Anda di halaman 1dari 7

MENILIK TEORI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Dinamika Pembelajaran Orang Dewasa

DISUSUN OLEH:
Nama = RULI SYAH RAMADHAN
NIM = 1104620041
Kelas = Pendidikan Masyarakat C

DOSEN PENGAMPU:

Drs. Ahmad Tijari, M.Pd.

PENDIDIKAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
Teori Pembelajaran Orang Dewasa

A. Teori Pembelajaran Orang Dewasa Menurut Para Ahli


1. Carl Rogers
Carl Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran yaitu “Student-
Centered Learning”, yang intinya sebagai berikut:
a) Kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa memfasilitasi
belajarnya. Orang dewasa telah memiliki sikap dan perilaku yang mandiri
dan berprinsip. Sebagian besar dari mereka akan menampilkan penolakan
terhadap sesuatu yang mereka anggap dapat mengancam dan merubah
sikap dan prinsip yang mereka pegang.
b) Seseorang akan belajar secara signifikan hanya pada hal-hal yang dapat
memperkuat/menumbuhkan pribadinya. Menurut Lunandi (dalam Asmin,
2015) menyatakan proses pendidikan orang dewasa bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan
kualifikasi teknis, dan jiwa profesionalisme para pelajar.
c) Manusia tidak bisa belajar kalau berada di bawah tekanan.
d) Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifikan bila tidak
ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi
difasilitasi.

2. Robert M. Gagne
Gagne mengemukakan yang terpenting bagi pendidikan orang dewasa
terutama yang berkaitan dengan kondisi belajar. Ada delapan hirearki tipe
belajar sebagai berikut:
a) Belajar berisyarat, belajar berisyarat ini merupakan classical conditioning.
Tipe belajar ini dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dalam
bentuk sikap dan prasangka.
b) Belajar stimulus respon, sama dengan operant conditioning yang
responnya berbentuk ganjaran/balasan.
c) Rangkaian motorik adalah belajar keterampilan
d) Rangkaian verbal adalah belajar dengan cara menghafal (rote learning)
e) Diskriminasi berganda, dalam diskriminasi berganda, memasuki ranah
keterampilan intelektual berupa kemampuan membedakan antara beberapa
gejala yang serupa. Dengan tipe belajar ini, peserta didik diharapkan
memiliki kemampuan untuk menetapkan mana di antara tipe tersebut yang
tepat pada situasi tertentu.
f) Belajar konsep, yakni kemampuan beerpikir abstrak yang mulai dipelajari
pada masa remaja. Belajar konsep merupakan salah satu unsur yang
membedakan antara pendidikan orang dewasa dibandingkan dengan
pendidikan anak-anak dilihat dari tingkatan pemikiran konsepnya.
g) Belajar aturan, merupakan kemampuan merespon keseluruhan isyarat.
Belajar memecahkan masalah merupakan tingkatan tertinggi dalam
hirearki Gagne.
h) Pemecahan masalah, bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap situasi
problematik.

3. Paulo Freire
Menurut Fraire, pendidikan dapat dirancang untuk memercayai kemampuan
sendiri (self affirmation) yang akhirnya menghasilkan kemerdekaan diri.
Kemudian ia mengeluarkan sebuah gagasan yang dikenal dengan
conscientization yang meliputi tiga prinsip:
a) Tak seorang pun yang dapat mengajar siapapun juga.
b) Tak seorang pun yang belajar sendiri.
c) Orang-orang harus belajar bersama-sama, bertindak di dalam dan pada
dunia mereka.

Gagasan ini memberikan kesempatan kepada orang dewasa untuk


menganalisis secara kritis dalam mengenali lingkungannya. Dengan begitu
mereka akan mudah dalam menjabarkan permasalahan yang ada dan
kemudian dapat menyusun solusi-solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
4. Jack Mezirow
Ia mengemukakan bahwa “Belajar dalam kelompok pada umumnya
merupakan alat yang paling efektif dalam menimbulkan perubahan dalam
sikap dan perilaku individu”. Dengan berkelompok seseorang akan
mendapatkan lebih banyak pemikiran dan ide yang kompleks untuk kemudian
dapat diserap dan menjadi bahan refleksi dalam menyimpulkan suatu
pemikiran atau ide. Adapun tingkatan refleksi yang dapat terjadi dalam masa
kedewasaan, yaitu:
a) Refleksivitas, yakni kesadaran akan persepsi khusus, arti dan perilaku
b) Refleksivitas Afektif, yakni kesadaran akan bagaimana individu merasa
tentang apa yang dirasakan, dipikirkan dan dilakukan
c) Refleksivitas Diskriminas, yakni menilai kemanjuran/keberhasilan
(efficacy) persepsi, dan lain-lain.
d) Refleksivitas Pertimbangan, yakni membuat dan menjadikan sadar akan
nilai pertimbangan yang dikemukakan.
e) Refleksivitas Konseptual, yakni menilai kememadaian konsep yang
digunakan untuk pertimbangan.
f) Refleksivitas Psikis, yakni pengenalan kebiasaan membuat penilaian
perasaan mengenai dasar informasi terbatas.
g) Refleksivitas Teoritis, yakni kesadaran akan mengapa satu himpunan
perspektif lebih atau kurang memadai untuk menjelaskan pengalaman
personal.

5. Malcom Knowles
Knowles terkenal dengan teori andragoginya, oleh karena itu ia danggap
sebagai “Bapak Teori Andragogi”. Ia mengembangkan konsep andragogi
atas empat asumsi pokok yang berbeda dengan pendagogi. Adpaun empat
asumsi pokok tersebut adalah:
a) Konsep diri, Si pelajar bukan lagi pribadi yang memiliki ketergantungan.
Mereka adalah komunitas yang telah bergerak dari ketergantungan kepada
kemampuan mengarahkan diri sendiri. Karena kemandirian inilah orang
dewasa membutuhkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang
dapat mengarahkan diri sendiri. Selain itu, hubungan pelajar dengan
pendidik merupakan hubungan saling membantu yang timbal balik.
Sehingga dalam penerapannya, seorang pendidik harus memosisikan
dirinya sebagai pelayan, bukan sebagai guru bahkan terkesan menggurui.
Mereka adalah komunitas dewasa yang harus dihadapi dengan cara dewasa
pula.
b) Pengalaman, Pengalaman belajar orang dewasa dinilai sebagai sumber
belajar yang kaya. Pengalaman mereka dapat dijadikan sebagai modal
utama mereka dalam belajar. Pengalaman ini menjadikan mereka memiliki
mindset dan pengetahuan dasar secara alami yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran yang mereka lakukan. Selain itu, para pelajar
pun akan lebih menangkap sebuah pembelajaran dengan baik berdasar apa
yang telah mereka alami. Maka, teknik yang dapat dilakukan pendidik
dalam menyampaikan pembelajaran ini adalah dengan eksperimen,
diskusi, problem solving, simulasi, dan praktek lapangan.
c) Kesiapan belajar, Seperti yang sudah disebutkan bahwa komunitas
pelajar ini adalah orang dewasa, itu artinya mereka sudah paham dan dapat
menentukan sendiri mana saja hal yang perlu mereka pelajari dan tidak
berdasarkan persepsi mereka terhadap tuntutan situasi sosial yang ada pada
mereka. Sehingga dalam hal ini seorang pendidik tidak boleh memaksakan
kehendak dan mengindahkan persepsi komunitas pelajar tersebut. Lebih
lanjut, komunitas pelajar ini cenderung akan siap untuk mempelajari
sesuatu yang mereka rasa dapat memecahkan permasalahan yang ada dan
membantu menyelesaikan tugas-tugas sehari mereka dengan baik. Mereka
juga akan lebih mengorientasikan belajarnya kepada tugas-tugas
perkembangan dari peranan sosial mereka.
d) Orientasi terhadap belajar, pelajar cenderung mempunyai perspektif
untuk kecepatannya mengaplikasikan apa yang mereka pelajari. Mereka
ingin menerapkan ilmu dan keterampilan yang mereka pelajari hari ini
untuk mencapai kemudahan hidup di hari esok. Pendekatannya tidak
berpusat kepada mata pelajaran akan tetapi lebih kepada situasi sosial yang
ada. Dengan kata lain, orientasi pembelajaran berpusat kepada kegiatan
dan atau penerapannya. Karena sejatinya komunitas pelajar tersebut yang
mengetahui bagaimana dan untuk apa mereka belajar, hal ini pula yang
semestinya dipelajari, diperhatikan, dan difasilitasi betul oleh setiap
pendidik.

Teori belajar yang cocok diterapkan bagi pembelajaran orang dewasa adalah teori
yang beraliran humanistik dengan mengorientasikan belajar kepada peserta didik,
dengan berdasar bahwa setiap orang dewasa adalah pribadi yang unik, yang
memiliki kebutuhan, permasalahan, motivasi dan keadaan lain yang berbeda satu
sama lain.

B. Prinsip Belajar Teori Belajar Orang Dewasa


Menurut Lindeman terdapat lima prinsip belajar teori belajar orang dewasa:
1. Orang dewasa termotivasi belajar apabila “belajar” tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan minatnya, oleh karenanya pembelajaran orang
dewasa harus memerhatikan kebutuhan dan kesiapan belajar masyarakat.
2. Orientasi belajar orang dewasa adlah berpusat kepada kehidupan, oleh
karenanya unit pembelajaran orang dewasa harus terkait dengan
pemenuhan kebutuhan hidup bukan pelajaran.
3. Pengalaman adalah sumber belajar paling baik bagi orang dewasa.
4. Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang dalam untuk mengarahkan diri
sendiri.
5. Perbedaan individu antara orang dewasa semakin bertambah sejalan
dengan bertambahnya usia.

Pembelajaran orang dewasa merupakan kegiatan pembelajaran yang kompleks.


Banyak karakteristik yang dimunculkan orang dewas dalam melakukan
pembelajaran. Melihat hal ini, bagi para pendidik orang dewasa dituntut untuk
cermat dan bijak menyikapinya. Seorang pendidik sepatutnya dapat dengan
cermat menganalisis kebutuhan masyarakat untuk kemudian menyusun metode
belajar apa yang tepat, sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Malik, Halim. 2011. Teori Belajar Andragogi dan Penerapannya.


https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.c
om/amp/unik/teori-belajar-andragogi-dan-
penerapannya_55008878a33311ef6f511659?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16022343886482&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https
%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Funik%2Fteori-belajar-
andragogi-dan-penerapannya_55008878a33311ef6f511659 (diakses
tanggal 09 Oktober 2020)

2. Dewi, Rinita Rosalinda. 2015. Teori Belajar Orang Dewasa, Andragogi.


http://rinitarosalinda.blogspot.com/2015/02/teori-belajar-orang-dewasa-
andragogi.html?m=1 (diakses tanggal 09 Oktober 2020)

3. Hermansyah, Agung. “_____”. BAB II Teori Belajar Orang Dewasa.


https://www.academia.edu/8387116/BAB_II_teori_belajar_orang_dewasa
(diakses tanggal 09 Oktober 2020)

4. Sudarno. “_____”. Teori Belajar Andragogi.


https://www.slideshare.net/mobile/IndraxsMiftahulHuda/teori-belajar-
andragogi (diakses tanggal 09 Oktober 2020)

5. “_____”. Analisis Teori Belajar Orang Dewasa dan Penerapannya dalam


Pengembangan Kemandirian.
https://www.google.com/url?q=https://media.neliti.com/media/publication
s/11038-ID-penerapannya-dalam-pengembangan-
kemandir.pdf&usg=AFQjCNGFxGRqdLqnBV88hyd5Uf1aKZOf8g
(diakses tanggal 09 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai