STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
Model-Model Belajar dan Rumpun Model Mengajar
Model Pembelajaran
Di Susun Oleh :
Kelompok VI
1. Asri Siti Nurbaya (859801643)
2. Ferlin Sariani Hutagaol (855857432)
3. Kamila Simanjuntak (859804807)
4. Lerissa Manurung (855856574)
5. Manja Tambunan (859801872)
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Atas segala nikmat dan rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa shalawat berangkaikan salam
kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Serta kami ucapakan terima kasih kepada
Bapak Muhammad Nuh,S.pd, M.pd selaku tutor mata kuliah Strategi Pembelajaran di SD yang
telah membantu memberikan arahan dan penyusunan makalah ini. Adapun Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kami Strategi Pembelajaran di SD. Dan untuk menambah wawasan
tentang Model Model Belajar dan Rumpun Mengajar, Model Pembelajaran.
Kami sebagai kelompok IV menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.adapaun didalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kata
kata. Kami memohon maaf sebanyak banyaknya.Semoga ALLAH SWT selalu memberkahi dan
diberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Aamiin ya rabbal`alamin.
Penyusun
Kelompok VI
I
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................................I
Daftar Isi…………………………………………………………………………..II
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Mamfaat Makalah.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
C. Belajar Tematik....................................................................................................................6
II
B. Pembahasan Materi Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kelompok…………..……………………….…14
PENUTUP....................................................................................................................................18
Daftar Pustaka
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Mamfaat Makalah
Pengetahuan tersebut sangat penting bagi kita sebagai guru yang telah dikemukakan
sebelumnya. Dengan memiliki pengetahuan tersebut diharapkan kita memiliki kemampuan yang
diperlukan dalam mengemban tugas sebagai guru.
Dalam makalah ini akan dibahas isi dari Modul 3 dan 4 tentang strategi pembelajaran di SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Model-Model Belajar
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok biasa,
tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama,
memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah :
1) Adanya tujuan yang sama, dan
2) Ketergantungan yang positif.
Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan
strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya dapat
berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
Mengajarkan keterampilan kerja sama, mempraktikkan, dan balikan diberikan dalam hal
seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.
Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
3
Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok.
Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
Memupuk rasa kebersamaan antar siswa.
Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah
bagi setiap individu yang diarahkan.
Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama.
Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung
jawab.
4
Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
5
Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi
ajar.
Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik
pelaksanaan belajar kooperatif.
D. Belajar Tematik
6
Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang
dibawa pebelajar ke kelasnya.
Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD
Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/tematis,
makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu.
Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif, semua unsur
kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya multiple
intelligent untuk dikembangkan.
Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
Ada konteksnya.
Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan
sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat Belajar Tematik
Belajar tematik juga memberi kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk
latar belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.
KEGIATAN BELAJAR 2
Rumpun Model Mengajar
A. Rumpun Model Sosial
Joice & weil (2000) mengatakan model model social dirancang untuk menilai
keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan
memecahkan masalah.
Kegiatan terpenting dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan
koorperatif di dalam kelas.
7
2. Investigasi kelompok
Infestigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau
konfensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru megajak belajar untuk memahami pengertian perilaku
sosial, peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial dengan
cara-cara yang lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi
tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat
dipersiapkan bagi para pembelajar.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa
semua itu dapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-
konsep, cara berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial.
8
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi
dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan
sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasemilasi informasi.
Guru dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
6. Sinektik
Model Ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis
kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu
bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita
menyesuaikan pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individu dan
merancang cara dan meningkatkan perkembangan pebelajar.
9
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama, antara pebelajar
dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran
utama dalam pencapaian pendidikanya.
2. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa
harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat
membimbing kegiatan-kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meyakinkan dan memberikan
gambaran tentang pribadi si pebelajar sebaik mungkin.
10
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
akhir. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran
dengan baik secara lebih khusus, guru diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan:
Pembelajaran
Awal pembelajaran
Inti pembelajaran
Akhir pembelajaran dan
Tindak lanjut pembelajaran
Kegiatan Belajar 1
11
Untuk menciptakan kesiapan belajar dan semangat belajar siswa, guru perlu membantu
mengembangkan kesiapan belajar tersebut melalui :
Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
Menunjukan minat dan penuh semangat tinggi dalam belajar
Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampaiakhir pembelajar.
Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
minat siswa.
Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4. Menciptakan suasana belajar yang demokrasi
Membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau
berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance). Guru harus
selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.
12
Tes awal atau pre-test dilaksakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau
bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu untuk kegiatan awal pembelajaran
relatif singkat. untuk itu ada hal,yang perlu dilakukan guru sejalan dengan tugasnya di sekolah,
khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran dianataranya:
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa
b. membangkitkan perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang
diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok / individu
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang baik
e. Memberikan penguatan pada siswa
f. Menanamkan disiplin pada siswa.
KEGIATAN BELAJAR 2
Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan inti pembelajaran diarahkan pada
proses pembentukan pengalaman belajar dan kemampuan siswa.
Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik
individual ataupun kelompok.
Untuk itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi
13
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan
mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran
klasikal.
1. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
a. Sistematika
Penyajian pelajaran secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah
diterapkan
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberi perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas
c. Media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran yang efektif dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap
informasi yang diberikan oleh guru
d. Latihan atau penugasan
Pemberian latihan atau tugas bertujuan untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran.
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
Kegiatan pendahuluan (pra dan awal pembelajaran) sudah dilakukan pada tahap sebelum inti.
Didalam kegiatan inti pembelajaran klasikal yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan (prestasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi
2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pembelajaran dengan cara menghubungkan materi yang sedang dipelajari
dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan sebagai
berikut.
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari.
14
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam
bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar.
Dalam pembelajaran kelompok dianjurkan untuk mengumpulkan informasi dan
membangun pengetahuan secara bekerjasama. Misalnya dengan kegiatan diskusi, penelitian
sederhana (observasi), pemecahan masalah, inkuiri, discovery serta metode lain yang sesuai
dengan tujuan dan karakteristik materi daam belajar secara kelompok, siswa akan membangun
pengetahuan berdasarkan pengalaman belajarnya.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif
banyak.Untuk itu guru perlu memperhatikan tentang alokasi waktu yang disediakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
15
C. Pembahasan Materi Dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada
optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan
untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud: 1990 : 39). Pembelajaran
perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas atau latihan.
Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
16
1. Memberikan Tugas Atau Latihan Yang Harus Dikerjakan Di Rumah
Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran memberikan gambaran kepada
guru tentang tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut guru dapat memberikan tugas atau latihan kepada siswa, baik
untuk meningkatkan maupun untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
diharapkan.
2. Membahas Kembali Bahan Pelajaran Yang Belum Dikuasai Oleh Siswa
Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa
menguasai kompetensi yang belum dikuasainya.
Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga.
Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya.
3. Membaca Materi Pelajaran Tertentu.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap tindak lanjut adalah memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran yang lain yang membahas topik yang
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
4. Memberikan Motivasi Atau Bimbingan Belajar
Memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa merupakan kegiatan yang harus dilakukan
guru.Di samping memberikan balikan, guru juga hendaknya memberikan bimbingan kepada
siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya.
5. Mengemukakan Tentang Topik Yang Akan Dibahas Pada Waktu Yang Akan
Datang
Apabila dari hasil penilaian diketahui bahwa siswasudah menguasai kemampuan yang
telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau
memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari
pada pertemuan yang akan datang.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan, Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah
tujuan pembelajaran. Ada 4 model belajar yang dapat membantu kita dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yaitu, belajar
kolaboratif, belajar kuantum, belajar kooperatif dan belajar tematik. Selain 4 model belajar ada
juga rumpun model mengajar (1) rumpun model social (2) rumpun model pemrosesan informasi
(3) rumpun model personal (4) rumpun model system perilaku.
Dalam Model Pembelajaran, secara umum prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan
awal (prapembelajaran dan awal pembelajaran), kegiatan inti (pembahasan materi dalam
pembelajaran klasikal, pembahasan materi dalam pembelajaran kelompok, pembahasan materi
dalam pembelajaran perseorangan) dan kegiatan akhir (kegiatan akhir pembelajaran dan kegiatan
tindak lanjut pembelajaran).
B. Saran
Dalam proses pembelajaran yang paling penting adalah bagaimana cara seorang pengajar
menyampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh peserta didik . oleh sebab itu, perlu strategi
18
pembelajaran yang tepat baik dari segi jenis, metode dan model yang baik untuk segala kondisi
pembelajaran.
Daftar Pustaka
Boud, D. & Feletti, G.I. (Ed.). (1997). The Challenge of Problem-Based Learning. Boston:
Allyn & Bacon
Bouhuiys, A.A.J., Schmidt, H.G., Berkel, H.J.M. (Eds.). (1993). Problem Based Learning on
Educational Stategy. Netherlands: Network Publishers.
Frazee, B.M & Rudnitski, R.A. (1995). Integrated Teaching Methods. Washingtone:
Delma Publishers
Hill, S. & Hill, T (1996) The Collaborative Classroom. Australia: Leonor Curtain Publishing
Slavin, R.E. (1995). Corperative Learning. Theory, Research and Practice. Boston:
Allyn & Bacom
Yoice, B. & Marsha, W. (2000) Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacom.
Glesser, W. (1985). Control Theory in The Classroom. New York: Harper and Winston
Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:
Bumi Angkasa
19
Steven, R.J. & Slavin, RE. (1995). The Coperative Elementary School: Effect on Student
Achievement, Attitudes, and Social Ralations. American Educational Research, 32,
321-351
20