Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MODUL 3-4

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
Model-Model Belajar dan Rumpun Model Mengajar
Model Pembelajaran

Di Susun Oleh :
Kelompok VI
1. Asri Siti Nurbaya (859801643)
2. Ferlin Sariani Hutagaol (855857432)
3. Kamila Simanjuntak (859804807)
4. Lerissa Manurung (855856574)
5. Manja Tambunan (859801872)

PROGRAM STUDI S1 PGSD AKPMM FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA 2023.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Atas segala nikmat dan rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa shalawat berangkaikan salam
kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Serta kami ucapakan terima kasih kepada
Bapak Muhammad Nuh,S.pd, M.pd selaku tutor mata kuliah Strategi Pembelajaran di SD yang
telah membantu memberikan arahan dan penyusunan makalah ini. Adapun Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas kami Strategi Pembelajaran di SD. Dan untuk menambah wawasan
tentang Model Model Belajar dan Rumpun Mengajar, Model Pembelajaran.

Kami sebagai kelompok IV menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.adapaun didalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kata
kata. Kami memohon maaf sebanyak banyaknya.Semoga ALLAH SWT selalu memberkahi dan
diberi rahmat dan hidayah kepada kita semua. Aamiin ya rabbal`alamin.

Aek Kanopan ,Oktober2023

Penyusun

Kelompok VI

I
Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................................I

Daftar Isi…………………………………………………………………………..II
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1

C. Mamfaat Makalah.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

MODUL 3 : MODEL-MODEL BELAJAR dan RUMPUN MODEL MENGAJAR

Kegiatan Belajar 1 Model Model Belajar

A. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)......................................................................3

B. Belajar Kuantum (Quantum Learning).................................................................................4

D. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)..........................................................................5

C. Belajar Tematik....................................................................................................................6

Kegiatan Belajar 2 Rumpun Model Mengajar

A. Rumpun Model Sosial......................................................................................................................7

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi..........................................................................................8

C. Rumpun Model Personal..................................................................................................................9

D. Rumpun Model Sistem Perilaku....................................................................................................10

MODUL 4 : PROSEDUR PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

A. Kegiatan Pra Pembelajaran…………………………………………………………………………………………………………11

B. Kegiatan Awal Pembelajaran………..………………………..…………………………………...12

Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran

A. Pembahasan Materi Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kalsik...............................................13

II
B. Pembahasan Materi Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kelompok…………..……………………….…14

C. Pembahasan Materi Pembelajaran Dalam Pembelajaran Perseorangan....................................15

Kegiatan Belajar 3 Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

A.Kegiatan Akhir Pembelajaran.........................................................................................................16

B. Melaksanakan Kegiatan Tidak Lanjut Pembelajaran……………………………………….16

PENUTUP....................................................................................................................................18

Daftar Pustaka

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan , keterampilan dan kebiasaan pada


manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif,
seorang pengajar perlu mewujudkan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan mudah
diterima oleh peserta didik sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya . Oleh sebab itu,
strategi pembelajaran atau metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan karena didalam strategi pembelajaran itu harus mengandung penjelasan prosedur dan
teknik yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Pemilihan strategi
pembelajaran sangat penting bagi proses pembelajaran. Artinya, pengajar itu perlu memilih
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien didalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat
tercipta pembelajaran yang menyenangkan dengan memfasilitasi peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut. Namun untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien itu tidaklah mudah. Itu karena strategi pembelajaran tidak semua sesuai dengan beberapa
kondisi yang berbeda walaupun tujuan yang ingin dicapai itu sama. Oleh sebab itu, perlu
kreativitas dan keterampilan pengajar dalam menggunakan strategi pembelajaran yang efektif
dengan semua karakteristik peserta didik, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara
tujuan,pelaksanaan dan pencapaian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan mamfaat hakikat belajar kolaboratif ?


2. Apa pengertian dan mamfaat hakikat belajar kuantum ?
3. Apa pengertian dan mamfaat hakikat belajar kooperatif ?
4. Apa pengertian dan mamfaat hakikat belajar tematik ?
5. Apa yang dimaksud dengan Rumpun model mengajar ?
6. Apa saja model pembelajaran ?

1
C. Mamfaat Makalah

Setelah merumuskan masalah dan menemukan jawabannya, diharapkan makalah ini


menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Sepeti :

1. Mengetahui apa itu hakikat belajar kolaboratif dan mamfaatnya


2. Mengetahui apa itu hakikat belajar kuantum dan mamfaatnya
3. Mengetahui apa itu hakikat belajar kooperatif dan mamfaatnya
4. Mengetahui apa itu hakikat belajar tematik dan mamfaatnya
5. Mengetahui apa itu rumpun model mengajar
6. Mengetahui macam-macam model pembelajaran

Pengetahuan tersebut sangat penting bagi kita sebagai guru yang telah dikemukakan
sebelumnya. Dengan memiliki pengetahuan tersebut diharapkan kita memiliki kemampuan yang
diperlukan dalam mengemban tugas sebagai guru.

Dalam makalah ini akan dibahas isi dari Modul 3 dan 4 tentang strategi pembelajaran di SD.

2
BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 3 : MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL


BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1

Model-Model Belajar

A. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)

1. Hakikat Belajar Kolaboratif

Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok biasa,
tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja bersama,
memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah :
1) Adanya tujuan yang sama, dan
2) Ketergantungan yang positif.
Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan
strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya dapat
berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
 Mengajarkan keterampilan kerja sama, mempraktikkan, dan balikan diberikan dalam hal
seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
 Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.
 Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif

Manfaat dari belajar kolaboratif, yaitu:

3
 Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok.
 Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
 Memupuk rasa kebersamaan antar siswa.
 Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah
bagi setiap individu yang diarahkan.
 Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama.
 Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung
jawab.

B. Belajar Kuantum (Quantum Learning)

1. Hakikat Belajar Kuantum


Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah,
yaitu “kebosanan”. Istilah Kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”, mekanis (yang
berkenaan dengan gerak).
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,
menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran kuantum adalah siswa
sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan
menggairahkan.
2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Prinsip utama dari pembelajaran kuantum, yaitu:
 Segalanya berbicara.
 Segalanya bertujuan.
 Beraangkat dari pengalaman.
 Hargai setiap usaha.
 Rayakan setiap keberhasilan.

3. Manfaat Belajar Kuantum


Manfaat dari belajar kuantum, yaitu:
 Suasana menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
 Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong
belajar.

4
 Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
 Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

C. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)

1. Hakikat Belajar Kooperatif


Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang
lain. Usaha-usaha kooperatif menghasilkan participant yang berusaha saling menguntungkan.
2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif
Prinsip utama dari belajar kooperatif, yaitu:
a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih
kooperatif.
b. Ketergantungan positif
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa orang
direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota
dapat bekerja sama.
3. Manfaat Belajar Kooperatif
Manfaat belajar kooperatif, di antaranya:
 Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
 Meningkatkan hubungan antar kelompok.
 Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
 Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir.
 Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
 Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
 Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai keterbatasan, antara lain:
 Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
 Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.

5
 Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi
ajar.
 Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
 Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik
pelaksanaan belajar kooperatif.

D. Belajar Tematik

1. Hakikat Belajar Tematik


Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide
pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan
tema.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung.
Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach (1995) mengatakan bahwa
pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan dan strategi yang diorganisasikan
dengan baik.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut
sebagai berikut.
 Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pebelajar untuk
menilai dan memanipulasinya.
 Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
 Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.
 Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang
didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
 Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan
kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
 Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik,
interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
 Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam
pengertian.

6
 Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang
dibawa pebelajar ke kelasnya.
 Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD
 Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/tematis,
makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu.
 Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif, semua unsur
kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya multiple
intelligent untuk dikembangkan.
 Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
 Ada konteksnya.
 Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan
sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat Belajar Tematik
Belajar tematik juga memberi kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk
latar belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.

KEGIATAN BELAJAR 2
Rumpun Model Mengajar
A. Rumpun Model Sosial
Joice & weil (2000) mengatakan model model social dirancang untuk menilai
keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan
memecahkan masalah.
Kegiatan terpenting dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan
koorperatif di dalam kelas.

1. Partner dalam Belajar


Akhir-akhir ini banyak dikembangkan belajar koorperatif (seperti telah dibahas pada
kegiatan belajar 1) yang merupakan kemajuan besar dalam pengembangan strategi mengajar
yang membantu pebelajar bekerja secara efektif.

7
2. Investigasi kelompok
Infestigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau
konfensional. Rencana tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok,
diskusi, dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru megajak belajar untuk memahami pengertian perilaku
sosial, peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial dengan
cara-cara yang lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi
tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat
dipersiapkan bagi para pembelajar.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa
semua itu dapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-
konsep, cara berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial.

B. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan
seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami
masalah dan mencari pemecahanya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk
menyampaikanya.
1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di antara
serangkaian data.

8
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi
dan topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan
sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasemilasi informasi.
Guru dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
6. Sinektik
Model Ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis
kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu
bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita
menyesuaikan pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individu dan
merancang cara dan meningkatkan perkembangan pebelajar.

C. Rumpun Model Personal


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang
berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami dirinya sendiri dengan lebih
baik, bertanggung jawab atau pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang
baru dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif, dalam meraih kehidupan yang
berkualitas tinggi.

9
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama, antara pebelajar
dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran
utama dalam pencapaian pendidikanya.
2. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa
harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat
membimbing kegiatan-kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meyakinkan dan memberikan
gambaran tentang pribadi si pebelajar sebaik mungkin.

D. Rumpun Model Sistem Perilaku


Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi
perilaku, dan cybernetic.
1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar
tuntas (mastery learning.)
2. Pembelajaran Langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa.
3. Belajar Melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic. Salah satu
di antaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi.

MODUL 4 : PROSEDUR PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari hakekat strategi pembelajaran, kita diharapkan mampu membedakan


jenis-jenis strategi pembelajaran. Sehingga kita sebagai guru di tuntut untuk melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan prosedur yang tepat.

10
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
akhir. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran
dengan baik secara lebih khusus, guru diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan:
 Pembelajaran
 Awal pembelajaran
 Inti pembelajaran
 Akhir pembelajaran dan
 Tindak lanjut pembelajaran

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran


Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan
pendahuluan (pra dan awal) pembelajaran.
Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang
efektif, sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

A. Kegiatan Pra Pembelajaran


Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan
pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran.
Upaya yang dilakukan guru pada tahap pembelajaran diantaranya sebagai berikut :

1. Menciptakan sikap dengan suasana kelas yang menarik


Penataan kelas yang rapi dan mempersiapkan sapras/alat-fasilitas kelas merupakan
bagian kegiatan pra pembelajaran.Hal ini bertujuan memudahkan siswa beraktivitas belajar
dalam kelas.
2. Memeriksa kehadiran siswa
Kegiatan memeriksa kehadiran siswa merupakan tugas rutin guru untuk menghemat
waktu guru dapat bertanya kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir.
3. Menciptakan kesiapan belajar siswa

11
Untuk menciptakan kesiapan belajar dan semangat belajar siswa, guru perlu membantu
mengembangkan kesiapan belajar tersebut melalui :
 Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
 Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
 Menunjukan minat dan penuh semangat tinggi dalam belajar
 Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampaiakhir pembelajar.
 Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
minat siswa.
 Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4. Menciptakan suasana belajar yang demokrasi
Membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau
berani mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance). Guru harus
selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran


Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki
kegiatan inti pembelajaran. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan guru sebagai berikut:
1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
2. Memberi Acuan
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut:
a. Memberikan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajarinya.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
3. Membuat Kegiatan
Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membuat kaitan sebagai berikut :
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pejaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b. Menunjukan manfaat materi yang dipelajari
c. Meminta siswa mengemukakan pengalamanya yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas.
4. Melaksanakan tes awal

12
Tes awal atau pre-test dilaksakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau
bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu untuk kegiatan awal pembelajaran
relatif singkat. untuk itu ada hal,yang perlu dilakukan guru sejalan dengan tugasnya di sekolah,
khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran dianataranya:
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa
b. membangkitkan perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada pelajaran yang
diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok / individu
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang baik
e. Memberikan penguatan pada siswa
f. Menanamkan disiplin pada siswa.

KEGIATAN BELAJAR 2
Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan inti pembelajaran diarahkan pada
proses pembentukan pengalaman belajar dan kemampuan siswa.
Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik
individual ataupun kelompok.
Untuk itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi

A. Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Klasikal


Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajaran
guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif).
Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian
informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.Salah satu keunggulan
pembelajaran klasikal adalah memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi
pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa.

13
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan
mengelola pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran
klasikal.
1. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
a. Sistematika
Penyajian pelajaran secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang telah
diterapkan
b. Perhatian dan aktivitas
Guru harus selalu memberi perhatian terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas
c. Media pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran yang efektif dapat mengurangi verbalisme siswa terhadap
informasi yang diberikan oleh guru
d. Latihan atau penugasan
Pemberian latihan atau tugas bertujuan untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran.
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
Kegiatan pendahuluan (pra dan awal pembelajaran) sudah dilakukan pada tahap sebelum inti.
Didalam kegiatan inti pembelajaran klasikal yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Menyajikan (prestasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi
2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap bahan pembelajaran dengan cara menghubungkan materi yang sedang dipelajari
dengan situasi nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan sebagai
berikut.
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.
b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari.

B. Pembahasan Materi Dalam Pembelajaran Kelompok

14
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam
bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar.
Dalam pembelajaran kelompok dianjurkan untuk mengumpulkan informasi dan
membangun pengetahuan secara bekerjasama. Misalnya dengan kegiatan diskusi, penelitian
sederhana (observasi), pemecahan masalah, inkuiri, discovery serta metode lain yang sesuai
dengan tujuan dan karakteristik materi daam belajar secara kelompok, siswa akan membangun
pengetahuan berdasarkan pengalaman belajarnya.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif
banyak.Untuk itu guru perlu memperhatikan tentang alokasi waktu yang disediakan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

1. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok


 Adanya topik dan permasalahan
 Pembentukan kelompok
 Kerja sama
 Perhatian
 Motivasi
 Sumber belajar dan fasilitas
 Latihan dan tugas.
2. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok di antaranya adalah
metode diskusi. Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang diharapkan
dicapai dan topik pembelajaran yang akan di bahas dalam kegiatan kelompok.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kelompok sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran.
b. Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan
c. Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah
d. Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok
e. Prestasi kelompok/melaporkan hasil diskusi kelompok.

15
C. Pembahasan Materi Dalam Pembelajaran Perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada
optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan
untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud: 1990 : 39). Pembelajaran
perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas atau latihan.

Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

A. Kegiatan Akhir Pembelajaran


Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup pelajaran.Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang diharapkan.
1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau
membuat ringkasan materi pelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan membuat
rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut :
a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
b. Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami
c. Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang dibahas.
d. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungklin.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus
dilaksanakan oleh guru dan pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan
mengetahui tercapai tidaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.

B. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran


Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa.Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan
dimiliki siswa.

16
1. Memberikan Tugas Atau Latihan Yang Harus Dikerjakan Di Rumah
Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran memberikan gambaran kepada
guru tentang tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut guru dapat memberikan tugas atau latihan kepada siswa, baik
untuk meningkatkan maupun untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
diharapkan.
2. Membahas Kembali Bahan Pelajaran Yang Belum Dikuasai Oleh Siswa
Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa
menguasai kompetensi yang belum dikuasainya.
 Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga.
 Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya.
3. Membaca Materi Pelajaran Tertentu.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap tindak lanjut adalah memberikan
tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran yang lain yang membahas topik yang
sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
4. Memberikan Motivasi Atau Bimbingan Belajar
Memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa merupakan kegiatan yang harus dilakukan
guru.Di samping memberikan balikan, guru juga hendaknya memberikan bimbingan kepada
siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya.
5. Mengemukakan Tentang Topik Yang Akan Dibahas Pada Waktu Yang Akan
Datang
Apabila dari hasil penilaian diketahui bahwa siswasudah menguasai kemampuan yang
telah ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau
memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari
pada pertemuan yang akan datang.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan, Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah
tujuan pembelajaran. Ada 4 model belajar yang dapat membantu kita dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yaitu, belajar
kolaboratif, belajar kuantum, belajar kooperatif dan belajar tematik. Selain 4 model belajar ada
juga rumpun model mengajar (1) rumpun model social (2) rumpun model pemrosesan informasi
(3) rumpun model personal (4) rumpun model system perilaku.
Dalam Model Pembelajaran, secara umum prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan
awal (prapembelajaran dan awal pembelajaran), kegiatan inti (pembahasan materi dalam
pembelajaran klasikal, pembahasan materi dalam pembelajaran kelompok, pembahasan materi
dalam pembelajaran perseorangan) dan kegiatan akhir (kegiatan akhir pembelajaran dan kegiatan
tindak lanjut pembelajaran).

B. Saran
Dalam proses pembelajaran yang paling penting adalah bagaimana cara seorang pengajar
menyampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh peserta didik . oleh sebab itu, perlu strategi

18
pembelajaran yang tepat baik dari segi jenis, metode dan model yang baik untuk segala kondisi
pembelajaran.

Daftar Pustaka

Boud, D. & Feletti, G.I. (Ed.). (1997). The Challenge of Problem-Based Learning. Boston:
Allyn & Bacon

Bouhuiys, A.A.J., Schmidt, H.G., Berkel, H.J.M. (Eds.). (1993). Problem Based Learning on
Educational Stategy. Netherlands: Network Publishers.

Elaine, B. (2002). Contextual Teaching & Learning. California: Corwin Press,Inc.

Frazee, B.M & Rudnitski, R.A. (1995). Integrated Teaching Methods. Washingtone:
Delma Publishers

Hill, S. & Hill, T (1996) The Collaborative Classroom. Australia: Leonor Curtain Publishing

Slavin, R.E. (1995). Corperative Learning. Theory, Research and Practice. Boston:
Allyn & Bacom

Yoice, B. & Marsha, W. (2000) Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacom.

Glesser, W. (1985). Control Theory in The Classroom. New York: Harper and Winston

Hamalik, O. (1990). Pendekatan Baru Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung:


Sinar Baru

Joni, T. R. (1982). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Dirjen dikti.

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:
Bumi Angkasa

Semiawan, C., dkk. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia

19
Steven, R.J. & Slavin, RE. (1995). The Coperative Elementary School: Effect on Student
Achievement, Attitudes, and Social Ralations. American Educational Research, 32,
321-351

20

Anda mungkin juga menyukai