustaka, pengamatan dan diskusi
25
3. Alat :
Ember Kursi kecil
Gayung Kertas HVS
Selang 1 meter
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD 4.4
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.1 Siswa dapat menjelaskan karakteristik fluida 4.4.1 Siswa dapat melakukan
dinamik. pengamatan
3.4.2 Siswa dapat mendeskripsikan karakteristik fluida
ideal.
3.4.3 Siswa dapat menentukan debit fluida pada luasan
dan kecepatan tertentu.
3.4.4 Siswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas. PPK
(Religius)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran
dimulai.
Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. 10
Pendahuluan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah menit
dipelajari sebelumnya, yaitu tentang fluida statis.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
pembelajarannya.
Mengamati 75
Guru meminta siswa untuk mengamati air yang dialirkan dari menit
selang, aliran sungai, asap dari lilin yang sudah mati serta
beberapa tayangan gambar tentang berbagai bentuk aliran air.
Mempertanyakan
Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai gambar tersebut. Kemudian, siswa diharapkan mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri, tanpa ada rasa takut dan
Inti salah. Contoh pertanyaan: “Bagaimanakah bentuk aliran air yang
keluar dari selang jika kecepatannya kecil?” PPK (rasa ingin tahu)
Eksperimen/explore
Guru meminta siswa berdiskusi tentang fluida ideal, debit, dan
persamaan kontinuitas.
Guru mengarahkan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam
kelompoknya.
Siswa melakukan percobaan untuk menerapkan persamaan debit
26
Collaboration, Critical Thinking
27
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
dan asas kontinuitas pada keran.
Asosiasi
Siswa diminta berdiskusi tentang fluida ideal dan persamaan
kontinuitas, serta membahas hasil percobaan.
Komunikasi Communication
Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
Laporan dikumpulkan pada guru dan dipresentasikan di depan
kelas.
Guru menilai jalan diskusi. Guru juga mengarahkan siswa pada
kesimpulan mengenai percobaan yang telah dilakukan.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini,
serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
berupa adanya ilmu Fisika. 10
Penutup
Menjawab pertanyaan yang ada di awal dengan mengaitkan menit
dengan pembelajaran hari ini.
Meminta siswa mempelajari konsep tentang hukum Bernoulli
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD 4.4
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.4 Siswa dapat menjelaskan persamaan kontinuitas. 4.4.1 Siswa dapat melakukan
3.4.5 Siswa dapat menjelaskan persamaan Bernoulli. pengamatan
3.4.6 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada 4.4.2 Siswa dapat menyusun alat dan
pipa mendatar. bahan sesuai dengan prosedur
3.4.7 Siswa dapat menerapkan konsep hukum Bernoulli percobaan.
pada fluida yang diam. 4.4.3 Siswa dapat menentukan variabel
dalam percobaan.
4.4.4 Siswa dapat melakukan
percobaan dan berdiskusi tentang
hukum Bernoulli.
PPK (Religius)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran
dimulai.
Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah
Pendahuluan 5 menit
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
pembelajarannya.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
28
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Mengamati
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, guru
meminta siswa untuk mengamati tayangan gambar pipa-pipa
PDAM, tangki air, dan video tentang animasi hukum Bernoulli
Mempertanyakan
Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai gambar tersebut. Contoh pertanyaan: “Bagaimanakah
menentukan besar tekanan pada pipa mendatar?”
Bagaimana pula cara menentukan besar kecepatan air yang
keluar dari tangki yang bocor?”
Eksperimen/explore PPK (rasa ingin tahu, gemar baca)
29
Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari KD 3.4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD 4.4
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.8 Siswa dapat menerapkan hukum Bernoulli pada 4.4.5 Siswa dapat mendemonstrasikan
venturimeter. terjadinya gaya angkat pada
3.4.9 Siswa dapat menjelaskan contoh penerapan sayap pesawat terbang.
lainnya tentang hukum Bernoulli
3.4.10 Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya angkat pesawat terbang.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran
dimulai. PPK (Religius)
Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. 5 menit
Pendahuluan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
pembelajarannya.
Mengamati 75
menit
Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, guru meminta
siswa untuk mengamati tayangan gambar pesawat terbang, alat
penyemprot nyamuk, dan parfum.
Guru juga dapat meminta siswa untuk melakukan demonstrasi
meniup selembar kertas.
Mempertanyakan
Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai gambar tersebut. Contoh pertanyaan: “Mengapa
pesawat terbang yang berbobot besar dapat terangkat atau
terbang ke udara?”
PPK (rasa ingin tahu, ge mar baca)
Eksperimen/explore
Inti Siswa diminta untuk menggali informasi tentang penerapan
persamaan Bernoulli pada tabung pitot dari berbagai sumber
referensi dan internet.
Kemudian, siswa diminta untuk melakukan percobaan tentang cara
kerja gaya angkat pesawat terbang. Guru mengarahkan agar semua
siswa dapat terlibat aktif dalam kelompoknya
Collaboration, Crit ical Thinking
Asosiasi
Guru meminta siswa berdiskusi tentang penerapan persamaan
Bernoulli pada tabung pitot dan membahas hasil percobaan.
Guru mengarahkan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam
kelompoknya dan mengembangkan sikap ilmiah. Dari percobaan
diperoleh:
Jika kertas ditiup dari arah bawah maka akan naik ke atas. Hal itu
30
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
karena tekanan di atas permukaan kertas lebih kecil dibandingkan
dengan tekanan yang ada di permukaan bawah kertas, sehingga
menyebabkan kertas terangkat ke atas. Jika kertas ditiup dari arah
atas maka kertas akan bergerak ke bawah. Hal itu karena tekanan
di atas permukaan kertas lebih besar dibandingkan dengan
tekanan yang ada di permukaan bawah kertas, sehingga
menyebabkan kertas terangkat ke atas.
Communication
Komunikasi
Setiap kelompok siswa menyampaikan hasil diskusinya.
Guru juga mengarahkan siswa pada kesimpulan mengenai
percobaan yang telah dilakukan.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini,
serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
10
Penutup berupa adanya ilmu Fisika.
menit
Memberikan tugas pada siswa untuk mengetahui capaian
pemahaman.
2. Instrumen
a. Penilaian Sikap
1) Lembar Pengamatan Sikap
Nama Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
No Aspek
1 2 3 4 5
Mengagumi ruang
lingkup Fisika
1
ciptaan Tuhan yang
Maha Esa.
2 Kehadiran siswa
3 Partisipasi
4 Presentasi dan diskusi
31
2) Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek Rubrik
Mengagumi ruang 4 : Mimik wajah senang, bersemangat, tertarik terhadap
lingkup Fisika pembelajaran yang dilaksanakan
ciptaan Tuhan 3 : Mimik wajah senang, tertarik, tapi tidak bersemangat
yang Maha Esa. terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
1.
2 : Mimik wajah senang, bersemangat, tetapi tidak tertarik
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
1 : Mimik wajah tidak senang, tertarik, dan bersemangat
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
4 : Datang tepat waktu
3 : Terlambat 3 menit
2. Kehadiran siswa
2 : Terlambat 5 menit
1 : Terlambat 7 menit
4 : aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
3 : aktif bertanya atau menjawab pertanyaan
3. Partisipasi
2 : bertanya sekali dan menjawab sekali
1 : tidak pernah menjawab dan bertanya
4 : presenter
Presentasi dan 3 : aktif bertanya
4.
diskusi 2 : membantu menjawab pertanyaan
1 : tidak berkontribusi
b. Penilaian Keterampilan
1) Lembar Pengamatan Keterampilan
Nama Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
No Aspek
1 2 3 4 5
Pemilihan alat dan
1
bahan
Menyusun alat dan
bahan dengan tepat
2
dan memperhatikan
keselamatan
Melakukan percobaan
3 berdasarkan pada
prosedur
Menggunakan dan
4
membaca alat ukur.
5 Hasil pengukuran
Alat yang digunakan
6
rapi dan bersih.
32
2) Rubrik Penilaian Keterampilan
No Aspek Rubrik
1 Pemilihan alat dan bahan 4 : berdasarkan pada prosedur
3 : melebihi pada prosedur
2 : kurang dari pada prosedur
1 : tak memilih
2 Menyusun alat dan bahan 4 : Menyusun alat dan bahan dengan
dengan tepat dan tepat dan memperhatikan keselamatan
memperhatikan keselamatan 3 : Menyusun alat dan bahan dengan kurang tepat
dan memperhatikan keselamatan
2 : Menyusun alat dan bahan dengan tepat dan tidak
memperhatikan keselamatan.
1 : Menyusun alat dan bahan dengan tidak tepat dan
tidak memperhatikan keselamatan
3 Melakukan percobaan 4 : melakukan semua prosedur
berdasarkan pada prosedur 3 : tidak melakukan 2-3 poin dalam prosedur
2 : tidak melakukan 4 poin dalam prosedur
1 : tidak melakukan percobaan berdasarkan prosedur
4 Menggunakan dan membaca 4 : dapat menggunakan dan membaca alat dengan
alat ukur. baik
3 : dapat menggunakannya, tetapi tidak dapat
membacanya
2 : tidak dapat menggunakannya, tetapi dapat
membacanya
1 : tidak dapat menggunakan dan membacanya
5 Hasil pengukuran 4 : semua hasil memiliki ketelitian yang tinggi
3 : hampir semua hasil memiliki ketelitian yang
tinggi
2 : hampir semua memiliki ketelitian yang rendah
1 : semua hasil tidak memiliki ketelitian
6 Alat yang digunakan rapi 4: Alat yang digunakan rapi dan bersih.
dan bersih. 3: Alat yang digunakan tidak rapi dan bersih.
2: Alat yang digunakan rapi tetapi tidak bersih.
1: Alat yang digunakan tidak rapi dan tidak bersih.
33
c. Penilaian Pengetahuan
1. Petugas PDAM sedang mengisi bak penampungan air dari mobil tangki sebesar 120 liter
dalam waktu 4 menit. Debit air yang keluar dari selang tangki tersebut adalah ......(1 liter =
1 dm3)
-4 3
a. 1 x 10 m /s
-4 3
b. 2 x 10 m /s
-4 3
c. 3 x 10 m /s
-4 3
d. 4 x 10 m /s
-4 3
e. 5 x 10 m /s
2. Air mengalir pada suatu pipa yang luas penampangnya berbeda dengan perbandingan 1 :
2. Jika kecepatan air yang mengalir pada bagian pipa yang besar sebesar 40 m/s, maka
besarnya kecepatan air pada bagian pipa yang kecil sebesar ….
a. 20 m/s
b. 40 m/s
c. 80 m/s
d. 120 m/s
e. 160 m/s
3. Gambar berikut menunjukkan tangki penuh air yang dinding bagian bawahnya bocor.
Jika g = 10 m/s2, maka jarak pancaran maksimum di tanah yang diukur dari titik P….
a. 5 m
b. 10 m
c. 15 m
d. 20 m
e. 35 m
4. Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada
gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.
34
Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan
aliran air pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Besar tekanan
pada pipa kecil adalah ….
5
a. 1,0 x 10 Pa
5
b. 2,0 x 10 Pa
5
c. 3,0 x 10 Pa
5
d. 4,0 x 10 Pa
5
e. 5,0 x 10 Pa
5. Sayap pesawat terbang dirancang agar menghasilkan gaya angkat ke atas maksimal,
seperti gambar. Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P adalah tekanan udara, maka
sesuai dengan azas Bernoulli rancangan tersebut dibuat agar ....
35
A. TUJUAN
Menentukan debit air yang dikeluarkan oleh kran air.
C. TEORI
Debit air adalah banyaknya volume zat cair yang mengalir pada tiap satu satuan waktu, biasanya
dinyatakan dalam satuan liter/detik atau dalam satuan meter kubik (m3) per detik.
Debit = Volume = m3
Waktu Detik
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan kran air dan letakkan botol di bawah kran
2. Buka kran secara maksimal dan catat waktu kran untuk memenuhi botol air tersebut
3. Lakukan langkah-langkah di atas dengan menggunakan jenis kran yang berbeda-beda
E. DATA
Luas penampang Volume yang diisi
Jenis kran Waktu (s) Debit air (m3/s)
kran (m2) (m3)
F. PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi debit air kran?
2. Jika seseorang ingin mengisi ember dengan air sebanyak 5 liter, tentukan berapa waktu yang
diperlukan untuk mengisi air sampai penuh! (Gunakan data debit pada tiap-tiap kran)
G. KESIMPULAN
36
PERCOBAAN TEORI TORRICELI
A. TUJUAN
Untuk menyelidiki konsep Hukum Bernoulli pada fluida yang diam
C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Setiap kelompok menyiapkan media simulasi interaktif PhET dengan judul fluid pressure
and flow yang diinstal pada laptop.
2. Memilih tema simulasi water tower seperti gambar berikut:
3. Mengukur tinggi tangki terhadap tanah (h2) dengan menggeser penutup tangki ke atas.
4. Memilih pengaturan manual terlebih dahulu kemudian membuka penutup tangki samping
kanan bawah sehingga air mengalir keluar dari tangki dan jatuh ke tanah.
5. Setelah air dalam tangki berkurang, memilih pengaturan match leakage agar aliran air yang
keluar, kecepatannya konstan.
6. Mengukur kedalaman lubang tangki (h) dari permukaan air.
7. Mengukur jarak jatuhnya air di tanah (x) dengan mistar.
8. Meletakkan pengukur kelajuan/speed (v) tepat pada lubang bawah tangki seperti gambar.
9. Melakukan screenshoot laman simulasi pada saat airnya jatuh.
10.Mencatat data pada tabel.
11.Mengulangi langkah 4 sampai 10 dengan kedalaman lubang tangki (h) yang berbeda.
12.Membandingkan nilai kelajuan air pada simulasi percobaan dengan hasil perhitungan secara
matematis.
13.Menghitung pula waktu yang dibutuhkan air untuk jatuh ke tanah.
37
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
P Ketinggian Kedalaman Jarak Kecepatan Kecepatan jatuh air Waktu jatuh air
er Tangki: Lubang Jatuh Air: Jatuh Air hasil matematis: hasil matematis:
c. (h2) meter Tangki: (x) meter Hasil v = √𝟐𝒈𝒉 (m/s) t = √𝟐𝒉𝟐 (s)
(h) meter Simulasi: 𝒈
(v) m/s
1
Analisis Data:
1. Bagaimanakah hasil percobaan menentukan kecepatan jatuh air
berdasarkan hasil simulasidibandingan dengan hasil matematis? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
............
38
E. SIMPULAN
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………………...
.........
39
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
40
tersebut disebut prinsip reaksi.
9. Sistem pendukung suatu model pembelajaran adalah semua sarana,
bahan/perangkat pembelajaran, dan alat/media pembelajaran yang mendukung
pelaksanaan model tersebut.
10. Proses inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk memiliki pengalaman
belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah
sekaligus membuat keputusan. Pembelajaran berbasis inkuiri memungkinkan
siswa belajar sistem, karena pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi
integrasi berbagai disiplin ilmu.
11. Kelebihan model pembelajaran inkuiri diantaranya terjadi peningkatan
kemampuan, meningkatkan keterampilan siswa, membantu guru untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, langkah/sintaks pembelajaran yang baik,
juga diskusi yang baik.
12. Kekurangan model pembelajaran inkuiri yaitu permasalahan waktu yang
dialokasikan, dan juga Ketika pembelajaran inkuiri yang selalu disetting dalam
kelompok-kelompok ini berlangsung, biasanya ada beberapa siswa yang
kurang aktif dalam kelompoknya.
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu diharapkan kepada
dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran agar makalah ini lebih baik untuk
selanjutnya.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Standards: A Guide for Teaching and Learning. Washington, DC: National
Academy Press.
Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Pers.
Suciati, 2001, Motivasi dan Teori Belajar, Edisi Revisi, PAU-PPAI Universitas
Terbuka, Jakarta
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
43