Anda di halaman 1dari 13

Subunit 1 Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPS

enurut pandangan konstruktivisme, dalam proses pembelajaran guru harus memfasilitasi peserta didik untuk membangun sendiri konsep-konsep baru berdasar konsep lama yang telah dimiliki. Pembangunan konsep baru itu tidak terjadi di ruang hampa, melainkan dalam konteks sosial, di mana mereka dapat berinteraksi dengan orang lain untuk merestrukturisasi ide-idenya. Dengan demikian konsep lama yang sudah sesuai dengan konsep ilmiah sangat penting artinya bagi penanaman konsep-konsep baru yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Inkuiri-dicavery-problem solving adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. Selanjutnya Sund menyatakan bahwa discovery adalah proses mental di mana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut, misalnya, mengamati, mengklasifikasi, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Sedangkan inkuiri dibentuk meliputi discovery, dengan perkataan lain inkuiri adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan mengalisis data, dan menarik kesimpulan. Pendekatan inkuiri (inquiry), sebenarnya sudah dikenal sejak lama, dan sudah digunakan dalam proses pembelajaran. Hanya penggunaannya relatif masih jarang, dan bahkan sering diabaikan. Pada umumnya guru-guru IPS lebih banyak menggunakan metode yang bersifat instructor centered, dimana guru sebagai penentu utama jalannya proses pembelajaran, sedangkan siswa sebagai pihak penerima belaka. Menurut Syah (Nursid Sumaatmadja.2003), penguasaan guru tentang metode mengajar masih dibawah standar. Kenyataan ini diperkuat oleh penelitian Balitbang Depdikbud yang menyatakan bahwa kemampuan membaca siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah, salah satu penyebabnya adalah kegagalan dalam proses belajar.

M
6 - 4 Unit 6

Bagaimana perasaan Anda sebagai guru SD seandainya hal itu sampai sekarang masih berjalan? Apakah tidak tergugah untuk melakukan perbaikian kualitas proses pembelajaran? Pengajaran IPS yang bermaterikan masalah-masalah sosial, memerlukan penerapan/penggunaan pendekatan/metode yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memenuhi tuntutan tersebut adalah inkuiri, yaitu suatu pendekatan yang bersifat student centered. Hal yang terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkatan yakin (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan dicapai tingkat pencarian alternative pemecacahan masalah tersebut. Dengan inkuiri siswa akan dilibatkan melakukan penyelidikan terhadap faktor-faktor yang belum pernah dilakukan, dan ini akan memberi motivasi yang tinggi. Pada inkuiri, proses adalah merupakan produk dari belajar, dan di dalam proses

tersebut kurang diperhatikan terhadap kebenaran jawaban, sebab kesimpulan yang mereka buat adalah kesimpulan tentatif dalam arti dengan data yang digunakan pada saat itu. Pendekatan inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya dan menarik kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak lagi bersifat dan bersikap pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Melakukan inkuiri berarti melibatkan diri dalam tanya jawab, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Oleh karena itu strategi inkuiri dalam proses pembelajaran, adalah strategi yang melibatkan siswa dalam tanya jawab, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Dalam pelaksanaan siswa bertanggungjawab untuk memberi ide atau pemikiran dan pertanyaan untuk eksplorasi, mengajukan hipotesis untuk diuji, mengumpulkan dan mengorganisasi data yang dipakai untuk menguji hipotesa, dan sampai pada pengambilan kesimpulan yang masih tentatif. Berdasar kadar inkuirinya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: free inqury Siswa memiliki kebebasan penuh dalam menetapkan tujuan, isi, dan cara belajar. Fungsi guru hanya mengawasi pelaksanaannya modified free inquiry Pengembangan Pendidikan IPS SD 6 - 5 Siswa tidak lagi bebas sepenuhnya, karena dalam beberapa hal siswa mendapatkan pengarahan dan pengawasan guru guided inquiry Kebebasan siswa semakin berkurang, dengan kata lain peran guru semakin besar

A. Peranan Guru dalam Pendekatan Inkuiri


Pada prinsipnya inkuiri adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka peranan guru adalah sebagai pembimbing, stimulator, dan fasilitator. Guru harus membimbing dan membantu siswa untuk mengidentifikasi pertanyaan, dan masalah- masalah, membantu siswa dalam menemukan sumber informasi yang tepat, dan membimbing siswa melakukan penyelidikan. Guru menciptakan suasana yang menjamin kebebasan untuk melakukan eksplorasi, mendorong siswa untuk berani memecahkan buah pikirannya sendiri dengan berbagai cara. Dalam hal ini guru dapat menempuh cara-cara: bersikap terbuka dalam menerima pendapat, bersedia menerima, memeriksa/menimbang semua usaha yang diajukan siswa, dengan ringan hati memberikan kunci-kunci pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada siswa untuk berbuat kreatif dan mandiri, mendorong siswa untuk berani bertukar pendapat, menganalisis pendapat dar tafsiran yang berbeda-beda. Di dalam pembelajaran inkuiri guru berperan sebagai fasilitator: 1. menyiapkan tugas, masalah/problem yang akan dipecahkan oleh siswa 2. memberikan klarifikasi-klarifikasi 3. menyiapkan setting kelas 4. menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan 5. memberikan kesempatan pelaksanaan 6. sebagi sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa 7. membantu siswa agar dapat secara mandiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya.

Guru sebagai stimulator, berusaha menstimulir siswanya untuk berpikir aktif, dengan cara mengajukan pertanyaan, meminta siswa untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ke dalam berbagai situasi, mendorong siswa untuk mengolah data dan informasi. Selain itu guru juga harus menghadapkan siswa pada masalah, kontradiksi, implikasi, asumsi tentang nilai dan pertentangan nilai. Kemudian guru mengklarifikasi respon siswa dan menyarankan alternatif penafsiran terhadap data.
6 - 6 Unit 6

Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi membantu siswa menemukan dan mengklasifikasi jawaban yang tepat. Oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan bertanya sehingga dapat meningkatkan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Menurut Kosasi (1978:46), untuk melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, guru dituntut memiliki ciri-ciri guru inkuiri antara lain: a. memiliki kemampuan sebagai perencana (planer), baik rencana program pengajaran, pelaksanaan, maupun evaluasi. b. memiliki kemampuan untuk melaksanakan rencana tersebut dengan sebaik-baiknya menurut keputusan proses pembelajaran serta tujuan instruksionalnya. c. memiliki kemampuan sebagai penanya yang baik d. guru mempunyai kemampuan sebagai manajer e. memiliki kemampuan sebagai pemberi hadiah, dapat berupa pujian sebagai cara untuk memotivasi belajar f. memiliki kemampuan sebagai penguji kebenaran dari pada suatu sistem nilai.

B. Peranan Siswa dalam Pembelajaran Inkuiri di SD


Dalam inkuiri siswa sebagai pengambil inisiatif atau prakarsa dalam menentukan sesuatu. Siswa aktif menggunakan cara belajar mereka sendiri, dengan demikian mereka diharapkan mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan, merespon masalah, dan berpikir untuk memecahkan masalah atau menemukan jawabannya melalui penyelidikan. Siswa bebas melakukan eksplorasi dan diberi kesempatan untuk melakukan pemilihan alternatif pemecahannya. Oleh karena proses penemuan itu dialami oleh siswa sendiri maka diharapkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat dewasa ini, siswa dalam mendekati masalah atau situasi baru dengan berpikir secara ilmiah pula. Dengan melalui inkuiri, siswa akan belajar bagaimana belajar. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dapat dikondisikan aktif belajar, ikut menentukan tujuan, isi, dan cara belajar, misalnya siswa aktif mencari dan menemukan informasi, berdiskusi, dan memecahkan masalah. Bahan pelajaran lebih banyak bersifat pemikiran dan penerapan prinsip dan generalisasi agar dapat mengembangkan dinamika dan kreativitas siswa. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Pengembangan Pendidikan IPS SD 6 - 7 Ditinjau dari segi siswa, dengan inkuiri terjadi proses mental yang tinggi, sebab dengan aktivitas ini siswa mengasimilasi konsep dan prinsip, melakukan self learning activities, dan melatih tanggung jawab sendiri (B. Suryobroto. 1986 :44). Dengan demikian pendekatan inkuiri sebenarnya sangat bermanfaat bagi siswa. Manfaat tersebut (Mukminan. 2000 :68), antara lain: 1. mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan serta mengambil keputusan secara obyektif dan mandiri,

2. mengembangkan kemampuan berpikir siswa atau meningkatkan potensi intelektualnya, 3. membina pengembangan sikap penasaran (rasa ingin tahu) dan cara berpikir obyektif, mandiri, kritis, logis, dan analitis baik secara individu maupun kelompok, dan 4. meningkatkan kemampuan untuk melacak kembali (heuristik) dari discovery, di mana discovery akan merupakan cara berpikir dan cara hidup dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan sehari-hari.

C. Pemanfaatan Sumber Belajar


Seperti halnya metode yang lain, inkuiri juga membutuhkan sumber belajar. Masalahnya bukan sumber belajarnya apa, melainkan bagaimana sumber belajar tersebut dapat dimanfaatkan/digunakan dalam proses pembelajaran. Inkuiri memerlukan data untuk membuat penafsiran, sumber pengajaran tersebut digunakan untuk membuka tabir pertanyaan yang berupa hipotesis. Sebenarnya banyak sekali sumber belajar yang luput dari pengamatan kita atau kita mengetahui sumber-sumber belajar tersebut akan tetapi tidak termanfatkan. Hal ini disebabkan karena sumber-sumber belajar tersebut tidak terjangkau oleh kemampuan guru, sebagian lagi disebabkan karena guru tidak mempunyai pengetahuan atau keterampilan teknis untuk memanfaatkansumber belajar tersebut. Sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran inkuiri adalah : 1. Gambar. Sangat bermanfaat untuk membantu siswa untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau informasi, misalnya gambar binatang, alat transportasi, peristiwa-peristiwa penting, dan bermacammacam bentuk pakaian. 2. Model. Anda dapat memanfaatkan boneka dari berbagai suku bangsa dengan pakaian adatnya masing-masing. Boneka yang berpasangan
6 - 8 Unit 6

tersebut sangat efektif untuk menjelaskan betapa kayanya ragam budaya kita. Selain itu dapat juga digunakan model alat transportasi tradisional, misalnya delman, sepeda, gerobag. 3. Peta dinding. Dapat digunakan untuk menggali informasi tentang konsep ruang, konsep jarak, perbedaan ketinggian, pola hidup masyarakat dari berbagai daerah yang berbeda. 4. Barang-barang bekas. Dapat digunakan untuk menggali informasi tentang pencemaran, pemanfaatan bahan bekas untuk mencukupi kebutuhan hidup. 5. Slide dan film. Dapat dimanfaatkan untuk menggali informasi tentang suatu peristiwa, permukaan bumi, masalah-masalah sosial, peninggalan kuno, perkembangan suatu wilayah/kota. 6. Bahan cetak (buku-buku teks, dukumen, arsip). Buku teks masih tetap digunakan, mengingat luasnya persoalan yang berkembang selama kegiatan inkuiri Untuk memanfaatkan sumber belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Guru harus menyadari akan pentingnya sumber belajar. Guru harus mengupayakan agar para siswa dapat belajar efektif dan menyenangkan. Siswa dalam kegiatan belajar tidak hanya mendengarkan tetapi telribat secara fisik, mental maupun emosionalnya. Oleh karena itu diharapkan hasil belajarnya akan bermanfaat dan bermakna untuk diterapkan/digunakan dalam situasi yang berbeda. Sebagai guru harus kreatif dan selalu mengikuti perkembangan. Guru harus secara terus

menerus memberi rangsangan kepada siswa untuk selalu mencari informasi, memecahkan masalah-masalah yang cukup menantang, akan tetapi yang oleh mereka dapat dicapai. 2. Guru harus mengetahui tempat-tempat dan letak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan bagaimana prosedur memperolehnya. Untuk sumber belajar yang ada di dalam sekolah, prosedur pemakaian dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Sumber belajar di luar sekolah diperlukan cara-cara dan prosedur sesuai dengan lembaga atau instansi tempat sumber belajar berada. Sumber belajar yang bersifat alamiah tidak memerlukan persyaratan khusus. Meskipun demikian unsur-unsur keselamatan dan efisiensi penggunaan sumber belajar patut diperhitungkan. Pengembangan Pendidikan IPS SD 6 - 9 3. Guru harus memiliki keterampilan untuk mengoperasikan sumber belajar. Guru sebaiknya berlatih membaca informasi atau petunjuk-petunjuk pengoperasian sehingga tidak tergantung pada orang lain. Sumber belajar sangat bermanfaat dalam pembelajaran, jika si pemakai dapat menggunakannya secara tepat. Adapun manfaat sumber belajar antara lain: 1. Dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep. 2. Dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar. 3. Memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan lebih baik. 4. Mendorong penerapan pendekatan pembelajaran secara aktif. 5. Memungkinkan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan. 6. Adanya kerja sama antar guru dapat menumbuhkan kebersamaan, selanjutnya dapat meningkatkan semangat kerja guru. 7. Memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan pengayaan, sebaliknya bagi anak yang lambat dimungkinkan menggunakan sumber belajar untuk memperbaiki hasil belajarnya.

D. Bilamanakah Metode/Pendekatan Inkuiri Digunakan?


Meskipun inkuiri dipandang sebagai pendekatan pembelajaran yang efektif dalam pengajaran IPS, tetapi penggunaannya hendaknya disesuaikan dengan sifat dan tujuan yang hendak dicapai. Artinya tidak semua pengajaran IPS harus di inkuirikan. Pendekatan inkuiri akan efektif jika pengajaran itu bertujuan mengembangkan kognitif, sebaliknya pendekatan ini kurang cocok jika pengajaran itu bermaksud menyampaikan informasi. Pengertian kognitif yang dibangun melalui pendekatan inkuiri akan tertanam secara mantap dalam pikiran dan proses pencapaiannya itu sendiri akan meninggalkan kesan yang amat berharga bagi pelakunya. Dengan latihan yang secara teratur, diharapkan pengalaman itu akan menjadi keterampilan yang selanjutnya akan menimbulkan sikap percaya pada diri sendiri setiap kali menghadapi kenyataan atau masalah yang sulit. Nilai instrinsik penggunaaan pendekatan inkuiri adalah orang menjadi tabah, dalam menghadapi suatu masalah, karena ia tahu mencari jalan keluar dengan cara yang sudah biasa ia lakukan. Setiap kali ia menghadapi situasi yang sulit ia akan segera berusaha meneliti, menganalisis data yang bersangkutan dan kemudian menyusun cara mengatasi /memecahkan masalah.
6 - 10 Unit 6

Namun demikian jangan menganggap bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri pasti bermakna bagi siswa. Sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah hasilnya tidak maksimal

dan tidak bermakna bagi siswa. Harus diingat bahwa masing-masing materi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Agar pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat bermakna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain. 1. Memerlukan kondisi kelas yang khusus, misalnya guru percaya bahwa siswa-siswanya dapat belajar dan bertindak berdasar kepercayaan pada diri sendiri, suasana bebas artinya siswa dapat berkiprah dengan masalah yang dihadapi, serta dapat menentukan sikap dan pendapatnya sendiri walaupun mungkin salah menurut gurunya. 2. Memerlukan motivasi tinggi. Siswa memerlukan tantangan yang memerlukan pemikiran, menimbulkan keinginan untuk tahu, perlu diadakan study trip untuk memperoleh informasi dan pengalaman. Selain itu harus disediakan bacaan yang menarik, serta sumber yang cukup luas yang mewakili berbagai pandangan dan pendapat. 3. Pendekatan inkuiri tidak berdiri sendiri, tetapi keberhasilan pelaksanaannya dibantu oleh metode lain, misalnya role playing, simulasi, dan studi kasus.

E. Penerapan Metode Inkuiri


Menurut Bruce Joyce dan Marssha Weil (Sunaryo.1989:99-100), ada 5 tahap pelaksanaan inkuiri yang berangkat dari fakta sampai terjadinya suatu teori. Tahap pertama, guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inkuiri kepada siswa. Guru harus menjelaskan tentang tujuan dan proses pelaksanaan inkuiri dengan yes and no questions Artinya pertanyaan hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya hanya ya dan tidak. Maksudnya adalah agar siswa berpikir lebih teliti, dengan demikian menghindarkan siswa dari beban pemikiran, karena adanya pertanyaanpertanyaan yang terbuka (open-ended) dari guru. Pelaksanaan inkuiri dapat dimulai dengan masalah, ide, atau pikiran yang sederhana, utamanya adalah siswa mendapat pengalaman proses berpikir secara inkuiri. Tahap kedua, adalah verifikasi, yaitu siswa mengumpulkan data atau informasi tentang peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab ya atau tidak. Pengembangan Pendidikan IPS SD 6 - 11 Tahap ketiga, adalah melakukan eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Eksperimen mempunyai dua fungsi yaitu eksplorasi dan menguji langsung. Eksplorasi adalah merubah sesuatu untuk melihatapa yang akan terjadi dan tidak perlu bimbingan teori atau hipotesis. Sedangkan menguji langsung, terjadi bila siswa melakukan uji coba teori atau hipotesis. Proses merubah hipotesis kedalam eksperimentasi itu tidak mudah dan perlu latihan atau praktik. Selanjutnya guru harus memperdalam proses inkuiri siswa dengan memperluas jenis-jenis informasi yang diperoleh. Dalam proses verifikasi siswa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang: benda (objects), sifat (properties), kondisi (conditions), dan peristiwa (events). Pertanyaan tentang benda, dimaksudkan untuk menentukan sifat alami atau identitas benda. Contoh: Apakah kepadatan penduduk di kota itu karena urbanisasi? Pertanyaan tentang sifat berusaha untuk memverifikasi perilaku sesuatu benda di bawah suatu kondisi tertentu sebagai suatu cara menambah informasi baru untuk membantu menyusun teori.

Contoh: Apakah banyak sedikitnya barang akan menentukan harga? Pertanyaan tentang kondisi berhubungan dengan keadaan benda atau sistem yang ada pada saat itu. Contoh: Apakah pembuangan limbah industri dapat menyebabkan pencemaran air di lingkungan sekitar? Pertanyaan tentang peristiwa dimaksudkan untuk memverifikasi kejadian atau keadaan dari suatu peristiwa. Contoh: Apakah kemajuan teknologi mengakibatkan peningkatan kesejahteraan bagi manusia? Tahap keempat, guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya Tahap kelima, siswa diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini siswa boleh mengevaluasi tentang pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif atau tidak, mungkin ada informasi penting tetapi siswa tidak tahu cara memperolehnya sehingga data/ informasi tersebut tidak ditemukan. Analisis dari siswa ini penting karena menjadi dasar pelakasanaan inkuiri berikutnya, artinya guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang telah dilakukan.
6 - 12 Unit 6

Berikut ini secara garis besar dapat dilihat sistematika model inkuiri 1. Tahap satu : - menghadapkan pada permasalahan - menjelaskan prosedur inkuiri - menyampaikan permasalahan yang kontradiksi 2. Tahap kedua : - pengumpulan data dan verifikasi - memverifikasi benda, keadaan, sifat, dan peristiwa 3. Tahap ketiga : - pengumpulan data eksperimentasi - mengisolasi variable yang relevan - menyusun dan menguji hipotesis - hubungan sebab akibat 4. Tahap keempat : - mengorganisir, formulasi, dan penjelasan - menyusun deskripsi atau penjelasan 5. Tahap kelima : - Analisis proses inkuiri - Analisis strategi inkuiri dan mengembangkan proses inkuiri agar lebih efektif

Latihan
1. Istilah inquiry-discovery-problem solving, sebenarnya mempunyai arti yang sejiwa. Apa maksud dari pernyataan tersebut? Cobalah Anda jelaskan! 2. Kegiatan apakah yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri? Jelaskanlah! 3. Sumber belajar merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Mengapa demikian? Cobalah Anda jelaskan! 4. Bilamanakah pendekatan inkuiri dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS di SD? Jelaskankanlah! 5. Cobalah Anda jelaskan tahap-tahap inkuiri menurut Bruce Joyce dan Marssha Weil!

Rambu-rambu Jawaban
1. Inkuiri-dicavery-problem solving, adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, artinya ketiganya menunjukkan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan.

Lebih jelasnya baca pendapat Sund pada bacaan unit 6. Pengembangan Pendidikan IPS SD 6 - 13 2. Kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, yaitu mencari sesuatu sampai tingkatan yakin (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Lebih jelasnya baca peran siswa dalam pembelajaran inkuiri dalam unit 6.1 di atas. 3. Sumber belajar merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Karena: a. dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep b. dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar c. memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran dengan lebih baik d. mendorong penerapan pendekatan pembelajaran secara aktif e. memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan pengayaan, sebaliknya bagi anak yang lambat dimungkinkan menggunakan sumber belajar untuk memperbaiki hasil belajarnya. 4. Pendekatan inkuiri dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS di SD. penggunaannya hendaknya disesuaikan dengan sifat dan tujuan yang hendak dicapai. Artinya tidak semua pengajaran IPS harus di inkuirikan. Bahan /materi IPS, masing-masing mempunyai karakteristik sehingga tidak semua materi dapat di inkuirikan. Maka Anda sebagai guru harus terampil memilih bahan yang cocok untuk diinkuirikan. Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca pada pembahasan tentang bilamana inkuiri harus dilaksanakan. 5. Tahap-tahap atau langkah-langkah kegiatan inkuiri menurut Bruce Joyce dan Marssha Weil, antara laian : Tahap satu : - menghadapkan pada permasalahan Tahap kedua : - pengumpulan data dan verifikasi Tahap ketiga : - Pengumpulan data eksperimentasi Tahap keempat : - mengorganisir, formulasi, dan penjelasan Tahap kelima : - analisis proses inkuiri Penjelasan lebih lanjut baca tentang tahap-tahap pelaksanaan inkuiri pada sub unit 6.1.
6 - 14 Unit 6

Rangkuman
1. Inkuiri-dicavery-problem solving, adalah istilah-istilah yang sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan. 2. Hal yang terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai tingkatan yakin (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta, analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan dicarai tingkat pencarian alternatif pemecacahan masalah tersebut. 3. Peran guru dalam inkuiri sebagai pembimbing, fasilitator, simulator, dan motivator. Misalnya guru mempersiapkan tugas, seting kelas, memberikan informasi jika diperlukan, dan membantu siswa untuk menyusun suatu kesimpulan, guru juga harus memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menjadi penguji kebenaran. 4. Peran siswa sebagai pengambil inisiatif, bebas melakukan eksplorasi dan menentukan cara menemukan jawabannya sendiri.

5. Inkuiri sangat bermanfaat bagi siswa, yaitu dapat mengembangkan keterampilannya dalam memecahkan masalah, meningkatkan potensi intelektualnya, menimbulkan rasa ingin tahu dan selalu ingin melacak sesuatu sampai menemukannya 6. Sumber belajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Namun apabila guru tidak mampu dan mau memanfaatkannya akan menjadi sia-sia. Untuk itu guru harus menyadari pentingnya sumber belajar dengan cara mencari sumbersumber, kemudian dapat memanfaatkannya dan terampil mengoperasikannya.
http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Pengembangan%20Pe ndidikan%20IPS%20SD/BAC/Pengembangan_Pendidikan_IPS_SD_UNIT_6.pdf

Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Teaching) --- Artikel Pendidikan KONSEP PEMBELAJARAN INKUIRI (INQUIRY)

a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri


Metode inkuiri adalah cara untuk menyampaikan sesuatu agar tercapai tujuan, cara melaksanakan, cara menyelidiki, taktik, siasat (Poerwadarminto, 1976). Metode Inkuiri adalah menanyakan, meminta keterangan atau menyelidiki, penyelidikan (Soedanyo, 1990).Metode Inkuiri dalam bahasa Inggris Inquiri, berarti pertanyaan,pemeriksaan, atau penyelidikan (Gulo, 2002). Metode inkuiri adalah suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya. (Suchman ,1996). Metode inkuiri adalah strategi mengajar yang memungkinkan para siswa mendapatkan jawabannya sendiri. (Jones, 1997). Metode inkuiri adalah suatu metode yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip (Widja, 1985). Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (Sumantri,1998). Metode inkuiri adalah merupakan proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problema secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian. (Nasution 1992 : 128). Metode inkuiri merupakan perluasan metode discovery yang artinya suatu proses mental yang lebih tinggi tingkatannya misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan membuat kesimpulan (Sri Anitah , 2001:4).

Berdasarkan beberapa pengertian yang tersebut di atas metode inkuiri adalah suatu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk bertanya, memeriksa, atau menyelidiki sesuatu. yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri.

b.Tingkatan inkuiri
Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas keterlibatan siswa, yaitu: 1) Inkuiri tingkat pertama Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri dengan masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini, tergolong kategori inkuiri terbimbing (guided Inquiry) menurut kriteria Bonnstetter (2000), sedangkan Marten Hansen (2002), Oliver - Hoyo, et al (2004) dan Orlich , et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan (discovery learning) karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya. Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan keluaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Orlich, et al (1998) menyatakan ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu: a) Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi. b) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai. c) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas. d) Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas. f ) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran. g). Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa. h).Guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.

2) Inkuiri Bebas Inkuiri tingkat kedua dan ketiga Callahan et al , dan Bonnstetter mengkategorikan sebagai inkuiri bebas (unguided Inquiry). Menurut Orlich, et al inkuiri bebas merupkan kegiatan siswa yang difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi,

menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah: a) Siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk membuat inferensi. b) Sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai c) Guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisiasi. d) Dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa bimbingan guru e) Ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium f) Kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui interaksi dengan siswa lain g) Guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa. h) Guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas.

c.Tujuan Pembelajaran Inkuiri


Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan ( nutrunant effect ) sebagai berikut: 1) Memperoleh keterampilan untuk memproses secara Ilmiah ( mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data,mengidentifikasikan variabel, merumuskan, danmenguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan ). 2) Lebih berkembangnya daya kreativitas anak. 3) Belajar secara mandiri. 4) Lebih memahami hal-hal yang mendua. 5) Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo, 2002:101) d. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Inkuiri 1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru

secaraverbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. 2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri {self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. 3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran penting yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

e.Peranan Pembelajaran Inkuiri


Pelaksanaan penggunaan metode pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para siswaantara lain sebagai berikut: 1). Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa. 2).Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan- penemuan yangdiperolehnya. 3).Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa. 4).Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya. 5).Tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar f.Sasaran Pembelajaran Inkuiri Sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran pada metode pembelajaran inkuiri, adalah: 1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional. 2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.

3) Mengembangkan sikap percaya padadiri sendiri ( self-belief ) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalamproses pembelajaran inkuiri.

g. Syarat Kegiatan Pembelajaran Inkuiri


kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, antara lain: 1) Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi; Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di dalam kelas, di mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. 2) Berfokus pada hipotesis; Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak tetpi kebenarannya selalu bersifat sementara. 3) Penggunaan fakta sebagai evidensi; Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya. http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching.html

Anda mungkin juga menyukai