Anda di halaman 1dari 6

YUPRIZAL INDRA NUGRAHA (856240185)

Modul 03

Model-model Belajar dan Rumpun Model Mengajar


Kegiatan Belajar 1

Model-model Belajar
A.BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kolaboratif
Kegiatan belajar dianggap kolaboratif ketika dua orang atau lebih bekerja bersama-sama
dalam menyelesaikan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Dua elemen kunci dalam
pembelajaran kolaboratif mencakup (1) keberadaan tujuan yang sama dan (2) ketergantungan yang
bersifat positif.
Pertama, siswa berkolaborasi merumuskan strategi pemecahan masalah untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam diskusi, mereka mencari solusi, mencapai kesepakatan, dan merasa
bertanggung jawab bersama, kontribusi ide memicu perkembangan pengetahuan bersama dan
individu.
Kedua, ketergantungan positif dalam pembelajaran kolaboratif menekankan bahwa setiap
anggota kelompok harus bekerja sama untuk mencapai tujuan, meningkatkan tingkat
ketergantungan individu.

Ketergantungan individu dapat diperkuat melalui beberapa cara, antara lain:


a. Dengan memberikan peran khusus kepada setiap anggota kelompok, seperti pengamat,
pengklasifikasi, perekam, dan pendorong. Dengan pendekatan ini, setiap individu memiliki
tugas khusus yang berkontribusi pada keberhasilan tugas secara keseluruhan.
b. Tugas dapat dibagi menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
utama. Setiap anggota bertanggung jawab atas suatu sub tugas, dan hasilnya diputuskan
bersama oleh seluruh anggota kelompok.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penerapan belajar kolaboratif


 Mengajarkan keterampilan kerjasama mempraktikkan dan umpan balik diberikan dalam hal
seberapa baik keterampilan keterampilan digunakan.
 Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.
 Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-masing
.
2. Manfaat Belajar Kolaboratif
Manfaat belajar kolaboratif mencakup:
a. Peningkatan pengetahuan anggota kelompok melalui interaksi, memengaruhi penguasaan
konsep.
b. Kemampuan siswa untuk memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c. Pembentukan rasa kebersamaan, dengan pemahaman terhadap perbedaan pendapat dan
kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial.
d. Peningkatan keberanian individu dalam menyampaikan ide atau pendapat, serta berbagi
pengetahuan dengan teman kelompok.
e. Pembentukan rasa tanggung jawab individu untuk mencapai tujuan bersama dan
menghindari tumpang tindih atau perbedaan prinsip.
f. Identifikasi diri sebagai bagian dari kelompok, dengan rasa memiliki tanggung jawab yang
tinggi terhadap kebersamaan dalam proses belajar.
YUPRIZAL INDRA NUGRAHA (856240185)
B.BELAJAR KUANTUM (QUANTUM LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk mengatai masalah di sekolah yaitu kebosanan. istilah
kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”, Mekanis (yang berkenaan dengan). Quantum
mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel subatomic (Shelton, 1999).
Quantum learning merupakan seperangkat metode Dan falsafah belajar. Menurut Agus
Nggermanto (2002) Quantum learning menjelaskan Bagaimana cara belajar efektif sehingga
mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya.
Pembelajaran Kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,
menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran kuantum adalah siswa
Sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera apabila aktivitas belajarnya menyenangkan dan
menggairahkan.
2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
Prinsip utama dari pembelajaran kuantum yaitu:
a. Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas sehingga bahasa tubuh guru, dari
kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang
belajar.
b. Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan yaitu para
siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c. Dari pengalaman, proses belajar terbaik terjadi ketika siswa sudah memiliki pemahaman
terhadap informasi sebelum diberi label untuk konsep yang dipelajari.
d. Hargai setiap usaha, belajar mengandung risiko, belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas
kecakapan dan kepercayaan dirinya.
e. Rayakan setiap keberhasilan, perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar
dan meningkatkan asosiasi emosi yang positif. Sebagai guru, kita layak menanamkan bibit
kesuksesan dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan karena perayaan
membangun keinginan untuk sukses.
3. Manfaat Belajar Kuantum
Manfaat belajar kuantum yaitu:
a. Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong
belajar.
c. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing .
d. Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
YUPRIZAL INDRA NUGRAHA (856240185)
C. BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)
1. Hakikat Belajar Kooperatif
Kooperatif berarti bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Dalam Kegiatan
kooperatif seseorang mencari hasil yang menguntungkan bagi dirinya dan bagi seluruh
anggota kelompok. Belajar Kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok
kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan
juga anggota yang lain.
2. Prinsip Utama Kooperatif
Prinsip Utama Kooperatif, yaitu:
a. Kesamaan Tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih
kooperatif. Pada suatu saat anak-anak mungkin tampak bekerja kooperatif apabila bertanya
tentang ejaan suatu kata atau berbagi pensil saat menggambar.
b. Ketergantungan positif
Beberapa orang direkrut sebagai anggota kelompok Karena kegiatan hanya dapat
berhasil jika anggota dapat bekerja sama. ketergantungan antar individu dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya :
1) Berikan anggota kelompok Peranan khusus untuk membentuk pengamat, peningkat,
penjelas atau perekam. Dengan cara ini, setiap individu memiliki tugas khusus dan
kontribusi Tiap orang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas.
2) Bagilah tugas menjadi sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas.
setiap anggota kelompok diberi sub tugas. Input diperlukan oleh seluruh anggota
kelompok.
3) Nilailah kelompok sebagai satu satu kesatuan yang terdiri dari individu-individu. anak-
anak dapat bekerja berpasangan dan penilaian tiap pasangan diberikan penilaian
masing-masing pasangan.
4) Struktur tujuan kooperatif dan kompetitif dapat dikoordinasikan dengan menggunakan
kelompok belajar kooperatif, menghindari pertentangan satu sama lain.
5) Ciptakan situasi fantasi yang menjadikan kelompok bekerja sama untuk membangun
kekuatan imajinatif, dengan aturan yang ditetapkan oleh situasi. Misalnya, “kamu di
suatu pulau dan harus menciptakan rumah, petani dan masyarakat yang mencukupi diri
sendiri”.
3. Manfaat belajar Kooperatif
Manfaat belajar Kooperatif
a. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu kelompok untuk mencerna
materi pembelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir.
e. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
f. Meningkatkan perilaku baik dan kehadiran siswa di kelas
g. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk penerapannya.
4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif
Diantaranya:
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam kelompok.
b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam kelompok
c. Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar.
d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan
belajar kooperatif.
YUPRIZAL INDRA NUGRAHA (856240185)
D. BELAJAR TEMATIK
1. Hakikat Belajar Tematik
Belajar Tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang antara ide pokok
(tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.
Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan
guru untuk mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu
topik yang disukai siswa dan dipilih untuk belajar.
2. Prinsip Belajar Tematik
Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur,
urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan
digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu.
Para ahli mengasumsikan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk mencapai
keterpaduan kurikulum.
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Secara terperinci Barbara Rhode dan Kostelnik, et.al. (1991) mengemukakan karakteristik
pembelajaran tematik sebagai berikut:
a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi siswa untuk menilai
dan memanipulasinya.
b. Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum siswa.
d. Membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang
didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui.
e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan
kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
f. Mengakomodasi kebutuhan peserta didik untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik,
interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
g. Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian.
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang di
bawah peserta didik ke kelasnya.
i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga peserta didik.
4. Perlunya Pembelajaran Tematik, khususnya di SD
a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh, global/tematis,
makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya
terhadap konsep tertentu.
b. Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif, semua unsur
kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya multiple
intelligence untuk dikembangkan.
c. Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
d. Ada kontaknya .
e. Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan sulit
mengajar sub konsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat Belajar Tematik
Dalam pembelajaran tematik,Ada perubahan peranan guru dari seorang pemimpin dan
penyedia kebijakan serta pengetahuan fasilitator, pembimbing, penantang, memberi saran, dan
organisator. Pembelajaran tematik menghadapkan peserta didik Pada arena yang realistik,
mendorong peserta didik memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas. pembelajaran ini
juga membantu peserta didik melihat hubungan antara ide-ide dan konsep-konsep.
YUPRIZAL INDRA NUGRAHA (856240185)
Kegiatan Belajar 2

Rumpun Model Mengajar


A. RUMPUN MODEL SOSIAL
Joice & Weil (2003) Mengatakan bahwa model-model sosial dirancang untuk menilai
keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, serta
pemecahan masalah.
Model mengajar sosial diciptakan untuk membentuk masyarakat belajar, kegiatan
terpenting dalam pengelolaan kelas merupakan pengembangan hubungan kooperatif di dalam
kelas.

1. Partner dalam Belajar


Prosedur belajar kooperatif yang bertujuan membantu siswa belajar lintas bidang studi dalam satu
kurikulum, mengembangkan rasa percaya diri, keterampilan sosial dan Solidaritas, serta tujuan
belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inquiry dari suatu disiplin
akademik.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvensional.
rencana tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok, diskusi, dan
perencanaan proyek. model ini merupakan bentuk sederhana dari belajar kooperatif. model ini
dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah, dan menggali berbagai pandangan tentang
masalah tersebut.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru mengajak siswa untuk memahami pengertian perilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial, dan cara memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara yang
lebih efektif.
4. Inkuiri Yurispudensi
Dengan model ini siswa berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. studi tentang isu-isu sosial di
masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat dipersiapkan bagi para
siswa.
5. Kepribadian dan Gaya Belajar
Model ini mengemukakan bahwa gaya belajar siswa diakui, dan para guru percaya bahwa semua itu
bisa berkembang. Perkembangan optimal dapat dicapai jika lingkungan menyediakan kerangka
konseptual yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konseptual seseorang. Jika kondisi
lingkungan tidak optimal, diasumsikan bahwa beberapa bentuk pemahaman pertumbuhan akan
terhambat.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara
berpikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas-tugas yang menggabungkan
aspek kognitif dan sosial.
B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI
Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang
memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari
pemecahannya, serta konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikannya.
1. Berpikir Induktif
Model ini menerapkan cara belajar peserta didik untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara
serangkaian data.
2. Pencapaian Konsep
YUPRIZAL INDRA NUGRAHA (856240185)
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-
topik yang berskala luas kepada peserta didik di setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Peserta didik dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan serta menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar peserta didik menghubungkan alasan sebab
akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan
hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Menemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
6. Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu peserta didik memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik dari suatu bidang ilmu yang
luas.
7. Pengorganisasi Awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif pada siswa untuk memahami materi
melalui membaca dan media yang lain .
8. Penyesuaian dengan Peserta didik
Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan peserta didik secara individual dan merancang cara
meningkatkan perkembangan belajar.

C. RUMPUN MODEL PERSONAL


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. seseorang berusaha
memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami diri sendiri dengan lebih baik, bertanggung
jawab atas pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang lebih baru, lebih kreatif
dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama antara peserta didik dengan
guru .Guru berusaha membantu peserta didik memahami Bagaimana memainkan peran utama
dalam mencapai pendidikannya.
2. Peningkatan Harga Diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan
kemampuan aktualisasi diri. guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan-
kegiatan kerjasama dengan peserta didik untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang
pribadi peserta didik sebaik mungkin .

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU


Dari cerita tentang perbedaan antara guru mengajar yang lebih efektif dan kurang efektif, serta dari
teori belajar sosial, suatu paradigma untuk pembelajaran secara langsung disusun.
1. Belajar tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Aplikasi teori Sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar
tuntas (mastery learning)
2. Pembelajaran Langsung
Pertama materi yang dipelajari dipecah menjadi unit-unit dari yang sederhana sampai yang
kompleks. materi-materi yang disajikan kepada siswa umumnya dikerjakan secara Individual.
3. Belajar melalui Simulasi: Latihan Mandiri
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kompleks cybernetic. salah satu
diantaranya dalam model teori ke praktik dan yang lain adalah simulasi.

Anda mungkin juga menyukai