Anda di halaman 1dari 32

Realistic Mathematics

Education
Discovery Learning
Problem Based Learning
Presentasi Oleh Kelompok 1
KELOMPOK 1
Dwi Topo Pamuji Septiana Dewi C.
1 182160008
2 1821600015

Isnaeni Tasya F. Vera Febriyanti R.


3 1821600010
4 1821600017
1
RME
Realistics Mathematics
Education
Pengertian
Pendidikan matematika realistis atau Realistic
Mathematics Education (RME) adalah sebuah
pendekatan belajar matematika yang menempatkan
permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-
hari sehingga mempermudah siswa menerima
materi dan memberikan pengalaman langsung
dengan pengalaman mereka sendiri.
SINTAKMATIK
1. Fase Aktivitas
Pada fase ini, siswa mempelajari matematika melalui aktivitas doing, yaitu
dengan mengerjakan masalah-masalah yang didesain secara khusus. Siswa
diperlakukan sebagai partisipan aktif dalam keseluruhan proses pendidikan
sehingga mereka mampu mengembangkan sejumlah mathematical tools yang
kedalaman serta liku-likunya betul-betul dihayati.
2. Fase Realitas
Tujuan utama fase ini adalah agar siswa mampu mengaplikasikan matematika
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada tahap ini, pembelajaran
dipandang suatu sumber untuk belajar matematika yang dikaitkan dengan
realitas kehidupan sehari-hari melalui proses matematisasi.
SINTAKMATIK
3. Fase Pemahaman
Pada fase ini, proses belajar matematika mencakup berbagai tahapan
pemahaman mulai dari pengembangan kemampuan menemukan solusi
informal yang berkaitan dengan konteks, menemukan rumus dan skema,
sampai dengan menemukan prinsip-prinsip keterkaitan.

4. Fase Intertwinement
Pada tahap ini, siswa memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah
matematika yang kaya akan konteks dengan menerapkan berbagai konsep,
rumus, prinsip, serta pemahaman secara terpadu dan saling berkaitan.
SINTAKMATIK
5. Fase Interaksi
Proses belajar matematika dipandang sebagai suatu aktivitas sosial. Dengan
demikian, siswa diberi kesempatan untuk melakukan sharing pengalaman,
strategi penyelesaian, atau temuan lainnya. Interaksi memungkinkan siswa
untuk melakukan refleksi yang pada akhirnya akan mendorong mereka
mendapatkan pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya.
6. Fase Bimbingan
Bimbingan dilakukan melalui kegiatan guided reinvention, yaitu dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencoba
menemukan sendiri prinsip, konsep, atau rumus-rumus matematika melalui
kegiatan pembelajaran yang secara spesifik dirancang oleh guru.
SISTEM SOSIAL
System social dalam model pembelajaran ini adalah sikap
menghargai antar siswa. Sikap menghargai oleh siswa
sangatlah diperlukan pada saat kegiatan diskusi agar tidak
sikap individual dan merasa paling benar dalam kegiatan
berdiskusi. Karena di dalam diskusi siswa dituntut untuk
menerima pendapat pendapat berbeda dari berbagai
pendapat temanya untuk bersama-sama mencari jalan
tengah dalam menyelesaikan masalah dan menyimpulkan
PRINSIP REAKSI
Guru dalam pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) mempunyai
beberapa peran dalam pembelajaran yaitu sebagai pembimbing, dalam pemberian
masalah guru juga harus dapat menjelaskan seperlunya pada beberapa bagian
permasalahan yang belum dimengerti siswa agar siswa dapat memahami permasalahan
yang diberikan oleh guru dengan kemampuannya sendiri. Guru juga mengamati yang
dikerjakan siswa saat proses pemecahan masalah dengan cara masing-masing siswa
tersebut agar dalam memcahkan masalah siswa tidak melenceng jauh dari yang
diharapkan, selain itu guru juga memotivasi siswa dalam menyelesaikan masalah agar
membuat siswa tidak mudah menyerah dalam menemukan cara ataupun strategi
sendiri untuk memecahkan masalah yang sudah diberikan. Dalam kegiatan diskusi peran
guru juga pembimbing agar dalam diskusi siswa dapat mendiskusikan hasil kerjanya
kedalam kelompok tanpa adanya kesulitan karena guru membimbing siswa dalam
mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa itu sendiri. Selain itu juga peran guru juga
mengarahkan agar siswa dapat menyimpulkan sendiri apa saja yang telah didapatkan
pada proses pembelajaran.
SISTEM PENDUKUNG
Dalam pembelajaran daya pendukung model Realistic Mathematics Education
(RME) guru dan siswa harus mampu mengaitkan masalah dalam kehidupan
nyata atau sehari-hari untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui
pendekatan ini. Banyak permasalah dalam dunia nyata ataupun masalah
sehari-hari yang bisa dikaitkan dalam proses pembelajaran dan juga dalam
pembelajaran dengan memecahkan permasalahan yang ada di kehidupan
nyata maupun sehari-hari dapat menggunakan bantuan benda-benda yang
nyata sebagai alat yang digunakan untuk membantu dalam proses
pembelajaran berupa buku, Iks, maupun alat peraga untuk mendukung
kelancaran proses pembelauran.
DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN
DAMPAK PENGIRING
Secara khusus dampak instruksional yang terdapat pada pembelajaran
Matematika menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) adalah kemampuan untuk mengenali
pecahan dan urutanya, menyederhanakan bentuk pecahan,
menjumlahkan maupun mengurangkan pecahan, dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan pecahan.
Dampak pengiring pada pembelajaran Matematika melalui pendekatan
Realistic Mathematics Education (RME) adalah aktif, mandiri, kritis, teliti,
kreatif, komunikatif dalam menyampaikan idenya, sikap menghargai,
kerja sama.
2
DL
Discovery Learning
PENGERTIAN
Discovery Learning adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis,
sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku.
SINTAKMATIK
1. Stimulus
Untuk memulai tahap ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah pertama.
Seperti memulai kegiatan proses mengajar belajar dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan peecahan masalah.
2. Identifikasi Masalah
Setelah langkah pertama berhasil dilewati, makan dilanjutkan dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda masalah yang memiliki kaitan dengan bahan
pelajaran. Setelah itu salah satunya ditunjuk dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
SINTAKMATIK
3. Penghimpunan Data

Bila rumusan dari hipotesa masalah sudah ditemukan maka para siswa dapat
diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaaknya hipotesis.

4. Olah Data
Data yang sudah terhimpun akan dimasukkan dalam bank data untuk diolah
dan dilakukan validasi dengan wawancara, observasi baru kemudian ada
tafsiran berdasarkan temuan data tersebut.
SINTAKMATIK
5. Pembuktian

Hasil tafsir dari data yang sudah dianggap valid harus dilakukan pemeriksaan
secara cermat. Ini dilakukan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis, dihubungkan dengan hasil data processing.

6. Generalisasi
Dari hasil proses pengolahan data di atas dapat ditarik kesempulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
SISTEM SOSIAL
Model discovery learning disajikan dalam bentuk cukup
sederhana, fleksibel, dan tidak hanya bergantung pada
arahan guru.Struktur peristiwa belajar bersifat terbuka.
Kemungkinan lain pembelajar "dilepas" atau diberi
kesempatan bebas untuk mencari sesuatu sampai
menemukan hasil belajar melalui proses-proses, dan disini
guru hanya bertugas memberikan arahan dan bimbingan
guna memecahkan persoalan yang dihadapi para anak didik.
PRINSIP REAKSI
GURU :
• Memberikan menstimulasi motivasi
•Memberikan dukungan atauFleksibilitas (memberkan siswa kesempatan,
keluwesan, kebersamaan berpendapat, berinisiatif atau berprakarsa dan
bertindak)
• Mampu mendiagnosis kesulitan kesulitan siswa dan membantu mengatasinya
• Mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu
mengajar dengan sebaik-baiknya.
SISWA : Terlibat aktif dalam pembelajaran; mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong- golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan dan sebagainya.
DAMPAK INSTRUKSIONAL
Discovery learning dapat memberikan dampak instruksional seperti:
a.) keterampilan dalam proses ilmiah
b.) strategi penyelidikan kreatif
c.) keterampilan dalam mengkaji suatu persoalan
d.) berpartisipasi aktif dalam pembelajaram
DAMPAK PENGIRING
a.) melalui pembelajaran discovery, potenti intelektual anak didik akan semakin
meningkat, sehingga menimbulkan harapan baru untuk menuju kesuksesan.
b.) dengan menekankan discovery learning, anak didik akan belajar mengorganisasi
dan menghadapi problem dengan metode hit and miss.
c.) anak didik akan mencapai kepuasan karena telah menemukan pemecahan
sendiri, dan dengan pengalaman pemecahan masalah itulah, ia bisa
meningkatkan skill dan teknik dalam pekerjaannya melalui problem-problem
riil di lingkungannya.
SISTEM PENDUKUNG

pengajaran memerlukan alat peraga segitiga, LKS Lembar Kerja Siswa, penggaris,
dan busur derajad.
SISTEM PENDUKUNG

pengajaran memerlukan alat peraga segitiga, LKS Lembar Kerja Siswa,


penggaris, dan busur derajad.
3
PBL
Problem Based Learning
PENGERTIAN

Problem based learning 


adalah 
model pembelajaran berbasis masalah, yaitu suatu pendekatan
yang di dalamnya terdapat serangkaian pembelajaran yang pr
osesnya dimulai dari adanya permasalah kemudian dipelajari
untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
SINTAKMATIK
1. Orientasi siswa pada masalah
Pertama, sampaikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin Anda
capai.Kemudian, sajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan siswa. Masalah
digunakan untuk meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif.
Pastikan setiap anggota paham berbagai istilah serta konsep yang ada dalam masalah.
Sebagai guru, Anda juga berperan sebagai pemberi motivasi agar setiap siswa terlibat
langsung dalam pemecahan masalah.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Setiap anggota dalam kelompok akan menyampaikan informasi yang sudah dimiliki perihal
masalah yang ada. Kemudian, akan terjadi diskusi yang membahas informasi faktual, dan
juga informasi yang dimiliki setiap siswa. Nah, di sinilah brainstorming dilakukan. Peran Anda
sebagai guru adalah membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang relevan
dengan masalah yang disajikan.
SINTAKMATIK
3. Membimbing penyelidikan

Mendorong siswa dalam pengumpulan informasi yang relevan,


melaksanakan eksperimen, hingga mendapat insight untuk pemecahan
masalah.
4. Mengembangkan hasil karya

Membantu siswa ketika proses perencanaan dan penyajian karya.


Beberapa di antaranya video, model, laporan, dan membagi tugas di
antara anggota dalam kelompok.
SINTAKMATIK
5. Analisis dan evaluasi
Arahkan siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses yang
dijalankan dalam penyelidikan. Kelompokkan bagian yang sudah dianalisis
keterkaitannya satu dengan lain. Manakah yang paling menunjang,
bertentangan, dan lain-lain.
SISTEM SOSIAL
Problem Based Learning membutuhkan kondisi yang
nyaman, dimana terjadi interaksi secara langsung baik
antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Sistem sosial yang diharapkan dalam pembelajaran ini
adalah pembentukan kelompok-kelompok kecil dengan
kondisi siswa yang heterogen dan bersifat demokratis,
siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan
pendapatnya dalam diskusi.
PRINSIP REAKSI
Prinsip reaksi yang harus dikembangkan dalam problem based
learning adalah: peranan guru sebagai fasilitator dan motivator yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Peran guru tersebut dapat menciptakan suasana
proses pembelajaran secara efektif yang dapat menuntut siswa
menentukan pengetahuannya secara mandiri.
DAMPAK INSTRUKSIONAL

Dampak instruksional dari pelaksanaan model problem based


learning adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan aktivitas belajar
siswa 2) Peningkatan hasil belajar siswa
DAMPAK PENGIRING
Dampak pengiring dari pelaksanaan model problem based learning :
1) Siswa dapat bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran
2) Dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri saat bekerja
kelompok
3) Siswa dapat dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah
4) Siswa berani mengungkapkan pendapatnya di depan umum, sehingga siswa
dapat belajar menerima kelebihan dan kekurangan temannya serta menerima
pendapat orang lain.
5) Terjalin kekompakan dalam kelompok.
SISTEM PENDUKUNG

Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran


ini adalah media pembelajaran misalnya seperti buku pelajaran IPA sebagai
bahan referensi, alat eksperimen dan lembar kerja siswa (LKS).

Anda mungkin juga menyukai