Anda di halaman 1dari 6

Pengajaran dan Pembelajaran Daring dan Bauran

SEL. 04.2-T1-3f Problem Based Learning (PBL)

Nama Kelompok: 1. Muhamad Wahfiudin (F4301231172)

2. Viona Adelia (F4301231173)

3. Sri Risqi (F4301231176)

4. Henadia (F4301231158)

5. Nuriyanti (F4301231162)

Untuk menambah pengetahuan dan informasi terkait problem based learning, carilah sumber lain
tentang topik yang sedang dibahas. Bacalah 3-5 sumber bisa dari buku. Kemudian catatlah hal
penting sebagai temuan yang Anda dapatkan

1. Buku 1
o Judul Buku : Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013
o Temuan atau catatan penting :

Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa pengertian dari
model Problem Based Learning adalah:
Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasih masalah adalah model pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.
Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa:
PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara
stimulan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan keterampilan dengan
menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik.Dua definisi diatas mengandung arti bahwa PBL atau PBM
merupakan suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
Karakteristik Problem Based Learning
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin
(2014:130) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu:
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar.
Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk
dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Autenthic problems from the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa mampu
dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.
3. New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan memahami semua
pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small group
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan
secara kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat
menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus
selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereke agar mencapai target
yang hendak dicapai.

2. Buku 2
o Judul Buku : Pengajaran Berdasarkan Masalah
o Temuan atau catatan penting :

Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002:1) mengemukakan bahwa langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut:
Tabel. Langkah-langkah Problem Based Learning

Fase Indikator Tingkah Laku Guru


Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi Peserta didik logistik yang diperlukan, dan memotivasi Peserta
1 pada masalah didik terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

Membantu Peserta didik mendefinisikan dan


Mengorganisasi Peserta mengorganisasikan tugas belajar yang
2 didik untuk belajar berhubungan dengan masalah tersebut

Mendorong Peserta didik untuk mengumpulkan


Membimbing informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
pengalaman untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
3 individual/kelompok masalah

Membantu Peserta didik dalam merencanakan


dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
Mengembangkan dan laporan, dan membantu mereka untuk berbagi
4 menyajikan hasil karya tugas dengan temannya

Menganalisis dan Membantu Peserta didik untuk melakukan


mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
5 pemecahan masalah mereka dan proses yang mereka gunakan.

3. Buku 3

o Judul Buku : Strategi Pembelajaran Kimia.


o Temuan atau catatan penting :

Menurut Suyanti (2010) kelebihan dalam penerapan model Problem Based Learning diantaranya
adalah:
1. PBL dirancang utamanya untuk membantu pebelajar dalam membangun kemampuan berfikir
kritis, pemecahan masalah, dan intelektual mereka, dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.

2. Membuat mereka menjadi pebelajar yang mandiri dan bebas.

3. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran, dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.

5. Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam


pembelajaran yang mereka lakukan, juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri
baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6. Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya
merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti siswa, bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau dari buku-buku.

7. Dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal berakhir.

4. Artikel

o Judul Artikel : Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Disertai Artikel Ilmiah
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X3 SMAN 2 Boyolali
Tahun Pelajaran 2012/2013. Bio-Pedagogi, 2 (2), 58–67.
Penulis : Nurcholis, A., Sudarisman, S., & Indrowati, M.

o Temuan atau catatan penting :

Tahap pertama dari model PBL adalah pengorientasian siswa pada masalah. Siswa diminta
untuk mengamati permasalahan di lingkungan. Permasalahan yang digunakan dalam PBL
harus merupakan permasalahan yang belum terselesaikan. Permasalahan yang digunakan
tersebut haruslah yang menarik minat siswa untuk mengetahuinya. Siswa lebih
bersemangat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, selain itu masalah yang
diangkat dalam model PBL haruslah masalah yang dapat menimbulkan banyak hipotesis
sehingga siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah dan memerlukan kemampuan
berpikir kreatif untuk memecahkan masalah tersebut (Bilgin, Senocak, & Sozbilir, 2009).
Kemampuan berpikir kreatif siswa dirangsang ketika memikirkan solusi yang terbaik
untuk memecahkan masalah. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif ataupun hasil
belajar siswa didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Ausubel yang menyatakan
bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna, dalam pemilihan materi harus bermakna
dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Pemilihan masalah yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa akan membuat siswa tertarik untuk menyelesaikannya
dan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan hasil belajar dapat meningkat (Nurcholis,
Sudarisman, & Indrowati, 2013). Tahap kedua adalah mengorganisasikan siswa untuk
belajar. Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan siswa
dalam kegiatan pembelajaran didukung dengan teori belajar yang dikemukakan oleh
Vygotsky. Gagasan penting yang dikemukakan terkait pengelompokan siswa dalam
belajar adalah pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial yang dilakukan siswa dengan
guru ataupun teman sebayanya (Nurcholis, Sudarisman, & Indrowati, 2013).

5. Artikel

o Judul : Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis


dan Hasil Belajar Siswa.
Penulis : Wandan Suyanto

o Temuan penting :

Problem Based Learning adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah
sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan
pengaturan-diri (Hmelo-Silver, 2004; Se rafino& Cicchelli, 2005 , Egen dan Kauchak,
2012: 307). PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. PBL merupakan pembelajaran berdasarkan
teori kognitif yang didalamnya termasuk teori belajar konstruktivisme. Menurut teori
konstruktivisme, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah dapat dikembangkan
jika peserta didik melakukan sendiri, menemukan, dan memindahkan kekomplekan
pengetahuan yang ada. Keterkaitan PBL dan Hasil Belajar Orhan & Ruhan (2007),
menyatakan bahwa model PBL memberikan dampak positif pada prestasi akademik siswa
dan sikap siswa terhadap sains. Dalam pelaksanaan PBL di sekolah kesehatan, PBL
memberi dampak positif terhadap kompetensi dokter dalam dimensi sosial dan kognitif
(Gerald Choon-Huat Koh, Hoon Eng Khoo, Mee Lian Wong & David Koh,2008). Dalam
penelitian yang dilaksanakan oleh Hasrul Bakri (2009), menunjukkan bahwa penerapan
PBL di SMK dalam pembelajaran praktek dapat meningkatkan minat dan kemampuan
praktek siswa dalam praktek menggulung trafo. Penelitian Ade Gafar Abdullah dan Taufik
Ridwan (2008), menyatakan bahwa dalam penerapan PBL terdapat peningkatan hasil
belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai