2. Metode Demonstrasi
Dalam pembelajaran aktif, metode demonstrasi juga sangat dianjurkan. Siswa
diberikan kesempatakan untuk bersentuhan langsung dengan materi yang
dipelajari kemudian mereka memeperagakannya di depan kelas. Metode
pembelajaran ini dapat menunjukkan bagaimana siswa melakukan sesuatu
yang kemudian diamati dan dibahas di depan kelas.
3. Metode Discovery
Metode discovery mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan
atau konsep baru. Guru pintar harus memotivasi bagaimana siswa
menyimpulkan sendiri konsep atau formula yang sedang dipelajari. Misalnya,
Guru pintar meminta siswa mengamati berbagai bentuk pertulangan daun
pada tumbuhan yang ada di sekitar rumah. Kemudian mereka dapat
menyimpulkan ada berbagai jenis pertulangan daun pada tumbuhan.
4. Metode Jigsaw
Metode jigsaw ini menghendaki siswa untuk belajar dengan berkelompok.
Guru pintar dapat mendorong siswa untuk kerjasama dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok mendapat tugas untuk memahami dan mendalami bagian
tertentu dari tema yang dipelajari. Kemudian setiap anggota kelompok
menggabungkannya hasil belajarnya sehingga terbentuk satu pemahaman
yang utuh. Jenis metode pembelajaran ini membuat siswa belajar mendengar
dan belajar satu sama lain.
5. Pembelajaran kontekstual
(melakukan)
guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta
didik sehingga memungkinkan peserta didik menangkap makna dari yang
pelajari, mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki. Contoh dalam pembelajaran bentuk-
bentuk tulang daun guru menugaskan kepada peserta didik secara
berkelompok mengeksplorasi melalui internet. Guru menginginkan peserta
didik dapat memperoleh pengalaman bermakna yang mendalam dan dapat
mengkaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Pada PAUD dan
sekolah dasar kelas rendah bisa saja peserta didik belum bisa
membedakan secara nyata perbedaan kelenturan dan kekuatan tulang
daun dari setiap bentuk yang berbeda, sehingga diperlukan pengalaman
langsung.
7. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran berdasarkan
faham kontruktivistik. Peserta didik berkelompok kecil dengan tugas yang
sama saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa teknik cooperative learning yang akan dijelaskan disini,
empat teknik yang pertama di antaranya dikembangkan oleh Robert Slavin
(1991) yaitu STAD, TGT, TAI, dan CIRC.
8. Pembelajaran kolaboratif
merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai
tujuan bersama. Pembelajaran kolaboratif lebih cocok untuk peserta didik
yang sudah menjelang dewasa. Kolaborasi bisa dilakukan dengan bantuan
teknologi misalnya melalui dialog elektronik, teknologi untuk menengahi
dan memonitor interaksi, dimana masing-masing pihak memegang kendali
dirinya dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama. Fasilitasi
bisa diberikan oleh guru, ketua kelompok pelatih online maupun mentor.
Model pembelajaran ini untuk mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari
masalah yang dihadapi. Sehingga dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk
mau berpikir secara kritis dan analitis.
Model pembelajaran kontekstual ini adalah upaya guru untuk mengaitkan materi
dengan dunia nyata. Sehingga konsep yang diajarkan di dalam kelas tidak hanya
sebagai bayangan saja, namun bisa diterapkan dan digunakan dalam kehidupan nyata.
Ekspositori berarti sebuah penjelasan yang dilakukan oleh seorang guru mengenai
sebuah teori atau konsep. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan para siswa
memahami materi pelajaran secara maksimal melalui penjelasan verbal yang dilakukan
oleh guru.
Model pembelajaran ini menekankan pada penyelesaian masalah secara ilmiah. Dalam
bahasa Inggris model pembelajaran ini biasa disebut dengan Problem based learning.
Sementara itu, model pembelajaran berbasis proyek ini menjadi sebuah proyek atau
kegiatan nyata sebagai kegiatan inti dalam sebuah pembelajaran.
Seperti namanya, model pembelajaran ini biasanya dilakukan oleh dua kelas menjadi
satu sesi pelajaran. Ini dapat dilakukan efektivitas belajar.
Pembelajaran dengan model tugas terstruktur ini siswa diberikan tugas-tugas tertentu
oleh guru. Tujuannya adalah memperdalam kepada materi yang telah diberikan.
12. Model Pembelajaran Portofolio
Model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pengumpulan karya terpilih dari satu
kelas. Prinsip dari model ini adalh membuat peserta didik aktif dan dapat menjalin
koorporasi untuk menghasilkan sebuah karya.
Model pembelajaran ini memberikan pembelajaran tematik yang diambil dari beberapa
pelajaran menjadi satu topik atau tema. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan harapannya akan menjadi bekal untuk menghadapi kehidupan
nyata