Anda di halaman 1dari 26

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 2
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

KELOMPOK 2 TUGAS
1. MUHAMMAD KHOIRUR RIJAL MODERATOR & PEMATERI KB 3
2. SULISTYO NUGROHO PEMATERI KB 1
3. DWI LIANAWATI PEMATERI KB 2
4. RAHAYU FATMAWATI NOTULEN
Pengembangan Tes Hasil Belajar

1. Keunggulan dan Kelemahan Tes


2. Mengembangkan Tes
3. Perencanaan Tes
Kegiatan Belajar 1

Keunggulan dan Kelemahan Tes


1. Keunggulan Tes Objektif
2. Kelemahan Tes Objektif
1. Keunggulan Tes Objektif
a. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, penerapan).
b. Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian sehingga
semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP dapat diukur
ketercapaian.
c. Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
d. Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
e. Tingkat kesukaran soal dapat dikendalikan.
f. Informasi yang diperoleh lebih kaya
2. Kelemahan Tes Objektif
a. Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.
Solusinya butir soal harus berorientasi pada kisi-kisi soal serta membuat pertanyaan tes objektif
yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
b. Butir soal lebih sukar dibandingkan dengan butir tes uraian.
Solusinya Sering berlatih menulis tes objektif.
c. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
Solusinya menulis butir soal sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang telah
ditentukan.
d. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri.
Solusinya mengatasinya dengan menggunakan tes uraian.
Keunggulan Tes Uraian
1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.
2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur
dengan tes objektif.
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada waktu
yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
4. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif
Kelemahan Tes Uraian
 Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.
Solusinya membuat tes uraian yang dapat dijawab dengann cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
 Sukar memeriksa jawaban siswa termasuk pemberian skor yang tidak konsisten disebabkan oleh beberapa hal seperti
hallo effect, efek bawaan (carry over effect), urutan pemeriksaan (order effect), pengaruh bahasa dan tulisan tangan.
Solusinya
1. Gunakan tes uraian terbatas.
2. Gunakan dua pemeriksa untuk memeriksa hasil tes siswa.
3. Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksaan kedua.
4. Lakukan uji coba pemeriksaan
5. Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menutup nama peserta tes.
6. upaya untuk menghindari carry over effect  adalah dengan cara memeriksa jawaban soal no.1 untuk keseluruhan
siswa baru kemudian baru memeriksa soal no.2 juga untuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal soal
no.2 juga untuk keseluruh sis'a begitu seterusn%a sampai butir soal terakhir.
7. Upaya menghindari order effect   adalah dengan berhenti memeriksa jika anda sudah merasa lelah dalam
memeriksa.
Kegiatan Belajar 2

Mengembangkan Tes
 Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan disekolah yaitu :
1. Tes objektif yaitu terdiri dari tes benar salah, menjodohkan dan
pilihan ganda. Dalam tes objektif guru tidak hanya menyiapkan
soalnya saja namun juga harus menyiapkan alternatif
jawabannya juga.
2. Tes uraian yaitu terdiri dari uraian terbatas (restricted question)
dan uraian terbuka (open ended question). Dalam tes uraian
guru hanya menyiapkan soal dan siswa yang menjawab dengan
kata-kata mereka sendiri.
Tes Objektif
A. TES BENAR-SALAH (TRUE-FALSE)
 Butir soal Benar-Salah merupakan butir soal yang terdiri dri suatu pernyataan dimana siswa
diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak
tepat, ya atau tidak.
 Pada umumnya tes benar-salah digunakan untuk mengukur kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi, prnsip, teori, hukum
dsb.
 Keunggulan soal benar-salah yaitu butir soal benar-salah mudah dikonstruksi, dapat
menanyakan banyak sampel materi, mudah penskorannya, dan tepat digunakan untuk
mengukur proses berpikir yang sederhana.
 Kelemahan soal benar-salah yaitu probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi
yaitu 50%.
 Contoh tes benar-salah
Perintah: lingkarilah huruf B jika pernyataan dibawah ini
benar dan S jika pernyataan salah.
1. B – S : Ikan bernafas dengan insang.
2. B – S : Luas empat persegi panjang adalah pxl
3. B – S : Logam jika dipanaskan akan memuai
4. B – S: Hukum Newton 1 menyatakan bahwa setiap
benda akan bergerak lurus beraturan atau diam jika
tidak ada resultante gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
B. TES MENJODOHKAN (MATCHING
EXERCISE)
 Tes menjodohkan adalah tes objektif yang ditulis dalam dua kelompok. Kolom pertama yaitu
premis dan kolom kedua yaitu respon.
 Contoh:
Jodohkanlah pernyataan pada kolom pertama dengan jawaban yang ada di kolom 2.
KOLOM PERTAMA KOLOM KEDUA
1. Candi Borobudur a. Kalimantan Tengah
2. Istana Maimun b. Sumatra Selatan
3. Astana Giri Laya c. Sumatra Barat
4. Kerajaan Majapahit d. Daerah Istimewa Yogyakarta

 Keunggulan tes ini adalah mudah dibuat, mudah penskorannya, dan dapat menguji banyak banyak
materi yang telah diajarkan kepada siswa.
 Kelemahan tes ini adalah butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
C. TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE)
 Konstruksi pilihan ganda terdiri atas 2 bagian pokok soal dan
alternatif jawaban. Satu diantara alternatif jawaban adalah kunci
jawaban dan yg lainnya hanya sebagai pengecoh.
 Kemudian pokok soal pilihan ganda ada 2 bentuk yaitu bentuk
pernyataan tidak selesai atau dalam dalam bentuk kalimat tanya.
 Jika stem ditulis dengan kalimat tidak selesai maka awal kalimat
ditulis dengan huruf besar dan awal option ditulis dengan huruf
kecil.
 Jika stem dengan kalimat tanya maka awal kalimat ditulis dengan
huruf kapital dan diberi tanda tanya.
1. Ragam Tes Pilihan Ganda
 Ada 5 ragam tes pilihan ganda yang sering
digunakan yaitu:
a. Melengkapi pilihan (Ragam A)
b. Hubungan antarhal (Ragam B)
c. Analisis kasus (Ragam C)
d. Ganda kompleks (Ragam D)
e. Membaca diagram, tabel, atau grafik (Ragam E)
2. Bagaimana Mengkontruksi Tes
Objektif yang Baik?
a. Mengkontruksi tes B-S:
1. Kalimat harus dapat ditentukan dijawab benar atau salah
2. Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak
mengukur kompetensi.
3. Upayakan butir soal menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
4. Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
5. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks
6. Pernyataan benar dan salah harus dibuat imbang panjang pendeknya kalimat.
7. Jumlah jawaban benar-salah juga harus imbang.
b. Mengkontruksi dalam menulis tes
menjodohkan
1. Pernyataan premis dan respons harus terdiri dari kelompok pernyataan
homogen.
2. Jumlah pernyataan dalam respons hendaknya dibuat lebih banyak dari jumlah
pernyataan premis.
3. Jika pernyataan pada premis dan respon dibuat dalam bentuk kalimat maka
penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari pernyataan pada
premis.
4. Jika jawaban yang ada pada respon berbentuk angka maka penulisannya harus
diurutkan.
5. Letaknya keseluruhan pernyataan pada setiap premis dan respon pada halaman
yang sama.
c. Saran yang layak diperhatikan dalam
penulisan tes pilihan ganda
1. Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pokok soal.
2. Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
3. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal.
4. Alternatif jawaban yang disediakan hendaknya logis dan homogen.
5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk kearah jawaban yang benar.
6. Setiap butir soal hanya ada 1 jawaban yang benar atau yang paling benar.
7. Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan ungkapan negatif.
8. Hindari penggunaan alternatif semua jawaban benar atau semua jawaban salah.
9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, susunlah angka tersebut secara berurutan.
10. Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis.
11. Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal lain.
Tes Uraian
 Gronlund & Linn (1990) mengelompokkan tes uraian dalam dua kelompok yaitu
tes uraian terbuka (extended Response Quesntion) dan tes uraian terbatas
(Restricted Response Question).
 Tes uraian terbuka yaitu dalam butir soalnya akan ditemukan banyak sekali
jawaban yang mungkin sama benarnya. Uraian terbuka tepat digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam berbagai bidang pelajaran.
 Tes uraian terbatas yaitu jawaban dari soalnya sudah jelas. Uraian terbatas tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan
sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memformulasikan hipotesis,
merumuskan kesimpulan dll.
A. Bagaimana menulis tes uraian yang baik?

1. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang telah dibuat.


2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
3. Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
4. Menggunakan tes uraian terbatas.
5. Usahakan agar pertanyaan yang diberikan mengungkap pendapat siswa.
6. Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
7. Rancanglah sejumlah pertanyaan yang memang dapat dikerjakan.
8. Hindari penggunaan pertanyaan pilihan.
9. Pada setiap butir soal, tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila dia
dapat mengerjakan dengan baik.
B. Bagaimana memeriksa hasil tes
uraian?
 Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk memeriksa hasil tes uraian siswa yaitu
metode analitik atau metode holistik tergantung jenis tes uraian yang digunakan.
 Jika menggunakan tes uraian terbuka maka cara pemeriksaan hasil tes dengan
metode holistik.
 Jika menggunakan tes uraian terbatas maka cara pemeriksaan hasil tes dengan
metode analitik.
 Pemeriksaan jawaban menggunakan metode holistik dilakukan dalam dua tahap:
1. Pemeriksa memeriksa secara keseluruhan jawaban siswa.
2. Pemeriksa mengulang kembali pemeriksaan tersebut untuk lebih meyakinkan
bahwa jawaban tersebut memang tepat masuk dalam kategori A, B, C, D, atau E.
 Pemeriksaan jawaban menggunakan metode analitik dilakukan berdasarkan
pedoman penskoran yang telah dibuat oleh penulis soal. Setiap penulis soal uraian
terbatas, setelah menulis soal wajib membuat pedoman penskoran.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pedoman penskoran:
1. Tuliskan jawaban terbaik dari butir soal tersebut.
2. Jika ada alternatif jawaban yang lain dari pertanyaan tersebut maka alternatif
jawaban tersebut harus ditulis.
3. Butir atau konsep atau kata kunci apa yang harus ada pada jawaban tersebut?
4. Adakah butir atau konsep atau kata kunci yang menurut pertimbangan
mempunyai bobot yang beda dari lain?
5. Berikan skor pada setiap butir atau konsep atau kata kunci yang diharapkan.
6. Butir atau konsep atau kata kunci yang dianggap mempunyai bobot lebih dari
yang lain diberi skor lebih tinggi.
7. Cantumkan jumlah skor maksimal pada bagian kanan atas setiap butir soal.
 Untuk meningkatkan reliabilitas hasil penskoran maka pemeriksaan
hasil tes uraian dilakukan sebagai berikut:
1. Setiap jawaban siswa diperiksa oleh dua orang pemeriksa yang
masing-masing bekerja sendiri-diri.
2. Sebelum mulai memeriksa, kedua pemeriksa harus duduk bersama
untuk menyamakan persepsi.
3. Setelah kedua pemeriksa mempunyai persepsi yang sama maka
dilakukan uji coba pemeriksaan jawaban siswa.
4. Setelah persepsi kedua pemeriksa sama maka pemeriksaan yang
sesungguhnya boleh dilakukan
Kegiatan Belajar 3

Perencanaan Tes
Hal penting yang perlu diperhatiakan dalam membuat perencanaan.
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan.
Hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Jenis tes yang digunakan.
Berhubungan dengan jumlah sampel materi yang dapat diukur, tingkat kognitif yang diukur, jumlah
peserta tes, serta jumlah butir soal.
3. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji.
Dalam ranah kognitif bisa menggunakan jenjang kemampuan C1-C6 yang dikembangkan oleh
Bloom dan kawan-kawan
4. Ragam tes yang digunakan.
Dapat menggunakan tes obsektif maupun tes uraian.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal.
Tes yang baik adalah tes yang sebagian besar mempunyai tingkat kesukaran sedang
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian.
Faktor pembatas yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan tes
7. Jumlah butir soal.
Tergantung dengan: tujaan pembelajaran, ragam soal, proses berfikir yang ingin diukur.
Langkah-langkah mempermudah mengisi format kisi-kisi

 Siapkan format kisi-kisi dan buku materi


 Tentukan pokok bahasan dan sub-pokok bahasan
 Tentukan berapa jumlah butir soal yang layak ditanyakan
 Sebarkan butir soal tersebut per pokok bahasan
 Distribusikan jumlah butir soal per pokok bahasan tersebut ke dalam sub-pokok bahasan
 Distribusikan jumlah butir soal per sub-pokok bahasan ke dalam kolom-kolom proses
berfikir dan tingkat kesukaran butir soal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai