Anda di halaman 1dari 19

PEMBELAJARAN PKN DI SD

MODUL 9
Model Pembelajaran PKn Tematis di
Kelas I, II, dan III SD/MI

Oleh : 1. Reka Satria Dewantoro (857817704)


2. Suharni (857821689)
KEGIATAN BELAJAR 1
Model Pembelajaran PKn Tematis di
Kelas I, II, dan III SD/MI
LANGKAH-LANGKAH MODEL
PEMBELAJARAN TEMATIS PKN SD/MI
1. Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu sebagai titik
sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang harus dicapai dari satu
mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Untuk kelas-kelas rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler
diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.
Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu
adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam
satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat
terbentuk keterkaitan materi dan kompetensi dasar dalam suatu atau beberapa mata pelajaran dengan
kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial anak. Karakteristik pembelajaran terpadu, yaitu
holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum tematis adalah kurikulum yang menggabungkan
sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran tematik, yaitu:
a. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna
dan utuh.
b. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi waktu setiap
tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.

c. Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak.


d. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema. (Alunan, dkk., 2004)
Kekuatan/keunggulan pembelajaran tematik:

a.  Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.

b.  Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

c.  Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

d.  Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahannya yang dihadapi.

e.  Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.

Pappas dan Kiefer (1995) melaporkan bahwa model pembelajaran tematik sangat cocok diberikan kepada
anak didik pada kelas rendah.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik

Secara umum, langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran sebagai berikut :
Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata
1 pelajaran
Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut
2 untuk setiap kelas dan semester

Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik


3
Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema
4
Menyusun silabus berdasarkan matrik/jaringan tema pembelajaran tematik
5
Menyusun rencana pembelajaran tematik
6
Pandangan lain dikemukakan oleh Dyah Sriwilujeng, (2006) yang mengajukan 6 langkah tematik
antarmata pelajaran di SD/MI.
a. Membuat Tema
Kriteria pembuatan tema di kelas rendah :
1. Tema yang dikembangkan tidak terlalu luas

2. Tema yang dikembangkan harus bermakna


3. Tema yang dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak
4. Tema yang dikembangkan mampu mewadahi sebagian besar minat siswa
b. Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan tema dan
membagi alokasi waktu
Kegiatan untuk melakukan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan hasil belajar
yang sesuai dengan tema dan alokasi waktu dapat diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah. Dengan
demikian, kegiatan ini tidak diperlu dilakukan secara tersendiri tetapi dapat dilaksanakan bersamaan
dengan penentuan jaringan indikator.

c. Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang telah dibuat)
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru :
1) Mengidentifikasi semua indikator dan kompetensi dasar dari semua mata pelajaran.
2) Memasukkan hasil identifikasi ke dalam format (tabel) hubungan indikator dan kompetensi dasar
ke dalam tema yang relevan.

3) Jika ada indikator dan kompetensi dasar yang tidak bisa dimasukkan dalam suatu tema maka
indikator dan kompetensi dasar tersebut dibuatkan tema khusus dan disajikan tersendiri.
d. Membuat pengelompokan jaringan indikator
Dalam langkah ini guru memasukkan semua indikator yang telah diidentifikasi ke dalam jaringan
indikator.
e. Melakukan penyusunan silabus
Bentuk silabus yang digunakan guru bersifat fleksibel, bisa menggunakan format ke samping (matrik)
atau bentuk deskripsi (urutan ke bawah). Pemilihan bentuknya didasarkan pada tingkat kemudahan
penggunaannya, keterbacaaannya bagi guru serta efektivitas dan efisiensinya.
Komponen silabus :
1) Identitas
Meliputi nama sekolah, kelas, semester, tema.
2) Komponen format
Meliputi kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber, penilaian.
f. Menyusun rencana pembelajaran
Penyusunan rencana pembelajaran merupakan kegiatan guru secara individu yang terdistribusi dalam
rencana pembelajaran harian. Rencana pembelajaran ini dapat memuat beberapa kali pertemuan atau
diserahkan kepada guru sesuai dengan kondisi, karakteristik, kemampuan siswa yang dihadapi sehari-
hari.
KEGIATAN BELAJAR 2
Model Pembelajaran PKn Tematis
di SD
A. MODEL WEBBED
Model webbed (jaring laba-laba) adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan
tema tertentu yang berkecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Dalam
menerapkan model ini, guru dituntut secara serius dan mendalam untuk memahami dan memilih tema
esensial yang memiliki keterkaitan materi yang dapat dipadukan.
Setelah menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan, buat tema untuk mempersatukan kompetensi-
kompetensi sesuai dengan kelas dan semesternya. Kemudian dibuat jaringan kompetensi dasar/indikator
yang menggambarkan hubungan tema tersebut.
Sebagai contoh kita ambil tema “bangga bertanah air Indonesia”, maka jaringan indikatornya bisa
sebagai berikut :
Setelah membuat jaringan indikator, kemudian dibuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk model
jaringan laba-laba sesuai dengan jaringan indikator yang telah dibuat.

• Kode A diambil dari mata pelajaran


Bahasa Indonesia
• Kode B diambil dari mata pelajaran
Matematika
• Kode C diambil dari mata pelajaran
IPA
• Kode D diambil dari mata pelajaran
Kertakes
• Kode E diambil dari mata pelajaran
PKn
Dalam mengimplementasikan model pembelajaran tematik ini ada beberapa tahapan kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru yaitu :

 Tahap Perencanaan
Tahap ini meliputi langkah-langkah perencanaan pembelajaran terpadu yaitu menetapkan
pembelajaran yang akan dipadukan, mempelajari kompetensi dasar setiap mata pelajaran,
membuat/memilih tema, membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik
yang ditentukan, membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk jaringan, menyusun silabus,
dan menyusun rencana pembelajaran tematik.

 Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan kegiatan guru dalam membelajarkan siswa dengan menggunakan pendekatan,
metode, dan pola pembelajaran tertentu yang dapat dipilah menjadi kegiatan persiapan, pembukaan,
kegiatan inti, dan penutup.

 Tahap Penilaian
Tahap ini merupakan kegiatan guru untuk menilai proses dan hasil belajar siswa, yang meliputi
prosedur, jenis, bentuk, dan alat penilaian.
B. MODEL CONNECTED
Model connected (berhubungan) dilandasi anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Misalnya, butir-butir pembelajaran ideologi Pancasila,
hukum, dan ketatanegaraan atau materi tentang hak dan kewajiban, ketertiban, demokrasi dapat
dipayungkan pada mata pelajaran PKn.
Dalam model ini, guru perlu menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajaran secara tematis
karena pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tidak berlangsung secara
otomatis.
C. MODEL INTEGRATED
Model integrated (integrasi) merupakan model pemaduan sejumlah tema (topik) pembelajaran dari
mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya lama dalam sebuah tema/topik tertentu.
Dalam model ini, butir-butir pembelajaran perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan
untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran berbeda. Oleh karena itu,
perlu adanya tema sentral dalam pemecahan suatu masalah yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu.

Anda mungkin juga menyukai