2. Bagaimana proses pembelajaran inkuiri itu dapat diterapkan dalam kelas IPS?
Banks mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri untuk
kelas IPS sebagai berikut.
Pertama, Peran Masalah (Problem Formation Sebelum senang siswa
melakukan peneluan tentang suatu masalah atau isu, terlebih dahulu ia harus
memilik ide yang jelas atau masalah yang akan dipecahkan. Seorang siswa
harus maranakan bingung (mempertanyakan) dulu mengenai fenomena yang
terjadi atau harus mengat adanya masalah. Setelah menyadari adanya masalah
selanjutnya ia pun tertarik untuk melakukan penelitian. Sebelum melakukan
penelitian, siswa sebagai peneliti harus merumuskan masalah Hal ini sesuai
dengan syarat suatu masalah yang harus lengkap tepat dan dapat ditelini.
Sebuah rumusan masalah, seperti “Apakah sikap anak-anak?” merupakan
contoh masalah yang tidak memenuhi kriteria di atas. Rumusan ini tidak
lengkap, tidak tepat bahkan tidak dapat diteliti. Peneliti yang berusaha mencari
jawabannya mungkin. Tidak mengetahui apakah akan meneliti sikap anak-
anak di kota Bandung, Jakarta ataukah Surabaya. Selain itu tidak jelas pula
sikap apakah yang akan diteliti dari anak- anak itu. Kita menyadari bahwa
sikap anak itu beraneka ragam. Sikap anak itu bisa meliputi sikap terhadap
sekolah, guru-guru, orang tua, mainan, makanan, dan terhadap orang atau
benda lainnya yang ada di lingkungan masyarakat.
Ketujuh, Memulai Inkuiri Lagi. Apabila peneliti telah menemukan bahwa data
itu mendukung hipotesisnya maka dukungan terhadap teori kecemburuan
dalam persaingan ekonomi akan semakin meningkat. Akan tetapi, para
ilmuwan pun tidak akan tinggal diam. Ia akan terus melanjutkan proses
penelitiannya apakah dalil-dalil teori itu diterima atau ditolak. Oleh karena
perilaku manusia begitu kompleks, hampir semua teori yang ada dalam
berbagai disiplin ilmu sosial mempunyai banyak dalil yang hanya dibuktikan
secara sepihak (partial).
Latihan halaman11.18
3. Dapatkah Anda membuat suatu pertanyaan atau masalah yang menunjukkan sikap
kritis?
Contoh pertanyaan atau masalah yang menunjukkan sikap kritis yaitu,
➢ Adakah cara yang mudah bagi saya untuk bisa memahami pelajaran
ini?
➢ Apa yang harus saya lakukan agar bisa konsentrasi dalam proses
belajar ini?
➢ Adakah cara yang efisien agar saya bisa mengejar ketertinggalan saya?
➢ Bagaimana jika caranya diubah seperti ini?
➢ Akankah degan belajar saya bisa meraih cita-cita saya?
➢ Apa harapan terbesar guru pada muridnya?
Latihan halaman 11.25
1. Apa dan bagaimana pembelajaran model “ problem solving “ ?
“ Problem solving” ( pemecahan masalah) yaitu model desain pembelajaran
secara khusus memfokuskan pada pelatihan kemampuan dalam memecahkan
masalah.
Enam langkah model pembelajaran “problem solving”.
• Pertama. Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah, Sejalan dengan
fungsi peran guru sebagai fasilitator-memberi kemudahan-kepada
siswa, maka dalam proses bimbingan terkadang guru lebih banyak
mendengarkan berbagai keluhan, ungkapan kesulitan dan masalali.
Pada kasus seperti ini, guru dapat mengarahkan dan memandu siswa
menggunakan keterampilan memecahkan masalah. Langkah pertama
bagi guru adalah secara bersama-sama berusaha menyediakan waktu
untuk mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah. Untuk ini, siswa
diminta mendeskripsikan/ menguraikan masalahnya, berbagi rasa,
mengkaji berbagai prilaku yang pernah dilakukan dan akan lebih baik
apabila pada akhimya siswa sendiri yang merumuskan masalah.
• Kedua. Mencari alternatif solusi. Ketika masalah dirumuskan secara
jelas, guni dapat meminta siswa untuk berpikir tentang solusi apakah
yang dapat diambil. Tugas guru adalah sebagai fasilitator, bukan
sebagai pemecah masalah sehingga tidak perlu gura memberikan
memecahkan masalah yang telah dirumuskan oleh siswa. Apabila
siswa telah dapat merumuskan masalah secara benar maka
kemungkinan besar in dapat memberikan alternatif pemecahannya.
Potensi inilah yang perlu didorong oleh pun guru agar siswa berani
mengemukakan pendapatnya. Guru sebagai fasilitator hanya berperan
dalam menggunakan keterampilan mendengarkan secara aktif.
• Ketiga. Menguji alternatif soli. Bantulah siswa menguji manfaat dan
kegunaan dari setiap alternatif solusi dalam hal kecakapan
melaksanakannya dan akibat akibat yang mungkin.
• Keempat. Memilih solul. Bantulah siswa untuk memilih solusi yang
dirasakan leh mereka menyenangkan (cocok) dan yang akan
menimbulkan potensi hasil yang positif dan menguntungkan Contoh,
apabila Anda sedang mencoba memecahkan asalah konflik antara
Anda sendiri dengan orang lain maka Anda berdua harus sampai a
puas dan lega dengan solusi yang diputuskan dan tidak lagi menaruh
benci/ dendam Selaku guru, Anda tetap dituntut secara aktif
mendengarkan dan tidak secara ang memberi solusi Gunakan
pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali Apabila ada sedang
memecahkan konflik/perselisihan bersama.
• Kelima. Bertindak sesuai dengan pilihan solusi. Ambillah kesepakatan
untuk hal yang akan dilakukan. Janganlah sekali-kali mengambil suatu
komitmen marga untuk melaksanakannya .
• Keenam. Tindak lanjut (Follow- up). Selain fasilitator, tugas dan peran
guru juga memberikan dukungan/harapan (support) dalam siswa
melakukan perbuatan solusi.
2. Apa dan bagaimana model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran penemuan?
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu
terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
process of assimilating concepts and principles in the mind.
Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (stimulation).
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement).
3) Pengumpulan data (data collection).
4) Pengolahan data (data processing).
5) Pembuktian (verification).
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).