Inkuiri Terbimbing
kategori Model-model Pembelajaran / tanggal diterbitkan 18 Desember 2021 / dikunjungi: 18.62rb kali
Menurut Piaget bahwa model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang
mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan
siswa lain. Menurut Putra (2013) ada 3 jenis model pembelajaran inkuiri yaitu inkuiri
terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas termodifikasi. Menurut Trianto (2014) model
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang didalamnya guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal atau petunjuk-
petunjuk yang dapat mengarahkan siswa ke dalam suatu diskusi untuk menemukan
pemecahan masalah. Dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya
dari seorang guru. Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat membimbing. Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan
penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya
penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan. Pada tahap permulaan diberikan lebih
banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi.
Menurut Jacobsen, dkk dalam Sofiani (2011) inkuiri terbimbing (guided inkuiri) merupakan
salah satu model pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan
hubungan antar konsep. Ketika menggunakan model pembelajaran ini, guru menyajikan
contoh-contoh pada siswa, memandu siswa saat berusaha menemukan pola-pola dalam
contoh-contoh tersebut, dan memberikan semacam penutup ketika siswa telah mampu
mendeskripsikan gagasan yang diajarkan oleh guru. Menurut Mulyasa dalam Susanti (2014)
model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelejaran inkuiri dengan bimbingan dari
guru, yakni suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat
pencarian secara kritis, analitis, dan argumentatif secara ilmiah dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Guru memberikan bimbingan atau
petunjuk yang jelas kepada siswa. Langkah-langkah yang dimaksud adalah orientasi,
perumusan masalah, perumusan hipotesis, dan menarik kesimpulan jawaban.
Menurut Kindsvatter dalam Suparno (2007), Inkuiri yang terarah adalah inquiry yang banyak
dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat
prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inquiry.
Bahkan guru sudah punya jawaban sebelumnya, sehingga siswa tidak begitu bebas
mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan siswa disuruh
memecahkan persoalan itu dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. Siswa
dalam menyelesaikan persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan
guru. Campur tangan guru misalnya dalam pengumpulan data, guru sudah memberikan
beberapa data dan tinggal melengkapinya. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela
sela proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan model terarah
seperti ini, kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru.
1. Mengamati dan Generalisasi. Pertanyaan Pada tahap pertama, siswa diberikan suatu
fenomena atau masalah untuk diamati dan diidentifikasi kemudian berdasarkan
informasi yang mereka dapatkan siswa menggeneralisasi suatu pertanyaan untuk
didiskusikan pemecahannya.
2. Membuat Hipotesis. Pada tahap kedua, guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengemukakan hipotesisnya. Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis yang
menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang Percobaan. Pada tahap ketiga, guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menentukan langkah-langkah percobaan untuk menguji hipotesis mereka.
Dalam menguji hipotesis mereka, siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Siswa juga diminta untuk menyebutkan variabel-variabel yang terdapat dalam
percobaan mereka. Variabel-variabel tersebut dibagi ke dalam variabel yang “sudah
diketahui” dan “variabel yang belum diketahui” kemudian siswa mengembangkan
prediksi terhadap variabel-variabel tersebut. Agar memudahkan dalam penyusunan
langkah- langkah percobaan dan proses prediksi, siswa diberikan serangkaian alat
dan bahan.
4. Melakukan Percobaan untuk Memperoleh Informasi. Pada tahap empat, siswa
melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun untuk
memperoleh informasi berkenaan dengan pertanyaan penelitian.
5. Analisis Data dan Laporan Penelitian. Pada tahap lima, guru memberi kesempatan
pada tiap siswa/kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul dan membimbing siswa dalam membuat laporan percobaan.
Model inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman
belajar dengan menggunakan metode inquiry. Pada tahap permulaan diberikan lebih
banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu di kurangi, seperti yang dikemukakan
oleh Salim (2011), bahwa dalam usaha menemukan suatu konsep siswa memerlukan
bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak demi setapak. Siswa Memerlukan
bantuan untuk mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan baru. Walaupun
siswa harus berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi tetapi pertolongan guru
tetap diperlukan. Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan siswa, namun guru tetap
memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Dalam inkuiri
terbimbing kegiatan belajar harus di kelolah dengan baik oleh guru dan luaran
pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu.
Dengan melihat beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi
untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis dan kreatif untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Menurut Muslich (2008) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:
Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa mendapatkan informasi
melalui percobaan
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok
Mengumpulkan dan menganalisis data untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul
Guru membimbing siswa dalam membuat
Membuat kesimpulan
kesimpulan
Menurut Gulo (2002) di dalam Trianto (2014) menyatakan, bahwa inkuiri tidak hanya
mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk
pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula
dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
dan membuat kesimpulan.
1. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif, guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu
menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa;
menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi kepada siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu
permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus
menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan
sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang
dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti dan
konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji sehingga
kebenarannya perlu diuji. Cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki dan keluasan pengalaman.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan
motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Maka dari itu, tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji
hipotesis.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini adalah
langkah terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran.