MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan para pengikut jejaknya hingga
hari perhitungan nanti,semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba’du. Makalah yang berjudul “Prinsip Belajar dan Pembelajaran
di SD” ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah
Strategi Pembelajaran yang diampu oleh Adnan Yusufi, M.Pd.I., Prodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan sebagai media untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta penulisan
karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu, tim penyusun
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan mnjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagitim penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini. Aamiin.
NIM. 40219022
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Konsep Belajar.....................................................................................................3
B. Prinsip Belajar......................................................................................................6
C. Asas – Asas Pembelajaran.................................................................................11
BAB III SIMPULAN......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
LAMPIRAN....................................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas muncul sebuah masalah yang akan kami
rumuskan yaitu;
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa saja yang terdapat dalam prinsip belajar?
3. Apa pengertian proses pembelajaran?
4. Apa saja macam-macam asas pembelajaran?
A. Konsep Belajar
Banyak pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli. Salah
satu di antaranya ialah menurut Gagne (1985), bahwa belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989, hal 11). Dari pengertian belajar
tersebut, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu: proses,
perubahan perilaku, pengalaman, dan implikasi.
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,
akantetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar).
Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat
diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
Salah satu prinsip pendidikan adalah diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan
keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan potensi dan
kreativitas peserta didik.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan
karakteristik peserta didik, serta tuntunan untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi dan memnuhi standar. Proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didikuntuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
3
4
daripada berat jenis air, karena melakukan percobaan sendiri, maka belajar
seperti ini disebut belajar melalui pengalaman langsung. Akan tetapi bila
siswa mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan
penjelasan guru, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui
pengalaman tidak langsung.
Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih
baik karena siswa akan lebih memahami, dan lebih menguasai pelajaran
tersebut. Bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
Perhatikan contoh kegiatan belajar berikut ini.
a. Siswa kelas IV mengamati bagian-bagian bunga dari bunga-bungaan
yang mereka bawa dari tempat masing-masing.
b. Siswa kelas III membuat bentuk persegi Panjang dari kertas yang
panjangnya 20 cm dan lebarnya 10 cm. kemudian di pinggir persegi
panjang tersebut dibubuhkan titik pada setiap jarak 1 cm. Titik dengan
titik yang berhadapan yang terdapat pada kedua pinggir yang Panjang
dihubungkan dengan garis. Demikian pula titik dengan titik yang
berhadapan pada kedua pinggir lain. Akhirnya siswa memperoleh 200
kotak dengan ukuran satu x satu cm. dari kegiatan ini siswa
memperoleh rumus luar persegi panjang: panjang x lebar.
c. Siswa kelas V sedang asik mendengarkan penjelasan guru mengenai
perjuangan para pahlawan nasional melawan penjajah Belanda sekitar
tahun 1948.
Dari contoh diatas yang merupakan pengalaman langsung adalah
kegiatan yang (b), dari kegiatan belajar tersebut siswa kelas III memahami
rumus luas persegi panjang dengan cara mereka menemukan sendiri
melalui pengalaman langsung. Dan yang mengalami pengalaman tidak
langsung adalah kegiatan yang (c) karena mereka hanya mendengarkan
guru menjalaskan dan mencatat hal pentingnya saja. Sedangkan untuk
yang (a) itu adalah bukan pengalaman langsung maupun tidak langsung,
akan tetapi lebih cenderung ke pengamatan bukan pengalaman. Namun,
6
B. Prinsip Belajar
Prinsip belajar meupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum,
prinsip belajar akan sangat menentukan proses belajar dan hasil belajar. Oleh
karena itulah, beberapa prinsip belajar ini perlu di telaah dengan seksama
untuk mendapatkan pengertian yang mendalam sehingga dapat menerangkan
ke dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di sekolah.
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor timbulnya aktivitas, sebagai
pengarah, dan sebagai penggerak untuk untuk melakukan suatu pekerjaan.
7
Bila motornya tidak ada, maka aktivitas tidak akan terjadi, dan bila
motornya lemah maka aktivitas akan yang terjadipun lemah pula.
Motivasi berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
individu yang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar
menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat
baginya(sesuai dengan kebutuhannya), maka motivasi belajar akan muncul
dengan kuat. Karena itulah diyakini, bahwa motivasi dan kebutuhan
mempunyai hubungan dalam belajar. Motivasi belajar itu disebut motivasi
intrinsik atau internal. Motivasi intrinsik atau disebut pula motivasi murni
yaitu pendorong utama dalam belajar setiap anak didik, motivasi ini
muncul dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, sedapat mungkin guru harus
berusaha memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa saat mereka
belajar, umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan tujuan pembelajaran
dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah pendorong pelengkap dari luar diri anak didik dalam belajar.
Memunculkan motivasi ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara
memberi pujian atau hadiah, menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan, memberi nasihat, dan kadang-kadang teguran.
Motivasi juga memiliki kaitan erat dengan minat. Peserta didik yang
memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari
bidang studi tersebut. Namun, apabila Minat tanpa motivasi hanyalah
sekedar minat, tetapi belum tentu berbuat. Sebagai contoh anak yang
berminat untuk menulis namun tidak ada motivasi maka boleh jadi
minatnya untuk menulis diurungkan dan dilakukannya di lain waktu
karena belum ada motivasi yang mendorongnya untuk berbuat. Seandainya
minat itu bebarengan dengan motivasi, maka dalam waktu yang relatif
dekat dia segera melakukan perbuatan menulisnya itu. Oleh karena itu,
tepatlah bila para akli menjadikan minat sebagai alat motivasi yang
bersifat menetap pada diri seseorang.
8
2. Perhatian
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat
dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan)
terhadap suatu objek dengan mengosongkan pikiran dari hal-hal yang lain,
yang dianggap mengganggu. Perhatian anak didik sangat dipelukan dalam
menerima bahan pelajaran dari guru. Makin terpusat perhatian pada
pelajaran, proses belajar makin baik, dan hasilnya akan makin baik pula.
Guru akan sia-sia mengajar apabila anak didik tidak memperhatikan
penjelasan guru. Guru menjelaskan bahan pelajaran perhatian anak didik
kearah lain. Guru harus mengambil tindakan untuk menenangkan suasana
kelas sehingga terjadi interaksi yang kondusif antara guru dengan anak
didik. Oleh karena itu, guru harus selalu berusaha supaya perhatian siswa
terpusat pada pelajaran. Salah satu usaha untuk mendapatkan perhatian
anak didik adalah dengan menggunakan media yang merangsang anak
didik untuk befikir, cara lainnya adalah menghubungkan yang akan
dijelaskan itu dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak didik
(bahan apersepsi) atau dengan menggunakan metode yang variasi.
3. Aktivitas
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas anak didik yang diharapkan
tidak hanya aspek fisik melainkan juga aspek mental. Anak didik bertanya,
mengajukan pendapat, berdiskusi, membaca, menulis, membuat grafik,
mencatat hal-hal penting yang dijelaskan guru dan sebagainya merupakan
sejumlah aktivitas anak didik yang aktif secara mental maupun fisik.
Disini aktivitas anak didik lebih banyak daripada aktivitas guru. Guru
hanya pembimbing dan sebagai fasilitator dari aktivitas belajar anak didik
di kelas.
4. Pengalaman
Menurut Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan bahwa
belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dale
mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat yang paling kongkrit
ke yang paling abstrak yang dikenal dengan kerucut pengalaman, Teori
9
Dengan cara ini diharapkan aktivitas belajar lebih tinggi dan tidak
terlalu banyak bergantung kepada guru, akan tetapi siswa harus tetap di
bimbing.
Adapun penguatan untuk siswa, dengan cara mendorong siswa untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik merupakan operant conditioning
atau penguatan positif. Sebaliknya, ketika siswa mendapatkan nilai yang
jelek mereka akan merasa takut tidak naik kelas, ketika nilai buruk dan
rasa tidak naik kelas muncul, maka siswa akan terdorong untuk belajar
lebih giat atau biasa disebut dengan penguatan negatif.
7. Perbedaan Individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar,
berarti tidak akan memperoleh kemampuan. Disamping itu, siswa belajar
sebagai pribadi tersendiri, yang memiliki perbedaan dari siswa lain.
Perbedaan seperti halnya: pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar,
kecerdasan, tipe belajar, dan lain-lain. Guru yang bijaksana akan
menghargai dan memperlakukan siswa sesuai dengan hakikat mereka
masing-masing, begitupun dengan perlakuan, karena perlakuan guru
terhadap siswa yang cepat harus berbeda terhadap siswa yang lamban.
Siswa yang lamban perlu banyak dibantu, sedangkan siswa yang cepat
dapat diberi kesempatan lebih dulu maju atau melakukan pengayaan.
Didalam metode mengajar, guru perlu menggunakan metode
mengajar yang bervariasi, sebab siswa yang kita ajar memiliki tipe belajar
yang berbeda. Siswa yang memiliki tipe belajar auditif akan lebih mudah
belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar visual akan
lebih mudah belajar melalui penglihatan, sedangkan siswa yang memiliki
tipe belajar kinestetik akan lebih mudah belajar melalui perbuatan. Semua
guru perlu memahami pribadi masing-masing siswa yang menjadi
bimbingannya. Oleh karena itu, catatan pribadi tiap bakatnya, tips
belajarnya, latar belakang kehidupan orang tuanya, kemampuan
pancaindra, penyakit yang diderita bahkan kejadian sehari-hari yang
dipandang. Semua itu perlu dicatat pada catatan pribadi siswa yang harus
11
diisi secara rutin dan harus memantau siswa sampai kejenjang pendidikan
berikutnya.
8. Implikasi Prinsip Belajar
Implikasi pengalaman
a. Melakukan pembelajaran individual/kelompok kecil
b. Siswa mencari informasi sendiri
c. Menjadikan siswa untuk belajar lebih aktif
Implikasi tantangan
a. Guru memberikan tugas terhadap siswa
b. Membimbing siswa menemukan prinsip sendiri
c. Guru mampu membimbing siswa untuk memecahkan masalah
Implikasi balikan dan penguatan
a. Memberikan catatan pada hasil kerja siswa
b. Membagikan lembar jawab siswa yang telah dikoreksi
c. Siswa mampu memahami materi yang sebelumnya
Implikasi perbedaan individual
a. Mengenali karakteristik siswa sehingga dapat memberikan perlakuan
pembelajaran yang sesuai
b. Menggunakan berbagai metode sehingga dapat melayani kebutuhan
siswa sesuai karakteristiknya
c. Memberikan remidiasi bagi siswa yang membutuhkan
16
17
d. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
8. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar :
a. Tujuan
b. Isi materi
c. Sumber belajar
d. Target siswa
e. Guru
f. Strategi pembelajaran
g. Hasil
h. Kematangan
i. Lingkungan
9. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang
diberikan akan menjadi lebih kuat.
10. Otak tidak sekedar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui
membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan
tentang hal yang dibahas.
11. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang telah kita ketahui dan dengan
cara kita berpikir,
12. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual,
kinestetik)
13. Resiporsitas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan
untuk bekerjasama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan
untuk menstimulusi kegiatan belajar.
18
DAFTAR PUSTAKA
[1] Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
[2]Marno dan M. Idris. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media
[5] Arnita Sri W. 2009. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka
[6] Djamarah, Syaifulah Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
[7]https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar/amp
[8] http://Jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F
18
LAMPIRAN
19