Anda di halaman 1dari 40

NAMA : FITRI MEI SARI

NIM : 855757019
KELAS : i BI 21.1 PGSD
PUKUL : 07.30 – 09.30
MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN

Latihan 2.17

1. Bagaimana komentar anda terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa tes objektif
tidak dapat mengukur hasil belajar siswa dengan baik ?
Jawab : Dengan kita menyadari bahwa tentunya ada kelemahan atau kekurangan dari tes
objektif maka sebagai guru pun harus ada upaya untuk meminimalisir kekurangan atau
kelemahan tersebut. Untuk meminimalisir kelemahan tersebut kita dapat berupaya untuk
mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung mengukur proses berpikir rendah.
Agar butri soal objektif yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang telah
ditetapan, penulis harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal. Tulis dengan butir soal
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Adapun upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan tes uraian karena
hanya tes uraianlah yang memberi kesempatan kepada anak untuk menjawab butri soal
sesuai dengan idenya sendiri. Kita dapat menggunakan tes uraian dan objektif secara
bergantian selama proses penilaian hasil belajar.

2. Jelaskan ke unggulan tes objektif jika dibandingkan hasil uraian !


Jawab : dengan menggunakan tes objektif maka semua atau Sebagian besar materi yang
telah diajarkan dapat dinyatakan saat ujian. Dengan menanyakan semua materi yang telah
diajarkan maka semua atau Sebagian besar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam satuan pembelajaran ataupun dalam rencana pembelajaran dapat diukur
ketercapaiannya. Dengan ini sulit mewujudkan apabila dalam ujian hanya menggunkana
tes uraian maka ada kemungkinan tidak semua materi yang telah diajarkan dapat
dinyatakan kepada siswa. Dengan demikian akan ditemukan beberapa tujuan
pembelajaran yang tidak terukur ketercapaiannya. Denngan menggunakan tes objektif
maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan
konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
Sedangkan tes uraian banyak digunakan untuk beberapa mata pelajaran yang memang
harus di uji dengan tes uraian .

3. Jelaskan kelemahan tes objektif jika dibandingkan hasil uraian !


Jawab : karena jika menggunakan tes objektif tentu anak tidak dapat mengorganisasikan,
menghubungkan,dan menyatakan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk
setiap pertamyaan sudah diberikan oleh penulis. Dalam hal ini anak hanya dapat
mengingat, mengintreprestasi, atau menganalisis ide orang lain yaitu ide penulis
soal.sedangkan tes uraian keunggulannya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
kompleks yang tidak apat diukur dengan tes objektif. Dan waktu yang digunakan untuk
menulis satu set uraian untuk salah satu ujian lebih cepat dari pada waktu yang digunakan
untuk menulis satu set tes objektif. Jadi dapat disimpulkan tes objektif dan uraian sama
mempunyai keunggulan dan kelemahan, yang dimana menyadari jika ada kelemahan
tesebut harus dapat berupaya meminimalisir kelemahan tersebut dan memanfaatkan
keunggulan tes tersebut.

4. Jika anda mempunyai tujuan pembelajaran sebagai berikut : mahasiswa dapat


menjelaskan keunggulan tes objektif dari tes uraian. Bentuk tes mana yang tepat
digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan tersebut ?
Jawab : telah kita ketahui ada keunggulan-keunggulan tes objektif dan tes uraian.
Tergantung pada saat kita mau mengukur hasil belajar pada tingkatan . untuk mengukur
pada jenjang SD lebih baik menggunakan bentuk hasil tes urain sedangkan untuk
program jenjang SMA atau Perguruan Tinggi baik menggunakan tes objektif . dimana tes
objektif dan tes uraian ada keunggulan dan kelemahan yang sudah kita ketahui
sebelumnya dan dapat meminimalisir kelemahan tes tersebut. Jadi dapat disimpulkan
jenis tes mana yang teapat digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan yaitu
tergantung pada jenjang mana yang akan kit ates pada saat hasil belajar siswa , atau untuk
jenjang SD atau untuk jenjang SMS dan Perguruan Tinggi, dimana sudah dijelaskan di
atas bahwa menggunakan tes objektif dan tes uraian tergantung jenjang yang akan di uji
pada saat hasil pembelajaran.

5. Tepatkah jika tes objektif digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran sebagai
berikut : mahasiswa dapat menganalisis kelemahan satuan pembelajaran (SP) dengan
tepat.
Jawab : tepat jika untuk di salah satu jenjang tinggi yaitu perguruan tinggi sebab dimana
dalam ujian hanya menggunakan tes uraian maka akan ada kemungkinan tidak semua
materi yang telah di ajarkan dapat ditanyakan kepada siswa. Dengan demikian akan
ditemukan beberapa tujuan pembelajaran yang tidak terukur ketercapaiannya.dengan
menggunakan tes objektif maka pemberian skor padas setiap siswa dapat dilakukan
dengan cepat, tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal
sudah jelas dan pasti.kita juga dapat menggunakan fasilitas komuter untuk proses hasil
ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonnsistenannya dapat lebih terjamin. Seperti
mahasiswa UT dengan jumlah banyak peserta untuk ujian akhir semester UT lebih
banyak menggunkan tes objektif dari pada tes uraian. Menggunakan tes uraian tersebut
digunakan hanya beberapa mata kuliah itupun tidak lebih dari 200 orang. Jadi
penggunaan tes objektif inilah yang dimanfaatkan UT untuk mengukur hasil bealajar
mahasiswanya.

Latihan 2.53

1. Mengapa tes B-S dan tes menjodohkan jarang digunakan dalam tes sumatif khususnya di
SLTP dan SMU ? Jelaskan !
Jawaban : karena telah kita lihat ada ke unggulan dan kelemahan tes B-S, dimana tes B-S
ini sebagai alat ukur hasil belajar tes menjodohkan mempunyai kekuatan dan
kelemahan.dan mengapa jarang digunakan dalam tes sumatif khususnya SLTP dan SMU
sebab tipe tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang berhubungan
dengan pengetahuan tentang definisi, fakta,istilah dan peristiwa atau kejadian. Di
samping itu tes itu tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghubungkan dua hal baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung.
Kelemahan utama dari tes menjodohkan sama dengan tes benar-salah yaitu soal butir soal
yangdibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

2. Tuliskanlah masing-masing dua contoh tes B-S dan tes menjodohkan yang mengukur
proses berpikir lebih tinggi dari ingatan !
Jawaban :
Contoh tes B-S :
1. B-S : Ikan bernapas dengan insang
2. B-S : Luas empat persegi Panjang adalah Panjang kali lebar
Contoh tes menjodohkan :
Kolom pertama kolom kedua
1. Candi Borobudur 1. Sumatera utara
2. Istana maimun 2. Jawa tengah

Jadi dapat disimpulkan conteh tes B-S menekankan pada ingatan yang telah dipelajari,
sedangkan tes menjodohkan juga memilih terdapat kolom yang mana pasangan dari
kolom pertama.

3. Coba ambillah contoh tes sumatif yang telah anda gunakan di kelas, kemudian
analisislah, apakah butir soal butir soal tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran
yang telah anda tetapkan.
Jawaban :pada saat memberikan hasil penilaian adalah salah satu siswa mendapatkan
nilai 78 untuk tes sumatif mata pelajaran matematika. Itu artinya nilai 78 tersebut bagi
icha telah menguasai 78% yang ia kuasai.dengan hasil tersebut akan dapat mendorong
icha untuk meningkatkan prestasinya dalam mata pelajaran matematika. Karena ada 22%
materi yang belum ia kuasai. Dengan demikian ia akan berusaha untuk belajar lebih keras
agar dapat pada semesteran berikutnya prestasinya akan lebih baik dari sebelumnya.

4. Tulislah satu contoh tes uraian terbuka dan satu contoh tes uraian terbatas lengkap
dengan pedoman pemeriksaannya (sesuai dengan bidang anda )!
Jawaban :
Contoh tes uraian terbuka yaitu 1. Apa yang anda ketahui tentang Pendidikan ?
Contoh tes uraian terbatas yaitu 1. Apa yang menjadi faktot kesulitan siswa dalam belajar
?
Denngan membedakan contoh tes uraian terbuka dan tes uraian terbatas sesuai contoh di
atas dapat di lihat contoh tes uraian terbuka jawabannya lebih terbuka disbandingkan
dengan contoh tes uraian terbatas. Sebab tes uraian terbatas sudah tau dampak dari factor
kesulitan belajar siswa.

5. Jika anda ingin mengetahui kemampuan siswa dalam mendesain sebuah eksperimen, tes
uraian mana yang akan anda gunakan? Jelaskan !
Jawaban : tes uraian terbuka sebab tes uraian terbuka tepat untuk digunakan mengukur
kemampuan siswa dalam menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide,
mengintegrasikan pelajaran dalam berbagai bidang , membuat rencana suatu eksperimen,
mengevaluasi manfaat suatu ide dan sebagainya.

Latihan 2.67

1. Jelaskan fungsi perencanaan tes dalam pengembangan tes hasil belajar.


Jawab : fungsi perencanaan tes salah satunya yaitu sebagai alat ukur hasil belajar siswa
baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
2. Apa yang akan terjadi jika tes akhir tahun dikembangkan tanpa menggunakan kisi-kisi ?
jelaskan !
Jawaban : jika tes akhir tahun dikembangkan tanpa menggunakan kisi-kisi maka tidak
akan tercapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.sebab dengan adanya kisi-kisi ditulis
tidak akan melenceng pelajaran atau materi yang telah di ajarakan selama proses belajar
maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi.

3. Jelaskan Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam penyusunan kisi-kisi.


Jawab:
a. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan.pemilihan ampel materi harus
diupayakan serepresentatif mengkin
b. Penentuan jenis tes yang akan digunkan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda,
tes uraian, atau gabungan anatara keduanya harus diperhitungkan terutama
keterkaitan dengan materi, jumlah butir soal, dan waktu tes yang disediakan.
c. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan . jenjang kemampuan berpikir yang
ditanyakan harus sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir
d. Sebaran tingkat kesukaran, peentuan sebaran tingkat kesukaran butir soal sebenarnya
tergantung paa interprestasi skor yang akan digunakan
e. Waktu uian yang di sediakan
f. Jumlah butir soal. Jumlah butir yang akan ditanyakan tergantng pada waktu ujian
yang disediakan.
4. Buatlah kisi-kisi tes objektif untuk tesobjektif untuk tes akhir semester sesuai dengan
mata pelajaran yang anda ajarkan
Jawaban :

Kisi-kisi Tes Akhir Semester


Mata Pelajaran :
Kelas :
Waktu Ujian :
Penulis :
Bentuk soal :
Jumlah butir soal :
Sekolah :
No. Pokok Jenjang kemampuan dan tingkat kesukaran Jumlah
Bahasan C1 C2 C3 C4, 5,6
Sub
Pokok md sd sk md Sd Sk md sd sk md sd sk
Bahasan
Jadi dapat disimpulakan Dalam perencanaan tes sangat diperlukan kisi-kisi agar tes objektif yang
akan ditulis tidak melenceng dari meteri yang telah diajarkan selama proses pembelajaran dan
juuga menjadi pedoman bagi penulis dalam menulis setiap butir soal.

Dengan adanya perencanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi
instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa.

Latihan 3.13
1. Beberapa ahli menyamakan antara pengertian asesmen kinerja dengan asesmen otentik.
Mengapa.?
Jawab :
Ya benar, kedua asesmen tersebut hampir sama dengan tujuan akhirnya, sama sama
menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata dan menuntut siswa
untuk kerja nyata. Kita lihat dari pengertiannya Asesmen kinerja adalah kemampuan nya
baik pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk kerjanyata dan dinilai hasil belajar
siswa pada saat proses belajar, sedangkan asesmen otentik menggunakan pengertahuan
dan keterampilan jugauntuk kehidupan nyatadan dapat memberikan kritik terhadap
uapaya yang telah ia lakukan. Oleh sebab itu kedua nya saling ada keterkaitan dan saling
berhubungan dalam arti keduanya mempunyai tujuan yang sama.

2. Apa keunggulan asesmen alternatif dari asesmen tradisional ?


Jawab :
Karena alat ukur yang digunakan dalam asesmen alternatif tidak hanya berupa tes tertulis
saja akan tetapi juga menggunakan alat ukur nontes yang berupa penyelesaian, tugas-
tugas, lembar pengamatan, dan lembar penilaian (rubric). Sedangkan asesmen tradisional
hanya mengandalkan tes tertulis.

3. Dimana letak perbedaan asesmen tradisional dengan asesmen alternatif ?


Jawab :
Letak perbedaan asesmen tradisional kita lihat sebelumnya asesmen tradisional hanya
mengandalkan tes tertulis untuk dapat mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan
keterampilan sedehana saja, sedangkan asesmen alternatif tidak hanya menggunakan tes
tertulis tapi juga menggunakan alat ukur non tes yang berupa penyelesaian tugas-tugas,
lembar pengamatan, dan lembar penilaian.

4. Bagaimana cara melaksanakan asesmen alternatif khususnya asesmen kinerja jika jumlah
siswa anda 40 anak ?
Jawab :
Disini kita lilhat kelemahan dari asesmen alternatif ,asesmen alternatif kelemahannya
salah satunya tidak tepat untuk kelas besar apalagi yang berjumlah di atas 20 yaitu 40
siswa. Asesmen alternatif dapat digunakan hanya untuk kelas kecil paling banyak 15
siswa, jadi dapat disimpulkan untuk menggunakan melaksanakan asesmen tersebut
dengan berjumlah 40 siswa kita bisa menggunakan tes tertulis , dimana tes tertulis lebih
menekankan pada apa yang diketahui siswa dengan jawaban benar atau salah dari pada
apa dapat dikerjakan oleh siswa.

5. Bagaimana cara mengatasi kelemahan asesmen alternatif khususnya dalam hal adanya
unsure subjektivitas penilaian ?
Jawab :
Disini kita menggunakan tes tertulis yang berupa terbatas untuk menambah sampel yang
dapat digunakan dalam satu waktu ujian karena tes uraian untuk mengunkapkan
pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata lain seperti
jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, anlisislah, kelompokkanlah, formulasikan,
dan lain sebagainya. Hindarkan kata tanya sebutkan sebab penggunakan kata tersebut
hanya menyebutkan fakta saja. Untuk itu sebelum digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa maka tes uraian yang selesai ditulis harus ditelaahterlebih dahulu.

Latihan 3.28-3.29

1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat tugas(task) dan rubrik !
Jawab:
Yaitu hal-hal yang harus diperhatikan untuk membuat tugas(task) dan rubrik adalah
mengidentifiksi, pengetahuan dan keterampilan siswa yang dimiliki oleh siswa setelah itu
siswa mengerjakan tugas, merancang tugas dan menetapkan kriteria, sedangkan untuk
membuat rubrikberhubungan keterampilan mengerjakan sesuatu yag dapat kita nilai dala
proses pembelajaran.
2. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi tugas dan rubrik yang telah
dibuat !
Jawab :
Yaitu pertama , mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa
setelah mereka mengerjakan tugas tersebut. Kedua, merancang tugas yang
memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir dan
keterampilan. Setiap tugasnya hendaknya memiliki kedalaman dan keluasan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak. Ketiga, menetapkan kriteria keberhasilan.
3. Jelaskan perbedaan antara rubrik dengan pedoman penskoran tes uraian terbatas !
Jawab :
Yaitu rubrik merupakan pedoman penilaian yang menggambarkan kriteria yang
diinginkan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dan hasil belajar siswa.
Sedangkan penskoran tes uraian yaitu pedoman yang digunakan untuk menentukan skor
hasil penyelesaian pekerjaan siswa.
4. Anda meminta siswa untuk melakukan pengamatan tentang aktivitas jual beli dipasar
tradisional. Buatlah tugas (task) dan rubrik yang baik untuk menilai kinerja tersebut.
Jawab :
LAPORAN PENGAMATAN TRADISIONAL :
Hal yang diamati : lingkungan dan aktivitas penjual dan pembeli di pasar
tradisional
Waktu pengamatan : Minggu
Temapt pengamatan : pasar tradisional indralaya
Tujuan pengamatan : untuk mengetahui kondisi lingkungan dan proses
terjadinya jual beli
Hasil pengamatan
Kondisi pasar tersebut kurang begitu tertata sebab di area jalan ditutupi oleh penuh parker
liar becak dan motor maupun mobil serta lingkungannya kurang bersih, sementara pada
area yang terdapat di dalam nya penjual ikan sayur dan bahan lainnya . letak pasar
tersebut ada di dekat pemukiman masyarakat dan jalan lintas. Dan untuk masalah
pembayaran saat berbelanja masih menggunakan secara manual atau masih menggunakan
bayar ditempat dengan si penjual dan sipembeli , itupun sama metode pembayaran nya
dengan dipasar tradisional-tradisional lainnya.
Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan pasar tradisional tersebut pasar yang belum tertib untuk parker,
kurang rapi dan kurang bersih.

Latihan 3.40

1. Bedakan anatara portofolio sebagai hasil karya dan portofolio sebagai model asesmen.
Jawab:
Portofolio sebagai hasil karya yaitu sebagai representasi keterampilan yang lebih
dimiliki, sebagai bukti pengembangan suatu ranah, untuk menunjukkan kemampuan yang
dimiliki sebagai bahan yang akan dibahas dalam suatu pertemuan, sebagai bahan
pelaporan. Sedangkan portopolio sebagai model asesmen yauitu sebagai landasan
pengembangan level berikutnya, untuk mempromosikan pengembangan berikutnya,
sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai, untuk memodifkasi pengajaran yang akan
dilakukan, untuk menyesuaikan kurikulum.
2. Semua hasil karya siswa yang dikumpulkan dalam satu folder tidak mesti merupakan
portofolio. Bagaimana anda menjelaskan pertanyaan tersebut?
Jawab :
Kumpulan yang dikatakan hasil karya siswa yang dikumpulkan dalam satu folder tidak
mesti merupakan portofolio, jika kumpulan karya tersebut merupakan representasi dari
kumpulan yang terpilih dan menunjukkan pencapaian dan perkembangan belajar siswa
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
3. Ambil kumpulkan hsail karya siswa yang ada di setiap folder di sekolah anda. Tunjukkan
mana hasil karya yang dapat dikatagorikan sebagai portofolio?
Jawab :
Ya ada beberapa guru menggunakan dan memilih untuk menyimpan dua / lebih dari satu
portofolio untuk setiap siswa, sebab satu portofolio untuk disimpan sebagai bukti
pencapaian hasil belajar siswa, sedangkan portofolio yang satunya lagi untuk
dikembangkan oleh siswa tersebut.
4. Bagaimana anda menilai portpfolio ?
Jawab :
Ya setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa memperbaikinya.
Setelah itu guru dan siswa menyeleksi atau memilih hasil perbaikan pekerjaan untuk
dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder sebagai bukti perkembangan karya siswa.

Latihan 3.55

1. Pembelajaran yang terjadi pada saat ini kurang memperhatikan pengembangan ranah
efektif. Analisislah dampak yang terjadi dari pembelajaran tersebut.
Jawab :
Siswa Yang tidak memiliki minat dalam pelajaran tentu sulit untuk mencapai keberhsilan
belajar secara optimal. Semua peserta didik harus mampu membangkitkan siswa minat
peserta didik untuk mencapai kompotensi yang telah ditetapkan. Selain itu juga ada
ikatan emosional sering diperlukan untuk membangun semngat kebersamaan semangat
persatuan dan rasa sosial. Untuk itu, semua dalam merancang program pembelajaran
satuan Pendidikan harus memperhatikan ranah efektif.
2. Kembangkanlah alat ukur untuk mengukur sikap siswa terhadap anda sebagai gurunya.
Jawab :
Yaitu diambil dari ranah afektif , misalnya sikap dan minat terhadap suatu pembelajaran,
penentuan indicator yang digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa
terhadap suatu materi pelajaran, persentase kehadiran atau ketidakhadiran di
kelas,aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung , persiapan kuisioner
untuk disebarkan kepada siswa, pemberian skor kepada siswa dan analisis inventori minat
siswa terhadap materi pelajaran.
Latihan 4.18
1. Mengapa jawaban siswa untuk tes uraian tidak dapat diperiksa atau di skor dengan
menggunakan mesin scanner?
Jawab :
Karena jawaban siswa banyak beranekaragam jawaban dari siswa maka pengaruh
subjektifitas pemeriksa dan penskoran dalam menggunakan tes uraian akan sangat tinggi.
2. Bagaimana cara meminimalisir pengaruh unsur subjektivitas dalam pemerksaan tes
uraian ?
Jawab :
Sebaiknya untuk meminimalisirkannya ada baiknya menggunakan tes uraian terbatas
karena menggunakan uraian terbatas maka jawaban yang diberikan siswa akan terbatas
sesuai dengan batasan-batasan yang diminta dalam butir soal.
3. Jika dalam memeriksa jawaban tes uraian ternyata pemeriksa I dan II memberikan skor
yang berbeda cukup jauh, bagaimana cara memutuskan untuk memberikan skor akhir ?
Jawab :
Yaitu sebelum mulai melakukan pemeriksaan kedua pemeriksa tersebut sudah duduk
bersamaan untuk menyamakan persepsi kedua pemeriksa tersebut sudah duduk Bersama
untuk menyamakan persepsi yang kemudian dilanjutkan juga dengan melakukan uji coba
pemeriksaan. Jika Langkah tersebut diikuti maka sebelum memeriksa jawaban siswa
pasti sudah mempunyai persepsi yang sama dalam menggunakan pedoman pemskoran.
4. Dini telah mengumpulkan anyaman kepada pa kadi di sekolah. Dengan menggunakan
rubrik yang telah dibuat, dini memperoleh skor sebagai berikut.

No Indikator penskoran skor


1 Kerapian 5 4 3 2 1
2 Komposisi warna 5 4 3 2 1
3 Tampilan 5 4 3 2 1
4 Keserasian 5 4 3 2 1
5 model 5 4 3 2 1

Berdasarkan data tersebut berapa persen tingkat keterampilan dini dalam membuat anyaman?
Jawab :
Persentase keterampilan dini = 18 x 400 % = 75 %
24
Latihan 4.42
1. Perhatikan data berikut :
23 60 79 32 57 74 52 70 82 36
80 77 81 95 41 65 92 85 55 76
52 10 64 75 78 25 80 98 81 67
41 71 83 54 64 72 88 62 74 43
Pertanyaan :
a. Susunlah data tersebut dalam table frekuensi distribusi
b. Hitunglah rata-rata
c. Hitung simpangan baku

Jawab: a. frekuensi distribusi

Hasil tes tally frekuensi


92-98 III 3
80-88 IIIII I 6
70-79 IIIII III 8
60-67 IIIII 5
52-57 IIII 4
41-43 III 3
32-36 II 2
21-25 II 2
10-0 I 1

b. hitung rata-rata

m = jumlah seluruh data = m = Ʃx


n
= 2302 = 63, 94
36

c.hitung simpangan baku

SB : Jumlah skor 1/6 peserta kelompok atas – jumlah skor 1/6 peserta kelompok bawah
½ jumlah peserta
= 92 + 95 + 98 – 10 + 23+ 25
18
= 285-58
18
= 227 = 12,61
18

2. Mengapa pendekatan penialian acuan kriteria lebih tepat digunakan dalam penilaian
berbasis kompetensi dari pada pendekatan penilaian acuan norma? Jelaskan
Jawab :
Karena jika seorang anak berhasil mencapai kriteria atau bahkan melebihi kriteria yang
telah ditetapkan maka anak tersebut dinyatakan berhasil. Sebaliknya apabila anak tersebut
belum mampu mencapai kriteria ynag telah ditetapkan maka dia dinyatakan belum berhasil.
3. Berikan contoh penerapan pendekatan penialian acuan norma dalam kehidupan sehari-hari.
Jawab:
Misalnya dalam penerimaan dosen baru di suatu perguruan tinggi ditentukan dengan
kriteria berijazah S1 dalam program studi yang relevan, indeks prestasi komulatif minimal
3,00 dan persyaratan yang lainnya.

Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1a. Buatlah rancangan perencanaan Modul 3 KB 3
portofolio!
50
b. Susunlah sebuah portofolio!
c. Buatlah rubrik penilaian portofolio!
2a. Buatlah rancangan perencanaan penilaian Modul 3 KB 4
afektif!
50
b. Susunlah sebuah penilaian afektif!
c. Buatlah rubrik penilaian afektif!
Jumlah Skor Maksimal 100

" Selamat
Bekerja"
1TUGAS TUTORIAL
1. a. Buatlah rancangan perencanaan portofolio !
jawab :
1. Menentukan kriteria dan sumber yang akan digunakan sebagai dasar assesmen penilaian.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan – rumusan hasil belajar
yang diamati.
3. Mengguanakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan.
4. Menentukan orang – orang yang berkepentingan langsung dengan portofolio siswa.
5. Menentukan jenis – jenis bukti yang dikumpulkan.
6. Menentikan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan bukti
yang dikumpulkan.
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio.
8. Mengatur bukti – bukti portofolio berdasarkan umur, kelas atau isi agar kita dapat
membandingkan.

b. Susunlah sebuah portofolio !


Penilaian portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / II
Materi Pembelajaran: Pengumuman
Indikator : Membuat sebuah pengumuman dan menyampaikan di kelas
Kegiatan : Siswa menyampaikan pengumuman yang dibuatnya didepan Kelas

Bentuk penilaian portofolio


Nama Siswa :
Kelas :
Tanggal :
No Aspek yang dinilai Skor
1 Penggunaan tata bahasa 1 2 3 4 5
2 Pemilihan kosa kata 1 2 3 4 5
3 Kelengkapan Informasi 1 2 3 4 5
4 Sistematika penulisan 1 2 3 4 5
5 EYD 1 2 3 4 5

c. Buatlah rubrik penilaian portofolio :


Satuan Pendidikan :
Kelas / Semester :
Mata Pelajaran :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Alat / Evaluasi Rubrik

2. a.Buatlah rancangan perencanaan penilaian afektif !


jawab :
Contoh skala Thurstone : minat terhadap pelajaran IPA
7 6 5 4 3 2 1
Saya senang belajar IPA
Pelajaran IPA
Bermanfaat
Pelajaran IPA
Membosankan

b. Susunlah sebuah penilaian afektif!


Jawab :
Contoh skala Thurstone : minat terhadap pelajaran IPA
7 6 5 4 3 2 1
Saya senang belajar IPA
Pelajaran IPA
Bermanfaat
Pelajaran IPA
Membosankan

Contoh Skala Lilort : Minat terhadap IPA


SS S TS STS
Pelajaran IPA Sulit
Tidak Semua Harus
Belajar IPA
Sekolah saya
menyenangkan

Contoh Lembar Penilaian diri siswa


Minat Membaca
Nama Pembelajar :

N Deskripsi Ya / Tidak
O
1 Saya lebih suka membaca dibandingkan dengan
melakukan hal – hal lain
2 Ambil hikmah dari buku yang saya baca
3 Membaca untuk waktu luang saja

c. Buatlah rubrik penilaian efektif !


RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
SDN 08 INUT

Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Kelas / Semester :
Nama Siswa :
No Aspek Indikator Hasil Kriteria Penilaian
Afektif Observasi SB B C K SK

() (5) (4) (3) (2) (1)

TUGAS TUTORIAL
1. Ambil salah satu kompetensi dasar dari kompetensi inti, 3 beberapa muatan pelajaran yang
ada di sebuah tema. Kembangkan KD – KD yang telah anda pilih tersebut ke dalam kisi – kisi
penilaian !
Jawab :
Dalam kompetensi dasar dan kompetensi inti ada 3 muatan pelajaran yang ada disebuah
tema . Misalkan muatan terpadu terdiri dari mata pelajaran : IPA, BAHASA INDONESIA
dan SBD. kemudian kita kembangkan KD-KD nya kedalam kisi-kisi penilaian
2. a. Benar – Salah
1. B – S bagi pemeluk agama islam, pada saat sholat meghadap ke ka’bah
2. B – S Salah satu tujuan diadakannya kongres pemuda II di Jakarta untuk memperkokoh
persatuan dan kesatuan
3. B – S Kekurangan Vitamin B dapat menyebabkan penyakit biri – biri
4. B – S Ikan bernafas dengan paru – paru
5. B – S Semua langkah penelitian adalah penting
b. Menjodohkan
Kolom Pertama Kolom Kedua
1. Candi Borobudur a. Kalimantan Tengah
2. Istana Maimun b. Sumatera Selatan
3. Astana Giri Laya c. Sumatera Barat
4. Kerajaan Mojopahit d. D.I Yogyakarta
5. Kerajaan Sriwijaya e. Jawa Tengah
f. Sumatera Utara
g. Jawa Timur

c. Pilihan Ganda
1. Uang rupiah yang merupaan bukti pembayaran yang sah di Indonesia dikeluarkan oleh ...
a. BNI b. BRI c. PERBANAS D. BI
2. Instansi manakah yang berhak mengeluarkan uang Negara Republik Indonesia...
a. BNI b. BRI c. PERBANAS D. BI
3. Kaliamt utama biasanya terdapat pada tiap ...
a. Kata b. Paragraf c. Kalimat d. Suku kata
4. Membaca intensif merupakan kegiatan membaca surat kuasa secara...
a. Sambil lalu b. Sekilah c. Mendalam d. Teori
5. Paragraf sering disebut juga dengan istilah ...
a. Kalimat b. Alinea c. judul d. Kata
3. Berdasarkan kisi – kisi yang telah anda buat, susunlah masing – masing 5 soal uraian dari
jenis :
a. Uraian terbatas
b. Uraian terbuka
Jawab :
a. Uraian terbatas
1. Jelaskan tentang kehidupan manusia pada zaman neolitikum, berdasarkan :
a. Cara mengumpulkan makanan
b. Kehidupan sosialnya
2. Tuliskan 3 jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan jelaskan ciri – ciri
dari masing –masing manusia purba tersebut !
3. Lakukan identifikasi nilai – nilai penting yang dapat digali pada zaman pra aksara !
4. Jelaskan sebab – sebab manusia purba dalam kehidupan mencari dan
mengumpulkan makanan terus berkembang !
5. Apa yang kamu ketahui tentang pengertian reboisasi, jelaskan !
b. Uraian Terbuka
1. Jaringan meristem dibedakan menjadi 2 berdasarkan asalnya, sebutkan dan
jelaskan !
2. Didalam suatu jaringan tumbuhan terdapat jaringan dasar yang dibedakan menjadi
5, sebutkan jaringan dasar tersebut serta fungsinya !
3. Sebutkan dan jelaskan macam – macam jaringan meristem berdasarkan letaknya !
4. Berikan contoh jaringan parenkim yang menyusun batang dan daun tumbuhan
dikotil !

1.
Modul 3

Pengembangan Asesmen Alternatif

PENDAHULUAN

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan jawaban atas
adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis (paper and
pencil). Tes tertulis tidak mampu mengukur hasil belajar siswa yang kompleks, bahwa umumnya
tes tertulis hanya mampu mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dan keterampilan
sederhana.

KEGIATAN BELAJAR 1

Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A. LATAR BELAKANG
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar
dan perkembangan belajar siswa. Asesmen tradisional mengacu pada tes tertulis. Asesmen
tradisional hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu
tes tertulis. Asesmen kinerja merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau keterampilan dalam bentuk kinerja
nyata yang ditunjukkan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas. Asesmen otentik merupakan
asesmen yang menuntut siswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
kehidupan nyata di luar sekolah. Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa
yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar
yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Achievement assessment adalah pengertian umum
terhadap semua usaha yang mengukur, mengetahui, mendeskripsikan hasil belajar
siswa. Asesmen alternatif merupakan asesmen yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis. 
B. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti
asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupkan kegiatan
untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan
penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan
sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,yaitu
tradisional assessmen,performance assessment,authentic assesmen,portofolio assesmen,
achievement assessment, dan alternatife assessment.

Tradisional assessment
Tradisional asesmen mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment hanya
mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis.padahal
kita ketahui bersama tes tertulis mempunyai kelemahan diantaranya hanya mampu mengukur
aspek kognitif dan ketrampilan sederhana, sebagian kecil dari hasil belajar siswa, dan tes sering
kali menimbulkan kecemasan.

Performance assessment ( asesmen kinerja)


Asesmen kinerja merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk kinerja
nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau
memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses
belajarnya.
Authentic assessment.
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu menerapkan
pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah. Tujuan dan otentik
assessment adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti apakah siswa sudah dapat menggunakan
pengetahuan dan ketrampilannya secara efektif dalam kehidupan nyata dan dapat memberikan
kritik terhadap upaya yang telah ia lakukan. Dari Pengertian tersebut tampak bahwa authentic
assessment didasarkan performance assessment yang menuntut siswa mampu unjuk kerja.
Contoh : disekolah siswa diajari konsep penjumlahan 2 + 3 = 5. Konsep tersebut abstrak.Konsep
tersebut tidak ditemukan dalam kehidupan nyata anak, yang ada adalah 2 bola + 3 bola = 5 bola.
Untuk itu dalam mengajarkan konsep penjumlahan ajarlah siswa dengan menggunakan contoh-
contoh yang ada dalam kehidupan nyata. Untuk mengetahui bagaiman anak harus bersikap sopan
kepada orang tua pada situasi yang sebenarnya.Amatilah bagaimana sikap siswa saat berinterkasi
dengan orang tua yang ada disekitar sekolah. Misalnya kepada pesuruh sekolah, penjual kue dan
minuman disekitar sekolah dan sebagainya.

Portofolio assessment (assessment portofolio) 


Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara
sistematis yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari
waktu ke waktu. Mungkin banyak definisi portofolio yang telah anda kenal dan agak berbeda
dengan pengertian diatas tetapi pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa
yang menunjukan pencapaian dan perkembangan hasil hasil belajar siswa.

Achievement assessment 
Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan dengan tes
tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil dan
kemajuan belajar siswa.

Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes
tertulis. Pada dasarnya asasemen alternative merupakan alternative dari asasemen tradisional
(paper and pencil test). Jadi performance assesmen,portofolio assessment,authentic assessment,
dan achievement assessment merupakan kelompok asesmen alternative.

C. LANDASAN PSKOLOGIS
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak hanya menilai produk
belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan bersdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi
kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam pelaksanakan asesmen
alternative adalah:
1. Teori fleksibilitas kognitif dan R.spiro (1990)

2. Teori belajar Bruner (1966)

3. Generative learning model dari Osborne dan wittrock (1983)

4. Experiential learning theory dari c rogers (1969)

5. Multiple intelligent theory dari Howard gardner (1983)

D. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF

Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
asesmen,authentic assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan
kelemahan.

1. Keunggulan asesmen alternative anatara lain:

a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak dapat
dinilai dengan asesmen tradisional.
Contohnya : jika anda ingin menguku rkinerja kerja siswa dalam membuat karangan maka
banyak aspek yang dapat diukur dari tugas dari tugas karangan tersebut. Misalnya kemampuan
dalam siswa dalam membuat paragraph yang baik, pemilihan kosa kata yang tepat, kemampuan
siswa dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan, kemampuan merangkai kata dan kalimat,dan
kemampuan berimajinasi.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan
asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil belajar
dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. 
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan kepada
apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation. 
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

2. Kelemahan Asesmen alternative:


a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c. Ketetapan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar.

KEGIATAN BELAJAR 2

Bentuk Asesmen Kinerja

A. TUGAS (TASK)

Sesuai dengan Namanya yaitu asesmen kinerja, asesmen jenis ini meminta anak untuk
melakukan sesuatu atau menunjukkan kinerjanya ssuai tugas yang diberikan oleg guru. Informasi
tentang keberhasilan siswa dalam untuk kerja dapat diperoleh dari berbagai jenis tagihan,
misalnya :

1. Computer adaptive testing

2. Tes pilihan ganda yang diperluas

3. Tes uraian terbuka ( open ended question )

4. Tugas individu

5. Tugas kelompok
6. Proyek

7. Inteview

8.      Pengamatan

Adapun Langkah – langkah menyusun tugas adalah :

1. Pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas .
Ada lima pertanyaan pokok yang membantu dalam merumuskan tugas yaitu :

a.       Keterampilan atau atribut kognitif apa yang harus dikuasai siswa ?
b.      Keterampilan atau atribut afektif apa yang harus dikuasai siswa ?
c.       Keterampilan meta kognitif apa yang harus dikembangkan siswa ?
d.      Tipe masalah yang seperti apa yang harus dipecahkan oleh siswa ?
e.       Konsep atau prinsip apa yang dapat diterapkan oleh siswa ?

2. Merancang tugas yang yangmemungkinkan siswa dapat menunjukan kemampuannya dalam


berfikir dan keterampilan.

3.      Menetapkan criteria keberhasilan

Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan pada saat merancang tugas dalam
asesmen kinerja :
1.      Tugas – tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2.      Tugas yang baik dalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata.
3.      Tugas yang diberikan terhadap siswa harus adail. Dalam hal ini bukan berarti tugas yang
diberikan harus sama. Harus dijaga jangan samapai ada unsur subjektifitas dalam
memberikan tugas.
4.      Jangan memeberikan tugas terlalu mudah karena hal ini tidak akan memebrikan motivasi
siswa dan tidak memberikan tantangan kepda siswauntuk melakukannya.

B. KRITERIA PENILAIAN (RUBRIC)


Menurut Donna Azpyrka dan Ellyn B Smith seperti dikutip oleh Zainul, A(2001) ada beberapa
Langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubrik :

1.      Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai.


2.      Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau keterampilan
yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan kinerja siswa.
3.      Menetukan tugas yang akan dinilai .
4.      Menetukan skala yang akan digunakan.
5.      Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan.
6.      Melakukan uji coba.
7.      Melakukan revisi hasil uji coba.

Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai suatu rubric :

1.      Seberapa jauh rubric tersebut berhubungan langsung dengan kinerja yang akan dinilai ?
2.      Seberapa jauh rubric tersebut mencakup keseluruhan dimensi atau  aspek yang dinilai ?
3.      Apakah criteria yang digunakan menggunakan standar yang secara umum berlaku untuk
kinerja yang dinilai ?
4.      Sejauh mana ketepatan definisi dari dimensi dan skala yang dibuat ?
5.      Jika menggunakan skala numeric, sejauh mana angka – angka tersebut mampu
menggambarkan perbedaan dari setiap kategori kinerja ?
6.      Pada saat rubric tersebut digunakan oleh lebih dari satu penilai, seberapa jauh perbedaan
skor yang diberikan oleh kedua penilai ?
7.      Apakh rubric yang digunakan dapat dipahami oleh siswa dengan baik ?
8.      Apakah rubric tersebut cukup adil dan bebas dari bias ?
9.      Apakah rubric tersebut cukup praktis dan mudah digunakan ?

Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan
rubric analytic .
. Holistic Rubric
            Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kinerjanya
dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan untuk menilai berbagai
macam kinerja.

Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain :

      Kwalitas pengerjaan tugas.


      Kretifitas dalam pengerjaan tugas.
      Produk tugas.

Setiap aspek yang akan dilihat kinerjanya kemudian ditentukan gradasi mutunya  mulai dari yang
paling sempurna sampai yang paling jelek.

Dimensi kinerja Skor Deskripsi


1. Kualitas pengerjaan tugas 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat.
3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi tidak akurat
2 Pengerjaan tugas yang kurang baik dan kurang
1 akurat
Pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat.

2. Kualitas dalam pengerjaan 4 Mampu memodifikasi  prosedur dalam kondisi yang


tugas menantang.
3 Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan
instruktur
2 Mampu memodifikasi prosedur tapi setelah diberi
1 contoh.
Tugas dikerjakan dengan prosedur baku.

3. Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus .


3 Secara keseluruhan produk tugas bagus .
2 Secara keseluruhan produk tugas sedang .
1 Secara keseluruhan produk tugas kurang bagus .

KEGIATAN BELAJAR 3

ASESMEN PORTOFOLIO

A.    Pengertian dan Tujuan Portofolio


Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke
waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat
menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa. Portfolios is a purposeful
collection of student work that tells the story of student achievement or growth. Portfolios are
not folders of all work a student does. Kumpulan hasil karya siswa dalam folder dapat dikatakan
sebagai portofolio jika kumpulan hasil hasil karya tersebut dapat menggambarkan perkembangan
hasil belajar siswa dari waktu ke waktu. Definisi portofolio menuerut Paulson “a purposeful
collection of student work that exhibits the student’s efforts, progress and achievements in one
or more areas. The collection must include student participation in selecting contents, the
criteria for selection, the criteria for judging merit and evidence of student self-reflection”.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect, sedangkan lebih
rinci karakteristik portofolio :

1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid
dengan guru
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya
proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan ke dalam karya
siswa
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk
refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang
dihasilkan dan kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.

Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga tujuan:

1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa


2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa

Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk
standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan
merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada
orangtua siswa
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio
sebagai asesmen:

1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi
pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan
keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi
terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti non-
printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan,
skor tes, foto dan sebagainya
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang
lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan
terhadap portofolio tersebut.

B.     Perencanaan Portofolio


Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee
et.al (1977):
1.      Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio
2.      Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar yang
dapat diamati
3.      Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk
menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan
4.      Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa
5.      Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6.      Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan
7.      Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan keputusan asesmen portofolio
8.      Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan

C.    Pelaksanaan Portofolio


Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a.       Mendorong dan memotivasi siswa
b.      Memonitor pelaksanaan tugas
c.       Memberikan umpan balik
d.      Memamerkan hasil portofolio siswa

D.    Pengumpulan Bukti Portofolio


Kumpulan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut
merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan
perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap bagian atau
pemenggalan dari karya dalam portofolio dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang khusus. Karya siswa harus dapat menunjukkan perkembangan atau bukti bahwa siswa telah
mencapai tujuan tertentu.

E.     Tahap Penilaian


1.      Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2.      Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3.      Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya
4.      Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan.

KEGIATAM BELAJAR 4
Penilaian Ranah Afektif

A.    KONSEP DASAR


      Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh kondisi
afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap yang positif terhadap pelajaran akan
merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.
       Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima level
yaitu :
1.      Receiving
       Receiving merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus,
misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2.       Responding
       Responding merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.

       3.Valuing
      Valuing merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau sikap dan
menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.

      4.Organization
         Organization merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan
nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai membangun sistem
internal yang konsisten.

      5. Characterization
         Characterization merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa sudah
memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga
menjadi pola hidupnya.
       
           Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri
dan nilai.
1.Sikap
      Menurut Fishbein dan Ajzen seperti dikutip oleh Mardapi  (2004), sikap didefinisikan  
sebagai  predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negative terhadap suatu
objek, situasi, konsep atau orang. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pihak sekolah
mampu mengubah sikap siswa dari sikap negatif menjadi sikap positif

2.Minat
       Menurut Getzel (dalam Mardapi, 2004), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untukmemperoleh objek khusus, aktivitas,
pemahaman dan ketrampilanuntuk tujuan perhatian dan pencapaian. Hal penting pada minat
adalah intensitas untukmemperoleh sesuatu.

3.Konsep diri
          Konsep diri adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan
kelemahan diri sendiri ( Smith dalam Mardapi, 2004). Konsep diri penting untuk menentukan
jenjang karir siswa. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri maka siswa akan
dapat memilih alternative karir yang tepat bagi dirinya.

4.Nilai
        Nilai merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan atau perilaku
yang dianggap baik dan yang dianggap tidak baik (Rokeach dalam Mardapi, 2004). Sekolah
perlu membantu siswa untuk menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa agar
siswa mampu  mencapai kebahagiaan diri dan mampu memberikan hal-hal yang positif bagi
masyarakat.

B.     BEBERAPA CARA MENILAI RANAH AFEKTIF

Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan
dengan cara:
1.   Pengamatan langsung, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku
siswa terhadap sesuatu,benda, orang, gambar atau kejadian. Dari tingkah laku yang muncul
kemudian dicari atribut yang mendasari tingkah laku tersebut.
2.   Wawancara, dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan
tersebut digunakan sebagai pancingan.
3.    Angket atau kuesioner, merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah
disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pertanyaan atau pilihan bentuk angka.
4.    Teknik proyektil, merupakan tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah dikenal
siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannya.
5.     Pengukuran terselubung, merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang
dimana yang diamati tdak tahu bahwa ia sedang diamati.

C.    LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF

1.Merumuskan tujuan pengukuran afektif


         Pengembangan alat ukursikap bertujuan untukmengetahui sikap siswa terhadap sesuatu
objek, misalnya sikap siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Alat ukur minat
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap sesuatu. Hasil pengukuran
minat akan bermanfaat  bagi sekolah untuk mengidentifikasi dan menyediakan sarana dan
prasarana sekolah sesuai dengan minat siswa. Sedangkan bagi siswa akan bermanfaat untuk
mempelajari sesuatu objek sesuai dengan minatnya.

2.Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur


        Setelah tujuan pengukuran ditetapkan maka langkah berikutnya adalah merumuskan definisi
konseptual dari afektif yang akan diukur.

3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur


         Penentuan definisi operasional dimaksudkan untuk menentukan cara pengkuran    definisi 
konseptual.

4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator


         Indikator merupakan petunjuk terukurnya definisi operasional. Dengan demikian indikator 
harus operasional dan dapat diukur. Ketepatan pengukuran ranah konektif sangat ditentukan oleh
kemampuan penyusun instrument dalam membuat atau merumuskan indikator.

5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrument.


         Penulisan instrument atau alat ukur dapat dilakukan dengan menggunakan skala
pengukuran. Skala pengukuran yang paling banyak digunakan adalah skala Liekert. Skala Likert
merupakan salah satu jenis skala pengukuran ranah afektif yang terdiri dari sejumlah pertanyaan
yang diikuti dengan penilaian responden terhadap setiap pernyataan dengan menggunakan lima
skala mulai dari yang paling sesuai sampai  dengan yang paling tidak sesuai.

6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan


        Penelitian kembali instrument yang selesai ditulis sebaiknya dilakukan oleh orang yang
telah memiliki banyak pengalaman dalammengembangkan alat ukur afektif minimal dua
orang.Kepada dua orang tersebut diberikan spesifikasi dari setiap butir (tujuan
pengukuran,definisi konseptual, definisi operasioanl, indicator dan pernyataan yang dibuat) dan
rambu – rambu penulisan pernyataan yang baik seperti yang disarankan oleh Edwards.

7. Melakukan uji coba


         Perangkat instrument yang telah ditelaah dan diperbaiki,disusun dan diperbanyak untuk
kemudian di uji cobakan dilapangan. Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui perangkat alat
ukur tersebut sudah dapat memberikan hasil pengukuran seperti yang kita inginkan.

8. Menyempurnakan instrumen
          Data yang diperoleh dari hasil uji coba selanjutnya kita olah untuk memperoleh gambaran
tentang validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Berdasarkan data hasil uji coba kita akan
dapat memperbaiki butir-butir pernyataan yang dianggap lemah. Dengan demikian pada akhir
kegiatan ini kita sudah dapat memperoleh perangkat instrumen  yang memenuhi syarat sebagai
alat ukur yang baik.

9. Mengadministrasikan instrumen
         Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrumen  adalah melaksanakan
pengambilan data di lapangan.

MODUL 4
Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
KEGIATAN BELAJAR 1
Mengumpulkan dan mengolah Informasi Hasil Belajar

A. MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL TES


1. Memeriksa Hasil Tes Objektif
Cara yang paling umum dilakukan oleh para praktisi pendidikan di lapangan adalah
dengan pemeriksaan secara manual. Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya
tidak terlalu banyak. Caranya dengan  membuat master kunci jawaban pada lembar
jawaban kosong.  Master jawaban digunakan untuk memeriksa hasil jawaban siswa.

Jika jumlah peserta tes sangat besar, maka pemeriksaan secara manual dirasa tidak
efektif lagi. Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas
komputer untuk menskor dan mengolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat
dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan
untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan fasilitas komputer:
a)       Semua jawaban siswa di-scan.
b)      Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui
proses editing.
c)      Data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.
d)      Setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam
komputer.
e)      Menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring.

2. Memeriksa Hasil Tes uraian


Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian.
Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi permasalahan
pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan
skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya efek penggunakan
bahasa serta tulisan siswa.

Untuk memeriksa hasil tes uraian sebaiknya mengikuti cara-cara berikut:


a. Setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang pemeriksa
b. Prosedur Pemeriksaan:
- Kedua pemeriksa menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan cara memeriksa
jawaban siswa.
- Pemeriksa mengujicobakan pedoman penskoran yang sudah disepakati dengan
memeriksa 5 – 10 lembar jawaban siswa.
- Pemeriksaan jawaban siswa dilaksanakan setelah uji coba pemeriksaan
menunjukkan hasil pemeriksaan yang baik.
- Pemeriksa menentukan skor yang diperoleh setiap siswa.
3. mengolah data hasil tes

Skor mentah perlu diolah agar mudah dipahami oleh murid atau orang tua. Cara yang paling
mudah dan umum diguynakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut
dalam bentuk presentase sebagai berikut:
a. Untuk tes objektif
                                                       Jumlah Jawaban yang Benar
       Persentase Penguasaan =  -------------------------------------------------- x 100% 
                                                       Jumlah Butir Soal

b. Untuk tes uraian


          Jumlah Skor yang Diperoleh Siswa
       Persentase Penguasaan =  -------------------------------------------------- x 100% 
                                                       Jumlah Skor Maksimal
B. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR DARI
UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang berupa
unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah
informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut. Untuk
memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman
pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan
rubrik

Pengolahan Data dari Pengukuran Unjuk Kerja Siswa (melalui Skala Rating atau Skala
Sikap dari Likert), dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a.  Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk
semua indikator.
b.  Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.
c.  Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan
atau
d.  Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendekatan dalam pemberian nilai
A. PENGORGANISASIAN INFORMASI HASIL BELAJAR SISWA
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor
mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata dengan
baik maka guru akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil
belajar siswa tersebut. Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar mudah dipahami,
misalnya diurutkan dari data terbesar sampai dengan yang terkecil. Dengan mengurutkan hasil
tes tersebut maka anda akan dapat melihat dengan mudah rangking siswa. Apabila jumlah siswa
sedikit (misalnya 10 anak) maka penyusunan datanya dapat anda lakukan dengan mudah dan
dapat dengan cepat diketahui rangking kelas pada mata pelajaran tertentu. Tetapi jika jumlah
siswa anda banyak maka kumpulan data hasil belajar yang anda peroleh akan mudah dipahami
jika data tersebut diolah dalam bentuk tabel frekuensi.
B. PENDEKATAN DALAM PENILAIAN
1. Pendekatan penialian acuan norma (PAN)
Adalah suatu pendekatan untuk menginterpretasikan hasil belajar siswa dimana hasil
belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh
kelompoknya. Pemberian skor seorang siswa dapat diberikan berdasarkan pada pencapaian hasil
belajar kelompoknya. Dengan demikian guru dapat memberikan nilai tertinggi pada siswa yang
memperoleh skor tertinggi dan sebaliknya siswa yang memperoleh skor terendah diberi nilai
terendah. Jika jumlah siswa banyak (mencapai ratusan) maka penggunaan statistika sederhana
yaitu haarga rata-rata (mean) dan simpangan baku (SB) akan sangat membantu dalam
memberikan nilai untuk seluruh siswa.
a. Harga rata-rata (mean)
b.     Simpangan baku (SB)
Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran varriasi skor. Pada dasarnya simpangan
baku mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar dari mean. Semakin besar harga simpangan
baku menunjukkan bahwa sebaran skor dari mean semakin besar. Atau dengan kata lain semakin
besar harga simpangan baku, data tersebut semakin heterogen. Sebaliknya semakin kecil harga
simpangan baku maka data tersebut semakin homogen.
c. Penggunaan Kurva Normal
Jika jumlah siswa banyak maka penerapan Penilaian Acuan Norma (PAN) dapat juga dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sebaran data berdasarkan kurva normal. Pada dasarnya
kumpulan individu yang berada dalam jumlah besar maka sebaran trait atau sifat yang dimiliki
oleh anggota populasi tersebut tersebar secara normal.

2. Pendekatan penilaian acuan kriteria (PAK)


Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil hang diperoleh
kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria berorientasi pada pencapaian
kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penerapan PAK dalam
kehidupan sehari-hari misalnya dalam penerimaan dosen baru di suatu perguruan tinggi
di tentukan dengan kriiteria; berijasah S1 dalam program studi yang relevan, Indeks
Prestasi Kumulatif minimal 3,00 dan persyaratan yang lainnya.

3. Penilaian
Pengertian penilaian disini mengacu pada penilaian sebagai asesmen yaitu serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar
siswa dan menggunakan informasi tersebut utuk mencapai tujuan pendidikan.

4. Penyajian Hasil Penilaian


Bentuk penilaian yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa:
a.       Penilaian dengan menggunakan angka.
b.      Penilaian dengan menggunakan kategori.
c.       Penilaian dengan uraian atau narasi
d.      Penilaian kombinasi

5. Proses pemberian nilai


Pelaksanaan penilaian sesuai prinsipnya harus dilakukan pada semua aspek hasil belajar
(kognitif, afektif, dan psikomotor) sesuai dengan tuntutan kompetensi yang terdapat
dalam kurikulum. Perlu dipahami bahwa penguasaan kompoetensi hasil belajar untuk
setiap mata pelajaran tidak sama. Ada mata pelajaran yang kompetensi belajarnya lebih
menekankan pada ranah kognitif (misalnya matematika), ranah afektif (misalnya
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan), atau ranah psikomotor (misalnya
Olah Raga).
Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan dalam proses pemberian
nilai antara lain:
a.         Kuis
b.        Pertanyaan lisan
c.         Ulangan harian
d.        Tugas individu
e.         Ulangan semesteran
f.         Laporan tugas atau laporan kerja
g.        Ujian praktek

Anda mungkin juga menyukai