Anda di halaman 1dari 8

1.

Metode Studi Kasus


Metode ini memanfaatkan situasi atau kasus tertentu yang dapat memberikan
siswa pembelajaran bermakna dan bermanfaat. Guru pintar dapat
memberikan sebuah cerita tentang tema atau konsep yang akan akan
dipelajari. Setelah itu, siswa dapat berdiskusi untuk melakukan analisa,
sintesisa, dan evaluasi berdasarkan kasus atau masalah yang sedang
dipelajari.

2. Metode Demonstrasi
Dalam pembelajaran aktif, metode demonstrasi  juga sangat dianjurkan. Siswa
diberikan kesempatakan untuk bersentuhan langsung dengan materi yang
dipelajari kemudian mereka memeperagakannya di depan kelas. Metode
pembelajaran ini dapat menunjukkan bagaimana siswa melakukan sesuatu
yang kemudian diamati dan dibahas di depan kelas.

3. Metode Discovery
Metode discovery mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan
atau konsep baru. Guru pintar harus memotivasi bagaimana siswa
menyimpulkan sendiri konsep atau formula yang sedang dipelajari. Misalnya,
Guru pintar meminta siswa mengamati berbagai bentuk pertulangan daun
pada tumbuhan yang ada di sekitar rumah. Kemudian mereka dapat
menyimpulkan ada berbagai jenis pertulangan daun pada tumbuhan.

4. Metode Jigsaw
Metode jigsaw ini menghendaki siswa untuk belajar dengan berkelompok.
Guru pintar dapat mendorong siswa untuk kerjasama dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok mendapat tugas untuk memahami dan mendalami bagian
tertentu dari tema yang dipelajari. Kemudian setiap anggota kelompok
menggabungkannya hasil belajarnya sehingga terbentuk satu pemahaman
yang utuh. Jenis metode pembelajaran ini membuat siswa belajar mendengar
dan belajar satu sama lain.

5. Metode Diskusi Kelompok


Metode diskusi kelompok merupakan metode yang memungkinkan terjadi
interaksi dan saling tukar pendapat, pengalaman, dan informasi. Metode
pembelajaran ini menarik karena dapat mendorong siswa untuk berinteraksi
dan saling membantu memahami pendapat berbeda yang mungkin muncul
selama kegiatan berlangsung. Selain memahami pelajaran, Guru pintar juga
dapat melatih siswa bagaimana menghargai pendapat orang lain melalui
metode diskusi kelompok ini.

6. Metode Bermain Peran


Metode ini adalah salah satu macam metode pembelajaran yang dirancang
untuk memecahkan masalah dengan meminta siswa melakukan peran
tertentu. Guru pintar dapat memberikan topik atau kasus pada siswa.
Misalnya guru pintar memberikan kasus jembatan kampung ambruk karena
hujan deras. Kemudian siswa dibagikan perannya. Ada yang menjadi pak RT,
warga, dan lain sebaginya. Dari kegiatan bermain peran, siswa yang sedang
berperan dan juga yang mengamati dapat membuat analisa apakah setiap
peran sudah bekerja dengan baik atau tidak. Mereka juga dapat
menyimpulkan bagaimana mengatasi masalah dari mengamati peran-peran
yang dimainkan temannya.

7. Metode Tugas Proyek

Metode tugas proyek adalah metode pembelajaran yang sangat menantang.


Siswa harus melakukan riset, eksperimen, dan tak jarang harus langsung
terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan. Metode ini menghendaki
siswa untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dalam waktu yang telah
ditentukan.  Siswa dapat melakukan tugas proyek secara individu maupun
secara kelompok. Kegiatan ini melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

8. Metode Kunjung Karya


Metode pembelajaran kunjung kerja atau kunjung karya ini biasanya
dilakukan setelah metode pembelajaran tugas proyek dilakukan. Jenis metode
pembelajaran ini membuat siswa untuk saling melihat hasil karya teman-
temannya. Mereka dapat mengamati dan juga belajar bertanya. Selain itu,
Guru pintar dapat mendorong siswa untuk memberikan komentar dan saran
yang membangun. Sementara siswa yang karyanya dikunjungi atau dilihat
dapat belajar menjawab pertanyaan, menanggapi komentar dan saran secara
produktif.
9 Model- Model Pembelajaran di Abad 21
1. Discovery learning
belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian.
Contoh dalam pembelajaran guru menugaskan peserta didik untuk
menelusuri faktor penyebab terjadinya banjir di daerah setempat. Peserta
didik bekerja secara berkelompok menelurusi informasi dengan
mewawancarai penduduk disertai pelacakan informasi di internet
(bimbingan disesuaikan tingkatan usia) dan kemudian diminta untuk
membuat kesimpulan dilanjutkan presentasi.

2. Pembelajaran berbasis proyek


proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta didik
merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu oleh
pertanyaan menantang. Contohnya pada peserta didik SMK
Kewirausahaan diberikan pertanyaan produk kreatif berbahan lokal
seperti apakah yang memiliki nilai tambah secara ekonomis? Peserta
didik bisa mengikuti tahapan pembelajaran seperti eksplorasi ide,
mengembangkan gagasan, merealisasikan gagasan menjadi prototipe
produk, melakukan uji coba produk, dan memasarkan produk. Pada
prosesnya peserta didik bisa memanfaatkan teknologi untuk mencari
informasi bagi upaya pengembangan gagasan, membuat sketsa produk
menggunakan software tertentu, menguji produk melalui respon pasar
dengan google survey dan sebagainya.

3. Pembelajaran berbasis proyek


belajar berdasarkan masalah dengan solusi “open ended”, melalui
penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan banyak solusi
masalah. Contohnya mengatasi masalah pencemaran udara akibat asap
kendaraan bermotor. Peserta didik bisa mengeksplorasi lingkungan
memanfaatkan sumber-sumber fisik diperkaya sumber-sumber digital,
menggali pengalaman orang lain atau contoh nyata penyelesaian masalah
dari beragam sudut pandang. Peserta didik terlatih untuk menghasilkan
gagasan baru, kreatif, berpikir tingkat tinggi, kritis, berlatih komunikasi,
berbagi, lebih terbuka bersosialisasi dalam konteks pemecahanmasalah.

4. Belajar berdasarkan pengalaman


sendiri (Self Directed Learning/SDL)
SDL merupakan proses di mana insiatif belajar dengan/atau tanpa
bantuan pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai dari
mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri, merumuskan tujuan,
mengidentifikasi sumber, memilih dan menjalankan strategi belajar, dan
mengevaluasi belajarnya sendiri. Contoh guru bisa membantu peserta
didik mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik atau mulai dari
kemampuan apa yang ingin dikuasai. Misalnya ingin menguasai cara
melukis menggunakan software corel draw maka guru bisa
membantupeserta didik merumuskan tujuan-tujuan penting yang dapat
membantu mencapai tujuannya. Peserta didik belajar mandiri
mengeskplorasi tutorialnya melalui youtube, menerapkan, dan
mengevaluasi kemampuannya.

5. Pembelajaran kontekstual
(melakukan)
guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta
didik sehingga memungkinkan peserta didik menangkap makna dari yang
pelajari, mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki. Contoh dalam pembelajaran bentuk-
bentuk tulang daun guru menugaskan kepada peserta didik secara
berkelompok mengeksplorasi melalui internet. Guru menginginkan peserta
didik dapat memperoleh pengalaman bermakna yang mendalam dan dapat
mengkaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Pada PAUD dan
sekolah dasar kelas rendah bisa saja peserta didik belum bisa
membedakan secara nyata perbedaan kelenturan dan kekuatan tulang
daun dari setiap bentuk yang berbeda, sehingga diperlukan pengalaman
langsung. 

6. Bermain peran dan simulasi


Peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan,
gerak/model/pola/prosedur tertentu. Misalnya seorang guru
menggunakan tayangan video dari youtube, peserta didik diminta
mencermati alur cerita dan peran dari tokoh-tokoh yang ada kemudian
berlatih sesuai tokoh yang diperankan. Pada tataran lebih kompleks
membuat cerita sendiri kemudian  memperagakannya dengan bermain
peran. 

7. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran berdasarkan
faham kontruktivistik. Peserta didik berkelompok kecil dengan tugas yang
sama saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa teknik cooperative learning yang akan dijelaskan disini,
empat teknik yang pertama di antaranya dikembangkan oleh Robert Slavin
(1991) yaitu STAD, TGT, TAI, dan CIRC.

8. Pembelajaran kolaboratif
merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai
tujuan bersama. Pembelajaran kolaboratif lebih cocok untuk peserta didik
yang sudah menjelang dewasa. Kolaborasi bisa dilakukan dengan bantuan
teknologi misalnya melalui dialog elektronik, teknologi untuk menengahi
dan memonitor interaksi, dimana masing-masing pihak memegang kendali
dirinya dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama. Fasilitasi
bisa diberikan oleh guru, ketua kelompok pelatih online maupun mentor. 

9. Diskusi kelompok kecil


diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk berbagai pengetahuan dan
pengalaman serta untuk melatih komunikasi lompok kecil tujuannya agar
peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi
pokok dan persoalan yangihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi
kelompok kecil bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa karena
lebih banyak siswa yang dilibatkan. Jumlah kelompok diskusi antara
empat sampai lima orang. Metode diskusi digunakan untuk melatih
kecakapan berpikir, kecakapan berkomunikasi, kemampuan
kepemimpinan, debat, dan kompromi.

1. Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran ini untuk mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari
masalah yang dihadapi. Sehingga dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk
mau berpikir secara kritis dan analitis. 

2. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual ini adalah upaya guru untuk mengaitkan materi
dengan dunia nyata. Sehingga konsep yang diajarkan di dalam kelas tidak hanya
sebagai bayangan saja, namun bisa diterapkan dan digunakan dalam kehidupan nyata. 

3. Model Pembelajaran Ekspositori

Ekspositori berarti sebuah penjelasan yang dilakukan oleh seorang guru mengenai
sebuah teori atau konsep. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan para siswa
memahami materi pelajaran secara maksimal melalui penjelasan verbal yang dilakukan
oleh guru. 

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran ini menekankan pada penyelesaian masalah secara ilmiah. Dalam
bahasa Inggris model pembelajaran ini biasa disebut dengan Problem based learning. 

5. Model Pembelajaran Kooperatif


Dengan model pembelajaran ini, siswa akan belajar secara berkelompok untuk
mencapai tujuan dari sebuah pembelajaran tertentu. 

6. Model Pembelajaran Project Based Learning

Sementara itu, model pembelajaran berbasis proyek ini menjadi sebuah proyek atau
kegiatan nyata sebagai kegiatan inti dalam sebuah pembelajaran. 

7. Model Pembelajaran PAIKEM

PAIKEM berarti Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Penerapan


model pembelajaran ini membutuhkan rancangan yang disiapkan oleh guru sementara
siswa akan belajar secara aktif dan dengan hati senang. 

8. Model Pembelajaran Kuantum

Model pembelajaran ini menggunakan kerangka  TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,


Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Biasanya dalam pembelajaran dengan model
ini terdapat yel-yel sebagai perayaan atau meningkatkan motivasi belajar. 

9. Model Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran dengan melibatkan atau menggabungkan


antara beberapa mata pelajaran sekaligus. Dengan demikian, pembelajaran yang
dilakukan diharapkan akan lebih bermakna untuk peserta didik. 

10. Model Pembelajaran Kelas Rangkap

Seperti namanya, model pembelajaran ini biasanya dilakukan oleh dua kelas menjadi
satu sesi pelajaran. Ini dapat dilakukan efektivitas belajar. 

11. Model Pembelajaran Tugas Terstruktur

Pembelajaran dengan model tugas terstruktur ini siswa diberikan tugas-tugas tertentu
oleh guru. Tujuannya adalah memperdalam kepada materi yang telah diberikan. 
12. Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pengumpulan karya terpilih dari satu
kelas. Prinsip dari model ini adalh membuat peserta didik aktif dan dapat menjalin
koorporasi untuk menghasilkan sebuah karya. 

13 Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran ini memberikan pembelajaran tematik yang diambil dari beberapa
pelajaran menjadi satu topik atau tema. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan harapannya akan menjadi bekal untuk menghadapi kehidupan
nyata

Anda mungkin juga menyukai