PENYUSUN:
FAKULTAS TEKNIK
BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS SD
MODEL INKUIRI
A. Pengertian
Inkuiri adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari sesuatu secara kritis,
analitis, argumental ( ilmiah ) dengan menggunakan langkah langkah tertentu menuju suatu
kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data.
Inkuiri dapat dilakukan secara individu, kelompok atau klasikal, serta dapat dengan
catat tanya jawab, diskusi atau kegiatan di dalam maupun di luar kelas.
Untuk lebih jelas gambaran yang menyeluruh tentang inkuiri dapat kita gambarkan
sebagai berikut : bahwa dalam kehidupan sehari hari sering kita dihadapkan kepada sesuatu
hal atau masalah. Dan kita dihadapkan pada:
(1) Mempercayai hal tersebut atau tidak, (2) keharusan mengambil sikap, (3) mengambil
kesimpulan.
Contoh :
Anda akan berjalan menuju ke suatu tempat, tetapi ada berita bahwa jembatan yang menuju
tempat tersebut putus, percayakah Anda akan hal itu? Bagaimana caranya agar bisa percaya
dan yakin akan berita itu? Dan jalan apa yang Anda tempuh ke tempat tujuan tersebut?
Pada contoh di atas, kita akan menemukan orang yang begitu mendengar lalu percaya
tanpa menanyakan lebih jauh. Ada juga orang yang percaya dengan meminta keterangan
lebih jauh, selain itu ada juga yang ragu serta ingin meyakinkannya dengan cara sendiri.
Pengajaran IPS tidak menginginkan melahirkan tipe manusia yang pertama (percaya bagitu
saja), paling tidak dia harus meminta keterangan dan mengolah kebenaran berita tersebut.
Dan lebih ideal lagi dia harus meyakinkannya, sehingga dia menjadi manusia yang kritis dan
memanfaatkan potensinya serta percaya akan diri sendiri.
Gejolak kehidupan masyarakat sungguh cepat berubahnya, maka siswa hendaknya
dibekali senjata hidup yang ampuh ialah kemampuan menangkap sesuatu. Inkuiri antara lain
melatih hal tersebut. Inkuiri adalah teknik pemecahan masalah secara ilmiah.
Inkuiri atau discoveri dengan segala variasinya serta problem solving (pemecahan
masalah), dalam IPS dianggap sebagai cara ilmiah yang paling cocok untuk dipergunakan
sebagai cara kerja (metode) IPS.
Thorstone dalam bukunya Scaling Attitude mengemukakan bahwa hal yang paling
terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkat yakin. Tingkatan
mana dicapai melalui dukungan data, analisis, interpretasi serta pembuktiannya.
Problem solving lebih menitikberatkan kepada terpecahnya sesuatu masalah yang
menurut perkiraan rasio logis, benar atau tepat. Perbedaan lain ialah tingkatan dan cara
kerjanya, dalam inkuiri tingkatannya lebih tinggi serta lebih komplikatif (ruwet). Inkuiri
diterima para ahli IPS sebagai bendera dari IPS, maka mereka sangat menganjurkan cara
kerja ini untuk banyak dipergunakan dalam pelajaran IPS dengan berbagai jenis tingkatan
( dari yang sederhana sampai tingkat yang paling tinggi ). Inkuiri yang paling sederhana
menggunakan tanya jawab klasikal, di mana peran aktif tetap di tangan siswa. Guru hanya
mengarahkan, membina, memancing jawaban dan lain lain. Inkuiri sederhana ini juga bisa
dalam bentuk kegiatan perbuatan secara sederhana.
B. Tujuan / kegunaan inkuiri
Kegiatan
Guru : menjelaskan arti dan proses inkuiri.
menjawab
sendiri
pertanyaanya, Kemudian
mengajukan
pertanyaan
Siswa
Memperhatikan,
menganalisis,
e. Menguji hipotesis
b.
b.
c.
c.
d. Menghimpun,
mengelompokkan
e. Pembuktian hipotesis
data
2. kecakapan
atau
menghubung-hubungkan
menghitung
data
terhadap
hipotesis
3. ketrampilan mengambil keputusan
Kesimpulan dari hal hal di atas.
f. Menentukan pilihan pemecahan masalah /
keputusan
1. Kecakapan
membuat
alternatif
pemecahan
2. kecakapan memilih alternatif
3. kecakapan menilai pilihan beserta
perhitungan akibat akibatnya
kelak.
Pada metode Problem Solving, peran guru dan siswa tetap seperti di atas. Namun guru
dapat berbuat lain, tidak hanya sebagai penanya melainkan juga dapat sebagai pemancing dan
pemberi arah dengan memberikan hal hal yang bersifat menuntut jawaban ke arah yang di
harapkan.
Berikut ini contoh inkuiri sederhana / singkat dalam bentuk tanya jawab :
G : dalam rencana pelajarannya ingin mengemukakan masalah kejujuran. Untuk itu akan
digunakan inkuiri singkat dengan memberikan suatu cerita / contoh untuk dipecahkan siswa.
Misalnya tentang menemukan dompet di jalan. Masalah : diapakan ?
G : kalau kalian yang menemukan itu, apa yang kalian kerjakan ?
S : (siswa 1) apakah dalam dompet itu ada isinya ? apa isinya ? ( mencari data )
G : di dalam ada uangnya banyak sekali, ada foto tetapi tidak ada tulisan apa apa. Sekarang
coba kalian pecahkan, mau diapakan dompet ini bila kalian yang menemukan ? ( kembali
merumuskan masalah sambil memberi informasi )!
S2: saya akan tanya dahulu orang sekitar tentang siapa yang baru saja lewat di situ ! ( masih
mencari data )
G : bila sudah kamu temukan keterangan tentang itu, apa langkah kamu selanjutnya ?
S2: maka saya bisa menduga bahwa pemilik itu ialah dia yang fotonya ada di dalam dompet
itu, atau bila dia bukan orang nya maka orang yang ada fotonya itu pasti kenal dengan
pemilik dompet ! ( mulai membuat hipotesis )
G : mengapa kamu tidak menduga bahwa itu milik seorang wanita ?( menguji hipotesis)
S3: sebab wanita tidak biasa membawa dompet melainkan tas tangan.
...dan seterusnya...dan seterusnya...dialog tanya jawab ini bisa dilanjutkan sampai dicapai
suatu kesimpulan yang diperkirakan mendekati kebenarannya atau dicapai kesepakatan
pemecahan dengan menyerahkan kepada polisi dan lain lain.
Pada inkuiri yang lebih tinggi, pencarian data untuk pemecahan masalah itu dapat
dengan jalan : studi kepustakaan, studi di lapangan, atau lainnya. Namun proses pelaksanaan
kegiatan inkuiri tetap dalam inkuiri terbuka atau tanya jawab. Bedanya bila dalam inkuiri
sederhana, data berdasarkanpengetahuan siap atau perkiraan. Dalam inkuiri yang lebih tinggi
data didukung oleh pendapat atau sumber atau kenyataan.
Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri memperkenalkan konsep konsep untuk para siswa secara
induktif. Belajar dengan menggunakan pendekatan induktif yang mencangkup proses berpikir
dari hal hal yang bersifat khusus kepada hal hal yang bersifat umum dimulai dengan
upaya guru memperkenalkan sejumlah contoh konsep yang spesifik. Para siswa mempelajari
contoh contoh itu dan mencoba menyimpulkannya dengan cara membuat pertanyaan atau
kalimat yang sesuai dengan karakteristik konsep tersebut. Misalnya, seorang guru di sekolah
dasar ingin mengajarkan konsep burung . Guru bisa mulai dengan menunjukkan berbagai
gambar burung kepada para siswa. Rangkaian pertanyaan dapat diajukan untuk
mengidentifikasi ciri ciri dari gambar tersebut. Kemudian untuk menyimpulkan pelajaran,
guru dapat membantu para siswa dalam membuat definisi tentang burung. Misalnya dengan
menampilkan gambar burung lainnya untuk membantu siswa dalam mengujin kebenaran
definisi. Dengan demikian, belajar inkuiri dapat dianggap sebagai suatu latihan dalam
memperoleh pengetahuan. Para siswa di beri pertanyaan untuk mengembangkan kesimpulan
berdasarkan pertimbangan bukti bukti yang telah dimilikinya.
Kecakapan Belajar Inkuiri
Pembelajaran inkuiri menerapkan metode ilmiah untuk masalah masalah belajar dan
umumnya digunakan dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar. Filsuf pendidikan Amerika
terkenal, John Dewy , menyarankan langkah langkah pembelajaran inkuiri dalam buku
klasiknya How We Think yang diterbitkan tahun 1910 sebagai berikut :
a) Menggambarkan indikator indikator masalah atau situasi
b) Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan
c) Mengumpulkan bukti bukti yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran
jawaban atau penjelasan
d) Menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti bukti yang terkumpul
e) Merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada
semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada kelas kelas rendah dapat juga
menggunakan pendekatan inkuiri ini melalui pembelajaran pembelajaran yang sederhana,
misalnya siswa mengawali dengan belajar bagaimana belajar dan bekerja dengan
menggunakan peta dan globe.
Di bawah ini adalah contoh pembelajaran inkuiri tentang Peta dan Globe pada
kelas 3 SD.
Tujuan : pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat ( 1 )
mengenal simbol simbol yang ada di dalam peta dan ( 2 ) mengemukakan alasan mengapa
harus menggunakan simbol yang berbeda beda.
air untuk menunjukkan suatau sungai. Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin
saja, namun kesulitan untuk sungai.)
Tahap 5
Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu, pada tahap ini pun
dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan dalam situasi lainnya.
Guru : Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan simbol
wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe) ? ( Siswa menjawab : Wilayah perairan
itu digambarkan dengan warna biru ).
Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang dibuat
untuk wilayah perairan laut ? ( Guru dan siswa melihat lihat peta dan bola dunia lainnya ).
Kesimpulannya : Umumnya pada peta dan bola dunia, warna biru digunakan untuk
menunjukkan perairan .
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri di sekolah dasar untuk kelas
yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan analisis terhadap suatu data.
Contoh model inkuiri untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan.
Topik : Penduduk Indonesia
Tujuan : pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat
mengembangkan generalisasi yang menjelaskan hubungan antara luas areal, persentase, dan
Kepadatan Penduduk dengan cara membandingkan data yang terdapat dalam bagan.
Prosedur : anggaplah kita akan memperkenalkan suatu pembelajarn yang
memfokuskan pada kependudukan dan luas areal antarpulau yang ada di Indonesia. Data
yang ada di dalam bagan ini di rancang untuk pembelajaran IPS yakni informasi yang akan di
gunakan oleh siswa untuk mengembangkan generalisasi. Setelah mengkaji data, para siswa di
harapkan dapat menguji tingkat akurasi dari generalisasi yang dubuatnya.
Luas areal, persentase, dan kepadatan penduduk di Indonesia ( 1971, 1980, 1985 )
Kawasan
Persentase
Persentase penduduk
1971
1980
1985
Kepadatan penduduk
1971
1980
1985
Jawa
luas areal
6,89
63,83
61,88
60,88
576
690
755
Sumatera
24,67
17,45
19,00
19,85
44
59
69
Kalimantan
28,11
4,32
4,56
4,71
10
12
14
Sulawesi
9,85
7,15
7,05
7,04
45
55
61
Irian Jaya
21,99
0,84
0,79
0,94
Maluku
0,29
0,92
0,96
0,98
15
19
22
Bali
4,61
1,78
1,67
1,62
381
444
476
Nusa Tenggara
5,55
5,67
5,70
75
96
106
Indonesia
100,0
100
100
100
62
77
85
Bagikan tabel ini kepada siswa atau dapat pula digambarkan pada papan tulis, atau
ditayangkan melalui OHP. Mulailah dengan meminta siswa memperhatikan tabel secara
seksama dan jawablah pertanyaan pertanyaan berikut ini :
1. Apakah persamaan umum di antara pulau pulau yang di bandingkan ini ?
Kemungkinan jawaban siswa ( generalisasi ):
1985.
2. Apakah perbedaan yang dapat kamu kemukakan dari tabel itu?
Kemungkinan jawaban siswa ( generalisasi ) :
Luas areal pulau ada yang luas ada yang sempit. Kalimantan adalah pulau yang paling
luas.
Persentase penduduk pun berbeda. Pulau yang paling banyak penduduknya adalah
Jawa.
Tingkat Kepadatan Penduduk pun tidak merata. Jawa adalah pulau terpadat
penduduknya.
3. Kamu telah mengemukakan beberapa perbedaan penting yang terjadi antar pulau.
Dapatkah kamu kemukakan faktor penyebab terjadinya perbedaan itu. Kemungkinan jawaban
siswa ( generalisasi ) :
(ini hanyalah contoh. Sekarang mungkin kondisinya telah berubah terutama tentang
persebaran penduduk).
Guru : Baiklah, kamu semua telah dapat membuat jawaban ( generalisasi ) dengan
baik. Marilah kita tuliskan satu persatu di papan tulis . kita akan melanjutkan pelajaran kita
minggu depan . Namun demikian sekarang mari kita uji dulu tingkat kebenaran dari
generalisasi yang btelah di buat itu . Saya minta kamu semua membuat pernyataan baru
apabila ditemukan adanya informasi baru yang dapat mendukung kebenaran generalisasi atau
memperbaiki generalisasi yang telah kita buat ini .
Data yang ada di dalam tabel ini membantu siswa mengembangkan wawasannya
tentang kependudukan di Indonesia. Secara langsung mereka terlibat dalam pembuatan
informasi baru. Informasi ini pada gilirannya dapat mengantarkan para siswa untuk
melakukan studu lanjutan. Kesempatan menguji generalisasi sering mengakibatkan para
siswa menjadi lebih antusia melakukan pencarian informasi baru yang berkaitan dengan topik
bahasan.
Kecakapan Berpikir Kreatif ( Creatiive Thinking )
Berpikir kreatif lebih mengutamakan pada pendekatan untuk memecahkan masalah
yang membingungkan. Umumnya para penemu adalah orang orang kreatif. Orang yang
menciptakan musik angklung di Jawa Barat adalah orang kreatif. Ia dapat menyusun bambu
yang dapat menimbulkan bunyi sesuai dengan tangga nada. Berpikir kreatif membantu kita
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan. Para ahli percaya bahwa perubahan berjalan
cepat. Oleh karena itu, membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang
dapat menuntun mereka menyesuaikan diri dengan kondisi hidupnya akan sangat berguna
bagi kehidupannya.
KESIMPULAN
Pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas SD dengan judul Upaya Peningkatan Hasil
Belajar IPS SD melalui pendekatan Inkuiri, pada intinya akan membangkitkan motivasi
belajar pada siswa di kelas. Teknik pemilihan metode dapat diibaratkan perangkat peralatan
bagi seorang guru. Alat mana atau kombinasi alat-alat apa yang akan dipilih hendaknya
dipertimbangkan lebih dahulu.
Metode Inkuiri hendaknya dipakai bukan saja sebagai alat bagi pengajar untuk
menyajikan bahan pengajaran, tetapi harus berfungsi sebagai sebagai alat bantu siswa.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Inkuiri akan lebih efektif jika dalam
pembelajarannya menitik beratkan pada efektivitas siswa, bukan hanya guru saja.