KAJIAN PUSTAKA
A. Inkuiri Terbimbing
Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari
kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan
inkuiri berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental
maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima
oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh
berbagai pengalaman dalam rangka "menemukan sendiri" konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru.
Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan
kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran
inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan
keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingin tahuan mereka,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce dalam Cahyono (2010: 16) menyatakan
bahwa "The general goal of inquiry training is to help students develop the
intellectual discipline and skills necessary to raise questions and search out
answers stemming from their curiosity".
Gulo (dalam Trianto, 2010:168) inkuiri terbimbing tidak hanya
mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk
pengembangan emosional dan keterampilan berpikir. Sementara itu, menurut
Suparno (2007: 68) Inkuiri Terbimbing adalah inkuiri yang banyak mengarahkan
dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-
pertanyaan pengarahan selama proses Inkuiri. Guru banyak memberikan
pertanyaan disela-sela proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil.
National Science Education Standard, kegiatan inkuiri siswa didefinisikan
sebagai aktivitas siswa, di mana mereka mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman tentang gagasan ilmiah, seperti halnya suatu pemahaman bagaimana
ilmuwan belajar tentang alam. Kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam
melakukan kegiatan inkuiri, mencakup (1) mengidentifikasi pertanyaan dan konsep
yang memandu penyelidikan ilmiah; (2) mendesain dan melakukan penyelidikan
ilmiah, menggunakan teknologi dan matematis untuk mendukung penyelidikan dan
komunikasi; (3) merumuskan dan meninjau kembali penjelasan ilmiah dengan
menggunakan logika dan bukti; (4) mengenali dan meneliti alternatif penjelasan
dan model; (5) komunikasikan dan mempertahankan suatu argumentasi ilmiah.
Terdapat lima ciri penting dari inkuiri terbimbing menurut National Research
Council, yaitu (1) pertanyaan ilmiah yang akan melibatkan para siswa; (2) bukti
yang didapatkan oleh siswa mampu digunakan untuk mengembangkan dan
memecahkan permasalahan yang dihadapi; (3) penjelasan (explanation)
dikembangkan berdasarkan bukti yang didapat; (4) evaluasi dari suatu penjelasan
dijadikan salah satu alternatif yang mencerminkan pemahaman ilmiah; (5)
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang menuntun siswa
dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan menekankan sikap ilmiah.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar: (2) keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Hal tersebut membutuhkan
suatu kondisi yang sangat mendukung.
Adapun kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa adalah (1) aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi; (2) inkuiri berfokus pada hipotesis; dan (3) penggunaan fakta sebagai
bukti.
Secara umum ada tiga macam pendekatan atau model pembelajaran inkuiri
yaitu sebagai berikut.
1. Inkuiri Terbimbing
Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing,
siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk- petunjuk itu
umumnya merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing
siswa. Inkuiri jenis ini digunakan terutama pada siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Pada tahap awal diberikan lebih
banyak bimbingan baru kemudian lambat laun bimbingan dikurangi.
2. Inkuiri Bebas
Proses belajar mengajar dengan pendekatan ini siswa melakukan penelitian
sendiri layaknya seorang ilmuwan. Pada kenyataannya pendekatan inkuiri
bebas yang muni sulit diterapkan, hal ini sangat dipengaruhi karakteristik siswa
yang masih perlu bimbingan.
3. Inkuiri Bebas
Termodifikasi Inkuiri bebas termodifikasi guru menyiapkan masalah untuk
siswa. Kemudian siswa melakukan investigasi layaknya seorang ilmuwan.
Pembelajaran inkuiri diharapkan siswa secara maksimal terlibat langsung
dalam proses kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa
tersebut dan mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut.
Carin dan Sund dalam Ismawati (2007: 36) berpendapat bahwa pembelajaran model
inkuiri mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif,
dan pemecahan masalah.
Diantara model-model inkuiri yang lebih cocok untuk siswa adalah inkuiri
induktif terbimbing, dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep
atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik
kesimpulan. Pada inkuiri induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat
rencana pembelajaran atau langkah- langkah percobaan. Siswa melakukan
percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah
ditetapkan guru.
Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru
menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta pelajar
membuat generalisasi, menurut Sanjaya (2008: 200) pembelajaran inkuiri
terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya
guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian
perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah.
Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa
yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu
mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai
kemampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus
memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Sikap ilmiah sangat dibutuhkan oleh siswa ketika mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan inkuri terbimbing. Seperti dikutip dari Lestari
dalam Cahyono (2010: 17) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki sescorang yang
sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah seperti:
1. Jujur terhadap data
2. Rasa ingin tahu yang tinggi
3. Terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya
jika terbukti bahwa pandangannya tidak benar
4. Ulet dan tidak cepat putus asa.
5. Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya
dukungan hasil observasi empiris.
6. Dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor psikologis
yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.
Berikut ini terdapat beberapa sintak model pembelajaran inkuiri terbimbing
menurut beberapa ahli yakni:
Menurut Kindsvatter et al (dalam Suparno, 2007: 66-67), sintak inkuiri
terbiming sebagai berikut:
a. Identifikasi dan klarifikasi persoalan, persoalan dapat disiapkan atau diajukan
oleh guru. Persoalan yang ingin dipecahkan disiapkan sebelum mulai pelajaran.
Persoalan sendiri harus jelas schingga dapat dipikirkan, didalami dan dipecahakan
oleh siswa, Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas dan diklarifikasi.
b. Membuat hipotesis, langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan
jawaban sementara tentang persoalan itu. Inilah yang disebut hipotesis.
c. Mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis
mereka benar atau tidak
d. Menganalisis data, data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat
membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis
data, sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan
dianalisis dengan mudah.
e. Membuat kesimpulan, dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis,
kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan,
kemudian dicocokkan dengan hipotesis awal, apakah hipotesis kita diterima atau
ditolak.
Semetara itu, menurut Trianto (2010:172), sintak inkuiri terbimbing adalah
sebagai berikut:
a. Menyajikan pertanyaan neje masalah: membimbing siswa mengidentifikasi
masalah, kemudian dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam
kelompok.
b. Membuat hipotesis: guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah
pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan mana yang
menjadi prioritas penyelidikan.
c. Merancang percobaan: guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
Guru membimbing siswa mengutarakan langkah-langkah "uregoauad
d. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi: guru membimbing siswa
dalam mendapatkan informasi melalui percobaan.
e. Mengumpulkan data dan menganalisis data: guru member kesempatan pada
setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
f. Membuat kesimpulan: guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.