MODUL 2
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR
KELOMPOK 2 TUGAS
1. MUHAMMAD KHOIRUR RIJAL MODERATOR & PEMATERI KB 3
2. SULISTYO NUGROHO PEMATERI KB 1
3. DWI LIANAWATI PEMATERI KB 2
4. RAHAYU FATMAWATI NOTULEN
Pengembangan Tes Hasil Belajar
Mengembangkan Tes
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan disekolah yaitu :
1. Tes objektif yaitu terdiri dari tes benar salah, menjodohkan dan
pilihan ganda. Dalam tes objektif guru tidak hanya menyiapkan
soalnya saja namun juga harus menyiapkan alternatif
jawabannya juga.
2. Tes uraian yaitu terdiri dari uraian terbatas (restricted question)
dan uraian terbuka (open ended question). Dalam tes uraian
guru hanya menyiapkan soal dan siswa yang menjawab dengan
kata-kata mereka sendiri.
Tes Objektif
A. TES BENAR-SALAH (TRUE-FALSE)
Butir soal Benar-Salah merupakan butir soal yang terdiri dri suatu pernyataan dimana siswa
diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak
tepat, ya atau tidak.
Pada umumnya tes benar-salah digunakan untuk mengukur kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi, prnsip, teori, hukum
dsb.
Keunggulan soal benar-salah yaitu butir soal benar-salah mudah dikonstruksi, dapat
menanyakan banyak sampel materi, mudah penskorannya, dan tepat digunakan untuk
mengukur proses berpikir yang sederhana.
Kelemahan soal benar-salah yaitu probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi
yaitu 50%.
Contoh tes benar-salah
Perintah: lingkarilah huruf B jika pernyataan dibawah ini
benar dan S jika pernyataan salah.
1. B – S : Ikan bernafas dengan insang.
2. B – S : Luas empat persegi panjang adalah pxl
3. B – S : Logam jika dipanaskan akan memuai
4. B – S: Hukum Newton 1 menyatakan bahwa setiap
benda akan bergerak lurus beraturan atau diam jika
tidak ada resultante gaya yang bekerja pada benda
tersebut.
B. TES MENJODOHKAN (MATCHING
EXERCISE)
Tes menjodohkan adalah tes objektif yang ditulis dalam dua kelompok. Kolom pertama yaitu
premis dan kolom kedua yaitu respon.
Contoh:
Jodohkanlah pernyataan pada kolom pertama dengan jawaban yang ada di kolom 2.
KOLOM PERTAMA KOLOM KEDUA
1. Candi Borobudur a. Kalimantan Tengah
2. Istana Maimun b. Sumatra Selatan
3. Astana Giri Laya c. Sumatra Barat
4. Kerajaan Majapahit d. Daerah Istimewa Yogyakarta
Keunggulan tes ini adalah mudah dibuat, mudah penskorannya, dan dapat menguji banyak banyak
materi yang telah diajarkan kepada siswa.
Kelemahan tes ini adalah butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
C. TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE)
Konstruksi pilihan ganda terdiri atas 2 bagian pokok soal dan
alternatif jawaban. Satu diantara alternatif jawaban adalah kunci
jawaban dan yg lainnya hanya sebagai pengecoh.
Kemudian pokok soal pilihan ganda ada 2 bentuk yaitu bentuk
pernyataan tidak selesai atau dalam dalam bentuk kalimat tanya.
Jika stem ditulis dengan kalimat tidak selesai maka awal kalimat
ditulis dengan huruf besar dan awal option ditulis dengan huruf
kecil.
Jika stem dengan kalimat tanya maka awal kalimat ditulis dengan
huruf kapital dan diberi tanda tanya.
1. Ragam Tes Pilihan Ganda
Ada 5 ragam tes pilihan ganda yang sering
digunakan yaitu:
a. Melengkapi pilihan (Ragam A)
b. Hubungan antarhal (Ragam B)
c. Analisis kasus (Ragam C)
d. Ganda kompleks (Ragam D)
e. Membaca diagram, tabel, atau grafik (Ragam E)
2. Bagaimana Mengkontruksi Tes
Objektif yang Baik?
a. Mengkontruksi tes B-S:
1. Kalimat harus dapat ditentukan dijawab benar atau salah
2. Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak
mengukur kompetensi.
3. Upayakan butir soal menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
4. Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
5. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks
6. Pernyataan benar dan salah harus dibuat imbang panjang pendeknya kalimat.
7. Jumlah jawaban benar-salah juga harus imbang.
b. Mengkontruksi dalam menulis tes
menjodohkan
1. Pernyataan premis dan respons harus terdiri dari kelompok pernyataan
homogen.
2. Jumlah pernyataan dalam respons hendaknya dibuat lebih banyak dari jumlah
pernyataan premis.
3. Jika pernyataan pada premis dan respon dibuat dalam bentuk kalimat maka
penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari pernyataan pada
premis.
4. Jika jawaban yang ada pada respon berbentuk angka maka penulisannya harus
diurutkan.
5. Letaknya keseluruhan pernyataan pada setiap premis dan respon pada halaman
yang sama.
c. Saran yang layak diperhatikan dalam
penulisan tes pilihan ganda
1. Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pokok soal.
2. Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
3. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal.
4. Alternatif jawaban yang disediakan hendaknya logis dan homogen.
5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk kearah jawaban yang benar.
6. Setiap butir soal hanya ada 1 jawaban yang benar atau yang paling benar.
7. Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan ungkapan negatif.
8. Hindari penggunaan alternatif semua jawaban benar atau semua jawaban salah.
9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, susunlah angka tersebut secara berurutan.
10. Dalam merumuskan pokok soal, hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis.
11. Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal lain.
Tes Uraian
Gronlund & Linn (1990) mengelompokkan tes uraian dalam dua kelompok yaitu
tes uraian terbuka (extended Response Quesntion) dan tes uraian terbatas
(Restricted Response Question).
Tes uraian terbuka yaitu dalam butir soalnya akan ditemukan banyak sekali
jawaban yang mungkin sama benarnya. Uraian terbuka tepat digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam berbagai bidang pelajaran.
Tes uraian terbatas yaitu jawaban dari soalnya sudah jelas. Uraian terbatas tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan
sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memformulasikan hipotesis,
merumuskan kesimpulan dll.
A. Bagaimana menulis tes uraian yang baik?
Perencanaan Tes
Hal penting yang perlu diperhatiakan dalam membuat perencanaan.
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan.
Hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Jenis tes yang digunakan.
Berhubungan dengan jumlah sampel materi yang dapat diukur, tingkat kognitif yang diukur, jumlah
peserta tes, serta jumlah butir soal.
3. Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji.
Dalam ranah kognitif bisa menggunakan jenjang kemampuan C1-C6 yang dikembangkan oleh
Bloom dan kawan-kawan
4. Ragam tes yang digunakan.
Dapat menggunakan tes obsektif maupun tes uraian.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal.
Tes yang baik adalah tes yang sebagian besar mempunyai tingkat kesukaran sedang
6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian.
Faktor pembatas yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan tes
7. Jumlah butir soal.
Tergantung dengan: tujaan pembelajaran, ragam soal, proses berfikir yang ingin diukur.
Langkah-langkah mempermudah mengisi format kisi-kisi