Anda di halaman 1dari 36

Lembar Jawaban

Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Doddy Hermana, MS.

Disusun oleh:
Fakhrunnisa Afina

21861014

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA (IPI)
GARUT 2022
1.a Dalam dunia akademik dikenal istilah penelitian pendidikan. Mungkin banyak orang
sering mengaitkan pula penelitian ini dengan kata metode sehingga kita mengenalnya
sebagai metode penelitian.
Selain itu, istilah-istilah seperti ini juga banyak digunakan sebagai rancangan penelitian
ataupun desain penelitian, yang mana pada biasanya akan berisikan objek dan subjek
penelitian hingga lainnya.

Apa Itu Penelitian Pendidikan?

Jadi, metode merupakan cara mendapatkan data-data secara ilmiah dengan mencapai
tujuan tertentu. Namun, secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah agar
bisa mendapatkan pula data-data dengan tujuan serta kegunaan tertentu. Nah, sedangkan
pengertian penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, rangkaian kerja ilmiah dengan
tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.

Akan tetapi jika cara kerja ilmiah ini nantinya diterapkan pula dalam lapangan
pendidikan maka akan menjadi penelitian pendidikan. Oleh karena itu, pengertian
penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan ilmiah yang mana akan dilakukan
dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data hingga memecahkan permasalahan
pendidikan. Selain itu, penelitian pendidikan ini juga merupakan cara yang dapat
dipergunakan dalam mengembangkan bidang pendidikan.

Tujuan Penelitian Pendidikan

Penelitian pendidikan ini memang menjadi penelitian yang harus detikers lakukan
dalam bidang pendidikan, yang mana nantinya menggunakan teori, konsep, prinsip
hingga metodologi penelitian. Tak hanya itu saja, juga harus mengetahui apa saja tujuan
dari penelitian pendidikan tersebut, yang mana hal ini bertujuan untuk menemukan
kembali, merevisi hingga menguji teori-teori ilmiah.

Tujuan lainnya yaitu agar teori-teori yang telah ada bisa menjadi lebih handal
Selain itu, menurut sumber yang ada maksud dari penelitian ilmiah terutama dalam
bidang pendidikan yaitu untuk :

-Menemukan pula fakta-fakta baru terkait dengan bidang pendidikan


-Menguji dan memverifikasi fakta-fakta lama terkait dalam pendidikan
-Menemukan penjelasan mengenai hubungan kausal
-Menganalisis urutan dan interrelasi atau saling hubungan antara berbagai fakta
-Mengembangkan lagi konsep, alat dan juga teori sehingga dapat memberikan
kemungkinan untuk melakukan pengkajian terutama dalam perilaku manusia mengenai
konteks kependidikan.

Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan

Penting untuk kita ketahui bahwa dalam penelitian pendidikan ini juga memiliki jenis-
jenis, yang mana antara lainnya seperti :

-Pendidikan dasar
-Penelitian evaluasi
-Penelitian terapan
-Manfaat Penelitian Pendidikan

Selain itu, kita bisa melihat apa saja manfaat dari penelitian pendidikan itu sendiri,
antara lain:
-Sebagai peta yang mana nantinya dapat mendeskripsikan tentang keadaan pendidikan
dan juga mendeskripsikan mengenai kemampuan sumber daya hingga kemungkinan
hambatan yang akan dihadapi.
-Sebagai bahan dasar dalam menyusun suatu kebijakan, termasuk pula strategi terutama
dalam pengembangan pendidikan
-Sebagai sarana diagnosis pada saat mencari penyebab tentang suatu kegagalan hingga
masalah-masalah yang akan di hadapi terutama pada saat pelaksanaan pendidikan
sehingga nantinya dapat mencari penyelesaian dengan tepat
-Sebagai salah satu masukan yang nantinya dapat memberikan gambaran-gambaran
tentang kemampuan dalam peralatan, pembekalan, pembiayaan hingga tenaga kerja.
-Selain itu, hal ini juga memiliki manfaat dengan tujuan memiliki peran dalam suatu
keberhasilan pendidikan.

Jadi, kesimpulannya yaitu pada hakikatnya penelitian pendidikan ini dilakukan yaitu
sebagai cara untuk dapat memperoleh sebuah informasi yang nantinya dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu, dengan adanya hal ini dapat berupaya untuk
memahami lagi proses pendidikan sehingga menemukan solusi yang tepat.

1.b
Peranan teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pembelajaran. Manusia agar
dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik perlu belajar. Sedangkan untuk dapat
belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan beraneka sumber belajar.
Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar. Pada gilirannya terbukanya kesempatan seseorang untuk
belajar sepanjang hayat, di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan
sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Teknologi
pembelajaran diperlukan untuk dapat menjangkau peserta didik di manapun mereka
berada. Selain itu untuk melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh
kesempatan untuk belajar, memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti
perkembangan, dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dalam belajar.

Teknologi pembelajaran secara konseptual dapat berperan untuk membelajarkan


manusia dengan mengembangkan dan atau menggunakan aneka sumber belajar, yang
meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan lingkungan, sumber daya
peluang atau kesempatan, serta dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber
daya pendidikan (Miarso, 2004). Peranan teknologi pembelajaran mempunyai potensi
untuk me-ningkatkan produktifitas pendidikan, dengan jalan:
1) mempercepat tahap belajar (rate of learning),
2) membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik,
3) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat membina
dan mengembangkan kegairahan belajar peserta didik (Miarso, 2004).
Teknologi pembelajaran berperan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan
pembelajaran dengan cara:
1) memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen,
psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem;
2) memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak,
dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan di antaranya;
3) meng gunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan
masalah belajar;
4) timbulnya daya lipat atau efek sinegi, dimana penggabungan pendekatan dan atau
unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan (Miarso, 2004).

Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai
lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah. Peranan teknologi pembelajaran
dalam memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran, khususnya dalam perluasan
akses dan peningkatan mutu pendidikan, melalui:
a) penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusuanan kurikulum
2013, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
b) penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar,
modul, buku teks, atau buku elektronik (e-book);
c) penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan teori-teori
belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan paradigma baru pendidikan
lainnya;
d) mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif dan
efisien (Purwanto, 2005) dan
(e) mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati diri
melalui proses pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM).
Kesimpulan
Rumusan definisi teknologi pembelajaran sampai dengan definisi 1994 telah memiliki
kepastian tentang ruang lingkup garapannya. Namun ke depan jumlah kawasan beserta
kategorinya akan semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan dalam bidang
teknologi dan pendidikan, serta disiplin ilmu lainnya yang relevan. Setiap kawasan tidak
berjalan sendirisendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis. Istilah teknologi
pendidikan dipakai bergantian dengan istilah teknologi pembelajaran, teknologi
pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang garapan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran, dan sekaligus untuk
meningkatkan kinerja dengan menggunakan pendekatan sistemik (holistik atau
menyeluruh. Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan
sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

Teknologi pembelajaran mempunyai dua bidang kajian utama, 92 93 yaitu: a). mengkaji
tentang teori belajar dan perilaku manusia lainnya (soft technology), dan b). mengkaji
teknologi terapan yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah pembelajaran (hard
technology). Namun, fokus dari teknologi pembelajaran bukan pada proses psikologis
bagaimana peserta didik belajar, melainkan pada proses bagaimana teknologi perangkat
lunak dan keras digunakan mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap
kepada peserta didik sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku.

Ada lima kawasan/domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran (teknologi


instruksional), yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian
baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar, sehingga teknologi pembelajaran
tidak hanya bergerak di persekolahan tapi juga dalam semua aktifitas manusia (seperti
keluarga, perusahaan, organisasi masyarakat, dll) sejauh berkaitan dengan upaya
memecahkan masalah belajar dan peningkatan kinerja.
Maka teknologi diartikan secara luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tetapi juga
teknologi lunak (softtech).
Teknologi pembelajaran berperan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan
pembelajaran, maka perlu:
a) memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi,
rekayasa, dan lain-lain secara bersistem;
b) memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan
memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling berkaitan di antaranya;
c) menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan
masalah belajar;
d) timbulnya daya lipat atau efek sinegi, dimana penggabungan pendekatan dan atau
unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekedar penjumlahan.
Peranan teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pendidikan dan
pembelajaran dapat terselenggara dengan baik perlu adanya dukungan teknologi atau
infrastruktur, mampu mengembangkan konten, dukungan policy dari pemerintah dan
kesiapan pengguna atau user.

1.c Persamaan dan perbedaan penelitian tekpen dengan penelitian lain


Persamaan Penelitian pada hakikatnya adalah proses “bertanya-menjawab”.
Bermulapada mempertanyakan dan berakhir pada menjawab. Tetapi, antara bertanyadan
menjawab terdapat suatu proses yang menentukan mutu jawaban yangdiperoleh. Proses
itu dilakukan secara deduksi dan induksi, sistematis, terkendali, empiris dan kritis.
Jawaban yang akan diperoleh melalui proses penelitian harus mampu memberikan
penjelasan terhadap peristiwa-peristiwaempiris yang dipertanyakan. Jika seorang
ilmuwan berhadapan denganmasalah-masalah sosial dalam dunia nyata, maka masalah-
masalah tersebut langsung berhubungan dengan ilmu yang dikuasainya dalamdunia
abstrakdari dunia keilmuwan itu dia dapat memberikan penjelasan terhadapmasalah-
masalah yang bersangkutan.
Sebaliknya, jika ia menyusun suatuteori yang sifatnya sangat abstrak, maka teori itu
harus berhubungan denganrealita dimana teori itu digunakan. Dengan kata lain, teori itu
harus disusunsecara logis rasional, dan di pihak lain harus aktual. Tahap-Tahap dalam
Proses Penelitian Penelitian sebagai suatu proses deduksi dan induksi dilakukansecara
sistematis, ketat, analitis, dan terkendali. Tahap-tahap dalamproses itu teratur secara
sistematis. Dibawah ini dikemukakan sepuluh tahap yangharus dilalui secara sistematis
dalam suatu penelitian empiris.
1. Konseptualisasi Masalah
2. Tujuan dan Hipotesis
3. Kerangka Dasar Penelitian
4. Penarikan Sampel
5. Konstruksi Instrumen
6. Pengumpulan Data
7. Pengolahan Data
8. Analisis Pendahuluan
9. Analisis Lanjut
10. Interprestasi Perbedaan Perbedaan penelitian teknologi Pendidikan dengan
penelitian lainnya terletak pada objek penelitian dan tujuan penelitiannya itu sendiri.
2.a Secara umum, jenis metodologi penelitian dibedakan menjadi 3, yaitu kuatitatif,
kualitatif, dan pengembangan (Research and Development). Pada kesempatan kali ini
saya akan menguraikan perbedaan dari ketiga jenis penelitian tersebut ditinjau dari
dimensi tujuan, desain, proses, hasil, dan dimensi manfaat.

a. Dimensi tujuan:

Tujuan dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) menunjukkan adanya hubungan antar
variabel, (b) menguji teori, dan (c) mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif.
Tujuan dari penelitian kualitatif antara lain: (a) menemukan hubungan pola yang
bersifat interaktif -tidak terlihat dengan jelas posisi dari variabel dependen dan
independen-, (b) menemukan teori, (c) menggambarkan realitas yang kompleks, dan
(d) memperoleh pemahaman makna.
Tujuan dari penelitian pengembangan antara lain: (a) menghasilkan produk; dan (b)
menguji keefektifan suatu produk. Kedua tujuan tersebut bisa bersifat kesatuan atau
parsial. Bersifat kesatuan artinya peneliti bisa menghasilkan produk sekaligus menguji
keefektifan dari produk yang dihasilkan. Secara parsial memiliki arti bahwa peneliti
bisa memilih salah satu dari kedua tujuan tersebut, yaitu menghasilkan poduk tanpa
harus melakukan uji keefektifan atau menguji keefektifan suatu produk yang telah
dihasilkan peneliti lain.
b. Dimensi desain:

Desain dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) spesifik, jelas, dan rinci; (b)
ditentukan secara mantap sejak awal; (c) menjadi pedoman langkah demi langkah.
Desain dari penelitian kualitaif antara lain: (a) umum; (b) fleksibel; (c) berkembang
dan muncul di dalam proses penelitian; dan (d) mengedepankan konstruksi dari teori
daripada pengujian teori.
Desain dari penelitian pengembangan antara lain: (a) memerlukan analisis kebutuhan;
(b) melakukan uji produk; (c) long live product evaluation (evaluasi produk bersifat
sepanjang hayat), hal ini dimaksudkan pada penyesuaian perkembangan produk
dengan revisi.
c. Dimensi proses:
Berbicara penelitian pendidikan, tidak bisa dipisahkan dari penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Creswell (2012:12) menunjukkan dua jalur pendekatan yang berbeda dari
kedua penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.

Pendekatan proses penelitian kuatitatif dan kualitatif (Sumber: Creswell, 2012:12)

Proses dari penelitian kuantitaif selalu diawali dengan permasalahan yang jelas dan
diurai secara empirik dan teoritik (studi pendahuluan/ preliminary study). Secara
umum, proses penelitian kuantitatif antara lain: (a) Sumber masalah (empiris dan
teoritis), (b) rumusan masalah, (c) pengajuan hipotesis, (d) pendugaan terhadap
hubungan antar variabel, (e) menyusun instrument penelitian, (f) mengumpulkan dan
menganalisa data, (g) penemuan sesuai, hipotesis, dan (h) kesimpulan
Proses dari penelitian kualitatif tidak diawali dengan permasalahan yang jelas
sehingga peneliti harus melakukan pengamatan-pengamatan secara umum atau kasar
terhadap obyek yang akan diteliti secara berulang-ulang (proses ini disebut sebagai
tahap deskripsi). Berikut adalah proses penelitian kualitatif: (a) tahap deskriptif
(memasuki konteks sosial), (b) tahap reduksi (menentukan fokus: memilih diantara
yang telah dideskripsikan, (c) tahap seleksi (mengurai fokus : menjadi komponen yang
lebih rinci), (d) proses memperoleh data dilakukan secara sirkular dan berulang-ulang
dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber, (e) proses analisa dan intepretasi data,
dan (f) menarik kesimpulan.
Proses penelitian pengembangan diawali dengan potensi atau masalah yang muncul di
lingkungan peneliti, kemudian peneliti menetapkan produk apa yang akan dihasilkan
sebagai solusi atas masalah tersebut. Merujuk pada Sugiyono (2010:408), tahap-tahap
penelitian pengembangan diantaranya: Adapun langkah-langkah penelitian media
yang digunakan adalah sebagai berikut (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c)
desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi
produk, (h) uji coba pemakaian, (i) revisi produk, dan (j) produksi masal.
d. Dimensi hasil:

Hasil penelitian kuantitatif hasil adalah berupa jawaban berupa simpulan atas
rumusan masalah yang didapat dari pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
Hasil penelitian kualitatif tidak hanya menghasilkan data atau informasi yang sulit
dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga menghasilkan informasi-informasi yang
bermakna, bahkan menghasilkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk
membantu memecahkan masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Hasil
penelitian akan dapat ditemukan oleh peneliti lain, asal sasaran, masalah, pendekatan,
metode, rancangan dan latar relatifnya sama (Suparlan, 1994) dalam Mukhadis
(2013:81)
Hasil penelitian pengembangan adalah berupa produk yang telah teruji dan layak
untuk diproduksi secara masal.
e. Dimensi manfaat:

Manfaat dari penelitian kuantitatif lebih bersifat makro, karena hasil dari penelitian
atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi.
Manfaat dari penelitian kualitatif lebih bersifat mikro, hasil dari penelitian hanya
bisa diberlakukan untuk lingkup yang diteliti dan memiliki tranferability terhadap
kasus yang benar-benar serupa dengan obyek yang diteliti.
Manfaat dari penelitian pengembangan memiliki sifat sama dengan penelitian
kualitatif dan tergantung terhadap cakupan masalah yang sedang “diobati”. Semakin
luas cakupan wilayah penelitian maka manfaat dari hasil penelitian (produk) juga
dapat diterapkan di wilayah yang luas.
2.b Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial, dari fisika
dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk
meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam
ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah:


 mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
 menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah populasi. Desain penelitian kuantitatif
ada dua macam yaitu deskriptif dan eksperimental. Studi kuantitatif deskriptif melakukan
pengukuran hanya sekali. Artinya relasi antar variabel yang diselidiki hanya berlangsung
sekali. Sedangkan studi eksperimental melakukan pengukuran antar variabel pada sebelum
dan sesudahnya untuk melihat hubungan sebab-akibat dari fenomena yang diteliti.
Berikutnya akan dipaparkan karakteristik penelitian kuantitatif.

Asumsi Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001;
Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005).
 Bahwa realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal, fragmental, dan
cenderung bersifat tetap sehingga dapat diprediksi.
 Variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan baku.

Karakeristik Penelitian Kuantitatif


Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005;
dan Kasiram 2008: 149-150) karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut: :
 Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down), yang berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
 Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal yang bersifat
subjektif.
 Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
 Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik yaitu ilmu yang
berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
 Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta alat
pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
 Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang objektif
dan baku.
 Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
 Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya tidak
terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
 Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
 Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
 Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.
 Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah

Prosedur Penelitian Kuantitatif


Tahapan-tahapan kegiatan prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari sebagai berikut.
 Identifikasi permasalahan
 Studi literatur.
 Pengembangan kerangka konsep
 Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian
 Pengembangan desain penelitian.
  Teknik sampling.
 Pengumpulan dan kuantifikasi data.
 Analisis data.

Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif


Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 :
69 – 78).
 Penelitian deskriptif
 Penelitian korelasional
 Penelitian kausal komparatif
 Penelitian tindakan
 Penelitian perkembangan
 Penelitian eksperimen

Kerangka dasar penelitian kuantitatif


Pada hakikatnya tidak ada kerangka atau desain riset kuantitatif yang dianggap paling benar.
Kerangka penelitian yang terpenting adalah sistematis dan tetap menjaga substansi penelitian.
Namun demikian, selalu ada unsur yang menjadi dasar desain penelitian. Misalnya, rumusan
masalah. Tidak ada penelitian tanpa rumusan masalah. Berikut ini kerangka dasar yang umum
digunakan dalam penelitian kuantitatif yang dikutip dari buku ”Doing Quantitative Research in
the Social Sciences: An Integrated Approach to Research Design” tulisan Thomas R. Black:
 Pendahuluan
Pendahuluan dalam riset kuantitatif umumnya berisi latar belakang penelitian. Informasi dalam
penelitian juga meliputi:

 Rumusan masalah: Pada bagian ini peneliti menyatakan dengan jelas apa masalah yang
ingin diinvestigasi. Formulasi rumusan masalah biasanya berbentuk kalimat tanya atau
bisa juga pernyataan yang mengandung pertanyaan. Rumusan masalah ketika
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris adalah ”research question”, atau pertanyaan
penelitian.
 Literature review: Peneliti me-review beberapa literatur akademik yang dianggap relevan
dengan topik, kemudian melakukan sintesis. Jika perlu, peneliti mencatat literatur apa
saja yang metodologinya mirip untuk komparasi dan referensi kedepannya nanti. Perlu
juga dijelaskan pada bagian ini, bagaimana penelitian yang dilakukan berkontribusi
terhadap kekurangan penelitian yang sudah ada sebelumnya.
 Kerangka teoritis: Peneliti mendeskripsikan teori yang digunakan atau hipotesis
penelitiannya. Jika diperlukan, peneliti juga mendeskripsikan terminologi teoritis yang
sulit dipahami untuk membantu pembaca memahami latar belakang penelitiannya.
Umumnya penelitian kuantitatif menjelaskan apa hipotesisnya ketimbang apa teorinya.
 Metodologi
Pada bagian ini, Peneliti harus menjelaskan tujuan dari penelitiannya dan bagaimana tujuan
tersebut bisa dicapai. Penjelasan tentang metodologi yang digunakan akan membantu pembaca
melakukan penilaian terhadap kualitas penelitiannya. Semakin detail informasi yang diberikan
semakin baik. Bagian metodologi juga meliputi:

 Populasi dan sampling: Peneliti menjelaskan darimana memperoleh data yang
digunakan. Adakah data yang dibuang atau tidak dilibatkan? Jika ada, mengapa?
 Pengumpulan data: Peneliti mendeskripsikan proses pengumpulan data dan
mengidentifikasi variabel yang diukur. Perlu ditegaskan apakah data yang diperoleh
merupakan data yang sudah tersedia atau peneliti mencari sendiri, misalnya dengan
survei. Oleh karena tidak ada data set yang sempurna, makan batasan atau limitasi dalam
metode pengumpulan data juga perlu dideskripsikan di sini.
 Analisis data: Peneliti mendeskripsikan proses analisis data secara jelas. Pada
umumnya, deskripsi tentang teknik penghitungan statistik dan software yang
digunakan juga ditampilkan pada bagian ini.

Sumber:
1. https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/jenis-metode-penelitian-2566/
2. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/penelitian-kualitatif.html
3. http://sosiologis.com/metode-penelitian-kuantitatif
4. https://www.researchgate.net/publication/304781758_BUKU_METODE_PENELITIAN_KUANTITATIF
5. https://www.globalstatistik.com/metode-penelitian-kuantitatif/
6. https://penelitianilmiah.com/penelitian-kuantitatif/
7.
.
2.c Pengertian Masalah, Variabel & Paradigma Penelitian.

Masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara apa yang seharusnya (harapan)


dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat
mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya,
pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi
kesenjangan-kesenjangan tersebut. Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian
cukup banyak dan bervariasi misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja
dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan yaitu masalah kualitas,
pemerataan, relevansi dan efisiensi pendidikan (Riyanto, 2001:1) Salah satu jenis
penelitian dalam bidang pendidikan adalah peneltian tindakan, yang dilakukan
dengan menerapkan metode-metode pengajaran ketika proses belajar berlangsung
di kelas dengan harapan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam ranah ilmu sosial, Masalah sosial yang didefinisikan Robert K Merton
sebagai ”ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan” antara standar
kebersamaan dan kondisi nyata. Atau dengan kata lain,”Sebuah situasi tak terduga
yang tidak sejalan dengan tata nilai yang dianut sekelompuk orang yang
menyetujui bahwa perlu adanya tindakan untuk mengatasi situasi”.

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Tentunya
banyak pengertian lain, tapi sepertinya pengertian itu sudah cukup. Merupakan
suatu konsep yang bervariasi atau konsep yang memiliki nilai ganda atau suatu
faktor yang jika diukur akan menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel juga
dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang
lain.

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana


cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti
terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana
peneliti memahami suatu masalah, serta criteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian[1]. Secara umum, paradigma penelitian
diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau
pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk
menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya (1) jika ingin melakukan
suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail yang kritis
dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai
adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat
kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris,
maka sebaiknya digunakan paradigma kuantitatif, dan (2) jika penelitian ingin
menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian yang
banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin
menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek
penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian
akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan
kedua paradigma atau pendekatan tersebut.

Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan


kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi
tersendiri karena pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-
keunggulan.
3.a Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
a.Landasan Teori

Landasan teori merupakan sebuah konsep dengan pernyataan yang sistematis atau
tertata rapi karena landasan teori ini nantinya akan menjadi landasan yang kuat di
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Arti lain dari landasan teori
merupakan seperangkat definisi, konsep. proposisi yang telah disusun rapi dah
sistematika mengenai berbagai variabel di dalam sebuah penelitian.

Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat di dalam penelitian yang akan
dilakukan. Oleh sebab itu, dengan adanya landasan teori dan terciptanya landasan
tersebut dengan baik, maka penelitian akan menjadi salah satu hal yang penting
karena landasan teorinya jelas, sistematis, dan baik yang kemudian jadi dasar atas
penelitian tersebut.

Menurut Sugiyono (2010 : 54) mengatakan bahwa landasan teori adalah alur logika


atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang
disusun secara sistematis. Suatu penelitian baru tidak bisa terlepas dari penelitian
yang terlebih dahulu sudah dilakukan oleh peneliti yang lain.

b. KerangkaBerfikir
Mengutip definisi yang dipaparkan dari buku berjudul Metode Penelitian
Kuantitatif karya Dominikus Dolet Unaradjan.
Dijelaskan bahwa kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran yang
memuat perpaduan antara teori dengan fakta, observasi, dan kajian
kepustakaan, yang akan dijadikan dasar dalam kegiatan penelitian.
Dalam definisi tersebut, kerangka berpikir dibuat lebih identik untuk karya
tulis ilmiah. Biasanya sudah mulai disusun sebelum melaksanakan
kegiatan penelitian, yang memuat semua variabel penelitian yang akan
dilakukan.
Kerangka berpikir kemudian bisa dijelaskan atau digambarkan dalam
bentuk susunan bagan yang saling terhubung, atau bagan alir. Sehingga
dari sumber berbeda, kerangka berpikir diartikan sebagai  suatu diagram
yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah
penelitian.
Sehingga kerangka berpikir pada dasarnya adalah susunan seluruh variabel
atau segala sesuatu yang nantinya membantu menjalankan penelitian
dengan baik dan benar. Sedangkan dalam karya tulis umum, seperti tulisan
non ilmiah.
Kerangka berpikir memuat alur seluruh permasalahan yang akan
diceritakan di dalam karya tulis yang dibuat. Mulai dari perkenalan, lalu
penyebab konflik, kemudian proses menyelesaikan konflik, dan bagian
ending atau penutup. Semua dicantumkan di dalam kerangka pemikiran.
Menurut Sugiyono (2017:60) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
c. Pengajuan Hipotesis
Dalam Azwar (2007:49), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, perumusan hipotesis
sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian.
Dalam Kerlinger (2000:32-33), hipotesis adalah alat yang penting dan
mutlak dalam penelitian ilmiah, alasannya adalah :
a. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori
b. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukan kemungkinan betul dan salahnya
c. Hipotesis adalah alat yang besar dayannya untuk memajukan
pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat “keluar” dari dirinya
sendiri.
Tanpa hipotesis tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan dalam arti yang
sepenuh-penuhnya.
3.b Pengertian Metode Penelitian Eksperimen
Metode penelitian eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif.
Fraenkel dan Wallen (2009) menyatakan bahwa eksperimen berarti mencoba,
mencari, dan mengkonfirmasi. Gordon L Patzer (1996) menyatakan bahwa
hubungan kausal atau sebab akibat adalah inti dari penelitian eksperimen.
Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat, hal ini berarti bila variabel
independen diubah-ubah nilainya maka akan merubah nilai dependen. Misalnya,
bila niai insentif dinaikturunkan maka akan merubah nilai kinerja pegawai.

Creawll (2012) menyatakan bahwa pengertian metode penelitian eksperimen


digunakan apabila peneliti ingin mengetahui pengaruh sebab akibat antara variabel
independen dan dependen. Hal ini berarti peneliti harus dapat mengontrol semua
variabel yang akan mempengaruhi outcome kecuali variabel independen
(treatment) telah ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian metode penelitian eksperimen adalah metode


penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam
kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain
(selain varibel treatment) yanng mempengaruhi variabel dependen. Agar kondisi
dapa dikendalikan maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok
kontrol dan sering penelitian eksperimen dilakukan di dalam laboratorium.

Ada empat faktor utama dalam penelitian eksperimen, yaitu hipotesis, variabel
independen, variabel dependen, dan subyek. Hipotesis dalam penelitian
eksperimen merupakan keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti diuji.
Berdasarkan hipotesis tersebut selanjutya dapat ditentukan variabel independen
dan dependen serta subyek yang digunakan untuk penelitian.
3.c
Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian yang harus
ditentukan sejak awal. Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, peneliti bisa
menentukan metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Apa itu Populasi?
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi tersebut.
Nilai yang dihitung dan diperoleh dari populasi ini disebut dengan parameter.
Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh seorang
peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait dalam suatu
penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah pengertian
populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada penelitian.
Apa itu Sampel?
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan populasi
itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan yang diperoleh
dari sampel inilah yang disebut dengan statistik.
Pengertian Populasi Menurut Para Ahli
-(Djarwanto, 1994: 420) Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan
--Menurut Arikunto Suharsimi (1998: 117), Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah
penelitian tersebut, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
-Menurut Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pengertian Sampel dan Sampel Menurut Para Ahli


 Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”
(Djarwanto, 1994:43).
 Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.
 Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak
memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi
tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti:
keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
 Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk Populasi. Oleh
karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi memang harus benar-benar
representatif (mewakili).
 Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang
akan diteliti. Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa
dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel.
 Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil
sampelnya tersebut.
Populasi itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah
organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel dalam
hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi.
Dengan kata lain Populasi dan Sampel merupakan dua hal yang saling terkait dan
tidak terpisahkan. Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter dari
sejumlah subjek pada satu tempat tertentu. Misalnya ketika ingin meneliti karakter 100
orang dalam belajar, maka peneliti cukup mengambil sejumlah sampel dari 100 orang
tadi untuk diteliti. Sehingga melalui sampel yang diambil akan diketahui karakter dari
100 orang tersebut.

3.d Operasionalisasi Variabel Penelitian


Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Secara umum, tujuan definisi operasional ada beberapa poin. Tujuan definisi
operasional seperti di bawah ini.

 Menetapkan aturan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk


mengukur variabel
 Memberikan arti yang tidak ambigu dan konsisten untuk istilah/variabel yang
jika tidak dilengkapi dengan definisi operasional, maka dapat ditafsirkan
dengan cara yang berbeda
 Membuat pengumpulan data serta analisis lebih fokus dan efisien
 Memandu jenis data informasi apa yang dicari oleh peneliti.

2. Manfaat Definisi Operasional

Manfaat dari penggunaannya pada perumusan penelitian kuantitatif adalah seperti


berikut.

 Memudahkan menetapkan aturan dan prosedur dalam mengukur variabel


 Memudahkan pemahaman mengenai variabel-variabel yang diteliti
 Dapat menghemat waktu dalam analisis data
 Memudahkan penafsiran variabel-variabel yang digunakan.

3. Jenis Definisi Variabel

Sutama (2016:51) memaparkan bahwa dalam penelitian kuantitatif , setiap variabel


harus didefinisikan secara operasional dan dikategorisasikan, diukur, dan
dimanipulasi. Semuanya akan membantu dalam memudahkan proyek penelitian jika
variabel tersebut dinyatakan secara tertulis.

Ada tiga (3) definisi dalam kuantitatif, yaitu definisi konstitutif, konseptual, dan
operasional. Namun, secara umum yang sering digunakan adalah dimensi konseptual
dan operasional.
3.e
Independent Variabel dan Dependent Variabel
Menurut (Sugiyono, 2015:96) “variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Menurut (Sugiyono, 2015:97) “variabel
Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”.
Dalam penelitian, pastilah harus ada variabel penelitian. Variabel penelitian
mencerminkan karakteristik populasi yang ingin ditelaah. Ada beberapa jenis
variabel, diantaranya adalah variabel Dependen, Independen, Moderating,
dan Intervening. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis variabel tersebut.

Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan


atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel dependen (dependent
variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen. Kedua tipe variabel ini merupakan kategori variabel penelitian yang
paling sering digunakan dalam penelitian karena mempunyai kemampuan aplikasi
yang luas.

Tujuan penelitian, seperti halnya tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi
fenomena melalui berbagai uji. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis
digambarkan dengan variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Bentuk hubungan antara variabel-
variabel independen dengan variabel-variabel dependen, dapat berupa hubungan
korelasional dan hubungan sebab-akibaat. Sesuai dengan fenomena social yang
dijelaskan, bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
dapat bersifat positif atau negatif.

Hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen


kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Salah satu diantaranya
adalah variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh
terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antar
variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kamungkinan positif
atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel moderating. Oleh karena itu,
variabel moderating dinamakan pula dengan variabel contingency.

Variabel lainnya adalah variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang


mempengaruhi hubungan aantara variabel-variabel independen dengan variabel-
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung.
Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel
independen dengan variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.

Sumber Pustaka: Nur Indriantoro, & Bambang Supomo. 2001. Metodologi Penelitian


Bisnis. Yogyakarta: BPFE
4.a Pengertian skala pengukuran data dalam penelitian dapat diartikan sebagai
sarana untuk menentukan panjang pendek interval yang telah ditentukan
dalam satuan alat ukur. Salah satu cara agar bisa mengetahui panjang
pendek interval dapat dilakukan dengan melakukan alat pengukuran.
Penggunaan alat ukur dapat diterapkan untuk memperoleh data kuantitatif
atau memperoleh angka. Kurang efektif jika digunakan untuk jenis
penelitian kualitatif. Berikut adalah pengertian skala pengukuran data
dalam penelitian menurut para ahli atau para tokoh.
Pengertian skala pengukuran data dalam penelitian menurut Sugiono
(2012) adalah kesepakatan yang digunakan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Macam-macam skala pengukuran data dalam penelitian memiliki empat
jenis. Dimana keempat jenis tersebut termasuk dalam ilmu statistik. Apa
saja?
1. Skala Nominal
Dikatakan sebagai skala nominal adalah skala pengukuran yang cukup
sering digunakan. Karena skala pengukuran ini bentuknya paling
sederhana. Skala nominal cocok digunakan untuk penelitian yang mencari
pengkategorian saja.
Contoh kasus pengkategorian adalah menentukan katebori lambang, label
atau symbol. Umumnya pengkategorisasian berperan untuk
mengelompokkan data sesuai dengan kategorisasi. Pengkategorisasian di
lapangan lebih sering menggunakan simbolisasi yang fungsinya untuk
membedakan mana kelompok objek ataupun mana kelompok subjek.
Tanda skala nominal adalah mutually exclusive, dimana setiap objek
hanya memiliki satu kategori saja. Selain itu, skala nominal tidak memiliki
aturan yang terstruktur, dengan kata lain aturannya abstrak.
Berikut adalah ciri dari skala nominal yang perlu di garis bawahi.
 Tidak dijumlah bilangan pecahan
 Tidak memiliki ranking
 Tidak memiliki nol mutlak
 Angka hanya sebagai label saja
 Tidak memiliki ukuran yang baru
 Menggunakan statistik non parametric

2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukan jarak interval
antar tingkatan tidak harus sama. Skala ordinal setingkat lebih tinggi
dibandingkan dengan skala nominal. Skala ordinal pengkategorisasian
disusun berdasarkan urutan terendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Skala ordinal dari segi pengkategorisasiannya saling memisah. Dari segi
kategorisasi data dibuat berdasarkan karakteristik khusus. Sedangkan
untuk kategorisasi data disusun berdasarkan pada karakteristik.
Ciri skala ordinal memiliki tiga ciri, sebagai berikut.
 Data saling memisah
 Data bersifat logis dan mengikuti aturan
 Kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah
karakteristik yang dimiliki
3. Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang sering digunakan untuk
menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Pada skala interval tidak
memiliki nilai nol. Nilai nol yang dimaksud hanya menggambarkan satu
titik dalam skala saja.
Dari asal tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala
nominal. Skala interval memiliki nilai bobot yang sama dari satu data
dengan yang lain. Skala interval bersifat saling memisah. Sedangkan untuk
kategorisasi data diatur secara logis, untuk kategorisasi data memiliki
karakteristik khusus saat menentukan skala.
Ciri-ciri skala pengukuran interval sebagai berikut.
 Data bersifat saling memisah
 Data bersifat logis
 Data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang
dimilikinya
 Angka “0” hanya menggambarkan titik dalam skala, tetapi sebenarnya
tidak memiliki nilai nol absolut
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran data dalam penelitian yang lebih
sering digunakan untuk membedakan, mengurutkan dan membandingkan
data. Skala rasio adalah skala paling tinggi dibandingkana tiga jenis skala
yang sudah disebutkan sebelumnya.
Untuk lebih simpelnya, berikut ciri-ciri skala rasio yang bisa di garis
bawahi.
 Data bersifat saling memisah
 Data bersifat logis dan mengikuti aturan
 Kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus
Itulah empat macam skala pengukuran data dalam penelitian. Semoga
sedikit ulasan ini bermanfaat. Jika masih binggung, berikut adalah contoh
skala pengukuran data dalam penelitian.

© 2021 All Right Rese – CV. Budi Utama


4.b Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986).
Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang
diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan
Schindler, dalam Zulganef, 2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan
suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian
menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang
diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009)
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah,  atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang  tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang
tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah.

Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat
ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki
kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-
perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.

Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas


faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor).

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item
total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti
pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor
faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya
suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien
korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS.  Teknik pengujian
yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan
korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah
penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan
dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r
tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Langkah-langkah
dalam pengujian validitas ini yaitu :
1. Buat skor total masing-masing variabel  (Tabel perhitungan skor)

2. Klik Analyze ->  Correlate  ->  Bivariate  (Gambar/Output SPSS)

3. Masukan seluruh item variabel x ke Variabels


4. Cek list Pearson ; Two Tailed ; Flag

5. Klik Ok

Tabel rangkuman hasil uji validitas dari variabel tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji
signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid

Rumus Korelasi Product Moment :

Keterangan :
Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah
keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan
bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang
sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel

Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh


mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.
Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
pengukur gejala yang sama.

Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil


pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel
dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau


serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama
(tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran
yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip
(reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum
tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah
sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-
ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.
Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang
berbeda-beda.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang
disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai
rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah
cukup memuaskan jika ≥ 0.700.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach


karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus
Alpha Cronbach sevagai berikut :

Keterangan :

Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara
jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:

Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka
reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50
maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item
tidak reliabel.

Langkah pengujian reliabilitas dengan SPSS :


1. Klik Analyze -> Scale -> Reliability Analysis

2. Masukan seluruh item variabel X ke Items


3.Pastikan pada model terpilih Alpha

4. Klik Ok

Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang menunjukan bahwa ke-11 pernyataan
cukup reliabel

Sumber
1. Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi
Kuantitatif dengan SPSS. Diakses dari http://devamelodica.com/cara-
menghitung-uji-validitas-dan-uji-reliabilitas-instrumen-skripsi-kuantitatif-
dengan-spss/
2. UJI VALIDITAS KUISIONER. Diakses dari
http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-validitas-kuisioner.html
3. Uji validitas dan Uji Reliabilitas. Diakses dari
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/diklat_kursus_spss/d.Bab_II_Uji_
Validitas_dan_Uji_Reliabilitas.pdf
4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS. Diakses dari
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html
5. ANALISIS UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
KUESIONER. Diakses dari http://www.slideshare.net/rachmatstatistika/uji-
validitas-dan-reliabilitas
4.c Pengertian Teknik Pengumpulan Data
Dilansir dari beragam sumber, berikut adalah pengertian Teknik pengumpulan data,
diantaranya:
 Teknik pengumpulan data atau (data collection) adalah proses riset dimana
peneliti menerapkan metode ilmiah dalam mengumpulkan data secara sistematis
untuk dianalisa.
 Teknik pengumpulan merupakan sebuah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk bisa mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan dari
penelitian yang diambilnya.
Untuk melakukan sebuah teknik pengumpulan data biasanya telah ditentukan oleh
beberapa variabel penelitian. Apabila semua data telah terkumpul, langkah
berikutnya adalah dengan melakukan pengolahan data. Jadi, data yang dikumpulkan
tidaklah memiliki arti apabila tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Nah, data yang ada dalam sebuah penelitian ternyata cukup banyak. Beberapa
contoh data dalam sebuah penelitian ialah, huruf, angka simbol, gambar, situasi,
bahasa, suara dan lain sebagainya. Berbagai macam data tersebut kemudian akan
dipakai jika masih berkaitan dan memiliki kesinambungan dengan konsep, kejadian
atau pun objek yang nantinya akan diteliti.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian.
Data yang dikumpulkan ditentukan olehvariabel-variabel yang ada dalam hipotesis.
Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telahditentukan sebelumnya. Sampel
tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian
Proses Pengumpulan Data
Prosedur Teknik pengumpulan data menjadi sangat penting sebab dalam sebuah
penelitian dibutuhkan data-data yang valid sehingga dapat menghasilkan sebuah
kesimpulan yang valid pula. Nah, sebelum mengumpulkan data, biasanya peneliti
memiliki sebuah hipotesis. Hipotesis itu sendiri adalah sebuah dugaan kesimpulan
sementara tentang suatu hal yang akan diteliti.
Nantinya, hipotesis inilah yang akan dibuktikan oleh si peneliti sendiri secara
empiris dalam penelitian yang dilakukannya.
Agar bisa membuktikan benar atau tidaknya hipotesis dari peneliti tersebut, maka
sangat pengumpulan data dengan menggunakan cara yang tepat dan benar. Salah
satu proses pengumpulan data yang umum dilakukan menurut Nan Lin ada 8 tahap
yang perlu dilalui, diantaranya:
1. Tinjau Literature dan Konsultasi dengan Ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli.
Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian,
konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam
mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hipotesis yang pernah
diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden
kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat
di mana data akan dikumpulkan
Maksudnya di sini adalah peneliti ya Maksudnya di sini adalah peneliti yang
bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami
berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan terhadap
tokoh-tokoh yang bersangkutan.
ng bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami
berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan terhadap
tokoh-tokoh yang bersangkutan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan
lingkungan
Maksud di sini adalah peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk bagaimana cara mereka berpikir, cara mereka melakukan
sesuatu, Bahasa yang biasa digunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Proses pengumpulan data dapat didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sampel.
Maksud dari uji coba ini untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup handal
atau tidak , komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan Menyusun Pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, di susunlah instrumen penelitian dalam
bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan
penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substantif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan
terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi yang
diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis.
7. Cross checking,validitas dan ralibilitas
Pada proses pengumpulan data tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data
yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang terkumpul supaya dapat
dianalisis
Setelah data terkumpul, saatnya mengkoordinasikan data-data yang telah terkumpul.
Jika sudah, maka kamu dapat mulai menganalisis data-data tersebut. Pastikan tidak
ada data yang kurang valid.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017), teknik pengumpulan merupakan data yang dapat
dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan) dan gabungan ketiganya.
1. Interview (wawancara)
2. Questionnare (angket)
3. Observasi (pengamatan)
4. Dokumen

Jenis-jenis data berdasarkan penelitian


1. Data Kualitatif
Pengertian data kualitatif merupakan data naratif atau deskriptif yang bertujuan untuk
menjelaskan kualitas suatu fenomena. Kualitas suatu fenomena biasanya tidak mudah
atau tidak dapat diukur secara numerik.
Contoh data kualitatif:
 Deskripsi suatu suatu daerah yang diteliti
 Biografi narasumber yang dijadikan referensi penelitian
 Sejarah berdirinya suatu perusahaan yang diteliti

2. Data Kuantitatif
Berkebalikan dengan data kualitatif yang tidak dapat diukur, maka data
kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung
secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu
statistika adalah atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu
kasus atau objek penelitian.
Contoh data kuantitatif:
 Data jumlah siswa tiap tahun suatu sekolah
 Data penjualan barang suatu toko tiap hari
 Data tinggi badan mahasiswa suatu kelas

Jenis-jenis data berdasarkan sumber


1. Data Primer
Data primer adalah data utama atau data pokok yang digunakan dalam penelitian.
Data pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh langsung dari
tangan pertama subjek penelitian atau responden atau informan. Perkecualian pada
riset kuantitatif.
Contoh data primer
Contoh data primer adalah sensus nasional yang dikumpulkan oleh pemerintah
biasanya melalui BPS Dimana pemerintah, setelah berhasil melakukan sensus
nasional, senantiasa membagikan hasilnya di koran, majalah online, siaran pers, dan
lain-lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap yang diperoleh tidak melalui tangan pertama,
melainkan melalui tangan kedua, ketiga atau seterusnya. Perkecualian juga pada
riset kuantitatif. Beberapa peneliti selalu mencontohkan dokumen seperti literatur
atau naskah akademik, koran, majalah, pamflet, dan lain sebagainya sebagai data
sekunder.
Contoh data sekunder
Contoh data sekunder diantaranya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa
absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang
diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
https://penerbitbukudeepublish.com/teknik-pengumpulan-data/
5 Menurut Barton an Lee (2013) kemampuan multimodal dari vlog (video blog)
memungkinkan peserta didik untuk berlatih berbicara, menulis, dan mendengarkan
dalam waktu bersamaan. Selain itu, media vlog ini cocok digunakan peserta didik
ketika melakukan pembelajaran mandiri. Oleh karena itu, penggunaan
multimodalitas yang menggabungkan gambar, suara, dan teks seperti media vlog ini
sangat bermanfaat dalam menunjang pembelajaran menulis teks deskripsi.
Produk media vlog yang sudah ada akan diimplementasikan pada jenjang SMK di
Garut. Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah mengetahui proses
penerapan media vlog dan efektifitasnya dalam pembelajaran menulis teks deskripsi
serta untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis teks deskripsi
melalui media vlog ini. Penelitian ini merupakan penelitian eskperimen yang
bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan nilai pre-test dan post-test antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Penggunaan media vlog ini digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis
teks deskripsi pada kelompok eksperimen. Harapannya, ada perbedaan antara hasil
keterampilan menulis teks deskripsi pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.

Anda mungkin juga menyukai