Anda di halaman 1dari 42

Tugas Pribadi 3

Kamis / 19-09-2019

MAKALAH PRIBADI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA
“ MEMBEDAKAN VALIDITAS, REABILITAS, PRAKTIKALITAS DAN
EFEKTIFITAS BAHAN AJAR CETAK MELIPUTI HAND OUT, MODUL,
BUKU (DIKTAT, BUKU AJAR, BUKU TEKS), LKS DAN PAMFLET”

OLEH :
Deby Putri Perwita
(19175022)

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Asrizal, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Membedakan
Validitas, Reabilitas, Praktikalitas dan Efektifitas Bahan Ajar Cetak ” sebagai
tugas pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika.
Penulisan makalah ini dikembangkan melalui sumber dari buku yang
relevan dan sumber internet. Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah sehingga tersusunlah makalah yang sampai
dihadapan pembaca pada saat ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah
yang lebih baik. Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, Septembe 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORI .............................................................................................. 3
A. Landasan Agama .......................................................................................... 3
B. Landasan Yuridis ......................................................................................... 5
C. Bahan Ajar Cetak ......................................................................................... 6
D. Validitas ....................................................................................................... 8
E. Reliabilitas ................................................................................................. 11
F. Praktikalitas ................................................................................................ 12
G. Efektifitas ................................................................................................... 15
BAB III ................................................................................................................. 20
PEMBAHASAN ................................................................................................... 20
A. Prosedur Uji Validitas, Realibelitas, Paktikalitas, dan Efektifitas Modul . 20
B. Kisi-kisi instrumen Validasi Bahan Ajar Cetak ......................................... 21
C. Kisi-kisi Instrumen Praktikalitas Bahan Ajar Cetak (Modul) .................... 23
D. Efektivitas Bahan Ajar Cetak (Modul) ...................................................... 26
E. Matriks Kelebihan Bahan Ajar Cetak (Pro) ............................................... 26
F. Matriks Kekurangan Bahan Ajar Cetak (Kontra) ...................................... 27
BAB IV ................................................................................................................. 28
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 28
A. Kesimpulan ................................................................................................ 28
B. Saran ........................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
Lampiran 1 ............................................................................................................ 30
Lampiran 2 ............................................................................................................ 33
Lampiran 3 ............................................................................................................ 36

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Skala Likert Validitas ........................................................................... 10


Tabel 2. 2 Kategori Keputusan Berdasarkan Cohen’s Kappa ............................... 11
Tabel 2. 3 Tabel Kategori Praktikalitas................................................................. 15

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Validitas Modul ............................................ 21


Tabel 3. 2 Matriks Pengembangan Angket Praktikalitas ...................................... 23
Tabel 3. 3 Matriks Kelebihan Bahan Ajar Cetak (Pro) ......................................... 26
Tabel 3. 4 Matriks Kekurangan Bahan Ajar Cetak (Kontra) ................................ 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menjelaskan bahwa guru berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, kreatif, dinamis, dan dialogis serta mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sejalan dengan hal itu
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menyatakan bahwa
perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran lengkap dengan media dan sumber belajar, serta perangkat
penilaian pembelajaran. Jadi benar bahwa sumber belajar komponen yang
berperan penting dalam pembelajaran. Menurut Depdiknas (2008) sumber belajar
salah satunya dapat berupa bahan ajar. Hal ini berarti, guru wajib mempersiapkan
bahan ajar yang dibutuhkan untuk mendukung terpenuhnya amanat tersebut.
Soegiranto dalam Oni (2010) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah
bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran; merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru
/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun secara urut, mengikuti proses
pengembangan sistem, sehingga memudahkan siswa belajar. Dalam
mengembangkan bahan ajar tentu banyak hal yang harus diperhatikan guru atau
pendidik sesuai dengan prosedur pe ngembangan bahan ajar itu sendiri agar bahan
ajar yang dihasilkan nantinya bisa merubah perilaku belajar siswa atau peserta
didik. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah validitas, reliabilitas,
praktikalitas dan efektifitas bahan ajar tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Bagaimana cara menentukan validitas bahan ajar cetak ?
2. Bagaimana cara menentukan reabilitas bahan ajar cetak ?
3. Bagaimana cara menentukan praktikalitas bahan ajar cetak ?
4. Bagaimana cara menentukan efektivitas bahan ajar cetak ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara menentukan validitas bahan ajar cetak .
2. Untuk mengetahui cara menentukan reabilitas bahan ajar cetak .
3. Untuk mengetahui cara menentukan praktikalitas bahan ajar cetak.
4. Untuk mengetahui cara menentukan efektivitas bahan ajar cetak.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.
2. Membantu mahasiswa memahami cara menentukan validitas, reliabilitas, dan
praktikalitas bahan ajar cetak.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Agama
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nahl Ayat 103 yang berbunyi :

Artinya :
“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata:
"Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya
(Muhammad)." Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa)
Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah
dalam bahasa Arab yang terang”. (Q. S An-Nahl : 103).
Hubungan ayat dengan pembelajaran bahwa sejatinya nabi muhammad dahulunya
juga belajar dan mempelajari serta mengajarkan mengenai al Qur`an. Kita sebagai umatnya
harus senantiasa mengikuti nabi.

Allah SWT berfirman dalam Surat At-Tin ayat 1-8 yang berbunyi :

Artinya :
(1) Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
(2) Demi gunung Sinai,
(3) Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

3
(4) Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya,
(5) Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-
rendahnya,
(6) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan;
maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.
(7) Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang)
hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu?
(8) Bukankah Allah hakim yang paling adil? (Q.S At-Tin : 1-8)

Berdasarkan Q.S At-Tin Ayat 1-8 di atas maka hendaknya kita ketahui
bahwa setiap orang yang mengerjakan kebajikan maka mereka akan mendapatkan
pahala yang tidak ada putus-putusnya. Dan hendaknya seorang pendidik
mengembangkan atau merancang suatu penilaian yang bersifat adil. Adil, berarti
penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender. Karena Allah merupakan hakim yang paling adil,
setiap kebaikan yang kita lakukan pasti akan mendapat balasannya.
Selain itu Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 31-32 yang
berbunyi :

Artinya :
(31) Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

4
(32) Mereka menjawab : "Maha Suci Engkau, tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada
Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (Q.S Al-Baqarah : 31-32).
Istilah yang lebih sering digunakan untuk respon terpilih adalah “objective
paper and pencil test” atau uji tertulis. Istilah ini dapat menimbulkan
kesalahpahaman bahwa penilaian yang dilakukan tidak melibatkan subjektivitas,
bahwa segala sesuatu yang terkait dengannya bersifat “ilmiah“, dan bahwa ada
resiko terjadinya kebiasaan yang disebabkan oleh pendapat penilai.
Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam Surat An-Naml Ayat 32 yang berbunyi :

Artinya :
“Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam
urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu
berada dalam majelis (ku)”. (Q.S An-Naml : 32).

Sesuai dengan firman dalam Surat An-Naml Ayat 32, dalam melakukan apapun kita
harus melakukan pertimbangan, untuk memutuskan suatu urusan kita harus
memusyawarahkannya terlebih dahulu. Sebelum pendidik membuat bahan ajar disekolah.
Guru sebagai pendidik harus memahami dulu jenis bahan ajar yang akan digunakan
kemudian dalam pembuatan soal nantinya harus dipikirkan baik-baik, di sekolah tentunya
melalui diskusi dengan tim pembuat bahan ajar mata pelajaran.

B. Landasan Yuridis
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun
2003 yang telah dijelaskan bahwa pendidikan nasional berperan mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, disebutkan dalam undang-undang
tersebut bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

5
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan, prinsip-prinsip assessment adalah:
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta
didik;
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku;
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan; dan
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segimekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya.

C. Bahan Ajar Cetak


Menurut Amri (2010) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar tersebut
berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan kepada

6
siswa. Sedangkan menurut Mulyasa (2006), bahan ajar atau materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.
Menurut Sudjana (2009), bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa
pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melaui bahan ajar ini siswa
diantarkan kepada tujuan pengajaran. Menurut Majid (2009) bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Berdasarkan teknologi yang digunakan, Depdiknas (2008) mengelompokkan
bahan ajar menjadi empat kategori, salah satunya bahan ajar cetak (printed) antara
lain handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto/gambar, dan model/maket.
Dalam menyusun bahan ajar cetak yang perlu diperhatikan judul atau materi
yang disajikan harus berintikan KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh
peserta didik. Bahan ajar cetak harus memperhatikan:
a) Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang
singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas
pembaca.
b) Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat,
jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
c) Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list
untuk pemahaman.
d) Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong
pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
e) Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang
digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah
dibaca.
f) Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar
kerja (work sheet).

7
D. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes/
instumen. Suatu tes/ instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai
dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto,
1999). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2011).
Menurut Sugiyono (2012) Validasi produk dapat dilakukan oleh beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai kelemahan dan
kekuatan produk yang dihasilkan. Komponen validitas menurut Depdiknas (2008)
mengenai pengembangan bahan ajar secara umum mencakup komponen
kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan komponen
kegrafisan.
1. Validitas Isi (Content validity)
Uji komponen kelayakan isi merupakan uji validitas dari sebuah konten atau
materi dari sebuah bahan ajar. Sesuai yang dikemukakan oleh Depdiknas (2008)
yang menyatakan bahwa Komponen kelayakan isi mencakup: kesesuaian dengan
SK, KD, kesesuaian dengan perkembangan anak, kesesuaian dengan kebutuhan
bahan ajar, kebenaran substansi materi pembelajaran, manfaat untuk penambahan
wawasan, kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial. Pernyataan
Depdiknas ini menunjukkan bahwa validitas suatu bahan ajar yang dilihat dari
kandungan materi atau kontennya harus sesuai dengan beberapa analisis seperti
analisis SK dan KD, kebutuhan, kebenaran substansi, manfaat, nilai moral dan
nilai sosial.
2. Validitas Konstruk (Construct validity)
Menurut Sugiyono (2012) untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan
pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen

8
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Depdiknas (2008)
menjelaskan bahwa komponen penyajian antara lain mencakup: kejelasan tujuan
(kriteria) yang ingin dicapai, urutan sajian, pemberian motivasi, daya tarik,
interaksi (pemberian stimulus dan respond), kelengkapan informasi.
Kemungkinan keputusan yang akan diberikan para ahli antara lain : instrumen
dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
3. Validitas Kebahasaan
Uji validitas dengan kriteria mengenai aspek kebahasaan ini menilai apakah
informasi yang disampaikan dalam bahan ajar sampai dengan baik kepada siswa
sebagai pembaca. Selanjutnya Depdiknas (2008) menjelaskan bahwa Komponen
kebahasaan antara lain mencakup: keterbacaan, kejelasan informasi, kesesuaian
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, pemanfaatan bahasa secara
efektif dan efisien (jelas dan singkat). Apabila pembuatan bahan ajar
memerhatikan komponen dari kriteria kebahasaan ini dengan baik maka informasi
yang disampaikan tersalurkan dengan baik.
4. Validitas Kegrafisan (Face Validity)
Kriteria validitas bahan ajar yang terakhir yaitu dari segi kegrafisan. Kriteria
kegrafisan maksudnya adalah bagaimana tampilan dan desain dari sebuah bahan
ajar. Kriteria ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana bahan ajar dapat
menarik minat belajar siswa. Depdiknas (2008) selanjutnya menjelaskan bahwa
komponen kegrafisan antara lain mencakup: penggunaan font ; jenis dan ukuran,
lay out atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, desain tampilan.
Berdasarkan semua penjelasan Depdiknas mengenai pengembangan bahan
ajar banyak faktor yang harus dipenuhi pada suatu bahan ajar sehingga bahan ajar
itu valid dan bisa digunakan untuk siswa dalam pembelajaran. Menurut Sugiyono
(2011) pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis dengna
menggunakan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi dirancang berdasarkan kriteria dan
komponen penilaian validitas bahan ajar. Kisi-kisi ini kemudian digunakan untuk
membuat instrumen validitas atau lembar validasi.

9
Penilaian produk berdasarkan angket yang telah diisi oleh tenaga ahli dan
praktisi dianalisis untuk mengetahui tingkat kevalidan dari produk yang
dikembangkan.
Penilaian produk berdasarkan angket yang telah diisi oleh tenaga ahli dan
praktisi dianalisis untuk mengetahui tingkat kevalidan dari produk yang
dikembangkan. Analisis validitas menggunakan Skala Likert pada Tabel 1.

Tabel 2. 1 Skala Likert Validitas


Persentasi Ketercapaian
Skor Kategori
Indikator
1 Sangat Tidak Setuju 0-25
2 Tidak Setuju 26-50
3 Setuju 51-75
4 Sangat Setuju 76-100
(Dimodifikasi dari Riduwan, 2012)

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut :


1. Memberikan skor untuk setiap item jawaban sangat baik (5), baik (4), cukup
(3), kurang (2) dan sangat kurang (1).
2. Menjumlahakan skor total tiap validator untuk seluruh indikator.
3. Penilaian validator terhadap masing-masing pernyataan dianalisis dengan
menggunakan formula Cohen’s Kappa, dimana pada akhir pengolahan
diperoleh :
𝑃−𝑃𝑒
𝐾𝑎𝑝𝑝𝑎 (𝑘) = .................................................................................................... (1)
1−𝑃𝑒

Keterangan :
𝑘 : kappa yang menunjukkan validitas produk
𝑃 : proporsi yang terealisasi, dihitung dengan cara jumlah nilai yang diberikan oleh
validator dibagi jumlah nilai maksimal
𝑃𝑒 : proporsi yang tidak terealisasi, dihitung dengan cara jumlah nilai maksimal dikurangi
dengan jumlah nilai total yang diberi validator dibagi jumlah nilai maksimal
Kategori validitas modul didapat dilihat pada Tabel 2

10
Tabel 2. 2 Kategori Keputusan Berdasarkan Cohen’s Kappa
Interval Keterangan Kesepakatan
≥ 0,61 – 1,00 Valid
< 0,61 Tidak valid
(dalam Anthony dkk, 2005)

Modul yang dikembangkan dikatakan valid jika telah mencapai interval ≥0,61
berada pada kategori valid.

(٤٩)ٍ‫ب َخلَ ْقنَاهٍ إِنا كلٍ ش َْيءٍ َخلَ ْقنَاهٍ قَدَر‬


ٍِ

Artinya : Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (Al


Qamar: 49).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah sesuai
dengan ukuran masing-masing, begitu juga media pembelajaran yang akan di
evaluasi, harus mempunyai indikator dan kriteria yang jelas sehingga media
tersebut bisa dikatakan valid.
E. Reliabilitas
Kata reliabillitas berasal dari reliability dalam bahasa inggris, dengan asal
kata reliable yang artinya dapat di percaya. “reliabilitas” merupakan kata benda,
sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel (reliable). Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti
kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok
yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran
dapat dipercaya.
Reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa
yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan
pengukuran ulang. Reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh
dari pencatatan berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah subjek.
Kerlinger memberikan batasan tentang reliabilitas yaitu :

11
1. Reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang sama
berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa akan memberikan
hasil yang sama atau serupa.
2. Reliabilitas dicapai apabila ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen
pengukur adalah ukuran ‘’ yang sebenarnya’’ untuk sifat yang diukur.
3. Reliabilitas dicapai dengan meminimalkan galat pengukuran yang terdapat
pada suatu instrumen pengukur.
Sehingga berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disampaikan
bahwa, reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana bahan ajar
tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang
pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang
signifikan. Derajat hubungan ini ditunjukkan dengan koefesien reliabilitas yang
bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefesiennya semakin mendekati 1 maka
semakin reliabel dan sebaliknya. Pada umumnya para ahli memberikan standar
minimal koefesien reliabilitas sama atau lebih besar dari 0.6.
Menurut Sukardi (2008) koefisien reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu
penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau
terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Kisi-kisi dirancang
berdasarkan kriteria reliabilitas bahan ajar. Kisi-kisi ini kemudian digunakan
untuk membuat instrumen reliabilitas.
F. Praktikalitas
Salah satu syarat instrumen penelitian yang baik adalah praktis. Praktikalitas
disini dapat diartikan sejauh mana kepraktisan instrument yang digunakan peneliti
dalam penelitian. Kepraktisan bahan ajar maksudnya adalah kepraktisan
penggunaan bahan ajar tersebut dalam pembelajaran.
Menurut KBBI (2008), praktikalitas berarti bahwa bersifat praktis, artinya
mudah dan senang dalam pemakaiannya. Kepraktisan yang dimaksud disini
adalah kepraktisan dalam bidang pendidikan (silabus, RPP, bahan ajar, penilaian,
LKS maupun produk yang lainnya). Praktikalitas berkaiatan dengan kemudahan
dan kemajuan yang didapatkan siswa dengan menggunakan bahan ajar, LKS,
instrument atau produk yang lainnya.

12
Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian dan keterlaksanaan prototype bahan
ajar oleh siswa dan guru yaitu melaksanakan pengajaran dengan menggunakan
bahan ajar yang telah direvisi berdasarkan penilaian validator. Bahan ajar
memiliki praktikalitas yang tinggi, apabila bersifat praktis dan mudah
mengadministrasikannya. Untuk menentukan praktikalitas perangkat
pembelajaran ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan bahan
ajar oleh guru dan angket respon tentang bahan ajar oleh siswa dan guru.
Bahan ajar harus memenuhi aspek kepraktisan yaitu pemahaman dan
keterlaksanaan bahan ajar tersebut. Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan dan
kemajuan yang didapat siswa dengan menggunakan bahan ajar, instrumen,
maupun produk lainnya. Kepraktisan dilakukan melalui uji keterlaksanaan bahan
ajar dalam proses pembelajaran sebagai uji pengembangan (Trisdyanto.2009)
Mengukur tingkat kepraktisan dilihat dari apakah guru dan pakar-pakar
lainnya mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh guru
dan siswa (Nieeveen, 1999). Dalam penelitian pengembangan, bahan ajar yang
dikembangkan dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa
secara teoritis bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan di lapangan dan
tingkat keterlaksanaannya termasuk kategori baik. Suatu produk dikatakan praktis
apabila orang yang menggunakan produk tersebut menganggap bahwa produk
dapat digunakan (usable).
Berkaitan dengan kepraktisan di tinjau dari apakah guru dapat melaksanakan
pembelajaran di kelas. Biasanya peneliti dan observer mengamati aktivitas yang
dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Misalnya, melihat kegiatan guru
dalam mempersiapkan siswa untuk belajar, memeriksa pekerjaan siswa, dll.
Kepraktisan suatu bahan ajar itu dilihat dari:
a. Penyajian yang sistematis
b. Contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman
c. Penjelasan tentang relevansi dan manfaat bahan ajar
d. Alat bantu yang memudahkan
Menurut Kustiawan M (2012) uji Praktikalitas dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut:

13
1. Uji Praktikalitas Oleh Guru
a) Peneliti memberikan bahan ajar cetak maupun non cetak yang telah di
validasi dan direvisi kepada guru.
b) Peneliti memberi pengarahan tentang cara pengisian angket kepada guru.
c) Peneliti memberikan petunjuk singkat bahan ajar cetak maupun non
cetak yang telah dikembangkan.
d) Guru menggunakan bahan ajar berdasarkan petunjuk yang sudah ada
dalam pembelajaran.
e) Peneliti meminta guru untuk mengisi angket praktikalitas bahan ajar
cetak yang dikembangkan.
2. Uji praktikalitas oleh peserta didik
a) Peneliti memberikan pengarahan cara pengisian angket kepada peserta
didik.
b) Peneliti membagikan bahan ajar cetak ataupun non cetak yang
dikembangkan kepada masing-masing peserta didik.
c) Peneliti memberikan petunjuk singkat penggunaan bahan ajar cetak
ataupun non cetak yang dikembangkan kepada peserta didik.
d) Peseta didik menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan di dalam
proses pembelajaran.
e) Peneliti meminta peserta didik untuk mengisi angket praktikalitas bahan
ajar cetak atau non cetak.
Kisi-kisi dirancang berdasarkan kriteria praktikalitas bahan ajar. Kisi-kisi ini
kemudian digunakan untuk membuat instrumen praktikalitas atau lembar
praktikalitas. Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data kepraktisan
bahan ajar cetak dan non cetak. Instrumen praktikalitas yang dapat digunakan
yaitu:
a. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan bahan ajar oleh guru
Lembaran pengamatan ini digunakan untuk melihat perilaku guru dalam
mengimplementasikan bahan ajar yang telah direncanakan. Pengamatan dilakukan
oleh dua orang pengamat tentang perilaku guru selama proses pembelajaran.
b. Angket Respon Siswa Terhadap Praktikalitas bahan ajar yang dikembangkan

14
Angket respon siswa digunakan untuk mendapatkan respon siswa terhadap
praktikalitas bahan ajar yang dikembangkan. Instrumen ini diisi oleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran.
Analisis data praktikalitas diperoleh dari instrument pengamatan
keterlaksanaan dan angket respon siswa terhadap bahan ajar cetak maupun non
cetak dihitung skornya. Analisis kepraktisan menggunakan Skala Likert dengan
langkah-langkah:

1. Memberikan skor untuk setiap item jawaban sangat baik (5), baik (4), cukup
(3), kurang (2) dan sangat kurang (1).
2. Menjumlahakan skor total tiap praktisi untuk seluruh indikator.
3. Pemberian nilai kepraktisan dengan cara menggunakan rumus:
P= f/N x 100 %..................................................(2)
Dimana :
P = Nilai akhir
f = Perolehan skor
N = Skor maksimum

Kategori praktikalitas dapat dilihat pada Tabel . Berikut ini


Tabel 2. 3 Tabel Kategori Praktikalitas
No Nilai Kriteria
1 80% < x ≤ 100% Sangat praktis
2 60% < x ≤ 80 % Praktis
3 40% < x ≤ 60 % Cukup praktis
4 20% < x ≤ 40 % Kurang praktis
5 0% < x ≤ 20 % Tidak praktis
Dimodifikasi dari (Riduwan:2009)
G. Efektifitas
Efektifitas berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil,
tepat atau manjur. Efektifitas menunjukkan tingkat keberhasilan pencapaian suatu
tujuan. Jadi suatu upaya dikatakan efektif apabila upaya tersebut mampu
mencapai tujuannya. KBBI (2008) mendefenisikan efektif dengan “ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil, berhasil guna

15
(usaha, tindakan)” dan efektifitas diartikan “keadaan berpengaruh, hal berkesan”
atau “keberhasilan (usaha, tindakan)”.
Suatu produk dikatakan efektif apabila terdapat pengaruh atau akibat, bisa
diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil memuaskan setelah diberi
perlakuan. Efektivitas merupakan pengaruh atau dampak yang merupakan hasil
dari kebijakan atau langkah yang diambil, yang tentunya diambil dari keinginan-
keinginan untuk mencapai target dengan melihat kenyataan yang ada di lapangan
(Satrio, 2008). Efektifitas produk dipusatkan untuk mengevaluasi apakah bahan
ajar dapat digunakan sesuai dengan harapan dan efektif untuk meningkatkan
kualitas dan prestasi belajar peserta didik.
Efektivitas bahan ajar dilakukan dalam uji terbatas. Untuk mengukur
keefektifan digunakan tes hasil belajar. Instrumen ini digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar peserta didik pada pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar yang telah disusun. Penilaian tes hasil belajar didasarkan
pada kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian, kemudian
disesuaikan dengan keseluruhan isi bahan ajar yang telah disusun. Tes hasil
belajar peserta didik bertujuan untuk memperoleh data tentang penguasaan materi
yang telah disusun yang dilaksanakan di akhir uji coba.
Hal ini menggunakan desain eksperimen (before-after) yaitu
membandingkan keadaan sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar.
Penggunaan bahan ajar cetak dikatakan efektif dalam pembelajaran jika hasil
belajar peserta didik setelah menggunakan bahan ajar lebih baik dari sebelumnya.
Analisis perbandingan berkorelasi digunakan untuk melihat efektifitas
penggunaaan bahan ajar pada pembelajaran. Uji statistik yang digunakan adalah
pre-test dan post-test one group desain. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono
(2012) yang menyatakan bahwa “Untuk membuktikan signifikansi perbedaan
sistem kerja lama dan baru perlu diuji secara statistik dengan t-test berkorelasi
(related)”. Rumus yang digunakan adalah :
X1  X1
t .....................(3)
S1
2
S
2
 S  S 
 2  2r  1  2 
n1 n2  n  n 
 1  2 

16
Keterangan :
̅
X1 = Rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan bahan ajar
̅2
X = Rata-rata hasil belajar peserta didik setelah menggunakan bahan ajar
𝑆1 = Simpangan baku hasil belajar sebelum menggunakan bahan ajar
𝑆2 = Simpangan baku hasil setelah menggunakan bahan ajar
𝑆1 2 = Varians hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan bahan ajar
𝑆2 2 = Varians hasil belajar peserta didik setelah menggunakan bahan ajar
𝑟 = Korelasi hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah menggunakan
bahan ajar

Korelasi antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar
cetak (r) didapat dari persamaan :
Nx1 x2  x1 x2 
rx1x2 
Nx  
.....................(4)
 x1  Nx 2  x2 
2 2 2 2
1

Keterangan:
𝑟𝑥1 𝑥2 = Korelasi antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan bahan
ajar
𝑋1 = Skor sebelum menggunakan bahan ajar
𝑋2 = Skor sesudah menggunakan bahan ajar
𝑁 = Jumlah peserta tes

Jika diperoleh nilai thitung > ttabel maka penggunaan bahan ajar efektif dalam
pembelajaran dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka penggunaan bahan ajar belum
efektif dalam pembelajaran.

