Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

OLEH KELOMPOK ( II )

NAMA : RAHMAN KADIR

RAHMAYANI SAMMA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH KALABAHI

2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan,sehingga kami dapat mentelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Gerak dan energi gerak “ dengan tepat waktu.Tidak lupa
sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yanfg
merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladananya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi sala-satu tugas kelompok mata kuliah
strategi belajar dan pembelajaran Makalah ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua
mahasiswa pada umumnya sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman
tentang konsep belajaran dan pembelajaran.
Akhirnya penulis sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah
ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfat bagi kami khususnya dan
pembaca yang budiman pada umumnya.Tak ada gading yang retak, begitulah
adanya makalah ini.Dengan segalah kerendahan hat,saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Kalabahi, 8 september 2022

penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KTA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

1. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELJARAN


2. KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN
3. FAKTOR-FAKTOR PEMBELAJARAN
4. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat
dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran
dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara
guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
untuk kepentingan dalam pengajaran.
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap
hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif, aktif, dan terarah. Proses
perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi berdasarkan
penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan
pelajaran, metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar
dalam suatu lingkungan belajar. Kemudian, keberhasilan dalam proses
belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran,
maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan
demikian, efektivitas sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan
oleh interaksi diantara komponen-komponen tersebut.
Oleh sebab itu dari pencapaian diatas maka di haruskan guru harus
mengambil alih dalam kepentingan pencapaian pembelajaran anak didik di
SD serta dapat memberikan pemahaman dan bimbingan kepada mereka
agar menguatkan 3 ranah yakni baik dari segi kognitif afektif dan
psikiomotorik.
dari hasil diatas maka penulis mengambil sala satu judul yaitu
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dalam tulisan ini, maka penulis akan membahas megenai
pemahaman tentang hakikat belajar dan pembelajaran yang merupakan
penjelasan tentang makna belajar dan makna pembelajaran, komponen-
komponen pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran,
dan prinsip pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Hakikat belajar dan pembelajaran


2. Komponen-komponen pembelajaran
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran
4. Prinsip pembelajaran

C. TUJUAN
1. Untuk dapat mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran beserta
makna keduanya
2. Untuk dapat mengetahui komponen-komponen pembelajaran
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pembelajaran
4. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A . HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan
objek dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran
adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran akan dicapau apabila peserta didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga
dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan mentalnya
tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini sama saja
dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan
perubahan dalam dirinya. Belajar pada hakikatnya adalah suatu “perubahan” yang
terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar.

1 . Pengertian Belajar
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
disadari atau disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam
melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya.
Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan
baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin
tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan
jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara
nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan
lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan,
baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh
atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu
tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.
Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan tersendiri
tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar Berikut
ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang
belajar:

a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh


kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman
tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu
tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran
karena tidak dapat dilihat.
b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam
berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif. Menurut teori
belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan.
c. Teori Belajar Psikologi Sosial, menurut teori ini proses belajar
bukanlah proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus
melalui interaksi.
d. Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan
antara behaviorisme dan kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi
secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertantu. Yaitu
kondisi internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan sesuatu yang telah
dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar yang
secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses
belajar.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,


mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar.
Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan
kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai
pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam
belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu
mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah dalam mencerna
materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu
mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta
didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat
pembelajaran adalah “pengaturan”.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
lingkungan belajar. Secara Nasional, pembelajaran dipandang sebagai suatu
proses interaksi yang melibatkankomponen-komponen utama, yaitu peserta didik,
pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar,
maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran adalah suatu system yang
melibatkan satu kesatuan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran ditandai dengan adanya interaksi edukatif
yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini berakar dari
pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara paedagogis pada diri peserta
didik, berproses secara sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui
tahapan-tahapan tertentu. Dalam pembelajaran, pendidik menfasilitasi peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. Dengan adanya interaksi tersebut maka akan
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang telah
diharapkan.
Menurut Trianto, pembelajaran adalah aspek kegiatan yang
kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran
dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjtan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Pada hakikatnya, Trianto mengungkapkan bahwa
pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain)
dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai.
Pola pembelajaran yang terjadi saat ini seringkali masih bersifat
transmisif, yaitu siswa secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan
guru atau yang ada pada buku pelajaran saja. Adapun menurut Hudojo,
menyatakan bahwa system pembelajaran dalam pandangan konstruktivis
memberikan perbedaan yang nyata. Ciri-cirinya adalah: (a) siswa terlibat aktif
dalam belajarnya. Siswa belajar materi secara bermaknadengan bekerja dan
berpikir, dan (b) informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya
sehinya menyatu dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran ini
dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah
mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku
belajar tersebut tidak terlepas dari bahan pelajaran. Dengan demikian,
pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan terencana yang mengkondisikan atau
merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik, sehingga kegiatan
pembelajaran ini bermuara pada dua kegiatan pokok, yaitu bagaimana orang
melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dan
bagaimana orang melakukan tindakan penyempaian ilmu pengetahuan melalui
kegiatan mengajar. Oleh karena itu, makna pembelajaran merupakan tindakan
eksternal dari belajar, sedangkan belajar adalah tindakan internal dari
pembelajaran.
B . Komponen-komponen Pembelajaran
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem, karena
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan, yaitu
membelajarkan siswa. Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan belajar mengajar
mengandung komponen. Proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan
yang melibatkan berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi,
dimana guru harus memanfaatkan komponen tersebut dalam proses kegiatan
untuk mencapai tujuan yang ingin direncanakan.
K
P
M
O
B
W
S
N
J
I
D
E
T
L
IA
S
U
L
A
V
E
R
U
G
1. Guru dan Siswa
Di dalam UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional, Bab IV Pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama pada
pendidik di Perguruan Tinggi.

Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan, dan


melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam upaya memberikan
sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Seorang guru
haruslah memiliki kemampuan dalam mengajar, membimbing dan membina
peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan keputusan Menpan No. 26/ MENPAN/ 1989, Tanggal 2
Mei 1989 dijelaskan, bahwa guru terlibat langsung dalam proses pendidikan. Oleh
karena itu guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan
pendidikan. Guru haruslah meningkatkan kemampuan profesinya agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Pada kenyataan di lapangan, banyak dijumpai
masalah berikut:
a. Penampilan (performance) guru di depan kelas dalam KBM belum
memuaskan, padahal kualifikasi keguruannya beragam.
b. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
(IPTEK) mulai menuntut adanya penyesuaian dari guru untuk
mengembangkan pendidikan di sekolah.
Dari kenyataan di lapangan tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang
guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam pelaksanaan
strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran tidak dapat diaplikasikan tanpa
adanya guru. Keberhasilan suatu penerapan strategi pembelajaran sangat
tergantung dengan guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik
pembelajaran. Seorang guru yang memberikan materi pelajaran dengan hanya
sebatas menyampaikan materi pelajaran akan berdeda dengan seorang guru yang
menganggap mengajar adalah proses pemberian bantuan kepada peserta didik.
Sama halnya dengan guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang memiliki latar belakang
berbeda-beda. Terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Perbedaan tersebut tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda. Sikap dan
penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang mempengaruhi
proses pembelajaran.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki pedoman dan sasaraan
yang akan dicapai dalam kegiatan mengajar. Apabila tujuan pembelajaran sudah
jelas dan tegas, maka langkah dan kegiatan pembelajaran akan lebih terarah.
Tujuan dalam pembelajaran yang telah dirumuskan hendaknya disesuaikan
dengan ketersediaan waktu, sarana prasarana dan kesiapan peserta didik.
Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan guru dan peserta didik harus
diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah diharapkan.

Tujuan merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen


pengajaran lainnya, seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,

pemilihan metode, alat, sumber dan alat evaluasi. Oleh Karena itu, maka seorang

guru tidak dapat mengabaikan masalah perumusan tujuan pembelajaran apabila


hendak memprogramkan pengajarannya.
3.Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran proses belajar
mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti
memiliki dan menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Materi pelajaran merupakan satu sumber belajar bagi siswa. Materi yang disebut
sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pembelajaran.
Suharsimi Arikunto memandang bahwa materi pelajaran merupakan
unsure inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar, karena bahan pelajaran
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh siswa. Maka, seorang guru ataupun
pengembang kurikulum seharusnya tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh
mana bahan-bahan yang topiknyatertera yang berhubungan dengan kebutuhan
siswa pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula.
Pada umumnya, aktivitas siswa akan berkurang jika materi pelajaran
yang diberikan oleh guru tidak menarik perhatiannya disebabkan cara mengajar
yang mengabaikan prinsip-prinsip mengajar. Sering sekali guru merasa telah
menguasai materi pelajaran dengan menggunakan bahasa yang tidak sesuai
dengan perkembangan bahkan jiwa siswa, dengan begitu maka guru akan
mengalami kegagalan dalam menyampaikan materi dan sebaliknya pula, siswa
akan mengalami kegagalan dalam menerima pelajaran.
Materi pembelajaran juga perlu dipilih dengan tepat agar dapat membantu siswa
untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada hakikatnya, jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi, media dan cara evaluasi yang berbeda-
beda. Ruang lingkup dan kedalaman materi pembelajaran sangat perlu
diperhatikan agar sesuai dengan tingkat kompetensinya. Urutan materi
pembelajaran perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi terarah. Adapun cara
mengajarkan/ menyampaikan materi pembelajaran juga perlu dipilih secara tepat
agar tidak salah mengajarkannya.
4. Metode Pembelajaran
Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room
yang dikutip oleh Abdul Majid, mengatakan bahwa pengertian metode adalah cara
untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan
seperangkan metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian ini, maka
metode pembelajaran menjadi ssalah satu unsure dalam strategi belajar mengajar.
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar
dan mengkhususkan aktivitas guru dan siswa terlibat selama proses

pembelajaran.

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan

guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode pembelajaran dengan tekhnik adalah dua hal yang

berbeda. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu berisi tahapan-

tahapan tertentu, sedangkan tekhnik adalah cara yang digunakan dan bersifat

implementatif. Dengan kata lain, metode dapat sama, akan tetapi tekhniknya

berbeda.

Metode pembelajaran suatu cara yang digunakan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat

diperlukan oleh guru, penggunaan metode dapat dilakukan secara bervariasi

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan metode pembelajaran

yang bervariasi akan memberikan suasana belajar yang menarik, dan tidak

membosankan bagi peserta didik. Akan tetapi, bisa saja penggunaan metode

yang bervariasi menjadikan kegiatan belajar tidak menguntungkan jika

penggunaan metode variasinya tidak tepat. Oleh karena itulah, dalam

menggunakan metode pembelajaran dibutuhkan kompetensi guru untuk

memilih metode yang tepat.

5 . Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran adalah media yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
memperlancar penyelengaraan pembelajaran aga lebih efisien dan efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Alat atau media pembelajaran dapat berupa orang,
makhluk hidup, benda-benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru
sebagai perantara untuk menyajikan bahan pelajaran.
Pada dasarnya, setiap alat pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan. Hal itu sejalan dengan fungsi dari alat tersebut dalam setiap
penggunaannya. Oleh karena itu, dalam menggunakan alat pembelajaran, perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Alat pendidikan harus cocok atau sesuai dalam mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
b. Pendidik memahami dengan baik peranan alat pembelajaran yang digunakan
serta dapat memanfaatkannya secara baik sesuai dengan bahan/ materi pelajaran
serta tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
c. Peserta didik dapat menerima dengan baik penggunaan alat pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan latar belakang usianya, dan bakat-bakatnya
d. Alat pembelajaran haruslah memberikan dampak atau hasil yang baik serta
tidak menimbulkan dampak negative terhadap perkembangan akhlak agamanya,
maupun terhadap perkembangan fisik dan psikologisnya.
6 . Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem pembelajaran.
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik guru atas kinerja
yang telah dilakukannya dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi dapat
diketahui kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen dalam
pembelajaran.
Dja’far Siddik mengungkapkan bahwa fungsi evaluasi adalah:
a. Intensif untuk meningkatkan peserta didik belajar
b. Umpan balik bagi peserta didik
c. Umpan balik bagi pendidik
d. Informasi bagi orangtua/ wali
e. Informasi untuk lembaga.35
Dengan adanya evaluasi dalam pembelajaran, sehingga guru akan
mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
Apabila dalam proses pembelajaran tidak ada evaluasi, maka guru, siswa,
orangtua/ wali siswa, serta lembaga tidak akan mengetahui hasil yang diperoleh
dari pembelajaran. Oleh karena itu, evaluasi sangatlah penting dalam proses
belajar mengajar.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN


Menurut muhibbinSyah (2004:144), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yakni:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatanpembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu:
a. Faktor jasmani
Faktor jasmani terdiri dari atas:
1. Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu
juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan
fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, makan,
tidur dan beribadah.
2. Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapatberupa buta, setengah buta,
tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat
tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
b. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktorfaktor itu adalah : intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
Untuk mendapatkan penjelasan tentang ketujuh faktor tersebut di atas dapat di
uraikan sebagai berikut:
1. Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari:
- kecakapan untuk menghadapi dan menyusuaikan kedalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif.
- Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif.
- Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Iteligensi besar
pegaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempuyai
tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat
inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan
belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya,sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor di antara faktor
yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/mempengaruh negative
terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya. Siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika ia
belajar dengan baik.
Maksudnya belajar dengan menerapkan metode yang efesien dan faktor-
faktor yang mempengaruhi belajarnya. Seperti faktor jasmaniah, psikologi,
keluarga, sekolah dan masyarakat memberi pengaruh yang positif. Jika siswa
memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu mendapat perhatian dan pendidikan
dilembaga pendidikan khususnya.
2. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata
tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa
dapat belajar dengan baik,usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian
dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobbi ataupun bakatnya.
3. Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, beberapa dengan perhatian,
karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum
tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan
perasaan senang, dan dari situ diperoleh suatu keputusan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar,
ia tidak memperoleh keputusan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa akan lebih muda dipelajari dan dikuasi, karena minat dapat
menambah kegiatan belajar.
4. Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih
dan dikembangkan agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.
Selain, kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya
seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan
memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil.
5. Motifasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan
sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan
individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari
dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan
oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan,
hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini
tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa.
Dengan memiliki, kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa
diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam
mengahadapi masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan
bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya,
maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi
secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat
digunakan dalam berbagai bidang.
6. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang yang
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya,
anak dengan kakaknya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya
sudah siap untuk menulis, denagan otaknya sudah siap untuk berfikir, dan lainlain.
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus
menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan belajar. Dengan kata lain, anak
yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum
belajar.
7. Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atu berinteraksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematanagn berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar
dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan cendrung lebih naik.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga
darah tidak/kurang lancar pada bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala
dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolaholahotak
kehabisan daya untuk bekerja.

2. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik


Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang
ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang
tua, sekolah, dan masyarakat.
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua utamanya adalah cara mendidik orang
tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua
mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire.
Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikan dan
ada pula kekurangannya. Salah satu tipeSalah satu tipe mendidik yang sesuai
dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe di atas, karena
orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.
Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua
akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri
handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani.
Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi
situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak
ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian
orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.
2) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran
yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi
penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru,
kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak
memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai
yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan,
kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau
campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing
anak dalam belajar.
3) Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan
sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan
sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak,
masyarakat juga ikut mempengaruhi.

D . PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Berbagai teori tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang telah
dikemukakan para ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dari prinsip
tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pembelajaran, baik pendidik maupun
peserta didik dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip-
prinsip yang dimaksud adalah: perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan serta perbedaan individu. Lebih jelasnya
diuraikan sebagai berikut:
1.Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, tanpa
adanya perhatian maka pelajaran yang diterima dari pendidik adalah sia-sia.
Bahkan dalam kajian teori belajar terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak
mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta
didik apabila bahan pelajaran itu sesuai kebutuhannya, sehingga termotivasi untuk
mempelajari secara serius.
Selain dari perhatian, motivasi juga mempunyai peranan yang urgen dalam
kegiatan belajar. Gage dan Berliner mendefinisikan motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat
dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil. Jadi motivasi merupakan
suatu tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
2. Keaktifan
Belajarmerupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks.
Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari peserta
didik dan pendidik. Dari segi pesera didik,belajar dialami sebagai suatu proses,
mereka mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Dari segi
pendidik proses pembelajaran tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang
sesuatu hal. Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah
mahluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,mempunyai
kemauan dan aspirasinya sendiri.
3. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam diri peserta didik terdapat banyak kemungkinan dan potensi yang
akan berkembang. Potensi yang dimiliki peserta didik berkembang ke arah tujuan
yang baik dan optimal, jika diarahkan dan punya kesempatan untuk
mengalaminya sendiri. Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan bahwa
belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
Dalam proses pembelajaran membutuhkan keterlibatan langsung peserta
didik. Namun demikian, keterlibatan langsung secara fisik tidak menjamin
keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan peserta didik secara fisik, mental,
emosional dan intelektual, maka pendidik hendaknya merancang pembelajarannya
secara sistimatis, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan karakteristik mata pelajaran.
4. Pengulangan
Pengulangan dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah suatu tindakan
atau perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan peserta didik yang
bertujuan untuk lebih memantapkan hasil pembelajarannya. Pemantapan diartikan
sebagai usaha perbaikan dan sebagai usaha perluasan yang dilakukan melalui
pengulangan–pengulangan.
Pembelajaran yang efektif dilakukan dengan berulang kali sehingga peserta didik
menjadi mengerti. Bahan ajar bagaimanapun sulitnya yang diberikan oleh
pendidik kepada peserta didik, jika mereka sering mengulangi bahan tersebut
niscaya akan mudah dikuasai dan dihafalnya.
Salah satu teori pembelajaran yang menekankan perlunya
pengulangan adalah teori psikologi asosiasi atau koneksionisme dengan tokohnya
yang terkenal Thorndike mengemukakan ada tiga prinsip atau hukum dalam
belajar yaitu:
a. Law of readines, belajar akan berhasil apabila individu memiliki
kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut.
b. Law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan
ulangan.
5. Tantangan
Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya berkembang dan selalu
berusaha mencapai tujuan, maka pendidik harus memberikan tantangan dalam
kegiatan pembelajaran. Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat
diwujudkan melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih
untuk kegiatan tersebut. Kurt Lewin dengan teori Medan (Field Theory),
mengemukakan bahwa peserta didik dalam situasi belajar berada dalam suatu
medan atau lapangan Psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu
mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu
dengan mempelajari bahan ajar tersebut. Jika hambatanitu telah diatasi, artinya
tujuan belajar telah tercapai maka peserta didik masuk dalam medan baru dan
tujuan baru, demikian seterusnya.
6. Perbedaan Individual
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang sama baik dari aspek fisik maupun
psikis. Dimiyati dan Mudiyono berpendapat bahwa “peserta didik merupakan
individu yang unik, artinya tidak ada dua orang peserta didik yang sama persis,
tiap peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik.
Oleh karena itu perbedaan individu ini perlu menjadi perhatian pendidik dalam
aktivitas pembelajaran dengan memperhatikan tipe-tipe belajar setiap individu.
Para ahli didik mengklasifikasi tipe belajar peserta didik atas 4 macam yaitu:
a. Tipe auditif, yaitu peserta didik yang mudah menerima pelajaran
melalui pendengaran.
b. Tipe visual, yaitu yang mudah menerima pelajaran melalui
penglihatan.
c. Tipe motorik, yaitu yang mudah menerima pelajaran melalui
gerakan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar dan
pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah
bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan
siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Belajar juga merupakan unsure penting yang termuat dalam proses
pembelajaran yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi
satu sama lain terdiri dari : guru, siswa, tujuan, materi, media, metode, dan
evaluasi.
Terkait dengan hasil belajar dan pembelajaran juga terdapat faktor-faktor
yang menghambat terjadinya kesulitan belajar dan mengajar baik dari
siswa maupun tenaga pendidik, yaitu pada faktor internal dan eksternal
serta langka/cara pendidik dalam menjalankan proses belajar di lihat dari
gaya belajar, metode\model pembelajaran yang digunakan oleh
pendidik.dan prinsip-prinsip pembelajaran juga sangat dibutuhkan dalam
mengkondusifkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

B. SARAN
Diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui proses belajar
mengajar pada matakuliah strategi pembelajaran terutama pada judul
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN dan untuk lebih
memahami dan mampu menjelaskan\mengaplikasikan dalam dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran.Fitrah:


Jurnal Kaj
Ali, Hasniyati Gani. “Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya
terhadap
Pendidik dan Peserta didik” Jurnal Al-Ta’dib 6, no. 1 (2013)
Penerapan model pembelajaran coopratif belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. A Syarifuddin - Ta'dib: Jurnal Pendidikan
Islam, 2011

Anda mungkin juga menyukai