Anda di halaman 1dari 15

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Hakikat, Ciri-ciri dan Komponen Belajar Mengajar

Oleh : KELOMPOK 13 Surianti Timang Nurahma Dahmir Ulfa Ridha Umar Syihab Muh.Irfan Arifin
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul HAKIKAT, CIRI-CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR. Penyusun menyadari hasil makalah ini belumlah sepenuhnya benar, maka penyusun menerima saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Geografi, yang telah membimbing dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya.

Makassar,

April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

SAMPUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN BAB II. HAKIKAT, CIRI-CIRI DAN KOMPONEN BELAJAR MENGAJAR A. Pengertian Belajar B. Hakikat Belajar Mengajar C. Ciri-ciri Belajar Mengajar D. Komponen-komponen Belajar Mengajar BAB III . KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
Kita semua mungkin tidak merasa asing dengan istilah belajar, karena istilah ini tidak terbatas penggunaannya dalam kegiatan formal pendidikan di sekolah, akan tetapi juga dipergunakan untuk menyatakan aktivitas keseharian yang berkenaan dengan upaya untuk mendapatkan informasi, pengetahuan atau keterampilan baru yang belum diketahui atau untuk memperluas dan memperkokoh pengetahuan tentang sesuatu yang telah dimiliki sebelumnya. Sebagai contoh seorang anak mengatakan saya mau belajar naik sepeda, saya mau belajar membuat kue, dan sebagainya. Dalam kegiatan di sekolah, tentu istilah ini semakin tidak asing lagi karena setiap hari bahkan setiap jam dipergunakan untuk menyatakan aktivitas belajar siswa. Meskipun istilah belajar tidak asing lagi bagi kita, namun dipandang perlu untuk mengkaji kembali secara lebih mendalam agar kita dapat menemukan makna esensial belajar, sekaligus pula mengklasifikasi apakah kegiatan-kegiatan yang selama ini kita sebut belajar, sudah sesuai dengan hakekat belajar sesungguhnya, terutama sekali jika mengacu pada paradigma pembelajaran. Oleh sebab itu, pada bagian ini kita diajak untuk membahas hakekat dan cirri-ciri belajar, tujuan dan prinsip-prinsip belajar, dan implikasinya prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran.

BAB II HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR

A.

Pengertian Belajar
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hamper tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun didalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas didalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakana, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 tahun. Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan (Nichol, 2002:37). Meskipun belajar, mengajar dan pembelajaran menunjuk kepada aktivitas yang berbeda, namun keduanya bermuara pada tujuan yang sama. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh aktivitas pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya lebih mudah diamati. Mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Dalam berbagai kajian dikemukakan bahwa instruction atau pembelajaran sebagai suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Dalam pembelajaran, kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh guru. Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana didalamnya terjadi interaksi guru dan siswa dan antar sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur. Burton, dalam buku The Guidance Of Learning Avtivities, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational Psichology, H.C.Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. James O.Whittaker mengemukakan belajar adalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dalam kesimpulan yang dikenukakan Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku, baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Jika kita simpulkan dari sejumlah pandangan dan defenisi tentang belajar, kita menemukan beberapa cirri umum kegiatan belajar sebagai berikut:

Pertama, belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Kedua. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek emosional. Seorang anak oleh kedua orang tuanya dibiasakan berlaku santun dalam berbicara, bias menghargai orang lain, mampu bersikap jujur, terbuka, menyayangi sesama teman, mampu berkomunikasi, semakin bertanggung jawab, semakin tumbuh keuletan dalam menghadapi berbagai masalah dan rintangan dan sebagainya merupakan aspek-aspek nilai dan kecerdasan emosional yang

penumbuhkembangannya lebih memakan rentang waktu yang relative lama untuk sampai pada perubahan yang lebih permanen. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir,. Seorang guru yang mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang terarah pada latihan-latihan berfikir kritis siswa, misalnya model-model pembelajaran pemecahan masalah akan sangat mendukung perubahan

kemampuan berpikir siswa.

B.

Hakikat Belajar Mengajar


Dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapinya. Keaktifan anak didik di sana tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.

Padahal belajar pada hakikatnya adalah Perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kegiatan belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah perubahan, maka hakikat belajar mengajar adalah proses perubahan yang dilkakukan oleh guru. Proses belajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Dalam interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur; 1. Tujuan yang hendak dicapai 2. Siswa, guru dan sumber belajar lainnya 3. Bahan atau materi pelajaran 4. Metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar. Hakekat belajar adalah suatu proses perubahan sikap, tingkah laku, dan nilai setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini selain guru dapat berupa buku, lingkungan, teknologi informasi dan komunikasi atau sesama pembelajar (sesama siswa). Sedangkan istilah mengajar dalam pengertian di atas adalah kegiatan dalam menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Menurut Sudjana (1991) dalam Fathurrohman (2007:9), mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan prose belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Dengan demikian belajar tidak harus merupakan proses transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses itu merupakan proses pembelajaran. Tugas guru adalah menciptakan situasi siswa belajar. Jadi proses belajar

mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati dan dilakukan guru dan murid untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal Proses pembelajaran menyangkut aktifitas yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung. Pada aktivitas belajar, ada 5 hal yang dapat dijadikan sebagai acuan antara lain: 1. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi. 2. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan. 3. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. 4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis. 5. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesoinal. Menurut Fathurrohman (2007:8) bahwa setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.

C. Ciri-ciri Belajar Mengajar


Sebagai suatu proses perngaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut :

1. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. 2. Ada suatu proses (jalannya interaksi) yang direncanakan, di desain untuk mencapai secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan. 3. Kegiatan belajar mengajarditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan. 4. Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan syarat untuk bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. 5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. 6. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispilin. Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. 7. ada abatas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingkatkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai. 8. Evaluasi. Dari seluruh kagiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lalkukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.

D. Komponen-komponen Belajar Mengajar


Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi : 1. Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah amana kagiatan itu akan di bawah. Akhirnya, guru tidak bisa mengabaikan masalah perumusan tujuan bila ingin memprogramkan pengajaran. 2. Bahan Pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari dispilin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penunjang dalam penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik. 3. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkam akan dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. 4. Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, mereka diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Syaiful Bahri Djamarah, 1991: 72). 5. Alat Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan (Dr. Ahmad D. Marimba, 1989: 51). 6. Sumber Pelajaran Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Drs. Udin Saripuddin Winataputra, M.A. dan Drs. Rustana Ardiwinata, 1991: 165). Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-halbaru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).

7. Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essentials of Educational Evaluation karangan Edwin Wand dan Gerald W. Brown. Dikatakan bahwa Evaluation refer to the act or prosess to determining the value of something. Jadi, menurut Wind dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana, (1983: 1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Berbeda dengan pendapat tersebut, Ny. Drs. Roestiyah N.K. (1989: 85) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluasluasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

BAB III KESIMPULAN


Terminologi tentang belajar dapat kita jumpai dari berbagai sumber dan literature. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, maka mempunyai hakikat,ciri-ciri dan komponen. Ketiga aspek tersebut perlu betul guru ketahui dan pahami guna menunjang tugas di medan pengabdian, ketiga aspek tersebut adalah : 1. Hakikat Belajar Mengajar 2. Ciri-Ciri Belajar Mengajar 3. Komponen-Komponen Belajar Mengajar Sebagai suatu proses pengaturan, maka kegiatan belajar mengajar memiliki ciriciri, menurut Edi Suardi adalah : 1. Belajar mengajar memiliki tujuan 2. Ada suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus 4. Ditandai dengan aktivitas anak didik 5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing 6. Membutuhkan disiplin 7. Ada batasan waktu, dan
8. Diadakan evaluasi (penilaian)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Husni. (2002). Pengertian Belajar Dari Berbagai Sumber. Online, tersedia: http://husniabdillah,multiply.com/journal/item/9. Anonim. komponen.html Anonim. belajar-mengajar/ Anonim. http://www.scribd.com/doc/74458360/BAB-I-Hakekat-Ciri-Danhttp://www.masbied.com/2012/02/20/pengertian-belajar-hakikat-proseshttp://infomediakita.blogspot.com/2010/04/makalah-hakikat-ciri-dan-

Komponen-Belajar-Dan-Mengajar Djiwandono, SEW. (2002) Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai