Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI

PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
Sri Fiki Nur Tri Sejati
Amin Fitrianingsih
Reka Satria Dewantoro
Suharni
PENGEMBANGAN TES  HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN TES 

Keunggulan dan Kelemahan Tes


HASIL BELAJAR

Mengembangkan Tes

Perencanaan Tes
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES
 Tes Objektif
1. Keunggulan
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang (ingatan,
pemahaman, penerapan).
 Semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP
dapat diukur ketercapaiannya.
 Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
 Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
 Tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan.
 Informasi yang diperoleh lebih kaya.
2. Kelemahan
 Butir soal yang diujikan cenderung mengukur proses berpikir rendah.
 Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga
membutuhkan waktu lebih lama.
 Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
 Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya
sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah
diberikan oleh penulis soal.
 Tes Uraian
1. Keunggulan
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
 Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang
tidak dapat diukur dengan tes objektif.
 Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada waktu
yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
 Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah daripada menulis tes objektif yang
baik.
 Dalam menjawab, siswa dapat mengemukakan, mengorganisasikan, menghubungkan,
dan menganalisis idenya sendiri.

2. Kelemahan
 Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
 Sukar memeriksa jawaban siswa.
 Kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuannya dalam menulis atau bercerita.
 Adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan sehingga ketepatan hasil pemeriksaan
rendah
MENGEMBANGKAN TES
a. Tes Objektif
Bentuk tes objektif :
1. Tes benar-salah / true-false item
Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
 Kalimat/pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/salah. Hindari pernyataan yang membingungkan/
bermakna ganda.
 Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tdk mengukur kompetensi.
 Upayakan butir soal tsb menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
 Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
 Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
 Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimaat.
 Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
2. Tes menjodohkan / matching exercise
Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
 Pernyataan pernyataan dibawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari pernyataan yang homogen.
 Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
 Penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari premis.
 Jika jawaban pada respon berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
 Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respon pada halaman yang sama.
3. Tes pilihan ganda / multiple choice
Ragam tes pilihan ganda : Melengkapi pilihan (ragam A), Hubungan antarhal
(ragam B), Analisi kasus (ragam C), Ganda kompleks (ragam D), Membaca diagram ,
tabel, atau grafik (ragam E)
Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
 Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
 Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
 Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
 Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek kalimat
dan pengecoh menarik untuk dipilih.
 Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
 Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
 Hindari penggunaan ungkapan negatif dlm penulisan soal.
 Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.
 Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
 Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
 Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
b. Tes Uraian
Saran dalam mengkonstruksi tes uraian
 Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
 Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
 Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
 Gunakan tes uraian terbatas.
 Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
 Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
 Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
 Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
 Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal
dengan benar.
Pedoman penskoran :
 apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut?
 Jika ada jawaban alternatif lain maka jawaban tersebut harus ditulis.
 Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
 Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
 Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada
jawaban tersebut.
 Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari
yang lain.
PERENCANAAN TES
Agar tes yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama proses
pembelajaran, maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Ada  beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain :
 Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
 Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan
menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus diperhitungkan
terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
 Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang dilatihkan
selama proses pembelajaran.
 Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal harus di sesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
 Sebaran tingkat kesukaran. Dengan memperhatikan karakteristik butir soal , tes yang baik adalah tes
yang kumpulan butir soalnya sebagian besar memiliki tingkat kesukaran sedang. Tetapi itu bukan
sebuah patokan karena pemilihan butir soal berpedoman pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
 Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu ujian merupakan faktor pembatas yang perlu
diperhatikan dalam membuar perencanaan tes karena akan membawa pengaruh terhadap cara siswa
mengerjakan tes tersebut.
 Jumlah butir soal. Penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam ujian dipengaruhi oleh : tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, ragam soal, proses berpikir yang ingin di ukur, dan sebaran tingkat
kesukaran dalam set tes tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai