TEORI PEMBELAJARAN
NIM: 21861014
Jawab :
Salah satu tugas seorang pendidik adalah mengajar dan mendidik. Dalam kegiatan
mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunkan asas-asas dan
prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karena itu, kita sebagai
calon pendidik perlu mempelajari asas dan prinsip-prinsip belajar yang dapat membimbing
aktivitas kita dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2. Asas motivasi
Daya pendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas. Fungsinya adalah untuk
mendorong siswa untuk tetap semangat.
3. Asas aktifitas
Prinsip dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan seluas luasnya kepada
siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Asas individualitas
Dimana guru harus bisa membedakan individu baik fisik, mental, maupun status sosialnya.
Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif dan lancar.
5. Asas peragaan
Dimana guru harus memperagakan tugas-tugas gerak yang akan di ajarkan. Fungsinya agar
terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa.
6. Asas modifikasi
Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan. Fungsinya supaya
pembelajaran yang dianggap susah menjadi mudah.
7. Asas pengulangan
Memerlukan pengulangan karena semakin sulit materi maka harus sering melakukan
pengulangan agar cepat paham dan mudah. Fungsinya agar proses belajar gerak jadi lebih mudah
dan cepat bisa.
8. Asas evaluasi
Proses untuk melihat seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses bejar
mengajar dilakukan.
C. Prinsip Pembelajaran
Prinsip menurut beberapa pendapat yaitu Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama
(Badudu&Zein, 2001:1089); Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah
Djanilus, 1993); Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya
(Dardiri, 1996).
Menurut Gestalt prinsip belajar adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta
didik sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan
secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan
dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya.
Berdasarkan disimpulkan bahwa Prinsip Belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak,
dan sumber motivasi agar Proses Belajar dan Pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.
1) Prinsip Kesiapan (Readinees)
Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Maksudnya kesiapan siswa ialah kondisi yang
memungkinkan ia dapat belajar. Pada prinsip ini, dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. Tugas-tugas yang diberikan kepada individu erat hubungannya dengan kemampuan,
minat dan latar belakangnya.
b. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga atau seorang guru melakukan
pengetesan kesiapan kepada muridnya.
c. Jika individu kurang memiliki kesiapan untuk suatu tugas. Kemudian tugas itu
seyogianya ditunda sampai dapat di kebangkannya kesiapan itu atau guru sengaja
menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.
d. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua orang
siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola
kemampuan mentalnya.
e. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor
kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.
2) Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu
kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara
kesungguhan. Prinsip-prinsipnya sebagai berikut :
a. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi,
soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk mencapai
sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.
b. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong
terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan yang tidak merusak
citra diri siswa dapat memperkuat kemampuan memelihara kesungguhannya dalam
belajar.
c. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa.
d. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau
keyakinan diri.
e. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan
motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi
tergantung pada berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi dorongan yang sama
untuk melakukan sesuatu.
f. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian
besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
g. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap
motivasi dan perilaku.
h. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada
bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena ingin
belajar.
i. Kompetisi dan intensif bisa efekif dalam memberi motivasi
j. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana
belajar yang memuaskan.
k. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat
mempertinggi motivasi.
3) Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaiman ia memahami situasi. Persepsi
adalah interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya
sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Prinsip-
prinsip persepsi :
a. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lain nya karena memiliki
linkungan yang berbeda.
b. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman,
kesehatan, perasaan dan kemampuan .
c. Cara seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap berprilakunya.
d. Memberi kesempatan menilai dirinya sendiri ,guru menjadi contoh hidup.
e. Memberi pandangan bagai mana hal itu dapat di lihat.
f. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana
untuk mengklasifikasi persepsi mereka.
g. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi
pandangannya terhadap dirinya.
4) Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses
terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang. Hal yang harus di
perhatikan:
a. Mewadahi kemampuan yang harus dicapai.
b. Mempertimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat.
c. Menerima tujuan yang dirasakan akan memenuhi kebutuhan nya.
d. Tujuan guru dan murid sesuai.
e. Aturan-aturan atau ukuran ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah
biasanya akan mempengaruhi prilaku.
f. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif.
g. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat mempengaruhi prilaku.
h. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang tampak untuk para
pelajar.
5) Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa. Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
a. Para pelajar harus dapat dibantu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya
dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan,tugas belajar dan
memenuhi yang berbeda-beda.
b. Mengenal potensi diri dan dibantu untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan
nya sendiri.
c. Membutuhkan vareasi tugas bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan minat dan
latar belakangnya.
d. Cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalaman nya masa
lampau yang dirasa bermakna untuk nya.
e. Kesempatan- kesempatan belajar dapat lebih diperkuat bila individu tidak merasa
terancam lingkungan nya sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian
secara aktif dalam kegiatan belajar.
f. Mendorong untuk mengembangkan kekuatan nya akan mau belajar lebih giat dan
sungguh-sungguh.
6) Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar
dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan
dalam situasi yang lain.Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan sesesorang
untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Beberapa prinsif proses Transfer dan
Retensi :
a. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar.
b. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi
pelajar.
c. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam
evaluasi dan belajar.
d. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan
murid saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.
e. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru
dalam melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat memperkuat
kemampuan pelajar untuk menilai dirinya.
f. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa, pola
ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang.
g. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.
10) Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan
aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspekmental dan fisik. Hal-hal yang harus
diperhatikan:
a. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan dasar
psikomotor.
b. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.
c. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan
psikomotor.
d. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh kemampuan
mengontrol gerakannya lebih baik.
e. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan dan
memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.
f. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan penampilan
psikomotor individu.
g. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah
efisiensi belajar psikomotor.
h. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu proses
belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua urutan
lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor
waktu semata-mata.
i. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi
(keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.
2. Apa yang dimaksud dengan teori belajar da pembelajaran yang berpijak pada teori
BEHAVIORISTIK, KOGNITIF, KONTRUKTIVISTIK
Jawab:
Jawab:
Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif
behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi
melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif
(respons) hukum-hukum mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini
adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa
ditentukan (Rahyubi, 2012). Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu
karena mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu,
menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah (reward). Stimulans tidak lain adalah
lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar.
Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans
(Muhibbinsyah, 2013).
Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. Proses
awalnya dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan hasil akhir.
Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget, Bruner, dan
Ausubel.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori kognitif adalah guru
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka
untuk saling bicara serta diskusi dengan teman-temannya.
Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau gagasan
menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan yang familier, orang lain
diharapkan mampu menerima ide yang disampaikan dan merangsang imajinasinya.
5. Apa yang dimaksud dengan teori belajar yang bersifat deskriptif dan perspektif
Jawab :
2. Menurut Reigeluth (1983 dalam degeng ,1990) mengemukakan bahwa teori preskriptif
adalah goal oriented sedangkan teori deskriptif adalah goal free. Teori pembelajaran preskriptif
untuk mencapai tujuan, sedangkan teori belajar deskriptif untuk memberikan hasil. Teori belajar
preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran
deskriptif variable yang diamati adalah hasil belajar sebagai akibat dari interaksi antara metode
dan kondisi. Dengan kata lain teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan
pembelajaran dengan proses psikologis dalam diri siswa, sedangkan teori belajar
mengungkapkan hubungan antara kegiatan siswa dengan proses psikologi dalam diri siswa. Teori
pembelajaran harus memasukkan variable metode pembelajaran. Bila tidak, maka teori itu
bukanlah teori pembelajaran. Hal ini penting sebab banyak yang terjadi apa yang dianggap
sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori belajar. Teori pembelajaran selalu
menyebutkan metode pembelajaran sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan
metode pembelajaran.
3. Teori belajar dalam hal ini mempelajari hubungan antra variabel-variabel yang
menentukan hasil belajar atau bagaimana seorang belajar.
5. Teori perskriptif adalah goal oriented (untuk mencapai tujuan), sedangkan teori
deskriptif goal free (untuk memberikan hasil).
-> Kelebihan yaitu, lebih terstruktur atau terkonsep sehingga siswa lebih memahami
materi yang akan disampaikan oleh pembimbing dan juga mendorong siswa untuk mencari
pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.
-> Kekurangan yaitu, kurang memperhatikan sisi psikologis siswa dalam mendalami
suatu materi.
Contoh penerapan teori deskriptif, membantu meningkatkan hasil belajar dengan
menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan oleh siswa agar nilainya meningkat diantaranya adalah
siswa harus belajar giat, lebih memahami materi, guru bertanya kepada siswa mengenai materi
apa saja yang belum jelas dan menyarankan membentuk kelompok belajar.
-> Kelebihan yaitu, lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas, banyak
memberi motivasi agar terjadi banyak proses belajar, serta mengoptimalisasikan kerja otak
secara maksimal.
Contoh penerapan teori belajar preskriptif, seorang guru melihat siswanya dengan nilai
ulangan yang tidak memenuhi syarat, maka guru tersebut mencari solusi agar siswanya mendapat
nilai yang memuaskan, dengan memberi motivasi, mengajak siswanya untuk belajar kelompok,
menanamkan rasa percaya diri dan pantang menyerah pada diri siswa.
Keterkaitan teori belajar dan pembelajaran dengan teori belajar deskriptif dan preskriptif.
Teori pembelajaran bersifat preskriptif dikarenakan sesuatu yang terjadi sebelum adanya fakta.
Selain itu teori pembelajaran “hanya” membimbing apa yang harus dilakukan untuk mencapai
keberhasilan. Sedangkan teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi.
Berikut ini terdapat empat hal yang terkait dengan teori pembelajaran, yaitu:
2. Teori ini terkait denang struktur pengetahuan. Terdapat tiga hal yang berhubungan
dengan struktur pengetahuan :
b. Strutur tersebut harus mampu membawa siswa kepada hal-hal yang baru, melebihi
informasi yang dijelaskan pendidik.
c. Struktur pengetahuan harus mampu mengembangkan pola pikir siswa dan
mengobinasikan dengan ilmu-ilmu.
3. Seorang guru harus mampu mencari hubungan yang mudah tentang suatu yang
diajarkan agar murid lebih mudah meneangkap informasi