Disusun oleh:
Fakhrunnisa Afina
21861014
Jadi, metode merupakan cara mendapatkan data-data secara ilmiah dengan mencapai
tujuan tertentu. Namun, secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah agar
bisa mendapatkan pula data-data dengan tujuan serta kegunaan tertentu. Nah, sedangkan
pengertian penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, rangkaian kerja ilmiah dengan
tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.
Akan tetapi jika cara kerja ilmiah ini nantinya diterapkan pula dalam lapangan
pendidikan maka akan menjadi penelitian pendidikan. Oleh karena itu, pengertian
penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan ilmiah yang mana akan dilakukan
dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data hingga memecahkan permasalahan
pendidikan. Selain itu, penelitian pendidikan ini juga merupakan cara yang dapat
dipergunakan dalam mengembangkan bidang pendidikan.
Penelitian pendidikan ini memang menjadi penelitian yang harus detikers lakukan
dalam bidang pendidikan, yang mana nantinya menggunakan teori, konsep, prinsip
hingga metodologi penelitian. Tak hanya itu saja, juga harus mengetahui apa saja tujuan
dari penelitian pendidikan tersebut, yang mana hal ini bertujuan untuk menemukan
kembali, merevisi hingga menguji teori-teori ilmiah.
Tujuan lainnya yaitu agar teori-teori yang telah ada bisa menjadi lebih handal
Selain itu, menurut sumber yang ada maksud dari penelitian ilmiah terutama dalam
bidang pendidikan yaitu untuk :
Penting untuk kita ketahui bahwa dalam penelitian pendidikan ini juga memiliki jenis-
jenis, yang mana antara lainnya seperti :
-Pendidikan dasar
-Penelitian evaluasi
-Penelitian terapan
-Manfaat Penelitian Pendidikan
Selain itu, kita bisa melihat apa saja manfaat dari penelitian pendidikan itu sendiri,
antara lain:
-Sebagai peta yang mana nantinya dapat mendeskripsikan tentang keadaan pendidikan
dan juga mendeskripsikan mengenai kemampuan sumber daya hingga kemungkinan
hambatan yang akan dihadapi.
-Sebagai bahan dasar dalam menyusun suatu kebijakan, termasuk pula strategi terutama
dalam pengembangan pendidikan
-Sebagai sarana diagnosis pada saat mencari penyebab tentang suatu kegagalan hingga
masalah-masalah yang akan di hadapi terutama pada saat pelaksanaan pendidikan
sehingga nantinya dapat mencari penyelesaian dengan tepat
-Sebagai salah satu masukan yang nantinya dapat memberikan gambaran-gambaran
tentang kemampuan dalam peralatan, pembekalan, pembiayaan hingga tenaga kerja.
-Selain itu, hal ini juga memiliki manfaat dengan tujuan memiliki peran dalam suatu
keberhasilan pendidikan.
Jadi, kesimpulannya yaitu pada hakikatnya penelitian pendidikan ini dilakukan yaitu
sebagai cara untuk dapat memperoleh sebuah informasi yang nantinya dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu, dengan adanya hal ini dapat berupaya untuk
memahami lagi proses pendidikan sehingga menemukan solusi yang tepat.
1.b
Peranan teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah pembelajaran. Manusia agar
dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik perlu belajar. Sedangkan untuk dapat
belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan beraneka sumber belajar.
Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar. Pada gilirannya terbukanya kesempatan seseorang untuk
belajar sepanjang hayat, di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan
sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Teknologi
pembelajaran diperlukan untuk dapat menjangkau peserta didik di manapun mereka
berada. Selain itu untuk melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh
kesempatan untuk belajar, memenuhi kebutuhan belajar untuk dapat mengikuti
perkembangan, dan meningkatkan efisiensi, efektifitas dalam belajar.
Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai
lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah. Peranan teknologi pembelajaran
dalam memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran, khususnya dalam perluasan
akses dan peningkatan mutu pendidikan, melalui:
a) penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusuanan kurikulum
2013, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan kurikulum,
kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
b) penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar,
modul, buku teks, atau buku elektronik (e-book);
c) penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan teori-teori
belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan paradigma baru pendidikan
lainnya;
d) mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif dan
efisien (Purwanto, 2005) dan
(e) mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati diri
melalui proses pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM).
Kesimpulan
Rumusan definisi teknologi pembelajaran sampai dengan definisi 1994 telah memiliki
kepastian tentang ruang lingkup garapannya. Namun ke depan jumlah kawasan beserta
kategorinya akan semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan dalam bidang
teknologi dan pendidikan, serta disiplin ilmu lainnya yang relevan. Setiap kawasan tidak
berjalan sendirisendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis. Istilah teknologi
pendidikan dipakai bergantian dengan istilah teknologi pembelajaran, teknologi
pembelajaran adalah suatu disiplin ilmu atau bidang garapan yang bertujuan untuk
memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran, dan sekaligus untuk
meningkatkan kinerja dengan menggunakan pendekatan sistemik (holistik atau
menyeluruh. Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan
sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Teknologi pembelajaran mempunyai dua bidang kajian utama, 92 93 yaitu: a). mengkaji
tentang teori belajar dan perilaku manusia lainnya (soft technology), dan b). mengkaji
teknologi terapan yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah pembelajaran (hard
technology). Namun, fokus dari teknologi pembelajaran bukan pada proses psikologis
bagaimana peserta didik belajar, melainkan pada proses bagaimana teknologi perangkat
lunak dan keras digunakan mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap
kepada peserta didik sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku.
a. Dimensi tujuan:
Tujuan dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) menunjukkan adanya hubungan antar
variabel, (b) menguji teori, dan (c) mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif.
Tujuan dari penelitian kualitatif antara lain: (a) menemukan hubungan pola yang
bersifat interaktif -tidak terlihat dengan jelas posisi dari variabel dependen dan
independen-, (b) menemukan teori, (c) menggambarkan realitas yang kompleks, dan
(d) memperoleh pemahaman makna.
Tujuan dari penelitian pengembangan antara lain: (a) menghasilkan produk; dan (b)
menguji keefektifan suatu produk. Kedua tujuan tersebut bisa bersifat kesatuan atau
parsial. Bersifat kesatuan artinya peneliti bisa menghasilkan produk sekaligus menguji
keefektifan dari produk yang dihasilkan. Secara parsial memiliki arti bahwa peneliti
bisa memilih salah satu dari kedua tujuan tersebut, yaitu menghasilkan poduk tanpa
harus melakukan uji keefektifan atau menguji keefektifan suatu produk yang telah
dihasilkan peneliti lain.
b. Dimensi desain:
Desain dari penelitian kuantitatif antara lain: (a) spesifik, jelas, dan rinci; (b)
ditentukan secara mantap sejak awal; (c) menjadi pedoman langkah demi langkah.
Desain dari penelitian kualitaif antara lain: (a) umum; (b) fleksibel; (c) berkembang
dan muncul di dalam proses penelitian; dan (d) mengedepankan konstruksi dari teori
daripada pengujian teori.
Desain dari penelitian pengembangan antara lain: (a) memerlukan analisis kebutuhan;
(b) melakukan uji produk; (c) long live product evaluation (evaluasi produk bersifat
sepanjang hayat), hal ini dimaksudkan pada penyesuaian perkembangan produk
dengan revisi.
c. Dimensi proses:
Berbicara penelitian pendidikan, tidak bisa dipisahkan dari penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Creswell (2012:12) menunjukkan dua jalur pendekatan yang berbeda dari
kedua penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.
Proses dari penelitian kuantitaif selalu diawali dengan permasalahan yang jelas dan
diurai secara empirik dan teoritik (studi pendahuluan/ preliminary study). Secara
umum, proses penelitian kuantitatif antara lain: (a) Sumber masalah (empiris dan
teoritis), (b) rumusan masalah, (c) pengajuan hipotesis, (d) pendugaan terhadap
hubungan antar variabel, (e) menyusun instrument penelitian, (f) mengumpulkan dan
menganalisa data, (g) penemuan sesuai, hipotesis, dan (h) kesimpulan
Proses dari penelitian kualitatif tidak diawali dengan permasalahan yang jelas
sehingga peneliti harus melakukan pengamatan-pengamatan secara umum atau kasar
terhadap obyek yang akan diteliti secara berulang-ulang (proses ini disebut sebagai
tahap deskripsi). Berikut adalah proses penelitian kualitatif: (a) tahap deskriptif
(memasuki konteks sosial), (b) tahap reduksi (menentukan fokus: memilih diantara
yang telah dideskripsikan, (c) tahap seleksi (mengurai fokus : menjadi komponen yang
lebih rinci), (d) proses memperoleh data dilakukan secara sirkular dan berulang-ulang
dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber, (e) proses analisa dan intepretasi data,
dan (f) menarik kesimpulan.
Proses penelitian pengembangan diawali dengan potensi atau masalah yang muncul di
lingkungan peneliti, kemudian peneliti menetapkan produk apa yang akan dihasilkan
sebagai solusi atas masalah tersebut. Merujuk pada Sugiyono (2010:408), tahap-tahap
penelitian pengembangan diantaranya: Adapun langkah-langkah penelitian media
yang digunakan adalah sebagai berikut (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c)
desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi
produk, (h) uji coba pemakaian, (i) revisi produk, dan (j) produksi masal.
d. Dimensi hasil:
Hasil penelitian kuantitatif hasil adalah berupa jawaban berupa simpulan atas
rumusan masalah yang didapat dari pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
Hasil penelitian kualitatif tidak hanya menghasilkan data atau informasi yang sulit
dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga menghasilkan informasi-informasi yang
bermakna, bahkan menghasilkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk
membantu memecahkan masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia. Hasil
penelitian akan dapat ditemukan oleh peneliti lain, asal sasaran, masalah, pendekatan,
metode, rancangan dan latar relatifnya sama (Suparlan, 1994) dalam Mukhadis
(2013:81)
Hasil penelitian pengembangan adalah berupa produk yang telah teruji dan layak
untuk diproduksi secara masal.
e. Dimensi manfaat:
Manfaat dari penelitian kuantitatif lebih bersifat makro, karena hasil dari penelitian
atas sampel dapat digeneralisasikan kepada populasi.
Manfaat dari penelitian kualitatif lebih bersifat mikro, hasil dari penelitian hanya
bisa diberlakukan untuk lingkup yang diteliti dan memiliki tranferability terhadap
kasus yang benar-benar serupa dengan obyek yang diteliti.
Manfaat dari penelitian pengembangan memiliki sifat sama dengan penelitian
kualitatif dan tergantung terhadap cakupan masalah yang sedang “diobati”. Semakin
luas cakupan wilayah penelitian maka manfaat dari hasil penelitian (produk) juga
dapat diterapkan di wilayah yang luas.
2.b Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial, dari fisika
dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk
meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam
ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Sumber:
1. https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/jenis-metode-penelitian-2566/
2. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/penelitian-kualitatif.html
3. http://sosiologis.com/metode-penelitian-kuantitatif
4. https://www.researchgate.net/publication/304781758_BUKU_METODE_PENELITIAN_KUANTITATIF
5. https://www.globalstatistik.com/metode-penelitian-kuantitatif/
6. https://penelitianilmiah.com/penelitian-kuantitatif/
7.
.
2.c Pengertian Masalah, Variabel & Paradigma Penelitian.
Dalam ranah ilmu sosial, Masalah sosial yang didefinisikan Robert K Merton
sebagai ”ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan” antara standar
kebersamaan dan kondisi nyata. Atau dengan kata lain,”Sebuah situasi tak terduga
yang tidak sejalan dengan tata nilai yang dianut sekelompuk orang yang
menyetujui bahwa perlu adanya tindakan untuk mengatasi situasi”.
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Tentunya
banyak pengertian lain, tapi sepertinya pengertian itu sudah cukup. Merupakan
suatu konsep yang bervariasi atau konsep yang memiliki nilai ganda atau suatu
faktor yang jika diukur akan menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel juga
dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang yang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang
lain.
Landasan teori merupakan sebuah konsep dengan pernyataan yang sistematis atau
tertata rapi karena landasan teori ini nantinya akan menjadi landasan yang kuat di
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Arti lain dari landasan teori
merupakan seperangkat definisi, konsep. proposisi yang telah disusun rapi dah
sistematika mengenai berbagai variabel di dalam sebuah penelitian.
Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat di dalam penelitian yang akan
dilakukan. Oleh sebab itu, dengan adanya landasan teori dan terciptanya landasan
tersebut dengan baik, maka penelitian akan menjadi salah satu hal yang penting
karena landasan teorinya jelas, sistematis, dan baik yang kemudian jadi dasar atas
penelitian tersebut.
b. KerangkaBerfikir
Mengutip definisi yang dipaparkan dari buku berjudul Metode Penelitian
Kuantitatif karya Dominikus Dolet Unaradjan.
Dijelaskan bahwa kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran yang
memuat perpaduan antara teori dengan fakta, observasi, dan kajian
kepustakaan, yang akan dijadikan dasar dalam kegiatan penelitian.
Dalam definisi tersebut, kerangka berpikir dibuat lebih identik untuk karya
tulis ilmiah. Biasanya sudah mulai disusun sebelum melaksanakan
kegiatan penelitian, yang memuat semua variabel penelitian yang akan
dilakukan.
Kerangka berpikir kemudian bisa dijelaskan atau digambarkan dalam
bentuk susunan bagan yang saling terhubung, atau bagan alir. Sehingga
dari sumber berbeda, kerangka berpikir diartikan sebagai suatu diagram
yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah
penelitian.
Sehingga kerangka berpikir pada dasarnya adalah susunan seluruh variabel
atau segala sesuatu yang nantinya membantu menjalankan penelitian
dengan baik dan benar. Sedangkan dalam karya tulis umum, seperti tulisan
non ilmiah.
Kerangka berpikir memuat alur seluruh permasalahan yang akan
diceritakan di dalam karya tulis yang dibuat. Mulai dari perkenalan, lalu
penyebab konflik, kemudian proses menyelesaikan konflik, dan bagian
ending atau penutup. Semua dicantumkan di dalam kerangka pemikiran.
Menurut Sugiyono (2017:60) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
c. Pengajuan Hipotesis
Dalam Azwar (2007:49), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, perumusan hipotesis
sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian.
Dalam Kerlinger (2000:32-33), hipotesis adalah alat yang penting dan
mutlak dalam penelitian ilmiah, alasannya adalah :
a. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori
b. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukan kemungkinan betul dan salahnya
c. Hipotesis adalah alat yang besar dayannya untuk memajukan
pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat “keluar” dari dirinya
sendiri.
Tanpa hipotesis tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan dalam arti yang
sepenuh-penuhnya.
3.b Pengertian Metode Penelitian Eksperimen
Metode penelitian eksperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif.
Fraenkel dan Wallen (2009) menyatakan bahwa eksperimen berarti mencoba,
mencari, dan mengkonfirmasi. Gordon L Patzer (1996) menyatakan bahwa
hubungan kausal atau sebab akibat adalah inti dari penelitian eksperimen.
Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat, hal ini berarti bila variabel
independen diubah-ubah nilainya maka akan merubah nilai dependen. Misalnya,
bila niai insentif dinaikturunkan maka akan merubah nilai kinerja pegawai.
Ada empat faktor utama dalam penelitian eksperimen, yaitu hipotesis, variabel
independen, variabel dependen, dan subyek. Hipotesis dalam penelitian
eksperimen merupakan keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti diuji.
Berdasarkan hipotesis tersebut selanjutya dapat ditentukan variabel independen
dan dependen serta subyek yang digunakan untuk penelitian.
3.c
Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian yang harus
ditentukan sejak awal. Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, peneliti bisa
menentukan metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Apa itu Populasi?
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi tersebut.
Nilai yang dihitung dan diperoleh dari populasi ini disebut dengan parameter.
Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh seorang
peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait dalam suatu
penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah pengertian
populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada penelitian.
Apa itu Sampel?
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan populasi
itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan yang diperoleh
dari sampel inilah yang disebut dengan statistik.
Pengertian Populasi Menurut Para Ahli
-(Djarwanto, 1994: 420) Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan
--Menurut Arikunto Suharsimi (1998: 117), Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti sebuah elemen yang ada dalam wilayah
penelitian tersebut, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
-Menurut Sugiyono (1997: 57), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Ada tiga (3) definisi dalam kuantitatif, yaitu definisi konstitutif, konseptual, dan
operasional. Namun, secara umum yang sering digunakan adalah dimensi konseptual
dan operasional.
3.e
Independent Variabel dan Dependent Variabel
Menurut (Sugiyono, 2015:96) “variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Menurut (Sugiyono, 2015:97) “variabel
Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”.
Dalam penelitian, pastilah harus ada variabel penelitian. Variabel penelitian
mencerminkan karakteristik populasi yang ingin ditelaah. Ada beberapa jenis
variabel, diantaranya adalah variabel Dependen, Independen, Moderating,
dan Intervening. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis variabel tersebut.
Tujuan penelitian, seperti halnya tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi
fenomena melalui berbagai uji. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis
digambarkan dengan variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Bentuk hubungan antara variabel-
variabel independen dengan variabel-variabel dependen, dapat berupa hubungan
korelasional dan hubungan sebab-akibaat. Sesuai dengan fenomena social yang
dijelaskan, bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
dapat bersifat positif atau negatif.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menunjukan jarak interval
antar tingkatan tidak harus sama. Skala ordinal setingkat lebih tinggi
dibandingkan dengan skala nominal. Skala ordinal pengkategorisasian
disusun berdasarkan urutan terendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Skala ordinal dari segi pengkategorisasiannya saling memisah. Dari segi
kategorisasi data dibuat berdasarkan karakteristik khusus. Sedangkan
untuk kategorisasi data disusun berdasarkan pada karakteristik.
Ciri skala ordinal memiliki tiga ciri, sebagai berikut.
Data saling memisah
Data bersifat logis dan mengikuti aturan
Kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah
karakteristik yang dimiliki
3. Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang sering digunakan untuk
menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Pada skala interval tidak
memiliki nilai nol. Nilai nol yang dimaksud hanya menggambarkan satu
titik dalam skala saja.
Dari asal tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala
nominal. Skala interval memiliki nilai bobot yang sama dari satu data
dengan yang lain. Skala interval bersifat saling memisah. Sedangkan untuk
kategorisasi data diatur secara logis, untuk kategorisasi data memiliki
karakteristik khusus saat menentukan skala.
Ciri-ciri skala pengukuran interval sebagai berikut.
Data bersifat saling memisah
Data bersifat logis
Data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang
dimilikinya
Angka “0” hanya menggambarkan titik dalam skala, tetapi sebenarnya
tidak memiliki nilai nol absolut
4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran data dalam penelitian yang lebih
sering digunakan untuk membedakan, mengurutkan dan membandingkan
data. Skala rasio adalah skala paling tinggi dibandingkana tiga jenis skala
yang sudah disebutkan sebelumnya.
Untuk lebih simpelnya, berikut ciri-ciri skala rasio yang bisa di garis
bawahi.
Data bersifat saling memisah
Data bersifat logis dan mengikuti aturan
Kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus
Itulah empat macam skala pengukuran data dalam penelitian. Semoga
sedikit ulasan ini bermanfaat. Jika masih binggung, berikut adalah contoh
skala pengukuran data dalam penelitian.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang
tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat
ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki
kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-
perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item
total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti
pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor
faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya
suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien
korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik pengujian
yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan
korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah
penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi
signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan
dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r
tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Langkah-langkah
dalam pengujian validitas ini yaitu :
1. Buat skor total masing-masing variabel (Tabel perhitungan skor)
5. Klik Ok
Tabel rangkuman hasil uji validitas dari variabel tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji
signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid
Keterangan :
Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah
keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan
bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat
dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang
sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang
disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai
rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah
cukup memuaskan jika ≥ 0.700.
Keterangan :
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara
jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka
reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50
maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item
tidak reliabel.
4. Klik Ok
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang menunjukan bahwa ke-11 pernyataan
cukup reliabel
Sumber
1. Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi
Kuantitatif dengan SPSS. Diakses dari http://devamelodica.com/cara-
menghitung-uji-validitas-dan-uji-reliabilitas-instrumen-skripsi-kuantitatif-
dengan-spss/
2. UJI VALIDITAS KUISIONER. Diakses dari
http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-validitas-kuisioner.html
3. Uji validitas dan Uji Reliabilitas. Diakses dari
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/diklat_kursus_spss/d.Bab_II_Uji_
Validitas_dan_Uji_Reliabilitas.pdf
4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS. Diakses dari
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html
5. ANALISIS UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
KUESIONER. Diakses dari http://www.slideshare.net/rachmatstatistika/uji-
validitas-dan-reliabilitas
4.c Pengertian Teknik Pengumpulan Data
Dilansir dari beragam sumber, berikut adalah pengertian Teknik pengumpulan data,
diantaranya:
Teknik pengumpulan data atau (data collection) adalah proses riset dimana
peneliti menerapkan metode ilmiah dalam mengumpulkan data secara sistematis
untuk dianalisa.
Teknik pengumpulan merupakan sebuah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk bisa mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan dari
penelitian yang diambilnya.
Untuk melakukan sebuah teknik pengumpulan data biasanya telah ditentukan oleh
beberapa variabel penelitian. Apabila semua data telah terkumpul, langkah
berikutnya adalah dengan melakukan pengolahan data. Jadi, data yang dikumpulkan
tidaklah memiliki arti apabila tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Nah, data yang ada dalam sebuah penelitian ternyata cukup banyak. Beberapa
contoh data dalam sebuah penelitian ialah, huruf, angka simbol, gambar, situasi,
bahasa, suara dan lain sebagainya. Berbagai macam data tersebut kemudian akan
dipakai jika masih berkaitan dan memiliki kesinambungan dengan konsep, kejadian
atau pun objek yang nantinya akan diteliti.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian.
Data yang dikumpulkan ditentukan olehvariabel-variabel yang ada dalam hipotesis.
Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telahditentukan sebelumnya. Sampel
tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian
Proses Pengumpulan Data
Prosedur Teknik pengumpulan data menjadi sangat penting sebab dalam sebuah
penelitian dibutuhkan data-data yang valid sehingga dapat menghasilkan sebuah
kesimpulan yang valid pula. Nah, sebelum mengumpulkan data, biasanya peneliti
memiliki sebuah hipotesis. Hipotesis itu sendiri adalah sebuah dugaan kesimpulan
sementara tentang suatu hal yang akan diteliti.
Nantinya, hipotesis inilah yang akan dibuktikan oleh si peneliti sendiri secara
empiris dalam penelitian yang dilakukannya.
Agar bisa membuktikan benar atau tidaknya hipotesis dari peneliti tersebut, maka
sangat pengumpulan data dengan menggunakan cara yang tepat dan benar. Salah
satu proses pengumpulan data yang umum dilakukan menurut Nan Lin ada 8 tahap
yang perlu dilalui, diantaranya:
1. Tinjau Literature dan Konsultasi dengan Ahli
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat
diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli.
Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian,
konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam
mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hipotesis yang pernah
diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden
kita dalam penelitian.
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat
di mana data akan dikumpulkan
Maksudnya di sini adalah peneliti ya Maksudnya di sini adalah peneliti yang
bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami
berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan terhadap
tokoh-tokoh yang bersangkutan.
ng bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami
berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan terhadap
tokoh-tokoh yang bersangkutan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan
lingkungan
Maksud di sini adalah peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
respondennya termasuk bagaimana cara mereka berpikir, cara mereka melakukan
sesuatu, Bahasa yang biasa digunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
4. Uji coba atau pilot study
Proses pengumpulan data dapat didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada
kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sampel.
Maksud dari uji coba ini untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup handal
atau tidak , komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan Menyusun Pertanyaan
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, di susunlah instrumen penelitian dalam
bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan
penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia
mengandung makna yang signifikan dan substantif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan
terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi yang
diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis.
7. Cross checking,validitas dan ralibilitas
Pada proses pengumpulan data tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data
yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang terkumpul supaya dapat
dianalisis
Setelah data terkumpul, saatnya mengkoordinasikan data-data yang telah terkumpul.
Jika sudah, maka kamu dapat mulai menganalisis data-data tersebut. Pastikan tidak
ada data yang kurang valid.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017), teknik pengumpulan merupakan data yang dapat
dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan) dan gabungan ketiganya.
1. Interview (wawancara)
2. Questionnare (angket)
3. Observasi (pengamatan)
4. Dokumen
2. Data Kuantitatif
Berkebalikan dengan data kualitatif yang tidak dapat diukur, maka data
kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung
secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu
statistika adalah atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu
kasus atau objek penelitian.
Contoh data kuantitatif:
Data jumlah siswa tiap tahun suatu sekolah
Data penjualan barang suatu toko tiap hari
Data tinggi badan mahasiswa suatu kelas