2. Metode Demonstrasi
4. Metode Jigsaw
Minggu Pertama....
Minggu ini adalah hari-hari yang sangat panjang dan
menyebalkan. Banyak suatu tuntutan sosial dan suatu
peraturan yang harus di patuhi dengan keadaan di
lingkungan baru. Praktik di sebuah lembaga pendidikan di
bawah naungan Dinas Pendidikan Nasional menjadikan
kami sebagai mahasiswa harus mematuhi peraturan yang
ada, dari mulai pakaian, potongan rambut, hingga sebuah
sepatu dan kaos kaki pun harus di perhatikan. Awal mula
kami merasa kaget dengan hal tersebut, namun seiring
berjalannya hari kami semakin terbiasa dengan keadaan dan
lingkungan sekitar.
Minggu pertama kami lalui dengan sebuah
perkenalan dengan guru dan siswa. Satu persatu guru kami
pahami dan ketahui namanya, satu persatu kakmi memahami
siswa namun sayang, keterbatasan ingatan tidak bisa
membuat kami ingat semua akan nama siswa. Kami lewati
minggu awal dengan rasa canggung dan sungkan. Kelas per
kelas kami masuki dengan sesi perkenalan awal, didapati
berbagai macam karakter siswa dan berbagai keunikan yang
mereka miliki dengan latar belakang masing – masing.
Setelah berjalan dengan lihai dan penuh dengan tantangan,
akhirnya kami menemukan sebuah pola mengajar dengan
tepat sesuai dengan karakter kelas masing – masing.
Berbagai cara observasi, berbagai cara analisis kami dengan
menerapkan penyampaian metode pembelajaran akhirnya
kami menemukan suatu hal yang dirasa tepat untuk
menghadapinya. dengan keyakinan teguh dan kekuatan
penuh akan metode pembelajaran yang telah kami
formulasikan untuk bahan ajar kami kedepan.
Seiring berjalannya waktu, kami terus berusaha
mencoba berdamai dengan sebuah keadaan yang memaksa
kami harus siap menerima tantangan kegiatan belajar
mengajar. Berguarau, bermain adalah metode yang kami
terapkan kepada siswa di dalam prose kami mengajar.
Sesekali kami harus memendam sebuah rasa emosi yang
kami tahan, meluapkan dalam sebuah metode permainan
yang kami hidangkan kepada siswa. hal ini membuat kami
semakin paham akan kebutuhan siswa di umur masa
pubertas. Hingga waktu tak terasa telah satu minggu berlalu
masa kami melaksanakan sebuah praktik.
Minggu Kedua..
Ternyata waktu begitu cepat berlalu yahh, tahu ngga
ternyata di waktu yang begitu cepat tak terasa sebuah
keadaan membuat kami semakin berantusias dalam
pembelajaran. Dimana kami merasakan sebuah rasa
kekeluargaan antara siswa dan guru terjalin dengan murni.
Kami merasakan apa yang mereka rasakan, sehingga sebuah
hal yang tadinya menjadi beben bagi kami, tak terasa kini
menjadikan sebuah rasa candu yang membuat kami betah
berada di dalam kelas. Rasa nyaman yang telah terlanjur ada
membuat kami selalu bisa berfikir secara spontan tentang
sebuah cara yang harus dilakukan. Terkadang sebuah
metode yang kita rencanakan tidak bisa kita gunakan dengan
sesuai ekspetasi. Dalam hal ini bisa di jelaskan dengan
situasi dan keadaan tentang hati manusia yang terkadang
berubah rubah. Faktor eksternal maupun internal dari pribadi
siswa juga sangat berpengaruh terhadap situasi belajar di
dalam kelas. namun hal ini dapat di minimalisir dengan
spontanitas yang kita miliki dengan penempatannya.
Kejanggalan akan kejanggalan dalam salah satu
kelas mulai tergambarkan dengan jelas, dari mulai dengan
beberapa siswa yang memiliki kasus. Dari mbolos, sukar
diatur di dalam kelas, siswa yang keras kepala, hingga siswa
yang menyebebkan sebuah traumatik terhadap guru. Hal ini
dapat terjadi kapanpun dan pada siapapun serata dimanapun
berada. Terlebih dengan keadaan sebuah individu yang
sedang pada tahap masa peralihan dari anak – anak ke
remaja.
Dalam buku Thahir, 1999 Harlock pernah
mengatakan bahwa seorang remaja adalah individu yang
tidak lagi merasakan sebuah perbedaan dengan usia di
atasnya, dimana kognitif individu akan berubah dengan
perspektif tidak ada perbedaan dengan kognitif yang
dimilikinya. Dalam artian lain bahwa seorang remaja tidak
lagi berbeda dengan orang dewasa. Mereka akan
menyamakan perspektif kognitif didalam dirinya. Seorang
dalam masa peralihan inilah yang sangat amat beresiko abgi
tumbuh kembang seorang individu. Dimana proses
penempaan dalam tahap inilah yang akan menentukan
sebuah perspektif benar atau salah, dengan arahan dan
dorongan seorang dalam masa peralihan akan menjadikan
pribadi seorang remaja yang lebih baik.
Dalam kasus ini terdapat beberapa anak yang
terdapati mendapatkan sebuah rasa anti sosial dan merasa
bahwa dirinya adalah yang palinf benar. Minggu kedua
dalam prngalaman praktik kami di hiasi dengan sebuah lika
liku yang amat sangat menegangkan. Dengan di hadapkan
sebuah karakter anak yang semakin membuka diri,
mengetahui latar belakang dan pribadi yang lebih jelas.
MINGGU KETIGA...
Terlena akan sebuah suasana yang mulai dengan
suasana gemuruh riang, dengan suasana gembira dengan
keadaan yang kian mulai mengikuti perasakan yang menjadi
sebuah gelombang asmara. Kini dalam menghadapi sebuah
karakter siswa SMK yang semakin menjadi jadi kami di
hadapkan dengan salah satu siswa yang sangat populer di
sekolahnya saat ini. Ia menjadi seorang yang bisa dikatakan
adalah pemegang kekuasaan dari keseluruhan siswa. Salah
satu anak yang diamnya menjadi suatu pertanyaan besar bagi
sekitar nya. Salah satu anak yang marahnya akan menjadi
percikan sebuah api yang akan membara. Salah satu siswa
kelas 11 yang menjadi sorotan bagi siswa maupun guru.
Karena keanehan yang dimiliki siwa tersebut menjadi
sebuah sorotan tersendiri bagi kami, ia adalah siswa yang
nakal tapi kami sangat segan. Disamping kenakalan yang ia
lakukan, ia tidak akan memulai jika memang dirasa tidak
ada yang salah, ia akan senantiasa sopan dan ramah ketika
ada orang yang berbuat baik padanya. Namun kembali jika
ada orang yang membuat kesalahan dengan dirinya dan
membuat percikan api dengannya, ia tak akan segan dengan
membuat kobaran api yang semakin menganga. Namun
tidak dengan sikap yang dia berikan kepada kami, ia
memberikan sikap kepada kami seolah kami adalah guru
bagi mereka, sopan, ramah, baik, menjadi pengendali bagi
teman teman yang lain. Ia bagaikan seorang penjaga bagi
kami ketika menghadapi siswa – siswa yang sulit di
kendalikan oleh kami. Dengan kata lain, kami merasa aman
dengan adanya anak tersebut. Kami dapat melihat sisi lain
dari anak tersebut, dengan hal lain banyak sebuah cerita
cerita dengan berbagai versi yang masuk tentang anak
tersebut, namun bagi kami kami mendapatkan sebuah cerita
tersendiri dengan langsung berhadapan dengan anak dan
kami bisa ngobrol langsung dengan yang bersangkutan. Hal
ini kemudian bisa membuat kami pelajaran yang sangat
berharga dengan sebuah kisah dan kasih yang terjalin antara
kami dengan para siswa.
Minggu Keempat...
Memulai sebuah hubungan dengan orang banyak tak
semuadah membangun seperti layaknya personal. Kami
harus memahami sebuah karkter satusama lain antar masing
– masing personal. Minggu keempat adalah perjalanan yang
cukup lama bagi kami untuk proses pendekatan dengan anak
-anak yang kami ampu selama praktik kami lakukan. Di
mingggu ini jga lah kami sangat terkesan, banyak sebuah
cerita dari anak – anak yang kami sudah di anggap dari
bagian mereka. Kedekatan yang kami bangun seakan
membuat mereka merasa nyaman dan aman. Kedekatan
yang dimana tidak ada sebuah tirai dan tembok yang
membatasi akan hubungan mereka dengan kami. Kami
menganggap bahwa kami bukakn seorang guru, bukan
seorang senior kami bukan seorang polisi sekolah, kami
bukan seorang penjahat yang memberikan hukuman saja.
Tapi kami hadir diantara mereka sebagai sahabat, teman,
serta tempat untuk mengeluarkan sebuah rasa yang selalu
terpendam dalam dada mereka. Kami tak membatasi mereka
untuk mendekat dengan kami. Banyak dari mereka yang
mulai terbuka dengan kami, mulai mau bercerita, mulai
mewarnai kehidupan kami selama kami melaksanakan
praktik.
Minggu inilah yang kemudian menjadi masa emas
bagi kami tentang waktu selama kita melkasanakan praktik.
Bukan hanya dengan siswa kedekatan kami berlangsung,
namun dengan gruru juga menjadi waktu kerekatn kami
mulai tumbuh, dengan mulainya kami menjadi teman curhat
bagi mereka, menjadi teman gurau menyelakan waktu
kepusingan kami, sebuah waktu yang sangat syahdu bagi
kami selama pelaksanaan praktik. Hingga akhirnya kami
terlena dengan semua itu, waktu evaluasi bagi kami atas apa
yang sudah kami lakukan, dimana minggu deoan kami sudah
harus kembali mengakhiri praktik yang sudah di jadwalkan.
Evaluasi bagi kami tentang perihal sebuah praktik
yang kita lakukan. Perihal sitem pembelajaran, tentang
program yang kita adakan, tentang sebuah perjalanan
dilapangan yang telah dilakukan. Semua itu tentang
perjalanan yang selama ini kita lakukan selama praktik.
Minggu Kelima...
Minggu akhir kami melaksanakan sebauh tempaan
di luar kampus, banyak sekali sebuah momentum yang isa
kami ambil pelajaran dari sebuah kegiatan praktik yang
dilaksanakna tersebut. Banyak waktu yang membuktikan
sebuah pengalaman akan sangat menjadi guru yang paling
berarti bagi kita untuk belajar agr lebih baik untuk kita
kedepannya. Terdapat waktu dimana kita akan di bukakan
mata untuk dapat melihat sebuah kejadian besar untuk kita
melihat sisi sebuah kejadian untuk kita ambil sebagi suri
tauladan bagi setiap insan.
Minggu ini menjadi puncak dari segala arah kami.
Semua terekam dengan jelas treckout dari kami, semua bisa
melihat akan sebuah perjalanan yang kami lalui. Akankah
hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi kami atau tidak,
semeua kembali ke pribadi masing – masing.
Minggu akhir yang sangat mengesankan, sebuah
waktu untuk kita membuktikan sebuah sisi kekompakan
yang selama ini kami bangun dengan minggu yang menjadi
sebuah ujung yaang akan membuktikan akan sampai
manakah sebuah kebersamaan ini berjalan.
Kesimpulan
Waktu akan menjadi sebuah perjalanan hebat untuk
kamu yang siap dengan keadaan. Tak ada sebuah harapan
yaang besar yang harus kau angkut untuk pribadi yang kuat.
Hanya ada sebuah koreksi diri yang akan menjadi tombak,
jemdela, gardu bagimu untuk menjadi orang Hebat.
Kaliaan hebatt kawaann, salam hebat dariku.
Jadilah dirimu sebenarnya,..
Bahaya Narkolema Pada Pelajar
Oleh : Shifty Khoerotul Atqiya
Profil Penulis
Faiqotun Hasanah Lahir di Ciamis tanggal 27
Oktober 2001, saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di
UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto prodi
Bimbingan dan Konseling Islam.
BAKAT DAN MINATMU ?
Oleh : Ade Selidhotul Ulfah
Profil Singkat