Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH

INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR


TOPIK:

PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


IPS SD

PENYUSUN:

DENY KRISTIAN SIPAYUNG


5133121011
DOSEN:

Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd


PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2015BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil
belajar siswa SD pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Rendahnya hasil belajar siswa
dikarenakan siswa kurang melakukan aktivitas bermakna saat pembelajaran berlangsung serta
guru lebih banyak menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Oleh karena itu
penelitian ini merumuskan masalah yaitu apakah penerapan metode inkuiri dapat
meningkatkan aktivitas mata pelajaran IPS SD dan apakah penerapan metode inkuiri dapat
menghasilkan hasil belajar mata pelajaran IPS SD.Tujuan dari hasil penelitian ini adalah
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada SD.
1.2 Rumusan Masalah
Berdarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah penelitian yaitu:
1. Bagaimana penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS pada
siswa SD?
2. Bagaimanakah penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPS
pada siswa SD?

BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS SD
MODEL INKUIRI
A. Pengertian
Inkuiri adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari sesuatu secara kritis,
analitis, argumental ( ilmiah ) dengan menggunakan langkah langkah tertentu menuju suatu
kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data.
Inkuiri dapat dilakukan secara individu, kelompok atau klasikal, serta dapat dengan
catat tanya jawab, diskusi atau kegiatan di dalam maupun di luar kelas.
Untuk lebih jelas gambaran yang menyeluruh tentang inkuiri dapat kita gambarkan
sebagai berikut : bahwa dalam kehidupan sehari hari sering kita dihadapkan kepada sesuatu
hal atau masalah. Dan kita dihadapkan pada:

(1) Mempercayai hal tersebut atau tidak, (2) keharusan mengambil sikap, (3) mengambil
kesimpulan.
Contoh :
Anda akan berjalan menuju ke suatu tempat, tetapi ada berita bahwa jembatan yang menuju
tempat tersebut putus, percayakah Anda akan hal itu? Bagaimana caranya agar bisa percaya
dan yakin akan berita itu? Dan jalan apa yang Anda tempuh ke tempat tujuan tersebut?
Pada contoh di atas, kita akan menemukan orang yang begitu mendengar lalu percaya
tanpa menanyakan lebih jauh. Ada juga orang yang percaya dengan meminta keterangan
lebih jauh, selain itu ada juga yang ragu serta ingin meyakinkannya dengan cara sendiri.
Pengajaran IPS tidak menginginkan melahirkan tipe manusia yang pertama (percaya bagitu
saja), paling tidak dia harus meminta keterangan dan mengolah kebenaran berita tersebut.
Dan lebih ideal lagi dia harus meyakinkannya, sehingga dia menjadi manusia yang kritis dan
memanfaatkan potensinya serta percaya akan diri sendiri.
Gejolak kehidupan masyarakat sungguh cepat berubahnya, maka siswa hendaknya
dibekali senjata hidup yang ampuh ialah kemampuan menangkap sesuatu. Inkuiri antara lain
melatih hal tersebut. Inkuiri adalah teknik pemecahan masalah secara ilmiah.
Inkuiri atau discoveri dengan segala variasinya serta problem solving (pemecahan
masalah), dalam IPS dianggap sebagai cara ilmiah yang paling cocok untuk dipergunakan
sebagai cara kerja (metode) IPS.
Thorstone dalam bukunya Scaling Attitude mengemukakan bahwa hal yang paling
terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkat yakin. Tingkatan
mana dicapai melalui dukungan data, analisis, interpretasi serta pembuktiannya.
Problem solving lebih menitikberatkan kepada terpecahnya sesuatu masalah yang
menurut perkiraan rasio logis, benar atau tepat. Perbedaan lain ialah tingkatan dan cara
kerjanya, dalam inkuiri tingkatannya lebih tinggi serta lebih komplikatif (ruwet). Inkuiri
diterima para ahli IPS sebagai bendera dari IPS, maka mereka sangat menganjurkan cara
kerja ini untuk banyak dipergunakan dalam pelajaran IPS dengan berbagai jenis tingkatan
( dari yang sederhana sampai tingkat yang paling tinggi ). Inkuiri yang paling sederhana
menggunakan tanya jawab klasikal, di mana peran aktif tetap di tangan siswa. Guru hanya
mengarahkan, membina, memancing jawaban dan lain lain. Inkuiri sederhana ini juga bisa
dalam bentuk kegiatan perbuatan secara sederhana.
B. Tujuan / kegunaan inkuiri

1. Mengembangkan sikap, keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta


mengambil keputusan secara objektif dan mandiri.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa. Proses berpikir terdiri dari
serentetan keterampilan - keterampilan (mengumpulkan informasi, membaca data,
dan lain lain ), yang penerapannya memerlukan latihan serta pembiasaan /
pembukuan.
3. Melalui inkuiri, kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi yang benar benar
dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam alternatif.
4. Membina mengembangkan sikap penasaran ( ingin tahu lebih jauh ) dan cara berpikir
objektif mandiri kritis analitis baik secara individual maupun kelompok. Untuk ini
program dan jalannya pelajaran hendaknya :
a) Memberikan kesempatan pengembangan individu dan siswa sentries,
b) Dibina suasana belajar yang bebas dari tekanan, ketakutan atau paksaan.
Beberapa pedoman untuk dikemukakan menciptakan iklim inkuiri ( dalam kelas / kelompok )
agar berhasil dengan baik Jarolimek, ( 1974:199-200 ) :
1. Kelas diarahkan kepada pokok permasalahan yang telah jelas rumusnya, patokan cara
inkuirinya serta arah tujuannya,
2. Agar dipahami bahwa tujuan inkuiri adalah pengembangan kemampuan membuat
pikiran serta proses berpikir. Peranan pertanyaan dan kemampuan mengemukakan
pertanyaan ( teknik bertanya dari guru akan sangat menentukan keberhasilan inkuiri ).
3. Hendaknya diberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengemukakan berbagai
kemungkinan ( alternatif ) dalam bertanya dan menjawab.
4. Bahwa cara menjawab dapat diutarakan dalam berbagai cara sepanjang hal ini
mengenai permasalahan yang sedang di inkuiri.
5. Bahwa pada umumnya inkuiri menggali nilai nilai atau sikap, maka hendaknya
hormatilah sistem nilai dan sikap siswa siswa anda.
6. Guru hendaknya menjaga diri untuk tidak menjawab sendiri pertanyaan pertanyaan
7. Usahakan selalu jawaban bersifat merata dan komparatif.
Mengingat pentingnya peran pertanyaan guru, maka dianjurkan agar pertanyaan tersebut
disiapkan sebelumnya dan meliputi pertanyaan yang bersifat menjajagi, recall, mencari
penjelasan, mengklasifikasikan, pengarahan, melibatkan diri siswa, mencari kesimpulan,
bersifat hipotesis, atau kepastian dan lain lain.
Berikut ini contoh inkuiri yang sederhana. Model dan langkah ini antara lain
diketengahkan oleh W.Bechtal sebagai berikut :
Langkah
a. Membina suasana yang responsif

Kegiatan
Guru : menjelaskan arti dan proses inkuiri.

Dijelaskan bahwa dia akan pertanyaan yang


harus dijawab siswa dengan ya atau
tidak. Memberikan contoh hal tersebut
beberapa hal.
Siswa : memperhatikan penjelasan guru dan
bertanya jika belum jelas / mengerti.
b. Mengemukakan permasalahan yang akan Guru : melemparkan permasalahan melalui
diinkuiri. Catatan : dalam langkah ini harus cerita, film, gambar dan lain lain.
tidak

menjawab

sendiri

pertanyaanya, Kemudian

arahkan agar siswa dapat menjawabnya.

mengajukan

pertanyaan

pertanyaannya ke arah mencari, perumusan


dan memperjelas permasalahan dari gambar
tadi. Tanya jawab berhenti bila masalah telah
terumuskan dan jelas.

c. Pertanyaan pertanyaan siswa

Siswa

Memperhatikan,

menganalisis,

merumuskan dan menjawab.


Siswa : mengajukan pertanyaan yang bersifat
mencari atau mengajukan informasi atau data
tentang masalah tersebut.
Guru : Hanya menjawab ya atau tidak atau
seperlunya mengarahkan pertanyaan pada
permasalahannya.
d. Merumuskan hipotesis

Siswa : Mencoba merumuskan hipotesis


permasalahan tersebut (tentang sebab atau
pemecahan masalah tersebut).
Guru : membantu dan mengarahkan dalam
bentuk pertanyaan pengarahan / pancingan.

e. Menguji hipotesis

Guru : mengajukan pertanyaan yang bersifat


meminta data, pembuktian dan data.
Siswa : menjawab dan memberikan serta
membuktikan data dan kebenarannya.

Langkah di atas akan sempurna bila kemudian diakhiri dengan pengambilan


kesimpulan dan perumusan perumusan. Kegiatan ini di lakukan guru bersama siswa.
Pendekatan dengan inkuiri di atas ialah inkuiri / discoveri terpimpin serta problem solving.
Untuk lebih jelasnya ikutilah langkah langkah dan gambaran problem solving dari J. Dewey
berikut ini :
a.

Langkah langkah problem solving


Merumuskan permasalahan
a.

Kemahiran yang diperlukan


Mengetahui
dan
merumuskan
permasalahan secara jelas

b.

Menelaah permasalahan tersebut

b.

Gunakan pengetahuan untuk memperinci


dan menganalisis masalah tersebut dari
berbagai sudut.

c.

Membuat / merumuskan hipotesis

c.

Kecakapan berimajinasi / menghayati


ruang lingkup, sebab akibat serta alternatif
pemecahan masalah.

d. Menghimpun,

mengelompokkan

sebagai bahan pembuktian hipotesis

data 1. kecakapan mencari dan menyusun data


2. memperagakan data dalam bentuk
bagan, gambar dan lain lain.
1. Kecakapan menelaah dan membahas

e. Pembuktian hipotesis

data
2. kecakapan
atau

menghubung-hubungkan

menghitung

data

terhadap

hipotesis
3. ketrampilan mengambil keputusan
Kesimpulan dari hal hal di atas.
f. Menentukan pilihan pemecahan masalah /
keputusan

1. Kecakapan

membuat

alternatif

pemecahan
2. kecakapan memilih alternatif
3. kecakapan menilai pilihan beserta
perhitungan akibat akibatnya
kelak.

Pada metode Problem Solving, peran guru dan siswa tetap seperti di atas. Namun guru
dapat berbuat lain, tidak hanya sebagai penanya melainkan juga dapat sebagai pemancing dan

pemberi arah dengan memberikan hal hal yang bersifat menuntut jawaban ke arah yang di
harapkan.
Berikut ini contoh inkuiri sederhana / singkat dalam bentuk tanya jawab :
G : dalam rencana pelajarannya ingin mengemukakan masalah kejujuran. Untuk itu akan
digunakan inkuiri singkat dengan memberikan suatu cerita / contoh untuk dipecahkan siswa.
Misalnya tentang menemukan dompet di jalan. Masalah : diapakan ?
G : kalau kalian yang menemukan itu, apa yang kalian kerjakan ?
S : (siswa 1) apakah dalam dompet itu ada isinya ? apa isinya ? ( mencari data )
G : di dalam ada uangnya banyak sekali, ada foto tetapi tidak ada tulisan apa apa. Sekarang
coba kalian pecahkan, mau diapakan dompet ini bila kalian yang menemukan ? ( kembali
merumuskan masalah sambil memberi informasi )!
S2: saya akan tanya dahulu orang sekitar tentang siapa yang baru saja lewat di situ ! ( masih
mencari data )
G : bila sudah kamu temukan keterangan tentang itu, apa langkah kamu selanjutnya ?
S2: maka saya bisa menduga bahwa pemilik itu ialah dia yang fotonya ada di dalam dompet
itu, atau bila dia bukan orang nya maka orang yang ada fotonya itu pasti kenal dengan
pemilik dompet ! ( mulai membuat hipotesis )
G : mengapa kamu tidak menduga bahwa itu milik seorang wanita ?( menguji hipotesis)
S3: sebab wanita tidak biasa membawa dompet melainkan tas tangan.
...dan seterusnya...dan seterusnya...dialog tanya jawab ini bisa dilanjutkan sampai dicapai
suatu kesimpulan yang diperkirakan mendekati kebenarannya atau dicapai kesepakatan
pemecahan dengan menyerahkan kepada polisi dan lain lain.
Pada inkuiri yang lebih tinggi, pencarian data untuk pemecahan masalah itu dapat
dengan jalan : studi kepustakaan, studi di lapangan, atau lainnya. Namun proses pelaksanaan
kegiatan inkuiri tetap dalam inkuiri terbuka atau tanya jawab. Bedanya bila dalam inkuiri
sederhana, data berdasarkanpengetahuan siap atau perkiraan. Dalam inkuiri yang lebih tinggi
data didukung oleh pendapat atau sumber atau kenyataan.
Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri memperkenalkan konsep konsep untuk para siswa secara
induktif. Belajar dengan menggunakan pendekatan induktif yang mencangkup proses berpikir
dari hal hal yang bersifat khusus kepada hal hal yang bersifat umum dimulai dengan

upaya guru memperkenalkan sejumlah contoh konsep yang spesifik. Para siswa mempelajari
contoh contoh itu dan mencoba menyimpulkannya dengan cara membuat pertanyaan atau
kalimat yang sesuai dengan karakteristik konsep tersebut. Misalnya, seorang guru di sekolah
dasar ingin mengajarkan konsep burung . Guru bisa mulai dengan menunjukkan berbagai
gambar burung kepada para siswa. Rangkaian pertanyaan dapat diajukan untuk
mengidentifikasi ciri ciri dari gambar tersebut. Kemudian untuk menyimpulkan pelajaran,
guru dapat membantu para siswa dalam membuat definisi tentang burung. Misalnya dengan
menampilkan gambar burung lainnya untuk membantu siswa dalam mengujin kebenaran
definisi. Dengan demikian, belajar inkuiri dapat dianggap sebagai suatu latihan dalam
memperoleh pengetahuan. Para siswa di beri pertanyaan untuk mengembangkan kesimpulan
berdasarkan pertimbangan bukti bukti yang telah dimilikinya.
Kecakapan Belajar Inkuiri
Pembelajaran inkuiri menerapkan metode ilmiah untuk masalah masalah belajar dan
umumnya digunakan dalam mata pelajaran IPS di sekolah dasar. Filsuf pendidikan Amerika
terkenal, John Dewy , menyarankan langkah langkah pembelajaran inkuiri dalam buku
klasiknya How We Think yang diterbitkan tahun 1910 sebagai berikut :
a) Menggambarkan indikator indikator masalah atau situasi
b) Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan
c) Mengumpulkan bukti bukti yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran
jawaban atau penjelasan
d) Menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti bukti yang terkumpul
e) Merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada
semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada kelas kelas rendah dapat juga
menggunakan pendekatan inkuiri ini melalui pembelajaran pembelajaran yang sederhana,
misalnya siswa mengawali dengan belajar bagaimana belajar dan bekerja dengan
menggunakan peta dan globe.
Di bawah ini adalah contoh pembelajaran inkuiri tentang Peta dan Globe pada
kelas 3 SD.
Tujuan : pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat ( 1 )
mengenal simbol simbol yang ada di dalam peta dan ( 2 ) mengemukakan alasan mengapa
harus menggunakan simbol yang berbeda beda.

Prosedur : bimbinglah siswa melalui langkah langkah berikut :


Tahap I
Guru : Siapa di antara kamu yang pernah melihat danau ? Sungai ? Adakah di antara
kamu yang pernah melihat laut ? Seperti apakah sungai, danau, dan laut itu ?(Siswa
menjawab setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu hingga para siswa menyebutkan
bahwa semua tempat itu berisi air ). Tahukah kamu bahwa lautan lebih luas daripada daratan?
orang yang membuat peta dan globe mempunyai kesulitan karena harus dapat meyakinkan
orang lain wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah mana yang berbentuk lautan.
Tahap 2
Guru : Bagaimana pembuat globe untuk mengatasi kesulitan itu ? Bagaimana
pendapatmu tentang cara menunjukkan lokasi perairan ?
Kemungkinan jawaban siswa :
a) Mungkin siswa menuliskan kata air pada tempat yang ada airnya.
b) Mungkin juga mereka menggambar gelombang pada tempat yang ada air.
c) Mereka mungkin mewarnai bagian / tempat yang ada airnya.
Tahap 3
Guru : Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji pendapat siapa yang
paling cepat. Mari kita lihat bola dunia ini. ( Pegang bola dunia ini ) Coba berikan nama laut
ini ? ( Apabila kamu tidak tahu coba bantu oleh yang lainnya ). Baiklah, mari kita liat Laut
Jawa. Ini ada di peta. Apa warnanya ? ( siswa menjawab: biru ) Mari lihat pulau Samudra
Indonesia. Inilah ada di peta. Apa warnanya ? ( Siswa menjawab : warnanya sama biru ).
Tahap 4
Beri lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah menguasainya. Beri
pula dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa yang telah mereka ketahui.
Guru : berdasarkan informasi yang telah kita ketahui, bagaiman pembuat bola dunia
menggambar lautan agar berbeda dengan simbol lainnya ? ( siswa menjawab : warnanya
biru ) Tahukah kamu mengapa pembuat bola dunia memilih cara membuat simbol laut
dengan warna biru ? Maksud saya, mengapa mereka tidak menuliskan air pada tempat
tempat yang menunjukkan lautan atau menggambarkan gelombang ? ( Para siswa menjawab :
Apabila pembuat bola dunia itu menuliskan kata air maka ia harus menuliskan kata air
berapa kali ?. karena ada wilayah perairan laut sempit sehingga akan sulit menuliskan kata

air untuk menunjukkan suatau sungai. Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin
saja, namun kesulitan untuk sungai.)
Tahap 5
Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu, pada tahap ini pun
dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan dalam situasi lainnya.
Guru : Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan simbol
wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe) ? ( Siswa menjawab : Wilayah perairan
itu digambarkan dengan warna biru ).
Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang dibuat
untuk wilayah perairan laut ? ( Guru dan siswa melihat lihat peta dan bola dunia lainnya ).
Kesimpulannya : Umumnya pada peta dan bola dunia, warna biru digunakan untuk
menunjukkan perairan .
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri di sekolah dasar untuk kelas
yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan analisis terhadap suatu data.
Contoh model inkuiri untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan.
Topik : Penduduk Indonesia
Tujuan : pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat
mengembangkan generalisasi yang menjelaskan hubungan antara luas areal, persentase, dan
Kepadatan Penduduk dengan cara membandingkan data yang terdapat dalam bagan.
Prosedur : anggaplah kita akan memperkenalkan suatu pembelajarn yang
memfokuskan pada kependudukan dan luas areal antarpulau yang ada di Indonesia. Data
yang ada di dalam bagan ini di rancang untuk pembelajaran IPS yakni informasi yang akan di
gunakan oleh siswa untuk mengembangkan generalisasi. Setelah mengkaji data, para siswa di
harapkan dapat menguji tingkat akurasi dari generalisasi yang dubuatnya.
Luas areal, persentase, dan kepadatan penduduk di Indonesia ( 1971, 1980, 1985 )
Kawasan

Persentase

Persentase penduduk
1971
1980
1985

Kepadatan penduduk
1971
1980
1985

Jawa

luas areal
6,89

63,83

61,88

60,88

576

690

755

Sumatera

24,67

17,45

19,00

19,85

44

59

69

Kalimantan

28,11

4,32

4,56

4,71

10

12

14

Sulawesi

9,85

7,15

7,05

7,04

45

55

61

Irian Jaya

21,99

0,84

0,79

0,94

Maluku

0,29

0,92

0,96

0,98

15

19

22

Bali

4,61

1,78

1,67

1,62

381

444

476

Nusa Tenggara
5,55
5,67
5,70
75
96
106
Indonesia
100,0
100
100
100
62
77
85
Bagikan tabel ini kepada siswa atau dapat pula digambarkan pada papan tulis, atau
ditayangkan melalui OHP. Mulailah dengan meminta siswa memperhatikan tabel secara
seksama dan jawablah pertanyaan pertanyaan berikut ini :
1. Apakah persamaan umum di antara pulau pulau yang di bandingkan ini ?
Kemungkinan jawaban siswa ( generalisasi ):

Semua pulau itu berada di wilayah Negara Kesatuan RI


Tingkat Kepadatan penduduk mengalami kenaikan dari tahun 1971 sampai tahun

1985.
2. Apakah perbedaan yang dapat kamu kemukakan dari tabel itu?
Kemungkinan jawaban siswa ( generalisasi ) :

Luas areal pulau ada yang luas ada yang sempit. Kalimantan adalah pulau yang paling

luas.
Persentase penduduk pun berbeda. Pulau yang paling banyak penduduknya adalah

Jawa.
Tingkat Kepadatan Penduduk pun tidak merata. Jawa adalah pulau terpadat

penduduknya.
3. Kamu telah mengemukakan beberapa perbedaan penting yang terjadi antar pulau.
Dapatkah kamu kemukakan faktor penyebab terjadinya perbedaan itu. Kemungkinan jawaban
siswa ( generalisasi ) :

Perbedaan luas areal disebabkan oleh kejadian alam.


Pulau Jawa paling padat penduduknya karena ibu kota negara ada di pulau Jawa.
Jawa pun dikenal sebagai pulau yang indah dan subur tanahnya.

(ini hanyalah contoh. Sekarang mungkin kondisinya telah berubah terutama tentang
persebaran penduduk).
Guru : Baiklah, kamu semua telah dapat membuat jawaban ( generalisasi ) dengan
baik. Marilah kita tuliskan satu persatu di papan tulis . kita akan melanjutkan pelajaran kita
minggu depan . Namun demikian sekarang mari kita uji dulu tingkat kebenaran dari
generalisasi yang btelah di buat itu . Saya minta kamu semua membuat pernyataan baru

apabila ditemukan adanya informasi baru yang dapat mendukung kebenaran generalisasi atau
memperbaiki generalisasi yang telah kita buat ini .
Data yang ada di dalam tabel ini membantu siswa mengembangkan wawasannya
tentang kependudukan di Indonesia. Secara langsung mereka terlibat dalam pembuatan
informasi baru. Informasi ini pada gilirannya dapat mengantarkan para siswa untuk
melakukan studu lanjutan. Kesempatan menguji generalisasi sering mengakibatkan para
siswa menjadi lebih antusia melakukan pencarian informasi baru yang berkaitan dengan topik
bahasan.
Kecakapan Berpikir Kreatif ( Creatiive Thinking )
Berpikir kreatif lebih mengutamakan pada pendekatan untuk memecahkan masalah
yang membingungkan. Umumnya para penemu adalah orang orang kreatif. Orang yang
menciptakan musik angklung di Jawa Barat adalah orang kreatif. Ia dapat menyusun bambu
yang dapat menimbulkan bunyi sesuai dengan tangga nada. Berpikir kreatif membantu kita
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan. Para ahli percaya bahwa perubahan berjalan
cepat. Oleh karena itu, membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang
dapat menuntun mereka menyesuaikan diri dengan kondisi hidupnya akan sangat berguna
bagi kehidupannya.

KESIMPULAN
Pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas SD dengan judul Upaya Peningkatan Hasil
Belajar IPS SD melalui pendekatan Inkuiri, pada intinya akan membangkitkan motivasi
belajar pada siswa di kelas. Teknik pemilihan metode dapat diibaratkan perangkat peralatan
bagi seorang guru. Alat mana atau kombinasi alat-alat apa yang akan dipilih hendaknya
dipertimbangkan lebih dahulu.
Metode Inkuiri hendaknya dipakai bukan saja sebagai alat bagi pengajar untuk
menyajikan bahan pengajaran, tetapi harus berfungsi sebagai sebagai alat bantu siswa.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Inkuiri akan lebih efektif jika dalam
pembelajarannya menitik beratkan pada efektivitas siswa, bukan hanya guru saja.

Anda mungkin juga menyukai