Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI-TEORI DALAM BELAJAR

Dosen Pengampu :

Wahib

Di Susun Oleh :

Muhammad Ilyas Ma’ruf (21021012)

UNIVERSITAS DARUNNAJAH JAKARTA

FAKULTAS MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Tahun Akademik 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat

serta hidayahnya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas junjungan Nabi

Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang telah menunjukkan kita dari

kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Penulis mengucapkan syukur kepada

Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal

pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena

kesempurnaan hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata, maka dari itu

penulis meminta kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah

ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat

banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A Latar Belakang....................................................................................................1

B Rumusan Masalah...............................................................................................2

C Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A Pengertian Belajar...............................................................................................4

B Teori Belajar Behaviorisme................................................................................5

C Teori Belajar Kognitivisme................................................................................7

D Teori Belajar Humanistime..............................................................................10

BAB III

PENUTUP...................................................................................................................13

A. Kesimpulan.......................................................................................................13

B. SARAN.............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar.

Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang

dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan

manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan

intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.

Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk

mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek

didik.

Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat

penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi,

atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan

untuk menyediakan kondisi untuk belajar. Dalam kehidupan manusia tidak bisa

terlepas dari belajar, karena dengan belajar manusia menjadi mengerti dan paham

tentang hal – hal yang sebelumnya belum mereka ketahui. Oleh karena itu

seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar belajar agar mampu

memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam

psikologis dan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Perubahan

perilaku yang merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud perilaku yang

tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior).
Perilaku yang tampak misalnya menulis, memukul, menendang sedangkan

perilaku yang tidak tampak misalnya berfikir, bernalar dan berkhayal. Untuk itu,

agar aktivitas belajar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus

atau proses belajar untuk peserta didik harus dirancang secara matang, menarik,

dan spesifik sehingga peserta didik mudah memahami dan merespon positif

materi yang diberikan.

Meskipun pengajar sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit

untuk peserta didik dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh

karena itu pengajar harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik

mampu memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar.

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan

beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini, yaitu

sebagai berikut :

a Apa yang dimaksud dengan pengertian belajar?

b Apa saja teori-teori dalam belajar yang dapat mendukung pembelajaran?

c Kelebihan dan Kekurangan dalam Teori – Teori Belajar?

C Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang teori-teori belajar ini adalah

sebagai berikut :

a Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang proses belajar


b Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teori-teori dalam belajar

yang dapat mendukung pembelajaran

c Kelebihan dan Kekurangan dalam Teori – Teori Belajar


BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan

keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. (Dimyati dan Mudjiono,

2006:6), Berbeda dengan Sanjaya (2010:112), beliau berpendapat bahwa

“Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku.” Menurut Djamarah, Syaiful

dan Zain (2006:11), “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi dengan

lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan kelas pada saat proses

pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

(Syaiful, 2003:61). Menurut Hamalik (2007:77) pembelajaran adalah suatu

system artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponenyang

berinteraksi antara satu dengan lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk

mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun

komponen-komponen tersebut meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran,


peserta didik dan siswa, tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan

pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:17) adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa

belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Sedangkan Coney (dalam Sagala, 2005:61) mengatakan bahwa pembelajaran

sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses yang dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam rangka

membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

sesuai dengan petunjuk kurikulum yang berlaku.

B Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku

individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena

jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,

behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan

individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-

refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh

perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku


organisme sebagai pengaruh lingkungan. Teori behaviorisme hanya ingin

mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,

bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan

pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan

mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar

yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini

sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan

oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.

Adapun kelebihan dan kelemahannya, sebagai berikut:

 Kelebihan

1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi

belajar.

2. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan

yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-

unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan

sebagainya.

3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar

mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang

bersangkutan.

4. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih

membutuhkan dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus


dibiasakan , suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan

langsung seperti diberi permen atau pujian.

 Kekurangan.

1. Memandang belajar sebagai kegiatan yang dialami langsung, padahal

belajar adalah kegiatan yang ada dalam sistem syaraf manusia yang

tidak terlihat kecuali melalu gejalanya.

2. Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan

seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai kemampuan

self control yang bersifat kognitif, sehingga, dengan kemampuan ini,

manusia mampu menolak kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.

3. Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan hewan sangat sulit

diterima, mengingat ada perbedaan yang cukup mencolok antara

hewan dan manusia.

C Teori Belajar Kognitivisme

Teori Kognitivisme mengalihkan perhatiannya pada “otak”. Mereka

berpendapat bagaimana manusia memproses dan menyimpan informasi sangat

penting dalam proses belajar. Akhirnya proposisi (gagasan awal) inilah yang

menjadi fokus baru mereka. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para

peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya

mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara

pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini

menekankan pada bagaimana informasi diproses.


Kognitivisme tidak seluruhnya menolak gagasan behaviorisme, namun lebih

cenderung perluasannya, khususnya pada gagasan eksistensi keadaan mental

yang bisa mempengaruhi proses belajar. Pakar psikologi kognitif modern

berpendapat bahwa belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk

memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah.

Mereka meneliti bagaimana manusia memproses informasi dan membentuk

representasi mental dari orang lain, objek, dan kejadian. Adapun kelemahan dan

kelebihannya, sebagai berikut:

 Kelebihan

1. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih

menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada

pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.

2. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan

dasar-dasar dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan

kelanjutannya deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu

memantau, dan menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah

diberikan.

3. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat

memaksimalkan ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk

mengingat semua materi-materi yang diberikan karena pada

pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya ingat

peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah

diberikan.
4. Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau

pembuatan satu hal baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang

sudah ada, maka dari itu dalam metode belajar kognitif peserta didik

harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau

menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

 Kelemahan

1. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan

ingatan peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta

didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu

menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat

yang sama dan tidak dibeda-bedakan.

2. Dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam

mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara

peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-

masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.

3. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka

dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang

diberikan.

4. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa

adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan

dalam praktek kegiatan atau materi.


5. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan

kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang

telah diterimanya.

D Teori Belajar Humanistime

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang

pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik

adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu

masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia

yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam

diri mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara

pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi

dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang

pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata

lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal

dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia

keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan

manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik untuk

mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk

mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam

mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.


Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu

mengembangkan potensi dirinya. Adapun kelemahan dan kelebihannya sebagai,

berikut:

 Kelebihan

1. Tumbuhnya kreatifitas peserta didik Dengan belajar aktif dan mengenali

diri maka kreatifitas ang sesuai dengan karakternya akan muncul dengan

sendirinya. Dengan begitu akan muncul keragaman karya.

2. Semakin canggihnya teknologi Canggihnya teknologi ternyata mampu

membangun motivasi dalam diri peserta didik untuk belajar dan semakin

maju perkembangan belajarnya.

3. Tugas guru berkurang Dengan peserta didik yang melibatkan dirinya

dalam proses belajar itu juga akan mengurangi tugas guru karena guru

hanyalah failisator peserta didik.

4. Mendekatkan satu dengan yang lainnya Bimbingan guru kepada peserta

didik akan mempererat hubungan antar keduanya. Seringnya

berkomunikasi akan menciptakan suasana yang nyaman karena peserta

didik tidak merasa takut atau tertekan. Begitupun antar peserta didik.

 Kekurangan

1. Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran Guru

biasanya tidak memberikan informasi yang lengkap sehingga peserta

didik yang kurang referensi akan kesulitan untuk belajar.


2. Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan. Misal saja

guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi sesuai kelompok, pasti

ada beberapa peserta didik yang mengandalkan teman atau tidak mau

bekerja sama.

3. Pemusatan pikiran akan berkurang Dalam hal ini guru tidak sepenuhnya

mengawasi karena system belajar yang seperti ini adalah siswa yang

berperan aktif menggali potensi, sehingga peserta didik akan

memanfaatkan keadaan yang ada.

4. Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi Dalam

pembuatan tugas peserta didik yang malas akan berinisiatif mengcopy

pekerjaan temannya. Ini akan mengurangi kepercayaan guru maupun

temannya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari makalah ini disimpulkan bahwa :

1. Teori belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru yang telah

diprogram dalam rangka membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang

berlaku.

2. Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku

individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena

jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Teori behaviorisme hanya

ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor

lingkungan.

3. Teori Kognitivisme adalah tentang bagaimana manusia memproses dan

menyimpan informasi sangat penting dalam proses belajar. Model kognitif ini

memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan

pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian

menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan

yang telah ada. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari

sudut pandang pelakunya. Tujuan utama para pendidik adalah

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik

mampu mengembangkan potensi dirinya.


4. Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik

mampu mengembangkan potensi dirinya.

B. SARAN

Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman

mahasiswa atau mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca referensi  lain

tentang teori-teori dalam belajar karena kami merasa bahwa makalah ini kurang

sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press. Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan

Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi

dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Slameto, 2003.

Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensido

Anda mungkin juga menyukai