Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PEMBELAJARAN di SD

MODUL 3

MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL BELAJAR

Disusun Oleh

1. Elok Erlinda 858171362


2. Qonita 858169065
3. Volita Machfiroh Yanuarti 858169406

UPBJJ (TULISKAN UPBJJ MAHASISWA)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Dalam modul ini kita dapat mengenal lebih dalam tentang model-model
belajar dan rumpun model belajar. Model-model belajar akan memberi
wawasan tentang berbagai jenis model yang dapat dirancang agar siswa
berpartisipasi aktif dalam belajar. Model belajar-mengajar terdiri atas 4
rumpun, masing-masing rumpun terbagi dalam beberapa model.

ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................................................1

LATAR BELAKANG ...................................................................................................1

RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................2

TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................................2

BAB II

MODEL MODEL PEMBELAJARAN .....................................................................3

RUMPUN MODEL PEMBELAJARAN ..................................................................8

BAB III

KESIMPULAN .............................................................................................................12

SARAN ...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................13

iii
BAB I

A. Pendahuluan
Model-model belajar sendiri diciptakan untuk memberikan wawasan dan
dirancang agar siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dilakukan agar mencapai tujuan tertentu, salah satunya agar siswa
dapat bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah dan
mengemukakan ide, juga agar siswa dapat saling menanggapi. Yang pada
akhirnya ini dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun
pengetahuan masing-masing individu. Sedangkan model mengajar dibuat
untuk membantu agar pebelajar bekerja secara efektif, model ini dirancang
untuk membimbing mendefinisikan masalah, dan menggali berbagai
pandangan tentang topik masalah yang dibahas.

B. Latar Belakang
Model belajar saat ini memang sangat dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar. Model belajar juga salah satu komponen penunjang dalam
keberhasilan proses pembelajaran. Guru juga harus menguasai pelaksanaan
model belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Karena
banyaknya siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
diciptakanlah model belajar sebagai sarana alternatif guru untuk
merasakan adanya kemudahan dalam transfer ilmu berupa sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik dan tepat. Model belajar sendiri diterapkan tanpa
terkecuali pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar. Dengan
adanya model belajar ini, diharapkan siswa dapat bekerja sama dan dapat
mengemukakan ide masing-masing. Dalam memilih model belajar juga
harus memperhatikan kondisi siwa, fasilitas dan media yang tersedia, sifat
materi bahan ajar, dan kondisi guru itu sendiri.

1
C. Rumusan Masalah
1. Pengertian model belajar dan mengajar secara umum?
2. Macam-macam model belajar dan mengajar?
3. Karakteristik dari model belajar dan mengajar?
4. Manfaat apa yang diterima oleh siswa dan pengajar setelah
melaksanakan model belajar dan mengajar?

D. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu model belajar secara umum
2. Untuk mengetahui macam-macam model belajar
3. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi ciri-ciri model belajar
4. Untuk mengetahui pertimbangan pelaksanaan model pembelajaran
terutama di sekolah dasar.

BAB II

2
PEMBAHASAN

MODEL-MODEL BELAJAR
A. BELAJAR KOLABORATIF (COLABORATIVE LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Kegiatan belajar kolaboratif yaitu kegiatan belajar yang dilakukan dua
orang atau lebih, bekerja sama , memecahkan masalah bersama untuk
mencapai tujuan tertentu. Unsur yang penting dalam belajar kolaboratif
yakni adanya tujuan bersama dan ketergantungan yang positif. Dalam
mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk
menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Ketergantungan positif yang dimaksud adalah setiap anggota kelompok
hanya dapat berhasilmencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja
sama.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
a. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok
b. Belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c. Memupuk rasa kebersamaan siswa.
d. Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat.
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai satu tujuan
bersama.
f. Memiliki tanggung jawab karena kebersaan dalam belajar.
B. BELAJAR KUANTUM (QUANTUM LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kuantum
Pembelajaran kuantum mengutamakan unsur-unsur kebebasan, santai,
menyenangkan, dan menggairahkan. Sugesti positif dapat mempengaruhi
hasil belajar. Teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif
sebagai berikut :
a. Mendudukkan siswa secara nyaman.
b. Memasang musik latar dalam kelas.
c. Meningkatkan partisipasi individu

