Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA


“PENGANTAR MODEL PEMBELAJARAN”

Oleh :
Deby Putri Perwita
(19175022)

Dosen Pembimbing :
Dr. H. Asrizal, M.Si
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Pengantar Modle Pembelajaran” tepat pada waktunya.Makalah ini
disusun dari berbagai sumber dan sumbangan fikiran dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Asrizal, M.Si dan Ibu Dr. Fatni Mufit,
S.Pd, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Model
Pembelajaran Fisika.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dari segi penyajian maupun penulisannya. Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Padang, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................................. 4
A. Pengertian Model ..................................................................................................... 4
B. Pengertian Model Pembelajaran ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Pentingnya Model Pembelajaran............................................................. 8
D. Fungsi Model Pembelajaran...................................................................................... 8
E. Karakteristik Utama Model Pembelajaran ............................................................... 11
F. Konsep Model Pembelajaran .................................................................................. 12
G. Kedudukan Model Pembelajaran ............................................................................ 16
BAB III .............................................................................................................................. 20
A. Keunggulan Model Pembelajaran ........................................................................... 20
B. Implikasi Penggunaan Model Pembelajaran ............................................................ 21
BAB IV ............................................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 22
B. Saran ...................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 24

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Diagram Dampak langsung (Intructional Effects) dan ......................... 16
Gambar 2. 2 Kedudukan Model Pembelajaran......................................................... 18
Gambar 2. 3 Bingkai Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan ............................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa belajar merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam pembelajaran menurut kurikulum 2013, ada delapan standar yang harus
terpenuhi. Salah satunya adalah standar proses. Standar Proses adalah kriteria
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, tepatnya pada pasal 25 yang menyatakan
standar kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Untuk mencapai itu semua, maka pendidik dituntut
untuk kreatif dan melakukan variasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat
memotivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran yang diharapkan di sekolah adalah pembelajaran yang
memperkaya pengalaman belajar peserta didik dengan menggunakan pendekatan
berbasis saintifik. Pendidik dapat menerapkan berbagai model pembelajaran
dengan pendekatan berbasis saintifik dalam rangka mengembangkan tiga ranah
kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Pentingnya
model digunakan dalam pembelajaran adalah untuk dapat membantu memperjelas
prosedur, hubungan serta keadaan keseluruhan dari apa yang didesain Kegiatan
menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran penting bagi pendidik yang

1
sering mengalami kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang tepat.
Untuk menerapkan model pembelajaran, pendidik sebaiknya memahami
model pembelajaran secara utuh. baik dari segi tujuan, fungsi, karakteristik,
kedudukan, unsur-unsur baik sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung
dan efek intruksional dan efek penyerta dari model pembelajaran yang digunakan,
pentingnya model pembelajaran yang digunakan, sehingga nantinya pendidik
mampu menggunakan model pembelajaran sesuai dengan baik dan benar. Oleh
karena itu, pada makalah ini penulis akan membahas mengenai pengantar model
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan model ?
2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
3. Apa tujuan dari model pembelajaran ?
4. Apa fungsi dari model pembelajaran ?
5. Bagaimana karakteristik utama model pembelajaran ?
6. Bagaimana konsep untuk mendeskripsikan model pembelajaran ?
7. Bagaimana kedudukan model pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu model
2. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran
3. Untuk mengetahui tujuan dari model pemeblajaran
4. Untuk mengetahui fungsi dari model pembelajaran
5. Untuk mengetahui karakteristik utama model pembelajaran
6. Untuk mengetahui konsep untuk mendeskripsikan model pemeblajaran
7. Untuk mengetahui kedudukan model pembelajaran

2
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak,
terutama:
1. Tenaga pendidik, untuk menambah wawasan mengenai pengantar model
pembelajaran
2. Pe
mbaca, sebagai wadah untuk menambah pengetahuan mengenai pengantar model
pembelajaran

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Model
Fred Percival (dikutip di Hamalik, 2002) menyatakan bahwa “model is a
physical or conceptual representation of an objek or system, incorporating certain
specific features of the original”. Maksud dari pernyataan tersebut, model adalah
suatu penyajian fisik atau konseptual dari suatu objek atau sistem yang
mengkombinasikan/menyatukan bagian-bagian khusus tertentu dari objek aslinya.
Jadi model bukan merupakan bentuk asli, tetapi berupa rancangan yang terdiri dari
banyak reproduksi.
Selain itu Briggs (1995) (dikutip di Harjanto, 2006) menjelaskan bahwa model
adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti
penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Lebih lanjut Roger (2002) dalam
Hamalik (2002) menjelaskan “…the models may be conceptual and consist of word
desdription of drawing, physical models that consist of rel object that process some of
the characteristic of the real thing”. Rogers (2002) mengungkapkan bahwa model
merupakan suatu penyajian secara konseptual atau fisik yang dideskripsikan dan
menggambar proses beberapa karakteristik dari objek nyata.
Pendapat lain mengenai model juga diungkapkan ole Mills (2000) bahwa model
merupakan bentuk representasi akurat, sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.
Kemudian menurut Soekamto (1993) bahwa model adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
Model dapat berupa skema, gambar, bagan atau tabel. Model menjelaskan
keterkaitan berbagai komponen dalam suatu pola pemikiran yang disajikan secara
utuh, konsisten dan menyeluruh. Hal ini disebabkan karena suatu model disusun

4
dalam upaya mengkongkretkan keterkaitan hal-hal abstrak dalam suatu skema, bagan,
gambar atau tabel. Dengan mencermati model, maka dapat terbaca uraian tentang
banyak hal dalam sebuah pola yang mencerminkan alur pikir dan pola tindakan.
Secara menyeluruh model dapat dimaknai sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi
untu sebuah bentuk yang lebih komprehensif. (Mayer, 1985).
Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) diartikan sebagai pola dari
sesuatu yang akan dihasilkan atau dibuat. Secara kaffah model dimaknai sebagai
suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal yang
nyata dan dikonversi menjadi sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Meyer, 1985).
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa model adalah kerangka,
skema, gambar, bagan, atau tabel secara konseptual yang menggambar proses
beberapa karakteristik dari objek nyata.
B. Pengertian Model Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap
muka maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan media. Banyak model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang proses pelaksanaan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan rangkaian proses belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu sendiri yaitu untuk memperoleh
pengetahuan dengan cara tertentu yang dapat melahirkan kemampuan intelektual,
merangsang keingintahuan, dan memotivasi siswa (Asrizal, 2018).
Joyce, B & Weil, M (1980) menyatakan bahwa “A model of teaching is a plan
or pattern that can be used to shape curriculum, to design instructional materials,
and to guide instruction in the classroom and other settings”. Maksud dari pernyataan
tersebut bahwa model pengajaran adalah rencana atau pola yang bisa digunakan untuk
membentuk kurikulum, untuk mendesain bahan pengajaran, dan untuk membimbing
instruksi di ruang kelas dan pengaturan lainnya.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yg
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

5
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
guru dalm merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Sugiyanto,
2010). Model pembelajaran merupakan gambaran lingkungan atau kondisi siswa yang
sedang belajar dan sekaligus menggambarkan perilaku guru dalam menciptakan
kondisi belajar siswa (Mufit, 2018).
“A model of teaching consists of guidelines for designing educational activities
and environments. A model of teaching is a plan that can also be utilized to shape
courses of studies, to design instructional material and to guide instruction” (Sanwal,
D.N dalam Aggarwal, 2011). Model pengajaran terdiri dari pedoman untuk merancang
kegiatan dan lingkungan pendidikan. Model pengajaran adalah rencana yang bisa juga
digunakan untuk membentuk program studi, untuk merancang bahan ajar dan petunjuk
bimbingan.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Konsep model
pembalajaran menurut Trianto (2010), menyebutkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Berikut adalah definisi model pembelajaran menurut para ahli yang dikutip oleh
Sutikno, S (2009) diantaranya adalah :
a. Menurut Arends yang dikutip Agus Suprijono, model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
b. Menurut Sunarwan mengartikan model pembelajaran sebagai gambaran tentang
keadaan nyata.
c. Menurut Dahlan model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur meteri pelajaran, dan

6
member petunjuk kepada pengajar dikelas dalam settingpemeblajaranataupun
setting lainnya.
d. Pengertian model pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya.
Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang yang digunakan
seorang pendidik untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Cara pandang tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran
dengan menggunakan model atau metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain model pembelajaran adalah suatu rangkaian atau rancangan
segala sesuatu dalam pembelajaran yang antara lain meliputi kegiatan dalam
pembelajaran, tahap-tahapan, pengelolaan kelas dan juga tujuan pembelajaran.
Seperti yang kita tahu bahwa model pembelajaran adalah sebagai pedoman seorang
pendidik dalam menentukan jalannya pembelajaran demi terwujudnya suatu tujuan
pembelajaran yang sudah di tentukan, agar memudahkan peserta didiknya dalam
memahami materi pelajaran.
Winataputra (2008), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran (Sutirman,
2013).
Dari beberapa definisi model pembelajaran diatas, dapat ditarik kesimpulan,
bahwa model pembelajaran adalah sebagai kerangka konseptual dalam keseluruhan
alur atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tergambar secara sistemik,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik atau perancang pembelajaran dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

7
C. Tujuan dan Pentingnya Model Pembelajaran
Pentingnya model pembelajaran sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran berkaitan dengan pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sesuai dengan karakteristik
pembelajaran yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan
permendikbud No 22 Tahun 2016, maka sebuah model pembelajaran yang
memiliki tujuan antara lain berikut.
1. Mendorong siswa untuk interaktif dalam pembelajarannya, baik dengan
gurunya, antar sesamanya, maupun antar dirinya dengan sumber belajar.
2. Memberikan inspirasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan kreativitas dan
keinginan tahuannya terhadap pemahaman suatu konsep dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi maupun dalam
kegiatan lain, dan dapat meningkatkan sifat percaya diri.
4. Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan kolaboratif.
5. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
siswa.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat, minat,
kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis.
7. Memadukan antara pemahaman materi ajar (content knowledge) dan
pemahaman cara mendidik (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi
satu yang perlu dimiliki oleh seorang guru. Ini yang disebut dengan konsep
Pedagogical Content Knowledge. Konsep ini dapat mewujudkan
pembelajaran yang efektif untuk menjelaskan materi tertentu, serta
pemahaman tentang apa yang membuat materi tertentu lebih mudah dipelajari.
D. Fungsi Model Pembelajaran
Banyak model pembelajaran yang telah ditemukan atau dikembangkan oleh
para pakar pendidikan dan pembelajaran. Agar Anda dapat menjadi seorang guru
fisika yang profesional, pengetahuan tentang model-model pembelajaran harus
dimiliki dengan baik. Sebab, model pembelajaran memiliki beberapa fungsi dalam

8
kaitannya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Secara umum
model pembelajaran berfungsi untuk membantu dan membimbing guru untuk
memilih komponen proses dalam pembelajaran teknik, strategi, dan metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Seperti telah dipelajari sebelumnya
bahwa model pembelajaran pada dasarnya memuat metode, strategi, teknik, dan
taktik pembelajaran. Untuk itu, ketika menggunakan model pembelajaran tertentu
secara otomatis akan mengetahui taktik, teknik, strategi, dan metode pembelajaran
yang akan dilakukan. Contoh taktik, teknik, strategi, dan metode sudah dipelajari
sebelumnya bukan? Adapun secara khusus model pembelajaran memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1. Membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten dalam
suatu pelajaran atau matakuliah
Dengan memahami model-model pembelajaran, dapat membantu untuk
mengembangkan dan mengkonstruk kurikulum atau program pembelajaran pada
suatu mata pelajaran atau mata kuliah.
2. Membantu guru menciptakan perubahan perilaku peserta didik yang diinginkan
Kita telah mengetahui bahwa model pembelajaran digunakan untuk
merealisasikan target pembelajaran atau tujuan pembelajaran dalam RPP dan
implementasinya dalam pembelajaran. Bentuk perubahan perilaku yang ditargetkan
pada peserta didik sebenarnya termuat dalam rumusan tujuan pembelajaran (ingat
rumus tujuan pembelajaran ABCD). Oleh karena itu, model pembelajaran dapat
membentuk atau menciptakan tercapainya tujuan pembelajaran atau menciptakan
perubahan perilaku pada peserta didik.
Perubahan-perubahan perilku tersebut oleh Bloom dan kawan-kawan
dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Untuk ranah kognitif, misalnya: siswa dapat menulis rumus gaya,
siswa dapat menghitung kuat arus listrik, dan lain-lain. Pada ranah afektif, misalnya
siwa menjadi kritis, siswa menjadi tanggung jawab, siswa menjadi teliti, dan lain-
lain. Untuk ranah psikomotorik, misalnya siswa dapat mengukur volume benda,
siswa dapat merakit percobaan, siswa dapat mengoperasikan osiloskop, dan lain-lain.

9
3. Membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan
lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran
Ketika menetapkan untuk menggunakan model pembelajaran tertentu, secara
otomatis harus menentukan cara dan sarana agar tercipta lingkungan seperti yang
dikehendaki dalam model pembelajaran. Misalnya cara mendemonstrasikan konsep
tekanan dengan media atau alat peraga yang diperlukan. Misalnya cara memegang
alat, cara menunjukkan konsep-konsep besaran yang ada pada konsep tekanan (gaya
dan luas) pada peserta didik. Sarana misalnya, menggunakan benda nyata, visualisasi,
atau menggunakan analogi untuk demonstrasi tersebut. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran dapat secara langsung membantu
guru untuk menentukan cara dan sarana agar tujuan pembelajaran tercapai.
4. Membantu menciptakan interaksi antara guru dan peserta didik yang diinginkan
selama proses pembelajaran berlangsung
Dengan model pembelajaran, dapat mempunyai pedoman untuk berinteraksi
dengan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya cara
mengkomunikasikan informasi, cara memunculkan masalah, cara menanggapi
pertanyaan atau jawaban peserta didik, cara membangkitkan semangat peserta didik,
dan lain-lain.
5. Membantu guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran yang tepat
untuk mengajar yang disiapkan untuk kuliah atau dalam kurikulum
Dengan memahami model pembelajaran yang baik, akan terbantu dalam
menganalisis dan menetapkan materi yang dipikirkan sesuai untuk pebelajar.
6. Membantu guru dalam merancang kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang
sesuai
Oleh karena dalam model pembelajaran ada sintaks atau fase-fase kegiatan
belajar mengajar, maka dengan model pembelajaran yang telah dipilih, kita akan
terpandu dalam merancang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
7. Memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar
yang menarik dan efektif.

10
Setiap model pembelajaran ada sistem pendukung. Dengan sistem pendukung
pada model pembelajaran tertentu, akan terbimbing untuk mengembangkan materi
dan sumber belajar, misalnya membuat handout, modul, diktat, dan lain-lain.
8. Merangsang pengembangan inovasi pendidikan atau pembelajaran baru
Dengan memahami dan menerapkan model-model pembelajaran, mungkin
menemukan beberapa kendala. Jika kendala-kendala yang ditemukan kemudian
dicarikan solusinya, maka akan memunculkan ide model atau strategi pembelajaran
baru.
9. Membantu mengkomunikasikan informasi tentang teori mengajar
Setiap model pembelajaran tentu memerlukan teori-teori mengajar berupa
pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik. Oleh karena itu, ketika menggunakan
model pembelajaran tertentu secara otomatis akan mengkomunikasikan teori-teori
tentang mengajar seperti yang telah disebutkan.
10. Membantu membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara empiris
Ketika menerapkan model pembelajaran tertentu, akan mengamati aktivitas
belajar dan mengajar dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
dengan model pembelajaran tertentu dapat terpandu untuk membangun hubungan
antara kegiatan yang dilakukan oleh pebelajar (siswa) dan kegiatan yang dilakukan
oleh pembelajar (guru).
E. Karakteristik Utama Model Pembelajaran
Karakteristik utama dari model pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Spesifikasi dari hasil belajar (learning outcome). Kinerja siswa setelah
menyelesaikan suatu urutan pembelajaran. Maksudnya setiap model
pembelajaran memperinci hasil belajar berdasarkan perilaku siswa yang dapat
diamati. Perbuatan apa yang akan ditunjukkan siswa setelah mengalami
pembelajaran dirinci secara lebih nyata, terukur dan teramati.
2. Spesifikasi dari lingkungan. Kondisi lingkungan dari respon siswa yang
diobservasi
3. Spesifikasi kriteria kinerja. Kriteria kinerja yg diharapkan dari siswa.

11
4. Spesifikasi dari operasi. Mekanisme yang menyediakan reaksi siswa dan
interaksi dengan lingkungan
5. Spesifikasi prosedur. Didasarkan pada prosedur yang sistematis untuk
memodifikasi tingkah laku siswa. Maksudnya model pembelajaran bukanlah
suatu gabungan fakta yang rancu, tetapi suatu prosedur yang sistematis untuk
mengubah perilaku siswa dan berlandaskan suatu asumsi tertentu.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebuah model pembelajaran menyiratkan cara
mengajar, melibatkan sistematis terstruktur dan logis pengalaman belajar, spesifik
dan strategi pengajaran bermakna dikembangkan dalam hal teoritis mereka sendiri
untuk mencapai tujuan tertentu atau serangkaian tujuan. Model pembelajaran
membimbing kita dalam merancang kegiatan pendidikan menciptakan lingkungan
belajar yang cocok dan situasi, dalam membentuk kurikulum, dalam merancang
bahan ajar dan untuk membimbing instruksi.
F. Konsep Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (2000) mengemukakan bahwa setiap model pembelajaran,
selain ada tujuan dan asumsi juga harus memiliki lima unsur karakteristik model,
yaitu sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan dampak
instruksional dan pengiring. Kelima unsur tersebut dijelaskan seperti berikut :
1. Sintaks
Sintaks digunakan dalam pengertian sebagai “urutan kegiatan” atau “tahapan
kegiatan”. Beberapa model menggambarkan urutan/tahapan dengan flowchart
(bagian/alur). Sintak atau tahapan penggunaan model, mendeskripsikan model dalam
pelaksanaanya (sebagai dasar pelaksanaan di kelas):
a. Kegiatan seperti apa yang akan dipilih dan dilaksanakan ?
b. Bagaimana memulainya ?
c. Apa yang terjadi selanjutnya ?
2. Sistem Sosial
Sistem sosial berkaitan dengan upaya mendeskripsikan peran-peran dan
hubungan pebelajar dan pembelajar dalam situasi pembelajaran. Juga menjelasakan
norma, nilai, aturan yang harus ditaati oleh keduanya. Peran kepemimpinan yang

12
dilaksanakan guru adalah hal yang diutamakan. Pada beberapa model, peran guru
sangat sentral, yaitu sebagai reflector atau sebagai fasilitator aktivitas siswa dalam
kelompoknya. Di beberapa model guru berperan sebagai counsellor bagi pebelajar
(secara individual). Pada aktivitas lain, guru adalah pengatur kegiatan yang harus
dilakukan para pebelajar (taskmaster). Pada beberapa model yang lain, guru berperan
sebagai pusat kegiatan (centre of activities), sebagai sumber informasi, sebagai
organisator dan dinamisator lingkungan (situasi) belajarpembelajaran bagi individu.
Pada beberapa model, terjadi pendistribusian kegiatan (yang seimbang) antara
pebelajar (siswa) dan pembelajar (moderate structure). Sementara di lain model
menempatkan pebelajar sebagai pusat kegiatan pembelajaran. Segala peran, interaksi
yang dijalin, norma-norma, dan kegiatan yang dilakukan meminimalkan penekanan
secara eksternal dan lebih menekankan munculnya kontrol pada diri para pebelajar
sendiri, sehingga meminimalkan hal-hal yang bersifat terstruktur (terkondisikan).
Setiap model memiliki struktur/pola-pola sistem sosial yang bervariasi dan lebih
banyak menyesuasikan (mendasarkan) pada peningkatan kecakapankecakapan
personality para pebelajar. Ketat atau tidaknya sistem sosial yang akan diterapkan
harus dipertimbangkan secara bijaksana.
Dalam kegiatan belajar mengajar tentu ada interaksi sosial atau interaksi antar
manusia. Interaksi tersebut bisa terjadi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa,
antara kelompok siswa dengan kelompok siswa yang lain. Bentuk intraksi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah siswa atau mahasiswa (besar
atau kecil), latar belakang, kemampuan, dan kematangan siswa atau mahasiswa, atau
bahkan masalah jenis kelamin dan etnis. Setiap model pembelajaran mensyaratkan
situasi atau suasana dan norma tertentu. Situasi atau suasana dan norma yang berlaku
dalam suatu model pembelajaran disebut sistem sosial. Untuk itu, ketika menerapkan
model pembelajaran tertentu Anda harus mempertimbangkan kemungkinan sistem
sosial model yang Anda tetapkan cocok dengan situasi atau suasana di kelas atau
lingkungan belajar yang Anda miliki.

13
3. Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi berkaitan dengan bagaimana pembelajar (guru) memberikan
perhatian dan merespons terhadap hal-hal yang dilakukan pebelajar (siswa). Di
beberapa model para pembelajar menekankan pada penguatan perilaku positif melalui
pemberian reward (penghargaan), dan di beberapa aktivitas lain berupaya secara
netral memposisikan dirinya (namun tetap sbg sebagai pemimpin pembelajaran).
Pada beberapa model, pembelajar berupaya memunculkan kreativitas siswa dengan
menerapkan prinsip non-evaluative, kesetaraan posisi (equal), sehingga para
pebelajar berupaya mengarahkan dirinya sendiri.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, ada pola kegiatan yang
menggambarkan cara dosen atau guru dalam melihat dan memperlakukan para
mahasiswa atau siswanya, termasuk cara dosen memberikan respon terhadap
mahasiswa atau guru terhadap siswanya. Pola kegiatan guru atau dosen dalam
memperlakukan atau memberikan respon pada mahasiswa atau pada siswanya
tersebut disebut prinsip reaksi. Oleh karena itu, ketika Anda menerapkan atau
menggunakan model pembelajaran tertentu, Anda harus mempunyai kemampuan cara
memberikan respon pada siswa atau mahasiswa sesuai dengan pola atau prinsip reaksi
yang berlaku dalam model tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa prinsip reaksi
berkaitan dengan aturan-aturan pemberian reward (atensi) berdasarkan pada kesiapan
belajar para pebelajar dan penyediaan respons-respons (positif) atas dasar kegiatan
yang dilakukan para pebelajar.
4. Sistem Pendukung
Sistem pendukung berkenaan pada penyediaan dukungan yang bisa diupayakan
pada pelaksanaan setiap model. Setiap model memiliki kekhususan tertentu sehingga
dukungan yang diberikanpun akan berbeda-beda. Beberapa model membutuhkan
pembelajaran di kelas sedangkan lainnya tidak. Beberapa model menekankan
ketersediaan buku teks sedangkan model lain tidak. Sistem dukungan bisa dalam
bentuk penyediaan film-film, sistem belajar individual, field trip, atau malah tidak
membutuhkan dukungan (media, alat, bahan, sarana, prasarana) sama sekali.

14
Agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan efisien maka diperlukan sistem
yang mendukung. Sistem pendukung itu bisa berupa sarana, alat dan bahan yang
diperlukan dalam melaksanakan model pembelajaran tersebut. Sistem pendukung ini
berkaitan dengan sintakmatik yang ada dalam model pembelajaran tersebut. Dengan
demikian sistem pendukung yang dimaksud dalam suatu model pembelajaran adalah
segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan model
pembelajaran tersebut. Hal yang perlu Anda perhatikan adalah anda tidak bisa
menerapkan model pembelajaran tertentu secara efektif dan efisien apabila sistem
pendukungnya tidak memenuhi.
5. Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa sintaks dalam suatu model
pembelajaran adalah menggambarkan langkah-langkah pembelajaran yang mengarah
pada pencapaian tujuan pembelajaran (tujuan instruksional). Dengan demikian
dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara
mengarahkan para mahasiswa atau siswa pada tujuan yang diharapkan. Namun
demikian, dalam kegiatan belajar mengajar ada dampak pembelajaran yang muncul
tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Dampak pembelajaran yang tidak direncanakan tersebut dikatakan sebagai
dampak pengiring. Jadi dapat dikatakan bahwa dampak pengiring adalah hasil belajar
lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar, sebagai akibat terciptanya
suasana belajar yang dialami langsung oleh para mahasiswa atau siswa tanpa
pengarahan langsung dari dosen atau guru. Dampak pengiring atau dampak ikutan,
artinya tidak secara langsung ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran tapi penting
untuk dicapai atau penting untuk dibinakan kepada anak didik) – nilai-nilai (values),
moral, sikap, norma, afektif. Seperti dijelaskan terlebih dahulu bahwa dampak
instruksional dapat dilihat dari target yang diharapkan dalam tujuan-tujuan
pembelajaran. Berikut gambar diagram dampak langsung yang digambarkan dengan
garis lurus dan dampak pengiring yang digambarkan dengan garis putus-putus dari
model pembelajaran:

15
Gambar 2. 1 Diagram Dampak langsung (Intructional Effects) dan
Dampang Pengiring (Nurturant Effects)

G. Kedudukan Model Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan
makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-
istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3)
metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6)
model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan
harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)

16
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari
strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1)
exposition discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam
Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.
Menurut Wina, S (2008) bahwa strategi pembelajaran sifatnya masih
konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode
pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation
achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium;
(6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan
sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.

17
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat
dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat
berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang
tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih
banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai
bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian
dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekalkigus juga seni (kiat).
Komponen proses dalam pembelajaran secara hirarkis dari yang umum ke yang
lebih khusus berturut-turut adalah pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik.
Semua komponen proses ini ada dalam setiap model pembelajaran. Untuk lebih
jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Kedudukan Model Pembelajaran


Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah

18
apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.

Gambar 2. 3 Bingkai Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan


Model Pembelajaran

19
BAB III
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Model Pembelajaran


Model pembelajaran merupakan pembungkus proses pembelajaran yang
didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Komponen proses dalam
pembelajaran secara hirarkis dari yang umum ke yang lebih khusus berturut-turut
adalah pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik. Semua komponen proses ini
ada dalam setiap model pembelajaran. Sehingga pentingnya model pembelajaran
sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan pencapaian
kompetensi siswa yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
1. R
asional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya
para pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan
teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam
menciptakan dan mengembangankannya.
2. L
andasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang
jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana
siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. T
ingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang
diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat
berhasil dalam pelaksanaannya.
4. L

20
ingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta
nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang
apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran
B. Implikasi Penggunaan Model Pembelajaran
Berdasarkan uraian materi tentang pengantar model pembelajaran maka dapat
diambil implikasi sebagai berikut:
1. M
odel pembelajaran menyiratkan cara mengajar, melibatkan sistematis
terstruktur dan logis pengalaman belajar, spesifik dan strategi pengajaran
bermakna dikembangkan dalam hal teoritis mereka sendiri untuk mencapai
tujuan tertentu atau serangkaian tujuan. Model pembelajaran membimbing
pendidik dalam merancang kegiatan pendidikan menciptakan lingkungan
belajar yang cocok dan situasi, dalam membentuk kurikulum, dalam
merancang bahan ajar dan untuk membimbing instruksi.
2. Model pembelajaran memiliki bagian–bagian model yang dinamakan: (1)
urutan langkah–langkah pembelajaran (sintak), (2) adanya prinsip– prinsip
reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut
merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
3. Model pembelajaran memiliki dampak sebagai akibat terapan dari model
pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran
(instructional), yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring,
yaitu hasil belajar dalam jangka panjang.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Model adalah kerangka, skema, gambar, bagan, atau tabel secara konseptual
yang menggambar proses beberapa karakteristik dari objek nyata
2. Model pembelajaran adalah sebagai kerangka konseptual dalam keseluruhan
alur atau langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tergambar secara
sistemik, dan berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik atau perancang
pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
3. Pentingnya model pembelajaran sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran berkaitan dengan pencapaian kompetensi siswa yang meliputi
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
4. Fungsi model pembelajaran membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum,
silabus, atau konten dalam suatu pelajaran atau matakuliah, menciptakan
perubahan perilaku peserta didik yang diinginkan, menentukan cara dan sarana
untuk menciptakan lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran,
menciptakan interaksi antara guru dan peserta didik yang diinginkan selama
proses pembelajaran berlangsung, membantu dalam memilih materi
pembelajaran yang tepat untuk mengajar yang disiapkan untuk kuliah atau
dalam kurikulum, merancang kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang
sesuai, memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber
belajar yang menarik dan efektif, merangsang pengembangan inovasi

22
pendidikan atau pembelajaran baru, mengkomunikasikan informasi tentang
teori mengajar, membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara
empiris.
5. Karakteristik utama model pembelajaran yaitu Spesifikasi dari hasil belajar
(learning outcome), Spesifikasi dari lingkungan, Spesifikasi kriteria kinerja,
Spesifikasi dari operasi dan Spesifikasi prosedur
6. Konsep model pembelajaran yang dikemukakan Joyce dan Weil (2000) bahwa
setiap model pembelajaran, selain ada tujuan dan asumsi juga harus memiliki
lima unsur karakteristik model, yaitu sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi,
sistem pendukung, dan dampak instruksional dan pengiring.
7. Kedudukan model pembelajaran bahwa model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
B. Saran
Untuk menerapkan model pembelajaran, pendidik sebaiknya memahami model
pembelajaran secara utuh. baik dari segi tujuan, fungsi, karakteristik, kedudukan,
unsur-unsur baik sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung dan efek
intruksional dan efek penyerta dari model pembelajaran yang digunakan, pentingnya
model pembelajaran yang digunakan, sehingga nantinya pendidik mampu
menggunakan model pembelajaran sesuai dengan baik dan benar. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

23
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, R. & Nagar, N. (2011). Cooperative learning. India: Kalpaz Publications


Asrizal, Hendri, A., Hidayati, Festiyed. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Penemuan Mengintegrasikan Laboratorium Virtual dan Hots untuk
Meningkatkan Hasil Pembelajaran Siswa SMA Kelas XI. Prosiding Seminar
Nasional Hibah Program Penugasan Dosen ke Sekolah (PDS) Universitas
Negeri Padang, 20 November 2018.

Harjanto. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Kasara

Johnson,. D. W, & Roger T. J. (2002). Cooperative Learning Methode: A Meta-


Analysis. Journal of Research in Education.
http://www.eeraonline.org/journal/files/2002/JRE_2002_01_DWJohnson.
pdf

Joyce, B. & Weil, M. (1980). Models of Teaching (Second Edition). Englewood


Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B. & Weil, M. (2000). Models of Teaching (Sixth edition). Boston: Allyn and
Bacon.

Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran


Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Kemendikbud. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20


Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Kemdikbud

Meyer, W. J. (1985). Concept of mathematical modeling. Singapore: Mc Graw-hill


book company .

Mills, G. E. (2000). Action Research: a guide for teacher researcher. London:


Printice-Hall International (UK) Limited.

24
Mufit, Fatni. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Koflik Kognitif (PBKK).Padang:
Universitas Negeri Padang.
Nurdiansyah. & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai
Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizami Learning Center

Percival, F. & Henry, E. (1984). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Soekanto, Soerjono. (1983). Kamus Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Sutikno, Sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Prospect. Bandung

Sutirman. (2013). Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyalarta: Graha


Ilmu

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif. Jakarta : Bumi


Aksara

Winataputra, Udin S. dkk. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Universitas Terbuka.

25

Anda mungkin juga menyukai