MAKALAH
Oleh :
BUMIAYU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada The Spriritual Father, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga,
sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga hari perhintungan nanti, semoga Allah SWT
mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba’du. Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran” ini disusun guna memnuhi
tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Strategi Pengembangan SD yang diampu oleh
Adnan Yusufi, M.Pd.I., Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan sebagai media
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta penulisan karya
ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik
moril maupun materiil. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan yang setinggi-
tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnakan
dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT
berkesan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal jariyah bagi tim penyusun serta pihak-pihak
yang pandangannya dikutip dalam makalah ini. Amiin.
Fira Seftiana
NIM.40219011
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu penunjang yang lain adalah salah satu komponen pendidikan yang
paling menentukan karena peran dan fungsinya yang amat strategis adalah guru. Karena
demikian besarnya peran dan fungsinya yang harus dimainkan guru, hingga ada yang
berpendapat, bahwa andai kata tidak ada gedung sekolah, tidak ada kurikulum dan
komponen pendidikan lainnya, namun masih ada guru dan murid, maka kegiatan
pendidikan masih akan bisa berjalan.
Seorang guru harus mempunyai sifat kreatif dan berkarakter, guru yang kreatif
adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Fluency, artinya guru mampu
menghasilkan ide-ide yang akurat sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fleksibility,
artinya guru mampu membuka pikiran. Originality, artinya mampu menciptakan ide baru.
Elaboration, artinya seorang guru mampu melihat suatu masalah secara mendetail.2 Guru
1
yang kreatif adalah guru yang mampu menghasilkan ide-ide baru, membuka pikiran baik
guru itu sendiri maupun didik dan dapat menguasai masalah dan serta menyelesaikannya.
Guru yang berkarakter adalah guru yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral,
akhlak mulia, budi pekerti, sopan santun, etika, agama, dan nilai-nilai kewarganegaraan.
Guru yang demikian itu selanjutnya mengambil inisiatif,kreatifitas dan pilihannya secara
bertanggung jawab, baik pada hati nuraninya, pada masyarakat dan pada Tuhan sebagai
penciptanya.
Guru yang berkarakter ini selanjutnya menjadi pusat perhatian dari para ahli
pendidikan, mengingat guru yang berkarakter ini sangat menentukan keberhasilan
pendidikan. Dalam hubungan ini Imam al-Gazali misalnya mengatakan bahwa guru yang
berkarakter itu adalah guru yang menerapkan pola hidup zuhud (sederhana), ikhlas dalam
melaksanakan tugasnya, menyayangi dan melindungi peserta didik, bersikap pemaaf atas
kesalahan yang dilakukan peserta didik dan orang lain, bersikap adil dalam
memperlakukan para peserta didik, serta senantiasa menambah ilmunya, santun katanya,
santun perkataan dan perbuatannya, berpandangan jauh kedepan dan tidak meminta upah
dalam melaksanakan tugasnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, maka
fokus penulisan ini adalah :
2
• Apa saja macam-macam model pembelajaran ?
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dan manfaat dari penulisan ini yang
hendak dicapai penulis adalah :
• Tujuan
• Manfaat
• Penulisan ini diharapkan guru senantiasa menjadi guru yang kreatif dan
berkarakter dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
3
• Penulisan ini dapat dijadikan motivasi bagi guru-guru untuk selalu
melaksanakan proses belajar mengajar dengan cara yang menyenangkan
melalui PAIKE
BAB II
PEMBAHASAN
Model pembelajaran, menurut Isjoni (2012: 147), merupakan strategi yang digunakan
guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir
kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih. Model
pembelajaran berisi strategi-strategi pilihan guru untuk tujuan-tujuan tertentu di kelas.
Sementara, strategi, menurut Kemp (dalam Rusman, 2014: 132), merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai
secara efektif dan efisien.
Sementara itu, Dick dan carey menyatakan strategi pembelajaran sebagai suatu
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa. Satu strategi pembelajaran dapat menggunakan
beberapa metode. Model pembelajaran juga dilandasi oleh berbagai prinsip dan teori
pengetahuan, diantaranya prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis
sistem, atau teori lain yang membantu (dalam Rusman, 2014:132).
4
Sebagai ringkasan, definisi model pembelajaran dari Susan Ellis (1979:275) akan
melengkapi bahasan ini. Model pembelajaran merupakan strategi-strategi yang berdasar pada
teori-teori dan penelitian yang terdiri dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan
tindakan yang dilakukan guru dan siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode
evaluasi atau sistem penilaian perkembangan belajar siswa.
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
6) Adanya desain instruksional atau persiapan mengajar dengan berpedoman pada model
pembelajaran yang dipilih.
Dalam mengajar guru harus memperhatikan model pembelajaran yang cocok agar dapat
meningkatkan hasil pembelajaran yang di ajarkan. Ada banyak model pembelajaran yang
5
berkembang saat ini yang dapat membantu guru dalam pembelajaran, Menurut Bern dan
Erickson (dalam Komalasari, 2011: 55) model-model pembelajaran memiliki banyak tipenya,
diantaranya:
adalah strategi belajar yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan
mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu
6
Sementara itu, Howey R, Keneth, dalam Rusman (2011) mendefinisikan CTL
“Contextual teaching is teaching that enables learning in wich student aploy their
academic understanding and abilities in a variety of in-and out of school context to
solve simulated or real world problems, both alone and with others” (CTL adalah
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar di mana siswa
menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks
dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun
nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
• Konstruktivisme (Constructivism)
7
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yaitubahwa pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas.
• Menemukan (Inkuri)
• Bertanya (Questioning)
• Pemodelan (Modelling)
• Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang terjadi baru saja dipelajari
8
Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang
amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil
pembelajaran melalui penerapan CTL.
Kelough & Kelough dalam Kasihani (2009: 16) menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran secara berkelompok,
siswa belajar bersama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas dengan
penekanan padasaling supportdi antara anggota kelompok, karena keberhasilan
belajar siswa tergantung pada keberhasilan kelompoknya. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran belum tuntas atau belum berhasil jika hanya beberapa siswa yang
mampu menyerap dan memahami materi pelajaran yang dirancang guru di kelas.
Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2010) mengatakan tidak semua
belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, ada lima unsur dasar dalam model pembelajaran kooperatif yang harus
diterapkan, yaitu sebagai berikut :
9
• Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Dalam interaksi tatap muka siswa dalam kelompok berkesempatan untuk saling
berdiskusi, saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
Kegiatan interaksi ini akanmembentuk sinergi yang menguntungkan bagi semua
anggota kelompok.
10
Terdapat tiga fungsi manajemen yaitu fungsi manajemen sebagai perencanaan
pelaksanaan, fungsi menejmen sebagai organisasi dan fungsi manajemen
sebagai kontrol.
11
• Permasalahan yang diangkat adalah yang ada didunia nyata yang tidak
tersruktur;
12
Pembelajaran jarak jauh atau distance learning adalah pembelajran dimana antara
pebelajar {siswa, mahasiswa} dengan pembelajaran {guru, dosen} tidak berada
dalam suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Pada pembelajran semacam ini,
penggunaan media sangat menentukan hasil belajar. Media yang digunakan dalam
belajar jarak jauh dapat berupa media cetak seperti modul atau media elektronik yang
biasa nya dikemas dalam bentuk pembelajaran berbantuan komputer yang berbasis
web selanjutnya dikenal dengan e-learning.
13
diharapkan menjadi kurang dependen atau mandiri dalam menerima penngetahuan
dari para guru dan kesimpulan yang diperoleh orang lain. Kedua, mengharapkan
pembelajar mengenali bagaimana pengetahuan diperoleh.Hal ini berarti para guru
mengharapkan para siswa belajar melalui mengumpulkan (collecting),
mengorganisasi (organizing), dan menganalisa informasi (analyzing information)
untuk sampai kepada kesimpulan sendiri. Ketiga, para guru menginginkan siswa
menggunakan kemampuan tertinggi dalam berpikir (highest-order thinking skill)
yakni kemampuan menganalisa (analyze), mensintesis (synthesize) dan menilai
(evaluate).
Menurut Sanjaya (2014), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam
pembelajaran inkuiri, yaitu:
14
6) Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
Menurut Sanjaya dalam (Taniredja, dkk, 2011: 87-88) mengatakan bahwa model
pembelajaran VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam
mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi persoalan
melalui proses menanalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.
Sedangkan, karakteristik model pembelajaran VCT sebagai suatu model atau strategi
pembelajaran sikap adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis
nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskannya
dengan nilai- nilai baru yang hendak ditanam.
Berdasarkan teori tersebut model pembelajaran VCT adalah suatu bentuk atau
pola belajar yang ingin menanamkan sikap positif dalam diri siswa. Sikap positif
tersebut berbentuk nilai-nilai yang terkandung dalam budaya demokrasi Indonesia.
Sebenarnya, nilai budaya demokrasi sudah dalam diri siswa, seperti siswa itu
mengerti kalau memutuskan sesuatu permasalahan harus melalui keputusan bersama
berdasarkan suara terbanyak. Jadi, untuk membangkitkan kembali sikap dan nilai
positif siswa harus melalui model pembelajaran yang sesuai, yaitu model
pembelajaran VCT.
15
• Mananam kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik
tingkat maupun sifat yang positif maupun yang untuk selanjut
ditanam- kan actual peningkatan dan pencapaian target nilai.
16
siswa muncul kesadaran diri bukan karena rasa kewajiban bersikap
tertentu atau berbuat tertentu.
• Kebebasan Memilih
• Menghargai
17
• Berbuat
18
• Memberikan gambaran nilai moral yang patut diterima dan
menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan
bermoral tinggi.
19
• Dalam setiap pembelajaran menggunakan tematik atau
pendekatan kontekstual, antara lain dengan mengambil
topik yang sedang terjadi dan ada di sekitar peserta
didik, menyesuaikan dengan hari besar nasional, atau
mengaitkan dengan program yang sedang dilaksanakan
oleh pemerintah.
• Aktif
Yang dimkasud ialah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga seswa aktif untuk bertnya pertanyakan dan
mengemukakan pendapatnya belajar merupakan proses aktif dari siawa salam
membangun pengwtahuan siswa bukanlah gelas kosong yabg pasif yang hanya
menerima kuncuran ceramah guru tentang oelajarn pengetahuan atua informasi .
• Inovatif
Yang dimaksud ialah dalam proses pembelaajran di harapkan manual ide ide
gagasan atau inovasi baru yang positif dan lebih baik
• Kreatif
Dalam setiap proses pembelajaran guru yang harus maupun menciptakan kegiatan
yang beragam tidak monoton serta maupun membuat alat bantu atau media belajar
ynag swderhana yang dapat memudahkan pemahaman siswa
• Efektif
20
• Menyenangkan
Supaya belajar mengajar yang nyaman dan menyenangkan siswa selaku subjek
belajar tidak merasa takut canggung dan tertekan serta berna untuk mencoba Every
One is a Teacher Here (Setiap siswa sebagai guru)
21
• Berilah pertanyaan terkaiy materi dan jawaban pada
potingan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam
kelas
1. Jigsaw Learning
2. Card Jorl
22
• Seluruh kartu diacak agar tidak tercampur
• Gellery Walk
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) adalah sebagai berikut:
23
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
suatu pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik serta menyediakan “Pojok Baca”
• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk
cara belajar kelompok.
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl dalam (Jamal Ma’mur Asmani, 2011:84)
mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut:
• Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, pada umumnya, hal
tersebut dapat terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada
dorongan humor dan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta
dukungan antusias.
• Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri meupun kanan.
PAIKEM merupakan sebuah metode pembelajarn kontekstual yang melibatkan paling sedikit
empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses interaksi, dimana siswa
dapat berinteraksi secara aktif baik dengan guru, rekan, multimedia, referensi, lingkungan,
24
dan sebagainya. Kedua, proses komunikasi, dimana siswa dapat mengkomunikasikan proses
belajar mereka dengan guru maupun rekan melalui dialog, cerita, atau stimulus. Ketiga,
proses reflesi, dimana siswa memikirkan kembali apa yang telah mereka pelajari dan apa
yang mereka lakukan yang melibatkan semua indra (penglihatan, pendegaran, percobaan,
penyelidikan, dan wawancara).
25
BAB III
KESIMPULAN
Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat di gunakan dalam sistem pendidikan
Indonesia antara lain: Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual, teaching, and learning),
Model Pembelajaran Kooperatif, Model Pembelajaran Berbasis Masalah ( PBM ), Model
Pembelajaran E-Learning, Model Pembelajaran inkuiri terbimbing, Model Pembelajaran Value
Clarification Technique.
Pengertian Paikem ialah singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.uny.ac.id/index.php/sosia/article/download/5343/4646
http://fatkhan.web.id/pengertian-model-pembelajaran-value-clarification-technique-vct/
http://desirachmawati79.blogspot.com/2014/05/model-pembelajaran-paikem.html?m=1
L. Gavrilova, Marina. 2006. Computational Science and Its Applications - ICCSA 2006:
6th International Conference. Glasgow, UK: Springer.
Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada : John Wiley & Sons.
Fahyuni, Eni Fariyatul, M.Pd.I dan Nurdiyansyah, M.Pd. 2016. Inovasi Model
Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo : Nizamia Learning Center
27
LAMPIRAN
28
29