Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK RESUME 1 – 5

PEMBELAJARAN IPA di SD (PDGK 4202)


Tutor: Kibdi Hadi, M,Pd.

Oleh :
Kelompok 4
1. Dewi Kurniawati 858292282
2. Fitri Dahlia Sitorus 858292132
3. Haliyani 858292308
4. Henny Irliani 858292171
5. Husniah 858292315

UPBJJ BANJARMASIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021.2
KONSEP PETA
MODUL 1
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Sensori motor (0-2 tahun)

Pre – Operasional (2-7 Tahun)


TEORI PIAGET (Belajar
terstruktur atau kognitif)
Konkret dan Operasional (7-
12 Tahun)

Formal dan Operasional (12


tahun - Dewasa)

Prinsip Deferensiasi Progresif


(Belajar Bermakna)
TEORI AUSEBEL (Belajar
Bermakna)
Prinsip Rekonsiliasi Integratif
(Belajar hafalan)

Enaktif

3 tahap pembelajaran Bruner Ikonik


PEMBELAJARAN IPA DI SD
TEORI BELAJAR DALAM

Simbolik

Informasi

3 tahapan proses belajar


Transformasi
siswa
TEORI BRUNER (Belajar
Penemuan)
Evaluasi

Informasi verbal

Skill Intelektual

Hasil belajar Strategi Kognitif

Fase Penerimaan Sikap

Fase Penguasaan Ketrampilan

TEORI GAGNE (Belajar Proses)

Fase Pengendapan

Fase Pengungkapan
MODUL 1
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Kb 1. Teori Piaget Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran IPA SD


Semenjak kecil Jean piaget tertarik pada bermacam-macam struktur tubuh makhluk hidup
yang memungkinkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Pada awalnya beliau
mempelajari struktur fisik dan dilanjutkan mempelajari struktur mental. Peaget menamakan
struktur mental tersebut sebagai schema, di mana schema juga merupakan unsur yang penting
untuk beradaptasi seperti pada struktur fisik. Piaget menghabiskan masa hidupnya untuk
menjelaskan tahap-tahap yang bervariasi dari organisasi mental. Melalui proses asimilasi, anak
menggunakan schema lama untuk memperoleh informasi baru. Melalui proses akomodasi,
schema awal berubah untuk menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman anak. Sebagai hasil
dari dua proses tersebut schema pada anak berkembang menjadi lebih kompleks untuk mengatur
keselarasan kegiatannya di dunia. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat
tahapan :

Tahap sensori motor (usia 0-2) cirri-ciri khusus, kecerdasan motorik (gerak) dunia (benda) yang
ada adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal.

Tahap pre-operasional (usia 2-7) cirri-ciri khusus, berpikir secara egosentris alasan-alasan
didominasi oleh persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis belum cepat melakukan
konservasi.

Tahap konkret operasional (usia 7-11 atau 12) cirri-ciri khusus, dapat melakukan konservasi
logika tentang kelas dan hubungan pengetahuan tentang angka berpikir terkait dengan yang
nyata.

Tahap formal operasional (usia 7-11 atau 12 th 14 th atau 15 th) cirri-ciri khusus, pemikiran yang
sudah lengkap pemikiran yang proporsional kemampuan untuk mengatasi hipotesis
perkembangan idealisme yang kuat.

Menurut piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah :

1. Seluruh anak melalui tahapan yang sama secara berurutan


2. Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian
3. Dan apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk
menjamin perkembangan intelektual anak

KB II. Model Bruner Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran IPA SD

Bruner merupakan salah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli belajar kognitif.
Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan pengolahan informasi. Kegiatan
pengolahan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-kategori. Di antara kategori-
kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan yang disebut sebagai koding. Teori
belajar bruner ini disebut sebagai teori belajar penemuan.

Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, bruner mengembangkan model


pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya menggunakan barang
yang nyata. Peranan guru dalam pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi
melainkan seorang penuntun untuk mendapatkan informasi.

Guru harus mempunyai cara yang baik untuk tidak secara langsung memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Model pembelajaran ini mempunyai banyak manfaatnya,
antara lain bahwa pembelajar (siswa) akan mudah mengingatnya apabila informasi tersebut
didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi perolehan. Manfaat lainnya adalah apabila
pembelajar telah memperoleh informasi, maka dia akan mengingat lebih lama, dan masing
banyak lagi manfaat yang lainnya. Dalam penerapan model ini guru mungkin terganggu dengan
kebisingan dalam keributan siswa.

KB III. Teori Belajar Gagne Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran IPA SD

Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang
untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relative tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang
baru. Ada beberapa cirri penting tentang belajar yaitu :

1. Belajar itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia


2. Belajar menyangkut interaksi antara pembelajar (orang yang belajar) dan lingkungannya.
3. Belajar telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahan cukup lama
selama kehidupan orang itu.

Belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari
suatu analogi antara manusia dan computer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan
informasi ( processing model ), proses belajar dianggap sebagai transformasi input menjadi
output seperti yang lazim terlihat pada sebuah computer.
KB IV. Teori Asubel Dalam Pembelajaran IPA SD
Menurut Ausubel, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan
dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling
penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa. Informasi yang
baru diterima akan disimpan di daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak yang terlibat dalam
penyimpanan pengetahuan tersebut.

Ada dua prinsip yang mengaitkan konsep-konsep yang diperlukan untuk belajar yaitu
diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integrative. Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep
yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum ke konsep-konsep yang lebih khusus.
Sedangkan dalam rekonsiliasi integrative, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu
diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
PETA KONSEP
MODUL II cara umum dalam memandang permasalahan
pengertian atau objek kajian
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
peranan
PENDEKATAN DALAM mengacu pada Tujuan pendidikan secara umum dan
menyesuaikan komponen input, output, PEMBELAJARAN IPA SD tujuan pembelajaran
produk, dan outcomes pendidikan dengan
bahan kajian yang akan disajikan
tujuan Prinsip pemilihan Dipilih berdasarkan faktor terkait (tujuan
pendidikan, tujuan pembelajaran,
menggiring persepsi dan atau proses pengkajian kurikulum, kemampuan siswa, psikologi
dengan suatu terminologi sehingga diperoleh Jenis pendekatan belajara sumber daya
pembentukan perilaku yang diharapkan

P. lingkungan P. Sain-Lingkungan- P. Faktual P. Konseptual P. Pemecahan P. Keterampilan P. Sejarah


Teknologi-Masyarakat
P. Nilai P. Inkuiri
Masalah Proses
penerapan

penerapan
penerapan

penerapan

penerapan

penerapan
penerapan

penerapan

penerapan
Menggunakan 1. Curah pendapat Membaca, Siswa diberi Guru menyajikan Menanamkan nilai Melalui kegiatan Menjelaskan proses Mempelajari
lingkungan suatu topik menyampaikan kesempatan suatu pemasalahan cinta lingkungan percobaan ilmiah dalam berbagai penemua
sebagai sumber 2. Mendefinisikan pendapat ahli dari mengorganisasikan untuk dipecahkan dengan membahas fotosintesis penelitian sains dan perkembangan
belajar tema tertentu buku, demonstrasi, fakta ke dalam suatu oleh siswa. dampak dan membuktikan teknologi
3. Curah pendapat
latihan, memberi tes model atau sifat Mengupayakan penyebab oksigen sbg hasil
sumber informasi
4. Menggunakan alam semesta siswa belajar secara pencemaran fotosintesis dan
sumber untuk aktif, lingkungan cahaya diperlukan
mendapatkan mengumpulkan untuk proses
informasi data, menanggapi fotosintesis
5. Melakukan analisis, pertanyaan dan
sintesis, evaluasi mengorganisasikan
dan menciptakan informasi
6. Melakukan tindakan
MODUL II
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

KB 1. Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA


Kegiatan belajar ini memberi pengertian yang tepat mengenai pengertian, fungsi dan tujuan,
pertimbangan pemilihan, dan jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA.

Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kaca mata dengan warna tertentu pada saat
memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi,
dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.

Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan


outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran menjadi
menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta
bermakna bagi hidup dan kehidupan sekarang dan yang akan datang. Tujuan pendekatan adalah
mernggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu terminilogi sehingga diperoleh
pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan pendekatan adalah pertimbangan
faktor-faktor terkait antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum,
kemampuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.

Pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan belajar I pada modul ini adalah
pendekatan Lingkungan, Pendekatan konseptual, Pendekatan faktual, Pendektan nilai,
Pendekatan inkuiri, Pendekatan sejarah.

KB II. Penerapan Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA

Pendekatan lingkungan menggunakan sumber belajar berupa lingkungan. Pendektan


Sains-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat. dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan
keragaman siswa. Pendekatan Faktual dilakukan dengan menyodorkan hasil penemuan IPA dan
siswa diharapkan memperoleh informasi IPA. Pendekan Konseptual memberi kesempatan
siswa untuk mengorganisasikan fakta ke dalam suatu model atau penjelasan tentang sifat alam
semesta. Pendekatan pemecahan masalah bertolak dari suatu permasalahan. Pendekatan nilai
adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu nilai. Pendekatan inkuiri
memiliki prosedur umum merancanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis, menganalisis
(secara rasiona, penggalian/penemuan/discover, eksperimen), menafsirkan hasil untuk
mendapatkan konsep umum. Pendekatan keterampilan proses adalah mengajarkan berbagai
keterampilan proses yang biasa digunakan para ilmuwan dalam mendapatkan atau
memformulasikan hasil IPA. Pendektan sejarah mengajarkan IPA dalam menyajikan berbagai
penemuan dan perkembangan temuan dikaitkan dengan ilmu IPA.
Contoh gambaran penerapan pendekatan yang dijelaskan pada kegiatan belajar ini
berupa garis besar dari pembelajaran sedangkan rincian prosedur pembelajaran tersbut dibahas
dalam pembahasan tentang metode pembelajaran. Evaluasi formatif dan sumatif dijelaskan
secara ringkas untuk semua pendekatan yang dibahas. Aspek kempuan yang dievaluasi terkait
dengan ranah kognitif, psikomotor, dan sikap, tergantung dengan kesesuain dengan jenis yang
dipilih.
PETA KONSEP
MODUL 3
METODE DALAM PEMB
Modul 3
Metode Dalam Pembelajaran IPA SD

Kegiatan Belajar 1:
Metode Dalam Pembelajaran IPA

Jenis metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPA di SD yaitu:
1. Metode Penugasan
Penugasan yang baik adalah bersifat menantang dan bersifat lentur sesuai minat bakat dan
bakat murid anda. Mungkin ada murid anda yang akan mencari buku acuan di perpustakaan. Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepadanya. Ada pula yang akan mencari
keterangan pada seorang pakar, atau mungkin ada yang akan melakukan percobaan dikelas,
halaman sekolah, laboratorium atau rumah. Tugas yang diberikan tidak selalu dari anda sebagai
guru, mungkin murid anda itu memperoleh tugas dari ketua kelompoknya. Dalam Ilmpu
Pengetahuan Alam banyak tugas yang harus dikerjakan secara kelompok.
2. Metode Diskusi
Dalam pelajaran IPA metode diskusi perlu anda lakukan sebab banyak kebaikannya antara
lain :
a. Semua murid bebas mengemukakan pendapat, jadi bersifat demokratis;
b. Merupakan cara yang efektif untuk mengajukan permasalahan;
c. Mempertinggi peran serta murid secara perorangan;
d. Mendorong rasa persatuan dan mengembangkan rasa social;
e. Mengembangkan kepemimpinan, dan menghayati kepemimpinan bersama.
Murid anda yang berperan sebagai pemimpin diskusi harus disegani oleh temannya yang
mempunyai tugas:
a. Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara;
b. Pembicaraan tidak dikuasai oleh murid yang suka berbicara;
c. Mengembalikan pembicaraan peserta yang menyimpang pada pkok permasalahan yang benar;
d. Mendorong peserta yang pemalu dan pendiam;
e. Memberi jalan keluar bila pembicaraan mengalami hambatan;
f. Pemimpin diskusi tidak dibenarkan untuk menjawab pertanyaan peserta;
g. Mengatur tempat duduk agar berbentuk melingkar atau bentuk tapal kuda.
3. Metode Tanya Jawab
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam pertanyaan dapat digunakan untuk mengamati suatu
demonstrasi atau percobaan. Misalnya berapa derajat rata-rata kenaikan suhu setiap 5 menit pada
waktu air itu di panaskan? Bagai mana langkah-langkah percobaan yang telah anda lakukan?
4. Metode Latihan
Perlu anda ketahui latihan dalam laboratorium berbeda dengan percobaan dalam laboratorium,
latihan itu telah ditunjukan akan hasilnya oleh guru kepada muridnya, sedangkan percobaan
laboratorium itu belum diketahui kan berapa hasilnya. Latihan dalam Ilmu Pengetahuan Ala
bertujuan agar murid mengusai keterampilan melakukan sesuatu dan memiliki keterampilan yang
lebih baik dari apa yang dipelajarinya sebelumnya.
5. Metode Ceramah
Seperti yang kita alami bersama metode ceramah itu agak membosankan. Oleh sebab itu anda
harus memberikannya secara bebas dan menarik. Agar ceramah anda lebih menarik maka perlu
anda lakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahan ceramah dipersiapkan sebaik mungkin secara cermat;
b. Bahan ceramah anda, disampaikan dengan jelas dan dapat didengar oleh semua murid;
c. Bahan ceramah anda kuasai dengan luas dan mendalam;
d. Bahan pelajaran disampaikan secara sistematis;
e. Dalam penyampainya diselingi pertanyaan, diam sejenak atau bernafas sejenak agar tidak
membosankan;
f. Memasukan hal-hal baru kejadian-kejadian nyata dan pernah mereka alami yang tidak ada dalam
buku wajib;
g. Bahan dapat anda selesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
6. Metode Simulasi
Simulasi dapat diterapkan pada murid anda yang anda suruh seolah-olah berperan sebagai
guru Ilmu Pengetahuan Alam yang menerangkan suatu percobaan. Dalam simulasi percobaan Ilmu
Pengetahuan Alam itu murid dapat berperan sedang melakukan pemasangan alat, mengukur,
menimbang, mengamati, mencatat hasilnya dan menyampaikan kesimpulan dalam bentuk lisan.
7. Metode Proyek
Pada tingkat Sekolah Dasar Metode Proyek agak sukar anda terapkan karena proyek
merupakan suatu penugasan yang memerlukan pemikiran dan tindakan yang membangun dari
murid. Proyek memerlukan perencanaan yang lebih terinci, lebih banyak pandangan kedepan.
8. Metode Studi Lapangan
Perlu anda sadari bahwa studi lapangan IPA tidak berarti harus dilakukan ketempat jauh,
dengan waktu yang lama, biaya transport, dan perlengkapan yang lengkap. Tetapi dapat dilakukan
di alam sekitar sekolah,seperti halaman sekolah atau kebun sekolah. Misalnya untuk mengamati
berbagai jenis tanaman atau berbagai macam bunga, bentuk daun, anda cukup ke halaman atau
kebun sekolah. Dihalaman sekolah dapat dilahat bagaimana kupu-kupu terbang, semut mengambil
makanan, ulat memakan daun, beraneka ragam jenis rumput, berbagai bentuk awan, melihat air di
selokan dan bagaimana cahaya matahari menghasilkan baying-bayang.
9. Metode Demonstrasi
Dalam demonstrasi IPA hasil yang akan terjadi harus anda sampaikan pada murid. Sehingga
murid tidak merumuskan maslah, berspekulasi dan menarik kesimpulan berdasarkan apa yang
disaksikannya. Misalnya bahwa air yang mendidih temperature 1000C, atau bahwa pada dasar
bunga akan ditemukan bakal buah, dalam peraga Ilmu Bumi dan Antariksa hendaknya anda
tunjukan bahwa bumi dan bulan yang mengelilingi matahari.
10. Metode Eksprerimen
Bila anda akan menyuruh murid anda bereksperimen IPA, maka perlu disampaikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Jelaskan tujuan dan harapan apa yang diinginkan dari eksperimen itu;
b. Sebutkan alat dan bahan yang di perlukan, berapa ukuran dan takaran yang dibutuhkan;
c. Terangkan tahap-tahap kegiatannya, atau tahap-tahap prosesnya;
d. Apa-apa saja yang perlu diamati, dan dicatat, semua hal tersebut diatas tertuang dalam suatu
buku petunjuk eksperimen;
e. Dalam menarik kesimpulan harus hati-hati, sehingga kesimpulannya benar dan tidak keliru.
Percobaan yang dilakukan mungkin merupak eksperimen yang lansung dapat membuktikan
sesuatu, atau mungkin salah satu tahapan eksperimen untuk membuktikan semua hal sehingga
masih ada kelanjutannya.

Kegiatan Belajar 2:
Penggunaan Metode Dalam Pembelajaran IPA

Di bawah akan diuraikan garis besar faktor-faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan ketika
hendak memilih metode belajar tertentu.
1. Metode belajar hendaknya sesuai dengan dengan tujuan.
Untuk mengajar di jenjang pendidikan yang berbeda, perlu menggunakan metode belajar yang
berbeda pula.mengajar IPA untuk siswa sekolah dasar memerlukan metode yang berbeda dengan
mengajar IPA di sekolah menengah umum.
2. Metode belajar hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa.
Suatu pelajaran yang direncanakan serta disusun dengan baik,menggunakan metode yang tepat,dan
diberikan oleh guru yang sangat mahir.metode belajar perlu disesuikan dengan kemampuan dan
kesiapan para siswa.
3. Metode belajar hendaknya sesuai dengan psikologi belajar.
Dalam hubungannya dengan psikologi belajar ini,sering kali kita mengabaikan dua hal penting
yaitu, pengulangan secara berkala dan pemberian pengalaman langsung.
4. Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran.
5. Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu dan sarana prasaran yang tersedia.
6. Metode belajar hendaknya sesuai dengan pribadi guru.

Contoh penerapan metode dalam pembelajaran IPA SD kelas I – VI.


Metode belajar dalam pembelajaran IPA kelas II
a. Metode belajar yang digunakan
Untuk subaspek ini kita menggunakan metode studi lapangan. Metode ini memberikan kesem
patan kepada siswa untuk belajar secara aktif.
b. Proses Pembelajaran
Pada fase perencanaan kita membagi anak menjadi beberapa kelompok, memberi tugas sesuai
dengan masalah yang akan di bahas dan memberi arahan mengenai sumber/tempat dimana masala
h itu harus di teliti/diamati.
c. Evaluasi terhadap metode yang digunakan
Untuk mengukur metode yang digunakan menilai sukses jika:
1) Siswa dapat melakukan prosedur/eksperimen/pengamatan dengan benar.
2) Melalui eksperimen/ pengamatan lapangan siswa dapat menunjukkan beragam jenis benda pa
dat dan benda laiinya ada di sekitar.

Metode Belajar Dalam Pembelajaran IPA SD Kelas III


Pokok Bahasan: Sumber Daya Alam
Metode belajar yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini menggunakan metode sumbang(brain-storming).
Metode brain-storming
adalah cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan melontarkan suatu ma
alah kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut
berkembang menjadi masalah baru , atau dapat diartikan pula sebagai suata cara untuk mendapatkan banyak ide
dan seluruh siswa dalam waktu yang singkat.

Metode Belajar dalam Pembelajaran IPA SD kelas IV


Pokok Bahasan: Alat Indera dan Fungsinya
Metode belajar yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini kita menggunakan metode ceramah.
Metode ini merupakan metode yang paling tradisional dalam sejarah pendidikan.
Dalam metode ini guru mentransferkan ilmu kepada siswanya secara lisan. Cara ini kadang-
kadang membosankan maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan.
Metode Belajar dalam pembelajaran IPA SD kelas V
Pokok bahasan: Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Evaluasi terhadap metode yang digunakan
Cara ini lebih menitikberatkan kepada”bagaimana siswa belajar” dan bukan”apa yang mereka pelajari”, maka e
valuasi untuk ini di orientasikan kepada proses mental anak selama pembelajaran berlangsung.

Metode Belajar Dalam Pembelajaran IPA SD Kelas VI


Pokok Bahasan: Tata Surya
Metode Belajar yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini, perlu menggunakan metode diskusi. Di dalam metode diskusi, terjadi proses interaksi
antara dua atau lebih invidu yang terlibat, saling menukar pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah. Se
mua siswa terlibat aktif dan tidak ada yang pasif sebagai pendengar
KONSEP PETA MODUL 4
KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD Keterampilan Proses IPA di SD

Keterampilan mengkomunikasikan, Keterampilan proses Memformulasi


Pengertian Keterampilan proses IPA
menginferensi, memprediksi, mengenal Hipotesis, Mengontrol Variabel,
serta keterampilan mengobservasi,
hubungan ruang dan waktu dan mengenal Membuat Definisi Operasional,
mengklarifikasi dan mengukur
hubungan-hubungan angka Menginterpretasi Data

Keterampilan Keterampilan Keterampilan Keterampilan Memformulasi Hipotesis


proses IPA Mengobservasi mengkomunikasikan mengenal
hubungan ruang
dan waktu
Variabel Bebas

Keterampilan Keterampilan
Mengklarifikas Menginferensi Variabel
Variabel
i Terikat
Keterampilan
mengenal
hubungan- Variabel
Keteampilan Keterampilan
hubungan Kontrol
mengukur Memprediksi
angka
Definisi Operasional

Interpretasi Peta
MODUL 4

KETERAMPILAN PROSES IPA DI SD

KB 1. Pengertian Keterampilan Proses IPA Serta Keterampilan Mengobservasi,


Mengklasifikasi, Dan Mengukur

A. PENGERTIAN
Keterampilan prosesdianggap sangat penting dalam pembelajaran IPA. Wynnie Harlen
(1992) mengemukakan beberapa alasan untuk itu, yaitu :

1. Pengubahan ide-ide kearah yang lebih ilmiah (dengan fenomena yang lebih cocok)
tergantung pada cara dan pengujian yang digunakan. Pengujian yang digunakan ini
berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan-keterampilan proses.
2. Pengembangan pengetahuan dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. Itulah sebabnya mengapa pengembangan
keterampilan proses mendapat perhatian.
3. Peranan keterampilan proses sangat besar dalam pengembangan konsep-konsep ilmiah.

Carin (1992) menyampaikan pula beberapa alasan tentang pentingnya keterampilan


proses yaitu:

1. Dalam praktiknya apa yang dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisah dari
metode penyelidikan. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke-IPA-an
saja, tetapi terkait pula dengan mengetahui bagaimana cara mengumpulkan fakta dan
menghubungkan fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan.ilmuan
menggunakan berbagai prosedur empiris dan analisis dalam usahanya dalam menjelaskan
misteri dari alam semesta. Prosedur ini disebut dengan proses IPA.
2. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat
digunakan bukan saja untuk belajar berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Semiawan, dkk (1992) mengemukakakn alasan karena:
1. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat membuat para guru tidak
mungkin lagi untuk mengajarkan semua fakta dan kosep yang ada pada siswanya.
2. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
contoh konkret.
3. Untuk menanamkan sifat ilmiah dan melatih melakukan penyelidikan ilmiah.
4. Merupakan wahana yang tepat untuk pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta
nilai.

Pengertian keterampilan proses dikaitkan dengan keterampilan fisik dan mental yang
terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan
diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu
yang baru (Semiawan, dkk, 1992).

Menurut Esler dan Esler (1984) terdapat 8 keterampilan proses dasar dan 5
keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, mengenal
hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-hubungan angka.

B. KETERAMPILAN MENGOBSERVASI

Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan


yang dikembangkan dengan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan
memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian. Pendapat tersebut sejalan
dengan pendapat Abruscato (1988) dan Carin (1992). Keterampilan mengobservasi
(keterampilan proses yang paling dasar) merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan
semua indera yang kita miliki atau alat bantu indera untuk mendapatkan informasi dan
mengidentifikasi serta memberikan nama sifat-sifat/karakteristik dari objek atau kejadian.
Memperoleh kemampuan untuk membuat yang teliti akan tidak dilatih untuk menentukan
konsep, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

1. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh konkret.
2. Penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif, jadi tidak mutlak benar seratus persen. Suatu
teori dapat tidak berlaku lagi dengan adanya data baru yang mampu membuktikan bahwa
teori tersebut keliru.
3. Dalam pembelajaran, pengembangan konsep seyogianya tidak terlepas dari pengembangan
sikap dan nilai.

Adapun kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem dan organisme
hidup. Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-
lain.

C. KETERAMPILAN MENGKLASIFIKASI

Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler (1984) merupakan keterampilan


yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada (set
yang ditetapkan sebelumnya dari) sifat-sifat benda tersebut. Menurut Abruscato (1988)
klasifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-
benda atau kegiatan-kegiatan. Sedangkan Carin (1992) menyatakan bahwa klasifikasi adalah
mengatur atau mebagi objek, kejadian, atau informasi tentang objek ke dalam kelas menurut
metode atau sistem tertentu. Jadi keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang
dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan, menggolongkan, mengatur atau
membagi objek/benda/kejadian/informasi berdasarkan sifat/karakteristik yang dimiliki menurut
sistem atau metode tertentu. Skema klasifikasi umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan
untuk menunjukkan persamaan, perbedaan, dan hubungan-hubungannya. Kegiatan yang dapat
dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang
berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancingberdasarkan sifat
umumnya.

D. KETERAMPILAN MENGUKUR

Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikembangkan melalui
kegiatan-kegiatan yang berkaitan denganpengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat dan sebagainya. Abruscato (1988) menyatakan bahwa mengukur
adalah suatu cara yang kita lakukan untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin (1992)
mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar
yang konvensional atau standar nonkonvensional. Keterampilan mengukur merupakan
keterampilan membuat observasi secara kuantitatif (terhadap standar ukuran tertentu) yang
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan
yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, massa, dan lain-lain. Kemampuan
mengukur memerlukan kemampuan untuk menerapkan cara penghitungn dengan menggunakan
alat-alat ukur. Proses mengukur lebih melibatkan pertimbangan tentang menentukan jenis
instrument (alat) yang digunakan dan menentukan saat melakukan perkiraan dari pada
melakukan pengukuran secara tepat. Untuk melakukan latihan pengukuran, tahap pertama dapat
menggunakan alat ukur yang dibuat sendiri atau dikembangkan dari benda-benda yang ada
disekitar, sedangkan tahap selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang telah baku digunakan
sebagai alat ukur. Kebiasaan mengukur secara tepat dapat dikembangkan bila guru menunjukkan
bahwa dia menghargai kebiasaan itu sebagai bagian dari sifatnya. Siswa dapt diajarkan bahwa
rata-rata dari beberapa kali pengukuran merupakan cara terbaik untuk mengukur secara tepat.

KB II. Keterampilan Mengkomunikasikan, Menginferensi, Mempredeksi, Mengenal


Hubungan Ruan Dan Waktu, Dan Mengenal Hubungan-Hubungan Angka

A. KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN
Menurut Abruscato (1988) keterampialan mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil
penyelidikan, yang dapat dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dari grafik
atau gambar yang menjelaskan benda-benda/kejadian-kejadian secara rinci. Komunikasi
yang jelas dan tepat merupakan dasar untuk semua kegiatan ilmiah. Dalam hal
mengkomunikasikan sesuatu dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Adapun hal
yang dikomunikasikan dapat berupa diagram, peta, grafik, persamaan matematika, dan
berbagai peragaan visual. Kemampuan untuk memilih penjelasan tepat tentang benda ,
organism, dan kejadian merupakan dasar untuk komunikasi lisan dan tertulis secara
efektif. Pelatihan untuk kegiatan keterampilan ini dapat berupa latihan membuat dan
menginteprestasikan informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain-lain. Siswa
dilatih untuk mengembangkan keterampilan mengkomunikasikan dalam hal menjekaskan
benda-benda dan kejadian-kejadian secara rinci. Kemampuan mengkomunikasikan juga
dapat dilatih melalui penugasan untuk menyusun data dari suatu eksperimen ke dalam
table atau grafik dan melaporkan penemuannya kepada teman-temannya. Kegiatan yang
lain lagi siswa ditugaskan untuk menuliskan kejadian alam seperti perubahan cuaca
dalam beberapa hari yang terjadi dilingkungannya, seperti ukuran, bentuk, warna, tekstur
dan cara geraknya, beberapa hewan kecil kemudian ditugaskan untuk menyiapkan carta
diagram yang dilengkapi keterangan yang meperlihatkan bagaimana tumbuhan baru
tumbuh dari batangyang di potong tanpa melalui biji terlebih dahulu.

B. KETERAMPILAN MENGINFERENSI
Keterampilan menginferensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara
dari yang kita observasi dengan menggunakan logika. Keterampilan ini dapat
dikembangkan dengan latihan-latihan yang mengembangkan lebih dari satu rangkaian
keadaan yang diobservasi. Contoh latihan yang diberikan adalah melakukan observasi
terhadap cairan jernih yang tidak berwarna, kemudian siswa mengidentifikasi bahwa
cairan itu adalah air. Contoh lainnya adalah siswa diminta untuk menyatakan penyebab
panas mencairnya es batu yang ditaruh dalam air.

C. KETERAMPILAN MEMPREDIKSI
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan menduga, memprakirakan
beberapa kejadian yang terjadi sekarang, keterampialan menggunakan grafik untuk
menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan. Prediksi didasarkan pada observasi,
pengukuran dan informasi tentang hubungan variable yang diobservasi. Prediksi yang
tidak didasarkan pada observasi hanya merupakan suatu terkaan. Prediksi yang tepat
dapat dihasilkan dari observasi yang teliti. Contoh kegiatan yang memprediksi lamanya
lilin akan menyala.

D. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN RUANG DAN WAKTU


Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu meliputi keterampialan
menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda lainnya atau terhadap waktu. Proses ini
dapat dipecah kedalam bermacam-macam kategori termasuk bentuk arah dan susunan
yang berkaitan dengan ruang waktu, gerak dan kecepatan, kesimetrisan, dan kecepatan
perubahan. Kegiatan untuk melatih keterampilan ini adalah menamakan dan
mengidentifikasi gambar-gambar geometris dua dan tiga dimensi, mengenal bentuk-
bentuk benda tiga dimensi dan bayangannya, membuat pernyataan tentang simetri dari
benda-benda.

E. KETERAMPILAN MENGENAL HUBUNGAN BILANGAN-BILANGAN


Keterampilan mengenal hubungan bilangan-bilangan meliputi kegiatan menemukan
hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis bilangan untuk membuat operasi
aritmatik. Menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan atau rumus-rumus
matematik untuk menghitung kuantitas atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.
Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai pi
dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk prasi penambahan
dan perkalian. Latihan-latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan
membandingkan benda-benda atau data berdasarkan factor numeric membantu untuk
mengembangkan keterampilan ini.

KB III. Keterampilan Proses Memformulasikan Hipotesis, MengontrolVariabel, Membuat


Definisi Operasional, Menginterpretasi Data
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi adalah merupakan kombinasi dari beberapa keterampilan proses
dasar IPA. Keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi memformulasikan hipotesis, mengontrol variabel,
membuat devinisi operasional melakukan eksperimen menginterpretasikan data, dan melakukan
penyelidikan.

A. MEMFORMULASI HIPOTESIS

Memformulasikan hipotesis berkaitan erat dengan melakukan prediksi. Hipotesis adalah


prediksi yang sangat khusus. Hipotesis meramalkan bagaimana suatu variabel akan
mempengaruhi variabel lainnya. Pada umumnya hipotesis terdiri dari 2 variabel. Salah satu
variabel dapat diubah oleh peneliti yaitu variabel manipulasi merupakan variabel yang dapat
diubah-ubah, sedangkan variabel lainya diobservasi atau diukur untuk mengetahui sejauh mana
variabel tersebut dapat dipengaruhi. Hipotesis sangat berguna bagi orang yang melakukan
penyelidikan karena hanya memuaskan perhatian pada penyelidikan yang akan kita lakukan.
Kebanyakan berkenaan dengan inferensi yang dapat diuji atau percobaan yang mungkin dapat
dilakukan. Hipotesis biasanya diformulasikan dalam bentuk pernyataan “jika….., maka….”.

B. VARIABEL

Variabel adalah faktor, kondisi dan/atau hubungan antara kejadian-kejadian atau sistem.
Dikenal ada tiga jenis variabel yaitu variabel yang selalu berubah-ubah atau variabel bebas
(Manipulated Variable, MV), variabel yang merupakan hasil dari variabel yang diubah-ubah
atau variabel terikat (Responding Variable, RV) dan variabel yang dikontrol supaya tetap sama
selama proses percobaan (Control Variable, CV). Dalam satu percobaan hanya satu variabel
yang diubah, sedangkan variabel yang lainnya dibuat tetap atau sam selam percobaan dilakukan.
Variabel yang selalu dibuat tetap atau sama untuk setiap percobaan disebut variabel kontrol.
Oleh karena itu variabel adalah faktor-faktor atau kondisi yang merupakan bagian dari suatu
kejadian.
C. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah metode untuk member definisi, mengukur, atau mendeteksi
adanya suatu variabel. Sebagai contoh Anda disuruh membedakan 3 buah definisi operasional
untuk mengukur daya serap dari kertas tisu yang meliputi: mencelupkan, mengangkat, dan
menuang. Definisi operasional dari ketiganya adalh sebagai berikut:

1. Definisi operasional mencelupkan adalah jumlah air yang dapat diserap oleh kertas tisu
setelah dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air dengan volume tertentu. Volume air yang
diserap adalah volume air mula-mula dikurangi dengan volume air setelah kertas tisu
diangkat.
2. Definisi operasional menyerap/mengangkat adalah volume air yang dapat diserap atau
merambat ke dalam kertas tisu setelah kertas tisu diangkat.
3. Definisi operasional menuang adalah volume air yang dapat diserap oleh kertas tisu setelah
air dituang ke dalam kertas tisu.

Volume air yang diserap adalah volume air mula-mula dalam gelas dikurangi volume air
yang tersisa dalam wadah penampung.

D. INTERPRETASI DATA

Membuat hasil pengamatan atau observasi menjadi bermakna disebut interpretasi data.
Interpretasi data biasanya melibatkan organisasi data kedalam tabel atau gambar/bagan.
Interpretasi data juga dapat dilakukan dengan jalan membuat gambar atau grafik dari hasil
pengamatan, biasanya melibatkan usaha-usaha penulisan hasil observasi, membuat kesimpulan,
inferensi/penafsiran dan merekomendasi. Kesimpulan biasanya berkenaan dengan ringkasan dari
hasil pengamatan. Sedangkan inferensi adalah pernyataan umum yang berfungsi untuk
menjelaskan atau membuat kesimpulan menjadi bermakna. Rekomendasi adalah saran untuk
tindakan di masa yang akan datang berdasarkan kesimpulan dan inferensi yang telah dibuat.
Interpretasi data sangat penting untuk dikuasai karena akan sangat membantu kita dalam
memberi makna dan pengertian yang diperoleh sehingga dapat dikomunikasikan dengan baik.
PETA KONSEP
MODUL 5
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENGERTIAN MEDIA DAN ALAT PERAGA PENGERTIA


DALAM PEMBELAJARAN IPA N

Jenis media pembelajaran


Media Pembelajaran : saluran komunikasi, yaitu Objek nyata Alat Peraga Pembelajaran : komponen sumber belajar di
segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber Media lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
PENGGUNAAN
PINSIP PEMILIHAN DAN
Model tidak Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran
informasi untuk sampaikepada penerima informasi
TUJUAN
Meningkatkan kualitas dan afektivitas pembelajaran Bahan tercetak Diproyeksi
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran Memberi variasi dalam pengajaran
ikan

TUJUAN
Membarikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai Bahan ilustrasi

BENTUK ALAT
Menyediakan evaluasi mandiri Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting

PERTIMBANGAN KELAYAKAN
transparansi Memperjelas struktur pengajaran
Memberi rangsangan kepada guru agar kreatif Media

PERAGA
alide
Menyampaikan materi pembelajaran Diproyeksi Memotivasi siswa belajar

SYARAT MENDESAIN ,
Membantu pebelajar yang memiliki kkhususan tertentu ikan Bahan-bahan cetakan
Media audio
Efektivitas media pembelajaran Alat audio dan visual
Media gerak
Taraf berpikir siswa
Monument, candi, dll

Interaktivitas media pembelajaran Komputer


Koleksi benda
Ketersediaan media pembelajaran Media radio
Prilaku guru
Minat siswa terhadap media pembelajaran
Kelayakan praktis

Kemampuan guru menggunakan media


pembelajaran Kelayakan biaya Pemahaman guru dengan jenis alat peraga Kelayakan teknis

Alokasi waktu Ketersedian alat peraga dilingkungan belajar setempat


Relevan dengan tujuan
pembelajaran
Fleksibelitas (kelenturan) media pembelajaran
Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya

Keamanan penggunaan media pembelajaran


Ketersediaan sarana dan fasilitas pendukungnya Merangsang proses
belajar optimal
Kualitas teknis media pembelajaran
keluwesan
MODUL 5
MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN IPA

KB I . Media dalam Pembelajaran IPA

A. PENGERTIAN MEDIA
Menurut Heinich dkk (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah
saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi
untuk disampaikan kepada penerima pesan. ujuan penggunaan media secara umum adalah
untuk memfasilitasi komunikasi. Dan tujuan penggunaan media pembelajaran antara lain :
1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran,
2. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
3. Memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai,
4. Menyediakan evaluasi mandiri,
5. Memberi rangsangan kepada guru untuk kreatif,
6. Menyampaikan materi pembelajaran,
7. Membantu pebelajar yang memiliki kekhususan tertentu.

B. PRINSIP PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA


Dalam merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran perlu melakukan
halhal berikut, yaitu : memahami karakteristik siswa, menentukan tujuan pembelajaran,
menentukan jembatan atau penghubung antara pengetahuan, keterampilan, dan prilaku
siswa dengan tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran, menetukan metode dan
format media yang cocok atau tepat, menggunakan media, melibatkan siswa untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran, dan melakukan evaluasi dan revisi terhadap
pembelajaran. Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau
ditunjukan, misalnya : berupa clip charts, slide, audio, film video, atau komputer
multimedia, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata yang
tercetak, atau kata-kata yang disimpan secara lisan. Setiap format memiliki kelebihan dan
kekurangan; nah untuk memilih format kita harus memperhatikan :
1. Situasi atau setting pembelajaran (misalkan kelompok kecil, kelompok besar, atau
individu.
2. Situasi atau setting pembelajaran (misalkan kelompok kecil, kelompok besar, atau
individu.
3. Atau sifat dari tujuan pembelajaran seperti kognitif, efektif, psikomotor, atau
interpersonal.

Dalam menyediakan media pembelajaran , guru dapat dihadapkan pada 3 kondisi yaitu:
a) Memilih dari bahan media yang sesuai benar dengan tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan.
b) Memilih dari bahan media yang kurang sesuai dengan tuuan sehingga perlu dimodifikasi,
atau
c) Merancang media baru.

C. JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


Untuk menggunakan media pembelajaran seorang guru haruslah memperhatikan :
Memahami media yang akan digunakan dan dengan menyajikan dan mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin tentang media yang akan digunakan. Menyiapkan media dan
mencobanya sebelum digunakan di depan kelas. Mengatur fasilitas dan lingkungan yang
terkait dengan penggunaan media, seperti tempat duduk,ventilasi, penerangan, suasana dan
kondisi kelas Menyiapkan siswa, misal dengan menyampaikan garis besar materi pelajaran,
latar belakangnya, keuntunganmempelajarinya, atau penekanan terhadap hal-hal penting.
Menyediakan pengalaman belajar bagi siswa.
Media Pembelajaran merupakan penataan informasi dan lingkungan untuk
memfasilitasi belajar. Lingkungan adalah tempat terjadinya pembelajaran sekaligus tempat
dimana metode, media, dan peralatan yang diperlukan menyampaikan informasi dan
membimbing siswa dalam belajar. Media pembelajaran (Heinich dkk 1996) antara lain : a.
media tidak diproyeksikan b. media diproyeksikan c. Audio d. Media gerak e. Komputer f.
Media radio dan televisi. Untuk lebih jelasnya kita telaah satu demi satu : 1. Media tidak
diproyeksikan 1) Objek nyata adalah benda yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran. 2) Model representasi benda asli dalam bentuk tiga dimensi. 3) Bahan
tercetak adalah majalah, atau bahan bacaan lain yang berisi penjelasan dan ilustrasi tentang
topik-topik dalam pembelajaran IPA. 4) Bahan ilustrasi dapat berupa fotografik dan yang
bersifat nonfotografik 2. Media diproyeksikan 1) Transparansi untuk memakai alat
overhead projector 2) Slide adalah suatu format kecil transparansi fotografi yang secara
individual dipasangkan pada alat proyeksi. 3. Audio Media audio adalah rekaman dan
transmisi suara manusia atau suara lainnya berisi informasi atau penjelasan tentang tofik
pembelajaran, untuk diperdengarkan oleh siswa. media audio bisa berbentuk kaset, rekaman
fonograf, compact disk, audio cards. 4. Media gerak Media gerak adalah bentuk media yang
menyajikan topik pembelajaran dalam bentuk narasi dan gambar yang bergerak. Bentuk
media gerak ini bisa berupa film atau video. 5. Komputer Yaitu untuk mendukung kegiatan
pembelajaran. Contoh program praktikum IPA, pembelahan sel, petunjuk keselamatan di
laboratorium, dan sebagainya.
Media radio dan televisi. Adalah sajian suara mnusia atau suara lainnya berisi
informasi atau penjelasan tentang topik pembelajaran yang disampaikan secara langsung
atau melalui proses perekaman, disiarkan melalui radio untuk diperdengarkan oleh siswa.
Televisi adalah seri gambar yang bergerak yang disertai dengan suara manusia atau suara
lainnya yang relevan dengan gambar yang disajikan terkait dengan topik pembelajaran yang
disampaikan secara langsung atau melalui proses perekaman.

D. ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN IPA


a. Pengertian Alat Peraga
Pengertian alat peraga menurut Gagne adalah komponen sumber belajar di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut Briggs adalah
wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran. Dengan demikian alat peraga
merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengomunikasikan materi pembelajaran agar
terjadi proses belajar. Menurut Schramm bahwa alat peraga adalah suatu teknik untuk
menyampaikan pesan sehingga sehingga alat peraga sebagai teknologi pembawa informasi
atau pesan pembelajaran. Miarso secara makro adalah sebagai segala sesuatu yang dapat
merangsang terjadinya proses belajar .
b. Tujuan menggunakan alat peraga :
a. memperjelas informasi atau pesan pembelajaran b. memberi tekanan pada bagian-
bagian yang penting c. memberi variasi dalam pengajaran d. memperjelas struktur
pengajaran e. memotivasi siswa belajar. C. Bentuk alat peraga bisa seperti : a. Buku,
koran, majalah (bahan-bahan cetakan) b. Alat-alat audio dan visual c. Sumber-
sumber masyarakat( monumen,candi dan peninggalan sejarah lainnya) d. Koleksi
benda-benda seperti benda-benda mata uang kuno. e. Perilaku guru ketika mengajar
yang dicontokan kepada siswa

KB II. Mendesain Alat Peraga IPA di SD

Mendesain alat peraga IPA di SD meliputi merancang, memilih dan membuat alat peraga IPA yang
sesuai untuk mengajarkan suatu konsep, prinsip dan teori-teori IPA di SD. Mendesain alat peraga
dapat pula berarti menampilkan bentuk asli atau memodifikasi benda asli menjadi sebuah model
tertentu. Sebelum kita membuat alat peraga sederhana terlebih dahulu kita harus menganalisis
materi IPA. Sarana utama dari menganalisis materi IPA adalah :
1. Terjabarnya tema/materi pokok/pokok bahasan
2. Terpilihna pendekatan dan metode yang efektif dan efisien
3. Terpilihnya alat peraga atau sarana pembelajaran yang tepat atau cocok
4. Terjadinya alokasi yang sesuai.

Dalam menganalisis tersebut perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut


1. Metode dan pendekatan seperti apa yang sesuai ?
2. Apakah diperlukan alat peraga ?
3. Bagaimana pengelolaan kelas bila mengerjakan metode percobaan ?
4. Bagaimana cara mendesain alat peraga ?

Dalam mendesain alat peraga perlu memperhatikan konsep yang mendasari kegunaan alat atau
prinsip kerja alat tersebut. Ada tiga kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik :
a) kelayakan praktis yaitu atas dasar praktis yakni :
1. Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis alat peraga
2. Ketersediaan alat peraga dilingkungan belajar setempat
3. Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
4. Ketersedian sarana dan fasilitas pendukungnya
5. Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah dipergunakan pada waktu kapan dan
digunakan oleh siapa saja.

b) kelayakan teknis / pedagogis yaitu alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan kualitas
yaitu:
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal

c) kelayakan biaya. Disamping itu alat peraga IPA sederhana yang kita buat harus memiliki nilai
bantu terhadap pelajaran IPA yang dapat kita nyatakan dengan output pedagogis, yaitu hasil
interaksi dari kegunaan alat peraga dengan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Adapun alat dan bahan yang kita butuhkan untuk membuat alat peraga IPA yang sederhana
hendaknya bisa diperoleh dari lingkungan sekitar rumah dan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai