Anda di halaman 1dari 71

BUKU AJAR

PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN INOVATIF


Oleh : Drs. Agus Suharmanto, M.Pd JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG 2008
3. Perlunya Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran Pandangan yang beranggapan bahwa mengajar hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu sudah layak untuk ditinggalkan,karena sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan perkembangan zaman. Setidaknya ada tiga alasan penting yang mendasari perlunya ada perubahan dalam paradigma pembelajaran. Ketiga hal tersebut sebagai berikut. Pertama, siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah organisme yang sedang berkembang. Agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh karena itulah, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang memungkinkan setiap siswa dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi, tugas, dan tanggung jawab guru bukan semakin sempit, namun justru semakin kompleks. Guru bukan saja dituntut untuk lebih aktif mencari informasi yang dibutuhkan, akan tetapi ia juga harus mampu menyeleksi berbagai informasi, sehingga dapat menunjukkan pada siswa informasi yang dianggap perlu dan penting untuk kehidupan siswa. Guru harus menjaga siswa agar tidak terpengaruh oleh berbagai informasi yang dapat menyesatkan dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan siswa. Karena itu, kemajuan teknologi menuntut perubahan peran guru dalam pembelajaran. Guru tidak lagi memposisikan diri sebagai sumber belajar yang bertugas menyampaikan informasi, tetapi harus berperan sebagai pengelola sumber belajar untuk dimanfaatkan siswa. Kedua, ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafalkan informasi, menghafalkan rumus-rumus, tetapi bagaimana menggunakan informasi dan pengetahuan itu untuk mengasah kemampuan berpikir. Ketiga, penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusia. Dewasa ini anggapan manusia sebagai organisme yang pasif yang perilakunya dapat ditentukan oleh lingkungan seperti yang dijelaskan dalam aliran behavioristik, telah banyak ditinggalkan orang. Pandangan terbaru dalam bidang psikologi mengatakan bahwa manusia adalah organisme yang memiliki potensi seperti yang dikembangkan oleh aliran kognitif holistik. Potensi itulah yang menentukan perilaku manusia. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan lagi memberikan stimulus, akan tetapi usaha mengembangkan potensi yang dimiliki. Di sini, siswa tidak lagi dianggap sebagai objek, tetapi sebagai subjek belajar yang harus mencari

dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan itu tidak diberikan, akan tetapi dibangun oleh siswa itu sendiri. Ketiga hal di atas, menuntut perubahan makna dalam pembelajaran. Pembelajaran jangan diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. 5. Asas-Asas Pembelajaran Pada bagian ini diuraikan 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. Keempat belas asas tersebut adala: 1) Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection), (e) penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children). 2) Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. 3) Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. 4) Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. 5) Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan oranglain. 6) Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai. (7) John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal: (a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri, (b) memberikan contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan beragam cara, (f) memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau kebalikannya. (8) Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi materi, (c) sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f) strategi pembelajaran, (g) hasil (bagaimana hasil pembelajaran akan diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa belajar). 9) Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b) mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat pada siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan perilaku, (i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching, (k) pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan masalah, (n) siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes. 10) Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat. 11) Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas. 12) Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir. 13) Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik)

14) Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bias dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar. C. Latihan Dalam suatu mata pelajaran tentang motor bakar, guru menyampaikan materi atau kompetensi tentang dasar motor bakar torak. Dalam proses PBM, guru menjelaskan tentang cara kerja motor bensin 4 tak. Dalam pembelajaran ini guru menggunakan metode ceramah dengan didukung media berupa papan tulis. Sambil menggambar di papan tulis, guru menerangkan langkah-langkah atau gerak torak/pston, mulai dari langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah pembuangan. Dalam penjelasan ini guru juga menjelaskan bagaimana gerakan katup, baik katup hisap maupun katup buang, serta kapan busi menyala. Setelah selesai menerangkan, guru mencoba mengecek pemahaman siswa dengan menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan kembali langkah kerja motor bensin 4 tak. Setelah berpikir lama, ternyata siswa tidak mampu menjelaskan dengan benar. Kalau dinilai, si siswa hanya mengusai 60% materi yang dijelaskan guru. Pak guru tidak puas, dan berusaha untuk menunjuk siswa lain untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan guru. Pertanyaan diulang untuk tiga siswa, namun jawaban yang diberikan belum memuaskan guru. Bahkan jawan siswa berikutnya tidak lebih bak dari jawaban siswa pertama. Melihat fenomena yang terjadi di kelas tersebut, coba analisis, faktor faktor sajakah yang menyebabkan siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar. D. Lembar Kerja Sebagai bahan evaluasi diri maupun teman sejawat, berikut ini disajikan lembar pengamatan untuk menilai kemampuan guru/diri kita sendiri maupun teman lain. Supaya objektif, lembar kerja ini disiapkan oleh guru sedangkan yang menilai siswa. Lembar kerja ini dapat digunakan untuk menilai penampilan kita dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran apa saja. LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama Guru : ............................................... Mata Pelajaran :.............................................. Kelas :.............................................. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Uraian 1 Keterampilan membuka pelajaran. Keterampilan dan variasi dalam bertanya. Keterampilan dan variasi dalam memberikan penguatan (verbal maupun non verbal). Keterampilan dan variasi dalam menggunakan media pembelajaran. Keterampilan dan variasi dalam memberikan stimulus. Keterampilan dalam menguasai kelas. Keterampilan menutup pembelajaran. Skor 2 3 4 5

Keterangan skor: 1 = sangat kurang 4 = baik 2 = kurang 5 = sangat baik

E. Rangkuman 1. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. 2. Teori yang mendasari pembelajaran inovatif antara lain adalah Teori Kognitif, Teori Humanistik atau Teori Sosial, dan Teori Gestalt. 3. Telah terjadi perubahan paradigma pembelajaran dimana. pembelajaran tidak lagi diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. 4. Sebagai suatu sistem, proses pembelajaran terdiri atas beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponern tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, strategi atau metode pembelajaran, media, dan evaluasi. 5. Terdapat 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. F. Tes Formatif Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar: 1. Jelaskan maksud dari pembelajaran inovatif? 2. Sebut dan jelaskan teori-teori yang mendasari pembelajaran inovatif? 3. Jelaskan tentang paradigma baru tentang pembelajaran? 4. Sebutkan komponen-komponen pembelajaran dan kaitan di antara komponen-komponen tersebut? 5. Sebut dan jelaskan 5 asas pembelajaran sebagai dasar pengembangan pembelajaran inovatif?

BAB III PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL


A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi: a. Memahami makna pembelajaran kontekstual b. Mampu mengimplementasikan pembelajaran kontekstual 2. Indikator: a. Pengertian CTL b. Pemikiran tentang belajar c. Hakekat pembelajaran kontekstual d. Penerapan pembelajaran kontekstual B. Pembelajaran Kontekstual Akhir-akhir ini pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan di kalangan pendidik/guru. Ada yang menganggap CTL adalah mukanya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), artinya CTL merupakan salah satu pendekatan yang dapat diandalkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan KBK. 1. Pengertian CTL Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan

materi terbukti berhasil dalam kompeteisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi dan proses pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan uraian di atas, CTL dapat diartikan sebagai berikut: 1) Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya. 2) Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 2. Pemikiran tentang Belajar Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut. 24 a. Proses belajar Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Siswa belajar dari mengalami dan siswa mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuna baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisir dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang

dapat diterapkan. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang. b. Transfer Belajar. Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain. Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit) Penting bagi siswa mengetahui untuk apa dia belajar, dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu. c. Siswa sebagai Pembelajar Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat tentang hal-hal baru. 25 Strategi belajar itu penting. Siswa dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting. Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui. Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri. d. Pentingnya Lingkungan Belajar Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibanding hasilnya. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok. 3. Hakikat Penbelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2005: 118-122), terdapat tujuh asas atau komponen utama pembelajaran CTL, yakni: Konstruktivisme (Constructivism), Menemukan (Inquiry), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajar (Learning Community), Pemodelan (Modeling), .

Refleksi (Reflection), dan Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment). 26 a. Constructivism (Konstruktivisme) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal Pembelajaran harus dekemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. b. Inquiry (Penyelidikan) Proses perpindahan dan pengamatan menjadi pemahaman. Siswa belajar menggunakan keterampilan berfikir kritis. c. Questioning (Bertanya) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry d. Learning Community (Masyarakat Belajar) Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar Bekerjasama dengan orang lain lebih baik dari pada belajar sendiri. Tukar Pengalaman Berbagi ide e. Modeling (Pemodelan) Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya. f. Reflection (Refleksi) Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari Mencatat apa yang telah dipelajari Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok g. Authentic Assessment (Penilaian yang Sebenarnya) Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa Penilaian produk (kinerja) Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual Sementara itu menurut Johnson (2007: 65-66), sistem CTL mencakup delapan komponan, yaitu: 27 a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna b. Melakukan pekerjaan yang berarti c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri d. Bekerjasama e. Berpikir kritis dan kreatif f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang g. Mencapai standar yang tinggi h. Menggunakan penialian autentik Hampir senada dengan Johnson, Alwasilah (dalam Johnson, 2007: 21-23), menyebutkan tujuh strategi yang sama pentingnya dan semuanya secara proporsional mesti ditempuh dalam pembelajaran kontekstual (CTL), yaitu: a. Pengajaran berbasis problem b. Menggunakan konteks yang beragam

c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri e. Belajar melalui kolaberasi f. Menggunakan penilaian autentik g. Mengejar standar tinggi Berdasarkan uraian di atas, terdapat sedikit perbedaan tentang ciriciri atau komponen CTL. Namun demikian perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang prinsip dan tidak bertentangan, hanya berbeda dalam urutan maupun cara pengungkapannya. Jika memang berbeda, komponen yang satu dapat saling melengkapi dengan komponen yang lain sehingga gambaran tentang CTL semakin lengkap. Untuk memperjelas pemahaman tentang CTL, berikut ini disajikan tabel tentang perbedaan pendekatan kontekstual dan non kontekstual atau tradisional. 28 Tabel 1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional NO CTL TRADISIONAL 1 Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa Pemilihan informasi ditentukan oleh guru 2 Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran Siswa secara pasif menerima informasi 3 Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disederhanakan Materi pembelajaran bersifat abstrak dan teoritis 4 Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan 5 Cenderung mengintegrasi beberapa bidang Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu 6 Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berfikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)

Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengarkan ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual) 7 Perilaku dibangun atas kesadaran diri Perilaku dibangun atas kebiasaan 8 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan 9 Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor 10 Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan merugikan Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman 11 Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik 12 Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas. 13 Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan Selain perbedaannya dengan pembelajaran tradisional di atas, pembelajaran kontekstual juga mempunyai karakteristik sebagai berikut: Kerjasama Saling menunjang 29 Menyenagkan, tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajara terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif Sharing dengan teman

Siswa kritis, guru kreatif Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain-lain 4. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk lebih memahami bagaimana mengaplikasikan CTL dalam proses pembelajaran, di bawah ini disajikan contoh penerapannya. Dalam contoh ini dipaparkan bagaimana guru menerapkan pembelajaran dengan pola atau pendekatan konvensional/tradisional dan pola atau pendekatan CTL. Misalnya guru SMK bidang keahlian Teknik Mesin menyampaikan kompetensi tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan kompetensi dasar menggunakan alat pelindung diri (APD). Untuk mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa indikator, misalnya: a. Siswa dapat menjelasakan pengertian APD. b. Siswa dapat menyebutkan macam-macam APD. c. Siswa dapat menjelaskan bagaimana cara memakai APD. d. Siswa dapat memperagakan cara memakai minimal 3 macam APD. e. Siswa dapat menjelaskan akibat yang timbul apabila terjadi kecelakaan dan tidak memakai APD. 30 Pola Pembelajaran Konvensional: Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, mungkin guru menerapkan strategi pembelajaran sebagai berikut: a. Siswa disuruh menyimak buku yang berisi materi tentang K3 khususnya tentang alat pelindung diri (jika ada). b. Guru menjelaskan tentang pengertian APD, macam-macamnya, dan hal lain sesuai indikator hasil belajar. c. Siswa mencatat materi atau penjelasan yang disampaikan guru (didikte atau di tulis di papan tulis) d. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas. e. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa. f. Guru merangkum kembali uraian yang telah disampaikan pada pertemuan ini. g. Guru melakukan postes untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaiakan. Dari gambaran di atas, tampak bahwa keterlibatan siswa kurang dan proses pembelajaran terletak pada kendali guru. Pengalaman belajar siswa kurang, karena alat pelindung diri yang dimaksud hanya disebutkan jenisnya, misalnya sepatu, kaca mata, topi, sarung tangan, dan-lain serta fungsinya. Siswa tidak tahu wujud bendanya apalagi cara memakainya. Tempat belajar juga terbatas hanya di ruang kelas, padahal dapat dilakukan di bengkel kerja/laboratorium. Pembelajaran kurang melibatkan proses berfikir serta emosional siswa sehingga motivasi juga kurang. Siswa akan cuek karena merasa tidak

memahami dan menyadari akibat apabila bekerja tidak memakai APD. Dengan kata lain proses pembelajaran kurang bermakna bagi siswa, padahal ini merupakan salah satu komponen penting CTL. Pola Pembelajaran CTL: Untuk mencapai kompetensi yang sama, dalam pola CTL guru akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan pentingnya kompetensi yang harus dikuasai serta manfaat bagi siswa baik sebagai peserta didik maupun setelah lulus dan bekerja nanti. b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL, disamping pembelajaran di kelas, siswa akan diajak ke bengkel kerja (workshop) serta diterapkan metode demonstrasi. c. Di dalam kelas, guru mengawali pembelajaran dengan mengangkat berbagai kasus kecelakaan kerja yang terjadi serta akibat yang ditimbulkannya, baik kerugian harta benda maupun kerugian bagi bekerja, misalnya karyawan cacat dan bahkan meninggal dunia. d. Siswa mulai tertarik dengan topik K3, kemudian melakukan langkah-langkah seperti pada pembelajaran konvensional namun dengan beberapa pengembangan, misalnya dengan bantuan media OHP, LCD, atau alat peraga. e. Setelah pembelajaran yang bersifat teoritis dirasakan cukup, siswa diajak ke bengkel kerja atau unit produksi yang ada di sekolah tersebut. f. Di bengkel kerja atau unit produksi, siswa dapat melihat langsung berbagai macam APD yang dipakai siswa lain atau teknisi yang sedang bekerja. g. Disamping itu, siswa ditunjukkan secara langsung berbagai macam APD, fungsinya, serta diperagakan bagaimana cara memakainya. h. Dapat dijelaskan pula berbagai akibat apabila tidak memakai APD, misalnya peragaan orang yang sedang mengelas tetapi tidak memakai kacamata las. i. Siswa disuruh mencoba memakai berbagai alat pelindung diri yang ada di bengkel kerja/unit produksi, guru membetulkan apabila salah, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. j. Guru mengajak kembali ke kelas, dan merangkum materi yang telah disampaikan pada pertemuan kali ini (refleksi di akhir pertemuan). k. Guru melakukan postes untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan (melakukan penilaian autentik) dengan berbagai cara. Kiranya dapat dipahami, kira-kira siswa akan lebih tertarik dengan pola pembelajaran yang pertama atau yang kedua. Dalam pola pembelajaran yang kedua (CTL), siswa dibawa pada pengalaman langsung tentang wujud alat pelindung diri, bagaimana cara memakainya, akibat yang mungkin timbul, dan sebagainya. Melalui pola ini, tujuan pembelajaran seperti tercantum dalam indikator pembelajaran dapat tercapai bukan hanya untuk mendapatkan nilai tes

yang tinggi, tetapi juga tercapai dalam arti yang sebenarnya atau bermakna bagi siswa. C. Latihan Untuk memperdalam pemahaman tentang CTL, guru dapat berlatih mengidentifikasi langkah-langkah dalam pembelajaran CTL. Adapun tugasnyanya adalah, membuat langkah-langkah strategi pembelajaran CTL dengan kompetensi sebagai berikut: Mampu menghitung volume silinder (cc) motor bensin 4 tak Mampu melakukan pembubutan tirus Mampu mengelas datar dengan las busur listrik Mampu mendiagnosa kerusakan sistem pengapian motor bensin (Keterangan: topik/materi pelajaran dapat ditentukan sendiri oleh guru berdasarkan pengalaman mengajar masing-masing) Sebelumnya, buatlah kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 orang. (sebaiknya terdiri dari guru mata pelajaran yang sama). Masing-masing kelompok mendiskusikan topik/kompetensi yang berbeda. Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok, perwakilan kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusinya (diplenokan). Pada akhir pertemuan dapat diambil kesimpulan atau kesepakatan tentang jawaban suatu masalah/tugas yang diberikan. 33 D. Lembar Kerja Buatlah daftar perbedaan pembelajaran dengan materi atau kompetensi yang sama tetapi menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu dengan pendekatan CTL dan pendekatan tradisional. Perbedaan ke dua pendekatan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya kegiatan guru, siswa, media yang digunakan, cara penilaian, dan aspek lain. Tabel Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional Kompetensi:................................. NO CTL TRADISIONAL 1 2 3 4 5 E. Rangkuman 1. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning-CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 2. Sistem CTL mencakup delapan komponan, yaitu: a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna b. Melakukan pekerjaan yang berarti c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri d. Bekerjasama

e. Berpikir kritis dan kreatif f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang g. Mencapai standar yang tinggi 34 h. Menggunakan penialian autentik F. Tes Formatif Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas. 1. Jelaskan tentang hakekat pembelajaran kontekstual (CTL). 2. Sebut dan jelaskan tentang 8 komponen CTL. 3. Berikan contoh tindakan guru dalam suatu proses pembelajaran yang bertentangan dengan prinsip pendekatan CTL. 4. Berikan contoh tindakan guru yang sesuai dengan prinsip pendekatan CTL. 5. Jelaskan langkah konkrit yang perlu dilakukan guru untuk memperbaiki tindakan-tindakan keliru yang dilakukan selama selama ini. 35

BAB IV METODE PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


A. Kompetensi dan Indikator 1. Kompetensi a. Memahami makna metode pembelajaran yang efektif b. Mampu mengimplementasikan metode pembelajaran yang efektif 2. Indikator: a. Pengertian pendekatan, model, strategi, metode, teknik dan taktik b. Metode pembelajaran konvensional c. Metode pembelajaran yang efektif dan inovatif B. Metode Pembelajaran yang Efektif 1. Definisi Dalam berbagai literatur tentang pendidikan dan pengajaran sering dijumpai istilah-istilah yang berbeda padahal yang dimaksud adalah sama. Atau, untuk istilah yang sama tetapi mempunyai maksud yang berbeda. Sebagai contoh adalah penggunaan istilah model, strategi, metode sering dicampuradukkan. Dalam buku ini, penulis membedakan istilah-istilah tersebut seperti pada bagan di bawah. Bagan Istilah-istilah Pembelajaran (Sumber: Sanjaya, 2005: 101) PENDEKATAN MODEL STRATEGI METODE TEKNIK TAKTIK 36 Berdasarkan bagan di atas, dapat terlihat bahwa lingkup yang paling luas adalah pendekatan (approach). Misalnya dikenal istilah pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (Teacher centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa

(Student centered approach). Lingkup yang lebih kecil dari pendekatan adalah model, namun model lebih luas dari strategi. Dalam suatu model mengajar ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru, tetapi menyangkut 4 hal pokok, yaitu: tahapantahapan model, sistem sosial yang diharapkan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa, serta sistem penunjang yang diisyaratkan. Setelah ditetapkan model pengajaran tertentu, perlu ditetapkan suatu strategi. Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu -- dalam hal ini tujuan pembelajaran sehingga dapat tercapai secara optimal. Pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi itu dalam proses pembelajaan disebut metode pembelajaran. Bagaimana cara untuk menjalankan metode yang ditetapkan tersebut dinamakan teknik. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, teknik harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan, maka munculah istilah taktik. Bagaimana dengan CTL (Contextual Teaching Learning) sebagaimana diuaraiakan dalam bab sebelumnya? Menurut Sanjaya (2005:109), CTL dalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dengan pengertian di atas, maka dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL tetap diperlukan adanya pemahaman tentang model, strategi, maupun metode pembelajaran. 2. Strategi dan Metode Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Menurut Rowntree, sebagaimana dikutip Sanjaya (2005: 104), mengelompokkan ke dalam dua strategi, yaitu: penyampaian-penemuan 37 (exposition-discovery learning) dan pembelajaran kelompok-pembelajaran individual (groups-individual learning). Sementara itu Roy Killen (1998) menyebutkan lima jenis strategi, yaitu: a. Strategi pembelajaran Langsung (Direct Instruction) b. Strategi pembelajaran dengan Diskusi c. Strategi pembelajaran Kerja Kelompok Kecil (Small-Group Work) d. Strategi pembelajaran Coopeartive Learning e. Strategi pembelajaran Problem Solving Melihat jenis-jenis strategi pembelajaran di atas, ternyata untuk pembahasan yang sama, ahli lain menyebutnya dengan metode, misalnya metode diskusi, problem solving, dan kerja kelompok. Dengan kenyataan ini, bagaimana sebaiknya kita menyebutnya, misalnya, apakah diskusi termasuk strategi atau metode? Untuk menjawabnya dapat merujuk pada batasan strategi dan metode sebagaimana diuraikan sebelumnya. Dalam literatur-literatur tentang metode mengajar atau pembelajaran selama ini sudah banyak dikenal berbagai metode mengajar. Metode mengajar ini sudah dikenal sejak lama, sehingga dapat dikatakan metode mengajar konvensional atau klasik. Pada prinsipnya kedudukan berbagai

metode mengajar tersebut sama, dalam arti yang satu tidak lebih baik atau lebih jelek dari metode lain. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa metode adalah cara yang ditempuh guru dalam proses belajar-mengajar agar tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Pemilihan metode yang tepat tentu saja harus mempertimbangkan banyak hal, seperti kondisi dan kemampuan awal siswa, sarana-prasara, media, kemampuan guru, dan lain-lain. Belum tentu metode ceramah lebih jelek daripada metode diskusi atau demonstrasi. Terdapat beberapa metode mengajar yang umum diketahui selama ini, antara lain: a. Metode Ceramah b. Metode Tanya Jawab c. Metode Diskusi d. Metode Tugas Belajar dan Resitasi e. Metode Kerja Kelompok 38 f. Metode Demonstrasi dan Eksperimen g. Metode Sosiodrama (Role Playing) h. Metode Problem Solving i. Metode Sistem Regu (Team Teaching) j. Metode Karya Wisata (Field Trip) k. Metode Resource Person (Manusia Sumber) l. Metode Survai Masyarakat m. Metode Simulasi (Sudjana, 2005: 76-90) Dalam prakteknya, metode mengajar hampir tidak mungkin apabila digunakan secara terpisah atau sendiri-sendiri. Umumnya guru melakukan kombinasi dari berbagai metode mengajar di atas. Keberhasilan dalam proses pembelajaran lebih terletak pada kemampuan guru dalam meramu atau mengkombinasikan berbagai metode mengajar yang ada. Dalam kenyataannya, masih banyak dijumpai guru yang menerapkan metode mengajar yang monoton atau kurang adanya kombinasi atau inovasi, sehingga pembelajaran kurang efektif. 3. Metode Pembelajaran Efektif Seiring dengan perkembangan pemikiran di dunia pendidikan, akhirakhir ini banyak dikenalkan kepada guru tentang metode pembelaran lain selain yang tersebut di atas. Metode pembelajaran ini ada yang menyebut sebagai model pengajaran ada pula yang menyebut sebagai strategi pengajaran. Mengingat aktivitas yang ada lebih bersifat teknis, dalam tulisan ini dipakai istilah metode. Untuk membedakannya dengan metode pembelajaran yang sudah umum (konvensional), di sini dipakai istilah metode pembelajaran efektif. Terdapat banyak metode pembelajaran di bawah ini (dapat disebut sebagai inovasi pembelajaran), yang barangkali belum banyak dipraktekkan guru. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain pengetahuan, pengalaman, kemampuan, kemauan, dan lain-lain. Berikut ini disampaikan beberapa metode (ada yang menyebut model atau strategi) pembelajaran desertai garis besar langkah-langkahnya. 39

Examples Non Examples Langkah-langkah : 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan, ditanyangkan melalui OHP atau LCD. 3. Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar. 4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. 5. Tiap kelompok diberikan kesempatan membacakan hasil diskusi. 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan. Picture And Picture Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menujukan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjukan/memangil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulam /rangkuman. Numbered Heads Togerher (Kepala Bernomor: Spencer Kagan, 1992) Langkah-langkah : 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 40 2. Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakan. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor lain. 6. Kesimpulan. Cooperative Script (Dansereau Cs., 1985) Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkag-langkah : 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan. 2. Guru memberi wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3. Guru dan siswa menetapkan siapa saja yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubugkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. 6. Kesimpulan siswa bersama-sama guru. 7. Penutup. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi Dari Number Heads) Langkah-langkah : 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok medapat nomor. 41 2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya: siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. 3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokan hasil kerja sama mereka. 4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok lain. 5. Kesimpulan. Student-Teams Achievement Divisions (Stand) Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh angotaangota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya samapi semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. memberi evaluasi 6. Kesimpulan. Jigsaw (Model Tim Ahli) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978) Lagkah-langkah: 1. Kelas dibagai menjadi beberapa kelompok atau tim. 2. Tiap kelompok atau tim terdiri dari 4 siswa. 3. Tiap siswa dalam setiap tim diberi materi dan tugas yang berbeda. 42 4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7. Guru memberi evaluasi. 8. Penutup. Problem Based Introduction (PBI) [Pembelajaran Berdasarkan Masalah] Langkah-langkah : 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. 2. Guru membantu siswa mengidefisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll) 3. Guru mendorong siswa dalam megumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan Artikulasi Langkah-Langkah : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 43 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. 4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian bergantian peran. Begitu juga kelompok lainnya. 5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. 7. Kesimpulan/penutup. Mind Maping Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa. 3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang. 4. Suruhlah seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil membuat

catatan-catatan kecil, kemudian bergantian peran. Begitu juga kelompok lainnya. 5. Suruhlah siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya. 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa. 7. Kesimpulan/penutup. 44 Make A-Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994) Langkah-langkah 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari karu yang dipegang. 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan katunya (soal jawaban) 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 7. Demikian seterusnya. 8. Kesimpulan/penutup Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985) Langkah-langkah 1. Guru menyampaika inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. 3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya 5. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa. 6. Guru memberi kesimpulan 7. Penutup 45 Debate Langkah-langkah: 1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra. 2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas. 3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjukkan salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian

besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi. 5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap 6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai Role Playing Langkah-langkah : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM. 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang. 4. Memberukan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5. Memanggil para siwa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. 6. Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan, mengamati skenario yang sedang diperagakan 7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum. 10. Evaluasi. 46 11. Penutup. Group Investigation (Sharan, 1992) Langkah-langkah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain. 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan. 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok. 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. 7. Evaluasi. 8. Penutup. Talking Stik Langkah-langkah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain. 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisis penemuan. 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil

pembahasan kelompok. 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. 7. Evaluasi. 8. Penutup. 47 Bertukar Pasangan Langkah-langkah : 1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukan pasangannya atau siswa menunjukan pasangannya). 2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu npasangan yang lain. 4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. 5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula. Snowball Throwing Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama 15 menit. 6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswaa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7. Evaluasi. 8. Penutup. 48 Student Facilitator And Explaining Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya. Langkah-langkah: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mendemontrasikan/menyajikan materi. 3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya. 4. Guru menyampaikan ide/pendapat dari siswa. 5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. 6. Penutup.

Course Review Horay Langkah-langkah : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mendemontrasikanmenyajikan materi. 3. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. 4. Untuk menguji pemahaman. Siswa disuruh membuat vkotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotakdiisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa. 5. guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalu benar diisi tanda benar () dan slah diisi tanda silang (x). 6. Siswa yang sudah mendapat tanda vertikal atau horisontal, atauy diagonal harus berteriak horay...atau yel-yel lainnya. 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8. Penutup. Demonstrasi (Khusus materi yang memerlukan peragaan dan percobaan) Langkah-langkah : 49 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan 3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan. 4. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan. 5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisis. 6. Tiap siswa atau kelpompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan. 7. Guru membuat kesimpulan. Explicit Introduction (Pengajaran Langsung) (Rosenshina & Stevens, 1986) Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan kemampuan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah : 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. 2. Mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan. 3. Membimbing pelatihan. 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. 5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan . Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Steven & Slavin, 1995) Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara hetoregen. 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan tulis pada lembar kertas. 4. Mempresentasikan/membacanya hasil kelompok.

50 5. Guru membuat kesimpulan bersama. 6. Penutup. Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil dan Lingkaran Besar) Oleh Spencer Kagan Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Langkah-langkah : 1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar. 2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam. 3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. 4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah seareah jarum jam. 5. sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya. Tembok Kata Media : Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Buat kartu ukuran 5x2 untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan ditelinga). Kuis Mandiri Pembelajaran Kuis Mandiri merupakan modifikasi dari metode pembelajaran Survey-Question-Read-Recite-Review (SQRRR). Metode SQRRR ini dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Ohio 51 Amerika Serikat. Menurut Muhibin Syah (1997:130), metode SQRRR bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. Langkah-langkah: 1. Guru menginformasikan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah dan tata cara pembelajaran kuis mandiri. 3. Siswa diajak untuk bersama-sama menentukan dan menyepakati aspek-aspek yang akan dinilai dalam pembelajaran kuis mandiri. 4. Siswa dibimbing guru mensurvei materi pembelajaran dalam buku teks yang sesuai dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang ditentukan. 5. Siswa membuat beberapa pertanyaan, misalnya minimal 15 pertanyaan yang berkaitan kompetensi dasar, indikator, materi dan tujuan pembelajaran ditulis di buku tugas. 6. Siswa membaca buku teks pelajaran dan mengkaji pustaka dengan

menelaahnya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuatnya. 7. Guru melakukan penilaian proses (keaktifan dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas) dengan menggunakan rubrik penilaian pengamatan. 8. Siswa menyerahkan pertanyaan dan jawaban yang dibuatnya untuk dikoreksi dan dinilai oleh guru. 9. Siswa diberi tugas untuk memahami dan menghafal pertanyaan dan jawabannya di rumah untuk ditanyakan lagi pada pertemuan berikutnya melalui kuis mandiri. 10. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan salah satu pertanyaan yang telah dibuatnya di depan kelas. 11. Siswa diminta mengacungkan tangan agar bisa ditunjuk oleh temannya untuk menjawab pertanyaannnya. 12. Siswa yang mengajukan pertanyaan memilih dan menunjuk salah seorang temannya yang mengacungkan tangan untuk maju dan menjawab pertanyaan yang diajukan. 52 13. Jika jawaban siswa salah atau kurang benar, maka siswa yang mengajukan pertanyaan harus menjelaskan jawabannya. Jika penjelasannya benar maka ia yang mendapat skor/ nilai. 14. Jika penjelasan siswa yang mengajukan pertanyaan salah atau kurang benar, maka guru setelah memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk berpendapat segera menjelaskan ditujukan kepada seluruh siswa. 15. Siswa yang tadi menjawab pertanyaan berhak untuk mengajukan pertanyaan yang telah dibuatnya. 16. Siswa yang mengajukan pertanyaan memilih dan menunjuk salah seorang temannya untuk maju dan menjawab pertanyaannya. 17. Guru melakukan penilaian proses dan mencatatnya dalam rubrik penialian pembelajaran kuis mandiri. 18. Guru memberi motivasi kepada siswasiswa yang tidak atau kurang aktif dalam pembelajaran kuis mandiri. 19. Kolabor mencatat hasil pengamatannya selama pembelajaran berlangsung. 4. Inovasi Pembelajaran oleh Guru Sesuai dengan definisi inovasi pembelajaran yang dijelaskan sebelumnya, pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Dalam konteks metode pembelajaran, metode pembelajaran yang efektif dan inovatif dapat diartikan bahwa metode tersebut dibuat atau dimodifikasi oleh guru sendiri sebagai upaya mencari pemecahan suatu masalah. Hal ini penting dilakukan guru, walaupun langkah-langkah metode pembelajaran seperti tersebut di atas sudah disebutkan tetapi hasilnya kurang optimal, maka guru harus melakukan langkah-langkah atau terobosan-terobosan bagaimana caranya pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif (sesuai tujuan). Dengan kata lain guru harus 53 kreatif dan inovatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Oleh karena itu penting untuk diperhatikan bahwa berbagai macam strategi atau metode berikut langkah-langkahnya seperti disebutkan di atas tidaklah bersifat baku. Apalagi apabila dikaitkan dengan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berbeda dengan di Sekolah Menengah Umum (SMU/SMA), dimana di SMK banyak kompetensi yang bersifat praktek. Hal ini perlu mendapatkan perhatian, jangan sampai memaksakan suatu metode tertentu yang kelihatannya bagus tetapi malah tidak mampu mencapai tjuan pembelajaran dengan efektif. Justru sangat dianjurkan apabila guru dapat memodifikasi, berkreasi, atau bahkan dapat melakukan inovasi metode pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara PAKEM. Jika dikaji lebih jauh, pada prinsipnya metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, guru harus berpikir sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat dicapai dengan efektif, inilah hakekat dari metode pembelajaran yang efektif. C. Latihan Sebagai bahan latihan, guru perlu mempraktekkan beberapa metode pembelajaran di bawah ini. Selanjutnya teman sejawat memperhatikan dan mancatat hal-hal penting yang perlu diperbaiki. 1. Metode Jigsaw 2. Metode Demonstrasi 3. Metode Problem Solving 4. Metode lain:........................ D. Lembar Kerja Untuk menilai penampilan guru dalam suatu pembelajaran, dapat dilakukan dengan lembar kerja berikut ini. Perlu diingat bahwa dalam suatu proses pembelajaran selalu terkait dengan komponen yan lain, seperti penguasaan materi, media pembelajaran, dan kemampuan lain. 54 LEMBAR PENILAIAN LATIHAN MENGAJAR GURU Nama Guru ............................................... Mata Pelajaran :.............................................. Kelas :.............................................. Skor No Uraian 1245 1 Kegiatan apersepsi 2 Penguasaan materi pelajaran 3 Metode pembelajaran 4 Pemanfaatan media pembelajaran 5 Keterlibatan siswa 6 Penilaian proses dan hasil belajar 7 Penggunaan bahasa 8 Melakukan refleksi/rangkuman

Keterangan skor: 1 = sangat kurang 4 = baik 2 = kurang 5 = sangat baik E. Rangkuman 1. Strategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu -- dalam hal ini tujuan pembelajaran sehingga dapat tercapai secara optimal atau efektif. Pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi itu dalam proses pembelajaan disebut metode pembelajaran. 2. Terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, masih banyak dijumpai guru yang menerapkan metode mengajar yang monoton atau kurang adanya kombinasi atau inovasi, sehingga pembelajaran kurang efektif. 3. Metode pembelajaran yang efektif dan inovatif adalah metode pembelajaran yang dimodifikasi atau dibuat oleh guru sendiri yang 55 disesuaikan dengan berbagai faktor/kondisi nyata di lapangan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan kata lain guru harus kreatif dan inovatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). F. Tes Formatif Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar: 1. Jelaskan perbedaan pengertian pendekatan, model, strategi, dan metode menurut anda! 2. Sebutkan lima metode mengajar yang paling sering atau umum dilakukan oleh guru SMK! 3. Sebutkan lima metode mengajar yang menurut anda relatif baru atau jarang diterapkan! 4. Dalam pembelajaran praktek, metode apakah yang sebaiknya diterapkan guru? 5. Menurut anda, metode pembelajaran apakah yang paling baik? 56

BAB V PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi dan Indikator
1. Kompetensi a. Mampu menyusun silabus b. Mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Indikator: a. Pengertian dan langkah-langkah penyusunan silabus b. Pengertian dan langkah-langkah penyusunan RPP

B. Silabus
1. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus

merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus menjawab pertanyaan: (1) Kompetensi apa yang harus dikuasai peserta didik? (2) Bagaimana cara mencapainya? (3) Bagaimana cara mengetahui pencapaiannya? 2. Landasan Pengembangan Silabus Pengembangan silabus berlandaskan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20. 57 PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 17 Ayat (2): Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan estndar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK. PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. 3. Pengembangan Silabus Silabus dikembangkan dengan tahapan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) perbaikan, (4) pemantapan, dan (5) penilaian pelaksanaan. Silabus dapat dikembangkan oleh: (1) guru kelas/mata pelajaran, atau (2) kelompok guru kelas/mata pelajaran, atau (3) kelompok kerja guru (PKG/MGMP), atau (4) Dinas Pendidikan. Dalam silabus memuat komponen-komponen: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dengan demikian silabus dapat dikembangkan dengan langkah-langkah: (1) Mengisi Kolom Identitas Sekolah Contoh: SILABUS Nama Sekolah : SMK ............... Mata Pelajaran : ............................ Kelas/ Semester : ............................ Alokasi Waktu : ... x 45 menit Standar Kompetensi : ............................. 58 (2) Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi Mengkaji standar kompetensi mata pelajaran dengan memperhatikan: urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus sesuai dengan urutan yang ada di SI (Standar Isi);

keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. (3) Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar Mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan: urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus sesuai dengan urutan yang ada di SI (Standar Isi); keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. (4) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan: potensi peserta didik; relevansi dengan karakteristik daerah; tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik; kebermanfaatan bagi peseta diidk; struktur keilmuan; aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan alokasi waktu. (5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi. Pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. Memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran: 59 a. Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional b. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan siswa dan materi. (6) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Rumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. (7) Menentukan Jenis Penilaian Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan penilaian adalah:

a. dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi b. menggunakan acuan kriteria (PAK) c. menggunakan sistem penilaian berkelanjutan d. hasil penilaian dianalisis untuk menentukann tindak lanjut e. sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran. (8) Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu 60 dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. (9) Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Di samping itu, silabus hendaknya dikembangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut: (1) Relevan, cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tngkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik (2) Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. (3) Sistematis. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, mateei pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian. (4) Memadai. Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetenasi dasar. (5) Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi poko/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. (6) Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. 61 (7) Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut disajikan Format 1 dan Format 2 yang dapat dipilih untuk menyajikan pengembangan silabus Format 1

SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokjasi Waktu Sumber Belajar

Format 2 SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : I. Standar Kompetensi : .................................................................... II. Kompetensi Dasar : .................................................................... 62 III. Materi Pokok/Pembelajaran: ................................................................ IV. Kegiatan Pembelajaran : .................................................................... V. Indikator : .................................................................... VI. Penilaian : .................................................................... VII. Alokasi Waktu : .................................................................... VIII. Sumber Belajar : .................................................................... Pengembangan silabus dilakukan secara berkelanjutan. Silabus dijabarkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


1. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan

63 Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkahlangkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian 2. Langkah-langkah Penyusunan RPP a. Mencantumkan identitas Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. 64 c. Mencantumkan Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. d. Mencantumkan Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. e. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkahlangkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. f. Mencantumkan Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada

dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. g. Mencantumkan Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat ituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. 65 3. Format RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK........................... Mata Pelajaran/Diklat : ................................... Kelas/Semester : ................................... Standar Kompetensi : ................................... Kompetensi Dasar : ................................... Indikator : ................................... Alokasi Waktu : ..... x 45 menit ( pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran B. Materi Pembelajaran C. Metode Pembelajaran D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Pertemuan 2 dst E. Sumber Belajar F. Penilaian

D. Latihan
Sebagai bahan latihan, kepada para guru diwajibkan membuat Silabus dan RPP sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Apabila mengampu lebih dari satu mata pelajaran, supaya dipilih mata pelajaran yang paling dikuasai atau disukai.

E. Lembar Kerja
Sebelum menyusun silabus maupun RPP, guru harus melihat kurikulum yang berlaku pada masing-masing sekolah (KTSP). Di dalam KTSP terdapat beberapa data yang diperlukan yang nantinya dapat 66 diisikan dalam silabus maupun RPP. Buatlah rangkuman data untuk satu kompetensi dasar yang dikutip dari KTSP pada suatu mata pelajaran kelompok produktif pada suatu SMK. Sebagai bahan panduan, diberikan contoh format sebagai berikut: Nama Sekolah : Mata Pelajaran :

Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokjasi Waktu Sumber Belajar

F. Rangkuman
1. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 2. Langkah-langkah penyusunan silabus: 1) mengisi identitas sekolah, 2) menentukan standar kompetensi, 3) menenukan kompetens dasar, 4) mengidentifikasi materi pembelajaran, 5) mengembangkan kegiatan pembelajaran, 6) merumuskan indikator pencapaian matei, 7) menentukan jenis penilaian, 8) menentukan alokasi waktu, dan 9) menentukan sumber belajar. 67 3. RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. 4. Langkah-langlah penyusunan RPP: 1) mencantumkan identtas, 2) mencantumkan tujuan pembelajaran, 3) mencantumkan materi pembelajaran, 4) mencantumkan metode pembelajaran, 5) mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, 6) mencantumkan sumber pembelajaran, dan 7) mencantumkan cara penilaian.

G. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar: 1. Jelaskan tentang pengertian silabus! 2. Jelaskan pengertian tentang RPP! 3. Jelaskan langkah-langkah penyusunan silabus! 4. Jelaskan langkah-langkah penyusunan RPP! 5. Jelaskan perbedaan antara silabus dan RPP! 6. Buatlah contoh format silabus! 7. Buatlah contoh RPP pada salah satu mata pelajaran yang anda ampu! 68

GLOSARIUM
1. Pembelajaran inovatif Pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti

yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk menfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. 2. CTL (Contextual Teaching and Learning) Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 3. Strategi pembelajaran Pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu -- dalam hal ini tujuan pembelajaran sehingga dapat tercapai secara optimal atau efektif. 4. Metode pembelajaran. Pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi, guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan efektif. 5. Silabus Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar.

Cara Mengajar Terbaik


by ClaimEr Thu Jan 19, 2006 5:03 pm Hiduplah seorang guru yang bijaksana, guru tersebut memiliki beberapa orang murid, salah satu di antara muridnya ada yang gagu. Suatu hari sang guru menyuruh muridnya yang gagu untuk turun gunung. Sang guru berkata, "Besok, turun gununglah dan sebarkanlah ajaran Kebenaran yang telah kubabarkan kepada semua orang." Muridnya yang gagu itu merasa rendah diri dan segera menulis di atas kertas, "Maafkan saya Guru, bagaimana mungkin saya dapat menyebarkan ajaran Guru, saya ini kan gagu. Mengapa Guru tidak menyuruh murid lain saja yang tentu mampu membabarkan ajaran Guru dengan lebih baik?" Sang Guru tersenyum dan meminta muridnya merasakan sebiji anggur yang diberikan olehnya. "Anggur ini manis sekali," tulis muridnya. Sang Guru kembali memberikan sebiji anggur yang lain. "Anggur ini masam sekali," tulis muridnya.

Kemudian Gurunya melakukan hal yang sama pada seekor burung beo. Biarpun diberi anggur yang manis maupun masam beo itu tetap saja mengoceh, "Masam... masam...." Sang Guru menjelaskan pada muridnya, "Kebenaran bukanlah untuk dihafal, bukan pula cuma untuk dipelajari, tapi yang terutama adalah untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Cacat tubuh yang kita miliki janganlah menjadi rintangan dalam mengembangkan batin kita. Kita jangan seperti sebuah sendok yang penuh dengan madu, tapi tidak pernah mengetahui manisnya madu itu. Kita jangan seperti beo yang pintar mengoceh, tapi tidak mengerti apa yang diocehkannya. Engkau memang tidak mampu berbicara dengan baik, tapi bukankah engkau bisa menyebarkan Kebenaran dengan cara-cara lain, misalnya menulis buku? Dan yang lebih penting, bukankah perilaku kamu yang sesuai dengan Kebenaran akan menjadi panutan bagi yang lain?" Itulah cara mengajar yang terbaik: teladankan Kebenaran dalam perilakumu, bukan cuma dalam omonganmu.... KOMUNIKASI = KUNCI KEBERHASILAN TRANSFER ILMU _POSTEDON Monday, March 05, 2007 - 12:35 PM by imung

Kadang kita tidak menyadari arti pentingnya KOMUNIKASI Kata komunikasi sudah sangat familiar buat kita semua, tapi .... sudahkah kita menyadari arti pentingnya komunikasi buat kita salah satu arti penting tersebut yang langsung bersentuhan dengan kita adalah bagaimana kita mentransfer ilmu kepada sesama

Rekan-rekan di Sabhawana tentunya sangat menyadari bahwa ilmu yang kita terima adalah ilmu yang turun temurun, dan sebagian besar ditularkan kepada kita melalui transfer pengetahuan di kelas. Sebagai seorang Senior yang bertanggung jawab, tentunya besar keinginan kita bahwa ilmu yang kita miliki dapat kita sampaikan kepada Yunior agar SABHAWANA yang kita cintai ini dapat terus berkembang dan makin maju, bukannya stagnan atau bahkan mundur. Salah satu cara untuk memajukan SABHAWANA adalah bagaimana ilmu-ilmu yang pernah kita terima dapat kita transfer secara utuh, atau bahkan kalo kita mampu ilmu tersebut kita tambah atau kembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. <?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" /><o:p> Keberhasilan transfer ilmu terjadi apabila ada KOMUNIKASI dua arah, yaitu komunikasi antara

Senior sebagai fihak yang memberikan ilmu dan Yunior sebagai fihak yang menerima ilmu. Harus kita maklumi, bertindak sebagai pengajar di kelas adalah situasi yang rumit dan kompleks bagi sebagian orang, karena tidak semua orang dilahirkan mempunyai bakat sebagai pengajar atau pendidik yang baik. Apalagi rekan-rekan di Sabhawana, rentang usia antara senior dan yunior amatlah pendek, berkisar antara satu atau dua tahun, sehingga kemungkinan grogi, canggung dan tidak tahu apa yang harus diperbuat di depan kelas sangatlah mungkin. Hal inilah yang sesungguhnya tidak boleh terjadi dan dibiarkan berlarut karena dapat berdampak pada macetnya transfer ilmu di Sabhawana. Berikut ada beberapa TIPS KOMUNIKASI dalam MENGAJAR yang mungkin dapat diterapkan agar transfer ilmu di Sabhawana dapat berkelanjutan. Pertama, TERSENYUMLAH DENGAN TULUS Memulai setiap kegiatan awalilah dengan senyum, karena senyum adalah bahasa komunikasi pertama anda di dalam kelas. Senyuman sudah merupakan sapaan awal yang bernilai lebih dari 50 % bahasa komunikasi anda kepada yunior, karena merupakan penghargaan dan penerimaan tersendiri bagi kehadiran mereka di kelas. Kedua, JANGANLAH MEMANDANG RENDAH Ingat, yunior adalah rekan kita juga, dan jangan lupa background pendidikan mereka sebelumnya beragam, tidak jarang ada yunior yang mempunyai wawasan dan pengetahuan yang lebih sehingga mungkin saja sudah mengetahui suatu materi atau bahkan lebih menguasai daripada kita..... maka ada baiknya sebelum mengajar cek terlebih dahulu seberapa jauh pemahaman mereka tentang materi atau topik yang akan disampaikan. Ketiga, GUNAKAN ALAT PERAGA Apabila materi atau topik yang akan diajarkan berhubungan dengan praktek nantinya, maka persiapkan lebih awal alat peraga yang memungkinkan dibawa kedalam kelas. Dan yang paling penting kuasai cara menggunakannya, namun apabila kita kurang mahir penggunaan alat tersebut ada baiknya minta bantuan rekan lain yang lebih menguasai untuk membantu di kelas. Keempat, GUNAKAN GAYA BAHASA YANG LUGAS DAN SEDERHANA Bahasa yang lugas dan sederhana akan mudah dimengerti dan diterima oleh si penerima ilmu daripada bahasa-bahasa tehnis yang terlalu rumit. Adakalanya komunikasi akan lebih efektif apabila dibantu dengan bahasa tubuh, namun jangan berlebihan karena dapat berakibat kontra produktif. Kelima, LIBATKAN MEREKA DALAM MATERI Seperti disampaikan sebelumnya komunikasi akan berhasil apabila terjalin dua arah. Demikian juga halnya dengan transfer ilmu, pelibatan yunior dalam materi akan menimbulkan gairah dan rasa ingin tahu yang lebih tentang materi yang sedang disampaikan. Pelibatan mereka dapat melalui pertanyaan, pengutaraan pendapat dan evaluasi berupa kuis-kuis kecil di akhir materi. Keenam, ANTUSIAS Hai kawan, bagaimana yunior akan suka dan tetap memperhatikan apabila anda sendiri tidak bisa menunjukkan sikap antusias terhadap materi anda. Tampillah enerjik dan tetap semangat dari

awal sampai akhir materi. Ketujuh, SELARASKAN POLA PIKIR Materi anda akan menjadi terlalu sulit dimengerti bagi yunior apabila anda tidak mau mengetahui cara pandang mereka terhadap materi yang akan disampaikan. Karenanya cobalah berpikir seperti mereka atau bertindak seperti anda menerima materi itu pada saat anda menjadi yunior sebelumnya, dengan demikian anda akan mengetahui bagian-bagian mana yang terasa sulit dimengerti yang membutuhkan perhatian lebih dari anda. Kedelapan, LEMPAR, SERAP DAN TAMPUNG Seringkali pada saat mengajar timbul pertanyaan-pertanyaan sulit dari yunior, menghadapi situasi demikian jangan panik, kuasai kelas dengan meminta yunior mengulangi pertanyaan, kemudian lemparkan pertanyaan tersebut kepada yunior lain yang ada didalam kelas (bisa lebih dari satu orang) kemudian serap ide-ide mereka, rangkum dalam satu penjelasan kemudian sampaikan kembali kepada mereka. Namun apabila pertanyaan tersebut terlalu sulit untuk dijawab saat itu, maka ada baiknya tampung pertanyaan tersebut dan sampaikan akan dijawab pada kesempatan yang lain demi kejelasan yang lebih dalam. ( Ingat Jawaban nantinya harus anda dikonsultasikan kepada yang lebih ahli agar dapat memuaskan ). Kesembilan, BAGI WAKTU Sekali lagi ingat bahwa, manusia dalam menerima suatu materi mempunyai batas jenuh, jadi hindari kejenuhan didalam kelas. Sebelum rasa jenuh datang ada baiknya beristirahat terlebih dahulu... cooling down. Untuk itu sebelum mengajar persiapkan waktu sedemikian mungkin, berapa kali istirahat sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Kesepuluh, KESIMPULAN Setiap selesai menyampaikan materi, usahakan harus ada kesimpulan dari apa yang telah disampaikan. Apabila materi yang disampaikan belum selesai dalam satu kali pertemuan, tetap jangan lewatkan kesimpulan.... buatlah kesimpulan kecil. Karena dari kesimpulan tersebut kita dapat mengetahui seberapa jauh materi yang telah disampaikan. Kita semua mencintai SABHAWANA Mari kita sedikit peduli kepada rekan-rekan kita dengan mencoba memberikan yang terbaik buat Sabhawana, apa yang telah kita terima, yang jelek kita tinggalkan dan yang baik kita kembangkan, sampaikan kepada yunior yang akan meneruskan derap langkah Sabhawana. Jadi..... mari kita transfer ilmu kita kepada sesama Transfer ilmu akan lebih berhasil apabila direncanakan dan dipersiapkan dengan baik.... salah satu caranya adalah terjalinnya komunikasi dua

5 cara menjadi guru yang kreatif


Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual

Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat. Anda juga bisa membuat peraturan kelas yang isinya antara lain Tidak boleh merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain Jangan lupa anda juga memberi contoh dahulu kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih dan menhargai untuk setiap pertanyaan, atau pendapat dari siswa anda. Jika ini terjadi dikelas anda dijamin kelas akan berubah menjadi kelas yang setiap individu didalamnya salaing mendukung dan mudah untuk berkolaborasi dalam berpengetahuan. Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan. Saya jadi ingat sebuah pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar dan membelajarkan siswa. Pertanyaan nya begini Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran. Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif. Namun membutuhkan latihan dan latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?. 5 menit terakhir yang menentukan Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran. Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.

Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul. Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya. Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan. Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya? Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan. Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkedang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak sadar. Untuk itu mari kita letakkan gambar dibawah ini disamping soal yang kita berikan kepada siswa di kertas soal. Dengan demikian sebagai guru kita menjadi tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin (confused). Menarik bukan ?

Guru Kreatif. Creative Teacher


Siswa sebagai subyek pembelajaran. Learning empowers students.

10 ciri guru profesional


dengan 57 komentar

1. Selalu punya energi untuk siswanya Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama. 2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas. 3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas. 4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas. 5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter. 6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka. 7. Pengetahuan tentang Kurikulum Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu. 8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif. 9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Dalam penerapan metode belajar aktif yang benar, siswa dan guru samasama aktifnya.
dengan 39 komentar Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik. Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Dulu saya pernah mendengar sebuah lelucon mengenai metode belajar aktif di sekolah dasar. Saya tidak ingat detailnya tetapi yang saya ingat dengan baik adalah dalam metode belajar aktif yang terjadi adalah guru bermalas-malasan, sedangkan yang aktif justru muridnya. Murid diminta untuk mencatat, menyalin dan dibebani banyak sekali pekerjaan rumah. Dengan demikian ada kesalahan dalam menerjemahkan pendekatan pembelajaran. Tidak mungkin tercapai nuansa PAKEM apabila siswa dalam hal ini malah terbebani sedangkan guru juga tidak tentu arah dalam melaksanakan dan merencanakan pembelajaran dikelas. Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang penting. Guru sebagai pihak yang;
y y y y y y y

merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas. membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama) membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa (penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek Membuat portfolio pekerjaan siswa.

Siswa menjadi pihak yang;

y y y y y y y y y

menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir melakukan riset sederhana mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang. memecahkan masalah (problem solving), belajar mengatur waktu dengan baik, melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player) mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action. Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke lapangan, mendengarkan guest speaker) Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok.

Guru Kreatif. Creative Teacher


5 cara menjadi guru yang bisa dijadikan inspirasi oleh siswa
Menjalani abad 21, guru mempunyai peran yang beragam. Dari fasilitator sampai role model, dari mitra belajar sampai teman untuk curhat bagi siswanya. Sebenarnya tidak ada yang berubah dari dulu sampai sekarang, guru tetap lah menjadi seseorang yang membuat siswanya menjadi mau dan senang belajar. Di Sekolah Syafana Serpong, sebuah sekolah yang sedang berkembang di Serpong menjadi sekolah Islam yang terbaik saya berbagi bersama guru yang sedang mempersiapkan tahun ajaran baru. Dibalik rutinitas guru yang banyak dan melelahkan selama dikelas, guru punya kewajiban yang disebut sebagai sesorang yang layak dijadikan contoh dalam belajar. Caranya antara lain 1. katakan pada siswa apa yang sedang menjadi pemikiran anda dikelas. Dikelas, jika siswa tahu anda adalah juga sesorang yang punya banyak ide dan pemikiran maka ia akan merasa bahwa gurunya pun seseorang yang sedang mencari jawaban atas hal yang ingin ia ketahui. Dengan demikian siswa merasa bahwa gurunya pun adalah seorang pembelajar. Jangan khawatir wibawa anda sebagai guru tidak akan runtuh hanya karena anda mengatakan bahwa anda tidak tahu. 2. Ubah cara anda bertanya pada siswa. Sebagai guru bertanya kepada siswa adalah bagian dari cara anda memastikan bahwa siswa memahami. Selama ini yang kita lakukan sebagai guru adalah jika siswa tidak segera menjawab maka kita akan segera merubah pertanyaan. Mulai sekarang terbiasalah jika siswa terdiam saat kita bertanya pada mereka, karena itu berarti mereka berpikir. Cara lain yang bisa kita lakukan adalah biarkan mereka menjawab pertanyaan guru setelah berdiskusi dengan rekan atau kelompoknya. 3. Saat memberikan soal pada siswa, berikanlah posisi yang menantang pada mereka. Misalkan begini, saat mengangkat masalah banjir di ibukota bagi kelompok menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok warga yang terkena banjir, lalu

kelompok pengusaha, kelompok yang berperan sebagai pemerintah dan yang terakhir kelompok penggiat isu lingkungan hidup. Dengan demikian siswa tertantang untuk berdebat secara sehat. 4. Mulai sekarang hindari susunan tempat duduk siswa yang memanjang dari depan ke belakang. Tempatkan siswa daalam kelompok-kelompok demi membuat mereka mau berdiskusi dan bertukar pendapat. 5. Pastikan bahwa semua ide diterima, kelas yang baik menghargai hasil pemikiran bersama, bahkan jika ide tersebut diluar pemikiran lazim anda sebagai guru. Biasakan siswa untuk memberikan jawaban dengan proses yang benar dan tidak berhenti asal jawaban yang diberikan oleh siswa sudah benar. Ini kali pertama saya berkunjung ke sekolah yang dipimpin oleh Ibu Hamidah Lilyarni seorang rekan dari saat saya baru mulai mengajar. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan, doa saya agar sekolah Syafana bisa terus berkembang menjadi yang terbaik didaerah Serpong dan sekitarnya. disarikan dari situs whatedsaid.wordpress.com

8 resep sukses penyelenggaraan pesantren Ramadhan

Di bulan Ramadhan banyak sekolah mengadakan acara pesantren Ramadhan bagi siswa-siswinya di sekolah dalam rangka mengisi bulan suci dengan kegiatan yang bermanfaat sekaligus memberikan nuansa lain kegiatan pembelajaran agama di luar jam sekolah. Merupakan tugas seorang guru dalam memaknai pesantren Ramadhan agar berjalan dengan baik dan bisa membuat siswa bertambah keimanan dan semakin senang dalam beribadah. Jika dananya cukup boleh juga menyewa lembaga yang khusus menyelenggarakan acara pesantren Ramadhan, namun ada baiknya juga jika guru bisa mengadakan sendiri sebagai acara internal disekolah. Berikut ini adalah hal yang bisa dijadikan perhatian jika sekolah anda berminat secara mandiri menyelenggarakan acara pesantren ramadhan di sekolah;
1. Tentukan tema pesantren Ramadhan sekolah anda. Kali ini bulan ramadhan bertepatan dengan peringatan kemerdekaan RI, boleh juga temanya mengambil nuansa kemerdekaan.

2. Jika tidak ada tema besar yang berhubungan, silahkan memilih tema lingkungan , anak sholeh , cinta Al Quran , sampai sains dan IPTEK . 3. Putuskan terlebih dahulu, kelas berapa yang akan ikut serta? apakah akan menginap atau tidak? Berlangsung dimana? Disekolah atau menyewa tempat dan lokasi di luar sekolah. 4. Kumpulkan sumber daya yang berminat untuk menjadi mentor atau pembimbing. Sebuah sekolah penuh dengan bakat-bakat terpendam. Seorang guru olah raga bisa menjadi guru outbond yang handal. Seorang guru kelas bisa saja menjadi guru sari tilawah yang mantap, seorang guru seni musik bisa saja menjadi mentor dalam Nasyid. 5. Pikirkan dengan seksama masalah pengadaan makanan, apakah makanan yang disediakan cukup dan layak untuk dijadikan menu buka puasa dan sahur jika menginap. Untuk kelas kecil (kelas 1 sampai 3) ada yang masih berpuasa setengah hari. 6. Lakukan survey terlebih dahulu jika ingin mengadakan acara pesantren ramadhan di luar sekolah, sekarang ini banyak tempat wisata yang menyewakan lahannya untuk dijadikan ajang pesantren ramadhan. 7. Saat melakukan survey tanya dengan detail kepada pengelola mengenai persyaratan ini dan itu. Ingat sebuah pesantren ramadhan memerlukan ruang atau tempat sebagai berikut;
y y y y y

Untuk berkumpul bersama indoor dan outdoor. Indoor digunakan untuk tarawih dan kegiatan bersama didalam ruang seperti renungan dan permainan saat siang hari. Outdoor digunakan untuk outbond, senam bersama, sampai permainan yang melibatkan kerja sama kelompok Tempat makan atau restoran sebagai tempat sahur (jika menginap) dan tempat berbuka puasa. Tempat yang lapang untuk acara api unggun.

8. Kegiatan yang bisa dilakukan saat Pesantren Kilat Ramadhan


y y y y y y y y y y y y y y y

Sholat wajib berjamaah bersama-sama Sholat dhuha bersama Sholat tarawih bersama Membuat kaligrafi Membuat surat cinta dan permintaan maaf kepada Ayah Bunda (orang tua) Membuat desain ucapan lebaran (dengan art and craft atau dengan computer) Mendengarkan ulasan dari bintang tamu (bisa siapa saja yang terpenting berhubungan dengan tema yang dipilih) Melakukan outbond (pastikan di pagi hari atau menjelang berbuka) Mengaji bersama atau dipimpin mentor. Membuat renungan ala ESQ Membuat kerajinan yang bisa dibawa pulang Melukis bersama Pemilihan santri terbaik Pemilihan kamar terbaik. Dan lain-lain

Akhirnya sebuah kegiatan pesantren Ramadhan yang baik adalah sebuah kegiatan yang justru memperdalam aspek keimanan siswa, adapun masalah lain seperti kegiatan lain yang

menyertainya bisa dianggap sebagai pelengkap agar kegiatan pesantren Ramadhan lebih mengasyikkan. Kegagalan yang membuat anda siap untuk tidak mengulang kesalahan yang sama, siap untuk menghindari kegagalan yang sama, mempunyai sikap kuat untuk berhasil, dan seterusnya adalah sebuah keberhasilan. Sering-sering lah berpikir positif dan berdoa, karena pikiran positif dan doa dapat mengubah segalanya

Empat Kunci jadi Pemimpin Sukses


Penulis : Yulia Permata Sari DI balik kisah kesuksesan seorang pemimpin hebat, terdapat sebuah lingkaran penting berisi para penasihat kepercayaan, pembimbing, serta rekan kerja yang mendukungnya. Sukses atau tidaknya seorang pemimpin dipengaruhi kemampuannya untuk membangun hubungan erat dengan orang-orang di sekelilingnya. Menurut Keith Ferrazzi, penulis buku Who's Got Your Back, setiap kelompok tersebut dapat datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat ditemukan dalam hampir setiap bidang, baik kehidupan pribadi maupun profesional. Setiap kelompok tersebut, menurut Ferrazzi, terhubung secara unik dalam sebuah ikatan garis kehidupan. Untuk membangun ikatan penting itu, ada empat pola pikir yang harus dipelajari dan dipraktikkan oleh seorang pemimpin. Kunci dalam membangun hubungan dekat dengan orang-orang yang Anda anggap sebagai penasihat tepercaya dalam karier maupun kehidupan pribadi adalah bagaimana keempat pola pikir ini bekerja sama. 1. Kemurahan hati Ini adalah dasar dari mana semua perilaku lain muncul. Kemurahan hati merupakan sebuah komitmen untuk saling mendukung, yang dimulai dengan kesediaan untuk memaparkan dan berbagi pandangan serta ide kreatif. Merupakan sebuah janji untuk menolong orang lain mencapai kesuksesan dengan cara apa pun yang dapat Anda kerahkan. Kemurahan hati menunjukkan akhir dari isolasi dengan membukakan pintu menuju sebuah lingkungan emosional penuh kepercayaan, yang disebut juga sebagai ruang aman. Lingkungan ini diperlukan untuk menciptakan hubungan di mana pola pikir lain dapat berkembang. 2. Keterbukaan Runtuhkan benteng perlindungan Anda agar dapat tumbuh rasa saling pengertian. Di sini Anda melewati

ambang pintu menuju tempat yang aman setelah keintiman dan kepercayaan mendorong pintu hingga terbuka lebar. Hubungan yang lahir dari kemurahan hati kemudian menjadi persahabatan yang berani, di mana berbagai risiko diambil dan berbagai undangan ditawarkan kepada satu sama lain. 3. Keterusterangan Merupakan kebebasan untuk seratus persen jujur terhadap orang-orang yang menjadi tempat Anda mencurahkan perasaan. Keterbukaan membersihkan jalur umpan balik sehingga Anda dapat berbagi harapan dan ketakutan. Keterusterangan memungkinkan kita untuk mulai menafsirkan secara konstruktif, merespon dan berkutat dengan informasi tersebut. 4. Akuntabilitas Akuntabilitas mengacu pada tindak lanjut atas janji-janji yang telah Anda ucapkan kepada orang lain. Istilah sederhananya, bagaimana Anda membuktikan janji-janji yang dibuat menjadi kenyataan. (*/OL08)

7 Tips Menjadi Pemimpin yang dicintai

Apakah sebagai seorang pemimpin anda merasa sulit menggerakkan bawahan anda? apakah anda merasa manajemen berjalan tidak efektif? jika itu terjadi, jangan biarkan berlarut-larut. Bisa saja anda menyalahkan karyawan, prosedur, ataupunyang ada. Tapi coba melihat lebih dalam, apakah andatelah menjadi pemimpin atau manajer efektif? Saya telah belajar memimpin orang lebih dari 20 tahun. Mempraktekkan berbagai petuah orang tua, buku yang saya baca, petuah dari mentor, hasil dari seminar dan pelatihan, maupun CD yang memfokuskan pada kepemimpinan maupun hubungan antar manusia. Inilah kata-kata terindah dalam kepemimpinan yang pernah saya dengar. Anda dapat mencintai orang lain tanpa memimpin mereka, tetapi anda tidak dapat memimpin tanpa mencintai mereka. Jika Cinta telah mendasari hati kita, Cinta yang dalam dan sungguh-sungguh, bukan sekedar di bibir, maka suasana kerja akan menjadi nyaman, tenang dan produktif. Inilah 7 tips dari John C. Maxwell untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan anda, di tingkat 2 yaitu tingkat izin. 1. Milikilah kasih yang sejati bagi para Karyawan. Pikirkanlah bahwa anda membangun dinasti kepemimpinan dalam kehidupan anda, bukan hanya di perusahaan milik atau tempat anda bekerja sekarang. Pikirkanlah betapa besar keuntungan baik materi maupun non materi yang bisa anda peroleh jika anda dikelilingi oleh ratusan bahkan mungkin ribuan orang, dengan berbagai keahlian, Pupus dan selesaikanlah perasaan-perasaan frustasi atau kekecewaan di masa lalu kepada team anda. Ingatlah Hari kemarin telah berakhir malam lalu

2. Buatlah mereka yang bekerja dengan anda lebih sukses. Tempatkan karyawan atau team anda dalam posisi untuk menang. Setiap orang ingin berprestasi dalam hidupnya, anda tidak boleh memborong semua penghargaan, berilah mereka pujian dari kesuksesan-kesuksesan kecil, agar mereka meraih prestasi dan kesuksesan yagn lebih besar. Motivasi terbesar setiap orang adalah Penghargaan, kata dale Carnegie, berilah itu. Faktor yang membuat karyawan frustasi, jenuh, atau sebaliknya bersemangat dan termotivasi adalah anda sebagai pemimpin, atasan langsung adalah faktor utama, kenyamanan kerja adalah faktor kedua, uang hanya faktor nomor tiga yang akan menentukan apakah team anda akan bertahan, semangat dan berprestasi atau malah keluar dari team bahkan perusahaan anda. 3. Melihat dari sudut pandang karyawan atau bawahan. Mengenali team anda, apa yang mereka butuhkan, serta harapan dan impian mereka di masa depan. Mendiskusikan dan memberikan solusi atas problem mereka, adalah cara yang sangat baik untuk membangun kepemimpinan anda. Lihatlah masalah dari sudut pandang mereka, perlu kasih yang tulus agar anda bisa melepaskan ego atas ketertarikan pada diri sendiri, lalu berpikir dari kacamata mereka. 4. Kasihilah para karyawan lebih dari sekedar prosedur. Bagaimana anda bereaksi ketika tim melakukan suatu pelanggaran? ketika tim anda terlambat masuk kantor, atau deadline yang disepakati tidak berhasil ditepat. Kondisi hati anda yang bereaksi, bisa saja langsung marah-marah ataupun mendamprat mereka, tapi itu hanya akan merusak bangunan tim yang telah anda bangun. Kendalikan reaksi dan emosi anda, lakukan pendekatan proaktif, jadikan kejadian tersebut membuat team anda lebih efektif. 5. Lakukanlah untuk team atau jangan lakukan sama sekali. Apakah anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk menguntungkan team atau diri anda sendiri? jika itu hanya untuk diri anda sendiri, maka jangan lakukan. Lakukanlah setiap hal yang dapat memberi nilai tambah pada tim anda, baik jangka pendek, maupun jangka panjang. 6. Libatkan Karyawan dalam perjalanan anda. Setiap orang sukses meninggalkan jejak. Bangunlah mental kelimpahan dalam diri anda, berbagilah dengan sedikitnya satu orang tentang mimpi-mimpi anda. Anda seharusnya memiliki satu orang di tim yang akan anda arahkan pada berbagi kesuksesan. orang yang mempengaruhi orang lain untuk mengikutinya adalah pemimpin dengan keterbatasan tertentu. orang yang mempengaruhi orang lain untuk untuk memimpin orang lain adalah pemimpin tanpa keterbatasan. Seperti yang dikatakan oleh Andrew Carnegie, tidak ada orang yang menjadi pemimpin hebat yang ingin melakukan segalanya sendirian atau meraih semua pujian karena telah melakukannya. 7. Berlakulah bijak pada karyawan yang berperangai sulit.

Bila salah seorang anggota tim anda sulit bekerja sama dengan anggota tim lainnya, bicarakanlah empat mata dengannya. Apakah ia ingin membantu dan bila mau, bantulah ia kembali pada jalurnya. Saya telah jatuh bangun mempraktekkan apa yang diajarkan oleh maxwell hampir separuh dari masa saya belajar kepemimpinan, belajar untuk menjadi pemimpin yang dicintai. Pastinya tidak semua orang akan mengagumi dan mencintai anda, tapi belajar dan berusaha mencintai orang-orang yang anda pimpin, akan memberi anda fondasi kepemimpinan yang kokoh. Perbaikilah dengan cinta, lupakan frustasi dan segala iri, dengki dan dendam, mulailah belajar menjadi pemimpin yang mencintai, 5-10 tahun yang akan datang, anda akan menuai hasil dari yang anda tabur.

Kiat-Kiat Sukses
Penulisan Proporsal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
Prof. Dr. Ir. Ronny Rachman Noor MRur.Sc

Institut Pertanian Bogor 2008

P
endahuluan
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI dengan tujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif. Dalam hal ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan,

keahlian, sikap tanggung jawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandiriannya melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmunya masing-masing. Sampai saat ini terdapat lima jenis kegiatan PKM yang ditawarkan, yaitu: (a) PKM Penelitian (PKMP) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkreasi melalui penelitian sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing, baik dalam bentuk mono maupun multi disiplin. (b) PKM Penerapan Teknologi (PKMT) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi dan berinovasi melalui penciptaan jasa seperti pembukaan, pemasaran, penataan ruang produksi dll; atau karya teknologi seperti peralatan, prototipe, model, proses dll yang diperlukan oleh kelompok, masyarakat produktif, kelompok usaha tani, industri kecil, maupun pedagang kecil sesuai dengan bidang ilmu masing-masing baik dalam bentuk mono maupun multi disiplin. (c) PKM Kewirausahaan (PKMK) yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi atau berinovasi melalui penciptaan keterampilan berwirausaha dan berorientasi pada keuntungan (profit). (d) PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi melalui kegiatan peningkatan kecerdasan, keterampilan, pengetahuan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan hidup, maupun pengembangan kelembagaan masyarakat (e) PKM Penulisan Ilmiah (PKMI) yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi melalui kegiatan penulisan ilmiah baik yang bersumber dari PKMP, PKMT, MKMK, PKMM maupun kegiatan ilmiah lainnya. Seringkali mahasiswa / kelompok mahasiswa dalam upayanya mendapatkan dana melalui PKM ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal menemukan ide, penulisan, koordinasi kelompok, penyusunan anggaran dll yang berdampak pada rendahnya daya saing proporsal yang dibuatnya. Oleh sebab itu, tulisan ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proporsal yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa untuk menyusun proporsal PKM yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan peluangnya untuk dibiayai.

A
pa itu kreativitas ?
Dalam penulisan proporsal PKM, kata kunci terpenting adalah KREATIVITAS yang merupakan ciri khas program ini. Oleh sebab itu, penulisan PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah susah untuk dapat lolos dan dibiayai. Perlu ditekankan bahwa PKM ini tidak sama dengan proporsal yang disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya yang pada umumnya bersifat sangat ilmiah. Kata kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proporsal PKM ini menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah The ability to make or otherwise bring into existence something new, whether a new solution to a problem, a new method or device, or a new artistic object or form. Sedangkan definisi menurut Rogets II Thesaurus, kreatif itu adalah characterized by or productive of new things or new idea : innovative, inventive Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki tiga ciri, yaitu adalah promoting construction or creation, having ability of power to create dan having the power or productive of new things or new ideas. Ide baru yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih kreatif. Sebagai contoh apabila suatu kelompok mahasiswa mengajukan judul seperti Komersialisasi produk bakso, maka akan sulit bagi kelompok ini untuk mendapatkan dana PKM, mengapa? Kita semua sudah tau bahwa produk bakso tersebut sudah sangat dikenal dimasyarakat. Oleh sebab itu, judul yang diajukan oleh kelompok mahasiswa ini menjadi biasa-biasa saja yang tidak ada unsur kreativitas didalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan kegiatan PKM yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat. Lain halnya jika judul PKM di atas dirubah menjadi Komersialisasi produk bakso berkalsium tinggi, sehat dan aman untuk dikonsumsi.

Dalam hal ini, mahasiswa berusaha untuk memadukan hasil penelitian yang sudah ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat masyarakat dalam unsur bakso yang sangat digemari oleh masyakat Indonesia. Sumber kalsium yang digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan dari limbah pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang harganya sangat murah. Tulang rawan ini selanjutnya diproses untuk menjadi tepung tulang rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso yang dibuatnya. Dengan mamadukannya dengan proses pembuatan yang higienis, maka tercipta bakso baru yang diharapkan dapat mengakomodasikan tren gaya hidup sehat dengan menkonsumsi kalsium tinggi. Sehingga disamping susu berkasium tinggi yang harganya relatif mahal, masyarakat diberi alternatif lain yang lebih murah, tanpa mengubah kegemarannya mengkonsumsi bakso. Contoh lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah Pemanfaatan limbah whey keju dalam pembuatan nata ada dua unsur kreatif yang terkandung pada judul ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari whey. Dalam pembuatan keju, sering whey menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah. Apabila limbah ini dibiarkan, maka limbah ini dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah ini dan mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi nata, maka diharapkan kelompok mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah lingkungan. Apabila terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu produk yang dibuat dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan warna putih dan rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de coco. Kelompok mahasiswa ini telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata secara kreatif, yaitu dengan cara menumbuhkan bakteri dalam whey. Kualitas nata yang dihasilkan sangat baik, sebab disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini dapat dibuat dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat. Contoh ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah Ekstrak daun sirih sebagai obat mastitis pada sapi perah Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk memecahkan masalah utama dalam industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi yang terkena

mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak. Dalam pengobatan mastisis ini, biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan tidak terjangkau oleh peternak rakyat. Dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat tentang khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok mahasiswa ini mencoba mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan antibiotik. Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya, kelompok ini telah berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah melalui pengobatan yang yang ramah lingkungan. Jadi dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM yang diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif. Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proporsal terjebak dalam nilai kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat bahwa sesuatu yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya. Sebagai contoh apabila ada kelompok mahasiswa yang mengajukan judul mekanisme penyerapan kalsium dalam darah orang dewasa, maka kemungkinan besar evaluator menilai proporsal yang diajukan dengan judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak mengandung untur kreativitas. Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dimana mahasiswa menulis proporsalnya dengan mengacu pada tugas akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM.

A
nda ingin berhasil ?
Beberapa kiat-kiat berikut diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan lolosnya proporsal anda: Pilihlah judul dan topik yang menarik. Biasanya hal yang paling pertama dilihat oleh evaluator pada proporsal PKM adalah judul dan topik PKM yang diajukan. Oleh sebab

itu, usahakan judul yang diajukan dibuat semenarik mungkin. Jika dibandingkan antara dua judul berikut Pembuatan bahan dasar kosmetik dari mentimun dan bengkuang dan Pembuatan bahan dasar kosmetik dari feces dan urine sapi, tentunya judul kedua lebih aneh dan menarik. Tentu saja judul yang menarik saja tidak menjamin proporsal tersebut pasti lolos. Penyusun proporsal harus dapat menyakinkan evaluator bahwa dengan berbekal pengetahuan yang sudah ada (tercermin dari tinjauan pustaka), metode pelaksanaannya (tercermin pada materi dan metode), serta keberhasilan pelaksanaannya (tercermin pada penjadwalan dan pembiayaanya), ide yang tercantum pada judul proporsal tersebut dapat terealisasikan dengan baik. Sering juga evaluator menghadapi suatu kenyataan bahwa banyak proprorsal yang judulnya sangat menarik, akan tetapi ternyata setelah dibaca isi proporsalnya tidak mencerminkan dan mendukung judul tersebut, akibatnya evaluator tidak meloloskan proporsal tersebut.. Sebagai contoh pernah ada proporsal yang diajukan dengan judul Sistem pengangkatan air tanah tanpa energi listrik di daerah papua. Judul ini sangat menarik bagi evaluator sebab jika PKM ini berhasil dengan baik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Setelah proporsal tersebut dibaca seluruhnya ternyata kelompok mahasiswa ini merencanakan membuat sumur gali sebanyak 5 buah dengan kedalaman masing-masing 20 meter. Selanjutnya untuk mengangkat air tanah digunakan timba yang dikerek dan air tersebut dialirkan pada saluran yang dibuat ke rumah penduduk. Jadi jelas bagi evaluator bahwa ide yang diusulkan tersebut sudah merupakan teknik yang telah diterapkan masyarakat luas di daerah lain. Seringkali mahasiswa mengalami kesulitan dalam membuat ide awal yang akan ditulis dalam proporsal. Kita harus ingat bahwa untuk menjadi kreatif, kita harus dapat membuka belenggu kebiasaan yang ada. Sebagai contoh dalam menulis sesuatu, ditabukan untuk menulisnya dengan menggunakan tinta merah dan dianjurkan untuk menulisnya dengan tinta warna hitam atau biru, rapi dan dengan haruf yang sama besarnya. Kebiasaaan seperti ini tanpa kita sadari telah menjadi belenggu kreativitas kita. Selama komposisi huruf dan warna menarik, tulis saja sesuai dengan imajinasi anda. Tentu saja kita harus melanggar kebiasaan, yaitu dengan cara menulis kalimat dengan berbagai kombinasi huruf dan warna, termasuk warna merah didalamnya. Jadi

jika kita ingin berpikir kreatif, cara berpikir kita harus melewati batas-batas kebiasaan, tradisi atau norma yang ada. Selanjutnya setelah kita telah terbebas dari belengggu ini akan mengalir berbagai ide liar yang terpikir sesaat. Ide-ide liar yang mengalir ini harus segera ditulis segera sebelum kita lupa. Dalam menciptakan ide-ide ini kita tidak perlu takut membuat kesalahan, sebab nantinya setelah dicatat, kita harus kembali membaca dan merenungkan serta merangking ide-ide tersebut berdasarkan prioritas, realisasi ide dan peluangnya untuk berhasil didanai. Dengan cara ini dalam satu hari saja tidak menutup kemungkinan akan banyak sekali ide yang muncul dan diharapkan tidak ada lagi mahasiswa yang tidak mengikuti kompetisi PKM, dengan alasan tidak memiliki ide. Tulis Porporsal sesuai dengan panduan. Menulis proporsal sesuai dengan format yang diminta oleh pihak DIKTI merupakan suatu keharusan. Setelah membaca judul, biasanya evaluator melihat dulu apakah proporsal yang akan dievaluasi tersebut sudah sesuai dengan format yang diminta. Sering kali, karena mengejar batas akhir pengumpulan, proporsal dikirim tanpa lembar pengesahan atau ada bagian-bagian yang seharusnya ada di proporsal didak ada di dalam proporsal. Seleksi awal kelengkapan bagian-bagian yang harus ada dalam proporsal PKM merupakan cara yang efektif bagi evaluator untuk menentukan kelayakan proporsal tersebut untuk dibiayai. Dalam hal ini bagaimana mungkin evaluator akan yakin bahwa kelompok mahasiswa tersebut dapat menjalankan program PKM nya, jika dalam menulis proporsalnya saja sudah tidak lengkap dan jelas. Oleh sebab itu, apabila sudah mendapatkan kesepakatan ide yang akan dituangkan dalam proporsal, bacalah dan panduan penulisan PKM (biasanya dikirim ke masing-masing perguruan tinggi, atau dapat diperoleh melalui internet) dengan cermat dan ikuti semua persyaratan yang tercantum dalam format, termasuk didalamnya besar huruf, ukuran kertas, bagianbagian yang harus ada, tata cara penulisan pustaka dll. Jadi sangat disayangkan jika ide yang baik dari mahasiswa tidak didanai dalam kegiatan PKM, karena ditulis tidak sesuai dengan format. Konsultasikan proporsal dengan pakarnya. Memang harus kita sadari bahwa kualitas sumber daya manusia dan antusiasme pembina kemahasiswaan dan mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan PKM sangat bervariasi. Ada perguruan tinggi

yang sudah memiliki sistem pembinaan dan kaderisasi mahasiswa untuk mengikuti PKM yang sangat baik, akan tetapi tidak dapat kita pungkiri juga ada perguruan tinggi yang tampaknya kurang perduli dengan kegiatan PKM ini. Biasanya di perguruan tinggi yang perduli dengan program PKM, penyebaran informasi PKM telah dilakukan dengan baik. Disamping itu, untuk meningkatkan minat biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan cara penyusunan proporsal PKM secara teratur. Di perguruan tinggi seperti ini biasanya, mahasiswa hampir tidak memiliki kesulitan untuk berkonsultasi dengan pakar (pembimbing), sebab pembimbing tersebut sudah terbiasa dan memiliki kemampuan yang memadai untuk meningkatkan motivasi, menajamkan serta membungkus ide dari mahasiswa untuk menjadi proporsal yang menarik. Hal lain yang penting untuk diingat bahwa para pakar tersebut tentunya tidak hanya terdapat di laboratorium dan jurusan (departemen) dimana mahasiswa tersebut berada. Mahasiswa harus secara aktif berkonsultasi dan mencari pakar yang diharapkan dapat membantu menuangkan idenya ke dalam proporsal di luar bagian/laboratorium, di luar jurusan/depertemen, bahkan di luar fakultasnya. Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasannya dan mempertajam idenya. Bentuklah kelompok yang memiliki pengetahuan yang menunjang. Pembentukan kelompok penyusun proporsal akan sangat menentukan keberhasilan suatu prorsal. Oleh sebab itu, janganlah pola pemikiran kita terkungkung oleh kurungan laboratorium, bagian, jurusan atau fakultas dimana mahasiswa berada. Sebagai contoh untuk judul PKM Pembuatan alat pembuat tapioka tanpa ampas, komposisi anggota tim, harus berasal dari berbagai disiplin ilmu, yaitu teknik mesin untuk merancang peralatan, agronomi untuk mengetahui biologi dan stuktur fisik singkong, serta teknologi pangan untuk mengevaluasi kualitas pati tapioka yang dihasilkan. Oleh sebab itu, jika judul ini hanya dilakukan oleh mahasiswa jurusan mesin saja, dikhawatirkan akan ada unsur yang tidak terbahas dengan baik dan akan berakibat kurangnya kualitas proporsal. Dalam rangka kaderisasi, susunlah anggota tim yang terdiri dari berbagai tingkat sehingga diharapkan ada unsur pembinaan yang berkelanjutan. Hindari penyusunan seluruh angota kelompok yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir

semuanya. Perlu kita ingat bahwa rentang waktu dari pemberitahuan, pelaksanaan sampai ke PIMNAS sering kali memakan waktu 1 tahun. Oleh sebab itu, jika komposisi anggota tim semuanya terdiri dari mahasiswa tingkat akhir, maka dikhawatirkan, pelaksanaan PKM tidak berjalan dengan baik sebab secara bersamaan mahasiswa tersebut disibukkan dengan tugas akhir. Disamping itu sering kali judul PKM yang diundang ke PIMNAS tidak dapat dihadiri oleh anggota timnya, karena semua anggotanya telah lulus. Kaderisasi merupakan kunci keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam mempertahankan reputasi ilmiah mahasiswanya dalam ajang PKM. Oleh sebab itu, perguruan tinggi diharapkan dapat menyusun strategi pembinaan ilmiah mahasiswanya agar prestasi ilmiahnya dapat menonjol dan konsisten. Disamping dua hal di atas, perlu juga diperhatikan keserasian dan kecocokan anggota tim. Diharapkan bahwa semua angota tim memiliki penjabaran tugas yang jelas dan berbeda dengan anggota tim lainnya agar efisiensi dapat tercapai. Oleh sebab itu, di dalam pedoman penyusun proporsal PKM diharuskan untuk mencantumkan Riwayat Hidup lengkap bagi ketua dan anggota kelompok, serta pembimbing. Dalam hal ini, evaluator akan menilai kesesuaian bidang mahasiswa dan pembimbing dengan topik yang diajukan. Hal ini penting untuk dinilai agar ada suatu jaminan bahwa kelompok tersebut dengan bimbingan pembimbing dapat melaksanakan dengan baik apa yang tertulis di proporsal. Pelajari kriteria penolakan. Sejalan dengan proses penulisan proporsal, kriteria penolakan suatu proporsal harus dipelajari dengan baik agar hal-hal yang menyebabkan ditolaknya suatu proporsal dapat dihindari. Masing-masing jenis PKM memiliki kriteria penolakan yang tertentu pula. Sebagai contoh untuk PKMP dan PKMT kriteria penolakannya adalah sebagai berikut: a. Latar belakang kurang mendukung teknologi yang direncanakan. Perumusan masalah/teknologi tidak dirumuskan dengan jelas. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Latar Belakang Permasalahan yang tertulis di proporsal. b. Kreativitas yang spesifik tidak diungkapkan. Metode tidak dijelaskan dengan jelas atau diragukan mampu mencapai tujuan penelitian/teknologi yang dirumuskan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan Metodologi Pelaksanaan yang tertulis di proporsal.

c. Luaran dianggap sudah umum atau tidak sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan Luaran yang diharapkan yang tertulis di proporsal d. Kemungkinan terciptanya manfaat bagi pengembangan diri pribadi mahasiswa diragukan. Kriteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian untuk menumbuhkan jiwa kreativitas bagi mahasiswa yang tertulis di proporsal e. Pembagian tugas dan kerjasama antar anggota tidak ditonjolkan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian dalam hal pengembangan kemandirian dan semangat kerjasama tim bagi mahasiswa yang tertulis di proporsal. f. Manfaat program bagi kelompok masyarakat sasaran atau pengguna diragukan. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan kegunaan penelitian yang berhubungan dengan merangsang perkembangan kreativitas masyarakat yang tertulis di proporsal g. Tidak sesuai dengan format inti pedoman. Kreteria penolakan ini berhubungan dengan penjadwalan kegiatan yang tertulis di proporsal. h. Ruang lingkup tidak sesuai dengan bidang kegiatan yang dipilih dan pembiayaan yang lebih tinggi dari pedoman. Kreteria penolakan berhubungan dengan komponen penyusunan anggaran biaya yang tertulis dalam proporsal i. Alasan diluar a sampai h yang akan ditulis oleh evaluator secara spesifik. Dalam pembobotan penilaian, unsur kreativitas (latar belakang perumusan

maslaah, metodologi pelaksanaan dan luaran yang dihasilkan) memiliki bobot 40%. Unsur kegunaan program (bagi mahasiswa, masyarakat, dan kerjasama tim) memiliki bobot 40%. Unsur kesesuaian dengan format memiliki bobot 10%. Unsur kesesuaian ruang lingkup program, jumlah anggota tim dan jumlah biaya memiliki bobot 10%. (catatan : bobot penilaian dapat berobah dari satu periode pengusulan PKM ke periode berikutnya. Baca Pedoman Penulisan Proposal PKM yang dikeluarkan oleh DP2M Dikti) Evaluator akan memberikan nilai untuk masing-masing kreteria penilaian ini dengan kisaran angka mulai dari satu sampai lima yang bermakna: 1 (sangat kurang), 2

(kurang), 4(baik) dan 5 (sangat baik). Batas nilai minimum lolosnya suatu proporsal adalah 350. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi yang jitu agar proporsal yang diajukan lolos. Untuk dapat lolos, suatu proporsal harus memiliki nilai minimum 4 untuk dua unsur utamanya, yaitu kreativitas dan kegunaan. Jika nilai kedua unsur ini tidak mencapai empat, sudah dapat dipastikan proporsal yang diajukan tidak lolos. (Catatan : kerteria lolosnya suatu proposal dapat dibaca di panduan resmi PKM) Buatlah perencanaan secara menyeluruh. Penyusun proporsal diharapkan dapat merencanakan seluruh kegiatan PKM nya dengan baik sebelum mengajukan proporsal agar dapat mengantisipasi tahapan-tahapan yang akan dilalui. Perencanaan ini harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh penyusun proporsal apabila proporsalnya kelak diterima. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Permintaan proporsal ke perguruan tinggi. Pengumuman ini biasanya dilakukan oleh DIKTI dan dikirimkan ke perguruan tinggi. Disamping itu informasi tentang PKM dapat pula diperoleh melalui website DIKTI. Pengumuman ini biasanya berisi tentang jenis PKM yang ditawarkan, pedoman penulisan dan batas akhir pengumpulan proporsal. 2. Proporsal yang telah dikirimkan oleh masing-masing perguruan tinggi selanjutnya dipilah-pilah dan diberikan lembaran identitas sesuai dengan jenis PKM yang diajukan dan kode perguruan tinggi pengusul. 3. Poporsal yang telah dipilah-pilah selanjutnya dibagikan ke pakar PKM untuk dievaluasi. Setiap judul proporsal akan dievaluasi oleh dua orang pakar secara independen. 4. Dikti selanjutnya akan mengundang para evaluator ini untuk memberikan kesempatan pada pakar yang menilai proporsal yang sama untuk menentukan proporsal mana yang lolos dan proporsal mana yang ditolak, setelah dibuat nilai rata-rata evaluator untuk masing-masing proporsal. Kedua evaluator selanjutnya membuat kesepakatan untuk menentukan berapa dana yang seharusnya dialokasikan untuk proporsal yang diterima sesuai dengan ruang lingkup dan volume kegiatannya

5. Hasil ini selanjutnya akan dievaluasi oleh tim kecil untuk dilihat distribusi perguruan tinggi pengusul dan keseuaian dengan anggaran yang akan dialokasikan. 6. Hasil evaluasi ini selanjutnya diumumkan secara serentak keseluruh perguruan tinggi pengusul. Bagi proporsal yang diterima dicantumkan besarnya biaya yang dialokasikan, sedangkan bagi proporsal yang ditolak dicantumkan alasan penolakannya. 7. Selanjutnya kelompok mahasiswa yang diterima proporsalnya akan menerima dana pelaksanaan kegiatan PKM dan melaksanakan PKM selama 4 bulan. Dana yang dialokasikan diberikan dalam dua tahapan, yaitu tahapan pelaksanaan sebesar 70% dan sisanya sebesar 30% akan diberikan apabila telah menyerahkan laporan akhir kegiatan PKM. 8. Menjelang akhir pelaksanaan kegiatan, DIKTI akan mengirimkan evaluator untuk menilai sampai sejauh mana kegiatan telah dilaksanakan dan dinilai hasil pelaksanaannya. Berdasarkan hasil pemantauan ini evaluator akan mengusulkan kelompok mana yang akan diundang menghadiri PIMNAS untuk menyampaikan hasil penelitiannya. 9. Selanjutnya dengan menggabungkan hasil evaluasi di lapangan dan hasil yang disampaikan lewat Laporan Akhir, diundang ke PIMNAS. 10. Di PIMNAS para finalis diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kegiatan PKM nya dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk poster dan dalam bentuk presentasi oral. Hasil ini selanjutnya akan dinilai oleh dewan juri untuk ditentukan kepompok mana yang akan mendapatkan penghargaan secara nasional. ditentukan kelompok mana yang akan

enutup
Mengingat kegiatan PKM ini memiliki unsur khas yang berupa kreavitas, diharapkan kelompok pengusul harus mempelajari tujuan pelaksanaan PKM dan hal-hal lain yang telah diuraikan di atas. Setelah mempelajari semuanya pengusul diharapkan dapat membuka belenggu kreativitas agar ide-ide dapat mengalir dengan deras. Pengusul proporsal juga diingatkan agar dapat menjadwalkan kegiatannya secara menyeluruh dan mentargetkan PKM nya sampai ke PIMNAS. Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan motivasinya mengikuti kegiatan PKM. Banyak sekali manfaat bagi mahasiswa dan institusi dengan mengikuti PKM ini. Kegiatan PKM disamping dapat dikaitkan dengan penyelesaian tugas akhir, kegiatan ini sangat berguna untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa yang tidak semuanya dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan. Disamping itu kegiatan PKM ini diharapkan dapat melatih mahasiswa dalam kerja berkelompok. Adalah merupakan suatu kebanggaan bagi mahasiswa dan institusi apabila dapat memenangkan penghargaan di PIMNAS yang merupakan ajang adu kualitas ilmiah di tingkat nasional yang paling bergengsi.

KUNCI SUKSES MENGAJAR

Mengajar adalah usaha membentuk kepribadian dalam kerangka yang telah ditentukan bersama. Dalam dunia pendidikan, mengajar merupakan pekerjaan profesi seorang guru. Keberhasilan siswa di masa mendatang, salah satunya ditentukan oleh bagaimana seorang guru mengajar di dalam kelasnya! Sikap, kepribadian, cara dan metode serta pendekatan yang digunakan berpengaruh terhadap sejauhmana siswa dapat menangkap pesan yang disampaikan guru tersebut. Untuk mencapai keberhasilan mengajar, bahkan dibutuhkan trik, tips dan teknik-teknik tertentu.

Berikut ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kesuksesan mengajar dapat tercapai: 1. Rasa humor Rasa humor dapat membantu guru sukses mengajar. Rasa humor terbukti mampu meringankan situasi kelas yang tegang sebelum menjadi sebuah gangguan. Selera humor juga akan membuat kelas lebih menyenangkan bagi siswa dan memungkin siswa senantiasa mengikuti pembelajaran dengan selalu hadir dan memperhatikan guru. Yang paling penting, rasa humor akan memungkinkan untuk melihat kegembiraan hidup dan membuat seseorang lebih bahagia karena perlu diingat bahwa seringkali sebuah profesi memberikan peluang kepada seseorang untuk terjatuh dalam suasana stress.

2. Sikap Positif Sikap positif merupakan aset besar dalam hidup. Hidup ini dapat diibaratkan lemparan bola yang membentuk kurva, melengkung.! Beranjak ke atas, mencapai puncak kurva dan kembali terjatuh ke tingkat yang paling bawah. Demikian pula dalam dunia profesi keguruan. Sikap positif akan membantu mengatasinya, karena itu langkah pertama mengajar dapat menjadi langkah menentukan di hari-hari selanjutnya dalam mengajar. Misalnya, hari pertama mengajar anda harus mengajar materi A bukannya materi B, yang ternyata lebih berat. Namun demikian, seorang guru dengan sikap yang benar akan mencoba melakukannya dengan sebaik mungkin tanpa memberikan dampak negatif terhadap perhatian siswa..

3. Harapan Tinggi Seorang guru yang unggul senantiasa memiliki harapan yang tinggi. Guru harus berusaha untuk meningkatkan standarnya dihadapan siswa. Tidak masalah jika seorang guru harus melakukan usaha walau dia hanya memperoleh sedikit hasil. Guru harus mampu bekerja dengan sikap bahwa siswa akan mampu mencapai harapannya, sehingga memberikan siswa rasa percaya diri. Ini tidak berarti bahwa guru harus membuat harapan yang tidak realistis. Namun, harapan guru akan menjadi salah satu faktor kunci dalam membantu siswa belajar dan mencapai.

4. Konsistensi Untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif guru harus tahu apa yang diharapkan dari gurunya setiap hari. Oleh karenya seorang guru harus memiliki konsistensi. Ini akan menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi siswa sehingga mereka akan lebih memungkin untuk berhasil. Sungguh menakjubkan bahwa siswa dapat beradaptasi dengan guru sepanjang hari, mulai dari yang ketat hingga guru yang serba oke. Namun demikian, pada dasarnya siswa akan lebih menyukai lingkungan belajar di mana aturan-aturan yang digunakan senantiasa terus berubah sesuai kondisi.

5. Keadilan Banyak orang yang bingung membedakan keadilan dengan konsistensi. Seorang guru yang konsisten adalah orang yang selalu sama dari hari ke hari. Seorang guru yang adil memperlakukan siswa secara sama dalam situasi yang sama. Sebagai contoh, siswa mengeluhkan ketidakadilan ketika guru memperlakukan secara khusus kepada satu jenis kelamin atau kelompok siswa. Sangat tidak adil, jika seorang guru memberikan kemudahan dan perhatian khusus kepada siswa pemain sepak bola daripada siswa anggota pengajian remaja, misalnya. Karena itu, seorang guru harus hati-hati agar dia tidak dicap sebagai guru tidak adil.

6. Keluwesan Salah satu prinsip pengajaran bahwa segala sesuatu harus berjalan dalam suatu perubahan yang konstan. Interupsi dan destrupsi harus menjadi norma (aturan) yang berlaku di dalam pembelajaran. Oleh karena itu, sikap fleksibel sangat penting tidak hanya untuk menanggulangi tingkat stres guru, tetapi juga bermanfaat bagi siswa yang mengharapkan gurunya untuk memimpin dan menguasai situasi. Kunci pokok lain yang dapat mendorong seorang guru meraih sukses dalam mengajar adalah seperti yang dikemukakan Jill Hare dengan 5 Keys to Teaching Success, sebagai berikut: 1. Start with the standards; 2. Plan for Outcomes, not Activities; 3. Practice Cross Curricular Collaboration; 4. Demonstrate Real World Application; 5. Show Enthusiasm Mengajar sukses merupakan harapan semua guru, bahkan sukses mengajar harus merupakan jargon bagi semua guru. Dengan demikian, ketika guru masuk ke dalam kelas bukan hanya sekedar untuk melunasi kewajibannya sebagai guru, akan tetapi harus memberika dampak yang baik bagi dirinya dan siswa. Harus ada hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran berupa: (1) ketercapaia kompetensi belajar (kognitif, affektif dan psikomotor); (2) ada pengalaman baru yang diperoleh siswa selama proses belajar; dan (3) terjadinya perubahan perilaku siswa. Dalam konsep Islam, banyak cara mengajar untuk mencapai kesuksesan, diantaranya: 1) Gunakan metode suri teladan yang baik; 2) Gunakan metode hikmah, mauizhah hasanah dan metode jadal; 3) Mulailah dengan diri sendiri; 4) jangan menyampaikan kebohongan; 5) Sesuaikan dengan tingkat (grade) kemampuan siswa itu sendiri; 6) Sisipkan materi ketauhidan dalam pembelajaran apapun.
Rasulullah SAW sebagai Pendidik Teladan Rabu, 11 Februari 2009 19:40:05 - oleh : admin

Dr.KH. Miftah Faridl (Ketua MUI Kota Bandung)

ISLAM memberikan perhatian khusus terhadap masalah pendidikan. Posisi dan peranan guru mendapat kedudukan istimewa dalam kacamata seorang Muslim. Menurut sebuah hadits, Rasulullah pernah berpesan bahwa setiap Muslim hendaknya menjadi pendidik atau menjadi orang yang dididik. Beliau sendiri adalah seorang pendidik. Oleh karena itulah berbicara tentang tugas, fungsi dan peranan guru menurut ajaran Islam tidak dapat dipisahkan dari posisi dan peranan beliau sebagai pendidik teladan (Q.S. Al Ahzab; 210). Menurut Al Quran, beliau mempunyai tugas: syahida, mubasysyira, nadzira, da ilaya allah, siraja muniira (menjadi saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada Allah, lampu penerang. Q.S. Al Ahzab; 45-46). Sebagai pendidik beliau telah berhasil membina masyarakat dari masyarakat yang paling biadab menjadi masyarakat yang paling beradab, dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang terdidik. Kunci keberhasilan pendidikan yang beliau lakukan adalah: konsep ajaran yang beliau sampaikan adalah ajaran yang benar dan tepat, kesungguhan dan keikhlasan beliau dalam melaksanakan tugas, kemampuan dan keterampilan beliau dalam melaksanakannya, akhlak dan pribadi beliau yang baik dan mulia. sifat utama beliau adalah shidhhiq, amanah, tabligh dan fathanah yang kemudian dirinci dalam beberapa ayat Al Quran seperti merasa berat atas penderitaan orang lain, sungguh-sungguh mengajak orang lain untuk menjadi baik, sangat kasih dan sayang (Q.S. At Taubah: 128). Beliau tidak pernah bertindak kasar, tetapi selalu pemaaf memintakan ampunan, siap bermusyawarah, tawakal dan tidak pernah berhianat. (Q.S. Ali Imran: 159-161). Beliau adalah uswah hasanah (teladan yang baik), rahmatan lil alamin (kasih sayang kepada segenap alam), selalu memulai segala perintah dan prilaku baik dengan dirinya sendiri dan menyampaikan sesuatu sesuai dengan kadar kemampuan orang yamg dididik. Itulah sebagian prinsip pendidikan yang beliau terapkan. Untuk menjadi pendidik yang berhasil, beliau telah mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sejak sebelum diangkat sebagai Rasul. Beberapa pelajaran penting yang dapat dijadikan teladan antara lain, pra kerasulan: memiliki sifat dapat dipercaya (alamin), terlatih dalam suasana keprihatinan dan penuh tantangan, kesiapan diri untuk mandiri, tidak tergantung kepada orang lain dan kondisi rumah tangga yang sangat menunjang pelaksanaan tugas. Setelah menjadi Rasul: beliau bisa membaca dan memahami kondisi medan perjuangan dan menilainya dengan pisau analisis yang baik (Q.S. Al Alaq: 1-5), mantap, cinta dan meyakini tugas yang diemban (Q.S. Al Qalam: 1-16), membina diri dengan salat malam dan membaca Al Quran di setiap penghujung malam, dzikir dan tekun beribadah, sabar menerima reaksi dan tantangan, hijrah saat diperlukan (Q.S. Al Muzammil: 1-10). Mendidik dengan ikhlas, siap membersihkan diri dari dosa, menjauhi perbuatan yang tak terpuji, tidak terlampau banyak mengharapkan pemberian manusia, bersikap sabar untuk memperoleh hasil yang diharapkan (Q.S. Al Mudatstsir: 1-7). Ada beberapa petunjuk yang beliau ajarkan: lakukan pendidikan dengan hikmah, kebijaksanaan, nasihat dan diskusi yang baik (Q.S. An Nahl: 125), berpaling dari ajaran yang salah, memberii pendidikan kepada mereka yang salah dengan kata-kata yang benar (Q.S. An Nisa: 63), konsekuen dalam pendirian yang benar, tidak mengikuti hawa nafsu, adil dan menunjukkan identitas Muslim (Q.S. Asy Syuara: 15, Yusuf: 108), tidak merasa rendah diri (Q.S. Al Furqan: 63), tidak putus asa (Q.S. Yusuf: 87), keberhasilan proses pendidikan ditentukan oleh Allah (Q.S. Al Anfal: 63).

Beberapa pusat kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh beliau ialah: rumah tempat tinggal, tempat khusus (baitul arqam), masjid, suffah/bangunan di sekitar masjid. Dengan menelaah beberapa prinsip keteladanan Rasulullah sebagai pendidik teladan, saya mencoba menyampaikan beberapa rumusan tentang tugas, peranan dan fungsi guru di lembaga Islam. Setelah memunculkan kesadaran bahwa sekolah-sekolah yang beridentitas Islam mempunyai tugas dan peranan yang lebih dari tugas dan peranan lembaga-lembaga pendidikan yang tidak beridentitas Islam, maka setiap orang harus mempertaruhkan nama Islam dalam segala aktivitasnya. Lembaga-lembaga pendidikan yang beridentitas Islam sampai saat ini masih banyak yang belum menjadi kebanggaan umat Islam sendiri. Oleh karena itulah segenap guru di lembaga pendidikan Islam mempunyai tugas dan peranan sebagai berikut: ia tidak hanya bertugas mentransfer ilmu kepada anak didik tetapi juga harus mamapu mentransfer iman dan akidah Islam: ia tidak hanya penyampai ilmu tetapi juga harus menjadi pengamal pertama dari ilmu yang diajarkannya: ia tidak hanya wajib melaksanakan pendidikan di kelas sesuai jadwal yang telah ditetapkan, tapi juga harus setiap saat bisa melayani anak didik; ia tidak hanya menjadi pendidik di ruang kelas, tetapi juga menjadi pendidik di setiap tempat di mana pun ia berada, ia tidak hanya siap menjawab pengetahuan sesuai dengan bidangnya, tetapi juga harus mempu menjawab pertanyaan anak didik tentang Islam; ia tidak hanya dapat dipercaya dalam moral dan akhlaknya; ia tidak hanya harus sukses dalam melaksanakan tugas pendidikan di sekitar lembaga pendidikan, tatapi juga harus mampu melakukan hal yang sama di rumah dan di tengah masyarakat; ia tidak hanya harus mempertangungjawabkan segala langkahnya kepada lembaga, tetapi juga harus mempertanggungjawabkannya (secara moral) kepada umat dan kepada Allah; ia tidak hanya menjadikan dirinya sebagai teladan, tetapi keluarganya juga harus menjadi teladan bagi keluarga lain; hubungan antara para guru, pimpinan lembaga, orang tua dan lain-lainnya harus diciptakan sebagai ukhuwah Islamiyah yang mengandung aspek-aspek taawun, musawah, tarahum, tadhamun dan lain-lain. Untuk terwujudnya hal-hal di atas, langkah-langkah yang dicontohkan Rasulullah sebagai pendidik teladan dan pendidk yang paling sukses penting dijadikan perhatian oleh semua pihak, baik guru yang bersangkutan, pimpinan maupun masyarakat secara keseluruhan.

Rasulullah SAW sebagai Pendidik Teladan


Penulis : KH Miftah Farid kotasantri.com : Islam memberikan perhatian khusus terhadap masalah pendidikan. Posisi dan peranan guru mendapat kedudukan istimewa dalam kacamata seorang Muslim. Menurut sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah berpesan bahwa setiap Muslim hendaknya menjadi pendidik atau menjadi orang yang dididik. Beliau sendiri adalah seorang pendidik. Oleh karena itulah berbicara tentang tugas, fungsi, dan peranan guru menurut ajaran Islam tidak dapat dipisahkan dari posisi dan peranan beliau sebagai pendidik teladan (QS. Al-Ahzab : 210).

Menurut Al-Qur'an, beliau mempunyai tugas sebagai syahida, mubasysyira, nadzira, da 'ilaya allah, siraja muniira (menjadi saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada Allah, lampu penerang) (QS. Al-Ahzab : 45-46). Sebagai pendidik, beliau telah berhasil membina masyarakat, dari masyarakat yang paling biadab menjadi masyarakat yang paling beradab, dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang terdidik. Kunci keberhasilan pendidikan yang beliau lakukan yakni konsep ajaran yang beliau sampaikan adalah ajaran yang benar dan tepat, kesungguhan dan keikhlasan beliau dalam melaksanakan tugas, kemampuan dan keterampilan beliau dalam melaksanakannya, akhlak dan pribadi beliau yang baik dan mulia. Sifat utama beliau adalah shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah yang kemudian dirinci dalam beberapa ayat Al-Qur'an seperti, "Merasa berat atas penderitaan orang lain, sungguh-sungguh mengajak orang lain untuk menjadi baik, sangat kasih dan sayang." (QS. At-Taubah : 128). Beliau tidak pernah bertindak kasar, tetapi selalu pemaaf, memintakan ampunan, siap bermusyawarah, tawakal, dan tidak pernah berkhianat. (QS. Ali Imran : 159-161). Beliau adalah uswah hasanah (teladan yang baik), rahmatan lil 'alamin (kasih sayang kepada segenap alam), selalu memulai segala perintah dan perilaku baik dengan dirinya sendiri, dan menyampaikan sesuatu sesuai dengan kadar kemampuan orang yang dididik. Itulah sebagian prinsip pendidikan yang beliau terapkan. Untuk menjadi pendidik yang berhasil, beliau telah mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sejak sebelum diangkat sebagai Rasul. Beberapa pelajaran penting yang dapat dijadikan teladan antara lain; Pra Kerasulan : Memiliki sifat dapat dipercaya (al-amin), terlatih dalam suasana keprihatinan dan penuh tantangan, kesiapan diri untuk mandiri, tidak tergantung kepada orang lain, dan kondisi rumah tangga yang sangat menunjang pelaksanaan tugas. Setelah menjadi Rasul : Beliau bisa membaca dan memahami kondisi medan perjuangan dan menilainya dengan pisau analisis yang baik (QS. Al-Alaq : 1-5), mantap, cinta, dan meyakini tugas yang diemban (QS. Al-Qalam : 1-16), membina diri dengan shalat malam dan membaca Al-Qur'an di setiap penghujung malam, dzikir dan tekun beribadah, sabar menerima reaksi dan tantangan, hijrah saat diperlukan (QS. Al-Muzammil : 1-10), mendidik dengan ikhlas, siap membersihkan diri dari dosa, menjauhi perbuatan yang tak terpuji, tidak terlampau banyak mengharapkan pemberian manusia, bersikap sabar untuk memperoleh hasil yang diharapkan (QS. Al-Mudatstsir : 1-7). Ada beberapa petunjuk yang beliau ajarkan : Lakukan pendidikan dengan hikmah, kebijaksanaan, nasihat, dan diskusi yang baik (QS. An-Nahl : 125), berpaling dari ajaran yang salah, memberi pendidikan kepada mereka yang salah dengan kata-kata yang benar (QS. AnNisa : 63), konsekuen dalam pendirian yang benar, tidak mengikuti hawa nafsu, adil, dan menunjukkan identitas Muslim (QS. Asy-Syu'ara : 15, Yusuf : 108), tidak merasa rendah diri (QS. Al-Furqan : 63), tidak putus asa (QS. Yusuf : 87), keberhasilan proses pendidikan ditentukan oleh Allah (QS. Al-Anfal : 63).

Beberapa pusat kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh beliau ialah : rumah tempat tinggal, tempat khusus (baitul arqam), masjid, suffah/bangunan di sekitar masjid. Dengan menelaah beberapa prinsip keteladanan Rasulullah sebagai pendidik teladan, ada beberapa rumusan tentang tugas, peranan, dan fungsi guru di lembaga Islam. Setelah memunculkan kesadaran bahwa sekolah-sekolah yang beridentitas Islam mempunyai tugas dan peranan yang lebih dari tugas dan peranan lembaga-lembaga pendidikan yang tidak beridentitas Islam, maka setiap orang harus mempertaruhkan nama Islam dalam segala aktivitasnya. Lembaga-lembaga pendidikan yang beridentitas Islam sampai saat ini masih banyak yang belum menjadi kebanggaan umat Islam sendiri. Oleh karena itulah segenap guru di lembaga pendidikan Islam mempunyai tugas dan peranan sebagai berikut : ia tidak hanya bertugas mentransfer ilmu kepada anak didik, tetapi juga harus mampu mentransfer iman dan akidah Islam; ia tidak hanya penyampai ilmu, tetapi juga harus menjadi pengamal pertama dari ilmu yang diajarkannya; ia tidak hanya wajib melaksanakan pendidikan di kelas sesuai jadwal yang telah ditetapkan, tapi juga harus setiap saat bisa melayani anak didik; ia tidak hanya menjadi pendidik di ruang kelas, tetapi juga menjadi pendidik di setiap tempat di mana pun ia berada; ia tidak hanya siap menjawab pengetahuan sesuai dengan bidangnya, tetapi juga harus mempu menjawab pertanyaan anak didik tentang Islam; ia tidak hanya dapat dipercaya dalam moral dan akhlaknya; ia tidak hanya harus sukses dalam melaksanakan tugas pendidikan di sekitar lembaga pendidikan, tetapi juga harus mampu melakukan hal yang sama di rumah dan di tengah masyarakat; ia tidak hanya harus mempertangungjawabkan segala langkahnya kepada lembaga, tetapi juga harus mempertanggungjawabkannya (secara moral) kepada umat dan kepada Allah; ia tidak hanya menjadikan dirinya sebagai teladan, tetapi keluarganya juga harus menjadi teladan bagi keluarga lain; hubungan antara para guru, pimpinan lembaga, orangtua, dan lain-lainnya harus diciptakan sebagai ukhuwah Islamiyah yang mengandung aspek-aspek ta'awun, musawah, tarahum, tadhamun, dan lain-lain. Untuk terwujudnya hal-hal di atas, langkah-langkah yang dicontohkan Rasulullah sebagai pendidik teladan dan pendidik yang paling sukses penting dijadikan perhatian oleh semua pihak, baik guru yang bersangkutan, pimpinan, maupun masyarakat secara keseluruhan. [Swadaya062008]
Saturday 12 March 2011 CE | 6 Rabi-al Thani 1432 AH Seandainya Rasulullah dalam kelas ... Written by Rizal Dharma S., Guru Sosial SDIT NF Monday, 10 May 2010 15:02 Layaknya prajurit yang dikomando oleh seluruh atasannya, seluruh penghuni jagad raya yang telah mengerti pastinya akan memiliki jawaban seragam jika ditanya tentang satu hal berikut : Siapa manusia terbaik yang pernah terlahir di muka bumi dan layak kita jadikan teladan dalam hidup kita? Jawabannya

adalah : Muhammad.
Ya, beliau yang telah ditinggal ayahanda tercinta saat masih dalam kandungan memang memiliki catatan istimewa yang tak akan tertandingi oleh manusia manapun. Jika kita membahas beliau sebagai seorang kepala negara, maka mari lihat bagaimana beliau telah membangun peradaban modern di kota Madinah yang secara geografi budaya memiliki banyak ras yang berbeda namun bersatu dalam satu konstitusi yang dikenal dengan piagam Madinah. Dari segi militer? Coba lihat berapa banyak perang yang telah dimenangkannya, dan berapa banyak strategi beliau yang dipakai dalam peperangan diadopsi oleh puluhan komandan militer dunia saat ini. Masih meragukan kapasitasnya sebagai entrepreneur sejati? Coba tengok karir bisnis beliau, bermodal kejujuran dan kecerdasan beliau tampil sebagai bisnisman terbaik di zamannya. Tak ada catatan yang pasti memang mengenai harta yang berhasil beliau kumpulkan saat itu. Namun jika sejenak melirik mahar yang beliau berikan ketika menyunting Khadijah sebagai istrinya, cukuplah mata kita tercengang melihat betapa suksesnya bisnis Rasulullah saat itu. Lalu bagaimana dengan peran Rasulullah sebagai guru? Adakah pelajaran yang bisa kita tiru mengingat Dakwah yang diajarkan Rasul saat itu tidak mengenal sistem raport dan ijazah. Mari sejenak kita kondisikan hati dan pikiran kita, dan mari membuka mata hati dan pikiran kita serta membayangkan apa yang akan dilakukan Rasulullah seandainya beliau menjadi guru dan mengajar di dalam kelas.

1.

Menggunakan Alat Peraga saat Mengajar

Diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasai, dan Ibnu Majah, dari S.Ali bin Abi Tholib, beliau bertutur: Rosululloh S.a.w mengambil (dan membawa) sutera di tangan kirinya, dan emas di tangan kanannya. Lalu kedua benda itu di angkat olehnya (agar para sahabat bisa melihatnya). Kemudian beliau bersabda : Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram bagi kaum laki-laki, tapi halal bagi kaum wanita. Di kesempatan lain, Nabi S.a.w mengambil sejumput bulu unta hasil rampasan perang, seraya menunjukkan bulu itu di tangannya, beliau bersabda : Bagian (jatah) yang aku dapat dari harta rampasan ini, sama dengan yang kalian dapat. Awas! Jangan korupsi! Sebab sesungguhnya korupsi adalah kehinaan bagi pelakunya pada hari kiamat nanti. (H.R.Ahmad).

2.

Memberikan visualisasi dengan Gambar saat mengajar

Abdullah bin masud r.a. berkata : Rasulullah saw. pernah membuat garis dengan tangannya. Kemudian beliau berkata, Ini adalah jalan Allah yang lurus. Beliau membuat garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut. Lalu berkata, Jalan ini tidak ada jalan lain selain jalannya setan yang menyeru untuk mengikuti jalannya. Beliau kemudian membacakan ayat, Dan bahwa (yang Kami perintah) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al Anaam : 153)

3.

Memberikan selingan dan senda gurau dengan elegant saat mengajar

Dicontohkan oleh Nabi S.a.w ketika ada nenek tua bertanya pada beliau, apakah dia masuk surga? Dengan bercanda Rasul S.a.w menjawab kalau di surga tidak ada nenek tua sepertinya. Tentu saja nenek itu terkejut dan bersedih (karena mengira bahwa dirinya tidak masuk surga), namun segera dijelaskan oleh beliau, bahwa orang yang masuk

surga nanti semua menjadi muda belia kembali, jadi nenek tua itu akan kembali lagi menjadi gadis. Nenek itupun akhirnya tersenyum berseri-seri.

4.

Memegang tangan atau pundak untuk menarik perhatian murid

Ibnu Masud bercerita : Rosululloh S.a.w mengajariku lafadz tahiyyat (seraya telapak tanganku ada dalam genggamannya) sebagaimana beliau mengajariku surat-surat dari Al-Quran. (H.R. Bukhari-Muslim) Dari Abdulloh bin Umar : Rasululloh S.a.w memegang pundakku sembari bersabda : Hendaknya kamu merasa hidup di dunia ini layaknya orang asing, atau pengembara, dan anggaplah dirimu selalu sebagai penduduk kuburan. (H.R. Bukhori-Tirmidzi). Abu Dzar Al-Ghifari bertanya tentang jika ada orang menunda-nunda sholat, Rosul S.a.w langsung menepuk paha Abu Dzar dan berkata : Sholatlah pada waktunya, (H.R.Muslim). Sebagian tulisan di atas adalah sedikit yang bisa disampaikan dari sekian banyak yang dilakukan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya. Hasilnya pun bisa kita ketahui bersama, ratusan bahkan ribuan sahabat berkualitas lahir dari tempaan langsung sang guru peradaban Muhammad SAW. Selamat berkarya.

Tujuan hakiki menuntut ilmu


Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Menuntut ilmu agama untuk menghilangkan kejahilan diri sendiri dan orang lain merupakan jalan yang mulia lagi praktis meraih surga sebagaimana sabda Rasululloh alaihisolatu wasasalam: Barangsiapa yang menmpuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya dengan hal itu jalan menuju surga. (H.R Muslim no:2699) karena memang dengan ilmulah sesorang akan beribadah kepada Alloh dengan baik dan benar dan inilh yang membedakan dengan orang yang tidak memiliki ilmu: {Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tiudak mengetahui. Q.S Azzumar: 9} Oleh karena itu maka drajat orang-orang yang beriman lagi memiliki ilmu lebih tinggi derajatnya dari orang beriman namun tidak berilmu sebagaimana dalam Alquran: {Alloh akan mengangkat drajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang di beri ilmu penghetahuan beberapa derajat. Q.S Almujadilah: 11}Ibnu Abbas radhiallohuanhu berkata: Bagi seorang ulama memiliki derajat di atas orang mukmin dengan 700 derajat yang mana diantara dua derajat sejauh perjalanan selama lima ratus tahun. Saudara kaum muslimin rohimakumulloh..

Rasululloh alaihisolatu wasasalam bersabda: Barangsiapa yang Alloh inginkan kebaikan padanya maka dia akan memahamkannya dalam hal agama dan sesungguhnya ilmu itu (diperoleh) dengan cara belajar. (H.R Albukhori)diantara mutiara faidah dari hadits ini adalahbahwa tingkat pemahaman seseorang akan dienullohtergantung tingkat kebaikan yang Alloh kehendaki atas seorang hamba dan inilah warisan Rasululloh terhadap ummatnya [Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham melainkan mereka mewariskan ilmu dan barangsiapa yang mengambilnya niscaya ia telah mengambilnya dengan bagian yang banyak. H.R. Ahmad dan lain-lain] Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Bukankah kita diciptakan untuk beribadah? Ketahuilah bahwa ilmu itu sendiri adalah ibadah, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama :ilmu itu adalah shalat secara rahasia dan ibadah hati. Karenanya inti dari sebuah ilmu adalah rasa takut kepada Alloh taala sebagaimana dikatakan oleh imam Ahmad :inti ilmu adalah rasa takut kepada Alloh taala. Perkataan yang indah ini seiring dengan kalamulloh: {sesunguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama Q.S faatir 28} Ikhlaskanlah dirimu dalam menuntut ilmu agar ilmu yang kau raih bermanfaatdan berkah bagi dirimu sendiri khususnya dan umumnya bagi ummatmu, Imam Ahmad berkata: ilmu itu sesuatu yang tiada bandingnya bagi orang yang niatnya benar. Bagaimanakah benar niatnya itu wahai abu abdillah? Tanya orang-orang kepada beliau , maka beliau menjawab : yaitu berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain. Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Ingatlah bahwa menuntut ilmu adalah untuk kau amalkan terlebih dahulu karena tidak mengamalkan ilmu merupakan penyebab utama hilangnya keberkahan ilmu, Ibnu mas'ud radhiallohu 'anhu berkata: "Dahulu salah seorang dari kami jika telah mempelajari sepuluh ayat, ia tidak akan pindah dari ayat-ayat tersebut kecuali setelah mengetahui maknanya dan mengamalkannya." Adapun seorang penuntut ilmu yang tidak mengamalkan ilmunya sesungguhnya ia seperti orang-orang yahudi yang telah mendapatkan murka Alloh ta'ala dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas ilmunya dan Alloh benar-benar mencela orang seperti ini seraya berfirman {Amat besar kebencian Alloh bahwa kamu mengatakan apa saja yang tidak kau kerjakan. Q.S. asshaf 3} Ayat ini merupakan ancaman berat bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya, dikatakan oleh beberapa ulama bahwa:" Seseorang yang memiliki ilmu dan tidak mengamalkan ilmunya akan di adzab sebelum para penyembah berhala." Inilah kerugian besar dan bahkan ia tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu dan juga ia akan lupa akan ilmunya, adapun orang-orang yang

mengamalkan ilmunya maka Alloh akan menambahkan petunjuk baginya sebagaimana dalam firman-Nya: {Dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk, Alloh akan menambah petunjuk bagi mereka. Q.S. Muhammad 17}bahkan lebih dari itu bagi orang-orang yang mengamalkan ilmunya seraya bertaqwa kepada Alloh ta'ala niscaya Alloh ta'ala akan menambahkan ilmu padanya sebagaimana dalam firman-Nya: {Dan bertaqwalah kepada Alloh niscaya Alloh akan mengajarkanmu, dan Alloh akan mengetahui segala sesuatu. Q.S Albaqoroh 282} Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Harus disadari bahwa hakikat belajar adalah merubah diri sendiri agar menjadi lebih baik, maka celakalah bagi orang yang menuntut ilmu namum tidak mau merubah dirinya dengan ilmu tersebut menjadi lebih baik karena ini akan menjadi hujjah di hari akhir nanti, Saudaraku jangan kau jadikan niatmu dalam menuntut ilmu untuk merubah orang lain terlebih dahulu tapi dahulukan dirimu sendiri agar kau menjadi orang yang mulia. Mengamalkan ilmu merupakan zakat dari ilmu itu sendiri sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Bisr alhafi rahimahulloh :" Tunaikan zakat hadits, (caranya) amalkan dari setiap dua ratus hadits lima hadits." Di sisi lain sahabat Ali bin abi thalib radhiallohu 'anhu berkata:" Ilmu itu di panggil dengan mengamalkan, bila dipanggil ia akan menjawab dan jika tidak maka akan pergi. H.R Ibnu abdil bar." Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Inilah tujuan hakiki menuntut ilmu, yaitu: mengamalkannya dalam kehidupan, bukan untuk disombongkan ataupun untuk membodohi kaum muslimin dan juga bukan untuk meraih fatamorgana dunia melainkan untuk mengharapkan ridho Alloh ta'ala tentunya dengan mengamalkan ilmu tersebut agar meraih ridho illahi, Rasululloh alaihisolatu wassalam memperingkatkan ummatnya dalam masalah ini seraya bersabda barangsiapa yang mempelajarai suatu ilmu yang sepantasnya dengan ilmu tersebut untuk mencari ridho Alloh namun ternyata untuk memperoleh kemewahan duniawi niscaya ia tidak akan mencium baunya surga nanti di hari kiamat kelak. (H.R Ibnu majah dengan sanad yang shahih dan Ahmad) SaudarakuSucikan niatmu dalam mencari ilmu agar ia tidak menjadi bumerang dan musibah dalam hidupmu didunia dan akherat, jadikan semangatmu dalam menuntut ilmu adalah untuk diamalkan dan bukan untuk banyaknya hafalan tanpa amal, Ibrahim al-kahawas rahimahulloh berkata:" Bukannya ilmu dengan banyaknya meriwayatkan hadits karena sesungguhnya orang yang berilmu adalah orang yang mengikuti dan mengamalkan ilmunya serta mengikuti sunahsunah walaupun ia hanya memilki sedikit ilmu. Dalam Kitab 'Al'itisom Sufyan atsauri rahimahulloh berkata:" Ilmu memanggil untuk beramal, apabila panggilan tersebut dipenuhi maka kekallah ilmu, bila tidak maka ilmupun akan lenyap. SaudarakuJelaslah sudah bahwa hakikat menuntut ilmu adalah untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan hendaklah kau takut dengan banyaknya ilmu yangkau miliki sedang kau tidak mengamalkannya sebagimana yang dikatakan oleh sahabat rasul Abu darda

radhiallohu 'anhu:" Sungguh sesuatu yang paling saya takutkan saat saya berdiri pada hari perhitungan jika dikatakan: kamu sudah mengetahui maka apa yang sudah kau amalkan terhadap apa yang sudah kau ketahui. (H.R Addarimi) Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Imam jalaludin assuyuti rahimahulloh menuliskan perkataan para ulama dalam kitabnya tadriburowi tentang pentingnya mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari, diantaranya perkataan imam Amr bin qois rahimahulloh :"jika telah sampai padamu suatu kebaikan maka amalkanlah walau hanya sekali." Imam waqi rahimahulloh juga berkata :"Jika engkau handak menghafal hadits maka amalkanlah walau hanya sekali." Perkataan beliau juga seiring dengan perkataan Imam ibrahim bin ismail:" kami memperkuat hafalan hadits dengan mengamalkannya." Imam ahmad bin hambal rahimahulloh juga berkata:" Tidaklah saya menuliskan satu hadits kecuali saya telah mengamalkannya hingga suatu saat saya mendapatkaan satu hadits bahwa nabi alaihisolatu wassalam berbekam dan memberikan abu thoyibah (tukang bekam) satu dinar maka sayapun berbekam dan memberikan tukan bekam satu dinar." Saudaraku..Demikianlah ulama-ulama kita mengamalkan ilmu yang mereka pelajari hingga merekapun menjadi orang-orang yang mulia dan sejarahpun mencatat mereka sebagai penuntut ilmu sejati karena mereka benar-benar mengamalkan ilmu yang mereka pelajari, Alloh ta'ala berfirman: {Dan orang-orang yang berjihad/ bersungguh-sungguh (mencari keridhoan kami), benar-benar akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami, dan sesungguhnya Aloh benar-benar beserta oranag-orang yang berbuat baik. Q.S. Alankabut 69}Saudaraku.. ayat ini adalah janji Alloh ta'ala kepadamu jika kamu bersungguh-sungguh hendak menuntut dan mengamalkan ilmu niscaya Alloh ta'ala akan memudahkanmu meraih keberkahan ilmu. Saudara kaum muslimin rohimakumulloh.. Kemuliaan didunia dan akherat akan kau capai jika kau benar-benar mengamalkan ilmu yang kau miliki, hiasai dirimu dengan amal shaleh, latih dirimu sejak dini untuk menjadi orang-orang yang bersegera dalam mengamalkan kebaikan, sebab dengan demikianlah kau akan meraih keberkahaan ilmu dan semakin kau mengamalkan ilmu maka kaupun semakin takut kepada Alloh ta'ala dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya dan inilah inti dari sebuah ilmu, Imam suyuti rahimahulloh berkata:" sesungguhnya orang faqih (mengerti) adalah orang yang menjaga diri dari apa-apa yang Alloh haramkan, dan orang yang berilmu adalah orang yang takut kepada Alloh Saudaraku.. inilah ilmu yanag sebenarnya yang menjadikanmu semakin takut kepada Alloh ta'ala. Demikianlah goresan pena dari saudaramu yang sangat berharap semoga kita semua menjadi penutut ilmu sejati dengan mengamalkan setiap ilmu yang kita pelajari dan berdoalah sebagaimana rasul kita berdo'a [Ya Alloh.. sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu', jiwa yang tidak merasa puas dan dari doa yang tidak dikabulkan. H.R. Muslim, Annasai, Ahmad dan atabrani]

Anda mungkin juga menyukai