Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Inkuiri Terbimbing
Ahmadi dalam Ismawati (2007: 35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari
kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan
inkuiri berarti penyelidikan. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental
maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima
oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh
berbagai pengalaman dalam rangka "menemukan sendiri" konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru.
Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan
kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pembelajaran
inkuiri adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan
keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingin tahuan mereka,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Joyce dalam Cahyono (2010: 16) menyatakan
bahwa "The general goal of inquiry training is to help students develop the
intellectual discipline and skills necessary to raise questions and search out
answers stemming from their curiosity".
Gulo (dalam Trianto, 2010:168) inkuiri terbimbing tidak hanya
mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk
pengembangan emosional dan keterampilan berpikir. Sementara itu, menurut
Suparno (2007: 68) Inkuiri Terbimbing adalah inkuiri yang banyak mengarahkan
dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-
pertanyaan pengarahan selama proses Inkuiri. Guru banyak memberikan
pertanyaan disela-sela proses, sehingga kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil.
National Science Education Standard, kegiatan inkuiri siswa didefinisikan
sebagai aktivitas siswa, di mana mereka mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman tentang gagasan ilmiah, seperti halnya suatu pemahaman bagaimana
ilmuwan belajar tentang alam. Kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam
melakukan kegiatan inkuiri, mencakup (1) mengidentifikasi pertanyaan dan konsep
yang memandu penyelidikan ilmiah; (2) mendesain dan melakukan penyelidikan
ilmiah, menggunakan teknologi dan matematis untuk mendukung penyelidikan dan
komunikasi; (3) merumuskan dan meninjau kembali penjelasan ilmiah dengan
menggunakan logika dan bukti; (4) mengenali dan meneliti alternatif penjelasan
dan model; (5) komunikasikan dan mempertahankan suatu argumentasi ilmiah.
Terdapat lima ciri penting dari inkuiri terbimbing menurut National Research
Council, yaitu (1) pertanyaan ilmiah yang akan melibatkan para siswa; (2) bukti
yang didapatkan oleh siswa mampu digunakan untuk mengembangkan dan
memecahkan permasalahan yang dihadapi; (3) penjelasan (explanation)
dikembangkan berdasarkan bukti yang didapat; (4) evaluasi dari suatu penjelasan
dijadikan salah satu alternatif yang mencerminkan pemahaman ilmiah; (5)
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang menuntun siswa
dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan menekankan sikap ilmiah.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar: (2) keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Hal tersebut membutuhkan
suatu kondisi yang sangat mendukung.
Adapun kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa adalah (1) aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi; (2) inkuiri berfokus pada hipotesis; dan (3) penggunaan fakta sebagai
bukti.
Secara umum ada tiga macam pendekatan atau model pembelajaran inkuiri
yaitu sebagai berikut.
1. Inkuiri Terbimbing
Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing,
siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk- petunjuk itu
umumnya merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing
siswa. Inkuiri jenis ini digunakan terutama pada siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Pada tahap awal diberikan lebih
banyak bimbingan baru kemudian lambat laun bimbingan dikurangi.
2. Inkuiri Bebas
Proses belajar mengajar dengan pendekatan ini siswa melakukan penelitian
sendiri layaknya seorang ilmuwan. Pada kenyataannya pendekatan inkuiri
bebas yang muni sulit diterapkan, hal ini sangat dipengaruhi karakteristik siswa
yang masih perlu bimbingan.
3. Inkuiri Bebas
Termodifikasi Inkuiri bebas termodifikasi guru menyiapkan masalah untuk
siswa. Kemudian siswa melakukan investigasi layaknya seorang ilmuwan.
Pembelajaran inkuiri diharapkan siswa secara maksimal terlibat langsung
dalam proses kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa
tersebut dan mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut.
Carin dan Sund dalam Ismawati (2007: 36) berpendapat bahwa pembelajaran model
inkuiri mencakup inkuiri induktif terbimbing dan tak terbimbing, inkuiri deduktif,
dan pemecahan masalah.
Diantara model-model inkuiri yang lebih cocok untuk siswa adalah inkuiri
induktif terbimbing, dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep
atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik
kesimpulan. Pada inkuiri induktif terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai
pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat
rencana pembelajaran atau langkah- langkah percobaan. Siswa melakukan
percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah
ditetapkan guru.
Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru
menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta pelajar
membuat generalisasi, menurut Sanjaya (2008: 200) pembelajaran inkuiri
terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya
guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian
perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah.
Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa
yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu
mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai
kemampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus
memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.
Sikap ilmiah sangat dibutuhkan oleh siswa ketika mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan inkuri terbimbing. Seperti dikutip dari Lestari
dalam Cahyono (2010: 17) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki sescorang yang
sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah seperti:
1. Jujur terhadap data
2. Rasa ingin tahu yang tinggi
3. Terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya
jika terbukti bahwa pandangannya tidak benar
4. Ulet dan tidak cepat putus asa.
5. Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya
dukungan hasil observasi empiris.
6. Dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor psikologis
yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.
Berikut ini terdapat beberapa sintak model pembelajaran inkuiri terbimbing
menurut beberapa ahli yakni:
Menurut Kindsvatter et al (dalam Suparno, 2007: 66-67), sintak inkuiri
terbiming sebagai berikut:
a. Identifikasi dan klarifikasi persoalan, persoalan dapat disiapkan atau diajukan
oleh guru. Persoalan yang ingin dipecahkan disiapkan sebelum mulai pelajaran.
Persoalan sendiri harus jelas schingga dapat dipikirkan, didalami dan dipecahakan
oleh siswa, Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas dan diklarifikasi.
b. Membuat hipotesis, langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan
jawaban sementara tentang persoalan itu. Inilah yang disebut hipotesis.
c. Mengumpulkan data, langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis
mereka benar atau tidak
d. Menganalisis data, data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat
membuktikan hipotesis apakah benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis
data, sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan
dianalisis dengan mudah.
e. Membuat kesimpulan, dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis,
kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan,
kemudian dicocokkan dengan hipotesis awal, apakah hipotesis kita diterima atau
ditolak.
Semetara itu, menurut Trianto (2010:172), sintak inkuiri terbimbing adalah
sebagai berikut:
a. Menyajikan pertanyaan neje masalah: membimbing siswa mengidentifikasi
masalah, kemudian dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam
kelompok.
b. Membuat hipotesis: guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah
pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan mana yang
menjadi prioritas penyelidikan.
c. Merancang percobaan: guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
Guru membimbing siswa mengutarakan langkah-langkah "uregoauad
d. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi: guru membimbing siswa
dalam mendapatkan informasi melalui percobaan.
e. Mengumpulkan data dan menganalisis data: guru member kesempatan pada
setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
f. Membuat kesimpulan: guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Sanjaya (2008: 202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti


langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi: pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang kondusif.
b. Merumuskan masalah: merumuskan masalah merupakan langkah membawa
siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
c. Merumuskan hipotesis: hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan data: mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis: menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.
f. Merumuskan kesimpulan: merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Dilihat dari enam langkah pada inkuiri terbimbing di bawah mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa
akan berperan aktif melatih keberanian, berkomunikasi dan berusaha mendapatkan
pengetahuannya sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tugas guru
adalah mempersiapkan skenario pembelajaran sehingga pembelajarannya dapat
berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Tentunya skenario di buat oleh guru dengan mengacu pada referensi yang ada,
seperti pada skenario pembelajaran inkuiri menurut Gulo dalam Ismawati (2007:
39).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa


sintak pembelajaran inkuiri terbimbing terlihat pada tabel 2.1. sebagai berikut.
Tabel 2.1 Sintak Inkuiri Terbimbing
Fase Langkah Inkuiri Inkuiri Terbimbing
I Identifikasi persoalan masalah Persoalan diajukan oleh
guru
II Hipotesa Siswa dibimbing guru
dalam menemukan
hipotesis
III Perencanaan eksperimen Siswa dibimbing guru
dalam menentukan
langkah-langkah
percobaan
IV Pengumpulan data Siswa dibimbing guru
dalam mengumpulan data
atau informasi
V Analisis data Siswa dibimibng guru
dalam menganalisis data
yang terkumpul
VI Kesimpulan Siswa dibimbinf guru
dalam membuat
kesimpulan
VII Mengkomunikasikan Siswa diminta oleh guru
untuk mempresentasikan
atau menyampaikan
kesimpulan mereka

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Inkuiri Terbimbing


1. Kelebihan Model Inkuiri Terbimbing Kelebihan model pembelajaran inkuiri
terbimbing menurut Bruner (Wartono, 2003), yaitu
a. Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual siswa. Hal ini
dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman
sendiri.
b. Ketergantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser kearah kepuasan
intrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri sampai dapat memecahkan
masalah yang ada akan meningkatkan kepuasan intelektualnya yang datang dari
dalam diri siswa.
c. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat
langsung dalam proses penemuan.
d. Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pemikiran sendiri akan lebih mudah diingat.
e. Belajar dengan inkuiri, siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan ide-ide
dengan baik.
f. Pengajaran menjadi terpusat pada siswa, salah satu prinsip psikologi belajar
menyatakan bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran,
maka semakin besar pula kemampuan belajar siswa tersebut. Dalam pembelajaran
inkuiri tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja
tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi dan
sebagainya.
g. Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri
siswa. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga
memberikan kemungkinan kepada siswa untuk memperluas wawasan dan
mengembangkan konsep diri secara baik.
h. Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian dari konsep diri.
Ini berarti bahwa siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat menyelesaikan
tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya.
i. Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencerna dan mengatur informasi yang didapatkan.
j. Model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat. Manusia memiliki
berbagai macam bakat, salah satunya adalah bakat akademik, semakin banyak
kebebasan dalam proses pembelajaran maka semakin besar kemungkinan siswa
untuk mengembangkan bakat-bakat lainnya, seperti kreatif, sosial, dan sebagainya.
k. Model pembelajaran inkuiri dapat menghindarkan siswa belajar dengan hafalan.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada siswa untuk menemukan makna
lingkungan sekelilingnya.
2. Kekurangan Model Inkuiri Terbimbing
a. Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan berpikir tertentu
siswa-siswa yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa kebingungan dalam
berpikir secara luas membuat abstraksi, menemukan hubungan antara konsep-
konsep dalam suatu mata pelajaran, atau menyusun apa yang telah mereka peroleh
secara tertulis atau lisan. Siswa-siswa yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi
bisa memonopoli model pembelajaran penemuan, sehingga menyebabkan frustasi
bagi siswa-siswa lain.
b. Tidak efisien, khususnya untuk mengajar siswa yang berjumlah besar sebagai
contoh banyak waktu yang dihabiskan untuk membantu seorang siswa dalam
menemukan teori-teori tertentu.
c. Harapan-harapan dalam model pembelajaran ini dapat terganggu oleh siswa-
siswa dan guru-guru yang telah terbiasa dengan pengajaran tradisional.
d. Pada bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide- ide.

C. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


(Suhaeti, 2011), inkuiri adalah sekumpulan perilaku manusia yang
dikategorikan sebagai persaingan dalam mengeksplanasi secara masuk akal
fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan. Fenomena ini menimbulkan
kuriositas dan hal-hal yang belum diketahui manusia. Dari pernyataan tersebut,
dapat dijelaskan bahwa inkuiri merupakan sejumlah aktivitas dan keterampilan
yang terfokus kepada pencarian pengetahuan yang terjadi di sekitar yang belum
diketahui. (Harnum, 2016) menyampaikan bahwa inkuiri adalah pendekatan
pembelajaran dimana siswa mencari menggunakan macam-macam sumber
informasi dan gagasan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap masalah,
topik, dan isu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
inkuiri adalah suatu kegiatan belajar dimana siswa melakukan pencarian
pengetahuan menggunakan macam-macam sumber informasi secara sistematik,
kritis, logis dan analisis.
1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Sund dan Trowbridge (Suhaeti, 2011) membedakan pendekatan inkuiri
menjadi dua bagian, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak
terbimbing. Dalam pendekatan inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan lebih
aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya. Sedangkan
pada inkuiri tidak terbimbing siswa lebih berperan aktif dalam mencari masalah dan
penyelesaiannya.
Model inkuiri terbimbing merupakan pendekatan instruksional, memberikan
kerangka kerja, perencanaan dan implementasi berpikir dengan mengembangkan
keahlian siswa dan mengakses sumber informasi secara efektif membangun
pengetahuan. Ditinjau dari variasi pendekatan inkuiri, model inkuiri terbimbing
memiliki ciri dimana topik pembelajaran ditentukan oleh guru, pertanyaan dan
materi pembelajaran juga ditentukan oleh guru, sedangkan desain dan prosedur
pembelajaran dirumuskan bersama-sama oleh guru dan siswa, selanjutnya hasil
atau analisis serta kesimpulan ditentukan olch siswa. Pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) adalah model pembelajaran dalam pelaksanaannya
memberikan neje menyediakan nuns petunjuk/bimbingan yang luas terhadap siswa.
Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini guru telah
memberikan petunjuk mengenai materi yang akan diajarkan kepada siswa
seperlunya. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan
masalah.
Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru harus memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang
berfikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu
mengikuti kegiatan- kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa yang
mempunyai intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus
memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus. Menurut Agung (Suhaeti, 2011)
tujuan umum dari model inkuiri terbimbing adalah membantu siswa
mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan-keterampilan lainnya,
seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal
dari keingintahuan mereka. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Inkuiri
terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang dirancang agar siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran melalui proses mentalnya sendiri dengan
melakukan kegiatan- kegiatan yang berorientasi ilmiah.

2. Karakteristik Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)


Pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki karakteristik dalam
proses pembelajarannya menurut Kuhlthau dan Carol (Suhaeti, 2011), yaitu:
a. Siswa belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman
b. Siswa belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya
c. Siswa mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi melalui petunjuk atau
bimbingaan pada proses belajar
d. Perkembangan siswa terjadi pada serangkaian tahap
e. Siswa memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya f. Siswa belajar
melalui interaksi social dengan lainnya

3. Peranan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)


Pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai peran penting bagi guru dan
siswa antara lain sebagai berikut:
a. Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa
b. Membuat konsep dari siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang
diperolehnya.
c. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan
keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa
d. Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjamin kepemilikannya dan
sangat sulit melupakannya
e. Tidak menjaminkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

4. Langkah-langkah Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing


biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar
dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan
lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu
menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk
memecahkan permasalahan yang disodorkan oleh guru. Adapun tahapan/sintaks
dari pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Fase ke- Indikator Kegiatan guru
1 Perumusan masalah a. Guru membimbing
siswa mengindentifikasi
masalah dan dituliskan
di papan tulis
b. Guru membagi siswa
dalam beberapa
kelompok
2 Membuat hipotesis a. Guru meminta siswa
untuk mengajukan
jawaban sementara
tentang masalah itu
b. Guru membimbing
siswa dalam
menentukan hipotesis
3 Merancang percobaan a. Guru memberikan
kesempatan pada siswa
untuk menemukan
langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan
b. Guru membimbing
siswa dalam
menentukan langkah-
langkah percobaan
4 Melakukan percobaan untuk Guru membimbing siswa
memperoleh data mendapatkan data melalui
percobaan dan pengamatan
langsung
5 Menganalisis data Guru memberilan
kesempatam kepada tiap
kelompok untuk
menuliskan percobaan ke
dalam sebuah media
pembelajaran dan
menyampaikan hasil
pengelolaan data yang
terkumpul
6 Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa
dalam membuat
kesimpulan berdasarkan
data yang diperoleh
(sumber: tangkas dalam harman, 2016: 24)

Anda mungkin juga menyukai