Anda di halaman 1dari 14

Collaborative Learning

Metode Belajar secara bersama


sama dalam kelompok kecil
Nama kelompok 2
migo juanda 1.21.5225
Nurisma 1.21.5291
prodi:pai pagi smt 4
Matkul:meth pembelajaram kreatif
Dosen:Uray ferry haryanto m.pd
Pembahasan

01 02
Objectives Methodology
Pengertian Penerapan
collaborative Learning collaborative Learning

03 04
Results Analysis Conclusions
Contoh dari Kekurangan dan
collaborative Learning kelebihan
collaborative Learning
Pembelajaran kolaboratif (bahasa Inggris: Collaborative learning) adalah
situasi dimana terdapat dua atau lebih orang belajar atau berusaha untuk
belajar sesuatu secara bersama-sama.] Tidak seperti belajar sendirian, orang
yang terlibat dalam collaborative learning memanfaatkan sumber daya dan
keterampilan satu sama lain (meminta informasi satu sama lain, mengevaluasi
ide-ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu sama lain, dll). Lebih
khusus, collaborative learning didasarkan pada model di mana pengetahuan
dapat dibuat dalam suatu populasi di mana anggotanya secara aktif
berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan mengambil peran asimetri
(berbeda). Dengan kata lain, collaborative learning mengacu pada lingkungan
dan metodologi kegiatan peserta didik melakukan tugas umum di mana setiap
individu tergantung dan bertanggung jawab satu sama lain. Hl ini juga
termasuk percakapan dengan tatap muka] dan diskusi dengan komputer
(forum online, chat rooms, dll.). Metode untuk memeriksa proses
collaborative learning meliputi analisis percakapan dan analisis wacana
statistik.
Collaborative learning ini sangat berakar dalam pandangan Vygotsky bahwa ada
sebuah sifat sosial yang melekat pada pembelajaran, yang tercermin melalui
teorinya tentang zona pengembangan proksimal. Sering kali, pembelajaran
kolaboratif digunakan sebagai istilah umum untuk berbagai pendekatan dalam
pendidikan itu. melibatkan upaya intelektual bersama oleh siswa atau siswa dan
guru. Dengan demikian, pembelajaran kolaboratif umumnya berlangsung ketika
kelompok siswa bekerja sama untuk mencari pengertian, makna, atau solusi untuk
membuat sebuah artefak atau produk pembelajaran mereka. Lebih jauh,
pembelajaran kolaboratif yang mengubah hubungan tradisional murid-guru di kelas
ini, menghasilkan kontroversi mengenai apakah paradigma ini lebih bermanfaat
daripada merugikan. Kegiatan belajar secara kolaboratif dapat mencakup penulisan
kolaboratif, proyek kelompok, pemecahan masalah secara bersama, debat, studi tim,
dan kegiatan lainnya. Pendekatan ini terkait erat dengan pembelajaran kooperatif.
Penerapan collaborative Learning
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan salah satu kebutuhan
mutlak bagi setiap individu yang harus di penuhi.Adanya pendidkan
setiap individu mengalami perubahan kearah yang lebih baik.Pada
dasarnya kemajuan pendidikan sangat tergantung pada apa yang di
lakukan guru dalam pembelajaran di kelas.Guru di harapkan mampu
lebih mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkam siswa
dalam fungsinya sebagai vasilitator pembelajaran.
Beberapa cara penerapan collaborative learning adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan dan aturan kerja sama sejak awal.
2. Memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota kelompok untuk
berpartisipasi.
3. Memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif tentang hasil kerja kelompok.
4. Menjaga keamanan dan kerahasiaan informasi yang dibagikan di dalam kelompok.
5. Memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok.
6. Memastikan bahwa siswa terlibat aktif dalam proses belajar dan pembelajaran.
7.Mendorong siswa untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
8.Memberikan waktu yang cukup untuk diskusi kelompok dan pemecahan masalah.
9.Memastikan bahwa siswa memahami dan mampu mengevaluasi hasil kerja kelompok
mereka sendiri dan anggota kelompok lainnya.
10.Menjaga keseimbangan antara tanggung jawab individu dan tanggung jawab
kelompok dalam proses pembelajaran.
Contoh collaborative Learning
1.Mengulik Case Study
Contoh nyata dari pembelajaran kolaboratif yang pertama adalah
mengulik case study bersama. Dalam berbisnis, meneliti dan
membahas case study sudah jadi hal yang umum dilakukan. Lewat case
study, kita bisa melihat masalah yang muncul dalam kasus tersebut serta
cara penyelesaian seperti apa yang sepatutnya dilakukan.

2.Pembelajaran per kelompok


Pembelajaran kolaboratif tidak akan berhasil tanpa adanya pembelajaran
per kelompok. Penting sekali untuk menetapkan grup-grup permanen
berisikan maksimal 5 orang dalam pembelajaran per kelompok agar
materi bisa disampaikan dengan lebih optimal. Meski dilakukan secara
berkelompok, sebaiknya instruktur tetap menghitung performa individu
dan menggabungkannya dengan performa kelompok.
3.Problrm solving dengan grup
Siswa dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan
menggunakan strategi kolaboratif, seperti brainstorming atau diskusi
kelompok.

4.Project base learning


Siswa dapat bekerja bersama-sama dalam kelompok untuk menyelesaikan
suatu proyek tertentu yang berkaitan dengan topik yang dipelajari, dan
belajar melalui pengalaman langsung..

5.Role playing
Siswa dapat memainkan peran yang berbeda dalam sebuah skenario tertentu
yang berkaitan dengan topik yang dipelajari, dan belajar untuk memahami
sudut pandang yang berbeda-beda.
6.Mind Mapping
Siswa dapat membuat mind map dari topik yang dipelajari, dan kemudian
mempresentasikan mind map mereka kepada kelompok untuk mendiskusikan
ide-ide baru dan konsep yang terkait.

7.Timelines
Siswa dapat membuat timeline dari suatu topik atau peristiwa yang dipelajari,
dan bekerja sama untuk menempatkan informasi pada timeline dengan benar dan
mengembangkan pemahaman mereka tentang topik tersebut.
Kelebihan dan kekurangan
1.saling ketergantungan yang positif,
2.adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,
3.siswa di libatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
4.suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,
5.terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru,
6.memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.
7.Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis, serta mengembangkan
jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang di yakini benar.
8.Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi kepada kemampuan
sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain.
9.Mendorong siswa untuk berlatih memecahkan masalah dengan mengungkapkan idenya
secara verbal dan membandingkan ide dengan ide temannya.
10.Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar
serta menerima perbedaan yang ada.
Kekurangan
1.Pada saat tampil presentasi,hanya siswa aktif yang tampil.
2.Persiapan yang perlu dilakukan yang akan menggunakan model
pembelajaran cukup rumit.
3.Pengelolaan kelas dan pengorganisasian peserta didik lebih sulit.
4.Perbedaan kemampuan individu setiap individu memiliki kemampuan dan
kecepatan belajar yg berbeda beda
5.Masalah koordinasi,kerja sama anggota kelompok harus di kendalikan dengan baik
dan sering kali di perlukan waktu ekstra untuk memastikan bahwa semua anggota
kelompok terlibat aktif.
6.Kurangnya tanggung jawab Individu,dalam collaborative learning anggota
kelompok dapat bergantung pada anggota lain untuk melakukan pekerjaan yang tidak
terseleaikan.
Ciri-ciri
Ciri ciri Collaborative learning
Beberapa ciri ciri Collaborative Learning adalah:
1.Melibatkan kelompok kecil siswa dalam pembelajaran
2.Mendorong siswa untuk saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan belajar
3.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membantu dan saling
mendukung dalam belajar
4.Memperkuat keterampilan siswa sosial siswa seperti kemampuan
berkomunikasi,bekerja dalam tim,dan berbicara di depan umum
5.Memperkuat kemampuan kognitif siswa seperti kemampuan berfikir
kritis,analisis,sintesis,dan evaluasi.
“That is all and thank you”

Anda mungkin juga menyukai