Anda di halaman 1dari 26

 Pembelajaran Orang Dewasa (POD) merupakan

ciri dari proses pembelajaran pada suatu


pelatihan.
 POD pada hakekatnya merupakan suatu cara
bagaimana membantu atau membimbing orang
dewasa (mahasiswa) belajar.
- Konsep POD (Pergeseran Paradigma Pendidikan,
Pengertian POD, Perbedaan Andragogi dan
Pedagogi, dan Ciri-ciri POD)
- Strategi POD (Prinsip-prinsip POD, Etika POD, dan
Langkah-langkah POD
 Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pelatihan ini, maka peserta
mampu memahami Pembelajaran Orang Dewasa
(POD)

 Indikator Kompetensi
 Mampu menjelaskan Konsep POD

 Mampu menjelaskan Strategi POD


1. Pergeseran Paradigma Pendidikan
Kegiatan mengajar merupakan unsur terpenting untuk mencapai tujuan pendidikan.

Ada 3 Teori Mengajar (Ramsden) :


a) Mengajar adalah proses menyampaikan atau mentransmisikan suatu bahan
ajar.
b) Mengajar adalah mengorganisasikan kegiatan pembelajar.
c) Mengajar berpandangan bahwa belajar dan mengajar adalah dua sisi mata
uang yang tidak terpisahkan
Konsep pertama (a) lebih berfokus pada pengajar (teacher centre), dan konsep
kedua (b) lebih berfokus pada pembelajar (learner centre), sedangkan konsep (c)
memadukan dua komponen yakni pengajar dan pembelajar.

Konsep ketiga (c) merupakan gabungan dari beberapa aspek pembelajaran, dan
Konsep ini dikenal dengan Pembelajaran (Learning) yakni suatu proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar.
Teori ini menjadi dasar terjadinya pergeseran paradigm pendidikan dari Konsep
Mengajar (Teaching) ke konsep pembelajaran (Learning)
Dengan Paradigma Baru ini, maka :
a) Aktivitas Pembelajaran harus membantu pembelajar untuk berpikir
secara mendalam mengenai muatan dalam konteks yang relevan lagi
realistik .
b) Keaktifan pembelajar dalam proses pembelajaran tidak lain karena
mereke mengkonstruksi pemikiran mereka sendiri.
c) Proses belajar difokuskan pada proses pemikiran dan penalaran

d) Agar pembelajar mau berpikir dan memproses segala informasi yang


diperoleh dari lingkungannya, maka pembelajar harus membawa
kebutuhan dan pengalamannya ke dalam situasi belajar.
e) Konteks yang realistic (pengalaman atau fakta) akan sangat membantu
pembelajar memahami pengetahuan dan keterampilannya.
f) Untuk melihat keberhasilan proses belajar dengan menggunakan tes
yang realistik dan holistik.
2. Pengertian Pembelajaran Orang Dewasa
A. Teori Belajar
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar
untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan,
keterampilan, sikap, maupun nilai-nilai.
Menurut UNESCO bahwa untuk mempertahankan hidupnya, manusia
harus memiliki kecakapan hidup (skill of life) yang diperoleh dari proses
belajar yang meliputi :
- Belajar untuk mengetahui (learning to know)
- Belajar untuk melakukan (Learning to do)
- Belajar untuk menjadi diri sendiri (Learning to be myself)
- Belajar untuk hidup bersama (Learning to life together)
Dalam desain pembelajaran dikenal 3 teori dasar belajar yang meliputi :
1) Teori Behavioris

Behavioris merupakan teori belajar yang menyatakan bahwa


pembelajaran terjadi apabila terdapat perubahan tingkah laku pada
pembelajar. Teori ini dipelopori oleh Pavlov, Thorndike, Watson dan
Skinner
2) Teori Kognitif
Yaitu teori yang memfokuskan pada proses berpikir dibalik perubahan
tingkah laku. Teori ini dipelopori oleh Jean Peaget
3). Teori Konstruktifis
Menurut teori konstruktif, pembelajar membangun pengetahuan melalui
pandangannya sendiri berdasarkan pengalaman individual atau skema.
Jadi pembelajar bukan gelas kosong, tapi ia telah memiiki pengetahuan
dalam dirinya (skema). Pelopor teori ini adalah Schuman dan Merril.
Dalam aplikasi dari 3 teori ini, maka yang disarankan oleh para ahli
(terutama dalam pelatihan berbasis konpetensi) adalah Teori Konstruktivis.
Teori Konstruktivis selanjutnya menekankan bahwa :
- Lingkungan membentuk skema berpikir pembelajar
- Skema berpikir selanjutnya membentuk pandangan (persepsi)
terhadap sesuatu.
- Ketika pembelajar menerima informasi maka akan disesuaikan
dengan persepsi yang telah dimiliki pembelajar.
- Proses penyesuaian ini melibatkan proses assimilasi dan akomodasi
- Dengan Pengulangan dan pemantapan maka Skema akan
melahirkan/ membentuk Konsep
B. Arti Pembelajaran Orang Dewasa
Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara pembelajar
dengan pengajar, dan atau sumber belajar pada lingkungan belajar untuk
memnacapai tujuan belajar tertentu.
Pembelajaran Orang Dewasa (POD) dalam dunia pendidikan dikenal dengan
ANDRAGOGI yakni ilmu bagaimana memimpin atau membimbing orang
dewasa, atau dapat dikatakan sebagai Ilmu Mengajar Orang Dewasa
(mahasiswa atau peserta pelatihan)
POD lebih menekankan kepada bagaiamana mengarahkan orang dewasa
agar mampu melakukan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan
yang mereka butuhkan dalam kehidupan. Sehingga disini peran pengajar
harus memberikan fasilitas kepada pembelajar untuk belajar..
Dalam konsep Andragogi (POD), semua kehidupan manusia pada
hakekatnya adalah belajar, yaitu belajar sepanjangn hayat dan belajar dari
pengalaman (Life Long Learning)
CONFUSIUS (seorang ahli satire China lebih dari 2400 tahun lalu)
mengatakan :
“ APA YANG SAYA DENGAR,SAYA LUPA…APA YANG SAYA LIHAT
SAYA INGAT…..APA YANG SAYA LAKUKAN SAYA PAHAM”
Ketiga pernyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya belajar
aktif. Dengan melakukan sesuatu (mencari pengalaman) yang
berkaitan dengan kehidupan maka kita akan mengerti ilmu
pengetahuan yang kita butuhkan untuk hidup. Oleh karena itu maka
proses belajar adalah sebuah keniscayaan bagi manusia untuk bisa
survive.
Dengan demikian POD pada dasarnya adalah proses memfasilitasi
seseorang untuk mencari dan menemukan ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan dalam kehidupan melalui proses belajar, sehingga semua
kegiatan manusia memiliki potensi untuk dipergunakan belajar yaitu “I
do and I Understand” . Hal ini merupakan focus utama dari Andragogi
atau Pembelajaran Orang Dewasa
3. Perbedaan Pedagogi dan Andragogi :
Terdapat 4 asumsi pokok yang membedakan Andragogi dengan
Pedagogi (Knowles, 1970) :
a. Konsep Diri
Konsep ini menyatakan bahwa seseorang tumbuh dan matang, konsep
dirinya bergerak dari ketergantungan total (anak-anak) menuju ke arah
pengarahan diri sendiri (dewasa). Karena kemandirian konsep dirinya
inilah sehingga orang dewasa membutuhkan penghargaan sebagai
manusia yang dapat mengarahkan dirinya sendiri.
b. Pengalaman
Konseep ini menyatakan bahwa individu yang tumbuh matang akan
mengumpulkan banyak pengalaman sebagai sumber belajar.
Berdasarkan asumsi inilah sehingga teknik transmittal (pendidikan
tradisionil) berubah ke teknik pengalaman (experimental technique)
seperti diskusi, kerja laboratorium, simulasi, dll.
3. Perbedaan Pedagogi dan Andragogi :
c. Kesiapan Belajar
Konsep ini berasumsi bahwa seseorang tumbuh dan matang, maka
kesiapan untuk belajar kurang ditentukan oleh paksaan akademik atau
perkembangan biologisnya, tapi oleh tuntutan-tuntutan tugas
perkembangan untuk melakukan tugas sosialnya.
b. Orientasi Belajar
Asusmsi ini menyatakan bahwa anak-anak sudak dikondisikan untuk
memiliki orientasi belajar yang berpusat pada mata pelajaran (Subject
centre Orientation). Sedangkan orang dewasa berkecenderungan
memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan masalah
kehidupan (Problem Centered Orientation). Dengan demikian belajar
bagi orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk
menghadapi masalah hidupnya.
4. Ciri-ciri Pembelajaran Orang Dewasa
a. Pembelajaran lebih mengarah kepada suatu proses pendewasaan.
Ciri ini menunjukkan bahwa seseorang akan berubah dari sifat
tergantung menuju ke arah kemampuan unutk mengarahkan diri sendiri..
b. Pembelajaran lebih mengarah ke kematangan diri untuk bisa survival
Ciri ini menunjukan bahwa seseorang akan lebih banyak menggunakan
teknik diskusi, kerja laboratorium, simulasi, dan lain-lain.
c. Pembelajaran lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhannya.
Ciri ini menunjukkan bahwa seseorang akan siap belajar jika materi
latihannya sesuai dengan apa yang ia rasakan sangat penting dalam
memecahkan masalah kehidupannya.
d. Pembelajaran lebih mengarah pada belajar terpusat pada kegiatannya.
Ciri ini menunjukkan bahwa cara menyusun pelajaran berdasarkan pada
keampuan-kemampuan apa yang dimiliki peserta didik.
1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
Prinsip-prinsip belajar untuk orang dewasa menurut Mary Jhonston
(1983) :
a. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila dia secara penuh
ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan.
b. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila materinya menarik bagi
dia dan menyangkut kebutuhan kehidupan sehari-hari.
c. Orang dewasa akan belajar dengan baik apabila apa yang ia pelajari
dirasakan lebih bermanfaat dan lebih praktis.
d. Orang dewasa akan belajar dengan baik jika mendapatkan dorongan
secara berulang-ulang.
e. Orang dewasa akan belajar dengan baik jika mempunyai kesempatan
untuk memanfaatkan pengetahuannya.
f. Orang dewasa akan belajar dengan baik jika dibebaskan menggunakan
pengalaman-pengalamannya.
g. Orang dewasa akan belajar dengan baik jika ditumbuhkan rasa
pengertian dan kerjasama yang baik.
Berdasarkan prinsip POD, maka prinsip penerapan POD (Sunhaji,
2013) :
a. Reqency
Prinsip ini menunjukkan bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima
pada saat terakhir adalah yang paling banyak diingat pembelajar,
sehingga perlu ada ringkasan/ review di setiap akhir pertemuan.
b. Appropriatenes
Prinsip ini menunjukan bahwa perlunya ada kesesuaian materi dengan
kebutuhan dan pengalaman pembelajar..
c. Motivation.
Ciri ini menunjukkan bahwa perlunya membuat materi yang relevan
sebagai motivasi untuk menjawab rasa ingin tahu pembelajar.
d.. Primacy
Ciri ini menunjukkan bahwa perlunya membuat suasana yang menarik
perhatian pembelajar di awal sesi.
e. Two way Communication
Prinsip ini menunjukkan bahwa perlunya dilajkukan komunikasi dua arah.
(timbal balik), sehingga pembelajaran bukan otoritas pengajar/ fasilitator.
f. Feedback
Prinsip ini menunjukan bahwa perlunya mengetahui bahwa pembelajar
mengikuti dan menaruh perhatian pada apa yang disampaikan., dan juga
sebaliknya pembelajar memerlukan umpan balik sesuai dengan kinerja
dan penampilannya.
g. Active Learning.
Prinsip ini menunjukkan bahwa perlunya melibatkan pembelajar dalam
kegiatan pembelajaran.
h.. Multiple Sense Learning
Prinsip ini menunjukkan bahwa pembelajaran akan lebih efektif jika
pembelajar menggunakan beberapa inderanya.
i. Exercise
Prinsip ini menunjukkan bahwa perlunya diulang-ulang (repetisi) dalam
latihan pembelajaran.
2. Etika dalam Pembelajaran Orang Dewasa
Etika menurut William C Frederick (1998) adalah seperangkat
peraturan atau undang-undang yang menentukan pada perilaku
benar dan salah.
Dalah hal proses pembelajaran, maka etika pembelajaran
dilandasi oleh 3 ranah :
a. Ranah Kognitif
Yaitu kawasan atau bidang kemampuan dalam berpikir..
b. Ranah Afektif
Yaitu kawasan bidang kemampuan dalam bersikap.
c. Ranah Psikomotorik.
Yaitu kawasan atau bidang kemampuan dalam bertindak
(keterampilan)
Unsur-Unsur Kognitif yang Mendasari Etika dan Moral
dalam POD yaitu :
a.Yakin bahwa pembelajar adalah makhluk social yang
etika moralnya selalu berkembang.
b. Memahami bahwa pembelajar dapat belajar etika moral
dari berbagai sumber.
c. Memahami bahwa pembelajaran dari fasilitator akan
lebih bermanfaat bagi pembelajar jika dilandasi dengan
etika moral.
d. Sikap dan Pikiran yang jernih, cermat, teliti, dan
tanggungjawab mampu membelajarkan pembelajar
dalam mencapai tujuannya.
Unsur-Unsur Afektif yang Mendasari Etika dan Moral
dalam POD yaitu :
a.Penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap
kehidupan manusia yang penuh muatan etika dan moral.
b. Berkomitmen tinggi untuk menerapkan etika dan moral
dalam pembelajaran.
c. Berusaha mengembangkan etika dan moral dalam
pembelajaran bidang/ disiplin ilmunya.
d. Berusaha mengembangkan keahlian yang dimilikiuntuk
pembelajaran pembelajar dilandasi etika dan moral yang
tepat dan akurat.
Unsur-Unsur Psikomotorik yang Mendasari Etika dan
Moral dalam POD yaitu :
a.Membelajarkan pembelajar dengan penuh rasa
tanggujawab yang dilandasi etika dan moral.
b. Berperilaku yang sesuai dengan pengembangan
wawasan etika dan moral dalam pembelajaran.
c. Mengembangan dan menerapkan strategi dan teknik
pembelajaran yang tepat dan dilandasi etika dan moral
dalam mengatasi masalah pembelajar.
d. Melaksanakan penelitian tindakan dalam upaya
pelaksanaan pembelajaran yang dilandasi oleh etika dan
moral.
3. Langkah-langkah POD
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
yang menggunakan azas-azas pendekatan
POD (Topatimasang, 1986) :
a. Menciptakan iklim untuk belajar.
b. Menyusun perencanaan kegiatan secara bersama dan saling
membantu..
c. Menilai atau mengidentifikasi minat, kebutuhan dan nilai-nilai.
d. Merumuskan Tujuan Belajar.
e. Merancang Kegiatan Belajar.
f. Melaksanakan Kegiatan Belajar.
g. Mengevaluasi Hasil Belajar.
Dengan ketujuh Langkah-langkah, maka POD dapat dipandang
sebagai “FEED BACK LOOP” (Gelung Umpan Balik) atau
Sistem belajar Berkelanjutan.
Strategi implementasi POD meliputi :
a. Waktu pembelajaran

Waktu pembelajaran bagi orang dewasa “Tidak lama” dan


merupakan ciri dari POD
b. Urutan kegiatan pembelajaran
- Pendahuluan, berisi informasi-informasi yang dapat menarik
perhatian, menyiapkan mental, memotivasi pembelajar.
- Penyajian Materi, dimana fasilitator memberikan stimulus
berkaitan dengan substansi materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
- Penutup, Akhiri materi dengan umpan balik, mereview, dll.
c. Metode Pembelajaran
Menetapkan metode atau cara-cara yang digunakan dalam
melakukan proses pembelajaran, untuk menyajikan materi,
menggali pengalaman, dan menunjukkan unjuk kerja
pembelajar.

d. Media Pembelajaran
Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan isi substansi
materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Serta
dengan memperhatikan ciri-ciri orang dewasa yang secara alami
telah mengalami kemunduran fisik dan inderawinya seperti :
mudah mengantuk, kurang penglihatan, dan penurunan
pendengaran.
4. Evaluasi Hasil Belajar

A. Untuk lebih memahami tentang Konsep POD, maka


jawablah pertanyaan berikut :
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pergeseran paradigma
pendidikan?
b. Uraikan apa yang menjadi asumsi yang membedakan Adragogi
dengan Pedagogi?
c. Uraikan apa ciri-ciri POD dalam aplikasinya pada proses
pembelajaran?
B. Untuk lebih memahami Strategi Pembelajaran Orang
Dewasa, maka jawablah pertanyaan berikut :

a. Uraikan apa saja prinsip-prinsip dalam melakukan Pembelajaran


Orang Dewasa?.
b. Jelaskan apa saja etika dalam melakukan Pembelajaran Orang
Dewasa?..
c. Uraikan langkah-langkah penerapan POD dalam proses
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai