Anda di halaman 1dari 20

Modul 3

PENGEMBANGAN ASSESMEN
ALTERNATIF
Disusun Oleh:
Enggar Rosmita S (836789923)
Amin Sri Sejani (836789994)
Arin Purwanti (836790032)
Sri Maryati (836790293)
Liza Widayanti (836792068)
PETA KONSEP

Latar Konsep
belakang dasar

Keunggulan
Landasan
dan
psikologis
kelemahan

Konsep
dasar task/tugas

Cara
penilaian
kriteria
penilaian /
rubric
Pengembang
Pengertian
an instrumen
dan tujuan
Tahap
penilaian
perencanaan

Pengumpulan pelaksanaan
bukti
Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian
hasil belajar siswa, muncul pada Tahun 1980-an,
sebagai akibat banyaknya kritik terhadap
asesmen tradisional yang hanya menggunakan
tes tertulis (paper and pencil test). Dari sini
beberapa ahli pendidikan berupaya untuk
mengintregrasikan kegiatan penilaian dalam
keseluruhan proses pembelajaran melalui proses
penilaian yang dikenal dengan asesmen
alternative.
Perbedaan asesmen tradisional(test) dengan
asesmen alternative menurut Grant P. Wiggins
(1998)
Asesmen tradisional Asesmen alternatif

1. Penilaian dilakukan untuk menilai 1. Penilaian dilakukan untuk menilai


kemampuan siswa dalam kualitas produk dan unjuk kerja
memberikan jawaban yang benar. siswa.
2. Tes yang diberikan tidak 2. Tugas yang diberikan berhubungan
berhubungan dengan realitas dengan realitas kehidupan siswa.
kehidupan siswa. 3. Ada integrasi antara pengetahuan
3. Tes terpisah dari pembelajaran dengan kinerja atau produk yang
yang dilakukan siswa. dihasilkan.
4. Dapat diskor dengan reliabilitas 4. Sulit diskor dengan reliabilitas
tinggi tinggi.
5. Hasil tes diberikan dalam 5. Hasil asesmen alternative
bentukskor. diberikan dengan bukti kinerja.
B. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
Asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan
informasi hasil belajar siswa yang diperoleh
dari berbagai jenis tagihan dan mengolah
informasi tersebut untuk menilai hasil belajar
dan perkembangan belajar siswa.
Ada beberapa asesmen yang merupakan
kelompok asesmen alternative yaitu:
performance assessment, portofolio
assessment, authentic assessment dan
achievement assessment.
C. LANDASAN PSIKOLOGIS
Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai
landasan dalam peleksanaan asesmen alternative
adalah:
1.Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)
2.Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative Learning Model dari Osborne dan
Wittrock (1983)
4. Experiential learning Theory dari C. Rogers
(1969)
5.Multiple Intelligent Theory dari Howard
Gardner (1983)
D. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN
ALTERNATIF
Keunggulan Kelemahan

1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks 1. Membutuhkan banyak


dan keterampilan-keterampilan yang tidak waktu
dapat dinilai dengan asesmen tradisional. 2. Adanya unsur subjektivitas
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih dalam penskoran
hakiki, langsung, dan lengkap 3. Ketetapan penskoran
3. Meningkatkan motivasi siswa rendah
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi 4. Tidak tepat untuk kelas
yang nyata besar
5. Memberi kesempatan kapada siswa untuk
self evaluation.
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas
pembelajaran yang telah dilakukan
7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil
belajar
Bentuk Asesmen Kinerja
A. Tugas (Task)
Dengan cara penugasan siswa dapat mengetahui
jenis tugas yang harus dikerjakan serta komponen-
komponen yang dijadikan sebagai dasar penilaian.
Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan
pada saat merancang tugas dalam asesmen kinerja :
• Tugas – tugas yang disusun hendaknya
merupakan bagian dari proses pembelajaran.
• Tugas yang baik adalah tugas yang berhubungan
dengan kehidupan nyata.
• Tugas yang diberikan terhadap siswa harus adil.
• Jangan memberikan tugas terlalu mudah
B. Kriteria Penilaian ( Rubric )
Penilaian assesmen kinerja dilakukan dengan
menggunkan kriteria untuk menilai mutu
kinerja atau hasil kerja yang ditunjukkan siswa.
Dengan demikian penilaian dalam assesmen
bersifat subyektif.
Untuk mengurangi subyektifitas dalam
penilaian kinerja maka dikembangkalah rubrik.
Macam-Macam Rubrik
1. Holistic Rubric
adalah rubrik yang deskripsi dimensi
kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu
biasanya holistic rubric digunakan untuk
menilai berbagai macam kinerja.
2. Analitic Rubric
adalah rubric yang dimensi atau aspek
kinerjanya dibuat lebih rinci demikian pula
deskripsi setiap aspek kinerjanya.
ASESMEN PORTOFOLIO
A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa
yang disusun secara sistematis yang
menunjukan upaya, proses, hasil dan
kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari
waktu ke waktu.
Tiga prinsip utama dalam asesmen
portofolio: collect, select, reflect.
TUJUAN UTAMA PORTOFOLIO
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar
siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara
langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil
belajar siswa
B. Perencanaan Portofolio
Perencanaan yang perlu diperhatikan dalam menyusun portofolio
menurut Shaklee et.al (1977):
• Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan
• Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan
hasil belajar yang dapat diamati
• Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam
kurikulum
• Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan
portofolio siswa
• Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
• Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan
berdasar bukti yang dikumpulkan
• Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil
portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio
• Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi
C. Pelaksanaan Portofolio
Tugas guru dalam melaksanakan assesmen
portofolio antara lain:
1. Mendorong dan memotivasi siswa
2. Memonitor pelaksanaan tugas
3. Memberikan umpan balik
4. Memamerkan hasil portofolio siswa
D. Pengumpulan Bukti Portofolio
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan
portofolio jika kumpulan karya tersebut
merupakan representasi dari kumpulan karya
terpilih yang menunjukkan pencapaian dan
perkembangan belajar siswa dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Karya siswa
harus dapat menunjukkan perkembangan atau
bukti bahwa siswa telah mencapai tujuan
tertentu.
E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria
penilaian yang disepakati bersama antara guru
dengan siswa pada awal pembelajaran.
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati
diterapkan secara konsisten
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai
penentuan tujuan pembelajaran berikutnya
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada
dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan.
Penilaian Ranah Afektif
A. KONSEP DASAR
Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),
ranah afektif terdiri atas lima level yaitu :
1.Receiving
2.Responding
3.Valuing
4.Organization
5.Characterization
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah
afektif adalah sikap, minat, konsep diri dan nilai.
B. CARA MENILAI RANAH AFEKTIF
Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto,
2002), penilaian afektif dapat dilakukan
dengan cara:
1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Angket atau kuesioner
4. Teknik proyektil
5. Pengukuran terselubung
C. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang
akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah
indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis
pernyataan-pernyataan dalam instrument.
6. Penulisan instrument atau alat ukur dapat dilakukan
dengan menggunakan skala pengukuran
7. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
8. Melakukan uji coba
9. Menyempurnakan instrumen
10. Mengadministrasikan instrumen
KESIMPULAN
Pengembangan assesmen alternatif adalah
jawaban atas kelemahan assesmen tradisional,
dimana assesmen alternatif dapat mengukur
keseluruhan hasil belajar siswa di ranah afektif,
kognitif dan psikomotorik, dan juga dapat
mengukur proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai