Anda di halaman 1dari 21

iii

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional

yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut

dikarenakan bahwa pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan memberikan kontribusi

yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan sebagai wahana investasi

dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun

watak bangsa.

Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula

dan segala progresif akan membentuk kemandirian yang bertanggung jawab.

Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi

para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

mencapai tujuan pendidikan nasional seorang guru tidak hanya sebagai pengajar

saja, tetapi juga sebagai pendidik.

Oleh karena itu, dalam sebuah pembelajaran diperlukan adanya suasana

atau kondisi yang mendukung agar proses pembelajaran baik di dalam maupun di

luar kelas dapat berjalan dengan lancar karena apabila pembelajaran biasa saja,

maka akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Apabila

kondisi tersebut mendukung, maka akan sangat memudahkan peserta didik dalam

1
2

memahami proses pembelajaran yang diikuti. Usaha membangun pengalaman

belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan

pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang

beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan

pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa

lebih terpusat perhatiannya secara penuh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul rumusan masalah


sebagai berikut:
1. Apa saja teori-teori pembelajaran?

2. Apa hakikat belajar dan pembelajaran?

3. Apa definisi pembelajaran efektif dan menyenangkan?

4. Apa faktor-faktor pembelajaran efektif dan menyenangkan?

5. Apa ciri-ciri pembelajaran yang efektif dan menyenangkan?

6. Bagaimana strategi menciptakan pembelajaran efektif dan menyenangkan?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut

1. Untuk mengetahui apa saja teori-teori pembelajaran!

2. Untuk mengetahui apa hakikat belajar dan pembelajaran!

3. Untuk mengetahui definisi pembelajaran efektif dan menyenangkan!

4. Untuk mengetahui faktor-faktor pembelajaran efektif dan menyenangkan!

5. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran yang efektif dan menyenangkan?


3

6. Untuk mengetahui bagaimana strategi menciptakan pembelajaran efektif

dan menyenangkan?

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan, adapun manfaat yang dapat diperoleh dari

makalah ini sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Bagi penulis, makalah ini memberikan manfaat yang sangat besar,

karena dengan adanya penyusunan makalah lingkungan pembelajaran

efektif dan menyenangkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan.

b. Manfaat praktis

Bagi pembaca, makalah ini dapat memberikan wawasan mengenai

lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan dan dengan adanya

makalah ini pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang

lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha

yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif

sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan

di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Menurut Wahab (2021: ) menyatakan bahwa teori-teori belajar terdiri dari,

yaitu:

1. Teori Belajar Deskriptif dan Perspektif

Teori pembelajaran adalah perspektif dan teori belajar adalah deskriptif.

Perspektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan meto

4
5

5
5

pembelajaran yang optimal, sedangkan teori belajar bersifat deskritif karena

tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar

menaruh perhatian pada hubungan antara variabel-variabel yang menentukan hasil

belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya teori ini menaruh perhatian

pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.

Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel

yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

2. Teori Behavioristik

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage, Gagne

dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

3. Teori Kognitivisme

Teori belajar kognitif oleh Piaget mulai berkembang pada abad terakhir

sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya.

Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses

infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan

kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan

pengetahuan yang telah ada.

4. Teori Konstruktivisme

Teori Kontruktivisme oleh Piaget dan Vygotsky, kontruksi berarti bersifat

membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme

adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
6

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang

hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak mendadak.

5. Teori Pembelajaran Sosial menurut Albert Bandura

Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis

atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil

interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip

dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam

belajar sosial dan moral.

6. Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik menyatakan bahwa proses belajar harus berhulu

dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan

pentingya isi dari proses belajar, kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara

tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan

kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling

ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam

dunia keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk

“memanusiakan manusia dapat tercapai.

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh

antara guru dan peserta didik. Penekanannya adalah pada proses pembelajaran

oleh peserta didik, dan bukan pengajaran oleh guru. Konsep seperti ini membawa

istilah belajar sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan


7

tingkah laku. Oleh karena itu, pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru, sehingga tingkah laku peserta didik

berubah ke arah yang lebih baik (Arfani, 2018).

Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran menurut Mapata

(2021), yaitu sarana dan cara agar suatu generasi dapat belajar, atau dengan kata

lain, bagaimana sarana belajar itu secara efektif dapat digunakan. Fokus

pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik, sehingga proses

yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak

hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik

peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka

kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan

peserta didik tidak belajar karena peserta didik tidak merasakan perubahan di

dalam dirinya.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik

dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya

perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai

usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar

sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

C. Defenisi Lingkungan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan

Lingkungan belajar adalah semua kondisi yang mempengaruhi tingkah

laku subjek yang terlibat di dalam pembelajaran, terutama guru dan peserta didik
8

sebagai ujung tombak proses pembelajaran di sekolah. Lingkungan belajar adalah

segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan belajar merupakan lingkungan yang

berpengaruh terhadap proses belajar baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi individu dan sebaliknya, individu

juga dapat mempengaruhi lingkungan (Rahmi, 2019).

Pembelajaran efektif merupakan proses belajar mengajar yang bukan

hanya menekankan pada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana

proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik,

kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan perubahan

perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Fadhilaturrahmi,

2018). Pembelajaran yang efektif harus mampu menciptakan strategi untuk

menyediakan lingkungan belajar yang efektif untuk mencegah dan menanggapi

masalah perilaku, menggunakan waktu di dalam kelas dengan baik, menciptakan

suasana yang konduktif yang menarik, dan kegiatan yang memungkinkan untuk

melibatkan pikiran dan daya imajinasi siswa (Rahmi, 2019).

Pembelajaran menyenangkan (joyful learning) menurut Rindaningsih, I.,

Hastuti, W. D., & Findawati, Y. (2019), merupakan rancangan pembelajaran

dengan tujuan menciptakan suasana yang membebaskan siswa untuk berani

mencoba, bertindak, bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga perhtian

siswa dapat dipusatkan secara penuh pada pembelajaran. Beberapa pendapat ahli

tentang pembelajaran menyenangkan. Menurut Fraire, joyful learning adalah

pembelajaran yang tidak ada di dalamnya tekanan fisik maupun mental. Adanya
9

tekanan hanya akan mengerdilkan pikiran siswa. Menurut Bambang, joyful

learning ialah membuat pembelajaran dalam kelas jadi menyenangkan dan tidak

monoton. Menurut Armanto, joyful learning, yaitu sebuah pendekatan yang

dapat membuat siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu dan terus

belajar.

Lingkungan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah

lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, adanya

rasa aman dan puas sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan

dapat memberikan perubahan perilaku serta peserta didik dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Faktor-Faktor Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan

Lingkungan belajar menurut Fadhilaturrahmi (2018), terdiri dari dua hal

utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan

sarana fisik yang berada di sekitar siswa saat belajar. Contoh sarana fisik yang ada

di lingkungan sekolah, yaitu ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana

kelas, pengudaraan, alat atau media belajar, pencahayaan, pewarnaannya,

pajangan hingga penataannya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan kondisi

atau situasi interaksi yang terjadi saat proses pembelajaran, mulai dari pola

interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber

pembelajaran dan lainnya. Untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik, maka

diperlukan interaksi yang proporsional antara siswa dengan guru ketika kegiatan

pembelajaran berlangsung. Kedua komponen tersebut saling melengkapi dalam

menciptakan lingkungan belajar yang efejtif dan menyenangkan.


10

Menurut Hasan, dkk (2021), aspek-aspek lingkungan pembelajaran yang

efektif dan menyenangkan, yaitu:

1. Lingkungan Fisik Sekolah

Lingkungan fisik merupakan lingkungan belajar siswa yang sangat

penting. Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung dan perlengkapan fisik

yang bagus, serta dapat dibanggakan. Dengan demikian ada kesenangan untuk

bersekolah. Gedung sekolah dan perlengkapan fisik yang bagus tidak saja

merupakan tempat belajar, akan tetapi merupakan bagian penting dalam

kehidupan peserta didik di mana dia belajar, berolahraga dan berkreasi.Adapun

lingkungan fisik meliputi:.

a. Sarana dan prasarana sekolah

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses

belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan

media pengajaran agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan

lancar, teratur, efektif, dan efisien. Sarana dan prasarana belajar sangat menunjang

proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini untuk memberi kenyamanan dan

kemudahan pada siswa sehingga siswa dapat berprestasi secara optimal.

b. Fasilitas dan Sarana Umum

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar disekolah

diperlukan fasilitas dan sarana umum yang memadai. Dalam hal ini adalah untuk

memberi kenyamanan dan kemudahan pada semua warga sekolah, yaitu dengan

adanya gedung sekolah yang bagus, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium,


11

kamar mandi, toilet, taman sekolah, dan lain-lain. Demikian pula peralatan belajar

yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa.

2. Lingkungan Sosial di Sekolah

Dalam mengikuti pendidikan di sekolah, anak-anak menyesuaikan diri

dengan lingkungan karena pada masa-masa itu mulai timbul perkembangan

kesadaran, kewajiban belajar dan sebagainya. Perkembangan sosial anak itu tidak

terjadidengan begitu saja, akan tetapi melalui tahap-tahap sampai ia remaja. Oleh

karena itu, tugas seorang guru harus bisa membina siswa-siswanya di sekolah

dengan lingkungan sekolah yang baik. Adapun lingkungan social di sekolah,

yaitu:

a. Relasi guru dengan siswa.

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Relasi guru

dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, siswa juga akan

menyukai mata pelajaran yang diampu guru tersebut, sehingga siswa akan

berusaha belajar dengan sebaik-sebainya untuk memperoleh hasil belajar yang

diinginkan.

b. Relasi siswa dengan siswa

Hubungan dengan sesama siswa yang baik, pergaulan dengan sesama

siswa yang baik akan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, sehingga

akan senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang terbaik. Oleh

karena itu, relasi atau hubungan antar siswa dengan siswa perlu didorong dengan

baik, sehingga tidak ada siswa yang merasa rendah diri atau merasa diasingkan
12

oleh yang lainnya.

E. Ciri-Ciri Lingkungan Pembelajaran Efektif dan Menyenangkan

Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran

yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui

bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka

sangat penting untuk mengetahui ciri-cirinya. Menurut Fakhrurrazi (2018), ciri-

ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental

ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan

berfikir kritis. dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran,

membuat peta dan lain-lain.

2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas

menjadi hidup.

3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi

seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.

4. Suasana demokratis di sekolah, yakni d engan menciptakan lingkungan

yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa,

memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat

orang lain.

5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.

6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari

sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada

pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada
13

diri orang lain.

7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul,

mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai

perbaikan.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan menurut Trinova.

(2012), yaitu

1. Menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks).

2. Materi yang diberikan relevan tingkat perkembangan anak.

3. Belajar secara emosional, seperti adanya humor dan dukungan semangat.

4. Melibatkan semua indera dan otak kiri (analitis) maupun kanan (sosial).

5. Menantang peserta didik dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari.

Pendapat di atas hampir sama dengan pandangan Asmani (2011), yang

menyatakan bahwa ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah: adanya

lingkungan yang tidak membuat tegang, aman. menarik, tidak membuat ragu anak

untuk melakukan sesuatu, menggunakan semua indera, dan terlihat anak antusias

dalam beraktivitas. Akibatnya, dalam pembelajaran yang menyenangkan guru

tidak membuat anak takut salah dan dihukum, takut ditertawakan temanteman,

takut dianggap sepele oleh guru atau teman. Di sisi lain, pembelajaran yang

menyenangkan dapat membuat anak berani bertanya, mengemukakan pendapat

atau gagasan, dan berani mempertanyakan gagasan orang lain.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori belajar dan pembelajaran terdiri atas teori deskriptif dan perspektif, teori

behavioristik, teori kognitivisme, teori konstruktivisme, teori pembelajaran

sosial, dan teori humanistik.

2. Belajar pada hakikatnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian

proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena berhasil atau

tidaknya tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar mengajar itu

berlangsung. Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.

3. Defenidsi lingkungan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah

lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, adanya

rasa aman dan puas sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan

dapat memberikan perubahan perilaku serta peserta didik dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Faktor atau aspek lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan terdiri

dari dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan

fisik contohnya ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana kelas,

pengudaraan, alat atau media belajar, pencahayaan, pewarnaannya, pajangan

14
25

hingga penataannya. Sedangkan lingkungan sosial mulai dari pola interaksi

antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber

pembelajaran dan lainnya.

5. Ciri-ciri Pembelajaran efektif dan menyenangkan, yaitu belajar secara aktif

baik mental maupun fisik, metode yang bervariasi, motivasi guru terhadap

pembelajaran di kelas, suasana demokratis di sekolah, pelajaran di

sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata, interaksi belajar yang

kondusif, pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang

muncul, menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks), materi yang diberikan

relevan tingkat perkembangan anak, belajar secara emosional, melibatkan semua

indera dan otak kiri (analitis) maupun kanan (sosial), menantang peserta didik

dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari.

6. Strategi menciptakan lingkungan pembelajaran efektif, yaitu membuat program

tahunan dan perencanaan pembelajaran, penggunaan waktu dalam pembelajaran,

pengelolaan pembelajaran, pengelolaan perilaku meyimpang dalam kelas. Cara

untuk menciptakan lingkingan belajar menyeangkan, yaitu menyapa siswa

dengan ramah dan bersemangat, melibatkan siswa secara aktif, memotivasi

siswa, menarik minat dan perhatian siswa, memberikan pelayanan individu

siswa, dan menyiapkan dan menggunakan Berbagai media dalam pembelajaran.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu cara


26

mewujudkan lingkungan pembelajaran efektif dan menyenangkan bagi peserta didik

harus memperhatikan berbagai faktor dan didukung oleh keluarga, guru, sekolah,

masyarakat, dan peserta didik itu sendiri. Penulis juga mengharapkan dengan adanya

makalah ini dapat menjadi literatur untuk menciptakan lingkungan pembelajaran

efektif dan menyenangkan.


DAFTAR PUSTAKA

Arfani, L. 2018. Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran. Pelita


Bangsa Pelestari Pancasila, 11(2).

Asmani, J. A. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press.

Fadhilaturrahmi, F. 2018. Lingkungan Belajar Efektif Bagi Siswa Sekolah


Dasar. Jurnal Basicedu, 1(2), 61-69.

Fakhrurrazi, F. 2018. Hakikat Pembelajaran yang Efektif. At-Tafkir, 11(1), 85-99.

Fauziddin, M., Mayasari, D., & Rizki, L. M. (2021). Effective Learning for Early
Childhood during Global Pandemic. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, 13(1), 515-
522.

Festiawan, R. 2020. Belajar dan Pendekatan Pembelajaran. Universitas Jenderal


Soedirman.

Djaramah. S.B & Aswan, Z. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, M., Fahmi, A. I., Siregar, N., Musyadad, V. F., Sakirman, S., Subakti, H., &
Walukow, D. S. (2021). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Yayasan Kita
Menulis.

Mapata, D. 2021. Konsep dan Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Pembelajaran


Berbasis Riset (Research Based Learning), 1.

Rahmi, Z. 2019. Lingkungan Belajar Sebagai Pengelolaan Kelas: Sebuah Kajian


Literatur. E-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2).

Rindaningsih, I., Hastuti, W. D., & Findawati, Y. 2019. Desain Lingkungan Belajar
yang Menyenangkan Berbasis Flipped Classroom di Sekolah
Dasar. Proceedings of the ICECRS, 2(1), 41-47.

Santrock, JW 2008. Psikologi Pendidikan. 3rded. Boston: McGraw-Hill.

Trinova, Z. 2012. Hakikat Belajar dan Bermain Menyenangkan Bagi Peserta


Didik. Al-Ta Lim Journal, 19(3), 209-215.

27
28

Wahab., Gusnarib., & Rosnawati. 2021. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jawa
Barat: CV. Adanu Abimata.

Wahyuni, W., & Naim, M. R. (2019). Application of A Joyful Learning Strategy


Based on Humor Communication to Improve the Interests and
Achievements of Learning English. EDUVELOP. Vol 3(1).

Anda mungkin juga menyukai