Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPS DI SD

DI SUSUN OLEH:

NAMA: SITI WARFINIANTY

STAMBUK : A 401 18 296

KELAS : G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas limpahan
berkatNya. sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
PEMBELAJARAN IPS SD.
Penulis sadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu, penulis mohon maaf serta mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini.

Luwuk, 20 Desember 2020


Mengetahu Penulis,

Siti Warfinianty
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................
DAFTAR ISI...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................
A. Latar Belakang..................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
A. Pengertian Model Pembelajaran.....................................
B. Pengertian Pendekatan Dalam Pembelajaran IPS di SD
C. Model-model pembelajaran IPS di SD............................
BAB III PENUTUP..................................................................
A.Kesimpulan.......................................................................
B.Saran..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam pembelajaran perlu menggunakan suatu pendekatan agar siswa mempunyai daya
tarik untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas. Adapun pendekatan
adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat pengajaran
bahasa serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya bahwa
kebenaran itu tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi.
Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak
belakang dari asumsi tertentu. Pengajaran IPS digunakan sebagai istilah teknis pedagogis
untuk proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.
Pendekatan dalam pelajaran IPS dimaksudkan sebagai cara pandang kita terhadap proses
belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru dalam mata pelajaran IPS selain
berfungsi sebagai manajer kelas dan fasilitator belajar, juga menjadi teladan actor sosial. Oleh
karena itu, dengan mempelajari berbagai jenis pendekatan ini, dapat menambah percaya diri
seorang guru untuk melaksanakan tugas sebagai guru IPS.
Pendekatan bergantung pada berbagai hal, seperti tingkat pendidikan, tujuan dan
lingkupan pendidikan anak. Artinya seorang guru harus memilih pendekatan yang sesuai
dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari model pembelajaran?
2. Apa saja model-model pembelajaran IPS di SD?
3. Bagaimana pendekatan dalam pembelajaran IPS di SD ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Sebuah model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang mengorganisasi
pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi pembelajaran.
(Supriyono, 2003: 60). Model pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan
ajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, bak secara
individual maupun secara kelompok.
Joyce dan Weil (1996: 7), model pembelajaran adalah deskripsi dari lingkungan
pembelajaran yang bergerak dari perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian
dari pelajaran untuk merangcang materi pelajaran, buku latihan kerja, program, dan bantuan
kompetensi untuk program pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah
bantuan alat-alat yang mempermudah siswa dalam belajar. Jadi, keberadaan model
pembelajaran berfungsi membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan,
nilai-nilai, cara berpikir dan pengertian yang diekspresikan mereka. (Syafaruddin, Irwan
Nasution, 2005: 182-183) Model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran yang
diterapkan pada pembelajaran bahan kajian atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan
tertentu dengan menggunakan waktu, dana tak begitu banyak dan mendapatkan hasil yang
dapat diserap siswa secara maksimal.:
1. Sebagai filosofi yang mendasar sebagai landasan teori dan rincian tahapan dari teknik
pembelajaran.
2. Sebuah filosofi yang mendikte pendekatan- pendekatan dan metode- metode dan biasanya
disajikan dalam satju paket.
3. Sebuah penjelasan dari gaya mengajar dan ditunjukkan oleh praktik pengajaran, yang mana
menjelaskan bagaimana siswa- siswa tersebut dibelajarkan.[4]
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, bahwa sesuatu dapat dijadikan model
pembelajaran, jika mengandung unsur-unsur penting, diantaranya :
1. Memiliki nama
2. Merupakan landasan filosofis pelaksanaan pembelajaran
3. Melandaskan pada teori belajar dan teori pembelajaran
4. Mempunyai tujuan/ maksud tertentu
5. Memiliki polah langkah kegiatan belajar mengajar (sintaks) yang jelas
6. Mengandung komponen- komponen, seperti guru, siswa, interaksi guru dan siswa, dan alat
untuk menyampaikan model.[5]
Model pembelajaran IPS mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode
atau prosedur pembelajaran pada umumnya. Keempat ciri tersebut adalah :
1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai)
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
Berdasarkan ciri-ciri di atas, model-model pembelajaran terbentuk melalui kombinasi dari
berbagai komponen yang meliputi:

1.Fokus
Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus dari sebuah sistem merujuk pada
kerangka acuan yang mendasari pengembangan sebuah model. Tujuan-tujuan pengajaran dan
aspek-aspek lingkungan pada dasarnya membentuk fokus dari model. Tujuan apa yang
hendak dicapai merupakan bagian dari model pada umumnya.
2.Sintaks
Sintaks atau tahapan dari model mengandung uraian tentang model dalam tindakan. Sebagai
contoh misalnya adalah kegiatan-kegiatan yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang
jelas dari keseluruhan program yang melambangkan lingkungan pendidikan dari setiap
model. Ini merupakan susunan dari keseluruhan program mengajar.
3.Sistem sosial
Mengajar pada dasarnya adalah menggambarkan hubungan antara guru dengan peserta didik
dalam satu system. Oleh sebab itu elemen ketiga dari model mengajar mengarah pada dua
bagian yaitu peranan guru dan peserta didik, khususnya hubungan hirarkis atau hubungan
kewenangan, serta norma-norma atau perilaku peserta didik yang dianggap baik. Dengan
demikian maka system social merupakan bagian penting dari setiap model. Mempelajari
sesuatu ditentukan oleh jenis hubungan yang tersusun selama proses mengajar
4.Sistem pendukung
Aspek yang terpenting dan utama dari suatu model adalah elemen pendukung yang tujuannya
adalah memberikan kemudahan kepada guru dan peserta didik bagi berhasilnya dengan baik
penerapan strategi mengajar.
Dengan demikian model mengajar adalah sebuah perencanaan pengajaran
yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses belajar mengajar agar dicapai
perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti yang diharapkan. Model akan
mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran dalam membantu peserta didik mencapai
berbagai tujuan.Menurut Kemp (dalam trianto,2007:53), pengembangan perangkat
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah pengembangan berhubungan
langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dapat dimulai dari titik mana
pun sesuai siklus tersebut.akan tetapi, karena kurikulum yang berlaku secara nasional di
Indonesia itu di mulai dari tujuan.
Model pengembangan sistem penbelajaran ini memuat pengembangan perangkat
pembelajaran. Ada sepuluh unsur secara perancangan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah pembelajaran
2. Analisis siswa
3. Analisis tugas
4. Merumusan indikator
5. Penyusunan instrument evaluasi
6. Strategi pembelajaran
7. Pemilihan media atau sumber belajar
8. Memerinci pelayanan penunjang
9. Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program
10. Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran.

B. Pengertian Konsep Pendekatan pembelajaran ips di SD

Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran.


... Artinya, dalam proses belajar mengajardi kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina
dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik dipandang dari
berbagai disiplin ilmu.

Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak
belakang dari asumsi tertentu. Pengajaran IPS digunakan sebagai istilah teknis pedagogis
untuk proses belajar-mengajar atau proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.
Pendekatan dalam pelajaran IPS dimaksudkan sebagai cara pandang kita terhadap proses
belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang
memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangat penting bagi guru karena guru dalam mata pelajaran IPS selain
berfungsi sebagai manajer kelas dan fasilitator belajar, juga menjadi teladan actor sosial. Oleh
karena itu, dengan mempelajari berbagai jenis pendekatan ini, dapat menambah percaya diri
seorang guru untuk melaksanakan tugas sebagai guru IPS.
Pendekatan bergantung pada berbagai hal, seperti tingkat pendidikan, tujuan dan
lingkupan pendidikan anak. Artinya seorang guru harus memilih pendekatan yang sesuai
dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.
Jenis – Jenis Pendekatan
Ada beberapa jenis pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan pada kegiatan
belajar mengajar di IPS, antara lain :
1. Pendekatan Disiplin atau Pendekatan Struktur
Pendekatan Disiplin bertitik tolak dari sesuatu disiplin ilmu tertentu. Artinya pola kerangka
atau sistematika pendekatan disiplin dimulai dari menyampaikan konsep-konsep dari suatu
disiplin, baru kemudian menambahkan konsep-konsep disiplin lainnya. Yang bertujuan untuk
mendukung konsep-konsep disiplin tersebut. Misalnya dimulai dari disiplin sejarah atau dari
geografi atau dari ekonomi, dan sebagainya.
Cara penyampaian dalam pendekatan disiplin adalah dengan mempertautkan konsep-konsep
lain yang bersifat menunjang yang dilakukan secara sistematis.
Tujuan dari pendekatan disiplin antara lain :
Mendukung tujuan IPS dalam kurikulum
Untuk mendapatkan pengertian yang lebih mendalam tentang konsep-konsep ilmu sosial
tertent
Untuk menelaah lebih lanjut tentang lingkup utama kegiatan manusia
Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang konsep-konsep tertentu dari suatu disiplin
dengan disiplin yang lain.
Untuk memberikan bahan yang lebih banyak dan lebih luas kepada IPS
Dalam proses belajar mengajar yang menggunakan pendekatan disiplin, guru hendaknya
lebih banyak memberikan tugas kepada anak untuk mencari sumber-sumber diluar buku teks.
Memberikan tugas membaca ataupun studi lapangan dan pada akhir tugas melampirkan karya
tulis kelompok maupun perorangan.
Kekurangan dari pendekatan disiplin adalah :
Penyusunan suatu pembelajaran dengan pendekatan ini adalah sangat sulit, karena tidak
adanya pedoman yang tegas untuk memilih inti pembahasan dan pendukung pembahasan.
Pandangan tiap-tiap pengajar tentang suatu konsep, kedalaman maupun keleluasannya, sangat
tergantung pada latar Belakang pendidikannya.
Keterampilan guru untuk mempertautkan konsep-konsep sangatlah terbatas dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor (waktu, kesempatan, referensi,dll).

2. Pendekatan Antar Struktur atau Interdisiplin


Pendekatan antar struktur merupakan pendekatan yang membahas suatu konsep secara
berturut melalui beberapa disiplin dan kemudian dipersatukan. Dengan pendekatan ini suatu
konsep ilmu sosial atau suatu topik diorganisasikan bersama konsep dari berbagai ilmu sosial
terpadu.
Contohnya : Menunjukkan pada peta pesebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia. Maka,
dapat meyoroti dari sudut pandang : geografi, khususnya peta persebaran daerah asal suku
bangsa di Indonesia. Kemudian materi sikap menghormati keanekaragaman suku bangsa.
Kemudian bisa membahas berbagai jenis kebudayaan di Indonesia.
Kesemuanya itu terpadu menjadi suatu bahan pelajaran yang utuh dan tidak merupakan cerita
bersambung. Sumbangan konsep dari berbagai ilmu diolah, diramu, dan dipadukan baik dari
segi urutan atau tingkat kesulitan maupun kepentingannya.
Kesulitan penggunaan pendekatan ini dalam pelaksanaan pengajaran IPS dapat dimaklumi
mengingat masih jarang ditemukan guru IPS yang generalis. Tetapi hal ini dapat diatasi
melalui team teaching pada saat memprogram atau waktu melaksanakannya.
Pendekatan antar struktur dapat dibedakan menjadi dua jenis pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan Multidisiplin
Pendekatan multidisplin mengarah pada pengambilan konsep-konsep dari berbagai disiplin.
Generalisasi dan proses dari berbagai disiplin ilmu sosial untuk membantu para siswa
memahami topik yang mereka pelajari. Artinya semua aspek dari suatu topik ditelaah
sehingga pengertian siswa itu menjadi luas dan dalam, dan dengan demikian tujuan sajian
akan tercapai secara mantap.

b. Pendekatan Interdisiplin
Pendekatan interdisiplin juga menggunakan atau mengambil konsep-konsep yang digunakan
dalam berbagai ilmu sosial. Perbedaannya ialah bahwa model pengajaran dengan pendekatan
interdisiplin mendasarkan strukturnya pada penggunaan ‘konsep inti’ sedangkan pada model
pendekatan multidisplin menggunakan ‘konsep dasar’ dari berbagai disiplin.
Dasar pemikiran yang melatarbelakangi penggunaan pendekatan interdisiplin ialah adanya
banyaknya konsep dasar yang harus dibatasi jumlahnya agar dapat dikembangkan dalam
pengajaran. Kesukarannya terletak pada pemilihan konsep dasar yang paling efektif untuk
digunakan.
3. Pendekatan Kemasyarakatan
Pendekatan Kemasyarakatan dimaksudkan seperti pendekatan yang kita gunakan didalam
mempelajari IPS dengan mengambil masyarakat sebagai folus pembahasan. Artinya semua
komponen program diambil dari dan ditujukan pada masyarakat sekitar.
Tujuan dari penekatan kemasyarakatan antara lain :
Pergaulan siswa di dalam masyarakat lebih luas, meliputi kecakapan bergaul, sikap ramah
tamah, tenggang rasa, suka menolong, penyesuaian diri dalam berbagai situasi dan bisa
mempengaruhi masyarakat sekitarnya.
Dapat memperluas pengetahuan dan pengertian yang didapat disekolah dengan macam-
macam kenyataan (fakta) yang didapat di dalam masyarakat (konsep-konsep) sehingga
mempunyai scope yang lebih luas dan lebih mendalam.
Mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan harapan masyarakat akan hasil pendidikan di sekolah
yang dapat digunakan untuk membangun, membina, dan mengembangkan masyarakat.
Dapat berpartisipasi langsung dengan berbagai kegiatan kemasyarakatan yang juga
diharapkan oleh masyarakat.
Mengetahui lebih banyak tentang perubahan dan perkembangan yang lebih cepat daripada
yang diduga diketahui disekolah sehingga pengetahuannya selalu aktual.

4. Pendekatan Lingkungan
Lingkungan masyarakat lebih banyak membicarakan lingkungan fisik dan lingkungan budaya
atau sering disebut dengan lingkungan geografis.
a. IPS dengan Lingkungan Fisik
Di dalam pengetahuan tentang lingkungan, unsur fisik memegang peranan penting. Hal ini
dimuat dalam tujuan pengajaran IPS. Tujuan tersebut antara lain :
Anak harus memahami keadaan lingkungan fisiknya ( keadaan alam, kekayaan alam, iklim,
fauna, serta ekosostem dan lingkungannya )
Anak harus menyadari bagaimana campur tangan manusia didalam mengelola sumber-
sumber alam.
Anak harus memahami dan menyadari tentang perlunya perhitungan, pengawasan dan
pengawetan alam sekitar demi kelestarian lingkungan.

b. IPS dan Lingkungan Budaya


Tujuan pengajaran IPS dan Lingkungan Budaya adalah :
Mengajarkan kebudayaan-kebudayaan manusia di dunia dari hal perbedaan, persamaan
hakekat budaya yang ada padanya, perkembangan serta perubahan-perubahannya.
Anak harus memahami nilai-nilai budaya nasioanal, regional maupun lokal, menghargai dan
memelihara sebagai harga pusaka peninggalan nenek moyang.
Menanamkan rasa tanggung jawab dan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan
warisan budaya tersebut.
Anak harus mengetahui akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkan oleh penetrasi
kebudayaan asing yang masuk ke dalam lingkungan kebudayaan.

5. Pendekatan Pembelajaran Tradisional dan Pendekatan Pembelajaran Inkuiri


a. Pendekatan Pembelajaran Tradisional
Pendekatan pembelajaran tradisional mengutamakan penyajian fakta dan nama, melalui
hafalan dan ingatan. Anak dianggap sebagai suatu bejana kosong yang harus diisi oleh guru
sampai penuh. Sehingga dalam pendekatan pembelajaran anak bersifat pasif. Sedangkan guru
bertindak aktif dengan metode ceramah.
Kekurangan dari pendekatan pembelajaran tradisional antara lain :
Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan masalah
sehingga daya serap siswa kurang tajam.
Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan sukar ditangkap. Apalagi jika menggunakan
kata-kata asing.
Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapannya untuk
mengeluarkan pendapat.
Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang.
Dapat menimbulkan kebosanan siswa.
Pendekatan ini dapat digunakan apabila terdapat hal-hal berikut ini :
Bahan yang ingin disampaikan sangat banyak.
Para siswa dapat memahami informasi melalui kata-kata.

b. Pendekatan Pembelajaran Inkuiri


Pendekatan pembelajaran inkuiri bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan
objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai
engan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus
yang dapat memandang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
C. Model – Model Pembelajaran IPS SD
Model pembelajaran IPS memiliki karakteristik tersendiri yakni menekankan hubungan
individu dengan orang lain atau masyarakat, sehingga model dalam kategori ini lebih terfokus
pada peningkatan kemampuan pendekatan individu dalam berhubungan dengan orang lain,
terlibat dalam proses demokratis, bekerja sama secara produktif. Model-model pembelajaran
yang dimasukkan dalam kategori model pembelajarn IPS adalah :
1.Model Pencapaian Konsep
Model inidikembangkan oleh Jerome S Bruner, Jacqueline Goodrow dan George
Austin berdasarkan hasil studynya mengenai berfikir manusia. Model ini di dasarkan pada
penekanan bahwa lingkungan penuh dengan hal-hal yang berbeda dan mustahil dapat
menyesuaikan diri dengannya jika manusia tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk
membedakan dan mengelompokkkan segala sesuatu itu kedalam kelompok-
kelompok.Dengan metode yang sesuai dengan perkembangan intelektual anak, kepadanya
dapat di ajarkan konsep-konsep seperti “ set theory “ atau teori set dalam matematika, “
fungsi”, prinsip bahwa keseluruhan tetap kuantitasnya walaupun dibagi dalam beberapa
bagian dan bahwa bagian-bagian dapat dikumpulkan kembali menjadi keseluruhan.Sebagai
contoh : konsep “ Gunung” dalam Geografi, Konsep “Perubahan” dalam sejarah,
konsep”uang” Ekonomi dan lain sebagainya.
2.Model Berpikir Induktif atau Inductive Thinking
Model ini dikembangkan oleh Hilda Taba dengan tujuan untuk mendorong para
pelajar menemukan dan menorganisasikan informasi, menciptakan nama suatu konsep, dan
menjajaki berbagai cara yang dapat menjadikan para peserta didik lebih terampil dalam
bersikap dan mengorganisasikan informasi, dalam melakukan hipotesis yang melukiskan
hubungan antar berbagai data.
3.Model Penelitian atau Inquiry Training
Model inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada
pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Inkuiri adalah
salah satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat dipergunakan pada
berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan
inkuiri di dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial dirasionalisasi pada pandangan dasar
bahwa dalam model pembelajaran tersebut, siswa didorong untuk mencari dan mendapatkan
informasi melalui kegiatan belajar mandiri.Model inkuiri pada hakekatnya merupakan
penerapan metode ilmiah khususnya di lapangan Sains, namun dapat dilakukan terhadap
berbagai pemecahan problem sosial. Savage Amstrong mengemukakan bahwa model tersebut
secara luas dapat digunakan dalam proses pembelajaran Social Studies. Pengembangan
strategi pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sangat sesuai dengan karakteristik
materil pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan mengembangkan tanggung jawab
individu dan kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai anggota masyarakat dan
warganegara.Pengunaan model ini memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan
kemampuan berpikir maupun pengetahuan. Sikap dan nilai pada peserta didik dibanding
dengan pendekatan klasikal atau tradisional. Menurut para ahli, pendekatan inkuiri
Model inquiry training memiliki lima langkah pembelajaran, yaitu:
a) Menghadapkan masalah (menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan situasi yang saling
bertentangan).
b) Menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi, memeriksa
tampilnya masalah).
c) Mengkaji data dan mengeksprimentasi (mengisolasi variabel yang sesuai, merumuskan
hipotesis).
d) Mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan.
e) Menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih efektif.
Sarana pembelajaran yang diperlukan adalah berupa materi konfrontatif yang mampu
membangkitkan proses intelektual, strategi penelitian, dan masalah yang menantang peserta
didik untuk melakukan penelitian. Sebagai dampak pembelajaran dalam model ini adalah
strategi penelitian dan semangat kreatif.
4.Model Memorisasi atau Memorization
Model ini dikembangkan Pressley dan Levin. Memorisasi adalah teknik yang
digunakan untuk menghafalkan dan mengasimilasikan sesuatu informasi, guru dapat
menggunakan model ini untuk membimbing penyampaian materi yang bertujuan agar para
pelajar dapat dengan mudah menagkap informasi baru.
5.Model Investigasi Kelompok atau Group Investigation
Model ini dikembangkan oleh John Dewey dan Herbert A.Thelen yang
menggabungkan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan penggunaan
strategi-strategi ilmiah untuk membantu manusia menciptakan pengetahuan dan masyarakat
yang teratur dengan baik.Penerapan model ini dimulai dengan menghadapkan siswa kepada
masalah, yang muncul dari sumber yang berbeda-beda. Masalah itu bisa merupakan bagian
dari suatu pengalaman. Permasalahan yang dihadirkan dapat disediakan oleh guru ataupun
muncul dari kelas. Jika ada siswa bereaksi terhadap masalah tersebut maka guru menarik
perhatian mereka terhadap reaksi yang berbeda. Jika siswa telah menunjukkan minat terhadap
reaksi-reaksi yang berbeda itu maka guru mendorong siswa untuk merumuskan masalah
untuk diri mereka. Setelah dirumuskan siswa mengkajinya dengan memperhatikan peranan
dan mengorganisasi dirinya, kemudian bertindak dan melaporkan hasilnya.

6.Model Bermain Peran atau Role Playing


Penerapan pengajaran berdasarkan pengalaman lainnya ialah bermain peran. Pada
umumnya siswa yang menpunyai usia 9 atau yang lebih tua, menyenagi penggunaan strategi
ini karena berkenaan dengan isu- isu sosial dan kesempatan komunikasi interpersonal di
dalam kelas. Di dalam bermain, peran guru menerima peran noninterpersonal di dalam kelas.
Siswa menerima karakter, perasaan, dan ide- ide orang lain dalam suatu situasi yang
khusus.Ada beberapa keuntungan penggunaan pendekatan instruksional ini di dalam kelas,
yaitu pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak dan
mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Mereka dapat
pula mengurangi dan mendiskusikan isu- isu yang bersifat manusiawi dan pribadi tanpa ada
kecemasan. Bermain peran kemungkinan para siswa mengidentifikasi situasi- situasi dunia
nyata dan dengan ide- ide orang lain. Identifikasi tersebut mungkin cara untuk mengubah
perilaku dan sikap sebagaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, anak-
anak dilengkapi dengan cara yang aman unt kouk meneliti dan mempertunjukkan masalah-
masalah diantara kelompok/ individu- individu.
7.Model Penelaahan Yurisprudensi
Model ini dikembangkan oleh Pressley dan Levin . Model ini merupakan model yang
melibatkan intelektual yang relatif lebih rumi. Dasar dari model ini adalah proses
kesepakatan sosial atau “ Social Negotation”. Model ini menuntut para psreta didik untuk
menguji dirinya sendiri, perilaku kelompok, dan proses sosial yang lebih besar.
8.Model Inkuiri Sosial
Model ini dikembangkan oleh Bryron Massialas dan Benyamin Cox, atas dasar
kerangak konseptual yang sama dengan penelitian ilmiyah yang diterapkan dalam bidang
ilmu-ilmu alamiyah dan model penelitian sosial dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Model yang
lebih spesifik dikembangkan dengan menggunakan metode-metode keilmuan antropologi,
sejarah, geografi, psikologo sosial,dan sosiologi. Model ini telah dimanfaatkan pada tingkat
sekolah dan perguruan tinggi.Secara umum inkuri dapat diartikan mengembangan
kemampuan siswa untuk memikirkan secara sungguh-sungguh dan terarah serta
merefleksikan hakekat sosial kehidupan, khususnya kehidupan siswa sendiri dan arah
kehidupan masyarakat dalam upaya memecahkan masalah-masalah sosial.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan


pembelajaran. ... Artinya, dalam proses belajar mengajardi kelas IPS, para siswa seyogianya
diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik
dipandang dari berbagai disiplin ilmu. model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola
yang mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi
pembelajaran

B.Saran

Sesungguhnya makalah ini tidak luput dari kesalahan penulis, oleh karena itu penulis
mohon untuk di koreksi apabila ada kata- kata yang kurang tepat dalam penulisan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Maylanny Christine. 2009. Pedagogi : strategi dan teknik mengajar dengan berkesan.
Bandung: PT Setia Purna Inves.

Sardjiyo, DKK. 2014. Pendidikan IPS di SD . Jakarta: Universitas Terbuka.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar ilm

Anda mungkin juga menyukai