3
d. Memberikan poster untuk memberikan kesan besar.
e. Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran
sugesti.
Indikator keberhasilan pembelajaran kuantum adalah siswa sejahtera.
Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan
menggairahkan.
2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
a. Segalanya berbicara, segala sesuatu di lingkungan kelas, bahasa tubuh
guru sampai rancangan pembelajaran semuanya mengirim pesan tentang
belajar.
b. Segalanya bertujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan
dalam mata pelajaran.
c. Berangkat dari pengalaman.
d. Hargai setiap usaha.
e. Rayakan setiap keberhasilan, bentuk perayaan dapat berupa tepuk
tangan, berteriak hore, poster umum dan kejutan.
3. Manfaat Belajar Kuantum
a. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa semangat belajar.
b. Memanfaatkan segala sesuatu di sekelilingnya sebagai motivasi
belajar.
c. Belajar sesuai gaya belajar masing-masing.
d. Menghargai setiap bentuk hasil belajar siswa
C. BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Kooperatif berarti bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Belajar
kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil
sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya
sendiri dan juga anggota yang lain. Kata kooperatif digunakan pada anak
anak yang bersikap manis, bersedia berbagi bahan-bahan yang dimiliki.

4
Kegiatan kooperatif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif
a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan
belajar lebih kooperatif. Jika suatu kelas bekerja sama dalam suatu
permainan, tujuan kelompok adalah menghasilkan suatu permainan yang
menyebabkan anak anak lain senang atau mengapresiasi kelompok itu.
b. Ketergantungan individu dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain :
1) Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk pengamat,
peningkat, penjelas atau perekam.
2) Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukanuntuk
melengkapi keberhasilan tugas
3) Nilailah kelompok sebagai satu kesatuan yang terdiri dari individu-
individu.
4) Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif dapat dikoordinasikan
dengan menggunakan kelompok belajar kooperatif
5) Menciptakan situasi fantasi yang dapat membangun kekuatan
imajinatif.
3. Manfaat Belajar Kooperatif
a. Meningkatkan hasil belajar.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motovasi belajar.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan pelajar
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
g. Tidak memerlukan biaya khusus.
4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi siswa.

5
b. Memerlukan banyak latihan.
c. Diterapkan sesuai dengan pembahasan materi ajar.
d. Memerlukan format penilaian yang berbeda.
e. Memerlukan kemampuan khusus untuk mengkaji berbagai teknik
belajar kooperatif.
D. BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang
sekitar ide pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata
pelajaran) yang berkaitan dengan tema.
2. Prinsip Belajar Tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajajar.
Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan digunakan untuk
mengembangkan konsep-konsep tertentu. Pappas (1995) mengatakan
bahwa belajar tematik mencerminkan pola-pola berfikir, tujuan dan konsep
konsep umum.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek objek nyata
b. Menciptakan kegiatan di mana anak semua pemikirannya.
c. Membangun kegiatan di sekitar minat-minat umum siswa.
d. Membantu siswa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
baru.
e. Menyediakan kegiatan yang berhubungan perkembangan kognitif,
emosi, sosial, dan fisik.
f. Mengakomodasi kebutuhan pelajar.
g. Memberi kesempatan bermain
h. Menghargai perbedaan individu.
i. Menemukan cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khusunya di SD
a. Pada dasarnya siswa SD memahami suatu konsep secara utuh

6
b. Siswa SD mengembangkan kecerdasan secara komprehensif.
c. Ada konteksnya.
d. Lebih mudah mengajar konsep secara utuh.
5. Mafaat Belajar Tematik
Belajar tematik memberi kesempatan yang nyata kepada siswa untuk
membentuk latar belakang informasi sendiri dalam tangka membangun
informasi baru. Pembelajaran tematik selain memperhatikan kompetensi
dan bahan ajar juga perlu memperhatikan logika, estetika, etika, dan
kinestetika seta life skills

Rumpun Model Mengajar

7
Rumpun Model Mengajar terdiri dari 4 rumpun yaitu : model sosial,
pemrosesan informasi, model personal dan model system perilaku.

A. RUMPUN MODEL SOSIAL


Rumpun model sosial sangatlah penting pada semua kegiatan
pembelajaran.
Model mengajar social diciptakan untuk membentuk masyarakat belajar.
Kegiatan terpenting dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan
pengembangan hubungan kooperatif di dalam kelas.
Dalam Rumpun model sosial tedapat model pembelajaran sbb:
1. Partner dalam Belajar
Partner dalam belajar diharapkan dapat membantu pembelajar bekerta
secara efektif yang bertujuan membantu pembelajar belajar lintas bidang
studi dalam satu kurikulum.
2. Investigasi Kelompok
Model Investigasi Kelompok bertujuan untuk memperdalam materi yang
terpadu secara kelompok, diskusi dan perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, diharapkan mampu memahami perannya dalam
interaksi sosial, mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang
isu-isu sosial di masyarakat.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pembelajar diharapkan mampu mengidentifikasi
masalah-masalah publik di tingkat nasional maupun internasional.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Bahwa pembelajar dan guru diharapkan dapat berkembang di suatu
lingkungan belajar yang konseptual.
6. Inkuiri Sosial
Model ini menggabungkan aspek kognitif dan sosial yang bertujuan
meningkatkan kemampuan pembelajar dengan cara belajar kooperatif.

8
B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI
Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan
pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan
mengorganisasikan data, memahami masalah, dan mencari pemecahannya,
serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk
menyampaikannya.
Model pemrosesan informasi terdiri dari model-model sbb:
1. Berpikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar untuk pengorganisasian informasi dan
menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian
data.
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian topik-topik yang
berskala besar kepada pebelajar pada setiap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pembelajar dibawa ke proses ilmiah dan menganalilis data, hipotesis dan
teori.
4. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan, pembelajar menghubungkan sebab
akibat dalam mengajukan pertanyaan, konsep dan hipotesis serta
mengujinya.
5. Mnemonic
Guru merancang strategi dengan menyajikan materi, alat-alat untuk
meningkatkan belajar individual maupun kooperatif.
6. Sinektik
Model pembelajaran dikenalkan pembelajar dengan serangkaian workshop,
dengan dirancang sebagai stimulus langsung untuk pebelajar berfikir
kreatif sampai mampu menerapkan prosedur-prosedur.
7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)

9
Model dirancang untuk memberikan struktur kognitif melalui kuliah,
membaca dan media lain.
8. Penyesuaian dengan Pebelajar
Model dengan menerapkan “keterampilan berfikir” diharapkan mampu
mempelajarai informasi, menganalisis dan memecahkan masalah.

C. RUMPUN MODEL BELAJAR


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang memahami dirinya
sendiri, bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri demi meraih
kehidupan yang lebih tinggi.
1. Pengajaran Nondirektif
Model pembelajaran Nondirektif dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu : pertama sebagai dasar melaksanakan seluruh program pendidikan,
kedua mengkombinasikan dengan model pembelajaran lain, ketiga sebagai
perencanaan belajar mandiri atau kooperatif dan memberikan konseling
secara periodik kemudian menemukan jalan keluar tentang apa yang
difikirkan dan dipahaminya.
2. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program
kemampuan aktualisasi diri.

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU


Rumpun model sistem perilaku sering disebut dengan teori belajar sosial,
modifikasi perilaku, therapy perilaku , dan cybernetic.
1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk
yang disebut belajar tuntas (mastery learning). Materi yang dipelajari
dipecah menjadi unit-unit dari sederhana sampai ke kompleks.
2. Pembelajaran Langsung

10
Dengan model pembelajaran langsung, tujuan pembelajaran disampaikan
langsung kepada siswa, serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan
tujuan kemajuan-kemajuan belajar.
3. Belajar melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri
Dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: yang pertama
penggabungan tentang ketrampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan
dan latihan sampai suatu keterampilan dicapai, yang kedua simulasi
dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan yang lebih kecil diciptakan
untuk situasi pembelajaran.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai guru, kita dapat merencanakan berbagai program pembelajaran


seperti program individual di dalam kelas, agar setiap anak belajar sendiri-
sendiri dalam jangka waktu tertentu. Namun, kita juga dapat merencanakan
pengalaman belajar dengan kelas yang bersaing sehingga anak-anak
membentuk diri seolah-olah belomba mengendarai mobil, yang akhirnya
menjadi pemenang.

Dengan mengenal jenis-jenis model belajar dan Rumpun Model Mengajar


terdiri dari 4 rumpun ,diharapkan dapat menerapkan model tertentu yang
sesuai dengan bidang studi serta peserta didik yang Anda hadapi

B. SARAN
Dengan memahami jenis-jenis model belajar dan 4 rumpun model
pembelajaran kita akan mampu memahami kondisi siswa dan
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sri Anitah W, dkk (2022) . Strategi Pembelajaran di SD . Universitar


Terbuka.

13

Anda mungkin juga menyukai