Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STRATEGI

PEMBELAJARAN DI SD

“MODEL – MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL MENGAJAR”

TUTOR : YASIR MAULANA RAMBE,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

1. AYU LESTARI (855989062)


2. FEVI HADIYANA (855988988)
3. DINDA KHAIRUNNISYAH (855990644)

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)


UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN
2021
POKJAR RANTAU PRAPAT

KATA PENGANTAR
Assalamua’laikum Wr. Wb

Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat yang
diberikanNya sehingga tugas pembuatan makalah kelompok dengan judul
“Model-model Belajar dan Rumpun Model Mengajar” dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Adapun penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran di SD yang diberikan oleh Bapak Tutor Yasir Maulana
Rambe,M.Pd. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tutor
atas bimbingan yang diberikan dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
materi yang kami sampaikan maupun cara penulisannya. Namun demikian kami
telah berusaha sebaik mungkin dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
kami miliki dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu,dengan kerendahan hati
kami mengharapkan saran dan kritik dari guna membangun penyempurnaan
makalah ini.

Akhir kata,kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat


menambha ilmu pengetahuan bagi siapa saja khususnya teman-teman mahasiswa
UPBJJ Medan Pokjar Rantau Prapat.

Rantau Prapat, Oktober 2021

Kelompok 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................... i

Daftar Isi ................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................... 1
C. Maksud dan Tujuan ................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Model-model Belajar ................................... 3


1. Belajar Kolaboratif ................................... 3
2. Belajar Kuantum ................................... 4
3. Belajar Kooperatif ................................... 4
4. Belajar Tematik ................................... 5
B. Rumpun Model Mengajar ................................... 6
1. Rumpun Model Sosial ................................... 7
2. Rumpun Model Pemrosesan
Informasi ................................... 8
3. Rumpun Model Personal ................................... 9
4. Rumpun Model Sistem
Perilaku ................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................... 12
B. Kritik dan Saran ................................... 12

Daftar Pustaka

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dilema dalam Pendidikan terutama dalam Pendidikan Indonesia dibanding


dengan Perndidikan di negara lain memang jauh berbeda. Dilihat dari sejarah
berkali kali Indonesia bergonta ganti kurikulum dengan tujuan agar Pendidikan
Indonesia berkembang lebih pesat namun terkadang kualitas guru atau tenaga
pendidikan tidak di prioritaskan padahal jika dipikir oleh orang awam pun salah
satu penentu kemajuan pendidikan yang paling utama adalah kualitas guru,
bagaimana guru dituntut untuk menjadikan putra putri penerus bangsa yang
berkualitas dan mempunyai daya saing dengan putra putri dari negara lain.
 Salah satu usaha penentu berhasilnya sebuah pendidikan adalah ketika
hasil pembelajaran dapat direalisasikan terhadap kehidupan nyata. Bukan hanya
teori saja.
Untuk itu dalam menciptakan sebuah pembelajaran yang berhasil Guru
harus menggunakan strategi dan model model pembelajaran yang inovatif
sehingga tidak membuat siswa bosan.
 Jika Guru sudah menganut strategi dan model yang inovatif dalam
pembelajaran, kami yakin hasilnya akan begitu baik dalam pendidikan tersebut.
Untuk itu didalam makalah ini kami mencoba menjelaskan tentang model model
belajar dan rumpun model mengajar serta proses pembelajaran yang semoga dapat
membantu para pembaca sekalian untuk sama sama meningkatkan prestasi dan
kemajuan negara tercinta kita yakni Indonesia.
Secara kharfiah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang
di gunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Dapat juga diartikan suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Dari Makalah ini dapat ditarik rumusan masalah antara lain?


A. Apa itu model belajar dan macamnya?
B. Apa itu rumpun model mengajar dan macamnya?

1
C. Maksud dan Tujuan      
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat membantu para pembaca
sekalian terutama bagi pembaca yang berprofesi sebagai pendidik semoga dapat
meningkatkan kualitas pembelajarannya sehingga dapat memajukan pendidikan
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL – MODEL BELAJAR

Pengertian Model Pembelajaran menurut Para Ahli


1. Trianto
Menurut Trianto (2015, hlm. 51) Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.”

2. Saefuddin & Berdiati


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48).

3. Sukmadinata & Syaodih


Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang
menggambarkan proses rinci penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran agar terjadi perubahan atau
perkembangan diri peserta didik (Sukmadinata & Syaodih, 2012, hlm. 151).

4. Joyce & Weil


Joyce & Weil dalam Rusman (2018, hlm. 144) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau lingkungan belajar lain.

1. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)

Belajar kolaboratoif adalah suatu cara belajar antara 2 orang atau lebih
dan dengan tujuan yang sama dan adanya ketergantungan satu sama lain. Belajar
Kolaboratif berbeda dengan kerja Kelompok karena kerja kelompok lebih
menekankan pada adanya pembagian kerja untuk menyelesaikan suatu tugas.
Manfaat belajar kolaboratif :
 Meningkatkan pengetahuan antar anggota kelompok
 Siswa belajar memecahkan masalah bersama.
 Memupuk rasa kebersamaan antar siswa
 Meningkatkan keberanian memunculkan ide/pendapat
 Memupuk rasa tanggung jawab individu.
3
Sifat-Sifat Pembelajaran Kolaboratif
 Berbagi informasi antara siswa dan guru
 Pembagian kekuasaan 
 Guru sebagai perantara (mediator)
  Kelompok siswa yang heterogen

2. Belajar Kuantum (Quantum Learning)

Belajar Kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan suasana yang


menyenangkan karena Guru mengubah (mengorkestrasi) segala sesuatu yang ada
disekelilingnya sehingga pembelajar bergairah untuk belajar.

Manfaat belajar kuantum :


 Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar
 Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai
pendorong belajar.
 Siswa belajar sesuai dengan dengan gaya belajar masing masing.
 Apapun yang dilakukan sepatutnya dihargai.

Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa


melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar,
meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan
daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku.

3. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan


cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama,
berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok
belum menguasai bahan pelajaran. Dalam belajar kooperatif pembelajar bekerja
sama dalam hal saling membantu untuk menyelesaikan tugas masing masing.
Berbeda dengan kolaboratif dilakukan untuk satu tujuan yang sama.

Manfaat belajar kooperatif  :


   Meningkatkan hasil belajar pembelajar
   Meningkatkan hubungan antar kelompok.
   Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar
   Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar untuk berpikir
   Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
   Relatif murah karena tidak memerlukan banyak biaya

4
Keterbatasan Belajar Kooperatif  antara lain :
   Memerlukan waktu dan latihan yang cukup untuk bekerja dalam tim.
   Memerlukan pemilihan sub sub materi ajar agar sesuai dengan misi belajar
kooperatif.
   Memerlukan kemampuan khusus guru serta format penilain yang berbeda.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif


 Hasil Belajar Akademik
 Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
 Pengembangan Keterampilan Sosial

4. Belajar Tematik

Belajar Tematik pada hakikatnya merupakan suatu jenis pembelajaran yang


memadukan beberapa bidang studi berdasarkan suatu tema payung (kerangka
isi)  dengan demikian pembelajaran ini diharapkan memahami hubungan antar
bidang studi (mata pelajaran terpadu).

Contoh pembelajaran tematik sudah dilaksanakan dalam pembelajaran


bahasa antara lain ada keterpaduan membaca menulis menyimak dan berbicara.

Karakteristik Pembelajaran Tematik


Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. mengemukakan karakteristik pembelajaran
tersebut sebagai berikut :
 Memberikan pengalaman langsung  dengan objek-objek yang nyata bagi
pebelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
 Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
 Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.
 Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
 Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
 Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan
kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
 Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke
dalam pengertian.
 Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman
di keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
 Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.

5
Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD
 Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta
spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu.
 Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara
komprehensif, semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga
muncul konsep pentingnya multiple intelligent untuk dikembangkan.
 Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
 Ada konteksnya.
 Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep
secara utuh, akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.

B. Rumpun Model Mengajar

Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik


tolak dari Prinsip prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-
cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi
data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan
menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini
berhubungan dengan kemampuan pelajar (peserta didik) untuk memecahkan
masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir
produktif.

Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan


kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep
dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.

Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang


memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat
kegiatan guru dan siswa, sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang memungkinkan siswa mampu belajar.
Di dalam model pembelajaran terdapat karakteristik urutan tahapan kegiata guru
dan siswa dalam peristiwa pembelajaran yang dikenal dengan sintaks. Di balik
tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang merujuk pada suatu teori
belajar tertentu. Rasional tersebut merupakan karakteristik yang membedakan satu
model dengan  model lainnya (Indrawati, 2000). Dengan demikian suatu model
memiliki empat karakteristik yaitu:
 Landasan teori
 Tujuan yang harus dikuasai siswa
 Sintak atau urutan langkah kegiatan guru-siswa
 Kondisi belajar atau sistem lingkungan pembelajaran

6
Berikut dijelaskan berbagai pendapat tentang pengertian model
pembelajaran :

 Menurut Udin Winataputra  1994, Model pembelajaran dapat diartikan


sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.

 Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) Model pembelajaran adalah


kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

1. Rumpun Model Sosial

Rumpun model sosial adalah suatu kegiatan pembelajaran dirancang untuk


menilai keberhasilan dan tujuan akademik termasuk studi tentang nilai-nilai
sosial, kebijakan publik, memecahkan konflik. Model mengajara sosial diciptakan
untuk membentuk masyarakat belajar.

Karakteristik Umum Model Interaksi Sosial

 Menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa.


 Berdasarkan pada dua asumsi pokok, pertama : masalah-masalah sosial
diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-
kesepakatan dengan menggunakan proses-proses sosial, kedua : proses sosial
yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat
dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.

Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat model pembelajaran, yaitu:

1. Partner dalam belajar


Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk
mendefinisikan/ menemukan masalah, menggali berbagai pandangan terhadap
masalah, dan belajar bersama untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan
yang secara simultan mengembangkan kompetensi sosial.

2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok dibentuk untuk mengatasi suatu masalah. Ini bisa
dikatakan sebagai bentuk sederhana dari pembelajaran kooperatif .

7
3. Bermain Peran
Dalam bermain peran siswa pembelajar dibantu untk mengumpulkan dan
mengorganisasikan informasi tentang isu isu sosial, mengembangkan empati
terhadap orang lain dan berusaha untuk meningkatkan keterampilan sosial
pembelajar.

Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai


pribadi dan sosial melalui tingkahlaku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi
sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa
mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu sosial, mengembangkan
rasa empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial
siswa.

4.  Inkuiri yurisprudensi
Pembelajar mempelajari kasus kasus yang berhubungan dengan masalah sosial
dalam suatu wilayah yang dikaitkan dengan kebijakan publik lalu
mengidentifikasinya dan memilih pemecahan masalahnya tsb. Model ini
dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu
kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu
tentang hukum-hukum manusia)

5. Kepribadian dan gaya belajar


Dalam model ini dikemukakan adanya gaya pembelajar dan guru yang
komplek dan dapat berkembang jika individu dan lingkungan berhubungan erat.

6.  Inkuiri sosial
Maksud model ini yakni mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berpikir,
dan studi tentang nilai nilai sosial  dengan berbagai tugas yang menyatukan aspek
kognitif dan sosial serta bertujuan untuk meningkatkan belajar dan mengajarkan
kekooperatifan.

2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi

Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan


pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan
mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta
mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikanya.

Karakteristik umum Model Pemrosesan Inforasi berprinsip pada pengolahan


informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal / dari
dalam dirinya untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
keluarnya serta pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.

8
Dalam rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi terdapat 7 model
pembelajaran, yaitu :

1. Berpikir Induktif
Model ini yakni memaparkan cara belajar untuk mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang
mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data.

2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara efektif untuk menyajikan informasi yang
terorganisasi beserta topik topik yang berskala luas kepada pembelajarm pada tiap
awal perkembangan

3. Inkuiri ilmiah
 
Pembelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan
menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori serta pembentukan pengetahuan.

4. Latihan Inkuiri
Model ini sebagai rancangan supaya pembelajaran inkuiri dapat berhasil
yakni dengan membuat hubungan sebab akibat.

5. Mnemonic
 
Mnemonic adalah strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
Metode ini akan berhasi jika dilakukan dengan alat alat dan media penunjang.

6. Sinektik
Sinektik adalah model yang membantu untuk memecahkan masalah dan
menulis kegiatan kegiatan serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada
bidang ilmu yang luas.

7. Perorganisasi awal (advance organizer)


 
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pembelajar
untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dsn media lain.

8. Penyesuaian dengan pembelajar


 
Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pem pembelajar yang belajar
dengan strategi intelektual yang lebih komplek

3. Rumpun Model Personal

Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu.
Seseorang berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami
dirinya sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab atau pendidikannya sendiri,
dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif,
dan lebih kreatif, dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
9
Kedudukan siswa dalam model mengajar personal adalah  siswa betugas
sebagai pemberi dan penerima informasi.

Karakteristik Umum Model Personal yaitu :

 Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang


dapat memahami diri sendiri dengan baik, sanggup memikul tanggung jawab
untuk pendidikan dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

 Memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha


menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin
sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya.

Model pembelajaran rumpun ini yaitu :

         Pengajaran nondirektif
Model ini dikembangkan dari teori konseling. Pengajaran nondirektif
yakni pengajaran yang menekankan kerjasama antara pembelajar dengan guru.
Misal guru membangun kerjasama dengan menyediakan bantuan yang dibutuhkan
pembelajar untuk menuntaskan masalahnya.

         Peningkatan Harga diri (karya Abraham Maslow)


Pembelajaran ini digunakan untuk membimbing siswa dalam hal rasa
harga diri dan kemampuan aktualisasi diri.

4. Rumpun Model Sistem Perilaku

Model-model pembelajaran pada rumpun ini didasarkan pada suatu


pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku seperti teori belajar, teori belajar
sosial, modifikasi perilaku atau perilaku terapi. Model pembelajaran rumpun ini
mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi
penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang
dikehendaki.

Karakteristik Umum Model Sistem Perilaku antara lain :


 Mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan
penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan
tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku
yang dikehendaki.
 Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan
tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan.

10
Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat model pembelajaran, yaitu :

o   Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram


Model pembelajaran terprogram dilaksanakan secara indivuai karena
misalkan dalam pembagian surat ketuntasan  belajar,antara pelajar yang satu dan
yang lain berbeda.

o   Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung termasuk penambah keefektifan belajar antara lain
guru menyampaikan langsung tujuan belajar, kemajuan kemajuan belajar atau
timbal baliknya serta taktik taktik penilaian atau apaun yang disampaikan secara
langsung.

o   Belajar melalui Simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri


Simulasi bisa dengan cara menggabungkan informasi tentang keterampilan
dengan demontrasi, praktek balikan dan latihansampai satu keterampilan dicapai

TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR


Perkembangan siswa merupakan salah satu aspek yang harus di perhatikan
dalam proses belajar. Seluruh aktivitas proses belajar harus berpusat pada
kebutuhan siswa (chil centered) dan pada aspek tuntunan masyarakarat
(society centered), Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12. Tahap
perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut ini :
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan social
3. Pekmbangan Bahasa
4. Perkembangan kognitif
5. Perkembangan moral
6. Perkembangan ekspresif
7. Aspek-aspek intelegensi
8. Aspek kebutuhan siswa

Aspek- aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa.


Dikenal 7 jenis intelegensi dalam kehidupan sehari-hari. Intelegensi tersebut tidak
berfungsi sendiri-sendiri tetapi sestiap individu memiliki campuran yang unik dari
ketujuhintelegensi tersebut. Aspek-aspek itelegensi tersebut yaitu : itelegensi
linguistik, logis-matematis, spasi, music, fisik-kinenstik, intrapribasi, dan
interpribadi.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam memajukan pendidikan negeri kita tercinta yakni Indonesia


dibutuhkan banyak guru yang berkualitas, tatkala gurunya berkualitas maka akan
menghasilkan murid yang berkualitas pula.

Guru yang berkualitas tentu telah memahami bagaimana strategi


pembelajaran dilihat dari latar belakang model dan gaya belajar siswa  dan
bagaimana rumpun mengajarnya. Setelah itu bagaimana ia melakukan prosedur
mengajar  mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran serta
kegiatan akhir pembelajaran beserta tindak lanjutnya dilakukan dengan efektif
efisien dan sistematis.

B. KRITIK DAN SARAN

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini memang jauh dari kata
sempurna. Namun setidaknya semoga dapat membantu anda sekalian selaku
pembaca. Dan untuk itu demi terciptanya karya tulis yang lebih baik lagi maka
kami begitu mengharapkan kritik dan saran dari anda.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W,Sri. dkk (2021). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.

Boud, D & Feletti, G.I. (Ed). (1997). The Challenge of Problem Based Learning.
Boston : Allyn & Bacon.

Bouhuiys, A.A.J., Schmidt, H.G., Berkel, H.j.M., (Eds). (1993). Problem Based
Learning on Educational Strategy. Netherlands : Network Publishers.

Elaine, B. (2002). Contextual Teaching & Learning. California: Corwin Press,


Inc.

Frazee, B.M. & Rudnitski, R.A. (1995). Integrated Teaching Methods.


Washington : Delmar Publishers.

Hiil, S. & Hill, T. (1995). The Collaborative Classroom. Australia : Leanor


Curtain Publishing.

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Theory, Research and Practice. Boston
: Allyn & Bacon.

Yoice, B & Marsha, W. (2000). Models of Teaching. Boston : Allyn & Bacon.

Www.Google.com

Anda mungkin juga menyukai