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Prosedur Uji Validitas, Realibelitas, Paktikalitas, dan Efektifitas Modul

Modul
(Produk)

Uji Validasi dan Realiabelitas

Pakar Praktisi Revisi

Valid dan Tidak


Reliabelitas

Ya

Uji Coba Modul


(Uji Praktikalitas & Uji
Efektifitas)

Penyempurnaa
n

Modul
(Produk)

Implementasi

Gambar 3. 1 Prosedur Uji Validitas , Realibelitas, Paktikalitas, dan Uji


Efektifitas Bahan Ajar
Berdasarkan flowchart di atas, untuk melakukan uji validitas dan uji
praktikalitas diperlukan kisi-kisi dan instrumen untuk uji validasi dan
praktikalitas.

20
B. Kisi-kisi instrumen Validasi Bahan Ajar Cetak
Instrumen uji validitas dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah
disusun. Acuan yang digunakan adalah komonen validitas yang tetapkan oleh
Depdiknas (2008) yaitu validitas isi, konstruk, bahasa, dan grafis. Berikut
disajikan kisi-kisi instrumen uji validitas modul pembelajaran fisika pada Tabel
3.1.
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Validitas Modul
Komponen
Indikator Pernyataan
Validitas
Kesesuaian dengan Contoh yang diberikan memotivasi peserta didik
perkembangan anak untuk belajar lebih lanjut
Kesesuaian dengan Topik yang disajikan dalam bahan ajar sudah sesuai
SK, KD dengan tuntunan KI, KD dan indikator yang
dirumuskan
Kebenaran substansi Fakta yang disajikan sesuai dengan topik
materi pembelajaran
Kesesuaian Materi yang diberikan sesuai dengan materi
Isi
dengan kebutuhan untuk pencapaian KI dan KD
bahan ajar
Kesesuaian dengan Uraian Materi mengandung nilai moral dan sosial
nilai moral dan nilai-
nilai sosial.
Manfaat untuk Contoh contoh yang diberikan up to date dan
penambahan kontekstual
wawasan
Urutan sajian Modul sistematis (judul, KI, KD, indikator materi
dan latihan)
Konstruk Kelengkapan Mempunyai identitas (judul materi)
informasi Membuat materi pokok dan rinciannya
Interaksi (pemberian Modul dapat digunakan untuk perorangan dan

21
Komponen
Indikator Pernyataan
Validitas
stimulus dan kelompok
respond) Mendorong siswa belajar/bekerja secara efektif
Penyajian materi pembelajaran menggunakan
bahasa sederhana yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari
Pemberian motivasi Isi modul dapat menarik perhatian peserta didik
sehingga memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif
Isi modul menempatkan rangsangan-rangsangan
Daya tarik berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf
tebal, miring, garis bawah atau warna
,Pemanfaatan bahasa Bahasa yang digunakan sudah komunikatif
secara efektif dan Bahasa yang digunakan memotivasi peserta didik
efisien (jelas dan untuk melakukan pekerjaan
singkat).
Kesesuaian dengan Bahasa yang digunakan tidak ambigu/ bermakna
kaidah bahasa ganda
Bahasa
Indonesia yang baik
dan benar
Kejelasan informasi Informasi yang disampaikan jelas
Keterbacaan Konsisten dalam menggunakan istilah yang
menggambarkan konsep
Konsisten dalam menggunakan simbol/lambang
Ilustrasi, gambar, Ilustrasi dan gambar yang digunkan
foto, desain tampilan membangkitkan keingintahuan peserta didik
Grafis Penggunaan font ; Jenis tulisan yang digunakan pada modul ini
jenis dan ukuran, lay menarik dan jelas
out atau tata letak,

22
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa masing-masing komponen
validitas yaitu validitas isi, konstruk, bahasa, dan grafis memiliki beberapa
indikator yang dapat dikembangkan menjadi sebuah pernyataan guna memperoleh
hasil evaluasi tentang bahan ajar modul yang telah dikembangkan. Adapun bentuk
instrumen yang telah disusun disajikan pada Lampiran 1.

23
C. Kisi-kisi Instrumen Praktikalitas Bahan Ajar Cetak (Modul)
Praktikalitas bahan ajar dilakukan dalam uji terbatas. Untuk mengukur kepraktisan digunakan instrumen praktikalitas. Dalam
pengembangan instrumen praktikalitas modul, pernyataan-pernyataan di buat berdasarkan indikator yang ada pada teori. Dalam
makalah ini, praktikalitas modul di lihat dari aspek elemen mutu modul.

Tabel 3. 2 Matriks Pengembangan Angket Praktikalitas


Elemen Mutu Sub indikator Instrumen
Modul
Penggunaan format kolom yang proporsional Modul mengguanakan format kolom yang proporsional
Penggunaan format kertas (vertikal/horizontal) harus memperhatikan Modul menggunakan format kertas (vertikal/horizontal)
tata letak dan format pengetikan dengan memperhatikan tata letak dan format pengetikan
Format
Penggunaan icon (tanda-tanda) untuk menekankan hal-hal yang Modul menggunakan icon (tanda-tanda) untuk
dianggap penting atau khusus (cetak tebal, cetak miring) menekankan hal-hal yang dianggap penting atau khusus
(cetak tebal, cetak miring)
Tampilan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang Tampilan peta/bagan yang menggambarkan cakupan
akan dibahas dalam modul materi yang akan dibahas dalam modul
Organisasi
Organisasikan isi materi pada modul menggunakan urutan dan Isi materi pada modul menggunakan urutan dan susunan
susunan yang sistematis, sehingga memudahkan peserta didik yang sistematis, sehingga memudahkan peserta didik

23
Elemen Mutu Sub indikator Instrumen
Modul
memahami materi memahami materi
Organisasikan isi modul agar memudahkan guru menghubungkan Isi modul memudahkan guru menghubungkan materi
materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
Organisasikan isi modul agar memudahkan guru dalam Isi modul memudahkan guru dalam menyampaikan fakta,
menyampaikan fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran
pembelajaran
Organisasikan isi modul yang dirancang memudahkan guru dalam Isi modul yang dirancang memudahkan guru dalam
pemanfaatan alokasi waktu pembelajaran pemanfaatan alokasi waktu pembelajaran
Susunan naskah, gambar, ilustrasi sedemikian rupa sehingga Susunan naskah, gambar, ilustrasi sedemikian rupa
informasi mudah mengerti oleh peserta didik sehingga informasi mudah mengerti oleh peserta didik
Susunan gambar dan ilustrasi yang terdapat dalam modul dapat Susunan gambar dan ilustrasi yang terdapat dalam modul
membantu guru untuk memudahkan siswa dalam mengingat materi dapat membantu guru untuk memudahkan siswa dalam
pembelajaran mengingat materi pembelajaran
Organisasi antar bab dan unit bab dengan susunan dan alur yang Susunan dan alur antar bab dan unit bab memudahkan
memudahkan peserta didik memahaminya peserta didik memahami modul

24
Elemen Mutu Sub indikator Instrumen
Modul
Organisasi antar paragraf dengan susunan dan alur yang Susunan dan alur antar paragraf memudahkan peserta
memudahkan peserta didik memahaminya didik memahami modul
Organisasi antar judul, sub judul dan uraian yang mudah diikuti oleh Susunan dan alur antar judul, sub judul dan uraian
peserta didik memudahkan peserta didik memahami modul
Sampul modul menggambarkan ciri khas materi Sampul modul menggambarkan ciri khas materi
Sampul modul mengkombinasikan warna,gambar,bentuk dan ukuran Sampul modul mengkombinasikan warna,gambar,bentuk
huruf yang serasi dan ukuran huruf yang serasi
Sampul modul menarik perhatian peserta didik sehingga senang Sampul modul menarik perhatian peserta didik sehingga
menggunakannya senang menggunakannya
Daya Tarik Isi modul menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau Isi modul menempatkan rangsangan-rangsangan berupa
ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring,
garis bawah atau warna
Isi modul dapat menarik perhatian peserta didik sehingga Isi modul dapat menarik perhatian peserta didik sehingga
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
Tugas dan latihan dikemas dengan menarik Tugas dan latihan dikemas dengan menarik

25
Elemen Mutu Sub indikator Instrumen
Modul
Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang
sesuai dengan karakteristik umum peserta didik mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum peserta
didik
Bentuk Dan Modul menggunakan perbandingan huruf yang proporsional antar Modul menggunakan perbandingan huruf yang
Ukuran Huruf judul, sub judul dan isi naskah proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah
Penggunaan huruf kapital sesuai dengan ketentuan yang berlaku Penggunaan huruf kapital sesuai dengan ketentuan yang
sehingga memudahkan peserta didik dalam mamahami isi modul berlaku sehingga memudahkan peserta didik dalam
mamahami isi modul
Ruang antar judul bab dan sub bab yang digunakan secara Ruang antar judul bab dan sub bab yang digunakan
proporsional sehingga memudahkan untuk memahami isi modul proporsional sehingga memudahkan untuk memahami isi
Ruang (Sapsi
modul
Kosong)
Batas tepi marginyang digunakan secara proporsional sehingga Batas tepi marginyang digunakan proporsional sehingga
memudahkan untuk memahami isi modul memudahkan untuk memahami isi modul
Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang konsisten Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang
Konsisten
konsisten

26
Elemen Mutu Sub indikator Instrumen
Modul
Modul menggunakan spasi yang konsisten Modul menggunakan spasi yang konsisten
Modul menggunakan tata letak pengetikan yang konsisten Modul menggunakan tata letak pengetikan yang
konsisten

27
D. Efektivitas Bahan Ajar Cetak (Modul)
Efektivitas bahan ajar dilakukan dalam uji terbatas. Untuk mengukur
keefektifan digunakan tes hasil belajar. Instrumen ini digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar peserta didik pada pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar yang telah disusun. Penilaian tes hasil belajar didasarkan
pada kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian, kemudian
disesuaikan dengan keseluruhan isi bahan ajar yang telah disusun. Tes hasil
belajar peserta didik bertujuan untuk memperoleh data tentang penguasaan materi
yang telah disusun yang dilaksanakan di akhir uji coba.

E. Matriks Kelebihan Bahan Ajar Cetak (Pro)


Tabel 3. 3 Matriks Kelebihan Bahan Ajar Cetak (Pro)
No. Sudut Pandang Kelebihan Bahan Ajar Cetak
1 Media Media cetak merupakan media yang paling mudah
diperoleh dan lebih sederhana dibandingkan program
komputer
2 Pengajaran Bahan ajar cetak lebih unggul dibanding bahan ajar jenis
lain karena bahan ajar cetak merupakan media yang
canggih dalam hal mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk belajar tentang fakta
dan mampu memahami prinsip-prinsip umum dengan
menggunakan argumentasi yang logis
3 Kualitas Bahan ajar cetak dapat memaparkan kata-kata, angka-
Penyampain angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram.
4 Penggunaan Bersifat self sufficient, dimana untuk menggunakannya
tidak diperlukan alat lain, mudah dibawa karena bentuknya
kecil dan ringan, informasi di dalamnya dapat dengan
mudah dibaca secara sekilas oleh penggunanya
5 Ekonomi Bahan ajar cetak relatif murah untuk diproduksi atau dibeli
dan dapat digunakan berulang-ulang. Di samping itu,
pengirimannya relatif lebih mudah, efisien, cepat dan
ongkosnya relatif lebih murah.

26
F. Matriks Kekurangan Bahan Ajar Cetak (Kontra)
Tabel 3. 4 Matriks Kekurangan Bahan Ajar Cetak (Kontra)
A. N
Sudut
o Pandang Kekurangan Bahan Ajar Cetak
.
1 Media Media cetak tidak mampu mempresentasikan gerakan
dalam memaparkan materi.
2 Pengajaran Bahan ajar cetak cenderung digunakan sebagai hafalan
sehingga tidak mampu mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam memahami konsep yang bersifat
abstrak.
3 Kualitas Bahan ajar cetak tidak dapat menunjukkan gambar tiga
Penyampain dimensi atau gambar yang bergerak.
4 Penggunaan Informasi di dalamnya bersifat satu arah karena bahan ajar
cetak tidak interaktif sehingga cenderung digunakan
dengan pasif.
5 Ekonomi Untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus dan menarik
memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Berdasarkan kedua tabel di atas diketahui bahwa bahan ajar cetak memiliki
kelebihan dan kekurangan yang akan saling melengkapi dengan bahan ajar non-
cetak. Dengan demikian tidak ada bahan ajar yang paling bagus atau paling jelek
semuanya tergantung pada kesesuaian, artinya untuk menentukan bahan ajar apa
yang akan digunakan dalam sebuah proses pembelajaran terntu harus mengacu
pada rumusan kompentensi yang ingin dicapai, serta metode pembelajaran apa
yang akan digunakan.

27
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan didapatkan kesimpulan
bahwa:
1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau
pengamatan yang berarti prinsif keandalan instrumen dalam mengumpulkan
data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi
validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
2. Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut
diuji berkali-kali hasilnya relatif sama.
3. Dalam penelitian pengembangan, perangkat yang dikembangkan dikatakan
praktis jika pada ahli dan praktisi menyatakan bahwa secara teoritis model
dapat digunakan di lapangan dan tingkat keterlaksanaannya termasuk kategori
baik. Suatu produk dikatakan praktis apabila orang yang menggunakan
produk tersebut menganggap bahwa produk dapat digunakan (usable).
4. Pada efektivitas, jika diperoleh nilai thitung > ttabel maka penggunaan modul
efektif dalam pembelajaran dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka
penggunaan modul belum efektif dalam pembelajaran.
B. Saran
Penulisan makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi isi maupun
penulisan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian.

28
DAFTAR PUSTAKA

Amri. S. 2010. Kontruksi Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Depdiknas. 2008. Modul Pengembangan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah


Menengah Atas

E.Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademia

Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.

Nana, Sudjana dan Ahmad Rivai. 2009. Media Pengajaran. Bandung. C.V Sinar Baru
Bandung.

Nieveen, Nienke.1999. Prototyping to Reach Product Quality. In J. vam den Akker,R


Branch,K Gustafson, N Nieveen and Tj.Plomp (Eds). Design Approaches and
Tools in Education and Training (hlm. 125-136). Dodrecht : Kluwer Academic
Publisher

Oni Arlitasari, dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung : Alfabeta.

Satrio. 2008. Pengertian Efektifitas id.shyoong.com. (diakses 17 September 2019)

Suaidinmath. 2010. Teknik Penyusunan Modul. suaidinmath.wordpress.com diakses (17


September 2019)

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung : Alfabeta

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Trisdyanto. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif. trisdyanto-


pembelajaran-mat.blogspot.com diakses September 2019

29
Lampiran 1

Instrumen Penilaian Validitas Bahan Ajar (Modul)

Penyusunan angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas Bahan Ajar (Modul) materi
usaha dan energi. Uji validitas dapat diketahui kekuatan dan kelemahan Bahan Ajar
(Modul) sehingga dapat disempurnakan.
Petunjuk : Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan
dengan Bahan Ajar (Modul). Untuk itu kepada Bapak dan Ibu
sebagai tenaga ahli dapat memberikan tanda cek ( √ ) pada
kolom yang sesuai dengan pendapat bapak/ibu :

Skor Kriteria
1 Sangat kurang
2 Kurang
3 Cukup
4 Baik
5 Sangat baik

No Skor
Pernyataan
5 4 3 2 1
Validitas Isi
1 Contoh yang diberikan memotivasi peserta
didik untuk belajar lebih lanjut
2 Topik yang disajikan dalam bahan ajar
sudah sesuai dengan tuntunan KI, KD dan
indikator yang dirumuskan
3 Fakta yang disajikan sesuai dengan topik
4 Materi yang diberikan sesuai dengan
materi untuk pencapaian KI dan KD
5 Uraian Materi mengandung nilai moral dan
sosial
6 Contoh contoh yang diberikan up to date
dan kontekstual
Validitas Konstruk
7 Modul sistematis (judul, KI, KD, indikator
materi dan latihan)
8 Mempunyai identitas (judul materi)
9 Membuat materi pokok dan rinciannya
10 Modul dapat digunakan untuk perorangan
dan kelompok
11 Mendorong siswa belajar/bekerja secara
efektif

30
12 Penyajian materi pembelajaran
menggunakan bahasa sederhana yang dekat
dengan kehidupan sehari-hari
13 Isi modul dapat menarik perhatian peserta
didik sehingga memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif
14 Isi modul menempatkan rangsangan-
15 rangsangan berupa gambar atau ilustrasi,
pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah
atau warna
Validitas Bahasa
18 Bahasa yang digunakan sudah komunikatif
19 Bahasa yang digunakan memotivasi peserta
didik untuk melakukan pekerjaan
20 Bahasa yang digunakan tidak ambigu/
bermakna ganda
21 Informasi yang disampaikan jelas
22 Konsisten dalam menggunakan istilah yang
menggambarkan konsep
23 Konsisten dalam menggunakan
simbol/lambang
Validitas Konstruk
24 Ilustrasi dan gambar yang digunkan
membangkitkan keingintahuan peserta
didik
25 Jenis tulisan yang digunakan pada modul
ini menarik dan jelas

1. Komentar
Kemukakanlah tanggapan Bapak/Ibu setelah mengamati dan menganalisis
Modul ini!

a. Kelebihan
………………………………………………………………………………..
.........………....…….........................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........…………………………………………………………………………
……......………....….....................................................................................

31
b. Kelemahan
………………………………………………………………………………..
.………....…….................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
.............................................................................................................
2. Saran-saran
Kemukakanlah saran-saran Bapak/Ibu yang dapat digunakan untuk perbaikan
dan penyempurnaan media pembelajaran Fisika berbasis ICT ini.
…………………………………………………………………………………..
.……....…….........................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Padang, September 2019

…............................................
NIP

32
Lampiran 2

LEMBAR PRAKTIKALITAS
MODUL FLUIDA
(ANGKET RESPON GURU )

Angket ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang praktikalitas


(kepraktisan) modul pembelajaran pada materi fluida
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui angket ini bapak/ibu diminta pendapatnya mengenai praktikalitas
modul pembelajaran pada materi fluida.
2. Mohon diberikan pendapat bapak/ibu dengan memberikan tanda ceklis (√)
pada salah satu kolom yang telah disediakan. Adapun kategori penilaian
adalah sebagai berikut:
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak setuju (TS) 0 – 25
2 Kurang setuju (KS) 26 – 50
3 Setuju (S) 51 – 75
4 Sangat setuju (SS) 76 - 100

3. Jika bapak/ibu merasa perlu memberikan catatan khusus demi perbaikan


modul pada materi fluida ini, mohon tuliskan pada bagian saran
4. Identitas bapak/ibu mohon diisi lengkap

Identitas
Nama : __________________________________
Guru mata pelajaran : __________________________________

Skor
No Pernyataan 1 2 3 4
TS KS S SS
Modul mengguanakan format kolom yang
1
proporsional
Modul menggunakan format kertas
2 (vertikal/horizontal) dengan memperhatikan tata
letak dan format pengetikan
Modul menggunakan icon (tanda-tanda) untuk
3 menekankan hal-hal yang dianggap penting atau
khusus (cetak tebal, cetak miring)

33
Skor
No Pernyataan 1 2 3 4
TS KS S SS
Tampilan peta/bagan yang menggambarkan
4
cakupan materi yang akan dibahas dalam modul
Isi materi pada modul menggunakan urutan dan
5 susunan yang sistematis, sehingga
memudahkan peserta didik memahami materi
Isi modul memudahkan guru menghubungkan
6
materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari
Isi modul memudahkan guru dalam menyampaikan
7 fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi
pembelajaran
Isi modul yang dirancang memudahkan guru dalam
8
pemanfaatan alokasi waktu pembelajaran
Susunan naskah, gambar, ilustrasi sedemikian rupa
9 sehingga informasi mudah mengerti oleh peserta
didik
Susunan gambar dan ilustrasi yang terdapat dalam
10 modul dapat membantu guru untuk memudahkan
siswa dalam mengingat materi pembelajaran
Susunan dan alur antar bab dan unit bab
11
memudahkan peserta didik memahami modul
Susunan dan alur antar paragraf memudahkan
12
peserta didik memahami modul
Susunan dan alur antar judul, sub judul dan uraian
13
memudahkan peserta didik memahami modul
14 Sampul modul menggambarkan ciri khas materi
Sampul modul mengkombinasikan
15
warna,gambar,bentuk dan ukuran huruf yang serasi
Sampul modul menarik perhatian peserta didik
16
sehingga senang menggunakannya
Isi modul menempatkan rangsangan-rangsangan
17 berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal,
miring, garis bawah atau warna
Isi modul dapat menarik perhatian peserta didik
18 sehingga memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif
19 Tugas dan latihan dikemas dengan menarik
Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang
20 mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum
peserta didik
Modul menggunakan perbandingan huruf yang
21
proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah
22 Penggunaan huruf kapital sesuai dengan ketentuan

34
Skor
No Pernyataan 1 2 3 4
TS KS S SS
yang berlaku sehingga memudahkan peserta didik
dalam mamahami isi modul
Ruang antar judul bab dan sub bab yang digunakan
23 proporsional sehingga memudahkan untuk
memahami isi modul
Batas tepi marginyang digunakan proporsional
24
sehingga memudahkan untuk memahami isi modul
Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang
25
konsisten
26 Modul menggunakan spasi yang konsisten
Modul menggunakan tata letak pengetikan yang
27
konsisten

Saran :
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
___________

Padang , ................
Guru SMA ............

(_________________)

35
Lampiran 3

LEMBAR PRAKTIKALITAS
MODUL FLUIDA
(ANGKET RESPON PESERTA DIDIK )

Angket ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang praktikalitas


(kepraktisan) modul pembelajaran pada materi fluida
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah tiap-tiap pernyataan di bawah ini dengan baik. bandingkan dengan
apa yang kamu rasakan dan lakukan selama ini. jawaban yang kamu
berikan harus sesuai dengan tanggapanmu terhadap modul yang
digunakan.
2. pilih salah satu jawaban yang paling cocok dengan memberikan tanda
ceklis (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan. Adapun kategori
penilaian adalah sebagai berikut:
Skor Kategori Persentase ketercapaian indikator
1 Tidak setuju (TS) 0 – 25
2 Kurang setuju (KS) 26 – 50
3 Setuju (S) 51 – 75
4 Sangat setuju (SS) 76 - 100

Identitas
Nama : __________________________________
kelas : __________________________________

Skor
No Pernyataan 1 2 3 4
TS KS S SS
1 Modul mengguanakan format kolom yang proporsional
Modul menggunakan format kertas (vertikal/horizontal) dengan
2
memperhatikan tata letak dan format pengetikan
Modul menggunakan icon (tanda-tanda) untuk menekankan hal-
3
hal yang dianggap penting atau khusus (cetak tebal, cetak miring)
Tampilan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang
4
akan dibahas dalam modul
Isi materi pada modul menggunakan urutan dan susunan yang
5
sistematis, sehingga memudahkan saya dalam memahami materi
9 Susunan naskah, gambar, ilustrasi sedemikian rupa sehingga

36
Skor
No Pernyataan 1 2 3 4
TS KS S SS
memudahkan saya memahami informasi
Susunan dan alur antar bab dan unit bab memudahkan saya
11
memahami modul
Susunan dan alur antar paragraf memudahkan saya memahami
12
modul
Susunan dan alur antar judul, sub judul dan uraian memudahkan
13
saya memahami modul
14 Sampul modul menggambarkan ciri khas materi
Sampul modul mengkombinasikan warna,gambar,bentuk dan
15
ukuran huruf yang serasi
Sampul modul menarik perhatian,sehingga saya senang
16
menggunakannya
Isi modul menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar
17 atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau
warna
Isi modul dapat menarik perhatian saya sehingga saya termotivasi
18
untuk berpartisipasi aktif
19 Tugas dan latihan dikemas dengan menarik
Modul menggunakan perbandingan huruf yang proporsional antar
21
judul, sub judul dan isi naskah
Penggunaan huruf kapital sesuai dengan ketentuan yang berlaku
22
sehingga memudahkan saya dalam mamahami isi modul
Ruang antar judul bab dan sub bab yang digunakan proporsional
23
sehingga memudahkan untuk memahami isi modul
Batas tepi margin yang digunakan proporsional sehingga
24
memudahkan untuk memahami isi modul
25 Modul menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang konsisten
26 Modul menggunakan spasi yang konsisten
27 Modul menggunakan tata letak pengetikan yang konsisten

Saran :
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
___________
Padang , ................

(_________________)

37

Anda mungkin juga menyukai