Anda di halaman 1dari 67

TINJAUAN PERKEMBANGAN KURIKULUM IPS SD

Kegiatan Belajar 1

Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD

A. Perkembangan kurikulum Pendidikan IPS SD

Kurikulum IPS SD tahun 2006 ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri


Pendidikan Nasional RI nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006, memiliki
karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS ini tidak menganut istilah pokok
bahasan, namun cukup simpel, yakni Standar isi dan Kompetensi Dasar.

B. Perbedaan Penekanan Antara Kurikulum SD tahun 1994 dengan


Kurikulum 2006

1. Kurikulum SD 1994

Membaca, menulis, dan berhitung


Muatan Lokal


IPTEK


Wawasan lingkungan


Pengembangan nilai


Pengembangan keterampilan

2. Kurikulum 2006

Kerangka dasar kurikulum (kelompok mata pelajaran)


Prinsip pengembangankurikulum


Prinsip pelaksanaan kurikulum


Stuktur kurikulum pendidikan umum dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan


Stuktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam
satu pendidikan selama enam tahun mulai kelas 1sapai kelas 6

Kegiatan Belajar 2

Latar Belakang, Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Pendidikan IPS di SD

A. Latar Belakang Pendidikan IPS di SD

1. Pancasila

2. UUD 1945

3. Pembukaan UUD 1945

4. Pasal 31

5. Undang-undang no 30 tahun 2003 tentang pendidikan dasar

6. Keputusan mendikdas n 023/U/2006 tentang kurikulum 2006

B. Pengertian Pendidikan IPS


Pengertian Ilmu Sosial

1. Norma Maekenzie (1975)

Ilmu Sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia
dalam konteks sosialnya/semua bidang ilmu yang mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat.

2. Sanusi (1993)

Studi social adalah semua pengetahuan dan penelaaahan gejala masalah


social di masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan social,
dalam usaha mencari jalan dari masalah-masalah tersebuut.

C. Tujuan dan Manfaat Pendidikan IPS di SD

a) Tujuan kulikuler

b) Kurikulum IPS tahun 2006

c) Ruang lingkup

Tujuan Pendidikan IPS di SD


1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna bagi
kehidupannya kelak di masyarakat.

2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,


menganalisis, dan menyusun alternatif

3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan


sesama warga masyarakat dengan berbagai bidang keilmuan serta
bidang keahlian.

4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian bagi kehidupan tersebut.

5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan


pengetahuan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum IPS tahun 2006

Agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat


dan lingkungan.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan


kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkomunikasi


dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional, global.

Ruang Lingkup

Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai


berikut:

1. Manusia, tempat dan lingkungan

2. Waktu, berkelanjutan dan perubahan

3. Sistem Sosian dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.


MODUL 2

ESENSI KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 3 DAN 4

Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum

SD 2006 kelas 3 dan 4

Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat


dan lingkungan

Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuilir, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan


kemanusiaan.

Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam


masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global.

Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek-
aspek :

1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan

2. Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan

3. Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya

4. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan


Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan
dan pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
kini, yaitu yang terkenal dengan isu sosial.

Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa
yang terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat
serta tidak jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin.

Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan data.

Data-data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran


seseorang. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam
didasri oleh pengungkapan fakta dan data untuk selanjutnya sampai kepada
konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika digambarkan skematikanya
sebagai berikut :
1. Peristiwa

2. Fakta/data

3. Konsep

4. Generalisasi

5. Teori

6. Hokum

A. PERISTIWA

Pengertian peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang


pernah terjadi. Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti
gunung meletus, tsunami, gempa bumi, gerhana matahari.

Peristiwa bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas


umat manusia seperti pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis
moneter inflasi, reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah
yang disebut fakta.

B. FAKTA

Secara harfiah kata fakta berarti sesuatu yang telah diketahui atau
telah terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan
juga merupakan kenyataan yang nyata.

Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru, fakta juga merupakan


alasan untuk mempertajam rumus teori baru yang ada bahkan fakta dapat
mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada.fakta
bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.

Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat


terbatas sebab :

1. Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas

2. Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan


iklim suatu kota,dsb

3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.


C. KONSEP

Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk


tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu
benda, gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses meningkatkan,
mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok objek.

D. GENERALISASI

Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan


abstraksi dan sangat terikt konsep. Car mempermudah memahami generalisasi
dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses
terbentuknya generalisai 2 konsep bias dari disiplin ilmu social atau disiplin dari
ilmu-ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn adanya
hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak terkait pda
situasi khusus.

Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut :

Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan Sosial

TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti konsep : kekspanding


Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11). Kepada siswa diajarkan
lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga,
rumah, kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas,
sekolah RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi,
geografis, ekonomi dan sejarah.

E. ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH

Sejarah memiliki kkonsep dasar waktu cara untuk lebih mudah


memberi pengertian tentang konsep diajarkan juga dengan visualisasi baik
terhadap konsep yng konkret maupun konsep yang abstrak.

Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk memudahkan


pemahaman yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-404)

1. Sosial

a. Sosial proses yang ditempuh individu untuk menjadi


anggota kelompoknya

b. Peran-peran yang dilakukan seseorang sebagai individu

c. Norma dan sanksi norma adalah ukuran/tata cara yang


membimbing perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman

d. Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang


dianggap berharga

e. Gerakan nasional : gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang


untuk memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat

f. Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi


dan komunikasi.
2. Ekonomi

a. Kelangkaan keinginan manusia terbatas

b. Produksi hasil proses pembuatan barang

c. Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan

d. Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.

3. Geografi

a. Lokasi indentifikasi ruang dan tempat

b. Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya

c. Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan

d. Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh kebudayaan,


Bahasa, pendidikan, etnik, agama, teknologi dll
4. Sejarah

a. Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis

b. Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu

c. Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia dalam


usaha mencapai tujuan

d. Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara.

Kriteria memilih konsep

Taba dalam brank 1985: 43 menyebutkan kriteria pemilihan konsep


sebagai berikut :

1. Validity konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu

2. Significance konsep yang bermakna

3. Appropriateness konsep yang memiliki kelayakan/ kepantasan

4. Durability tahan lama

5. Balance memberikan keseimbangan dalam skop kedalamannya.

Kegiatan Belajar 2

NILAI DAN SIKAP SERTA KETERAMPILAN INTELEKTUAL/ KEMAMPUAN


ANALISA, PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006
KELAS 3 DAN 4

A. Nilai dan Sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas 3 dan 4


Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak

Dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang

lain sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai

merupakan ukuran bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasi

yang dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta

perbuatan yang dilakukannya.

Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah afektif, ini perlu diajarkan


kepada siswa agar siswa mampu menerima nilai dengan sadar, mantap dan
dengan nalar yang sehat. Harapannya, para siswa dalam mengembangkan
kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk
memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutnnya.

Pengajaran nilai mmerlukan skill dengan memperhatikan


kesesuaian bahan pengajarn dengan kehidupan sehari-hari. Bahan acuan
bukan hnya kepada kurikulum yang tertera dalam rencana forma tetapi juga
kepada hidden curriculum dengan mempertimbangkan pula potensi
kemampuan anak.
1. Arti sikap

Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena


sifatnya yang telah kompleks. Menurut Thursone sikap adalah eseluruhan
dari kecendrungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa tkut,
perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.
Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan seseorang
untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek
kognitif, afektif dan kecenrungan bertindak. Kesiapan merupakan penilaian
positif dan negative dengan intensitas berbeda dan bias berubah ubah.

2. Kaitan Nilai dengan Sikap

Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga
timbul karena banyak nilai (values).

Kaitan nilai dengan sikap terkait dengan aspek-aspek yang terkandung di


dalamnya. Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :

a. Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif

b. Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif

c. Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku


yang sesuai dengan tingkat pemahamannya.

B. Keterampilan Intelektual/ kemampuan analisis, personal dan sosial


dalam kurikulum IPS di SD tahun 2006 kelas 3 dan 4

Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tepat yang dikelola guru
dengan terencana dan terprogram diharapkan hasil belajar siswa juga
menghasilkan keterampilan-keterampilan sebagai berikut :

1. Keterampilan intelektual/ kemampuan analisis

Keterampilan intelektual dan kemampuan analisis dua hal yang tidak


dapat dipisahkan. Keterampilan dan kemampuan/ kecakapan ini
meliputi :

a. Keterampilan memperoleh pengetahuan dsan informasi


b. Keterampilan berfikir, menafsirkan menganalisis dan
mengoranisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber

c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan fakta dan opini

d. Kemampuan membuat keputusan

e. Keterampilan memecahkan masalah

f. Keterampilan menggunakan media

2. Keterampilan Personal

Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari keterampilan


intelektual hanya pemahamannya ditekankan kepada keterampilan
yang sifatnya mandiri. Sifat-sifat tersebut antara lain :

a. Bersifat praktis atau keterampilan psikomotor

b. Keterampilan stdi dan kebiasaan kerja


c. Keterampilan bekerja dalam kelompok

d. Keterampilan akademik atau keterampilan belajar (continuing


learning skills)

e. Keterampilan lainnya, antara lain : 1) keterampilan fisik, 2)


keterampilan politik, 3) keterampilan pengembangan emosional
(motional growth)

3. Keterampilan Sosial

Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar member


dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain,
membina kesadaran sosial. Dengan ni siswa diharapkan mampu
berkomnikasi dengan sesame manusia, lingkungannya di masyarakat
secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam
kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan Belajar 3

Contoh keterkaitan antara peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai,


Sikap dan Keterampilan intelektual, personal, sosial dalam konteks
Pendidikan IPS SD kelas 3 dan 4

Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsp dan generalisasi digunakan untuk


mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang
disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara
peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat
timbale balik. Hal yang memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan
generalsasi yaitu guru d dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang
bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-gambaran yang member dukungan,
serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lbih mudah
dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci,
seperti konsep dan generalisasi.

IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi yang meaningfui dapat dipertanggungjawabkan
etika, logika, ada gunanya (pragmatically) dan disusun/ diorganisasikan secara
baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannyapun
harus mengandung unsure yang menantang dan membangkitkan minat dan
sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu IPS harus berkontribusi bagi
pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam segala aspek
kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial.

Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang actual dan


disajikan berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi
kehidupan masyarakat manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan
keterampilan yang mendukng pembangunan masyarakat dan bangsanya.

Guru bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum untuk


mengolah materi IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya
dan menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat.

Dalam perkembangannya, pengajartan IPS terletak di dalam kemampuannya


untuk mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based, terintegrasi, menantang
(challenging) dan aktiva. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nila,
mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu
MODUL 3

ESENSI KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS 5 DAN 6

Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum

SD 2005 Kelas 5 dan 6

Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi
pembentukkan konsep dan generalisasi.

Konsep dan generalisasi membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang


komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur
untuk menerjemahkan apa yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan
manusia ini.

HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI

Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari
kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput
peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam
proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta,
konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan
pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan
pengajaran IPS. Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan
generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan
dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai
berikut:

Topik: Zaman Pendudukan Jepang


PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan adalah Peringatan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

FAKTA nya melalui gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll.

KONSEP nya Imperialisme, Penindasan, Ampera

GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan penderitaan bagi rakyat,


tidak ada bangsa yang senang dijajah dll.
Kegiatan Belajar 2

Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan


Analisis, Personal, dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006
Kelas 5 dan 6

Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap


orang, tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan
nilai dan sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk menentukan apakah itu
baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan seseorang. Orang mendapatkan
nilai dan orang lain dalam lingkungannya.

Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh,
merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi.
Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.

Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indicator-
indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang,
aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang
diutarakan, perubahan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan
(Kosasih Djahiri, 1985: 18)

1. Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia

2. Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan.

3. Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani


manusia.

SIKAP

Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai rumusan
tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang
pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut Thursone adalah keseluruhan
dari kecenderungan perasaan, pemahaman, gagasan, dan rasa takut,
perasaan terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.

Menurut Rochman Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang


untuk memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif,
afektif, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian
positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda untuk waktu tertentu,
kesiapan itu sendiri bias berubah-ubah.

Nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai
dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang
dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih disukai mana
yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Yang selalu
terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak nilai (values).
Didalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan
kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan terdapat kaitan antara nilai
dengan aspek-aspek kognitif, aspek afektif, dan kecenderungan bertindak.
Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut :

o Adanya hubungan timbal-balik antara nilai dan kognitif


o Adanya hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif

Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju


kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan
penghayatan terhadap belief (keyakinan).

Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan
kurikulum 2006

Berikut ini kita ambil beberapa contohnya:

Kelas 5

Topik 1

Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di


Indonesia.

Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain :

1. Nilai Material

Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang


sedang dan terus digalakan, antara lain karena dukungan sumber daya
alam tanah air kita yang melimpah.

2. Nilai Vital

Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :

a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)

b. Tekun (dalam mempelajarinya)


c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan
belajar pada umumnya)

d. Dan seterusnya.

3. Nilai Kerohanian

Siswa memiliki rasa seperti berikut :

a. Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang


telah memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah.

b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi


disampaikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.

d. Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan


terhadap kelestarian alam)

e. Dst.
Sikap yang dapat diungkapkan, misalnya berikut ini :

a. Sikap yang bersyukur kepada tuhan YME disertai kecenderung


perilaku yang positif terhadap anugerah yang dilimpahkannya
kepada kita.

b. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi

c. Kritis dalam menanggapi gejala-gejala alam.

d. Bertangggung jawab dalam melaksanakan tugas

e. Mencintai bangsa Indonesia

f. Dan seterusnya.

B. KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL


DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD TAHUN 2006 KELAS 5 DAN 6

Dalam KTSP IPS SD tahun 2006, dalam keterampilan intelektuan


ditekankan pula tentang kemampuan analisis dari siswa didik. Keterampilan
intelektual dan kemampuan analisis adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kemampuan analisis merupakan bagian dari keterampilan
intelektual, dimana kemampuan analisis merupakan kemampuan/kecakapan
seseorang/siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

Keterampilan Personal

Keterampilan personal sebenarnya tidak dapat dipisahkan dari


keterampilan intelektual. Namun, dalam pemahamannya, ditekankan
kepada keterampilan yang sifatnya mandiri.

Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan


psikomotor, seperti keterampilan berbuat. Berlatih serta
mengkoordinasi indera dan anggota badan. Keterampilan praktis ini
tampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta,
membuat model dan sebagainya.

Keterampilan studi dan kebiasaan kerja.

Keterampilan Sosial
Keteraampilan itu meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi
dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain,
membina kesadaran sosial. Siswa mampu berkomunikasi dengan
sesame manusia, lingkungan dimasyarakat secara baik, hal ini
merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan
bermasyarakat. Latihan dan pembinaan yang tampak dalam proses
belajar mengajar antara lain mampu melaksanakan dengan baik :

1. Berdiskusi dengan teman

2. Bertanya kepada siapapun

3. Menjawab pertanyaan orang lain

4. Menjelaskan perbuatan kepada orang lain

5. Membuat llaporan
6. Memerankan sesuatu, dan seterusnya. (Belen dan kawan-
kawan, 1990:348)

Disamping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, yang


perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru mendorong siswa untuk
lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan
kemampuan siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami struktur bahan
pengajaran, mengerti istilah-istilah yang sulit/baru, mengikuti perkembangan
jaman, dan sebagainya.

Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka, tujuan mereka


membaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian.
Bersikap kritis terhadap apa yang sudah dipelajarinya, sehimggaia merasa
memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.

Kegiatan Belajar 3

Contoh keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai,


Sikap dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal,
Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD kelas 5 dan 6

Peristiwa, fakta,konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang


tidak mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS.
Melalui proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan
kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
(keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru sebagai
pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara
faktual.

Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa,


fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.

Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan

jepang.

KD
: mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.

Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti Sumpah


Pemuda bagi

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ranah kognitif, setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat:

1. Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta


tokoh-tokohnya.

2. Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.

3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.

4. Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi


persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ranah afektif

1. Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.

2. Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.

Ranah psikomotor

1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman


pergerakkan nasional dan tokoh-tokoh tertentu.

2. Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.

Peristiwa sebagai bahan kajian:

Peristiwa hari kebangkitan nasional dan sumpah pemuda

Fakta-fakta sebagai bahan kajian:

1. Gambar-gambardari tokoh-tokoh bersejarah

2. Naskah sumpah pemuda

3. Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakkan nasional

4. Gambaran suasana kota Jakarta pada zaman penjajahan.

Konsep:

1. Nasionalisme, imperialism, dan konolialisme

2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing,


patriotism, organisasi politik, HAM, dan seterusnya.

Generalisasi:

1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan


2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.

Nilai:

Nilai material

Siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.

Nilai Vital:

1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah

2. Objektif dalam menilai informasi

3. Kreatif dalam memprediksi

Nilai Kerohanian

1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya

2. Rasional dalam berargumentasi.

3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan

4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.


Sikap:

1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab

2. Tanggap terhadap perkembangan zaman

3. Bersikap terbuka dan toleransi terhadap pendapat orang lain

4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah


airnya dan seterusnya

Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:

1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi,


generalisasi dan membuat keputusan.

2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi,


mengorganisasikan informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan,
menafsirkan fakta, menyusun laporan.

Keterampilan personal:

1. Membaca peta, membuat denah, membuat peta, mengenal waktu, dan


kronologis, menterjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok

2. Keterampilan praktis (membuat peta dan lain-lain), belajar mandiri,


memimpin dalam diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain

Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan
baik, mampu bertanya dengan baik, dll.
MODUL 4

ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS

Kegiatan Belajar 1

Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya

A. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu gejala dimana tata hubungan internasional


lebih disertakan lagi, terutama dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah dan isu-isu internasional yang bersifat lintas Negara dan
lintas budaya.

Masalah dan isu globalisasi adalah persoalan yang melanda dunia dan
dihadapioleh berbagai bangsa dan Negara. Masalah ini semakin dipacu oleh
kemajuan IPTEK. Contoh isu dan masalah yang bersifat global diantaranya
:Krisis energi, jarak antara Negara kaya dan miskin, kepadatan pendudukan,
populasi, perang nuklir, perdagangan internasional, kkomunikasi dan
perdagangan obat terlarang

Pengajaran globalisasi bertujuan membentuk warga Negara yang


memiliki kepedulian terhadap masalah dan isu global. Keanekaragaman
budaya merupakan ketidaksamaan budaya yang mengandung pengertian
setiap bangsa ataupun memiliki seperangkat gagasan, tindakan dan hasil
karya yang berbeda.

Masalah keanekaragaman budaya yang utama adalah pembauran


atau asimilasi. Pembauran adalah suatu proses social dari golongan-
golongan manusia yang berlatabelakang yang berbeda. Sikap toleran,
menghargai, dan menghormati sert peduli terhadap kelompok yang berbeda
adalah kunci berhasilnya pembauran.

Globalisasi dan keanekaragaman budaya sebagai suatu kenyataan,


mendorong perlunya memformulasikan kembali pendidikan IPS sebagai alat
untuk menumbuh kembangkan kesadaran pentingnya pendekatan
keanekaragaman budaya dalam memahami dan menyikapi globalisasi.

Kegiatan Belajar 2

Masalah masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan

Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982


tentang ketentuan-ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan
sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup termasuk didalamnya manusia dan prilaku yang mempengaruhi
kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.

Aspek-aspek yang termasukkedalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal


yaitu:

1. Lingkungan abiotic, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk


hidup yang bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara
dan gas, air dll

2. Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk


hidup yang berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang,
tumbuhan, manusia dll.

3. Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun


abiotic yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.

4. Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun


kelompok yang ada diluar dirinya

5. Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun


non materi yang dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa,
karsa dan karyanya.

Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi


dari FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan
lingkungan hidup manusia, yaitu:

1. Perkembangan populasi manusia yang cepat

2. Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai

3. Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia

4. Ketimpangan hidup itu sendiri

Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang


konsepsional dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan
keselarasan lingkungan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup
manusia dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan
dirinya pada masalah lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi
diharapkan tumbuh kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, perilaku
yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara dan memanfaatkan lingkungan
hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan Pendidikan Ekologi
yaitu untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu
lingkungan untuk kepentingan bersama dalam hubungannya dengan
lingkungan alam sekitar.

Kegiatan Belajar 3 :

Masalah masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum


Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya
kepentingan atau hak salah satu individu atau kelompok lain sehingga
diperlukan jalur keluar (solusi) yang bersifat mengikat kedua belah pihak.

Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan,


aturan atau pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap
individu didalam pergaulan antara pribadi atau golongan (masyarakat).

Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan


rela dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang
terjadi. Peristiwa hokum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat
hukum.

Hubungan masalah hokum, ketertiban, dan kesadaran hokum dengan


pendidikan IPS yaitu sangat berhubungan karena diantaranya memberikan
kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga Negara yang baik karena
pada hakikatnya IPS bertujuan membentuk warga Negara yang baik, melalui
pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya didalam berinteraksi
secara positif dan akti dengan lingkungannya. Didalam interaksi dengan
lingkungan itulah aspek-aspek tentang hokum, ketertiban dan kesadaran
hokum penting dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.

Kegiatan Belajar 4 :

Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum


Warga Negara

Manusia meripakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa


berhubungan dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk
social berimplikasi bahwa manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam
interaksi dengan sesama, manusia akan terbentuk menjadi sebuah kelompok
yaitu masyarakat.

Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia


senantiasa ada aturan tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai
kehidupan yang tertib, aman, adil, serasi, seimbang dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses
pendidikan. Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara
pengetahuan nilai dan skill pada diri siswa.

Apabila dikaitakan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hokum


dapat dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang
diterapkan yaitu dengan pendekatan integrase dan korilasiterhadap
permasalahan-permasalahan sehari-hari yang dianggap oleh siswa. Dengan
demikian guru IPS harus memiliki pengetahuan yang luas.
MODUL 5

PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD

Karakteristik pembelajaran di SD secara umum merupakan pendidikan


kognitif sebagai dasar persitifasi social. Artinya, pusat perhatian utama
pembelajaran IPS adalah pengembangan murid sebagai aktor sosial yang
cerdas. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar 1994, esensi tujuan pengajaran
IPS di SD adalah kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada
pembentukkan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang
cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan
secara emosional atau cerdas tidak lain secara rasional dan emosional.

Pendekatannya yaitu berorientasi pada proses penelitian dan proses


konseptualisasi.

Pendekatan yang berorientasi pada proses penelitian dikenal


sebagaipendekatan inquiri. Pendekatan yang berorientasi pada proses
pemahaman dan penggunaan factor, konsep, generalisasi dan teori. Proses
konseptualisasi ini erat kaitannya dengan proses asimilasi, akomodasi dan
ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena itu seseorang akan dapat
meningkatkan isi dan dinamika schemata dalam pikirannya.

Proses penelitian dan proses konseptualisasi merupakandua


pendekatan kognitif,dimana satu laman lain mengisi. Proses konseptualisasi
di perlukan dalam proses penelitian pada saat melakukan deduksi dan
mendefinisikan istilah serta pada saat penarikan kesimpulan. Sebaliknya
proses konseptualisasi terutama pada saat penerusan generallisasi dan teori.
Kegiatan Belajar 2 :

Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam


Pembelajaran IPS di SD

Emosi, nilai dan sikap serta perilaku social merupakan dimensi social
dan personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS. Emosi pada
dasarnya bersifat peka dan saling melengkapi dengan rasio yang cenderung
bersifat teliti dan tanggap. Nilai merupakan sesuatu yang berharga dan
dipandang berharga sedangkan sikap adalah kecenderungan berbuat. Emosi,
nilai dan sikap serta perilaku social dapat dikembangkan dalam suasana
formal dan informal.

Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan


transmisi nilai secara bebas terarah penamaan nilai, suri teladan, dan
klarifikasi terintegrasi struktur.
Pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD antara lain :

1. Pendekatan Ekspositori Berorientasi nilai

2. Pendekatan nalitik keteladanan

3. Pendekatan kajian nilai

4. Pendekatan integratif konsep dan nilai

Semua pendekatan social personal memiliki saling keterkaitan dengan


pendekatan kognitif.
MODUL 6

METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS 3

DAN 4

Kegiatan Belajar 1 :

Merancang dan Menetapkan Metode Pembelajaran IPS di


SD Kelas 3 dan 4 dengan Pendekatan Kognitif

Metode Mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang


guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Dalam
memilih metode, perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Tujuan pembelajaran

b. Kemampuan guru teerhadap materi dan metode yang akan dipilih

c. Kemampuan siswa yang belajar

d. Jumlah siswa yang belajar

e. Situasi atau kondisi saat belajar

f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar)

g. Evaluasi yang dipakai

Macam metode seperti metode ceramah, metode diskusi kelompok, panel


study kasus, metode brainstorming, diskusi formal, metode Tanya jawab,
metode kerja kelompok dll.

Media dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan sebagai berikut :

1. Media visual (visual dapat diproyeksikan, dan tidak dapat


diproyeksikan)

2. Media audio
3. Media audio visual

Pendekatan kognitif dalam proses belajar mengajar meliputi 3 aspek pokok


sebagai berikut:

1. Aspek pengetahuan (knowledge)

2. Aspek pemahaman (comprehension)

3. Aspek penerapan (application)

Selain tiga spek pokok tersebut, ada 3 aspek lain yang lebih tinggi, yaitu
analisi, sintesis dan evaluasi.

Dalam merancang Metode,media dan sumber belajar IPS di SDkelas 3


dan 4, yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Susunan Program atau struktur program

2. GBPP(Garis-garis Besar Program Pengajaran)

3. Analisis materi pelajaran

Contoh penerapannya dikelas 3 semester 1 yaitu :

Materi Pokok : kedudukan dan peran anggota keluarga


Kegiatan Belajar 2 :

Merancang dan menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3


dan 4 yang BerlandaskanPendekatan Sosial

Pendekatan Sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses


social akan dialami oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus
membantu anak didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan
masyarakat dan hubungan antar pribadi.

Maksud dari pendekatan social adalah sebagai berikut:

1. Model Investigasi Kelompok

2. Model Inkuiri Sosial

3. Model Laboratori

4. Model Yurisprudensial

5. Model Bermain Peran

6. Simulasi Sosial

Model pendekatan social mempunyai 3 ciri utama sebagai berikut :

1. Adanya aspek-aspek social dalam kelas yang dapat menumbuhkan


terciptanya diskusi social

2. Adanya peranan hipotesis yang dapat digunakan sebagai arahan


dalam memecahkan masalah

3. Dalam menguji hipotesis dipergunakan masalah yang harus


dipecahkan

Tahap-tahap model Inquiri social, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis

3. Tahap definisi

4. Tahap eksplorsi

5. Tahap pembuktian

6. Tahap generalisasi

Contoh penerapan dikelas 3 semester 1 yaitu

KD: Kemampuan mendeskripsikan bentuk-bentuk kerjasama/kerja bakti


dilingkungan keluarga.

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD kelas 3 dan


4

Dengan Pendekatan personal


Pendekatan personal adalah pendekatan didalam belajar mengajar yang
berorientasi kepada perkembangan diri individu dan pembentukan pribadi.

Teori-teori yang menghasilkan model-model yang serumpun dengan


pendekatan personal adalah sebagai berikut:

1. Model pengajaran non direktif, oleh Varl Rogers

2. Model latihan kesabaran, oleh Frit Pers dan William Schultz

3. Model Sympatic oleh William Gordon

4. Model system konsepsional oleh David Hunt

5. Model pertemuan kelas oleh William Glasser

Glasser membedakan pertemuan kelas menjadi 3 tipe :

1. Tipe pertemuan Pemecahan Sosial

2. Tipe pertemuan Terbuka

3. Tipe pertemuan Terarah Terbuka

Dalam pertemuan kelas, tahap-tahap yang harus dilalui adalah sebagai


berikut:

1. Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan

2. Menyajikan masalah untuk diskusi

3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi

4. Mengidentifikasi alternative tindakan

5. Merumuskan kesepakatan

6. Perilaku tindak lanjut

Contoh penerapannya dikelas 4 semester 2, yaitu :

KD : kemampuan menggambar peta lingkungan setempat


Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3 dan

Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan


mengusahakan terjadinya perilaku siswa.

Pendekatan modifikasi perilaku dapat dibagi menjadi 6 yaitu:

1. Pengelolaan Kontingensi

2. Mawas diri atau pengendalian diri

3. Relaksasi

4. Reduksi stress

5. Assertive training

6. Direct training

Model mengajar pengendalian diri melalui 5 tahap berikut :

1. Pengenalan prinsip
2. Menetapkan data dasar

3. Menyiapkan program yang realistis

4. Pelaksanaan program

5. Evaluasi dan tindak lanjut

Contoh penerapan dikelas 4 semester 1 yaitu :

KD : Kemampuan menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam


serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat
(provinsi)

Kegiatan Belajar 5

Merancang dan Menerapakan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3

dan 4 yang berlandaskan Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada


pengelolaan materi pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada
siswa. Pendekatan ekspositori lebih menekankan pada kegiatan guru
(teacher centered)

Metode ceramah baik digunakan jika: bahan yang digunakan merupakan


bahan yang baru, jika jumlah siswa banyak, siswa dapat memahami informasi
yang disampaikan melalui kata-kata.

Contoh menerapkan pendekatan ekspositori dikelas 4:

KD: kemampuan menunjukkan jenis persebaran sumber daya alam dan


pemanfaatan untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat.
MODUL 7

METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS

DIKELAS 5 DAN 6

Kegiatan Belajar 1

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD

yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif

Pendekatan kognitif menekankan pada bagaimana individu merespons


rangsangan yang datang dengan menggunakan kemampuan intelektual yaitu
melalui mengorganisasi data, merumuskan masalah, dan membangun
konsep untuk memecahkan masalah denga symbol-symbol verbal dan
nonverbal.

Melaui penerapan metode inquiri diharapkan siswa memiliki keterampilan


dalam proses ilmiah, menguasai strategi penelitian secara kreatif.

Langkah-langkah motode inquiri yaitu:

1. Menyajikan masalah

2. Mengumpulkan data dan verivikasi data

3. Mengumpulkan unsur baru

4. Merumuskan penjelaskan

5. Menganalisis proses inquiri


Contohnya dikelas 6 semester 2 berikut:

KD : kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan


Negara tetangga.

Indikatornya yang menjurus ke pendekatan kognitif : siswa bisa menunjukkan


letak peta, menyebutkan nama-nama Negara, membandingkan ciri gejala
sosial di Indonesia.

Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD

yang Berlandaskan Pendekatan Sosial

Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu berhadapan dengan


orang lain (masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala-gejala sosial
yang muncul. Metode inquiri sosial tepat untuk mengkaji gejala-gejala sosial.
Metode inquri sosial memungkinkan siswa berfikir dan mencari fakta-fakta,
informasi atau data yang mendukung pembuktian hipotesis dalam situasi
beban dan terarah.
Langkah langkah metode inquri yaitu : orientasi, penyusunan hipotesis,
definisi, eksplorasi, pembuktian hipotesis dan generalisasi.

Contohnya dikelas 5 semester 1 sebagai berikut :

KD : kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di


Indonesia.

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD

yang Berlandaskan Pendekatan Personal

Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang menekankan pada


usaha membantu siswa untuk menekankan pada setiap individu mempunyai
karakterristik yang berbeda. Oleh karena itu ,menuntut pendekatan yang
berbeda pula .Salah satu contoh pendekatan personal adalah metode
pertemuan kelas.

Langkah-langkah metode petemuan kelas adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan

2. Menyajikan masalah untuk diskusi

3. Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi

4. Mengidentifikasi alternative tindakan

5. Merumuskan kesepakatan

6. Perilaku tidak lanjut

Contoh penerapanya dikelas 5 semester 2 berikut:

KD:kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan


penjajah dan tokoh dalam
Dan tokoh-tokoh pergerakan nasional

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD

yang Berlandaskan Pendekatan Modifikasi Perilaku

Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan


mengusahakan terjadinya perilaku siswa.

Pendekatan modifikasi perilaku dapat dibagi menjadi 6 yaitu : pengelolaan,


kontingensi, mawas diri atau pengendalian diri, relaksasi, reduksi stress,
assertive training, direct training.

Model mengajar pengendalian diri melalui 5 tahap berikut:

1. Pengenalan prinsip tingkah laku

2. Menetapkan data dasar


3. Menyiapkan program yang realistis

4. Pelaksanaan program

5. Evaluasi dan tindak lanjut

Contoh penerapannya dikelas 5 semester 2 yaitu sebagai berikut :

KD : kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah


dn tokoh-tokoh pergerakan nasional.

Kegiatan Belajar 5

Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD

yang Berlandaskan Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada kegiatan


guru (teacher centered)

Metode ceramah baik digunakan jika : bahan yang digunakan merupakan


bahan yang baru, jika jumlah siswa banyak, siswa dapat memahami informasi
yang disampaikan melalui kata-kata.

Contoh menerapkan pendekatan ekspositori dikelas 6 semester 2 :

KD : kemampuan memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan


Negara Tetangga.
MODUL 8

EVALUASI PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi secara Umum dalam Proses

Belajar IPS di SD

Evaluasi atau penilaian yaitu suatu proses sistematik untuk mengetahui


tingkat keberhasilan dan efesiensi suatu program.

Dalam menyusun tes atau soal hal-hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :

1. Tentukan tujuan tes

2. Pilih Kompetensi Dasar (KD)

3. Pilih materi pokok dan hasil belajar dan indicator materi sesuai dengan

4. Kompetensi Dasar (KD)

5. Buatlan indicator tes atau TIK

6. Susunlah soal berdasarkan indicator tes atau TIK yang telah dibuat
Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi secara Umum dalam Proses

Belajar IPS Aspek Kognitif

Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai 2 tingkatan sebagai


berikut :

Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal-hal berikut ini :

a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan

b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman

c. Evaluasi yang mengungkap penerapan

Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi hal-hal berikut ini :

a. Analisis

b. Sintesis

c. Evaluasi

Aspek kognitif untuk siswa SD cukup tingkatan yang lebih rendah, yaitu yang
hanya mengungkapkan ingatan, pemahaman dan aplikasi.
Dalam rancangan alat evaluasi atau tes, perlu mempelajari kurikulum yang
berlaku yang meliputi hal-hal berikut ini:

a. Kompetensi Dasar

b. Materi pokok/hasil bahasan

c. Indikator Materi

d. Menyusun/membuat indicator untuk kisi-kisi soal

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi dan Sikap Sosial

Nilai dan sikap sosial terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang
dengan orang lain, dengan kelompok atau antar kelompok. Untuk dapat
terjadi interaksi sosial perlu ada kontak sosial dan komunikasi. Ada 3 macam
kontak sosial, yaitu antara orang perorang, orang dengan kelompok dan
kelompok dengan kelompok.

Dalam merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial, perlu


mempelajari hal-hal berikut:

a. Kompetensi dasar

b. Materi pokok

c. Hasil Belajar

d. Indicator Materi

e. Kisi-kisi tes

Alat yang tepat untuk mengukur nilai dan sikap sosial ranah afektifselain
daftar pertanyaan juga sebagai berikut : skala niali, daftar cek, laporan
pribadi, dan wawancara.

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi Keterampilan IPS


Keterampilanketerampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik
maupun mental dibidang Ilmu Pengetahuan Sosial.

Menurut Conny Semiawan dkk (1985) keterampilan-keterampilan mendasar


dalam proses berfikir dan berkarya dibidang ilmiah dapat dibagi menjadi 9
bagian, yaitu :

1. Mengorganisasi atau mengamati, termasuk didalamnya yaitu :

a. Menghitung

b. Mengukur

c. Mengklasifikasikan

d. Mencari hubungan ruang/waktu

2. Membuat hipotesis

3. Merencanakan penelitian/eksperimen

4. Mengendalikan variable

5. Menginterprestasi atau menafsirkan data


6. Menyusun kesimpulan sementara

7. Meramalkan (memprediksi)

8. Menerapkan (mengaplikasi)

9. Mengkomunikasikan

Cara merancang evaluasi keterampilan IPS di SD perlu dipelajari kurikulum

SD yang berlaku, khususnya mengenal hal-hal berikut :

1. Kompetensi Dasar

2. Materi Pokok

3. Hasil Belajar dan Indikator materi

Misalnya dalam KD kelas 5 semester 2 ini : kemampuan


memahami keragaman ketampakan alam dan buatan di Indonesia.

Cara menyusun alat evaluasi keterampilan IPS, misalnya untuk siswa kelas 5
semester 1 dengan materi pokok berikut : penduduk dan system
pemerintahan di Indonesia.
MODUL 9

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS TERBARU

Kegiatan Belajar 1

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan

Menggunakan Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah

Masalah dapat diartikan setiap hal yang mengundang keraguan-keraguan,


ketidak pastian atau kesulitan yang harus diatasi dan diselesaikan. Masalah
sosial yaitu suatu situasi yang mempengaruhi banyak orang dan dianggap
sebagai sumber kesulitan atau ketidakpuasan yang menuntut untuk
dipecahkan.

Secara umum kita mengenal 3 cara pemecahan masalah, yaitu sebagai


berikut :

1. Pemecahan masalah secara otoritatif

2. Pemecahan masalah secara Ilmiah

3. Pemecahan masalah secara metafisik

Dalam rancangan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan


pendekatan pemecahan masalah, seyogyanya berdasarkan pada pemikiran
kritis dan reflektif yang mengikuti proses kerja sebagai berikut :

1. Menyadari adanya masalah

2. Mencari petunjuk untuk pemecahannya

a. Pikiran kemungkinan pemecahannya dan pendekatannya


b. Ujilah kemungkinan-kemungkinan pemecahan tersebut dengan kriteria
tertentu

3. Penggunaan suatu pemecahan yang cocok dengan kriteria tertentu


dan tinggalkan kemungkinan pemecahan yang lain.

Dalam menerapankan model pembelajaran IPS terpadu dengan


menggunakan pendekatan pemecahan masalah, yakni dari merumuskan
masalah sampai pada pemecahan masalah dengan menggunakan strategi
yang cocok.

Contoh penerapannya dikelas 5 semester 1 dengan KD : kemampuan


memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.

Maka pengalaman belajar dengan menggunakan metode pemecahan


masalah bagi siswa adalah merangsang mereka untuk berfikir secara ilmiah
dan mengembangkan daya nalar mereka dalam menghadapi berbagai
masalah kehidupan yang menghadapi berbagai masalah kehidupan yang
menghadang didepannya.
Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan


Menggunakan Pendekatan Humanistik (Wawasan Bidang Interkeilmuan)

Pendekatan humanistic adalah pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar


yang menyoroti suatu topic/tema yang termasuk bidang ilmu lain yang relevan
(terkait) sehingga para murid melihat masalah/ topic tersebut lengkap dan
terpadu.

Tujuan pendekatan humanistic yaitu agar para murid dapat menelaah dan
memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang pada akhirnya
mereka dapat menarik kesimpulan secara terpadu dan menyeluruh.

Contoh penerapannya dikelas 5 semester 1 sebagai berikut :

KD : kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di


Indonesia.

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan

Menggunakan Pendekatan Wilayah (Geografi)

Pendekatan wilayah adalah pendekatan suatu masalah dengan menyoroti


dari berbagai aspek kehidupan secara mendetail diwilayah. Tujuannya untuk
memberikan pengertian pada murid secara terpadu mengenal suatu masalah
secara wilayah.
Dalam rancangan model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan
pendekatan wilayah perlu memperhatikan bahwa wilayah-wilayah atau gejala-
gejala yang terjadi dipermukaan bumi merupakan hasil interaksi antar
wilayah.

Contoh penerapannya dikelas 4 semester 1 dengan KD : kemampuan


menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya
untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat (provinsi).

Kegiatan Belajar 4

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan

Menggunakan Pendekatan Metode Proyek

Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan pemecahan masalah yang


dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Kegiatan belajar mengajar
yang menggunakan pendekatan metode proyek harus memperhatikan kriteria
metode proyek sebagai berikut :

1. Kegiatan belajar bersifat real

2. Mempunyai arti dan manfaat bagi siswa

3. Mempunyai hubungan dengan tujuan pembelajaran

4. Hasil proyek sepadan dengan waktu yang disediakan

5. Bahan dan peralatan mudah diperoleh

6. Biaya relative murah

Tahap-tahap pelaksanaan metode proyek adalah sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap tindak lanjut

4. Tahap penilaian

Contoh penerapannya dikelas 4 semester 1 yaitu KD : kemampuan


menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatan
untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat (provinsi DIY)

Kegiatan Belajar 5

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS Terpadu dengan

Menggunakan Pendekatan Kurun Waktu (Time Line)

Konsep waktu ditinjau dari segi ilmu filsafat yaitu masa lampau, masa kini dan
masa depan. Penerapan pendekatan waktu dalam kegiatan belajar mengajar,
berarti kita mempelajari sejarah. Didalam sejarah ada 3 konsep mengenai
waktu yang berdasarkan ruang, berdasarkan matematika dan berdasarkan
asosiasi.

Dalam merancang model pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan


pendekatan kurun waktu, berarti kita merancang model pembelajaran untuk
mengajarkan sejarah.

Dengan memahami kejadian masa lampau, kita dapat mengambil banyak


pelajaran, kemudian kita jadikan sebagai guru untuk menghadapi masa
depan. Dalam berbekal pengalaman masa lampau kita diharapkan lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan dan tidak mengulang
kesalahan/kegagalan yang pernah dialami.

Contoh penerapannya dikelas 6 semester 1 dan langkah-langkah selanjutnya


sebagai berikut :

1. Memahami KD

2. Materi Pokok
Peristiwa sekitar proklamasi

3. Hasil Belajar

Mengurikan persiapan sampai dengan detik-detik proklamasi

4. Indikator Materi

Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi


(peristiwa rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, detik-detik
proklamasi kemerdekaan) dan Indikator.

5. Menyampaikan materi pelajaran berdasarkan indicator materi diatas


dengan ceramah

6. Mengadakan Tanya jawab mengenai apa yang disampaikan beserta


mengamati bukti-bukti sejarah seperti foto-foto saat proklamasi.

7. Berikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan sejarah dimana


mereka tinggal, berdasarkan informasi dari narasumber setempat.

8. Menyimpulkan materi pelajaran secara garis besar

9. Mengadakan penilaian dan tindak lanjut.


MODUL 4

ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS

KEGIATAN BELAJAR 1

TREN GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA

A. GLOBALISASI

Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada
menyangkut berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh dunia. Pendidikan global mengangkat
persamaan daripada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa. Memberikan
penekanan berpikir tentang kesetiaan kepada bumi tempat kita semua hidup. Masalah-masalah dan
isu-isu yang sifatnya global, seperti berikut:

1. Krisis energy: kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga sumber energy pengganti.

2. Jarang antara Negara kaya dan miskin, yang melatarbelakangi lahirnya beberapa organisasi
kerja sama bilateral dan regional.

3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta kemiskinan

4. Populasi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan dan pencemaran.

5. Perang nuklir

6. Perdagangan internasional, siap dengan persaingan harga dan kualitas

7. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi menghilangkan batas-batas Negara. Penggunaan


internet bisa memperoleh informasi tanpa ada batasan

8. Perdagangan obat terlarang.

Hidup bersama haruslah disadari oleh kesadaran di samping ada kesamaan, ada pula perbedaan.
Pendidikan global menonjolkan persamaan daripada perbedaan yang menuju suatu konflik ataupun
ketidakharmonisan di muka bumi.

B. KERAGAMAN BUDAYA

Keanekaragaman budaya sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari
satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya (Koentjaraningrat, 1980: 193). Menurut
Koentjaraningrat pembauran adalah proses sosial yang timbul apabila ada hal-hal berikut ini:

1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.

2. Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama

3. Kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan


unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Faktor-faktor yang menghambat proses pembauran:

1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi

2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas

3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang rendah terhadap
kebudayaan lain atau perasaan superioritas

C. GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

Derasnya arus informasi ke Indonesia memberikan keuntungan-keuntungan, misalnya


penyerapan Ilmu pengetahuan lebih cepat. Peristiwa penting diseluruh dunia bisa diketahui dengan
cepat. Trend globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah penggunaan jaringan Internet
dalam telekomunikasi. Media global memberikan manfaat bagi Indonesia sekaligus dampak
negatifnya terutama dikalangan generasi muda. Dampak negative yang bisa dilihat, diantaranya
meningkatnya penggunaan obat terlarang dikalangan muda.

D. PEMBELAJARAN IPS DALAM GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA

Pelajaran IPS dalam proses pembelajarannya harus mampu mengembangkan sikap hormat
dan menghargai akan tanggung jawab sebagai warga Negara sekaligus menerima keanekaragaman
budaya di dalamnya. Pengajaran keanekaragaman dalam IPS mengandung tujuan sebagai berikut:

1. Mentranformasikan bahwa sekolah memberikan pengalaman dna kesempatan yang sama


kepada semua siswa

2. Membimbing siswa mengembangkan sikap positif dalam nedekati masalah perbedaan budaya,
ras, etnik, dan kelompok agama

3. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara memberikan
keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan sikap-sikap sosial

4. Membimbing siswa mengembangkan kemampuan memahami keterhubungan dan


ketergantungan budaya

Pengajaran globalisasi dalam IPS mengandung tujuan:

1. Menanamkan pengertian bahwa mereka berbeda tetapi memiliki kesamaan-kesamaan.

2. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa bumi dihuni oleh
manusia yang memiliki saling ketergantungan

3. Membantu siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang dihadapi bersama

4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap masalah-masalah dunia

Anda mungkin juga menyukai