iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan sebagai wahana investasi
watak bangsa.
Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula
para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan nasional seorang guru tidak hanya sebagai pengajar
atau kondisi yang mendukung agar proses pembelajaran baik di dalam maupun di
luar kelas dapat berjalan dengan lancar karena apabila pembelajaran biasa saja,
maka akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Apabila
kondisi tersebut mendukung, maka akan sangat memudahkan peserta didik dalam
1
2
pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
sebagai berikut
dan menyenangkan?
D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha
yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
yaitu:
4
5
5
5
tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar
pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel
2. Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage, Gagne
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
3. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitif oleh Piaget mulai berkembang pada abad terakhir
sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya.
Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses
4. Teori Konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
6
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip
dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam
dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan
pentingya isi dari proses belajar, kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara
tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan
kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling
ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam
antara guru dan peserta didik. Penekanannya adalah pada proses pembelajaran
oleh peserta didik, dan bukan pengajaran oleh guru. Konsep seperti ini membawa
tingkah laku. Oleh karena itu, pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru, sehingga tingkah laku peserta didik
(2021), yaitu sarana dan cara agar suatu generasi dapat belajar, atau dengan kata
lain, bagaimana sarana belajar itu secara efektif dapat digunakan. Fokus
pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik, sehingga proses
yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak
hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik
peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan
peserta didik tidak belajar karena peserta didik tidak merasakan perubahan di
dalam dirinya.
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
laku subjek yang terlibat di dalam pembelajaran, terutama guru dan peserta didik
8
proses dan hasil belajar siswa. Lingkungan belajar merupakan lingkungan yang
hanya menekankan pada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana
suasana yang konduktif yang menarik, dan kegiatan yang memungkinkan untuk
siswa dapat dipusatkan secara penuh pada pembelajaran. Beberapa pendapat ahli
pembelajaran yang tidak ada di dalamnya tekanan fisik maupun mental. Adanya
9
learning ialah membuat pembelajaran dalam kelas jadi menyenangkan dan tidak
dapat membuat siswa memiliki motivasi untuk terus mencari tahu dan terus
belajar.
lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, adanya
rasa aman dan puas sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan
utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan
sarana fisik yang berada di sekitar siswa saat belajar. Contoh sarana fisik yang ada
di lingkungan sekolah, yaitu ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana
atau situasi interaksi yang terjadi saat proses pembelajaran, mulai dari pola
interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber
pembelajaran dan lainnya. Untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik, maka
diperlukan interaksi yang proporsional antara siswa dengan guru ketika kegiatan
penting. Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung dan perlengkapan fisik
yang bagus, serta dapat dibanggakan. Dengan demikian ada kesenangan untuk
bersekolah. Gedung sekolah dan perlengkapan fisik yang bagus tidak saja
belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta alat-alat dan
lancar, teratur, efektif, dan efisien. Sarana dan prasarana belajar sangat menunjang
proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini untuk memberi kenyamanan dan
diperlukan fasilitas dan sarana umum yang memadai. Dalam hal ini adalah untuk
memberi kenyamanan dan kemudahan pada semua warga sekolah, yaitu dengan
kamar mandi, toilet, taman sekolah, dan lain-lain. Demikian pula peralatan belajar
yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
kesadaran, kewajiban belajar dan sebagainya. Perkembangan sosial anak itu tidak
terjadidengan begitu saja, akan tetapi melalui tahap-tahap sampai ia remaja. Oleh
karena itu, tugas seorang guru harus bisa membina siswa-siswanya di sekolah
yaitu:
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Relasi guru
dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, siswa juga akan
menyukai mata pelajaran yang diampu guru tersebut, sehingga siswa akan
diinginkan.
siswa yang baik akan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, sehingga
akan senantiasa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang terbaik. Oleh
karena itu, relasi atau hubungan antar siswa dengan siswa perlu didorong dengan
baik, sehingga tidak ada siswa yang merasa rendah diri atau merasa diasingkan
12
1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
orang lain.
pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada
13
perbaikan.
(2012), yaitu
4. Melibatkan semua indera dan otak kiri (analitis) maupun kanan (sosial).
lingkungan yang tidak membuat tegang, aman. menarik, tidak membuat ragu anak
untuk melakukan sesuatu, menggunakan semua indera, dan terlihat anak antusias
tidak membuat anak takut salah dan dihukum, takut ditertawakan temanteman,
takut dianggap sepele oleh guru atau teman. Di sisi lain, pembelajaran yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teori belajar dan pembelajaran terdiri atas teori deskriptif dan perspektif, teori
proses pendidikan di sekolah. Hal ini dapat dipahami karena berhasil atau
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
lingkungan yang menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, adanya
rasa aman dan puas sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang diharapkan dan
dari dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan
fisik contohnya ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana kelas,
14
25
antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber
baik mental maupun fisik, metode yang bervariasi, motivasi guru terhadap
indera dan otak kiri (analitis) maupun kanan (sosial), menantang peserta didik
B. Saran
harus memperhatikan berbagai faktor dan didukung oleh keluarga, guru, sekolah,
masyarakat, dan peserta didik itu sendiri. Penulis juga mengharapkan dengan adanya
Fauziddin, M., Mayasari, D., & Rizki, L. M. (2021). Effective Learning for Early
Childhood during Global Pandemic. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, 13(1), 515-
522.
Djaramah. S.B & Aswan, Z. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan, M., Fahmi, A. I., Siregar, N., Musyadad, V. F., Sakirman, S., Subakti, H., &
Walukow, D. S. (2021). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Yayasan Kita
Menulis.
Rindaningsih, I., Hastuti, W. D., & Findawati, Y. 2019. Desain Lingkungan Belajar
yang Menyenangkan Berbasis Flipped Classroom di Sekolah
Dasar. Proceedings of the ICECRS, 2(1), 41-47.
27
28
Wahab., Gusnarib., & Rosnawati. 2021. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jawa
Barat: CV. Adanu Abimata.