Anda di halaman 1dari 8

Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing
kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 18 Desember 2021 / dikunjungi: 18.62rb kali

Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Kata inkuiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry” berarti pertanyaan, pemeriksaan, penemuan
atau penyelidikan. Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2010).
Pembelajaran inquiry dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses
ilmiah ke dalam waktu yang realtif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil
(1992) dalam Trianto (2014), menunjukkan bahwa latihan inquiry data meningkatkan
pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam
memperoleh dan menganalisis informasi.

Menurut Piaget bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang
mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan
siswa lain. Menurut Putra (2013) ada 3 jenis model pembelajaran inkuiri yaitu inkuiri
terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas termodifikasi. Menurut Trianto (2014) model
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang didalamnya guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal atau petunjuk-
petunjuk yang dapat mengarahkan siswa ke dalam suatu diskusi untuk menemukan
pemecahan masalah. Dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya
dari seorang guru. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat membimbing. Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan
penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya
penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan. Pada tahap permulaan diberikan lebih
banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi.

Menurut Jacobsen, dkk dalam Sofiani (2011) inkuiri terbimbing (guided inkuiri) merupakan
salah satu model pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan
hubungan antar konsep. Ketika menggunakan model pembelajaran ini, guru menyajikan
contoh-contoh pada siswa, memandu siswa saat berusaha menemukan pola-pola dalam
contoh-contoh tersebut, dan memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu
mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru. Menurut Mulyasa dalam Susanti (2014)
model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelejaran inkuiri dengan bimbingan dari
guru, yakni suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat
pencarian secara kritis, analitis, dan argumentatif secara ilmiah dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Guru memberikan bimbingan atau
petunjuk yang jelas kepada siswa. Langkah-langkah yang dimaksud adalah orientasi,
perumusan masalah, perumusan hipotesis, dan menarik kesimpulan jawaban.

Menurut Kindsvatter dalam Suparno (2007), Inkuiri yang terarah adalah inquiry yang banyak
dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat
prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inquiry.
Bahkan guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas
mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan siswa disuruh
memecahkan persoalan itu dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Siswa
dalam menyelesaikan persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan
guru. Campur tangan guru misalnya dalam pengumpulan data, guru sudah memberikan
beberapa data dan tinggal melengkapinya. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela
sela proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan model terarah
seperti ini, kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru.

Putra (2013), mengemukakan bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-


pertanyaan dan diskusi multiarah yang mengiring siswa agar bisa memahami konsep
pelajaran. Selain itu bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang
terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar, guru harus memantau kelompok diskusi
siswa, sehingga guru sanggup memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Anshory (2010), yaitu:

1. Mengamati dan Generalisasi. Pertanyaan Pada tahap pertama, siswa diberikan suatu
fenomena atau masalah untuk diamati dan diidentifikasi kemudian berdasarkan
informasi yang mereka dapatkan siswa menggeneralisasi suatu pertanyaan untuk
didiskusikan pemecahannya.
2. Membuat Hipotesis. Pada tahap kedua, guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengemukakan hipotesisnya. Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis yang
menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang Percobaan. Pada tahap ketiga, guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menentukan langkah-langkah percobaan untuk menguji hipotesis mereka.
Dalam menguji hipotesis mereka, siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Siswa juga diminta untuk menyebutkan variabel-variabel yang terdapat dalam
percobaan mereka. Variabel-variabel tersebut dibagi ke dalam variabel yang “sudah
diketahui” dan “variabel yang belum diketahui” kemudian siswa mengembangkan
prediksi terhadap variabel-variabel tersebut. Agar memudahkan dalam penyusunan
langkah- langkah percobaan dan proses prediksi, siswa diberikan serangkaian alat
dan bahan.
4. Melakukan Percobaan untuk Memperoleh Informasi. Pada tahap empat, siswa
melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun untuk
memperoleh informasi berkenaan dengan pertanyaan penelitian.
5. Analisis Data dan Laporan Penelitian. Pada tahap lima, guru memberi kesempatan
pada tiap siswa/kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul dan membimbing siswa dalam membuat laporan percobaan.

Model inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman
belajar dengan menggunakan metode inquiry. Pada tahap permulaan diberikan lebih
banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu di kurangi, seperti yang dikemukakan
oleh Salim (2011), bahwa dalam usaha menemukan suatu konsep siswa memerlukan
bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak demi setapak. Siswa Memerlukan
bantuan untuk mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan baru. Walaupun
siswa harus berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi tetapi pertolongan guru
tetap diperlukan. Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan siswa, namun guru tetap
memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Dalam inkuiri
terbimbing kegiatan belajar harus di kelolah dengan baik oleh guru dan luaran
pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu.

Dengan melihat beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis dan kreatif untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Karakteristik Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd (2007) terdapat enam karakteristik inkuiri
terbimbing (Guided Inquiry), yaitu:

1. siswa belajar aktif,


2. siswa belajar berdasarkan pada yang siswa tahu,
3. siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran melalui
bimbingan,
4. perkembangan siswa terjadi secara bertahap,
5. siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran,
6. siswa belajar melalui interaksi sosial.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model unkuiri terbimbing menekankan pada


aktifitas siswa. Dengan kata lain model pembelajaran inkuiri terbimbing menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru, tetapi juga berperan untuk menemukan sendiri
konsep dari pelajaran tersebut.

Pembelajaran yang dilakukan berdasarkan pengalaman masa lalu dan pengertian


sebelumnya merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru. Seluruh
aktifitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui bimbingan dari guru hal tersebut
bertujuan untuk membawa siswa ke dalam rangkaian berpikir yang lebih tinggi. Rangkaian
berpikir yang lebih tinggi memerlukan proses mendalam yang membawa kepada sebuah
pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan
oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari
pengalaman dan keingintahuan siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan
perkembangan kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan
fakta.

Menurut Muslich (2008) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran inkuiri terbimbing menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal


untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inkuiri terbimbing
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, namun tetap dalam arahan dari guru.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri
(self believe).
3. Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4. Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5. Mendorong siswa untuk berpikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

Langkah-langkah model inkuiri terbimbing


Sintaks Pembelajaran Inkuiri menurut Trianto (2014):

Fase Prilaku Guru


Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah
Menyajikan pertanyaan atau masalah dan masalah dituliskan di papan tulis
Guru membagi siswa dalam kelompok
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis
Guru membimbing siswa dalam menentukan
Membuat Hipotesis
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
perioritas penyelidikan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan
Merancang percobaan hipotesis yang akan dilakukan
Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-
langkah percobaan

Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa mendapatkan informasi
melalui percobaan
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok
Mengumpulkan dan menganalisis data untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul
Guru membimbing siswa dalam membuat
Membuat kesimpulan
kesimpulan

Menurut Gulo (2002) di dalam Trianto (2014) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya
mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk
pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula
dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan.

Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Amri (2013) sebagai


berikut:

1. Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.


Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga
arah yang ditempuh siswa tidak salah.
2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisisr, dan
menganalisis data tersebut. Bimbigan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan.
Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah kea rah yang hendak dituku,
melalui pertanyaan-pertanyaan atau lembar kerja siswa.
3. Siswa menyusun konjektur (perkiraan) dari hasil analisis yang dilakukan
4. Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut , maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk menyusunya.
6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal
latihan atau soal tambahan.

Penerapan model penbelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran di kelas harus


memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut (Sanjaya, 2010):

1. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif, guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu
menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa;
menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi kepada siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu
permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus
menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan
sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang
dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti dan
konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji sehingga
kebenarannya perlu diuji. Cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki dan keluasan pengalaman.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan
motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Maka dari itu, tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji
hipotesis.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini adalah
langkah terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran.

Berikut adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquri


terbimbing

No Langkah Kegiatan Pembelajaran


 Guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan
proses pembelajaran
1 Orientasi  Guru memaparkan topik yang akan dikaji,tujuan
belajar,motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai

 Guru memberikan pertanyaan berupa teka-teki yang


menantang siswa untuk memecahkannya
2 Merumuskan masalah  Siswa merumuskan sendiri masalah yang akan dipecahkan
berdasarkan teka-teki yang diberikan guru

 Guru mengembangkan kemampuan menebak siswa


(menduga/berhipotesis) mengenai pemecahan masalah
3 Merumuskan hipotesis  Guru mendorong siswa untuk merumuskan jawaban
pemecahan masalah

 Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan data dalam


pemecahan masalah
4 Mengumpulkan data  Siswa berperan aktif dalam mengumpulan data atau informasi
yang berkaitan dengan masalah untuk dapat dipecahkan

 Guru menggiring siswa untuk menguji dugaan yang


dirumuskan siswa
 Guru memberikan keyakinan siswa akan pemecahan masalah
5 Menguji hipotesis yang siswa temukan adalah benar
 Siswa menganalisis kecocokan masalah dan pemecahan
masalah yang dipilih (siswa memverfikasi jawaban)

6 Merumuskan kesimpulan  Guru mengarahkan siswa merumuskan kesimpulan yang


dapat diambil dari masalah yang dipecahkan
 Guru melakukan refleksi
 Siswa menyimpulkan sendiri hasil dari pemecahan masalah
dan kaitannya terhadap konsep materi pembelajaran yang
diberikan

Kelebihan dan Kekurangan model inkuiri terbimbing


Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya:

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada


pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Disamping memiliki keunggulan , pembelajaran ini juga memiliki kelemahan, diantaranya:

1. Sulit mengotrol kegiatan dan keberhasilan siswa.


2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikan, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.

Anda mungkin juga menyukai