Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


"Azas dan prinsip Belajar dan pembelajaran"

Dosen Pengampu : Bodi Kurniawan,M.Pd

Di Susun Oleh :
Nandu Abimayu (201014288203010)
Uswatun Hasanah (201014288203025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Azas dan Prinsip
Belajar dan Pembelajaran” Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata
kuliah Pendidikan belajar dan pembelajaran.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah ini dan Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
Makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun
penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Muara Bungo, 5 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan masalah.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip Belajar dan Pembelajaran............................................................ 2
B. Pengertian Asas-asas Belajar dan Pembelajaran........................................................ 9
C. Macam-macam Asas Pembelajaran........................................................................... 10
D. Penerapan Asas dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran............................................. 14

BAB III PENUTUP


A. Simpulan.................................................................................................................... 16
B. Saran.......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena
pengalaman. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu,
yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang
sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa. Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran
yang berprestatif dan menyenangkan, perlu diketahui berbagai landasan yakni
prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Proses belajar mengajar memang merupakan bagian terpenting dalam
mengimplementasikan kurikulum, termasuk memahami prinsip-prinsip
pembelajaran itu sendiri. Adapun untuk bisa mengetahui efektivitas dan juga
efisiensi suatu pembelajaran bisa kita lihat melalui kegiatan pembelajaran ini.
Oleh karena itu, dalam melakukan pembelajaran sudah sepatutnya seorang
pengejar mengetahui bagaimana cara untuk membuat kegiatan belajar bisa
berjalan dengan baik serta bisa mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
Prinsip-prinsip pembelajaran adalah bagian terpenting yang wajib diketahui
para pengajar sehingga mereka bisa memahami lebih dalam prinsip tersebut dan
seorang pengajar bisa membuat acuan yang tepat dalam pembelajarannya. Dengan
begitu pembelajaran yang dilakukan akan jauh lebih efektif serta bisa mencapai
target tujuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa prinsip belajar dan pembelajaran?
2. Apa pengertian asas-asas pembelajaran?
3. Apa saja macam-macam asas pembelajaran?
4. Bagaimana penerapan asas dan prinsip pembelajaran dan pembelajaran?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian dari prinsip-prinsip dalam belajar dan pembelajaran
2. Mengetahui Memahami pengertian asas-asas belajar dan macam-
macamnya dalam belajar dan pembelajaran
3. Mengetahui penerapan asas dan prinsip pembelajaran dan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Belajar dan Pembelajaran


Prinsip menurut beberapa pendapat yaitu Sesuatu yang dipegang
sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089); Sesuatu yang
menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993);
Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya
(Dardiri, 1996).
Menurut Gestalt prinsip belajar adalah suatu transfer belajar antara
pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari proses
interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan
diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan
sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah
diterimanya.
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies adalah Suatu komunikasi
terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi
belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan
praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan siswa.
Berdasarkan disimpulkan bahwa Prinsip Belajar adalah landasan berpikir,
landasan berpijak, dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran
dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para
ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari
berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku
umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik
bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru
dalam apaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip belajar yang
dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah :
1) Prinsip Kesiapan (Readinees)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Maksudnya kesiapan siswa
ialah kondisi yang memungkinkan ia dapat belajar. Pada prinsip ini,
dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. Tugas-tugas yang diberikan kepada individu erat hubungannya dengan
kemampuan, minat dan latar belakangnya.
b. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga atau seorang guru
melakukan pengetesan kesiapan kepada muridnya.
c. Jika individu kurang memiliki kesiapan untuk suatu tugas. Kemudian
tugas itu seyogianya ditunda sampai dapat di kebangkannya kesiapan
itu atau guru sengaja menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.
d. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan,
misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama
mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.
e. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai
dengan faktor kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai
individu.
2) Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah.
Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,
mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Prinsip-prinsipnya
sebagai berikut :
a. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat
diberi dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki
saat ini.
b. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan
mendorong terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang
kegagalan yang tidak merusak citra diri siswa dapat memperkuat
kemampuan memelihara kesungguhannya dalam belajar.
c. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa.
d. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah
diri, atau keyakinan diri.
e. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung
meningkatkan motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau
menurunkan motivasi tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa
setiap siswa diberi dorongan yang sama untuk melakukan sesuatu.
f. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya
bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
g. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh
terhadap motivasi dan perilaku.
h. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi
kelas, memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin
mendapat hadiah dan bukan karena ingin belajar.
i. Kompetisi dan intensif bisa efekif dalam memberi motivasi
j. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu
dalam suasana belajar yang memuaskan.
k. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat
itu dapat mempertinggi motivasi.
3) Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaiman ia
memahami situasi. Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup.
Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang
lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Prinsip-prinsip persepsi :
a. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lain nya karena
memiliki linkungan yang berbeda.
b. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan,
pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuan .
c. Cara seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap berprilakunya.
d. Memberi kesempatan menilai dirinya sendiri ,guru menjadi contoh
hidup.
e. Memberi pandangan bagai mana hal itu dapat di lihat.
f. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat
dijadikan sarana untuk mengklasifikasi persepsi mereka.
g. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan
mempengaruhi pandangannya terhadap dirinya.
4) Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para
pelajar pada saat proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak
dicapai oleh seseorang. Hal yang harus di perhatikan:
a. Mewadahi kemampuan yang harus dicapai.
b. Mempertimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat.
c. Menerima tujuan yang dirasakan akan memenuhi kebutuhan nya.
d. Tujuan guru dan murid sesuai.
e. Aturan-aturan atau ukuran ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat
dan pemerintah biasanya akan mempengaruhi prilaku.
f. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif.
g. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat
mempengaruhi prilaku.
h. Tujuan harus ditetapkan  dalam rangka memenuhi tujuan yang tampak
untuk para pelajar. 
5) Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam
kelas dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya.
Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal
memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Para pelajar harus dapat dibantu untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya  dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan
kegiatan,tugas belajar dan memenuhi yang berbeda-beda.
b. Mengenal potensi diri dan dibantu untuk merencanakan dan
melaksanakan kegiatan nya sendiri.
c. Membutuhkan vareasi tugas bahan dan metode yang sesuai dengan
tujuan minat dan latar belakangnya.
d. Cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan
pengalaman nya masa lampau yang dirasa bermakna untuk nya.
e. Kesempatan- kesempatan belajar dapat lebih diperkuat bila individu
tidak merasa terancam lingkungan nya sehingga ia merasa merdeka
untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar.
f. Mendorong untuk mengembangkan kekuatan nya akan mau belajar
lebih giat dan sungguh-sungguh.
6) Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam
suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain.Proses
tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan sesesorang untuk
menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Beberapa prinsif proses
Transfer dan Retensi :

a. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat Retensi.


b. Bahan yang bermakna dapat di serap lebih baik.
c. Retensi dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik di mana proses
belajar itu terjadi.
d. Latihan yang terbagi-bagi,suasana belajar yang di bagi kedalam Unit-
unit kecil,waktu belajar dapat di tentukan oleh setruktur-setruktur logis
dari materi dan kebutuhan para pelajar.
e. Penelaahan bahab-bahan faktual keterampilan dan konsep dapat
meningkatkan retensi dan nilai transfer.
f. Proses belajar cenderung terjadi bila kegietan-kegiatan yang dilakukan
dapat memberikan hasil yang memuaskan.
g. Sikap pribadi,perasaan,atau suasana emosi para pelajar dapat
menghasilkan proses pelupaan hal-hal tertentu.
h. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru
yang sama di pelajari mengikuti bahan yang lalu.
i. Pengetahuan tentang konsep,prinsip dan generalisasi dapat di serap
dengan baik dan dapat di terapkan lebih berhasil dengan cara
menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang di pelajari dan engan
memberikan ilustrasi unsur-unsur yang serupa.
j. Transfer hasil belajardalam situasi baru dapat lebih mendapat
kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermangfaat dalam situasi
yang khas dan dalam situasi yang agak sama dibuat.
k. Tahap akhir proses belajar seyogianya memasukan usaha untuk
menarik generalisas,yang pada giliran nya nanti dapat lebih
memperkuat retensi dan transfer.
7) Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar
kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk
perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai dan berimajinasi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam belajar kognitif:
a. Pehatian yang memusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang
relevan sebelum proses-proses belajar kognitif terjadi.
b. Variasi hasil belajar kognitif sesuai dengan tarak dan jenis perbedaan
individual yang ada.
c. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan
membaca,kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap
proses belajar kognitif.
d. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satuan atau
unit-unit yang sesuai.
e. Konsep yang bermakna amatlah penting dan perilaku
mencari,penerapan pendefinisian resmi,dan penilaian sangat
diperlukan untuk menguji satu konsep itu bener-benar bermakna.
f. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk
mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan
informasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan
memungkinkan berpikir menyebar.
g. Proses pemecahan masalah,analisis,sintetis dan penalaran terjadi akibat
perhatian terhadap proses mental yang lebih terhadap hasil kognitif
dan afektif.
8) Prinsip Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkan
dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi,
dorongan, minat, dan sikap. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Situasi lingkungan mengandung aspek afektif.
b. Menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi.
c. Nilai-nilai penting pada masa kanak-kanak sikap dan perasaan yang
tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses
perkembangan.
d. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang
lain.
e. Pengalaman yang menyenangkan dapat membentuk sikap dengan
mudah.
f. Nilai-niai dari individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
g. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan
yang erat.Belajar Afektif dapat dikembangkan atau di ubah melalui
interaksi guru dengan murid.
h. Dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap
peranan dan emosi untuk memperoleh pengertian diri dan
kematangannya diperlukan penghargaan terhadap sikap,perasaan dan
frustasi.
9) Prinsip Belajar Evaluasi
Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini
dan selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu
untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Evaluasi mencakup
kesadaran individu mengenai penampilan motivasi belajar dan kesiapan untuk
belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada
pelajar.
b. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu
penting bagi pelajar.
c. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat
dalam evaluasi dan belajar.
d. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila
guru dan murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan
pengamatan.
e. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi
kemampuan guru dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang
menyeluruh dapat memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai
dirinya.
f. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap
penampilan siswa, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan
akan berkembang.
g. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.
10) Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung
aspekmental dan fisik. Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam


kemampuan dasar psikomotor.
b. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.
c. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan
taraf penampilan psikomotor.
d. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan
memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya lebih baik.
e. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk
memadukan dan memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.
f. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan
penampilan psikomotor individu.
g. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat
menambah efisiensi belajar psikomotor.
h. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat
membantu proses belajar psikomotor. Latihan yang bermakna
seyogianya mencakup semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan
tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor waktu semata-mata.
i. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat
menimbulkan frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.

Prinsip-prinsip Belajar Menurut Rochman Nata Wijaya dkk yaitu :


1) Prinsip efek kepuasan (law of effect)
Jika sebuah respon menghasilkan efek jembatan yang memuaskan, maka
hubungan Stimulus-Respon akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak
memuaskan efek yang dicapai respon, maka semakin lemah pula
hubungan yang terjadi antara Stimulus-Respon.
2) Prinsip pengulangan (law of exercise)
Bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin bertambah
erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau
tidak pernah dilatih.
3) Prinsip kesiapan (law of readiness)
Bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu
berasal dari pendayagunaan suatu pengantar (conduction unit) dimana
unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme
untuk berbuat atu tidak berbuat sesuatu.
4) Prinsip kesan pertama (law of primacy)
Prinsip yang harus dipunyai pendidik untuk menarik perhatian peserta
didik.
5) Prinsip makna yang dalam (law of intensity)
Bahwa makna yang dalam akan menunjang dalam proses pembelajaran.
Makin jelas makna hubungan suatu pembelajaran maka akan semakin
efektif sesuatu yang dipelajari.
6) Prinsip bahan baru (law of recentcy)
Bahwa dalam suatu pembelajaran diperlukan bahan baru untuk menambah
wawasan atau pengalaman suatu peserta didik.
7) Prinsip gabungan (perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip
pengulangan)
Bahwa hubungan antara Stimulus-Respon akan semakin kuat dan
bertambah erat jika sering dilatih dan akan semakin lemah dan berkurang
jika jarang atau tidak pernah dilatih.

B. Pengertian Asas-asas belajar dan Pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar;
suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar. Sedangkan prinsip adalah asas
atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama, karena
menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat peserta
didik belajar atau suat kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi
kegiatan belajar. Dengan demikian inti dari pembelajaran adalah segala upaya
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan
belajar pada para peserta didiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
1. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui kontraksi para
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetisi dasar.
2. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara
aktif mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan
menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan
yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta didik.
Jadi, asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang
harus dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau
dengan kata lain asas-asas pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar
berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.

C. Macam-macam Asas Pembelajaran


1. Peragaan
Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud
memberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan
sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para siswa. Dengan peragaan
diharapkan proses pengajaran terhindar dari verbalisme, yaitu siswa hanya
tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru tetapi tidak mengerti maksudnya.
Untuk itu sangat diperlukan peragaan dalam pengajaran terutama terhadap
siswa pada tingkat dasar.
Peragaan meliputi semua pekerjaan indera yang bertujuan untuk
mencapai pengertian tentang sesuatu hal secara tepat. Agar peragaan berkesan
secara nyata, anak tidak hanya mengamati benda atau model yang diperagakan
terbatas pada luarnya saja, tetapi harus mencapai berbagai segi,dianalisis,
disusun, dan dibanding-bandingkan untuk memperoleh gambaran yang jelas
dan lengkap.
Penerapan asas-asas peragaan dalam kegiatan belajar mengajar, menyangkut
beberapa aspek:
a. Penggunaan bermacam-macam alat peraga.
b. Meragakan pelajaran dengan perbuatan, percobaan-percobaan.
c. Membuat poster-poster, ruang eksposisi dan lain sebagainya.
d. Menyelenggarakan karya wisata.
Dasar psikologi penerapan asas peragaan tersebut yakni, suatu hal akan
lebih berkesan dalam ingatan siswa bila melalui pengalaman dan pengamatan
langsung anak itu sendiri. Ada dua macam peragaan: Peragaan langsung,
dengan menggunakan benda aslinya atau mengadakan percobaan-percobaan
yang bisa diamati oleh siswa. Peragaan tidak langsung, dengan menunjukkan
benda tiruan atau suat model. Contoh: gambar, boneka, film, foto dan
sebagainya.
2. Minat dan Perhatian
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar, tanpa
adanya perhatian
tidak mungkin akan terjadi belajar, perhatian akan timbul dari siswa apabila
bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhanya.
Minat dan perhatian merupakan gejala jiwa yang selalu berkaitan, seorang
siswa yang berminat dalam belajar akan timbul perhatiannya terhadap
pelajaran tersebut. Akan tetapi terkadang perhatian siswa akan hilang jika
tidak ada minat dalam pelajaran yang diajarkan, oleh karena itu diperlukan
kecakapan seorang guru untuk membangkitkan minat dan perhatian peserta
didik.
Untuk membangkitkan perhatian dan minat yang disengaja guru harus:
a. Dapat menunjukkan pentingnya bahan pelajaran yang disajikan bagi
siswa.
b. Berusaha menghubungkan apa yang diketahui siswa dengan bahan
yang disajikan.
c. Merangsang siswa agar melakukan kompetisi belajar yang sehat,
berusaha menghindarkan hukuman.
d. Mengajar dengan persiapan yang baik, menggunakan
meia,menghindari hal-hal yang tidak perlu, mengadakan selingan
sehat.

3. Motivasi
Motivasi bersal dari bahasa latin “movere”, yang berarti menggerakkan.
Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang.
Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah
serta ketahanan pada tingkah laku tersebut. Sedangkan Imron (1996)
menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari bahasa inggris motivation, yang
berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Motivasi adalah dorongan bagi
seseorang untuk kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat, yang
berasal dari diri sendiri disebut motivasi instrinsik, kemudian dorongan dari
luar disebut motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik, misalkan saja siswa belajar bersungguh-sungguh untuk
menguasai pelajaran yang diajarkan. Kemudian motivasi ekstrinsik dapat
dilakukan oleh guru, sehubungan dengan itu S. Nasution membedakan
macam-macam motivasi sebagai berikut:
a. Memberi angka, angka yang baik bagi mereka merupakan motivasi
dalam kegiatan belajar.
b. Hadiah, dapat membangkitkan motivasi dalam hal pekerjaan atau
belajar, namun hadiah dapat merusak jiwa manakala membelokkan
pikiran dan jiwa dari tujuan yang sebenarnya.
c. Persaingan, dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi, dapat
mempertinggi hasil belajar anak bilamana dilakukan dengan cara
positif.
d. Tugas yang menantang, memberi tugas yang menantang mendorong
siswa untuk belajar secara serius.
e. Pujian, merupakan motivasi yang baik bila diberikan dengan benar dan
beralasan.
f. Teguran dan kecaman, digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak,
hendaknya diberikakn secara bijaksana dan dapat menjadikan anak
menyadari kesalahnya.
g. Celaan, secara psikologis dapat merusak jiwa anak, anntara
lainmenjadi frustrasi dalam belajarnya dan menimbulkan dendam
terhadap guru.
h. Hukuman, sama halnya dengan celaan, juga dapat menimbulkan
kekecewaan dalam diri anak dan perasaan dendam.
4. Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata apperception (Inggris), yang berarti
menafsirkan buah pikiran, menyatukan dan mengasimilasikan suat
pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian
memahami dan menafsirkanya.
Ahli psikologi mendenifisikan apersepsi adalah bersatunya memori
yang lama dengan yang baru pada saat tertentu. Untuk menetapkan asas-asas
apersepsi dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Sebelum pelajaran dimulai guru mencari titik tolak untuk
menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan
cara mengajukan pertanyaan.
b. Dalam menjelaskan pelajaran dapat digunakan teknik induktif, yaitu
dari contoh menuju hukum, dari yang khusus menuju yang bersifat
umum, dari konkret ke abstrak.
5. Korelasi dan Konsentrasi
Korelasi adalah hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan
yang lainnya yang berfungsi untuk menguatkan pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa, juga dapat menimbulkan minat dan perhatian siswa. Hendaknya
guru juga menghubungkan pelajaran dengan realita sehari-hari.
Ada tiga tahapan dalam pelaksanaanya, yakni:
a. Tahap inisiasi, guru dapat menarik perhatian siswa dengan alat peraga,
supaya kelas dapat memiliki topik, siswa dibentuk kelompok dan tiap
kelompok diberi permasalahanya masing-masing.
b. Tahap pengembangan, pada tahap hal ini kelompok-kelompok
diterjunkan langsung kelapangan untuk mencari sumber data untuk
materi diskusi, laporan ditulis lengkap, para siswa diharapkan dapat
berpartisipasi secara aktif dan guru bertindak sebagai pedamping.
c. Tahap kulminasi, sebagai tahap akhir, setelah semua kelompok dapat
menyelesaikan laporan yang mereka buat maka diadakan diskusi kelas
atau diskusi panel, dan diharapkan para siswa dapat berperan aktif.
6. Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru
atau diarahkan oleh guru. Kooperatif menggambarkan makna yang lebih luas,
yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar dan
mencangkup pula pengertian kolaborasi.
Adapun pengelompokan kelompok itu biasanya didasarkan pada
adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya, kemampuan belajar
siswa, memperbesar partisipasi siswa, pembagian tugas dan kerja sama. yang
dimaksud dengan kooperatif disini adalah belajar atau bekerja sama
(kelompok). Hal ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial antara
siswa yang satu dengan yang lainnya, juga hubungan guru dengan siswa.
keuntungan-keuntungan kooperatif antara lain:
a. Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan dengan belajar
individual.
b. Pendapat yang dituangkan dalam kelompok lebih meyakinkan
dibandingkan pendapat individual.
c. Dengan kerja sama yang dilakukan oleh siswa dapat mengikat tali
persatuan, tanggung jawab bersama, rasa memiliki, dan
menghilangkan egoisme.

D. Penerapan Asas dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran


1. Pembelajaran untuk belajar isyarat
Belajar isyarat merujuk pada proses yang di mulai dengan mengenal adanya
isyarat tanda atau petunjuk yang pengimplikasikan pada proses perubahan prilaku.
2. Pembelajaran untuk stimulasi respon
Belajar stimulasi respon merujuk pada proses perubahan prilaku yang
dihasilkan oleh terciptanya relasi antara stimulus atau rangsangan dan respon atau
jawaban atas stimulus. Hal-hal yang diperlukan:
a. Penampilan objek peristiwa atau suasana harus memiliki daya tarik
atau daya rangsang yang baik.
b. Kesiapan individu untuk memberikan reaksi terhadap pemberi
rangsangan tergantung antara lain pada kesiapan,pengalaman dan
kemampuan.
Proses pembelajaran yang baik ialah yang memungkinkan terjadinya relasi
antara stimulus dan respon dengan baik.
3. Pembelajaran untuk belajar rangkaian
Belajar rangkaian merujuk pada proses belajar yang tercipta dari adanya
berbagai proses stimulus respon artinya seseorang yang menerima berbagai
stimulus dan selanjutnya memberi respon di dalam suatu konteks, akan dapat
melakukan proses belajar rangkaian.
4. Pembelajaran untuk belajar asosiasi verbal
Belajar Asosiasi Verbal merujuk kepada proses memahami perbuatan (konsep,
prinsip, benda, situasi) melalui proses penyerupaan hal itu dengan sesuatu benda,
situasi yang nyata pernah dialami oleh orang lain itu. Ciri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya pilihan benda, situasi, suasana, orang dan lain-lain yang dapat
di jadikan penggandaian atau penyerupaan  konsep atau prinsip yang
harus di pahami.
b. Terjadinya proses asosiasi verbal sebagai jembatan untuk memahami
suatu konsep, prinsip, atau sifat.
c. Adanya kesesuaian antara tujuan antruksional dengan proses belajar
asosiasi verbal.
5. Pembelajaran untuk belajar diskriminasi
Belajar diskriminasi memahami sesuatu hal dengan cara melihat perbedaan
karakteristik yang di miliki oleh objek pelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Menghadapkan kepada dua hal yang masing-masing memiliki
karakteristik yang khas.
b. Memahami dua hal yang berbeda.
c. Menyajikan suasana yang berisikan hal di mana seseorang dapat
menerapkan pengertian tentang dua hal itu melalui proses klasifikasi.
d. Memberi jalan bagi individu untuk memantapkan hasil pemahamannya
itu.
6. Pembelajaran untuk belajar konsep
Belajar konsep merujuk kepada aktivitas individu dalam memahami sesuatu
benda, proses, gejala, aturan, pengalaman melalui proses mengenal ciri-ciri nya,
contoh dan sifat dari ciri-ciri itu.
7. Pembelajaran untuk Belajar Aturan
Belajar aturan merujuk kepada proses belajar membangun prinsip atau aturan
dengan menggunakan serangkaian fakta, data, peristiwa dan pengalaman yang
telah di ketahui atau di alami atau di alami sebelum nya.
8. Pembelajaran Untuk Belajar Memecahkan Masalah
Belajar memecahkan masalah berarti proses mental individu dalam
menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah
itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Langkah-langkah yang
harus di tempuh ;
a. Merasakan adanya masalah.
b. Merumuskan masalah secara khusus dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan.
c. Memberikan jawaban sementara atau hipotesis atas yang diajukan.
d. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi.
e. Merumuskan kesempatan mengenei pemecahan masalah tersebut dan
mencoba melihat kemungkinan penerapan dari kesimpulan itu.

\
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik. asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip
umum yang harus dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar
berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.

B. Saran
Dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas, sebaiknya sebagai
calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip dan azas belajar dan
pembelajaran, menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai
calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih
nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. 2002. Rineka Cipta &
Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Syaifuddin Iskandar. Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008.
Universitas Samawa.
Sari Ratna Annisa. Modul Teori Prinsip Media (Online), (http://staff.uny.ac.id/,
diakses 24 September 2017).

Anda mungkin juga menyukai