Anda di halaman 1dari 32

Aulia noviyanti

2034411013
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia

PSIKOLOGI PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK ROBERT E SLAVIN/ jilid 2

BAB 8

PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TERHADAP PEMBELAJARAN

salah satu prinsip terpenting psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak boleh hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa juga harus membangun pengetahuan
dalam pikiran mereka sendiri.
guru dapat memfasilitasi proses ini dengan mengajar, dengan cara memberikan informasi
yang relevan bagi siswa, dengan memberi tahu siswa menemukan atau menerapkan
sendiri Gagasan, dengan mengajari siswa menyadari dan dengan sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar.
guru dapat memberikan tangga menuju pemahaman yang lebih tinggi kepada siswa
namun mereka sendiri harus menaiki tangga ini. teori pembelajaran yang didasarkan
pada gagasan tersebut merupakan teori pembelajaran konstruktivis.
Pandangan ini mempunyai implikasi yang sangat besar bagi orang tua, karena hal itu
saran dan peran yang jauh lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri
biasanya yang ditemukan di banyak ruang kelas.
Karena penggunaan pada siswa sebagai pebelajar aktif, strategi konstruktivis sering
disebut protokol yang berpusat pada siswa di ruang kelas, " guru menjadi pemandu yang
tepat di samping, dan bukan orang yang bijaksana di atas panggung ", dengan membantu
siswa menemukan makna mereka sendiri dan bukan mengajari dan mengendalikan
semua kegiatan di ruang kelas.

ZONA PERKEMBANGAN PROKSIMAL


adalah gagasan bahwa siswa paling baik belajar konsep yang berada dalam zona
perkembangan siswa bekerja dalam zona perkembangan proksimal. ketika mereka
terlibat dalam tugas yang tidak dapat mereka kerjakan sendirian tetapi dapat
mengerjakan bantuan teman sebaya atau orang dewasa.

PEMBELAJARAN TERMIDASI

1
Pengendalian pada pe-nanggaan, atau pembelajaran termediasi, berperan penting dalam
pemikiran konstruktivis modern. Penafsiran tentang gagasan saat ini menekankan
gagasan bahwa siswa yang diharapkan untuk mengerjakan tugas yang rumit, sulit, dan
realistis dan kemudian diberi cukup untuk membantu tugas ini (bukan potongan-
potongan kecil pengetahuan yang diharapkan pada suatu hari berkembang menjadi tugas
yang rumit). Prinsip ini digunakan untuk mendukung penggunaan proyek di ruang kelas,
simulasi, penjajakan dalam komunitas, pembaca yang sebenarnya, dan tugas otentik lain.
Istilah "pembelajaran berdasar situasi"
digunakan untuk menjelaskan pembelajaran yang berlangsung pada tugas otentik dan
kehidupan nyata.

PEMBELAJARAN KOPERATIF
Pembelajaran kooperatif pendekatan konstruktivis yang dibangun biasanya
memanfaatkan secara besar-besaran pembelajaran kooperatif berdasarkan teori bahwa
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep.

PEMBELAJARAN PENEMUAN
Pembelajaran penemuan adalah komponen yang sangat penting dalam pembelajaran
siswa pendukung untuk terutama belajar sendiri melalui interaksi aktif dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa memperoleh pengalaman dan
melakukan eksperimen yang mungkin mereka temukan sendiri.
Prinsip-Prinsip bruner pendukung pembelajaran mengungkapkan seperti ini, kita
mengajar mata pelajaran bukan untuk menghasilkan perpustakaan kecil tentang mata
pelajaran tersebut, melainkan lebih-lebih untuk mengupayakan siswa berpikir bagi diri
sendiri mempertimbangkan masalah seperti dilakukan sejarawan mengambil bagian
dalam proses pemahaman, pengetahuan adalah proses bukan produk.
Pembelajaran yang menentukan keunggulan, dalam penemuan terpimpin, guru
memainkan peran yang lebih aktif, dengan memberikan petunjuk, menata bagian-bagian
kegiatan, atau memberikan garis besar.

PEMBELAJARAN PENGATURAN DIRI


Pembelajar pengaturan diri adalah siswa yang mempunyai pengetahuan tentang strategi
pembelajaran yang efektif dan bagaimana serta kapan menggunakannya.
Misalnya, mereka tahu bagaimana mengurai soal yang rumit menjadi langkah-langkah
yang lebih sederhana atau menguji solusi alternatif mereka tahu bagaimana dan kapan
melihat dengan sekilas dan bagaimana serta kapan membaca untuk memeroleh

2
pemahaman yang mendalam, dan mereka tahu bagaimana menulis untuk meyakinkan
dan memberi tahu informasi, Lebih jauh.
pengaturan diri termotivasi oleh pembelajaran itu sendiri, bukan hanya oleh nilai atau
persetujuan orang lain, dan mereka mampu bertahan pada tugas jangka panjang hingga
tugas tersebut terselesaikan. Apabila siswa mempunyai strategi pembelajaran yang
efektif atau motivasi serta kegigihan menerapkan strategi ini hingga tugas terselesaikan
dengan sangat memuaskan mereka, kemungkinan mereka adalah pebelajar yang efektif
dan mempunyai motivasi sepanjang hidup untuk belajar.

PENANGANAN
Penanggaan adalah praktik yang didasarkan pada konsep Vygotsky tentang pembelajaran
tertentu. Menurut Vygotsky, fungsi mental luhur, termasuk kemampuan mengarahkan-
mori dan perhatian secara sengaja dan berpikir dalam simbol, adalah perilaku yang
termediasi. Dengan istilah eksternal oleh budaya, perilaku ini dan perilaku lain akhirmya
diinternalisasikan ke dalam pikiran pebelajar sebagai sarana psikologis.
Dalam pembelajaran terbantu, atau pembelajaran termediasi (pembelajaran termediasi),
guru adalah pelaku budaya yang mengatur struktur sehingga siswa akan menguasai dan
meng- internalisasi kemampuan yang memungkinkan fungsi kognisi yang lebih tinggi.
Kemampuan menginternalisasi sarana budaya berkaitan dengan usia atau tahap
perkembangan kognisi pebelajar. Namun, begitu diperoleh, mediator internal
mendukung pembelajaran yang dimediasi oleh diri sendiri yang lebih besar.

PRINSIP PSIKOLOGI YANG BERPUSAT PADA PEBELAJAR MENURUT


APA
prinsip-prinsip psikologi yang berpusat pada memberikan gambaran tentang belajar
sebagai orang yang aktif mencari pengetahuan menafsirkan kembali informasi dan
pengalaman bagi diri sendiri, termotivasi sendiri oleh pencarian pengetahuan bukan
termotivasi oleh nilai atau ketidak seimbangan, bekerja sama dengan orang lain untuk
bersama membangun makna dan, sadar dengan strategi pembelajaran sendiri yang
mampu menerapkan masalah atau lingkungan baru.

CARA MENGAJARKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL DAN


BERPIKIR
Siswa tidak dapat dikatakan telah mempelajari sesuatu yang bermanfaat kecuali mereka
sanggup menggunakan informasi dan kemampuan untuk menyelesaikan soal.

3
Misalnya, siswa dapat saja benar-benar bekerja dengan baik dalam menambahkan,
mengurangi, dan mengalihkan.

PROSES PENYELESAIAN MASALAH


Siswa dapat mengajarkan strategi yang telah diteliti dengan baik untuk digunakan dalam
menyelesaikan masalah, Bransford dan Stein) mengembangkan dan Porki strategi lima
langkah yang disebut IDEAL:

I Identifikasi permasalahan dan peluang


D Definisikan sasaran dan Sajikan yang berhasil
E Eksplorasi atau jajaki sejumlah strategi yang mungkin
A Antisipasi hasil dan tindakan
L Lihat kembali dan berhasil

IDEAL dan strategi dimulai dengan pertimbangan saksama tentang masalah mana yang
perlu diperlukan, sumber daya dan informasi apa yang tersedia, dan bagaimana masalah
tersebut dapat dilambangkan (misalnya, ke dalam gambar, garis besar, atau bagan alir)
dan kemudian dipecah menjadi-langkah langkah yang mengarah ke jawaban.
Analisis sarana tujuan untuk memutuskan apa masalah tersebut dan apa yang perlu
dilakukan diperlukan analisis sarana tujuan.

MENGAJARKAN PENYELESAIAN MASALAH KREATIF


Bagian-bagian berikut menguraikan strategi untuk menyelesaikan masalah kreatif

 INKUBASI penyelesaian masalah yang kreatif sama sekali berbeda dari proses
analitis langkah demi langkah yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
dalam penyelesaian masalah kreatif salah satu prinsip penting yang menghindari
sikap guru untuk menguasai agenda ada gunanya berhenti sesaat untuk
merenungkan masalah tersebut dan membahas secara mendalam atau beberapa
pertimbangan alternatif belum memiliki jalur pertimbangan lah masalah
sederhana berikut
 PENANGGUHAN PENILAIAN penggunaan solusi dalam penyelesaian
masalah kreatif yang didasarkan pada pertimbangan yang dapat
mempertimbangkan semua kemungkinan sebelum mencoba, salah satu metode
yang didasarkan pada prinsip ini disebut tukar pikiran di mana orang atau lebih
atas jawaban atas masalah yang mereka dapat menentukan tidak peduli apapun
aneh hal itu tampak jelas yang.

4
 IKLIM YANG TEPAT penyelesaian masalah yang semakin meningkat Jika
lingkungan santai dan bahkan menyenangkan mungkin lebih penting bagi siswa
yang terlibat dalam penyelesaian masalah kreatif harus berasa gagasan mereka
akan diterima yang .
 ANALISIS adalah satu metode penyelesaian masalah kreatif ia sering diajukan
,analisis dan menjajarkan ciri-ciri utama dan unsur-unsur khusus masalah yang
kelima salah yang meningkat.
 MASALAH YANG MEMIKAT Salah satu kunci bagi pemecahan masalah
pemecahan masalah menyediakan yang meningkatkan minat dan memikat siswa
solusi penyelesaian masalah yang sama dapat dilibatkan dalam konteks yang
menari atau membosankan bagi siswa.
 UMPAN BALIK Berikanlah latihan bersama dengan umpan balik mungkin cara
yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah adalah memberikan banyak
latihan tentang berbagai jenis masalah kepada siswa dengan memberikan umpan
balik bukan hanya atas jawaban mereka yang benar tapi juga atas proses yang
mereka gunakan untuk sampai ke jawaban tersebut .

MENGARJAKAN KEMAMPUAN BERFIKIR


kemampuan berpikir salah satu mimpi tertua di bidang pendidikan bahwa mungkin cara
untuk menjadi Siswa lebih cerdas bukan hanya lebih berpengetahuan luas atau terampil
melainkan benar-benar lebih mampu belajar segala jenis informasi baru.

BERFIKIR KRITIS
Salah satu tujuan utama bersekolah adalah meningkatkan kemampuan siswa berpikir
kritis agar dapat mengambil keputusan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau
apa yang harus diatur.

5
BAB 9

UNSUR-UNSUR PENGAJARAN YANG EFEKTIF SELAIN PELAJARAN YANG


BAIK
guru harus tahu cara menyesuaikan pengajaran dengan tingkat pengetahuan siswa.
Menurut Model Pembelajaran Sekolah John Carroll, keefektifan pengajaran bergantung
pada waktu yang dibutuhkan (fungsi kepandaian dan kemampuan siswa untuk
memahami pengajaran) dan waktu yang benar-benar digunakan untuk belajar (yang
bergantung pada waktu yang tersedia, kualitas pengajaran, dan ketekutan siswa).
Model QAIT Slavin tentang pengajaran yang efektif mengidentifikasi empat elemen
yang berada di bawah pengendalian langsung guru: kualitas pengajaran, tingkat
pengajaran yang tepat, insentif, dan jumlah waktu. Model tersebut berpendapat bahwa
pengajaran yang tidak mempunyai salah satu elemen ini tidak akan efektif.

 mutu pengajaran : sejauh mana penyajian informasi atau kemampuan mampu


membantu siswa mempelajari bahan dengan mudah mutu pengajaran sebagian
besar adalah produk dari mutu kurikulum dan penyajian pelajaran itu sendiri
 Tingkat pengajaran yang tepat : Sejauh mana guru memastikan siswa siap
memelajari pelajaran baru (maksudnya, mempunyai kemampuan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk mempelajarinya) tetapi belum memeroleh pelajaran
tersebut. Dengan kata lain, tingkat pengajaran dianggap tepat jika pelajaran tidak
terlalu sulit maupun tidak terlalu mudah bagi siswa.
 Insentif: Sejauh mana guru memastikan siswa termotivasi untuk me- ngerjakan
tugas pengajaran dan untuk memelajari bahan yang disajikan.
 Waktu: Sejauh mana siswa diberi cukup waktu untuk memelajari bahan yang
diajarkan.

Agar pengajaran berlangsung efektif masing-masing 4 unsur ini harus memadai tidak
peduli seberapa tinggi mutu pengajaran siswa tidak akan dapat mempelajari suatu
pelajaran jika mereka tidak mempunyai kemampuan atau informasi sebelumnya yang
diperlukan jika mereka tidak mempunyai motivasi atau jika mereka tidak mempunyai
waktu yang mereka butuhkan untuk mempelajari pelajaran.

6
Mutu pengajaran aspek terpenting mutu pengajaran ialah sejauh mana pelajaran masuk
akal bagi siswa, aspek terpenting mutu pengajaran lain ialah sejauh mana guru
memantau beberapa beberapa siswa belajar dan menyesuaikan kecepatan pengajaran
sehingga tidak berlangsung terlalu cepat maupun terlalu lambat.

Tingkat pengajaran yang tepat guru bisa mengelompokkan siswa berdasarkan


kemampuan siswa misalnya siswa bisa terbang paling cepat ,siswa bisa terbang dengan
kecepatan sedang dan ,siswa bisa terbang sangat lambat sehingga masing-masing
kelompok akan mempunyai rentang kemampuan yang relatif sempit.

intensif intensif atau motivasi ini dapat saja berasal dari karakteristik tugas itu sendiri
misalnya nilai, daya tarik ,bahan yang sedang dipelajari dari karakteristik siswa seperti
keingintahuan atau orientasi positif mereka terhadap pembelajaran atau dari imbalan
yang disediakan guru atau sekolah seperti (nilai dan sertifikat)

Waktu , waktu pengajaran membutuhkan waktu yang lebih banyak digunakan untuk
mengajar kadang-kadang tidak selalu pembelajaran makin banyak tetapi jika mutu
pengajaran ketepatan pengajaran dan intensif semuanya berkadar tinggi waktu
pengajaran yang lebih banyak akan membuahkan hasil dalam bentuk pembelajaran yang
lebih besar.
faktor pertama ialah jumlah waktu dijadikan dijadwalkan guru untuk pengajaran dan
benar-benar digunakan, guru untuk mengajar faktor lain ialah jumlah waktu yang
digunakan siswa untuk memberikan perhatian kepada pembelajaran Kedua, jenis waktu
ini dipengaruhi oleh strategi pengolahan dan disiplin di ruang kelas Jika siswa
berperilaku baik termotivasi dengan baik dan mempunyai rasa akan tujuan dan arah, dan
jika guru mempersiapkan diri dengan baik dan tertata dengan baik akan tersedia waktu
yang melimpah bagi siswa untuk mempelajari apapun yang ingin di ajarkan guru.

PENGELOMPOKANSISWA UNTUK MENGAKOMODASI PERBEDAAN


PENCAPAIAN

Banyak sekolah mengelola perbedaan siswa di bidang kemampuan dan pencapaian


akademis melalui pengelompokan kemampuan antar-kelas, penjaluran, atau
pengelompokan kembali ke dalam kelas terpisah untuk mata pelajaran tertentu selama
sebagian dari hari sekolah. Namun, riset memperlihatkan pengelompokan dalam-kelas
lebih efektif, khususnya untuk pelajaran membaca dan matematika, dan jelas lebih
disukai daripada pengelompokan yang memisahkan atau memberi stigma bagi siswa

7
yang berpencapaian rendah. Penghapusan jalur merekomendasikan agar siswa berada
dalam kelompok dengan kemampuan campuran. Siswa diharuskan mencapai standar
yang tinggi dan diberi bantuan untuk mencapai tujuan tersebut. Sekolah dasar tanpa kelas
menggabungkan anak-anak dari usia yang berbeda di ruang kelas yang sama. Siswa
secara fleksibel dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kinerja mereka.

BEBERAPA CARA MENGINDIVIDUALISASIKAN PENGAJARAN

Pengajaran pribadi teman sebaya, pengajaran pribadi orang dewasa dan pengajaran yang
dibedakan semuanya adalah metode untuk mengindividualisasikan pengajaran. Riset
mendukung semua jalan keluar ini.
Penggunaan Teknologi ke Bidang Pendidikan Teknologi ke bidang pendidikan
digunakan untuk tiga tujuan umum. guru menggunakan teknologi, seperti pengolah kata,
multimedia, dan piranti lunak presentasi untuk merencanakan dan menyajikan pelajaran.
Riset mendukung penggunaan teknologi presentasi seperti selipan multimedia, bentuk
televisi pengajaran, dan papan tulis interaksi.
siswa menggunakan teknologi, seperti pengolahan kata dan piranti lunak referensi CD-
ROM, untuk belajar dan menyiapkan presentasi. Pengajaran dengan bantuan komputer
dalam bentuk latihan dan praktik, pengaaran pribadi, game pengajaran, simulasi, dan
internet telah tersebar luas. guru dan pengurus menggunakan teknologi untuk tugas
administrasi. Riset tentang pengajaran dengan bantuan komputer memperlihatkan
dampak positif yang kecil hingga sedang pada pencapaian.

teknologi untuk pengajaran adalah teknologi elektronik paling umum yang digunakan
guru untuk pelajaran guru menggunakan pengelola kata untuk banyak tugas pengajaran
seperti menyiapkan lembar kerja siswa, ujian transparasi, tanda tangan ,ruang kelas, dan
poster.

lembar sebar dalam pendidikan adalah perluasan piranti lunak yang banyak digunakan
orang dewasa biasanya lembar sebar dapat mengubah data mentah menjadi grafik bagan
dan ringkasan data lain sehingga siswa dengan mudah dapat mengorganisasikan
informasi dan melihat dampak berbagai variabel pada hasil.

basis data Basis data adalah program komputer yang menyimpan banyak informasi yang
akan dirujuk kemudian hari dan kadang-kadang dimanipulasi tiga pengajaran dengan
bantuan komputer penerapan pengajaran dengan bantuan komputer beragam
kerumitannya mulai dari piranti lunak, latihan dan praktik sederhana sehingga program
penyelesaian masalah yang rumit
8
latihan dan praktik salah satu penerapan umum Mikro Komputer ke dalam pendidikan
ialah Memberikan latihan dan praktik kepada siswa tentang kemampuan dan
pengetahuan misalnya banyak program piranti lunak menyediakan latihan tentang fakta
atau perhitungan matematika geografi fakta sejarah atau ilmu pengetahuan alam bagi
siswa.

program pengajaran pribadi sebagai program yang canggih daripada latihan dan
praktik program pengajaran pribadi dimaksud untuk mengajarkan bahan baru dan
menyajikan perbaikan dan pengulangan yang tepat berdasarkan jawaban siswa program
pengajaran pribadi terbaik mendekati kemampuan meniru pengajar pribadi manusia yang
sabar makin banyak program pengajaran pribadi menggunakan suara dan grafik untuk
menarik perhatian siswa dan menyajikan informasi baru.

PROGRAM PENDIDIKAN YANG TERSEDIA UNTUK SISWA YANG


DITEMPATKAN KE DALAM RISIKO

Siswa yang berisiko adalah setiap siswa yang mungkin akan gagal secara akademis
karena salah satu alasan yang berasal dari siswa tersebut atau karena lingkungan siswa.
Alasannya beragam dan dapat meliputi kemiskinan.
program pengajaran pribadi, program kemajuan berkesinambungan Riset mendukung
keefektifan banyak program pencegahan, riset bercampur-baur tentang keefektifan
program pendidikan kompensasi.

PROGRAM PENDIDIKAN KOMPENSASI

Progam Pendidikan kompensasi dirancang untuk mengatasis masalah masalah


pengasuhan yang terkait dalam komunitas berpenghasilan rendah, Pendidikan
kompensasi melengkapi pendidkan siswa dari latar belakang yang kurang beruntung
yang mengalami kesulitan disekolah atau dianggap berada dalam bahaya mengenai
masalah sekolah. Program itu dirancang sekolah dasar yang kurang beruntung
kemampuan yang mereka perlukan untuk memulai sekolah dengan baik.

PROGRAM INTERVENSI DINI

Program tersebut biasanya menyediakan layanan bagi siswa hanya setelah siswa tersebut
tertinggal dibelakang . siswa seperti itu mungkin saja akan masuk kedalam Pendidikan

9
khusus atau mungkin tinggal kelas semua strategi perbaikan Kembali telah sedikit
memperlihatkan sedikit bukti tentang keeefektifannya, bahkan ada bukti sangat
menggangu pencapaian, motivasi, dan hasil siswa lainnya.

PROGRAM REFORMASI SEKOLAH KOMPREHENSIF

Ini adalah pendekatan seluruh sekolah yang memperkenalkan strategi berbasis riset
kedalam setiap aspek fungsi sekolah kurikulum, pengaaran, penilain, pengelompokan,
penyesuaian terhadap anak anak yang mengalami kesulitan,keterlibatan orangtua, dan
unsur lain.

10
BAB 10

BEBERAPA TEORI MOTIVASI

Dalam teori pembelajaran perilaku (Skinner dan pakar lain), motivasi adalah
konsekuensi dari penguatan. Namun, nilai penguatan tersebut bergantung pada banyak
faktor, dan kekuatan motivasi mungkin saja berbeda antarsiswa. Dalam teori kebutuhan
manusia Maslow, yang didasarkan pada hierarki kebutuhan, orang harus memuaskan
kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih rendah sebelum mereka termotivasi untuk
coba memuaskan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi.
Konsep Maslow tentang kebutuhan aktualisasi diri, yaiu kebutuhan tertinggi,
didefinisikan sebagai keinginan untuk menjadi apa saja yang sanggup dicapai seseorang.
Teori atribusi berupaya memahami penjelasan manusia tentang keberhasilan atau
kegagalan mereka. Asumsi akan mencoba mempertahankan citra diri yang positif;
sehingga, ketika terjadi hal-hal yang baik, orang menghubungkannya dengan
kemampuan mereka sendiri, sedangkan mereka cenderung menghubungkan peristiwa
yang negatif dengan faktor di luar kendali mereka.
Lokus kendali danat bersifat internal (keberhasilan atau kegagalan terjadi karena upaya
atau kemampuan pribadi) atau eksternal (keberhasilan atau kegagalan adalah akibat dari
keberuntungan atau kesulitan tugas). Siswa yang merupakan pebelajar yang mengatur
diri sendiri berkinerja lebih baik daripada siswa yang termotivasi secara eksternal.
Pebelajar yang mengatur diri sendiri dengan sadar merencanakan dan memantau
pembelajaran mereka dan dengan demikian mengingat pelajaran lebih banyak.
Teori pengharapan berpendapat bähwa motivasi seseorang untuk mencapai sesuatu
bergantung pada produk perkiraan orang itu tentang peluang keberhasilannya dan nilai
yang dia letakkan pada keberhasilan itu. Motivasi hendaknya berada pada tingkat
maksimum di tingkat probabilitas keberhasilan sedang. Implikasi pendidikan yang
penting ialah bahwa tugas pembelajaran hendaknya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sulit.

Motivasi dan penbelajaran prilaku


Imbalan dan Penguatan Salah satu alasan mengapa sejarah penguatan merupakan
penjelasan yang tidak memadai tentang motivasi ialah bahwa motivasi manusia adalah
sesuatu yang sangat rumit dan terikat pada konteks.

11
Motivasi dan Kebutuhan Manusia
Motivasi dapat dianggap sebagai dorongan untuk memuaskan kebutuhan seperti
kebutuhan akan pangan, perumahan, cinta, dan pemeliharaan ha diri yang positif. Orang
berbeda-beda kadar peran penting yang mereka berikan pada masing-masing kebutuhan
ini. Sebagian membutuhkan peneguhan kembali terus-menerus bahwa mereka dicintai
atau diharga yang lain mempunyai kebutuhan yang lebih besar akan kenyamanan dan
keamanan fisik. Juga, orang yang sama mempunyai kebutuhan yang berbeda pada waktu
yang berbeda; seteguk air akan jauh lebih dihargai setelah berlan empat mil daripada
setelah memakan empat hidangan.

Motivasi teori dan atribusi


keberhasilan atau kegagalan mempunyai tiga karakteristik

1. ialah apakah penyebabnya dilihat sebagai sesuatu yang internal (dalam diri orang
itu) atau eksternal.
2. ialah apakah hal itu dilihat sebagai sesuatu yang stabil atau tidak stabil.
3. ialah apakah hal itu dipahami sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan atau tidak.

Asumsi utama teori atribusi ialah bahwa orang akan berupaya mempertahankan citra. diri
yang positif. Karena itu, ketika mereka berkinerja dengan baik dalam suatu kegiatan,
mereka kemungkinan akan menghubungkan keberhasilan mereka dengan upaya atau
kemampuan mereka sendiri tetapi jika mereka berkinerja dengan buruk, mereka akan
percaya bahwa kegagalan mereka didasarkan pada faktor yang tidak dapat mereka
kendalikan Khususnya, siswa yang mengalami kegagalan akan berupaya mencari
penjelasan yang memungkinkan mereka menyelamatkan muka di hadapan teman sebaya
mereka.
Telah diperlihatkan bahwa, jika kepada beberapa kelompok orang diberikan tugas dan
kemudian diberitahu bahwa mereka gagal atau berhasil (walaupun dalam kenyatannya
semua sama-sama berhasil), orang yang diberitahu bahwa mereka gagal akan berkata
bahwa kegagalan mereka terjadi karena nasib buruk, sedangkan orang yang diberitahu
bahwa mereka berhasil akan menghubungkan keberhasilan mereka dengan kemampuan
dan kecerdasan.

Atribusi untuk Keberhasilan dan Kegagalan


Teori atribusi terutama berkaitan dengan empat penjelasan tentang keberhasilan dan
kegagalan dalam situasi pencapaian: kemampuan, upaya, kesulitan tugas, dan

12
keberuntungan. Atribusi kemampuan dan upaya bersifat internal bagi orangnya; atribusi
kesulitan tugas dan keberuntungan bersifat eksternal. Kemampuan dianggap sebagai
keadaan yang relatif stabil dan tidak dapat diubah; upaya dapat diubah. Sama halnya,
kesulitan tugas pada dasarnya adalah karakteristik yang stabil, sedangkan keberuntungan
tidak stabil dan tidak dapat dikendalikan.

LOKUS KENDALI DAN DAYA HASIL PRIBADI

Salah satu konsep yang merupakan inti teori atribusi ialah lokus kendali (locus of
control). Kata lokus berarti lokasi. Orang yang mempunyai lokus kendali internal adalah
orang yang percaya bahwa keberhasilan atau kegagalan terjadi karena upaya atau
kemampuannya sendiri, Seseorang yang mempunyai lokus kendali eksternal lebih
mungkin percaya bahwa faktor lain, seperti keberuntungan, kesulitan tugas, atau
tindakan orang lain, menyebabkan keberhasilan atau kegagalan.
Lokasi kendali internal sering disebut daya hasil pribadi (self-efficacy), yaitu keyakinan
bahwa perilaku seseorang menghasilkan perbedaan Lokus kendali atau daya hasil pribadı
dapat sangat berperan penting dalam menjelaskan kinerja sekolah siswa. Misalnya,
beberapa peneliti menemukan bahwa siswa yang mempunyai lokus kendali internal yang
tinggi mempunyai nilai dan hasil ujian yang lebih baik daripada siswa dengan
kecerdasan sama yang mempunyai lokus kendali internal yang rendah.

CARA MENINGKATKAN MOTIVASI PENCAPAIAN

Guru dapat menekankan pada sasaran pembelajaran dan atribusi atau pemberdayaan
yang positif. Siswa yang mempunyai sasaran pembelajaran melihat maksud sekolah
sebagai sarana untuk memeroleh pengetahuan dan kompetensi siswa ini cenderung
memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk belajar daripada siswa yang mempunyai
sasaran kinerja berupa penilaian yang positif dan nilai yang baik.
Guru dapat menggunakan program khusus seperti pelatihan atribusi untuk membantu
siswa keluar dari ketidak berdayaan yang dipelajari, di mana siswa merasa bahwa
mereka sudah ditakdirkan untuk gagal walaupun mereka bertindak. Harapan guru sangat
memengaruhi motivasi dan pencapaian siswa. Guru dapat mengkomunikasikan harapan
yang positif bahwa siswa dapat belajar dan dapat mengambil langkah untuk mengurangi
kecemasan.

Motivasi dan Pembelajaran Pengaturan Diri


Pembelajaran pengaturan diri , merujuk pada "pembelajaran Yang berasal dari pemikiran
dan perilaku yang dihasilkan siswa sendiri yang secara sistematis diarahkan ke sasaran
13
pembelajaran mereka, Seperti dijelaskan definisi ini, pembelajaran pengaturan diri
berkaitan erat dengan sasaran siswa. Siswa yang sangat termotivasi memelajari
pembelajaran, melaksanakan rencana pembelajaran, dan mengingat informasi yang
mereka peroleh Misalnya, siswa yang mempunyai motivasi yang finggi untuk membaca
lebih mungkin membaca sendiri dan menggunakan strategi pemahaman efektif. Motivasi
ini dapat berasal dari sesuatu daripada siswa lain lebih cenderung dengan sadar
merencanakan yang· banyak sumber. Salah satu adalah peniruan sosial , misatnya
melihat siswa lain menggunakan strategi pengaturan diri. Sumber lain ialah penetapan
sasaran, di mana siswa terdorong menetapkan sasaran pembelajaran mereka sendır
Sumber ketiga ialah umpan balik yang memperlihatkan kepada siswa bahwa mereka
melakukan kemajuan yang bagus ke arah sasaran pembelajaran mereka, khususnya jika
umpan balik- tersebut menekankan upaya dan kemampuan siswa.

CARA MENINGKATKAN MOTIVASI PENCAPAIAN


Salah satu jenis motivasi terpenting bagi psikologi pendidikan ialah motivasi
pencapaian , atau kecenderungan umum untuk berjuang demi keberhasilan dan memilih
kegiatan keberhasilan/kegagalan yang berorientasi sasaran.
Misalnya menemukan bahwa, jika diminta memilih mitra kerja untuk tugas yang rumit,
siswa yang termotivasi pencapaian cenderung memilih mitra yang pandai dalam tugas
tersebut, sedangkan siswa yang termotivasi pertemanan (yang mengungkapkan
kebutuhan akan cinta dan penerimaan) lebih mungkin memilih mitra yang bersahabat.
Sekalipun mereka telah mengalami kegagalan, siswa yang termotivasi pencapaian akan
bertahan lebih lama dalam tugas tertentu daripada siswa yang mempunyai motivasi
pencapaian yang kurang tinggi dan akan menghubungkan kegagalan mereka dengan
kurangnya upaya (kondisi internal tetapi yang dapat diubah), bukan dengan faktor
eksternal seperti kesulitan tugas atau keberuntungan. Singkatnya, siswa yang termotivasi
pencapaian ingin dan berharap untuk berhasil; ketika mereka gagal, mereka
melipatgandakan upaya mereka hingga mereka benar-benar berhasil.

Motivasi dan Orientasi Sasaran


Beberapa siswa motivasinya berorientasi ke arah sasaran pembelajaran (learning goal,
yang juga disebut sasaran tugas atau penguasaan); siswa lain berorientasi ke arah sasaran
kinerja.
Siswa yang mempunyai sasaran pembelajaran melihat maksud bersekolah untuk
memeroleh kompetensi di bidang kemampuan yang diajarkan, sedangkan siswa yang
mempunyai sasaran kinerja terutama berupaya memeroleh penilaian positif tentang
kompetensi mereka (dan menghindari penilaian negatif). Siswa yang berjuang ke arah

14
sasaran pembelajaran memungkinkan mengambil mata pelajaran yang sulit dan mencari
tantangan; siswa yang mempunyai sasaran kinerja terfokus untuk memeroleh nilai yang
baik, mengambil mata pelajaran yang mudah, dan menghindari situasi yang menantang.

Sasaran Pembelajaran versus Kinerja


Siswa yang mempunyai sasaran pembelajaran dan siswa yang mempunyai sasaran
kinerja tidak berbeda kecerdasan secara keseluruhan, tetapi kinerja mereka di ruang kelas
dapat sangat berbeda.
Ketika mereka berhadapan dengan rintangan siswa yang berorientasi kinerja cenderung
patah semangat dan kinerja mereka sangat terganggu, Sebaliknya, ketika siswa yang
berorientasi pembelajaran bertemu dengan rintangan, mereka cenderung terus mencaba
dan motivasi serta kinerja mereka mungkin saja benar-benar meningkat.

CARA GURU MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA UNTUK BELAJAR

Insentif adalah sarana penguatan yang dapat diharapkan orang untuk diterima jika
mereka mewujudkan perilaku tertentu. Insentif intrinsik adalah aspek tugas tertentu yang
dalam dirinya mempunyai cukup nilai sehingga dapat memotivasi siswa mengerjakan
sendiri tugas. Insentif ekstrinsik meliputi nilai sekolah, bintang emas, dan imbalan lain.
Guru dapat meningkatkan motivasi intrinsik dengan membangkitkan ketertarikan siswa,
mempertahankan keingintahuan, menggunakan berbagai cara presentasi, dân memberi
kesempatan siswa menentukan sasaran mereka sendiri.
Cara untuk menawarkan insentif ekstrinsik meliputi pengungkapan harapan yang jelas;
pemberian umpan balik yang jelas, langsung, dan sering; dan peningkatan nilai dan
ketersediaan imbalan. Imbalan di ruang kelas meliputi pujian, yang akan paling efektif
jika hal itu bersyarat, khusus, dan terpercaya.

15
BAB 11

PENGERTIAN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan strategi yang digunakan


guru untuk mempertahankan perilaku yang pantas dan menanggapi perilaku buruk di
ruang kelas. Upaya agar siswa tetap tertarik dan terlibat dalam kesediaan
memperlihatkan antusiasme yang berperan penting untuk mencegah perilaku buruk.
Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif adalah masalah mengetahui beberapa
teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan guru.

Dampak Waktu pada Pembelajaran


Metode memaksimalkan waktu yang dialokasikan meliputi upaya mencegah awal
pengajaran yang terlambat dan pengakhiran dini, mencegah gangguan, menangani
prosedur rutin dengan mulus dan cepat, meminimalikan waktu yang dihabiskan untuk
disiplin, dan menggunakan waktu sibuk dengan efektif.
Waktu sibuk, atau waktu penugasan, adalah waktu yang benar-benar digunakan masing-
masing siswa untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan.Guru dapat
memaksimalkan waktu sibuk dengan memberikan pelajaran yang memikat,
mempertahankan momentum, mempertahankan kemulusan pengajaran, mengelola
peralihan, mempertahankan fokus kelompok, menerapkan kejelian, dan menggunakan
tugas secara tumpang- tindih. Di ruang kelas yang terpusat pada siswa, pengelolaan
ruang kelas lebih memungkinkan munculnya partisipasi, dengan siswa yang terlibat
menetapkan standar perilaku, namun, peraturan masih diperlukan dan harus
dikomunikasikan secara konsisten dan ditegakkan.

Menggunakan Waktu yang Dialokasikan ke Pengajaran


Waktu adalah sumber daya terbatas di sekolah. Waktu untuk kegiatan pendidikan dapat
diperpanjang melalui penugasan pekerjaan rumah , tetapi waktu total yang tersedia untuk
pengajaran pada dasarnya ditentukan. Dari 6 jam ini (atau sekitar itu) harus terdapat
waktu untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran, di- tambah dengan waktu untuk
makan siang, istirahat, dan pendidikan jasmani; peralihan antar mata pelajaran
pengumuman, dan seterusnya. Dalam satu jam pelajaran selama 40 hingga 60 menit
untuk mata pelajaran tertentu, banyak faktor yang benar-benar berbeda mengurangi
waktu yang tersedia untuk pengajaran.

16
Mencegah Waktu yang Hilang
Salah satu hal yang memungkinkan banyak waktu pengajaran hilang ialah karena
kehilangan seluruh hari atau jam pelajaran. hal-hal seperti hari ujian yang terstandarisasi
dan tentu saja kita tidak ingin menghapuskan perjalanan lapangan atau rapat sekolah
yang memang penting hanya untuk memeroleh beberapa jam pelajaran tambahan. akan
tetapi hilangnya jam pengajaran yang sering terjadi akan mengganggu aliran pengajaran
dan pada akhirnya dapat merampas siswa waktu yang mencukupi untuk menguasai
kurikulumyang sering terjadi akan mengganggu alıran pengajaran dan pada akhimya
dapat merampas dari siswa waktu yang mencukupi untuk menguasai kurikulum
Penggunaan semua waktu di kelas.

Mencegah Keterlambatan Memulai dan Penyelesaian Dini


Waktu yang dialokasikan ke pengajaran secara mengejutkan hilang dalam jumlah besar
karena guru tidak mulai mengajar pada awal jam pelajaran. Ini dapat menjadi persoalan
tersendiri dalam beberapa mata pelajaran sekolah dasar yang digabungkan, yang tidak
mempunyai lonceng, atau jadwal tetap untuk menata jam pelajaran. Itu juga merupakan
masalah di sekolah menengah yang dibagi-bagi menjadi beberapa departemen, di mana
guru mungkin saja menghabiskan waktu yang lama untuk mengurus siswa yang
terlambat atau persoalan lain sebelum memulai pelajaran.
Pelajaran yang dimulai dengan cepat dan tepat waktu berperan penting untuk
menentukan suasana pengajaran yang disengaja. Jika siswa tahu bahwa guru tidak mulai
dengan tepat waktu, mereka mungkin saja tidak akan bersemangat masuk kelas dengan
tepat waktu; sikap ini menyebabkan makin sulit memulat pelajaran dengan tepat waktu
pada masa mendatang.

Mencegah Gangguan
Salah satu penyebab penting kehilangan waktu yang dialokasikan ke pengajaran ialah
gangguan. Gangguan dapat dikenakan dari luar, seperti pengumuman atau perlunya
menandatangani formulir yang dikirim dari kantor kepala sekolah; atau hal itu dapat
disebabkan oleh guru atau siswa sendiri. Gangguan tidak hanya langsung mengurangi
waktu pengajaran, tetapi juga memutuskan momentum pelajaran tersebut, yang
mengurangi perhatian siswa pada tugas yang ada.

Menggunakan Waktu Sibuk dengan Efektif

17
Waktu sibuk (atau waktu penugasan) adalah waktu yang benar-berar digunakan masing-
masing siswa untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Waktu yang dialokasikan
dan waktu sibuk berbeda dalam arti bahwa waktu yang dialokasikan mengacu ke
kesempatan bagi seluruh siswa untuk terlibat ke dalam kegiatan pembelajaran,
sedangkan waktu sibuk mungkin berbeda untuk masing-masing siswa, bergantung pada
perhatian dan kesediaan siswa untuk bekerja.

Memberikan Pelajaran yang Memikat


Cara terbaik untuk me- ningkatkan waktu siswa ke dalam penugasan ialah memberikan
pelajaran yang begitu menarik, memikat, dan relevan dengan minat siswa sehingga siswa
akan memberikan perhatian dan senang mengerjakan apa yang diminta dari mereka.

Mempertahankan Momentum
Mempertahankan momentum selana pelajaran adalah kunci untuk mengupayakan
keterlibatan pada tugas agar tetap tinggi. Momentum mengacu ke upaya menghindari
gangguan atau perlambatan . Dalam pelajaran yang mempertahankan momentum yang
baik, siswa selalu mempunyai sesuatu untuk dikeraian dan, begitu mulai bekerja, mereka
tidak terganggu.

Mempertahankan Kemulusan Pengajaran Kemulusan adalah istilah lain untuk


mengacu ke fokus urutan pengajaran yang bermakna dan yang berkesinambungan.
Pengajaran yang mulus menghindari lompatan tanpa peralihan dari topik ke topik atau
dari pelajaran ke kegiatan lain, yang menghasilkan "pemutusan secara kasar aliran
kegiatan".

Mengelola Peralihan Peralihan adalah pergantian dari satu kegiatan ke kegiatan lain;
contohnya, dari pengajaran ke pekerjaan kelas, dari mata pelajaran ke mata pelajaran
lain, atau dari pelajaran ke makan siang.
Berikut ini terdapat tiga aturan untuk pengelolaan peralihan:
1. Ketika melakukan peralihan, guru hendaknya memberi tanda yang jelas yang
sudah diajarkan kepada siswa untuk menanggapinya.
Contohnya, di kelas sekolah dasar, beberapa guru menggunakan lonceng atau sinyal
tangan untuk menunjukkan kepada siswa bahwa mereka hendaknya segera diam dan
mendengarkan pengajaran.
2. Sebelum peralihan dilakukan, siswa harus merasa yakin tentang apa yang akan
mereka lakukan ketika tanda diberikan.

18
Misalnya, guru mungkin saja berkata, "Ketika saya katakan Lakukan,'saya ingin Anda
semua menyingkirkan buku Anda dan mengeluarkan karangan yang Anda mulai
kemarin. Apakah semua sudah siap? Baik, lakukan!" Pada saat memberikan petunjuk
kepada siswa agar memulai pekerjaan kelas perorangan, guru tersebut dapat membantu
mereka memulai kegiatan tersebut sebelum membiarkan mereka bekerja mandiri.
3. Lakukanlah semua peralihan sekaligus. Siswa hendaknya dilatih me lakukan
peralihan sebagai satu kelompok, bukan sebagai siswa satu per satu. Guru
biasanya harus memberikan petunjuk kepada siswa secara keseluruhan atau
kepada kelompok yang ditentukan dengan jelas.

beberapa strategi untuk mengelola perilaku buruk


yang dilakukan secara rutin prinsip interpretasi yang paling sedikit urutan strategi untuk
mengatasi perilaku buruk yang kecil mulai dari yang tidak mengganggu hingga yang
paling mengganggu.
1. pencegahan masalah perilaku yang paling mudah diatasi adalah masalah yang
belum pernah terjadi sejak awal. guru dapat mencegah masalah perilaku dengan
menyajikan pelajaran yang menarik dan hidup menjelaskan pengaturan dan
prosedur Kelas mengupayakan siswa tetap sibuk dalam tugas yang bermakna dan
menggunakan teknik lain yang efektif untuk mengelola ruang kelas dasar.
2. isyarat nonverbal guru dapat menghilangkan banyak perilaku rutin di kelas tanpa
memutus momentum pelajaran. Melalui penggunaan isyarat nonverbal gerhana
melakukan kontak mata dengan siswa yang berperilaku buruk mungkin sudah
mencukupi untuk menghentikan perilaku buruk.
3. pujian atas perilaku yang bertentangan dengan perilaku guru pujian dapat
menjadi sarana motivasi yang ampuh bagi banyak siswa salah satu strategi untuk
mengurangi perilaku buruk di kelas ialah memastikan untuk memuji siswa atas
perilaku yang bertentangan dengan perilaku buruk yang ingin anda kurangi.
4. pujian atas siswa lain sering dimungkinkan mengupayakan seorang siswa
berperilaku baik dengan memuji siswa lain karena berperilaku baik.
5. peringatan lisan jika isyarat nonverbal dirasa mustahil atau tidak efisien
peringatan lisan sederhana mungkin membantu untuk mendisiplinkan seorang
siswa peringatan tersebut hendaknya diberikan langsung setelah siswa tadi
berperilaku buruk peringatan yang tertunda biasanya tidak akan efektif
6. peringatan berulang paling sering isyarat nonverbal penguatan atas siswa lain atau
peringatan sederhana sudah cukup untuk mengakhiri perilaku yang buruk yang
kecil lingkungan ruang kelas teratur dan produktif. ketika siswa menolak untuk
menaati peringatan sederhana salah satu strategi untuk dicoba pertama-tama ialah

19
mengurangi peningkatan tersebut dengan mengabaikan setiap dalih atau bantahan
yang tidak relevan.
7. menerapkan konsekuensi jika semua langkah sebelumnya sudah tidak efektif lagi
memaksa siswa mematuhi permintaan yang diungkapkan dengan jelas dan masuk
akal Langkah terakhir ialah mengajukan pilihan kepada siswa patuhi atau
tanggung konsekuensinya. contohnya konsekuensi adalah meminta siswa keluar
dari kelas membuat siswa kehilangan istirahat beberapa menit atau siswa lain
meminta siswa atau Tertinggal seusai sekolah.

PRAKTIK YANG MEMPUNYAI ANDIL BAGI PENGELOLAAN RUANG


KELAS YANG EFEKTIF

Praktik yang memberi andil pada pengelolaan ruang kelas yang efektif meliputi upaya
memulai tahun ajaran dan menyusun peraturan dan prosedur dengan tepat. Peraturan dan
prosedur kelas hendaknya disampaikan dengan jelas kepada siswa dan diterapkan dengan
segera dan adil.

Beberapa Strategi untuk Mengelola Perilaku Buruk yang Rutin


Salah satu prinsip disiplin di ruang kelas ialah pengelolaan yang baik terhadap perilaku
buruk yang rutin. Prinsip intervensi yang paling sedikit berarti menggunakan metode
paling sederhana yang akan berhasil. Ada kesinambungan strategi mulai dari yang paling
sedikit hingga paling banyak mengganggu: pencegahan perilaku buruk; isyarat nonverbal
seperti kontak mata, yang dapat menghentikan perilaku buruk yang kecil; pujian atas
perilaku yang benar dan bertentangan dengan perilaku buruk, pujian terhadap siswa lain
yang berperilaku baik,
peringatan lisan sederhana yang langsung diberikan setelah siswa berperilaku buruk;
pengulangan peringatan lisan , dan penerapan konsekuensi ketika siswa menolak untuk
taat. Untuk masalah perilaku yang parah harus diterapkan konsekuensi yang cepat dan
pasti. Parnggilan terhadap orang tua siswa dapat efektif.

Penggunaan Analisis Perilaku Terapan untuk Mengelola Masalah Perilaku yang


Lebih Parah
Penguatan (reinforcer) yang paling lazim atas perilaku buruk yang rutin berperilaku
buruk untuk mendapatkan perhatian guru, salah satu strategi yang efektif ialah
memberikan perhatian ke perilaku yang benar sambil maupun serius ialah perhatian dari
guru atau teman sebaya. Ketika siswa mengabaikan perilaku yang buruk sebanyak
mungkin; omelan sering berperan sebagai penguatan perilaku yang buruk Strategi

20
pengelolaan perilaku perorangan bermanfaat bagi siswa yang mempunyai masalah
perilaku tetap di sekolah. Setelah menentukan perilaku.
garis dasar, guru memilih penguatan seperti pujian lisan atau imbalan kecil yang
berwujud, dan penghukuman seperti penyingkiran (menjauhkan seorang anak dari situasi
yang menguatkan perilaku yang buruk).
Guru juga menetapkan kriteria untuk menerapkan penguatan dan hukuman. Strategi
penguatan berbasis keluarga dapat saja melibatkan pemberian kartu laporan harian atau
mingguan kepada siswa untuk dibawa pulang dan meminta orang tua memberikan
imbalan berdasarkan laporan ini. Langkah untuk menciptakan program seperti itu
meliputi penentuan perilaku yang akan digunakan bagi kartu laporan harian can
penjelasan program tersebut kepada orang tua.
Program kesalingbergantungan kelompok adalah program yang memberikan imbalan
kepada seluruh kelompok berdasarkan perilaku anggota kelompok. Salah satu keberatan
terhadap teknik pengelolaan perilaku ialah bahwa hal itu dapat dimanfaatkan untuk
mengendalikan siswa secara berlebihan. Strategi pengelolaan perilaku hendaknya selalu
menekankan pujian dan penguatan, dengan menjadikan hukuman sebagai pilihan
terakhir.

Pencegahan Masalah Perilaku yang Parah


Ada beberapa metode yang pasti untuk mencegah kenakalan, tetapi beberapa prinsip
umum meliputi upaya mengungkapkan dengan jelas dae menegakkan dengan konsisten
peraturan kelas, mengurangi kemangkiran jika memungkinkan, menghindari penggunaan
pengelompokan kemampuan antar-kelas, menggunakan strategi pengelolaan ruang kelas
preventit melibatkan orang tua ke dalam setiap tanggapan atas perilaku buruk yang
parah, menggunakan mediasi teman sebaya, menghindari pengguraan skorsing,
menerapkan hanya hukuman singkat, dan menggabungkan kembali siswa setelah
hukuman. Periksa dan Hubungi adalah salah satu program yang menggabungkan banyak
aspek prinsip ini.

21
BAB 12

JENIS PEMBELAJAR YANG MEMPUNYAI PENGECUALIAN

Pebelajar yang mempunyai pengecualian adalah siswa yang mempunyai kebutuhan


pendidikan khusus dalam kaitannya dengan norma masyarakat dan sekolah.
Ketidakmampuan melakukan tugas akademis secara memadai karena setiap alasan yang
melekat dalam diri pebelajar meng- akibatkan pebelajar tersebut mempunyai
pengecualian. Rintangan adalah keadaan atau hambatan yang ditimpakan lingkungan
atau orang tersebut; ketidakmampuan adalah keterbatasan fungsi yang mengganggu
kemampuan mental, fisik, atau indera seseorang. Sistem penggolongan pebelajar yang
mempunyai pengecualian sering sewenang-wenang dan dapat diperdebatkan, dan
penggunaan julukan dapat mengakibatkan perlakuan yang tidak tepat atau merusak
konsep diri siswa.
Contoh pebelajar yang mempunyai pengecualian adalah siswa yang menyandang
keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar spesifik, gangguan bicara dan bahasa,
gangguan emosi, gangguan perilaku, dan kehilangan penglihatan atau pendengaran.
sikap bahasa "Utamakan- Manusia"
Penting memastikan agar bahasa dan pilihan kata kita serta terminologi kita dalam
menyebut orang yang menyandang ketidakmampuan mampu menyampaikan pesan rasa
hormat yang tepat.,Ada dua prinsip dasar untuk tetap diingat

1. Prinsip pertama ialah mengutamakan manusia. Contohnya ialah siswa yang


mempunyai ketidakmampuan belajar (learning disability), bukan "anak yang tidak
mampu belajar" (learning disabled child). Dia adalah siswa, itu yang pertama-
tama: fakta bahwa dia mempunyai ketidakmampuan belajar adalah urusan
sekunder.

2. Prinsip kedua ialah menghindari dari menyamakan orang tersebut dengan ketidak
mampuan. Ada banyak karakteristik masing- masing siswa dan ketidakmampuan
hanyalah salah satu. Mendefinisikan anak tersebut dari segi ketidakmampuan
benar-benar tidak adil baginya. Bagian-bagian berikut membahas karakteristik

22
siswa yang mempunyai jenis pengecualian yang paling umum ditemukan di
sekolah.

Jenis Pengecualian dan Jumlah Siswa yang Dilayani


Beberapa pengecualian, seperti kehilangan penglihatan dan pendengaran, relatif mudah
didefinisikan dan diukur Yang lain, seperti keterbelakangan mental, ketidak mampuan
belajar, dan gangguan emosi, jauh lebih sulit didefinisikan dan definisinya berkembang
dari waktu ke waktu. Bahkan, dalam beberapa dasawarsa belakangan ini terjadi
perubahan besar-besaran dalam kategori ini . Sejak pertengahan 1970- an, jumlah anak
dalam kategori ketidakmampuan yang paling mudah didefinisikan, seperti kelemahan
fisik, tetap bertahan dengan cukup stabil. Namun, jumlah siswa yang dikategorikan
sebagai yang tidak mampu belajar telah meningkat terus-menerus dan penggunaan
kategori "terbelakang secara mental" yang telah berkurang.

Siswa yang Menyandang Keterbelakangan Mental


Keterbelakangan mental adalah ketidakmampuan yang dicirikan oleh keterbatasan
penting fungsi intelektual maupun perilaku adaptasi yang terungkap ke dalam
kemampuan menyesuaikan diri secara konseptual.
Penyebab Keterbelakangan Mental Di antara sekian banyak penyebab keterbelakangan
mental terdapat warisan genetik; kelainan kromosom, Pperti sindroma Down penyakit
yang ditularkan ntara ibu dan janin dalam rahim, seperti rubella (campak ) dan sifilis;
sindroma kebergantungan kimia janin yang disebabkan penyalahgunaan alkohol atau
kokain oleh ibu selama kehamilan; kecelakaan kelahiran yang mengakibatkan
kekurangan oksigen, penyakit dan kecelakaan masa anak- anak, seperti ensefalitis atau
cedera otak traumatik (karena benturan), dan kontaminasi racun dari lingkungan, seperti
keracunan timbal.

Tingkat Kecerdasan Untuk memahami seberapa parah kelemahan diri anak-anak yang
menyandang keterbelakangan mental, pertama-tama penting diingat kembali konsep
tentang IQ atau tingkat kecerdasan, yang berasal dari nilai ujian terstandarisasi. Siswa
yang mempunyai IQ di atas 70 pada umumnya dianggap berada dalam rentang normal.
Sedikit lebih dari 2 persen siswa mempunyai IQ di bawah rentang ini. Mereka perlu

23
mempertimbangkan kinerja siswa di sekolah dan keluarga, nilai ujian lain, dan latar
belakang budaya.
Penggolongan Keterbelakangan Mental Pada masa lalu, orang yang menyandang
keterbelakangan mental terutama dikategorikan menurut nilal IQ mereka. Sistem
penggolongan berbasis IQ ini telah ditentang beberapa profesional yang percaya bahwa
penekanan dalam pendidikan khusus masa sekarang ialah bahwa semua orang dapat
belajar dan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak dapat dibedakarn dengan jelas.
Namun, beberapa distrik sekolah menggunakan sistem penggolongan yang
disederhanakan ini atau sistem serupa.

INKLUSI
Inklusi berarti penempatan siswa yang mempunyai kebutuhan khusus ke ruang kelas
pendidikan umum setidaknya untuk sebagian waktu pembelajaran. Inklusi penuh semua
siswa dengan bantuan yang sesuai merupakan sasaran yang diyakini secara luas. Riset
memperlihatkan bahwa inklusi berjalan efektif menaikkan tingkat kinerja banyak siswa,
khususnya ketika pembelajaran kooperasi, sistem sahabat, pengajaran pribadi teman
sebaya, pengajaran komputer, modifikasi penyajian pelajaran, dan pelatihan kemampuan
sosial menjadi bagian sehari-hari pembelajaran di ruang kelas.
Riset juga memperlihatkan bahwa beberapa ketidakmampuan, khususnya
ketidakmampuan membaca, dapat dicegah melalui program pencegahan dan intervensi
dini. Pengertian Inklusi kelas pendidikan umum.

24
BAB 13

TUJUAN PENGAJARAN DAN CARA MENGGUNAKANNYA


Riset mendukung penggunaan tujuan pengajaran atau perilaku yang merupakan
pernyataan yang jelas tentang apa yang seharusnya diketahui dan sanggup dilakukan
siswa pada akhir pelajaran, bab, atau mata pelajaran. Pernyataan ini juga menetapkan
kondisi kinerja dan kriteria penilaian.
Dalam perencanaan pelajaran, analisis tugas mempunyai andil bagi pe- rumusan tujuan,
dan perencanaan mundur mempermudah penyusunan tujuan spesifik dari tujuan umum
mata pelajaran tertentu. Tujuan erat terkait dengan penilaian. Taksonomi Bloom tentang
tujuan pendidikan menggolongkan tujuan pendidikan dari yang sederhana hingga rumit,
yang mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Matriks isi pelajaran perilaku membantu memastikan tujuan meliputi banyak tingkat.
Ukuran formal kinerja atau pembelajaran siswa berperan penting sebagai umpan balik
bagi siswa dan guru, sebagai informasi bagi orang tua, sebagai informasi untuk
pemilihan dan sertifikasi, sebagai informasi untuk menilai akuntabilitas sekolah, dan
sebagai insentif untuk meningkatkan upaya siswa.

CARA MENGEVALUASI PEMBELAJARAN SISWA


Strategi evaluasi meliputi evaluasi formatif; evaluasi sumatif; evaluasi acuan-norma, di
mana nilai siswa dibandingkan dengan nilai siswa lain; dan evaluasi acuan-kriteria, di
mana nilai siswa dibandingkan dengan standar penguasaan tertentu. Siswa dievaluasi
melalui ujian atau kinerja. Metode evaluasi yang tepat didasarkan pada tujuan evaluasi.
Misalnya, jika tujuan ujian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai
konsep utama pelajaran, ulangan formatif acuan-kriteria atau kinerja akan merupakan
yang paling sesuai.

Evaluasi formatif adalah memberikan pertimbangan nilai berdasarkan kriteria tertentu,


untuk mendapatkan evaluasi yang meyakinkan dan obektif dimulai dari informasi
informasi kuantatif dan kualitatif.

25
Evaluasi sumantif adalah penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau
seluruh materi pelajar dianggap telah telah selesai.

Evaluasi acuan norma adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma
kelompok atau nilai nilai yag diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai nilai siswa lain
dalam kelompok tersebut .

Evaluasi acuan kriteria adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
siswa dibandingkan dengan kriteria yang sudah dibuat terkebih dahulu didalam penilaian
acuan kriteria.

CARA MENYUSUN UJIAN


Ujian disusun untuk mendapatkan bukti pembelajaran siswa dalam hubungannya dengan
tujuan pengajaran. Ujian pencapaian hendaknya disusun berkaitan dengan enam prinsip:
Ujian hendaknya

(1) mengukur dengan jelas tujuan pembelajaran yang telah ditentukan,


(2) mengukur sampel representatif tugas pembelajaran yang disertakan ke dalam
pengajaran.
(3) menyertakan jenis soal ujian yang paling tepat untuk mengukur hasil pembelajaran
yang diinginkan,
(4) sesuai dengan kegunaan yang akan dibuat atas hasilnya,
(5) sedapat mungkin dapat dipercaya dan ditafsirkan dengan hati-hati, dan
(6) meningkatkan pembelajaran.

Tabel spesifikasi membantu merencanakan ujian yang berkaitan dengan tujuan


pengajaran. Jenis soal ujian meliputi soal pilihan ganda, benar-salah, mengisi titik-titik,
menjodohkan, esai pendek, dan penyelesaian masalah. Masing-masing jenis soal ujian
mempunyai kegunaan optimal, keunggulan, dan kelemahan. Misalnya, jika Anda ingin
memelajari bagaimana siswa memikirkan, menganalisis, mensintesiskan, atau
mengevaluasi suatu aspek isi mata pelajaran, ujian esai pendek mungkin adalah yang
paling tepat, asalkan Anda mempunyai waktu untuk menyelenggarakannya dan
mengevaluasi jawaban siswa.
Pengertian Penilaian Autentik, Portofolio, dan Kinerja Penilaian portofolio dan penilaian
kinerja menghindari aspek negatif ujiar pilihan ganda tertulis dengan meminta siswa
memperlihatkan pembelajaran mereka melalui sampel pekerjaan atau penerapan
langsung ke dalam dunia nyata. Penilaian kinerja biasanya diberi nilai menurut rubrik
yang menetapkan sebelumnya jenis kinerja yang diharapkan.

26
CARA MENENTUKAN NILAI SISTEM PENILAIAN BERBEDA
di pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah. Misalnya, penilaian informal
mungkin saja lebih sesuai pada tingkat se- kolah dasar, sedangkan nilai huruf makin
dianggap penting pada tingkat sekolah menengah. Standar penilaian dapat saja bersifat
absolut atau relatif (penilaian berdasar kurva).
Penilaian kinerja adalah cara guru menentukan apa yang diketahui dan dapat dilakukan
siswa. Persyaratan utama penilaian kinerja ialah pengumpulan sampel pekerjaan siswa
dengan bijaksana yang menunjukkan tingkat kinerja. Pendekatan lain ialah memberikan
ujian kepada siswa di mana mereka dapat memperlihatkan kemampuan mereka. Sistem
lain ialah penilaian kontrak dan penilaian penguasaan. Nilai buku rapor biasanya
berisikan nilai rata-rata ujian, pekerjaan rumah, tugas kelas, partisipasi di kelas, perilaku,
dan upaya.

MENETPAKAN KRITERIA PEMBERIAN NILAI


Nilai hendaknya juga membantu siswa memahami dengan lebih baik apa yang
diharapkan dari mereka dan bagaimana cara mereka melakukan perbaikan diri. Guru dan
sekolah yang menggunakan nilai huruf menyertakan makna umum berikut pada huruf
tersebut:

A- unggul; luar biasa; pencapaian yang sangat menonjol


B- sangat baik, tetapi tidak unggul; di atas rata-rata
C- pekerjaan atau kinerja yang kompeten, tetapi tidak luar biasa; rata- rata
D- kelulusan minimal, tetapi terlihat ada kelemahan serius, di bawah rata- rata
E- gagal lulus; terlihat ada kelemahan serius

Standar Penilaian Absolut Nilai dapat diberikan menurut standar hsolut atau relatif.
Standar penilaian absolut (absolute grading standard) dapat terdiri atas nilai persentase
yang sudah ditentukan sebelumnya yang diperlukan untuk nilai tertentu, seperti dalam
contoh berikut Nilai Persentase yang Benar.

A. 90-100 persen
B. 80-89 persen
C. 70-79 persen
D. 60-69 persen
E. 60-69 persen

27
Dalam bentuk standar absolut lain, yang disebut penilaian acuan- kriteria, guru
memutuskan sebelumnya kinerja apa saja yang menjadi pe- nguasaan yang luar biasa.

(A), di atas rata-rata


(B), rata-rata
(C), di bawah rata-rata
(D), dan tidak memadai
(E) tentang tujuan pengajaran.

CARA MENGEVALUASI PEMBELAJARAN SISWA


Strategi evaluasi harus sesuai untuk penggunaan yang dilakukan terhadapnya. Untuk
memahami bagaimana penilaian dapat digunakan paling efektif dalam pengajaran di
ruang kelas, penting diketahui perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif dan antara
penafsiran acuan-norma dan acuan-kriteria.

EVALUASI ACUAN-NORMA DAN ACUAN-KRITERIA PENAFSIRAN


untuk memberikan tingkatan nilai terhadap kinerja siswa adalah langkah penting dalam
evaluasi. Perbedaan antara acuan-norma dan acuan- kriteria merujuk ke cara nilai siswa
ditafsirkan.
Penafsiran acuan-norma pada perbandingan nilai siswa dengan nilai siswa lain.

Misalnya, dalam suatu ruang kelas, biasanya nilai digunakan untuk memberi guru
gagasan tentang seberapa baik seorang siswa berkinerja jika dibandingkan dengan teman
kelas. Siswa dapat juga mempunyai peringkat tingkat-nilai atau sekolah dan dalam ujian
terstandarisasi, nilai siswa dapat dibandingkan dengan nilai kelompok norma yang
mewakili nasional.

Penafsiran acuan-kriteria terfokus pada penilaian penguasaan siswa atas kemampuan


spesifik, tanpa peduli bagaimana siswa lain berkinerja dalam bidang kemampuan yang
sama. Evaluasi acuan-kriteria paling baik dilakukan jika erat dikaitkan dengan tujuan
spesifik atau bidang yang ditetapkan dengan baik dalam kurikulum yang sedang
diajarkan. membandingkan ciri utama dan tujuan ujian acuan-kriteria dan acuan-norma.

PENGERTIAN PENILAIAN AUTENTIK, PORTOFOLIO, DAN KINERJA


Setelah banyak kritik terhadap ujian tradisional. kritikus telah mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem penilalan alternatif yang dirancang untuk menghindari
masalah ujian pilihan ganda yang biasa.

28
Gagasan utama di balik alternatif ujian tersebut ialah bahwa siswa seharusnya diminta
mendokumentasikan pembelajaran mereka dan memperlihatkan bahwa mereka benar-
benar dapat mengerjakan sesuatu yang nyata dengan informasi dan kemampuan yang
telah mereka pelajari di sekolah .

Penilaian Portofolio Salah satu bentuk populer penilaian pengumpulan dan


pengevaluasian sampel karya siswa dalam kurun waktu yang panjang. Guru dapat
mengumpulkan karangan, proyek, dan bukti lain tentang fungsi siswa yang lebih tinggi
dan menggunakan bukti ini untuk mengevaluasi kemajuan siswa dari waktu ke waktu.
Misalnya, banyak guru meminta siswa menyimpan portofolio tulisan mereka yang
memperlihatkan perkembangan karangan hingga ernatif disebut penilaian portofolio.

Keberhasilan Penilaian Kinerja Salah satu kritik terpenting terhadap ujian tradisional
terstandarisasi ialah bahwa hal itu dapat memusatkan perhatian guru untuk mengajarkan
rentang kemampuan sempit yang kebetulan termasuk di dalam ujian, seharusnya
dimungkinkan untuk menciptakan ujian yang menuntut pemahaman yang begitu luas
tentang mata pelajaran sehingga ujian tersebut pantas diajarkan.

29
BAB 14

PENGERTIAN UJIAN TERSTANDARISASI DAN CARA PENGGUNAANNYA

Istilah terstandarisasi menggambarkan ujian yang seragam dalam isi, penyelenggaraan,


dan penilaian. Oleh karena itu, dimungkinkan perban- dingan hasilnya di seluruh ruang
kelas, sekolah,
dan distrik sekolah. Ujian terstandarisasi seperti SAT dan CTBS mengukur kinerja atau
kemampuan masing-masing siswa terhadap standar atau norma yang telah ditentukan
untuk banyak siswa lain di distrik sekolah, negara bagian atau bangsa yang menjadi
sasaran penyusunan masing-masing ujian. Nilai ujian terstandarisasi digunakan untuk
pemilihan dan penempatan, seperti kenaikan kelas atau penerimaan di perguruan tinggi;
untuk diagnosis dan perbaikan, untuk evaluasi kemahiran dan kemajuan siswa dalam
bidang muatan pelajaran; dan untuk evaluasi strategi pengajaran, guru, dan sekolah.

JENIS UJIAN TERSTANDARISASI YANG DIBERIKAN

Ujian bakat seperti ujian kecerdasan umum dan ujian nultifaktor memper- kirakan
kemampuan umum siswa dan kesiapannya untuk belajar. Ujian IQ yang diberikan
kepada perorangan atau kelompok mencoba untuk mengukur kecerdasan masing-masing
dalam wilayah kognitif Ujian pen- apaian menilai kemahiran siswa dalam berbagai mata
pelajaran. Ujian dagnostik difokuskan pada mata pelajaran tertentu untuk menyingkap
leatan dan kelemahan penguasaan. Ujian acuan norma menatsirkan dalam perbandingan
dengan nilai peserta lain yang mengikuti ujian tersebut, dan ujian acuan kriteria
menafsirkan nilai berdasarkan kriteria kinerja yang sudah tetap.

Ujian pencapaian Ujian pencapaian (achievement tests) digunakan untuk

30
1. memprediksi kinerja siswa di masa mendatang pada bidang studi tertentu,
2. men- diagnosis kesulitan siswa,
3. menjadi ujian formatif atas kemajuan siswa, Bahasa Spanyol. Yang menjadikan
ujian ini sebagai acuan norma adalah hasil ujian itu dapat dibandingkan dengan
kelompok siswa yang mewakili. Ujian dan
4. menjadi ujian sumatif atas pembelajaran.

ujian bakat-bakat biasanya diukur dengan mengevaluasi pencapaian atas domain yang
didefinisikan secara sangat luas karena itu pembelajaran sekolah mempengaruhi nilai
ujian bakat siswa dan siswi skornya baik pada salah satu jenis ujian biasanya akan baik
pada ujian lain.
ujian kecerdasan umum adalah nilai yang paling sering terkait dengan pengujian
kecerdasan tetapi jenis nilai lain juga digunakan untuk kecerdasan dirancang
memberikan indikasi umum mengenai bakat seseorang di banyak bidang fungsi
intelektual.

pengukuran IQ Skala yang dikembangkan oleh Binet tersebut mengukur kecerdasan


yang nilai berdasarkan lingkup luas karakteristik dan keterampilan mental seperti
memory tahuan kosakata dan penyelesaian masalah.
ujian bakat multifaktor ujian ini mencakup ujian.kemampuan seperti saat ujian sekolah,
dasar dan ujian sekolah menengah.

CARA MENAFSIRKAN UJIAN TERSTANDARISASI


Nilai yang berasal dari nilai mentah meliputi persentil, yaitu persentase nilai dalam
kelompok norma yang berada di bawah nilai tertentu; ekuivalen kelas, yaitu kelas dan
bulan di mana nilai tertentu dianggap melambangkan kinerja khas, dan nilai standar,
yaitu kinerja siswa dalam kaitannya dengan pendistribusian nilai normal. Nilai standar
meliputi stanine (yang didasarkan pada deviasi standar nilai), ekuivalen kurva normal
(yang didasarkan pada perbandingan nilai dengan pendistribusian normal), dan nilai-z
(keberadaan nilai di atas atau di bawah nilai tengah).

MASALAH TERKAIT UJIAN TERSTANDARISASI DAN UJIAN RUANG


KELAS.
Ujian dan soal-soal ujian harus mempunyai validitas, yaitu kualitas ujian yang
dimaksudkan untuk diujikan. Validitas prediktif berarti bahwa ujian tersebut dengan
tepat memperkirakan kinerja pada masa depan. Ke- hndalan berarti bahwa hasil ujian

31
tidak berubah ketika ujian diberikan di mpet atau pada waktu yang berbeda
Ketidakadilan uian dalam setiap bentuknya membahayakan validitas. Masalah-masalah
lain yang terkait dengan ujian terstandarisasi meliputi etika materi ujian persiapan siswa
untuk menghadapi ujian, penggunaan nilai ujian, hubungan ujian dengan kurikulum, dan
penyelenggaraan ujian dengan komputer.

AKUNTABILITAS PENGAJAR ATAS PENCAPAIAN SISWA


Pendidik semakin bertanggung jawab atas pencapaian siswa. Nilai ujian sering
digunakan dalam pembuatan keputusan mengenai pemekerjaan Pemecatan, dan pramosi
pendidik.
Kritikus mengatakan bahwa membuat guru bertanggung jawab atas perolehan siswa
tidak adil karena adanya titik awal siswa yang berbeda dan dapat mendorong pengajaran
yang berdasarkan ujian atau penerapan kebijakan yang secara palsu me- naikkan nilai
terstandarisasi. Salah satu manfaat akuntabilitas yaitu dapat meningkatkan tekanan pada
sekolah untuk memusatkan perhatian pada siswa yang mungkin justru terabaikan.
Karena ujian akuntabilitas berdasarkan standar mengenai apa yang harus dipelajari, maka
ujian ini dapat membantu mengklarifikasi sasaran pembelajaran.

32

Anda mungkin juga menyukai