Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Dosen pengampu : Ardiansyah Agusmanto, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Rahma Dwi Sitiawati T. PAI. 1.2023.076

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SYEKH MAULANA QORI BANGKO


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan keterbatasan dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah penulis perlukan untuk pengembangan makalah ini kedepan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca, dapat memberikan pemahaman bagi pembaca, dan dapat
dijadikan pedoman bagi pembaca untuk mendalami materi ini.

Bangko, Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Belajar..........................................................................................................2
B. Pembelajaran................................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses yang alami bagi manusia, seperti yang
dinyatakan oleh ahli psikologi yang bernama Guthrie yang menganggap bahwa
belajar itu sifatnya jiwa manusia. Dia menyatakan bahwa setiap manusia memiliki
gaya tersendiri dalam menjalankan suatu proses pembelajaran atau yang kita kenal
dengan istilah “ Gaya Belajar “.
Gaya belajar (learning styles) adalah merupakan suatu proses gerak laku,
penghayatan, serta kecendrungan seorang pelajar mempelajari atau memperoleh
suatu ilmu dengan cara yang tersendiri

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu belajar ?
2. Apa itu pembelajaran ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Belajar
Belajar (learning) adalah salah satu topic paling penting didalam
psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit untuk di
definisikan. American Heritage Dictionary mendefinisikannya sebagai
berikut : “To gain knowledge, comprehension, or mastery through
experience or study” (untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau
penguasaan melalui pengalaman atau studi). 1 Sedangkan Morgan
menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki
tiga ciri-ciri sebagai berikut.
1. Belajar adalah perubahan tingkahlaku;
2. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena
pertumbuhan;
3. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang
cukup lama

Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang


bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman.
Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses
belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar
mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan
berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan
pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam
diri siswa,agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan
dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan

1
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran
Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press. Hlm 62

2
sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan
tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru
untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa
berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dengan kata
lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas
membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga
siswa dapat belajar dengan mudah, artinyaguru harus mengadakan
pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling
memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam
pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan
terkontrol. Tujuan -tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam
kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses
belajar mengajar tersebut.
Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 20 Tahun 2003), seorang
guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan
materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai
pendidik. Davies dalam Thursan Hakim mengatakan untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki
pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar, khususnyai
prinsip berikut :2
1. Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif;
2. Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
3. Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila memperoleh penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya
terjadi;
4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa
akan membuat proses belajar lebih berarti; dan

2
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007.Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama. Hlm. 9

3
5. Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula
ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya.

Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,


keterampilan, dan sikap. Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui
hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya,
mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar,
dan dari kurang baik menjadi baik. Seperti yang dikatakan oleh Riberu,
bahwa belajar merupakan proses dan dalam proses ini orang berkenalan
dengan salah satu pola tingkah laku atau memperbaiki salah satu pola
tingkah laku yang telah dikuasainya.
Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk
memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan
afektif, psikomotorik, dan kinestetik peserta didik. Kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik harus seimbang antara otak kanan dan kiri.
Untuk mencapai hal tersebut, sebaiknya proses belajar tidak hanya
dilaksanakan dengan metode konservatif (ceramah/DDCH - Duduk,
dengar, catat, dan hafal), tetapi juga metode-metode lain yang dapat
merangsang keaktifan peserta didik.
Belajar bisa melalui pengalaman melibatkan peserta didik secara
langsung dalam masalah atau isu yang dipelajari. Sehingga peserta didik
dapat lebih aktif dan menerima pelajaran dengan baik. Bukan sebaliknya
cepat jenuh, bosan, dan sebagainya. Belajar aktif dan menyenangkan
(biasa dikenal dengan ‘Learning/ Learning by Fun’) dapat menstimulus
kreativitas peserta didik dalam proses belajar.
Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

4
yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning
yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
Sedangkan menurut Kimble belajar adalah perubahan perilaku atau
potensi perilaku yang relative permanent yang berasal dari pengalaman
dan tidak bisa dinisbatkan ke keadaan tubuh seperti keadaan yang
disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan.
Definisi ini masih menekankan pentingnya pengalaman tetapi
definisi ini membiarkan ahli teori untuk menentukan sendri apa jenis
pengalaman yang dirsa perlu untuk terjadinya suatu tindak belajar,
misalnya praktik penguatan, hubungan antara stimulus dengan respon, atau
akuisisi informasi. Definisi ini juga mengingatkan kita bahwa pengalaman
dapat menyebabkan peristiwa yang bukan tindak belajar yang bisa
memodifikasi perilaku, keletihan adalah salah satu contohnya.
1. Pengertian Belajar Yang Populer
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan mencoba membuat
tafsirannya tentang “belajar”. sering kali perumusan dan penafsiran itu berbeda
satu sama lain.
Belajar adalah modifikasi dan memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. (learning is defened as the modification or strengtrening of
behavior through experiencing). Yaitu belajar adalah merupakan suatu proses,
satu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu yaitu mengalami. Hasil belajar
bukan hanya penguasaan latihan melainkan perubahan kelakuan.
Pengertian ini berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang
menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah
latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Ada

5
juga yang merumuskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku melalui interaksi dengan lingkungan.

2. Belajar Menurut Pandangan Skinner


Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam
bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan
hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah
laku[14]. Pada saat belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila
tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal
seperti berikut:
a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar
b. Respons si pebelajar, dan
c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.

Pandangan Skinner ini terkenal dengan dengan nama teori Skinner


(Operan Kondisioning). Dalam menerapkan teori skinner, guru harus
memperhatikan dua hal penting. Yaitu :
a. Pemilihan stimulus yang diskriminatif
b. Penggunaan penguatan

Adapun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori ini yaitu :


a. Mempelajari keadaan kelas
b. Membuat daftar penguat positif
c. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis
penguatnya.
d. Membuat program pembelajaran.

3. Belajar Menurut Gagne


Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar
berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

6
sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari : stimulus yang
berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan ole pebelajar.
Gagne menjelaskan bahwa belajar terdiri dari tiga komponen penting
yaitu : kondisi eksternal, internal, dan hasil belajar.
Gagne juga menjelaskan bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yang
meliputi :
a. Persiapan untuk belajar
b. Pemerolehan dan unjuk perbuatan
c. Alih belajar. Tahap ini meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan dan
pemberlakuan secara umum.

4. Belajar Menurut Pandangan Piaget


Piaget berpendapat bahwa pengetahuan di bentuk oleh individu. Sebab
individu melakukan interaksi terus menerus dalam lingkungan. Lingkungan
tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan
maka fungsi intelektual semakin begrkembang.
Menurut Piaget langkah pembelajaran ada empat :
a. Menentukan topic yang di pelajari oleh anak sendiri
b. Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topic tersebut
c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan
melakukan revisi.

5. Belajar Menurut Rogers


Menurut pendapatnya praktek pendidikan menitik beratkan pada segi
pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. praktek tersebut ditandai oleh
peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.
Rogers juga mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip
pendidikan. Prinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut sebagai berikut:
a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar

7
b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang berguna bagi dirinya
c. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang
proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja
sama dengan melakukan pengubahan diri terus-menerus.
d. Belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam proses belajar.
e. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.
f. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan (discovery
learning)
g. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati
perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
h. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar

B. Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama.
Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan
pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang
guru lakukan di dalam kelas Duffy dan Roehler dalam Nasution
mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar
berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan
bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha
untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu
pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai
tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan
sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk
tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. 3
Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SMU menegaskan
bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya

3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta : Jakarta,1999. Hlm. 75

8
berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat
sedikit sekali bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu
lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar
ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan
lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran.
Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh
suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan
dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan
untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar.
Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada
siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media
pembelajaran yang sudah disiapkan. Gagne dan Briggs mengartikan
instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran
namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi
yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan
dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu
dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses
pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar
dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa
untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan
tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian
yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum.
Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem
masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran
tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum
terdidik menjadi siswa yang terdidik. Fungsi sistem pembelajaran ada tiga
yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi

9
belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan
penilaian ( yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber
belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa
Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun
hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran
yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri
siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam
dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pembelajaran hasil belajar
dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat
dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di
kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu
oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip
pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.
Untuk kepentingan pembelajaran, para guru dan calon guru masih
harus mempelajari sendiri dari psikologi belajar. di samping itu juga guru
harus memilih teori yang relevan dengan bidang studi asuhannya.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa belajar
adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan
sikap. Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru
dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari
tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang
baik menjadi baik.
Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk
memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan
afektif, psikomotorik, dan kinestetik peserta didik. Kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik harus seimbang antara otak kanan dan kiri.
Untuk mencapai hal tersebut, sebaiknya proses belajar tidak hanya
dilaksanakan dengan metode konservatif (ceramah/DDCH - Duduk,
dengar, catat, dan hafal), tetapi juga metode-metode lain yang dapat
merangsang keaktifan peserta didik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta : Jakarta,1999.


Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007.Strategi Belajar Mengajar
melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung:
Refika Aditama.
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran
Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.

12

Anda mungkin juga menyukai