Anda di halaman 1dari 23

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI SD

MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Adnan Yusufi, M.Pd.I

Oleh :

1. Aisyah Yonasti NIM. 40219019


2. Asri Nur Azizah NIM. 40219022
3. Briliana Rihfama Fauzi NIM. 40219025
4. Dinika Dwi Rakhmawati NIM. 40219031
5. Dwi Zurrotul Khusnia NIM. 40219034
6. Futi Hatul Inayah NIM. 40219002
7. Lia Septiani NIM. 40219014
8. Lutfiyatul Amanah NIM. 40219052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BUMIAYU
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada The Spiritual father, Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan para pengikut jejaknya hingga
hari perhitungan nanti,semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba’du. Makalah yang berjudul “Prinsip Belajar dan Pembelajaran
di SD” ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah
Strategi Pembelajaran yang diampu oleh Adnan Yusufi, M.Pd.I., Prodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan sebagai media untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta penulisan
karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu, tim penyusun
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan mnjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagitim penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini. Aamiin.

Bumiayu, 15 Maret 2020


Ketua

Asri Nur Azizah

NIM. 40219022

ii
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Konsep Belajar.....................................................................................................3
B. Prinsip Belajar......................................................................................................6
C. Asas – Asas Pembelajaran.................................................................................11
BAB III SIMPULAN......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
LAMPIRAN....................................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat dan upaya yang
timbul dalalm diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah lakunya dalam
upaya meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam hal ini, belajar adalah
perilaku mengembangkan diri melalui proses penyesuaian tingkah laku.
Penyesuaian tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar,
bukan karena akibat langsung dari pertumbuhan sesorang yang melakukan
kegiatan belajar ( Sudjana, 2005:103 ). Belajar sebagai proses dapat dikatakan
sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan dengan sengaja melalui
penyesuaian tingkah laku dirinya dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupnya.
Kegiatan belajar sebagai proses memiliki unsur-unsur tersendiri yang
dapat membedakan sntara kegiatan belajar dan bukan belajar. Unsur yang
mencakup tujuan belajar yang ingin dicapai , motivasi, hambatan, stimulus dari
lingkungan, persepsi dan respons peserta didik.
Kegiatan belajar sebagai proses tersebut memiliki enam unsur; Pertama,
tujuan belajar. Setiap peserta didik dapat menyesuaikan tujuan belajarnya
sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Kedua, peserta didik yang termotivasi .
Aktivitas belajar untuk mencapai tujuan belajar tidak akan terjadi apabila
peserta didik tidak termotivasi untuk belajar. Ketiga, tingkat kesulitan belajar.
Kesulitan belajar merupakan hambatan bagi upaya peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu, tingkat kesulitan belajar harus
disusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong peserta didik untuk
mengatasi kesulitan belajar dengan tepat. Keempat, stimulus dari lingkungan.
Stimulus atau rangsangan digunakan untuk mengatasi hambatan yang
ditemukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kelima, peserta didik yang
memahami situasi. Pemahaman terhadap situasi akan tergantung pada latar

1
2

belakang kehidupan, pengalaman belajar dan kesungguhan peserta didik


terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Keenam, pola
respons peserta didik. Peserta didik merespons stimulus secara menyeluruh dan
respons itu bertujuan. Artinya peserta didik melakukannya tanpa arah.
Apabila kita mencermati uraian diatas, tampak jelas bahwa kehadiran
pendidik dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan. Kegiatan
pembelajaran sebagai hasil dan proses merupakan akibat berlangsungnya
fungsi pembelajaran. Fungsi pembelajaran merupakan upaya mendorong,
mengajak, membimbing dan melatih yang dilakukan oleh pendidik supaya
peserta didik melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar
dan kebutuhan pendidikan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas muncul sebuah masalah yang akan kami
rumuskan yaitu;
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa saja yang terdapat dalam prinsip belajar?
3. Apa pengertian proses pembelajaran?
4. Apa saja macam-macam asas pembelajaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui latar belakang yang terdapat dalam makalah ini
2. Untuk mengetahui apa saja masalah yang terdapat dalam proses
pembelajaran
Manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk memudahkan mahasiswa atau mahasiswi dalam melakukan
pembelajaran
2. Untuk pedoman dalam pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Belajar
Banyak pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli. Salah
satu di antaranya ialah menurut Gagne (1985), bahwa belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989, hal 11). Dari pengertian belajar
tersebut, terdapat tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu: proses,
perubahan perilaku, pengalaman, dan implikasi.
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,
akantetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar).
Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat
diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat
adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
Salah satu prinsip pendidikan adalah diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan
keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan potensi dan
kreativitas peserta didik.
Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan
karakteristik peserta didik, serta tuntunan untuk menghasilkan lulusan
yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi dan memnuhi standar. Proses pembelajaran pada
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didikuntuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

3
4

kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan


fisik serta psikologis peserta didik.
2. Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa
pengetahuan, keterampilan atau penguasaan nilai-nilai (sikap).
Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat
digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku karena
kematangan (umpamanya seorang anak kecil dapat menangis, duduk atau
berdiri, lebih banyak disebabkan oleh kematangan daripada oleh belajar).
Demikian pula perubahan perilaku yang tida disadari karena meminum
minuman keras,tidak digolongkan ke dalam perubahan perilaku hasil
belajar. Perubahan perilaku sebagai hasilbelajar ialah perubahan yang
dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses
mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklompokkan ke dalam
tiga ranah (kawasan), yaitu; pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik) dan penguasaan nilai-nilai atau sikap (afektif). Ketiga
ranah tersebut di dalam Kurikulum 2004 terkandung dalam rumusan
kompetensi.
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam
interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Contoh lingkungan fisik ialah: buku, alat
peraga, dan alam sekitar. Contoh lingkungan sosial, antara lain: guru,
siswa, pustakawan, dan kepala sekolah. Lingkungan yang baik adalah
lingkungan lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar.
Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan melalui pengalaman
tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa belajar
dengan melakukan sendiri atau dengan mengalaminya sendiri. Sebagai
contoh, bila siswa mengetahui bahwa berat jenis minyak kelapa lebih kecil
5

daripada berat jenis air, karena melakukan percobaan sendiri, maka belajar
seperti ini disebut belajar melalui pengalaman langsung. Akan tetapi bila
siswa mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan
penjelasan guru, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui
pengalaman tidak langsung.
Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih
baik karena siswa akan lebih memahami, dan lebih menguasai pelajaran
tersebut. Bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
Perhatikan contoh kegiatan belajar berikut ini.
a. Siswa kelas IV mengamati bagian-bagian bunga dari bunga-bungaan
yang mereka bawa dari tempat masing-masing.
b. Siswa kelas III membuat bentuk persegi Panjang dari kertas yang
panjangnya 20 cm dan lebarnya 10 cm. kemudian di pinggir persegi
panjang tersebut dibubuhkan titik pada setiap jarak 1 cm. Titik dengan
titik yang berhadapan yang terdapat pada kedua pinggir yang Panjang
dihubungkan dengan garis. Demikian pula titik dengan titik yang
berhadapan pada kedua pinggir lain. Akhirnya siswa memperoleh 200
kotak dengan ukuran satu x satu cm. dari kegiatan ini siswa
memperoleh rumus luar persegi panjang: panjang x lebar.
c. Siswa kelas V sedang asik mendengarkan penjelasan guru mengenai
perjuangan para pahlawan nasional melawan penjajah Belanda sekitar
tahun 1948.
Dari contoh diatas yang merupakan pengalaman langsung adalah
kegiatan yang (b), dari kegiatan belajar tersebut siswa kelas III memahami
rumus luas persegi panjang dengan cara mereka menemukan sendiri
melalui pengalaman langsung. Dan yang mengalami pengalaman tidak
langsung adalah kegiatan yang (c) karena mereka hanya mendengarkan
guru menjalaskan dan mencatat hal pentingnya saja. Sedangkan untuk
yang (a) itu adalah bukan pengalaman langsung maupun tidak langsung,
akan tetapi lebih cenderung ke pengamatan bukan pengalaman. Namun,
6

pengamatanpun nilainya hampir sama dengan belajar melalui pengalaman


langsung karena siswa mengamati langsung objek yang dipelajarinya.
4. Implikasi
Implikasi adalalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil
penemuan suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi
menurut para ahli adalah suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas
suatu penelitian.
Implikasi yang telah kita diskusikan terhadap pembelajaran ialah
sebagai berikut.
a. Pada prinsipnya, strategi pembelajaran digunakan guru untuk
mengaktifkan siswa belajar (mental dan emosional)
b. Perubahan perilaku siswa sebagai hasil belajar harus dirumuskan secara
jalas dalam rumusan kompetensi yang mengandung tujuan
pembelajaran atau indikator (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
c. Guru harus menyiapkan lingkungan belajar yang memicu dan
menantang siswa belajar. Lingkungan yang memungkinkan siswa
belajar dengan melalui pengalaman langsung maupun pengamatan
langsung hasilnya akan lebih baik daripada belajar dengan melalui
pengalaman tidak langsung, apalagi jika guru mengajar hanya dengan
metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga.

B. Prinsip Belajar
Prinsip belajar meupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan
pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum,
prinsip belajar akan sangat menentukan proses belajar dan hasil belajar. Oleh
karena itulah, beberapa prinsip belajar ini perlu di telaah dengan seksama
untuk mendapatkan pengertian yang mendalam sehingga dapat menerangkan
ke dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di sekolah.
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor timbulnya aktivitas, sebagai
pengarah, dan sebagai penggerak untuk untuk melakukan suatu pekerjaan.
7

Bila motornya tidak ada, maka aktivitas tidak akan terjadi, dan bila
motornya lemah maka aktivitas akan yang terjadipun lemah pula.
Motivasi berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
individu yang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar
menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat
baginya(sesuai dengan kebutuhannya), maka motivasi belajar akan muncul
dengan kuat. Karena itulah diyakini, bahwa motivasi dan kebutuhan
mempunyai hubungan dalam belajar. Motivasi belajar itu disebut motivasi
intrinsik atau internal. Motivasi intrinsik atau disebut pula motivasi murni
yaitu pendorong utama dalam belajar setiap anak didik, motivasi ini
muncul dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, sedapat mungkin guru harus
berusaha memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa saat mereka
belajar, umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan tujuan pembelajaran
dengan kepentingan atau kebutuhan siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah pendorong pelengkap dari luar diri anak didik dalam belajar.
Memunculkan motivasi ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara
memberi pujian atau hadiah, menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan, memberi nasihat, dan kadang-kadang teguran.
Motivasi juga memiliki kaitan erat dengan minat. Peserta didik yang
memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari
bidang studi tersebut. Namun, apabila Minat tanpa motivasi hanyalah
sekedar minat, tetapi belum tentu berbuat. Sebagai contoh anak yang
berminat untuk menulis namun tidak ada motivasi maka boleh jadi
minatnya untuk menulis diurungkan dan dilakukannya di lain waktu
karena belum ada motivasi yang mendorongnya untuk berbuat. Seandainya
minat itu bebarengan dengan motivasi, maka dalam waktu yang relatif
dekat dia segera melakukan perbuatan menulisnya itu. Oleh karena itu,
tepatlah bila para akli menjadikan minat sebagai alat motivasi yang
bersifat menetap pada diri seseorang.
8

2. Perhatian
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat
dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan)
terhadap suatu objek dengan mengosongkan pikiran dari hal-hal yang lain,
yang dianggap mengganggu. Perhatian anak didik sangat dipelukan dalam
menerima bahan pelajaran dari guru. Makin terpusat perhatian pada
pelajaran, proses belajar makin baik, dan hasilnya akan makin baik pula.
Guru akan sia-sia mengajar apabila anak didik tidak memperhatikan
penjelasan guru. Guru menjelaskan bahan pelajaran perhatian anak didik
kearah lain. Guru harus mengambil tindakan untuk menenangkan suasana
kelas sehingga terjadi interaksi yang kondusif antara guru dengan anak
didik. Oleh karena itu, guru harus selalu berusaha supaya perhatian siswa
terpusat pada pelajaran. Salah satu usaha untuk mendapatkan perhatian
anak didik adalah dengan menggunakan media yang merangsang anak
didik untuk befikir, cara lainnya adalah menghubungkan yang akan
dijelaskan itu dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh anak didik
(bahan apersepsi) atau dengan menggunakan metode yang variasi.
3. Aktivitas
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas anak didik yang diharapkan
tidak hanya aspek fisik melainkan juga aspek mental. Anak didik bertanya,
mengajukan pendapat, berdiskusi, membaca, menulis, membuat grafik,
mencatat hal-hal penting yang dijelaskan guru dan sebagainya merupakan
sejumlah aktivitas anak didik yang aktif secara mental maupun fisik.
Disini aktivitas anak didik lebih banyak daripada aktivitas guru. Guru
hanya pembimbing dan sebagai fasilitator dari aktivitas belajar anak didik
di kelas.
4. Pengalaman
Menurut Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan bahwa
belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dale
mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat yang paling kongkrit
ke yang paling abstrak yang dikenal dengan kerucut pengalaman, Teori
9

yang dikemukakan oleh Adgar Dale menunjukkan bahwa keterlibatan


langsung pengalaman setiap peserta didik itu bertingkat-tingkat, mulai dari
yang abstrak ke yang kongkrit.
Dapat dikatakan pula dalam proses belajar dapat melalui
pengalaman, yaitu belajar melalui pengalaman langsung dan pengalaman
tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung seperti siswa belajar
dengan melakukan sendiri atau dengan mengalaminya sendiri.
Akan tetapi bila siswa mengetahuinya karena membaca buku atau
mendengarkan penjelasan guru, maka disebut belajar melalui pengalaman
tidak langsung. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya
akan lebih baik karena siswa akan lebih memahami dan lebih menguasai
pelajaran.
5. Tantangan
Tantangan yaitu suatu tujuan yang ingin dicapai atau dihadapi oleh
siswa. Dalam situasi belajar, siswa selalu terdapat hambatan saat
mempelajari bahan belajar. Untuk mengatasi hambatan, siswa perlu
mempelajari bahan belajar.
Apabila hambatan itu telah diatasi, maka tujuan belajar telah tercapai
dan siswa akan masuk dalam tujuan baru.
6. Balikan dan Penguatan
Dalam balikan, siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang
ia lakukan didalam proses pembelajaran atau yang ia peroleh dari proses
pembelajaran tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata masih salah,
tanyakan mengapa salah serta bagaimana seharusnya ia melakukan
kegiatan belajar tersebut.
Karena belajar dengan penuh pemahaman hasilnya akan lebih baik,
dapat pula guru memberikan cara seperti : siswa yang bersangkutan
diminta untuk mengoreksi pekerjaannya sendiri dibawah bimbingan guru,
selanjutnya siswa mendiskusikan kesalahannya itu dengan guru sambil
dicari sendiri cara-cara yang lebih tepat.
10

Dengan cara ini diharapkan aktivitas belajar lebih tinggi dan tidak
terlalu banyak bergantung kepada guru, akan tetapi siswa harus tetap di
bimbing.
Adapun penguatan untuk siswa, dengan cara mendorong siswa untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik merupakan operant conditioning
atau penguatan positif. Sebaliknya, ketika siswa mendapatkan nilai yang
jelek mereka akan merasa takut tidak naik kelas, ketika nilai buruk dan
rasa tidak naik kelas muncul, maka siswa akan terdorong untuk belajar
lebih giat atau biasa disebut dengan penguatan negatif.
7. Perbedaan Individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar,
berarti tidak akan memperoleh kemampuan. Disamping itu, siswa belajar
sebagai pribadi tersendiri, yang memiliki perbedaan dari siswa lain.
Perbedaan seperti halnya: pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar,
kecerdasan, tipe belajar, dan lain-lain. Guru yang bijaksana akan
menghargai dan memperlakukan siswa sesuai dengan hakikat mereka
masing-masing, begitupun dengan perlakuan, karena perlakuan guru
terhadap siswa yang cepat harus berbeda terhadap siswa yang lamban.
Siswa yang lamban perlu banyak dibantu, sedangkan siswa yang cepat
dapat diberi kesempatan lebih dulu maju atau melakukan pengayaan.
Didalam metode mengajar, guru perlu menggunakan metode
mengajar yang bervariasi, sebab siswa yang kita ajar memiliki tipe belajar
yang berbeda. Siswa yang memiliki tipe belajar auditif akan lebih mudah
belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar visual akan
lebih mudah belajar melalui penglihatan, sedangkan siswa yang memiliki
tipe belajar kinestetik akan lebih mudah belajar melalui perbuatan. Semua
guru perlu memahami pribadi masing-masing siswa yang menjadi
bimbingannya. Oleh karena itu, catatan pribadi tiap bakatnya, tips
belajarnya, latar belakang kehidupan orang tuanya, kemampuan
pancaindra, penyakit yang diderita bahkan kejadian sehari-hari yang
dipandang. Semua itu perlu dicatat pada catatan pribadi siswa yang harus
11

diisi secara rutin dan harus memantau siswa sampai kejenjang pendidikan
berikutnya.
8. Implikasi Prinsip Belajar
Implikasi pengalaman
a. Melakukan pembelajaran individual/kelompok kecil
b. Siswa mencari informasi sendiri
c. Menjadikan siswa untuk belajar lebih aktif
Implikasi tantangan
a. Guru memberikan tugas terhadap siswa
b. Membimbing siswa menemukan prinsip sendiri
c. Guru mampu membimbing siswa untuk memecahkan masalah
Implikasi balikan dan penguatan
a. Memberikan catatan pada hasil kerja siswa
b. Membagikan lembar jawab siswa yang telah dikoreksi
c. Siswa mampu memahami materi yang sebelumnya
Implikasi perbedaan individual
a. Mengenali karakteristik siswa sehingga dapat memberikan perlakuan
pembelajaran yang sesuai
b. Menggunakan berbagai metode sehingga dapat melayani kebutuhan
siswa sesuai karakteristiknya
c. Memberikan remidiasi bagi siswa yang membutuhkan

C. Asas – Asas Pembelajaran


1. Pengertian Proses Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan juga sebagai proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak
dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya
12

banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna


materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambat dalam mencerna
materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu
mengatur strategi dalam pembelajaran sesuai dengan keadaan setia peserta
didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah perubahan, maka hakikat
pembelajaran dalah pengaturan.
Menurut Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
pendidik dengan peserta didik dan sumber belakjar yang berlangsung
dalam suatu lingkungan belajar.
Menurut Trianto, Pembelajaran adalah aspek kegiatan yang
kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana,
pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pada hakikatnya, Trianto
mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang
guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaktif
peserta didik dengan sumber belajar lainnya) dengan maksud agar
tujuannya dapat tercapai. Dapat disimpulka dari uraian tersebut maka
terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari
pendidik dan peserta didik, diantara keduanya terjadi komunikasi yang
terarah menuju kepada target yang telah ditetapkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan
keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk membelajarkan peserta didik.
Pada satuan Pendidikan, proses pembelajaran diselenggarakan cara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat minat dan, perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah factor yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki pedoman dan
sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Apabila yujuan
13

pembelajaran sudah jelas dan tegas, maka langkah dan kegiatan


pembelajaran akan lebih terarah. Tujuan dalam pembelajaran yang telah
dirumuskan hendaknya ddisesuaikan dengan ketersediaan waktu, sarana
prasarana dan kesiapan peserta didik. Dengan hal itu, maka seluruh
kegiatan guru dan peserta didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan
yang telah diharapkan.
Tujuan merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen
pengajaran lainnya, seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Oleh karena itu, maka
seorang guru tidak dapat mengabaikan masalah permasalah tujuan
pembelajaran apabila hendak memprogramkan pengajarannya.
Jika dilihat dari sisi ruang llingkupnya, tujuan pembelajaran dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Tujuan yang dirumuskan secara spesifik oleh guru yang bertolak dari
materi pelajaran yang akan disampaikan.
b. Tujuan pembelajaran umum, yaitu tujuan pembelajaran yang sudah
tercantum dalam garis-garis besar pedoman pengajaran yang
dituangkan dalam rencana pengajaran yang disiapkan oleh guru.
c. Tujuan khusus yang dirumuskan oleh seorang guru harus memenuhi
syarat-syarat, yaitu:
1) Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.
2) Membatasi dalam keadaan mana pengetahuan perilaku diharapkan
dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).
3) Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan periaku dalam arti
menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima
sebagai hasil yang dicapai.
3. 13 Asas Pembelajaran
a. Adanya pemenuhan hak anak seperti hak atas perlidungan, penghargaan
terhadap pendapat anak.
b. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke
dalam benak siswa.
14

c. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.


d. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan
belajar aktif.
e. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar,
melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
f. Aktivitas pembelajaran pada siswa biasanya bercirikan. “Yang saya
dengar, saya lupa”.
g. John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri.
2) Memberikan contoh
3) Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
4) Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
h. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar :
1) Tujuan
2) Isi materi
3) Sumber belajar
4) Target siswa
5) Guru
6) Strategi pembelajaran
7) Hasil
8) Kematangan
9) Lingkungan
i. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan
yang diberikan akan menjadi lebih kuat.
j. Otak tidak sekedar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya
melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan
pertanyaan tentang hal yang dibahas.
k. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang telah kita ketahui dan
dengan cara kita berpikir,
15

l. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori,


visual, kinestetik)
m. Resiporsitas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain
dan untuk bekerjasama) merupakan sumber motivasi yang bisa
dimanfaatkan untuk menstimulusi kegiatan belajar.
BAB III
SIMPULAN

Prinsip belajar adalah landasan berfikir,landasan berpijak,dan sumber


motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik
dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajara,baik bagi siswa maupun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang
diinginkan.berikut ini prinsip-prinsip belajar :
1. Motivasi
2. Perhatian
3. Aktivitas
4. Pengalaman
5. Implikasi
Asas – Asas Pembelajaran sebagai berikut :
1. Adanya pemenuhan hak anak
2. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam
benak siswa.
3. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
4. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar
aktif.
5. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat,
mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
6. Aktivitas pembelajaran pada siswa biasanya bercirikan. “Yang saya dengar,
saya lupa”.
7. John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri.
b. Memberikan contoh
c. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi

16
17

d. Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
8. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar :
a. Tujuan
b. Isi materi
c. Sumber belajar
d. Target siswa
e. Guru
f. Strategi pembelajaran
g. Hasil
h. Kematangan
i. Lingkungan
9. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang
diberikan akan menjadi lebih kuat.
10. Otak tidak sekedar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui
membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan
tentang hal yang dibahas.
11. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang telah kita ketahui dan dengan
cara kita berpikir,
12. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual,
kinestetik)
13. Resiporsitas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan
untuk bekerjasama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan
untuk menstimulusi kegiatan belajar.
18
DAFTAR PUSTAKA

[1] Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

[2]Marno dan M. Idris. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media

[3] Sumantri mohamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali


Pers

[4] Nurdyansyah dan Andiek Widodo. 2005. Inovasi Teknologi Pembelajaran.


Sidoarjo: Nizamia Learning Center

[5] Arnita Sri W. 2009. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Universitas Terbuka

[6] Djamarah, Syaifulah Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

[7]https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar/amp

[8] http://Jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai